Anda di halaman 1dari 3

KEUNGGULAN KOMPETITIF GARUDA INDONESIA

Diantara maskapai penerbangan, Garuda menjadi salah satu maskapai penerbangan


terbaik di Indonesia. Bahkan, Garuda merupakan maskapai domestik yang memiliki
kemampuan daya saing internasional, khususnya di kawasan Asia Pasifik. Garuda Indonesia
pun memiliki keunggulan kompetitif dalam segi pengalaman, infrastruktur, SDM dan
lainnya. Namun begitu persaingan industri ini kian hari semakin ketat, oleh karena itu usaha
pengembangan keunggulan bersaing senantiasa Garuda laksanakan.

Garuda melakukan berbagai upaya dalam trangka mempertahankan dan


mengembangkan keunggulan kompetitif sumber daya dan kapabilitasnya, dengan cara :

1. Menerapkan TI untuk meningkatkan daya saing

Seperti yang kita ketahui bahwa karakteristik industri penerbangan salah satunya
adalah padat teknologi, selain itu industri ini pun penuh dengan tuntutan akan inovasi.
Didorong hal tersebut, maka Garuda menerapkan IT dan internet untuk meningkatkan daya
saing perusahaannya, yang mana pada akhirnya telah terbukti menciptakan keunggulan
kompetitifnya.

Beberapa aplikasi IT yang telah diterapkan dalam rangka menciptakan keunggulan


bersaing, seperti ERP (Enterprise Resource Planning), untuk meningkatkan kinerja dan daya
saing perusahaan, aplikasi proses pengadaan secara online (e-Procurement), IT Service
Management, penerapan e-ticketing secara menyeluruh sesuai dengan ketentuan IATA dan
juga melakukan lelang real-time online (e-Auction).

2. Secara terus menerus berusaha tumbuh dan mendominasi pasar full services carrier
di Indonesia.

Garuda selalu berusaha meningkatkan posisinya sebagai maskapai penerbangan kelas


premium di Indonesia, melalui peningkatan kualitas layanan. Di sisi lain, mengingat pasar
domestik saat ini sangat dikuasai oleh pesaing Low Cost Carrier (LCC), maka hal tersebut
mengharuskan Garuda Indonesia juga memperbesar market. Dalam hal ini, strategi yang
diambil adalah melalui pengembangan Penerbangan Sub-100 Seater yang khusus
menggunakan pesawat regional jet. Dengan demikian, diharapkan kedua strategi tersebut
akan semakin meningkatkan posisi pangsa pasar serta posisi kompetitif Garuda Indonesia di
pasar domestik.

3. Meningkatkan potensi perusahaan di pasar internasional

Untuk terus meningkatkan daya saing terutama dengan para pesaing regional di Asia
Pasifik, Garuda Indonesia merealisasikan dua strategi utama, yaitu peningkatan product
feature, serta bergabung dengan Global Alliance SkyTeam.

4. Mengisis pasar Low Cost Carrier melalui Citilink


Perusahaan akan terus mengembangkan Citilink sehingga bisa mandiri dan
menguntungkan. Dalam hal ini, strategi yang dijalankan untuk pengembangan Citilink pada
Tahun 2012 adalah sebagai berikut:

a) Memisahkan manajemen perusahaan dari Garuda Indonesia (Spin Off), dengan


Corporate Culture: Simplicity, Professional, Passion, dan Resourceful.
b) Menetapkan pusat operasi yang berbeda dengan Garuda Indonesia, yaitu di Surabaya.
c) Melakukan ekspansi penambahan armada dengan prinsip Simple Fleet (jenis yang
sama dan sesuai digunakan untuk market LCC).
d) Memaksimalkan perawatan pesawat, serta jaminan keselamatan penerbangan.
e) Berfokus pada rute jarak pendek, dengan radius penerbangan 2 jam baik domestik
dan internasional.
f) Memaksimalkan utilisasi pesawat agar mencapai level jam yang tinggi.

5. Mengembangkan armada berdasarkan pertumbuhan dan potensi pasar juga


meremajakan dan menyederhanakan tipe pesawat terbang yang digunakan.

Strategi Garuda Indonesia dalam pengembangan armada adalah menyeimbangkan


antara jumlah armada dengan kebutuhan armada yang beragam, sehingga dapat mendukung
pertumbuhan bisnis Perusahaan. Dengan demikian, akan tercapai ketersediaan armada yang
dapat dioperasikan secara efisien dan fleksibel untuk memenuhi kebutuhan jaringan rute
Garuda Indonesia yang beragam.

Dalam hal ini, strategi pengembangan armada tersebut berjalan sinergis antara
pesawat yang akan digunakan oleh penerbangan Garuda Indonesia dan Citilink. Hingga
Tahun 2012 strategi pengembangan armada telah berjalan dengan baik, dimana rata-rata
umur pesawat berhasil diturunkan menjadi 5,8 tahun, paling rendah dibandingkan beberapa
maskapai regional lainnya.

6. Memperkuat Branding Garuda Indonesia di pasaran

Perusahaan akan memperkuat brand Garuda Indonesia, serta terus meningkatkan


kualitas produk dan pelayanan melalui konsep Garuda Indonesia Experience “Strategi Tahun
2012 Garuda Indonesia pada aspek pengembangan brand adalah melalui Pengembangan
lanjutan dari konsep The Garuda Experience, atau dikenal sebagai The Garuda Experience
V.2͟. “Strategi ini berupaya memberikan proposisi premium untuk produk Garuda Indonesia,
yang dicapai melalui pengembangan 4 komponen utama, yaitu:

a. Keramahan Khas Indonesia


b. Kualitas Customer Service yang prima
c. Interior kabin yang modern
d. Armada baru

7. Fokus pada efisiensi biaya agar lebih kompetitif

Garuda selalu berfokus pada penekanan biaya secara terus menerus, namun tetap
berupaya meningkatkan kualitas pelayanan. Hal ini akan menghasilkan posisi median
dibandingkan dengan maskapai regional lainnya. Strategi ini diterapkan melalui dua inisiatif,
yaitu:

a. Peralihan dari Indirect sales model (c/o: agen) menjadi direct sales model (c/o:
internet, call center), sehingga dapat menekan biaya penjualan.
b. Pengoperasian armada baru yang dapat mengurangi biaya perawatan dan biaya
bahan bakar.

8. Human Capital

Perusahaan akan terus berupaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya


manusianya, agar semakin memahami budaya Fly-Hi. Strategi Perusahaan di bidang human
capital di tahun 2012 adalah berfokus pada internalisasi Fly-Hi yang diterapkan melalui
berbagai inisiatif sebagai berikut:

a. Pengembangan Organisasi
b. Meningkatkan Performance Management System
c. Membangun kapabilitas kepemimpinan
d. Strategi Sumber Daya Manusia yang sejalan dengan strategi Garuda
e. Membangun budaya, penjualan, pelayanan, operasional berkinerja tinggi, serta
learning culture.

9. Peningkatan kualitas layanan terhadap pelanggan

Perusahaan senantiasa meningkatkan kualitas layanan kepada pelanggan dan


perlindungan yang optimal bagi para pelanggan. Peningkatan kualitas layanan dilakukan pada
semua rantai perjalanan mulai dari tahap sebelum perjalanan (pre journey), selama perjalanan
(in journey) dan setelah perjalanan.

Perusahaan telah menngenalkan 28 titik (28 touch points) penting yang dapat
mempengaruhi kepuasan pelanggan secara signifikan. Pada titik-titik inilah sumber daya
Perusahaan dikerahkan untuk ditingkatkan kapabilitasnya, terutama melalui intervensi
teknologi informasi dan komunikasi

Anda mungkin juga menyukai