Weaknesses 1. Citra ekslusif, sebagai penerbangan kelas nomor 1 di Indonesia, membuat PT.
Garuda Indonesia Tbk (Persero) dianggap penerbangan yang mahal dan eksklusif.
2. Perseroan memiliki atau tetap memiliki defisit pada modal kerja pada masa yang
datang
3. Biaya operasional yang tinggi menyebabkan harga tiket pesawat lebih tinggi
dibandingkan dengan maskapai penerbangan lainnya.
4. Harga tiket PT. Garuda Indonesia Tbk (Persero) tidak terjangkau oleh semua
kalangan
5. Promo khusus kurang, karena citra yang mahal sehingga PT. Garuda Indonesia
Tbk (Persero) tidak memiliki penerbangan promo sebanyak dan sebaik pesaingnya
Opportunities 1. Bergabungnya Garuda sebagai anggota aliansi global maskapai penerbangan yang
bernama Skyteam Global Airline Alliance.
2. Berkembangnya secara cepat industri penerbangan Asia Pasifik
3. Perkembangan pesat industri penerbangan Indonesia
4. Kebijakan pemerintah, sebagai perusahaan BUMN PT. Garuda Indonesia Tbk
(Persero), mendapatkan fasilitas dan dukungan penuh dari pemerintah.
5. Budaya Masyarakat, cinta pada perusahaan dalam negeri akan memberikan
keuntungan bagi PT. Garuda Indonesia Tbk (Persero) dalam perkembangan bisnis
PT. Garuda Indonesia Tbk (Persero).
6. Penghargaan terbaru didapatkan Garuda Indonesia dari Sky Trax di kategori ‘The
world’s Most Loved Airline’ ( Maskapai Paling Dicintai di Dunia)
7. Garuda Indonesia diakui sebagai maskapai bintang 5
Threats 1. Adanya bencana alam seperti letusan gunung merapi, wabah penyakit dsb yang
dapat mengakibatkan penurunan permintaan;
2. Adanya peningkatan kapasitas, penurunan harga tiket dan semakin banyaknya rute
penerbangan baru yang dibuka oleh maskapai penerbangan lain;
3. Adanya faktor fasilitas bandara merupakan faktor yang tidak dapat dikontrol yang
menghambat ketepatan waktu penerbangan (On Time Performance/OTP), seperti
landasan pacu/runway yang terbatas
4. Sumber utama pasokan bahan bakar pesawat Garuda Indonesia berasal dari
Pertamina, sehingga harga bahan bakar pesawat, persediaan bahan bakar
tergantung dengan Pertamina.
Corporate Strategy
Banyak perusahaan-perusahaan beroperasi di banyak lini bisnis, saat menganalisis
organisasi dengan lini bisnis yang banyak, analisis tidak hanya berpaku dengan evaluasi
industri dan strategi masing-masing unit bisnis, tetapi juga konsekuensi(baik positif maupun
negatif) dari semua bisnis yang berbeda namun ada dalam satu payung perusahaan induk.
Adapun strategi korporasi adalah strategi yang dijalankan oleh induk grup perusahaan
atau holding company untuk mengatur berbagai perusahaan atau strategic business unit yang
ada di bawahnya. Oleh karena itu perusahaan harus mampu mensinergikan aktivitas berbagai
bisnisnya sehingga memperoleh keunggulan kompetitif dari masing-masing unit bisnisnya.
Strategi korporat perlu penguasaan strategi bisnis, hubungan antara bagian dengan
keseluruhan perusahaan, konfigurasi ruang lingkup pasar, dan koordinasi antar unit bisnis
yang dimiliki oleh perusahaan. (Collis & montgomerry, 1998: 5-7)
Strategi korporat digunakan untuk mengendalikan perusahaan pada tujuan tertentu, tetapi
strategi perusahaan yang lainnya digunakan untuk memastikan arah tujuan tersebut diikuti,
dan memastikan untuk bisa mengerti dan mengatur jika terjadi perkembangan yang
signifikan. Ada beberapa pilihan arah strategi korporat perusahaan yang menunjukkan jenis
strategi korporat yang dilakukan:
1. Strategi Bertumbuh
1) Strategi Konsentrasi
Strategi ini mempertimbangkan bahwa produk atau bisnis yang dimiliki perusahaan
memiliki potensi untuk tumbuh. Ada dua pilihan utama strategi kosentrasi yaitu:
a. Pertumbuhan Vertikal (Vertical Growth)
Pertumbuhan ini dapat dicapai baik secara internal dengan cara memperluas operasi yang
ada, atau secara eksternal melalui akuisisi.
2) Strategi Diversifikasi
a. Diversifikasi Konsentrik (Concentric/Related Diversification)
Strategi yang dijalankan dengan menambah produk baru yang masih terkait dengan
produk yang ada saat ini baik keterkaitan dalam kesamaan teknologi, pemanfaatan fasilitas
bersama, ataupun jaringan pemasaran yang sama. (contoh: Kelompok usaha Kompas
Gramedia masuk ke bisnis penerbitan (Elexmedia Komputindo),
Strategi yang dijalankan dengan menambahan produk baru dan dipasarkan pada pasar
baru yang tak terkait dengan yang ada saat ini.
(Contoh:PT. Bank Lippo, Tbk sebagai cikal bakal Group Lippo memutuskan untuk
bergerak di sektor properti seperti Lippo Karawaci, Lippo Cikarang, dan Lippo
Development)
2. Strategi Stabilitas
Strategi ini dapat dipilih apabila perusahaan tetap melanjutkan aktivitas tanpa adanya
perubahan arah yang signifikan. Beberapa jenis strategi ini adalah:
adalah suatu timeout - kesempatan untuk istirahat sebelum melanjutkan dengan strategi
pertumbuhan atau strategi pengurangan)
adalah sebuah keputusan untuk tidak melakukan suatu hal yang baru - suatu pilihan untuk
melanjutkan operasi dan kebijakan saat ini sampai waktu tertentu di masa yang akan datang.
adalah suatu keputusan untuk tidak melakukan sesuatu yang baru dalam suatu situasi
yang buruk dan bertindak seolah-olah masalah perusahaan hanya bersifat sementara.
3. Strategi Penciutan atau Penghematan
Strategi ini digunakan perusahaan ketika perusahan memiliki posisi kompetisi yang
lemah pada beberapa atau semua lini produknya, keadaan yang demikian yang mengakibatkan
performa yang rendah, turunnya penjualan, dan hilangnya laba.
Strategi putar haluan menekankan perbaikan efisiensi operasional dan sangat tepat
digunakan ketika masalah yang dihadapi perusahaan sudah menjalar, tetapi belum kritis.
Strategi menjual dapat dipahami jika manajemen masih dapat memperoleh harga yang
baik bagi para pemegang sahamnya dan karyawan dapat bertahan pada pekerjaannya, dengan
cara menjual seluruh perusahaan kepada perusahaan lain.
1. Strategi Bertumbuh
a. Pertumbuhan Vertikal
Sedangkan untuk perusahaan bidang non aviasi Garuda Indonesia Grup memiliki
perusahaan
Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia perkuat dan meningkatkan kerja sama
“codeshare” dengan maskapai global yang menjadi mitra, khususnya untuk penerbangan di
domestik yang dioperasikan oleh Garuda Indonesia. PT Garuda Indonesia membentuk PT
Citilink Indonesia untuk bersaing di kelas penerbangan low-cost carrier
2. Strategi Diversifikasi
a. Diversifikasi Konsentrik
Garuda Indonesia memiliki bidang pelayanan yang lebih spesifik yaitu dengan adanya
fasilitas first class yang memiliki pelayanan berkualitas dan banyak keuntungan lainnya. Sejalan
dengan komitmen Garuda Indonesia dalam meningkatkan kualitas layanan penerbangan secara
berkelanjutan, Garuda terus berupaya menyajikan berbagai nuansa baru dalam fitur layanan
penerbangannya yakni melalui “The New Flight Experience” yang merupakan pertunjukan
musik dari musisi terbaik Indonesia yang ditampilkan perdana di atas ketinggian 35 ribu kaki.,
selain itu Garuda Indonesia meluncurkan The New Signature Dish of Indonesia yang merupakan
21 varian baru menu in-flight meals Garuda yang mengangkat tema cita rasa kuliner khas
Nusantara. Dengan tujuan untuk memperkenalkan makanan khas nusantara ke dunia
internasional. Maskapai nasional Garuda Indonesia juga secara resmi memperkenalkan “The
New Boarding Pass” yang dilengkapi fitur baru QR Code yang memudahkan penumpang
mengakses link website partner-partner Garuda Indonesia yang menawarkan berbagai nilai
tambah.
b. Horizontal Diversification
Memiliki anak perusahaan yakni Aero Wisata yang Bergerak di bidang usaha jasa
penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saling kuat di bidang usaha
pariwisata dan jasa pendukung angkutan udara dengan tujuan menjadi penyedia layanan terdepan
pada industri hospitality dan wisata nasional.
Strategi putar haluan menekankan perbaikan efisiensi operasional dan sangat tepat
digunakan ketika masalah yang dihadapi perusahaan sudah menjalar, tetapi belum kritis. (contoh:
melakukan konsolidasi)
1) Pada tahun 2014, Garuda Indonesia menutup jalur penerbangan ke Taipei yang
tidak menguntungkan, Garuda Indonesia juga melepas beberapa aset pesawat
terbang, saat ini Garuda Indonesia melakukan restrukturisasi hutang yang cukup
besar