Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI

Di Susun Oleh :

Muhammad Septyan (201911420018)


Aditya Werdinata (201911420036)

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DR. SOETOMO
SURABAYA
2022
1. PROFIL PERUSAHAAN GARUDA INDONESIA
Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan Indonesia yang berkonsep
sebagai full service airline (maskapai dengan pelayanan penuh). Saat ini Garuda
Indonesia mengoperasikan 82 armada untuk melayani 33 rute domestik dan 18
rute internasional termasuk Asia (Regional Asia Tenggara, Timur Tengah,
China, Jepang dan Korea Selatan), Australia serta Eropa (Belanda).
Sebagai pelopor maskapai nasional yang didirikan pada tahun 1949, Garuda
Indonesia menambahkan kembali tagline “The Airline of Indonesia” sebagai
kepeloporan dan identitas maskapai pembawa bendera bangsa (flag carrier) di
tengah persaingan industri penerbangan yang semakin ketat baik di tingkat
nasional dan khususnya di tingkat internasional. Dengan tagline ini, Garuda
Indonesia semakin memantapkan posisi menuju maskapai kelas dunia.

2. BIDANG PERUSAHAAN GARUDA INDONESIA


PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk merupakan perusahaan yang berbasis di
Indonesia yang utamanya bergerak dalam bisnis penerbangan komersial.
Bisnisnya diklasifikasikan ke dalam tiga segmen: pengoperasian penerbangan,
layanan pemeliharaan pesawat terbang, dan pengoperasian lainnya.
Perusahaan ini mengoperasikan pesawat angkutan layanan-penuh dengan
nama merek Garuda Indonesia, sedangkan anak perusahaannya, PT Citilink
Indonesia mengoperasikan pesawat angkutan ekonomis dengan nama merek
Citilink. Bisnis layanan pemeliharaan pesawat terbangnya dijalankan oleh anak
perusahaannya, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia. Pengoperasian
bisnis lainnya dijalankan oleh anak perusahaannya seperti PT Aero Wisata,
yang bergerak dalam industri horeka dan pariwisata; PT Abacus Distribution
Systems Indonesia, yang bergerak dalam bidang penyediaan layanan teknologi
informasi dalam sistem reservasi komputer, dan PT Aero Systems Indonesia,
yang menyediakan konsultasi sistem teknologi informasi, layanan rekayasa dan
pemeliharaan untuk penerbangan dan industri lainnya.

3. STRATEGI PEMASARAN GARUDA INDONESIA


3.1 Segmentasi Pasar
Garuda Indonesia merupakan maskapai penerbangan yang tertua dan
terbaik di Indonesia. Hal itu terbukti dari berbagai penghargaan yang telah
diterima dll. Garuda Indonesia sudah memiliki segmentasi pasar yang sangat
luas yang memang sudah go international. Sekarang ini Garuda juga telah
menambahkan berbagai jadwal penerbangan ke beberapa negara di dunia.
Sedangkan di Indonesia Garuda Indonesia sudah menjangkau seluruh kota.
Garuda Indonesia sendiri memiliki target pasar untuk kalangan atas, hal ini
terbukti harga tiket yang jauh lebih tinggi dari kompetitor-komprtitor lainnya.
Mengapa demikian karena dalam hal ini garuda lebih mementingkan kulaitas
terhadap pelayanan yang diberikan terbukti dengan Konsep Garuda Indonesia
Experience, yang didasari oleh “5 senses” (sight, sound, scent, taste, dan touch)
“customer touch points” yang dimulai dari pelayanan “pre-journey, pre-flight,
in-flight, post-flight dan post-journey”. Garuda Indonesia berupaya
meningkatkan citra Indonesia di dunia internasional. Semua itu bertujuan
untuk memberikan rasa nyaman terbang bersama Garuda.
Selain itu Garuda mengincar pangsa pasar internasional dan menargetkan
pasar kalangan menengah keatas dan mengedepankan pelayanan yang
diberikan. Sedangkan untuk segmentasi kalangan yang mengincar low cost
carrier aircraft PT. Garuda Indonesia menyediakan Citilink. Berbeda dengan
induknya, Garuda Indonesia, yang menggunakan brand Garuda untuk melayani
pasar premium, brand Citilink digunakan untuk melayani segmen pasar
berbiaya rendah.
3.2 Bauran Pemasaran
Garuda merupakan perusahaan yang bergerak pada bisnis jasa. Dalam bisnis
jasa terdapat 7 komponen marketing mix atau sering disebut dengan istilah
bauran pemasaran. Kotler (2000) berpendapat bahwa bauran pemasaran
adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk
mencapai tujuan dalam pasar sasaran.
Tujuh bauran pemasaran pada bisnis jasa penerbangan Garuda Indonesia
dijelaskan sebagai berikut :
1. Product (Produk), yaitu dengan memberikan jasa penerbangan yang
baik dan memuaskan bagi konsumen demi mempertahankan pelanggan lama
ataupun menggaet pelanggan baru, antara lain dengan cara : menyediakan
pesawat yang besar dan modern, mengutamakan keselamatan penerbangan,
makanan dan snack yang berkualitas, pelayanan bagasi yang handal dan
terpercaya, tempat duduk di dalam pesawat yang nyaman dan tidak sempit,
pilihan jadwal penerbangan yang beragam, program Frequent Flyer yang
menarik.
2. Price (Harga), harga sebagai alat kegiatan pemasaran, karena harga
mempengarui tingkat penjualan, keuntungan dan share yang diraih. Dalam hal
ini, Garuda selalu mementukan tingkat harga yang sesuai dengan kualitas
penerbangan yang diberikan. Garuda juga memberikan penawaran menarik
lainnya berupa potongan /diskon harga, dan harga spesial untuk pembelian
tiket penerbangan secara group atau untuk komunitas tertentu.
3. Place (Tempat atau Saluran Distribusi), peranan saluran distribusi
adalah sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha untuk mempermudah
penyampaian barang dan jasa dari perusahaan ke konsumen. Dalam hal ini
Garuda selalu menyediakan fasilitas pemesanan tiket yang mudah melalui call
center, kemudahan online booking (Web/SMS), kemudahan menjangkau
Agen/Kantor Penjualan, kemudahan dalam pembayaran E-ticketing.
4. Promotion (Promosi), tujuannya untuk mengkomunikasikan produk
Garuda demi menarik dan mempertahankan konsumen, dengan cara
pemasangan iklan di banyak media cetak ataupun digital seperti TV dan koran,
pemberian kemudahan fasilitas pada Frequent Flyer; kemudahan akan
informasi penerbangan/iklan yang ditampilkan, adanya undian berhadiah
dalam penerbangan.
5. People (Orang), dalam perusahaaan jasa seperti Garuda, kinerja dan
attitude karyawannya dapat membuat perbedaan besar dalam kepuasan
pelanggan. Idealnya, pegawai harus memperhatikan kompetensi, sikap
memperhatikan, responsif, inisiatif, kemampuan memecahkan masalah dan
niat baik. Perusahaan Garuda menekankan Sikap karyawan penjualan yang
ramah, sikap karyawan yang profesional, asistensi petugas sebelum
keberangkatan, tanggapan karyawan terhadap keluhan, keramahan pilot dan
pramugari.
6. Physical Evidence, kualitas jasa dapat ditunjukkan melalui bukti fisik,
dalam hal ini yang tergolong sebagai physical evidence dalam bisnis
penerbangan di Perusahaan Garuda adalah: kantor perwakilan yang bersih dan
nyaman, agen penjualan yang bersih dan nyaman, pesawat yang bersih dan
indah, logo perusahaan yang menarik.
7. Process (Proses), proses merupakan aliran aktifitas yang digunakan
untuk menyampaikan jasa dan merupakan faktor utama dalam bauran
pemasaran bisnis jasa seperti penerbangan. Garuda merealisasikan dimensi ini
dengan menciptakan proses check-in dan boarding yang mudah, jadwal
keberangkatan dan kedatangan yang tepat waktu, proses pengambilan bagasi
yang cepat.
Pandangan lain mengatakan bahwa, strategi pemasaran Garuda adalah
dengan memberikan pelayanan maksimal yang membuat pelanggan loyal,
dengan tahapan sebagai berikut (Anonim, 2012).
Tahap (1) Memberikan pelayanan secara dini, pelanggan dipantau
dengan penginderaan Garuda mulai dari titik yang dapat disentuh (touch
point) mulai dari berbagai titik 47 website, call center, sales office, Garuda
Frequent Flyer (GFF) center, dan service center.
Tahap (2) Pre-flight adalah layanan setelah konsumen membeli tiket.
Disini touch point-nya adalah penjualan tiket di bandara, customer service
desk, GFF membership service, check-in service, transfer desk, executive
lounge, dan boarding gate.
Tahap (3) Tahap in-flight, meliputi cabin service, cabin comfort, lavatory,
on board catering, in-flight entertainment, amenity kit, dan sales on board.
Tahap (4) Tahap post-flight, meliputi: arrival assistant, hospitality desk
(menangani penumpang yang butuh bantuan), baggage delivery, juga lost and
found.
Tahap (5) Customer affairs, loyalty program (GFF dan boarding pass bisa
digunakan untuk mendapatkan voucher belanja di merchant tertentu).
3.3 PROSES BISNIS PERUSAHAAN

4. BEST PRACTICE PERUSAHAAN


4.1 Best Practice dalam Hal Design Organization Structure
Pengorganisasian adalah salah satu fungsi manajemen, mengkoordinasiakan
hubungan berbagai sistem kewenangan dan pertanggungjawaban tugas-tugas
yang ada di dalam sebuah organisasi. Sistem tersebut menentukan bagaimana
para anggota organisasi menggunakan sumber-sumber untuk mencapai tujuan
organisasi secara efektif dan efisien dan pencapaian organisasi selalu berkaitan
dengan desian organisasional.
Struktur organisasi dimiliki oleh setiap organisasi maupun perusahaan. Salah
satunya adalah PT. Garuda Indonesia (persero) yang merupakan maskapai
penerbangan pertama dan terbesar di Indonesia dengan visinya menjadi
perusahaan penerbangan pilihan utama di Indonesia berdaya saing
internasional serta memiliki lima anak perusahaan yaitu PT Aerowisata yang
bergerak di bidang Travel, Hotel, Transportasi & Katering Pesawat; PT GMF
Aero Asia yang menyediakan jasa pemeliharaan pesawat terbang; PT ABACUS
Distribution System, penyedia jasa reservasi via komputer; PT Gapura Angkasa
(Ground Handling) serta PT Lufthansa System Indonesia yang bergerak di
bidang IT Provider & Solution.
Sebagai suatu organisasi mekanik, struktur organisasi PT Garuda Indonesia
menunjukan kompleksitas vertikal karena jumlah tingkatan-tingkatan dalam
struktur organisasi. Lebih jauh, struktur organisasi yang dimiliki oleh PT Garuda
Indonesia dapat di analisis melalui dua model desain organisasi yaitu desain
model tradisional atau desain model kontemporer.
 Model Tradisional
Berdasarkan desain organisasi, tipe struktur organisasi PT Garuda
Indonesia (persero) seharusnya mengusung design organisasi divisional karena
organisasi yang dibuat melalui pembagian atau unit bisnis antara unit semi
otonom dan divisi-divisi. Setiap unit dari divisi-divisi memiliki otonomi terbatas
dari perusahaan induk. Struktur devisional ini memiliki tiga tipe struktur, yaitu
struktur devisional berdasarkan produk, truktur devisional berdasarkan market
dan struktur dIvisional berdasarkan geografi.
 Pada struktur organisasi PT Garuda Indonesia, menunjukan
bahwa pembagian divisi berdasarkan area atau wilayah seperti area
Eastern Indonesia, area Asia, area Europe dan sebagainya merupakan
bentuk struktur devisional berdasrkan geografi.
 Selanjutnya pada sub-divisi Customer Relation MGT, apabila
struktur organisasi tersebut digambarkan lebih rinci akan tampak
adanya struktur divisional berdasarkan market karena behubungan
dengan para costumer atau pelanggan yang dihadapai, baik dalam skala
instansi, skala kecil maupun besar.
 Sedangkan untuk sub-divisi operasi seperti cabin service, flight
operation, ground operation dan sejenisnya, menunjukan struktur
divisional berdasarkan produk, ini berkaitan dengan produk jasa yang
dihasilkan oleh departemen tersebut.
Kelebihan struktur organisasi divisional yaitu berfokus pada hasil. Manajer
divisi bertanggungjawab terhadap apa yang terjadi pada produksi dan layanan
mereka. Namun, menggandakan biaya kegiatan dan sumber organisasi
berdampak pada efisiensi sehingga merupakan salah satu kekurangan dari
desain strukur organisasi divisional.
 Model Kontemporer
Di sisi lain, berdasarkan teori desain organisasi kontemporer. Pemberian
spesialisasi dari departemen fungsional untuk bekerja pada satu proyek atau
lebih mengindikasikan bahwa struktur organisaisi PT Garuda Indonesia
merupakan struktur proyek matriks. Di mana karyawan yang berada di bawah
tanggungjawab departemen tertentu memiliki dua manager yang saling
berbagi wewenang. Sebagai contoh dalam departemen niaga atau perniagaan
terdapat dua manager yaitu manajer secara fungsional maupun proyek. Secara
fungsional, General Manajer Area Western Indonesia yang bertanggungjawab
pada keputusan promosi, rekomendasi gaji, review tahunan. Serta, manajer
yang berperan menjalankan suatu proyek perusahaan. Sehingga perlu adanya
komunikasi teratur dan koordinasi kerja dalam menyelesaikan konflik
berasaman. Strukrur organisasi bertipe matriks yang dijalankan memberikan
keuntungan karena desainnya lentur dan fleksibel, sehingga PT Garuda
Indonesia dapat merespon dengan baik setiap perubahan lingkungan eksternal
organisasi yang berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung
terhadap lingkungan internal PT Garuda Indonesia dan membuat serta
mengambil keputusan secara cepat terhadap perubahan lingkungan yang
dihadapi.
4.2 PT Garuda Indonesia’s best practice in financial, operational and HRM
 Masalah – masalah
 Masalah Keuangan
1. Bisnis Merugi
2. Cashflow operasi negatif
3. Kewajiban jatuh tempo ($ 1,8 Jt)
4. Net Worth negatif $234 jt
5. S.I manajemen tidak dapat dikendalikan

 Masalah Operasional
1. Sebagian rute tidak menguntungkan.
2. Terlalu banyak jenis pesawat
3. Pelayanan dan Produk berkualitas rendah.
4. ketepatan waktu buruk
5. Yield rendah

 Masalah Manajemen
1. Manajemen tidak solid & tidak efektif.
2. operasional tidak efektif.
3. Budaya perusahaan tidak “fit” dengan kebutuhan
4. Produktivitas rendah.
Berdasarkan masalah-masalah yang dikemukakan maka best practice yang
harus dilakukan adalah, untuk mencapai suatu pembenahan yang
komprehensif ini maka dibutuhkan suatu perubahan terhadap paradigma
berpikir seluruh komponen Garuda, dan perubahan tersebut menyentuh hal-
hal sebagai berikut:
1. Garuda Indonesia adalah suatu travel business yang sangat jelas akan
berorientasi kepada profit.
2. Dalam pilihannya Garuda akan berkonsentrasi dan mengutamakan
pelayanan dalam bentuk Business Service. Dengan paradigma ini sudah
seharusnya Garuda menekankan pelayanan pada keamanan, keselamatan, dan
kenyamanan dalam penerbangan.
3. Garuda juga berorientasi pada comercial Airlines yang akan sepenuhnya
mengedepankan etika bisnis.
4. Paradigma yang dibentuk pada masa ini adalah untuk memprioritaskan
penerbangan domestik untuk menjangkau dan menghubungkan seluruh
wilayah di Idonesia.
5. Garuda Indonesia berorientasi pada segmen menengah ke atas, dengan
maksud untuk menghindari persaingan di segmen menengah ke bawah.
Dengan harapan penerbangan dengan segmen menengah ke bawah bisa
diambil alih oleh citylink.
6. Mengedepankan proses team work antar insan Garuda.

Perbaikan Corporate Value, diantaranya :


1. Restrukturisasi keuangan
2. Restrukturisasi neraca
3. Restrukturisasi organisasi dan human capital
4. Keandalan dan keselamatan pesawat
5. Kenyamanan pesawat
6. Peningkatan kualitas servis
7. Konsep baru dan peningkatan kapabilitas pemasaran, dan
8. Perbaikan citra
Menjaga hubungan dengan pelanggan, diantaranya :
1. Memenuhi semua komitmen yang telah dipublikasikan kepada pelanggan.
2. Memberikan layanan optimal dengan tidak membedakan suku, agama, ras,
warna kulit dan status sosial.
3. Memberikan kemudahan akses pemesanan dan transaksi layanan
penerbangan perusahaan.
4. Memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi pelanggan dalam layanan
pelaporan kesiapan untuk terbang.
5. Memenuhi ketepatan jadwal penerbangan pelanggan.
6. Melindungi keselamatan, keamanan dan kenyamanan penumpang selama
berada di dalam pesawat.
7. Memastikan penumpang beserta bagasinya dalam keadaan aman.
8. Memastikan ketepatan dan kelengkapan layanan jasa angkutan barang
pelanggan.
9. Menjaga kerahasiaan informasi mengenai pelanggan.
10. Memberikan informasi yang relevan dan akurat kepada pelanggan
mengenai layanan Perusahaan.
11. Menangani keluhan pelanggan dengan memberikan solusi terbaik.
12. Berterima kasih terhadap saran dan kritik pelanggan.
13. Membina hubungan baik dengan pelanggan.
Dengan strategi – strategi yang dilakukan diatas, dalam rangka pemenuhan
best practice yang harus dilakukan PT. Garuda Indonesia, maka dengan
penerapan strategi – strategi diatas secara tidak langsung akan menjadikan
solusi terbaik dalam penyelesaian masalah – maslah yang dihadapi oleh
perusahaan Garuda Indonesia.
5. Struktur Organisasi

5.1 Unsur – Unsur Organisasi Induk :


i.Unsur Pelaksana
Yaitu yang menjalankan kebijakan; dipimpin oleh Direktur dengan
dibantu oleh VP (Vice President) dan Senior GM (Senior General Manager).
Unsur Pelaksana dalam organisai induk PT. Garuda Indonesia terdiri dari:
1. Commersial Services
Bertanggung jawab terhadap pencapaian Sales & Revenue dan Service
pre-in-post flight melalui pengelolaan network marketing revenue service
service delivery dan cabin crew secara terintegrasi; dipimpin oleh Direktur
Niaga.
2. Operation Services
Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan operasi penerbangan, melalui
pengelolaan cockpit crew ground operations flight dispatch operation control
dan dukungan operasional lainnya; dipimpin oleh Direktur Operasi.
3. Engineering & Maintenance Services
Bertanggung jawab terhadap penjaminan ketersediaan pesawat yang
airworthy melalui pengendalian dan pengelolaan kualitas perawatan pesawat;
dipimpin oleh Direktur Teknik.
4. Corporate Strategy & Information Technology Services
Bertanggung jawab terhadap perumusan strategi dan perencanaan jangka
panjang melalui pembentukan Strategy Management Office serta dukungan
teknologi informasi yang handal; dipimpin oleh Direktur Strategi & Teknologi
Informasi.
5. Financial Services & Group CFO
Bertanggung jawab terhadap pengelolaan keuangan perusahaan melalui
pengelolaan treasury financial analysis comptroller dan pengelolaan aset;
dipimpin oleh Direktur Keuangan.
6. Human Capital Management & Corporate Support Services
Bertanggung jawab terhadap pengelolaan sumber daya manusia, pendidikan
& pelatihan serta pengadaan; dipimpin oleh Direktur SDM dan Umum.
7. Area Management
Merupakan pengelola pelaksanaan seluruh kebijakan dan bisnis perusahaan
di Branch Offices tempat dimana Perusahaan melakukan bisnis, yang terdiri
dari: Area Western Indonesia (WEI); Area Eastern Indonesia (EAI); Area Asia
(ASA) & Middle East (MEA); Area Japan, Korea, China (JKC); Area South West
Pacific (SWP). Area Mangement dalam melaksanakan tugasnya bertanggung
jawab kepada Board of Director (BoD), namun secara operasional dikelola oleh
Direktur Niaga.
ii.Unsur Pendukung
Yaitu fungsi yang mempunyai peran mendukung Direktur Utama dan/atau
direksi; dipimpin oleh VP.
Unsur Pendukung dalam organisasi induk PT. Garuda
Indonesia terdiri dari:
1. Unit Corporate Quality, Safety & Aviation Security
Berfungsi untuk mengelola Safety management system; bertanggung
jawab kepada Direktur Utama, namun secara operasional dikelola oleh
Direktur Operasi.
2. Unit Internal Audit
Berfungsi untuk memastikan efektivitas sistem audit internal perusahaan;
bertanggung jawab kepada Direktur Utama, namun secara operasional
dikelola oleh Direktur Keuangan.
3. Unit Corporate Secretary
Berfungsi untuk melindungi perusahaan dari aspek hokum melalui
pemberian pendapat hukum, penyelesaian permasalahan hukum, legalisasi
perjanjian; memastikan struktur dan mekanisme Good Corporate
Governance (GCG) terimplementasi & selaras; memastikan penyelenggaraan
administrasi perusahaan sesuai hokum dan perundangan yang berlaku
dan prinsip GCG, serta mendukung layanan umum; bertanggung jawab
kepada Direksi namun secara operasional dikelola oleh Direktur SDM &
Umum.
4. Unit Haji
Berfungsi untuk mengelola penerbangan haji; bertanggung jawab kepada
Direksi, namun secara opersaional dikelola oleh Direktur Operasi.
5. Corporate Safety Committee
Merupakan suatu forum rapat resmi perusahaan yang melakukan
pertemuan secara berkala untuk membahas isu-isu yang terkait dengan
flight safety / keselamatan penerbangan, aviation security / keamanan
penerbangan, health / keselamatan, dan environment / lingkungan. Forum
ini dipimpin oleh Predisent & CEO Corporate Safety Committee bukan
merupakan organisasi struktural.
6. Unit CEO
Office Bertindak sebagai fasilitator kegiatan direksi melalui pengelolaan
agenda dan jadwal rapat direksi serta memonitor tindak lanjutnya dan
usulan-usulan strategis GA Group; bertanggung jawab secara langsung
kepada Direktur Utama.
7. Unit Enterprise Risk Management
Bertindak sebagai pengelola risiko perusahaan melalui System Early
Warning kepada unit44 unit; bertanggung jawab secara langsung kepada
Direktur Utama, namun secara operasional dikelola oleh Direktur Teknik.
8. Unit Corporate Communication
Bertindak secara pengelola komunikasi & informasi perusahaan (eksternal
& internal) secara efektif, secara mengelola Corporate Social Responsibility
(CSR) & Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), bertanggung
jawab secara langsung kepada Direktur Utama, namun secara operasional
dikelola oleh Direktur SDM & Umum.

iii.Strategic Business Unit (SBU)


Yaitu suatu unit usaha mandiri dalam Perusahaan yang berorientasi pada
optimasi sumber daya yang bertujuan memaksimalkan nilai Perusahaan
dengan memberikan hasil produksi dan layanan jasa kepada pelanggan, baik
didalam maupun diluar korporasi; dipimpin oleh VP. SBU Garuda Indonesia
terdiri dari:
1. SBU Garuda Cargo; mengelola bisnis cargo, yang secara operasional
dikelola oleh Direktur Niaga.
2.SBU Garuda Sentra Medika (GSM); mengelola bisnis kesehatan, yang
secara operasional dikelola oleh Direktur Teknik.
3. Citilink Indonesia; bergerak dibidang Angkatan Udara Niaga yang
berbiaya murah.
4. Garuda Indonesia Training Center; bergerak di bidang pelatihan seluruh
karyawan PT.Garuda Indonesia.

iv. Anak perusahaan (subsidiaries)


Yaitu suatu badan hukum tersendiri yang dibentuk perusahaan untuk
mendukung kegiatan perusahaan induk dan dikelola secara mandiri,
namun masih dalam kontrol perusahaan induk. Anak Perusahaan PT. Garuda
Indonesia terdiri dari:
1. PT Aerowisata
Bergerak di bidang jasa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi
dan berdaya saing kuat di bidang Usaha Pariwisata dan Jasa Pendukung
Angkutan Udara.
2. PT. Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMFAA)
Bergerak di bidang usaha perawatan pesawat terbang (Maintenance & Repair
Organization/MRO).
3. PT Abacus Distribution System Indonesia
Bergerak di bidang usaha utama Global Distribuition System (GDS) untuk
reservasi tiketing.
4. PT Aero Systems Indonesia
Bergerak di bidang penyediaan sistem teknologi informasi untuk airline.
5. PT. Gapura Angkasa
Bergerak di bidang Ground Handling yang bertanggung jawab atas bagasi dan
penumpang sebelum dan sesudah penerbangan.

5.2 Unsur-unsur Organisasi Unit IT Strategy


IT Strategy merupakan unit level Vice President yang menangani bagian sistem
dan teknologi informasi PT.Garuda Indonesia.

Unit–unit dalam IT Strategy terbagi atas :


1. IT Planning and Governance:
a. Unit level Senior Manager yang menangani dan memastikan
terlaksananya perencanaan, pengembangan dan kontrol terhadap system dan
teknologi informasi agar selalu selaras dengan strategi dan kebutuhan bisnis
perusahaan yang mengacu pada Tata Kelola TI.
2. IT Architecture :
a. Unit level Senior Manager yang menangani pembangunan dan
pengelolaan Enterprise Architecture dalam memastikan penyediaan perumusan
relative rekomendasi yang memberikan nilai tambah terhadap target IT
Architecture Garuda Indonesia yang didasarkan atas proses analisa dan
pengkajian secara sistematis yang diselaraskan dengan strategi bisnis untuk
mendukung proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah
manajemen.
3. IT Performance and Control :
a. Unit level Senior Manager yang memastikan tersedianya solusi IT yang
handal meliputi system aplikasi dan infrastruktur bagi Business Process Owner
(BPO), Direktorat Finance (DF), Direktorat Human Capital & Corporate Affairs
(DI), Direktorat Strategy Business Development & Risk Management (DQ),
President & Chief Executive Officer (DZ) guna mendukung tercapainya
kegiatan penerbangan yang prima (excellence) guna mendukung tercapainya
target unit Information System Solution.
b. Berfungsi sebagai koneksi utama antara BPO dan organisasi TI untuk
memastikan investasi TI selaras dengan tujuan bisnis, terukur untuk
pertumbuhan ke depan, dan dirancang untuk memaksimalkan utilitas lintas
Direktorat Garuda Indonesia.
c. Membina hubungan dengan BPO dengan meng-drive integrasi informasi
dan perbaikan proses bisnis yang memungkinkan efektivitas operasi.
4. IT Business Engagement Corporate Shared Service :
a. Unit level Senior Manager yang memastikan tersedianya solusi IT
yang handal meliputi sistem aplikasi dan infrastruktur bagi Business Process
Owner (BPO), Direktorat Finance (DF), Direktorat Human Capital & Corporate
Affairs (DI), Direktorat Strategy Business Development & Risk Management
(DQ), President & Chief Executive Officer (DZ) guna mendukung tercapainya
kegiatan penerbangan yang prima (excellence) guna mendukung tercapainya
target unit Information System Solution.
b. Berfungsi sebagai koneksi utama antara BPO dan organisasi TI untuk
memastikan investasi TI selaras dengan tujuan bisnis, terukur untuk
pertumbuhan ke depan, dan dirancang untuk memaksimalkan utilitas lintas
direktorat Garuda Indonesia.
c. Membina hubungan dengan Business Process Owner (BPO) dengan
meng-drive integrasi informasi dan perbaikan proses bisnis yang
memungkinkan efektivitas operasi.
5. IT Business Engagement Operation & Engineering :
a. Unit level Senior Manager yang memastikan tersedianya solusi IT yang
handal meliputi sistem aplikasi dan infrastruktur bagi Business Process
Owner (BPO), Direktorat Finance (DF), Direktorat Human Capital & Corporate
Affairs (DI), Direktorat Strategy Business Development & Risk Management
(DQ), President & Chief Executive Officer (DZ) guna mendukung tercapainya
kegiatan penerbangan yang prima (excellence) guna mendukung tercapainya
target unit Information System Solution.
b. Berfungsi sebagai koneksi utama antara BPO dan organisasi TI untuk
memastikan investasi TI selaras dengan tujuan bisnis, terukur untuk
pertumbuhan ke depan, dan dirancang untuk memaksimalkan utilitas lintas
Direktorat Garuda Indonesia.
c. Membina hubungan dengan BPO dengan meng-drive integrasi informasi
dan perbaikan proses bisnis yang memungkinkan efektivitas operasi.
6. IT Business Engagement Marketing, Sales & Service :
a. Unit level Senior Manager yang memastikan tersedianya solusi IT
yang handal meliputi sistem aplikasi dan infrastruktur bagi Business Process
Owner (BPO), Direktorat Finance (DF), Direktorat Human Capital &
Corporate Affairs (DI), Direktorat Strategy Business Development & Risk
Management (DQ), President & Chief Executive Officer (DZ) guna mendukung
tercapainya kegiatan penerbangan yan prima (excellence) guna mendukung
tercapainya target unit Information System Solution.
b. Berfungsi sebagai koneksi utama antara BPO dan organisasi TI untuk
memastikan investasi TI selaras dengan tujuan bisnis, terukur untuk
pertumbuhan ke depan, dan dirancang untuk memaksimalkan utilitas lintas
Direktorat Garuda Indonesia.
c. Membina hubungan dengan Business Process Owner (BPO) dengan
meng-drive integrasi informasi dan perbaikan proses bisnis yang
memungkinkan efektivitas operasi.
7. IT Solution Competence Center :
a. Unit level Senior Manager yang menangani tersedianya alternatif atau
opsi yang bernilai tambah, baik yang bersifat solusi maupun improvement
terhadap sistem aplikasi (application systems) dan kebijakan pengembangan
dan perawatan sistem aplikasi ERP (ERP application systems development
and maintenance) melalui hasil analisis dan kajian yang sistematis sehingga
dapat mendukung proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah
manajemen berdasarkan best practices di industri IT / applications development
serta sesuai dengan IT Governance
.

Anda mungkin juga menyukai