Anda di halaman 1dari 22

MANAJEMEN STRATEGI

STUDI KASUS
PT UNILEVER INDONESIA TBK
KOTA JAKARTA

Dosen : Noor Arifin, S.E., M.Si.

Disusun oleh :

Nama : Septina Eka Nugraheni


NIM : 181110002303
Kelas : ME

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA (UNISNU)
JEPARA
2021
A. PENDAHULUAN
Unilever merupakan sebuah perusahaan yang memproduksi barang-barang
kebutuhan pribadi dan rumah tangga selama puluhan tahun. Berawal dari dua
perusahaan kecil di Inggris dan Belanda yang kemudian bergabung menjadi satu,
saat ini Unilever dikenal sebagai sebuah perusahaan multinasional yang
beroperasi di seluruh dunia. Multinasional Corporation (MNC) atau perusahaan
multinasional merupakan hal yang lazim didengar di era globalisasi ini. MNC
adalah suatu perusahaan yang beraktivitas di luar negara asal (home country)
dengan saham yang dimiliki oleh beberapa negara dan aktivitas berada pada
negara tujuan (host country). Unilever dengan Inggris dan Belanda sebagai home
country telah memperluas aktivitas usahanya ke banyak negara di dunia, salah
satunya di Indonesia (Yanuar, n.d.)
Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 300 juta jiwa tentu saja Indonesia
menjadi pasar yang sangat menggiurkan bagi para pemain bisnis global untuk
membangun perusahaan bisnisnya Sektor industri menjadi salah satu faktor utama
dalam memajukan perekonomian Indonesia. Sejak Orde Baru perkembangan
sektor industri cukup mengesankan, sebab unit usaha atau perusahaan, jumlah
tenaga kerja, dan nilai keluaran (output) memiliki perbandingan yang stabil.
Namun kini dalam era globalisasi ekonomi, selama beberapa dekade terakhir
sektor industri di Indonesia memang menunjukkan perkembangan yang semakin
pesat, tetapi perusahaan-perusahaan lebih banyak diprivatisasikan dan lebih
banyak diwarnai para pemain bisnis global. Globalisasi sebagai produk
perkembangan ilmu dan pengetahuan, daya inovasi, dan teknologi semakin
mengecilkan arti tapal batas politik dan geografi. Dengan menipisnya batasan
tersebut, para pemain bisnis global selalu berusaha mencari pasar potensial.
Kehadiran MNC bagi host country memiliki sisi positif dan sisi negatif bagi
perkembangan dan kemajuan perekonomian. Sisi positif tersebut seperti tawaran
pendapatan dari pajak masuk dan ketersediaan lapangan kerja baru2. Sedangkan
sisi negatif menurut Carbaugh, terdapat tiga hal yakni pertama, pada sector
lapangan kerja, beberapa posisi pimpinan perusahaan ataupun pimpinan pada per
sub bidang masih dipegang oleh para pekerja yang berasal dari home country,
1
sedangkan masyarakat lokal hanya dijadikan buruh dengan upah yang rendah.
Kedua, pada masalah transfer teknologi, dimana dengan transfer teknologi
dikhawatirkan adanya pencurian ide oleh masyarakat lokal, atau dengan adanya
transfer teknologi tersebut produk lokal kalah saing disebabkan tidak dapat
menerapkan teknologi yang sama. Ketiga adalah masalah kedaulatan negara,
dimana MNC seringkali dituduh melunturkan kedaulatan nasional negara tujuan
secara ekonomi, dengan jalan menghindari pajak yang keta
.

2
B. ANALISA INTERNAL PERUSAHAAN
1. Profil perusahaan
Unilever Indonesia, yang berdiri pada 5 Desember 1933, telah tumbuh hingga
kini menjadi salah satu perseroan terdepan untuk kategori Fast Moving Consumer
Goods di Indonesia. Kami telah hadir menemani perjalanan kehidupan masyarakat
Indonesia melalui rangkaian produk Unilever Indonesia mencakup brand-brand
ternama dunia seperti Pepsodent, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona,
Vaseline, Rinso, Molto, Sunlight, Wall‟s, Royco, Bango dan lainnya.

2. Sejarah dan Filosofi perusahaan


Sejarah
PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933
sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H.
van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur Jenderal van
Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933,
terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22
Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant pada tanggal 9 Januari
1934 Tambahan No. 3. Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini
Mulyadi tertanggal 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever

3
Indonesia. Dengan akta no. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H.
tertanggal 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia
Tbk. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan No. C2-
1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan di Berita
Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39.
Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa
Efek Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana Pasar
Modal (Bapepam) No. SI- 009/PM/E/1981 pada tanggal 16 November 1981. Pada
Rapat Umum Tahunan perusahaan pada tanggal 24 Juni 2003, para pemegang
saham menyepakati pemecahan saham, dengan mengurangi nilai nominal saham
dari Rp 100 per saham menjadi Rp 10 per saham. Perubahan ini dibuat di hadapan
notaris dengan akta No. 46 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H.
tertanggal 10 Juli 2003 dan disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia dengan keputusan No. C-17533 HT.01.04-TH.2003.
Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin,
minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan
minuman dari teh dan produk-produk kosmetik. Sebagaimana disetujui dalam
Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada tanggal 13 Juni, 2000, yang dituangkan
dalam akta notaris No. 82 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal
14 Juni 2000, perusahaan juga bertindak sebagai distributor utama dan memberi
jasa-jasa penelitian pemasaran. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan
Perundang-undangan (dahulu Menteri Kehakiman) Republik Indonesia dengan
keputusan No.C-18482HT.01.04-TH.2000. Perusahaan memulai operasi
komersialnya pada tahun 1933 (Nurfitriani, 2016)
Perluasan PT Unilever
Pada tanggal 22 November 2000, perusahaan mengadakan perjanjian dengan
PT Anugrah Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Anugrah
Lever (PT AL) yang bergerak di bidang pembuatan, pengembangan, pemasaran
dan penjualan kecap, saus cabe dan saus-saus lain dengan merk dagang Bango,
Parkiet dan Sakura dan merk-merk lain atas dasar lisensi perusahaan kepada PT
Al. Pada tanggal 3 Juli 2002, perusahaan mengadakan perjanjian dengan Texchem
4
Resources Berhad, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Technopia Lever
yang bergerak di bidang distribusi, ekspor dan impor barang-barang dengan
menggunakan merk dagang Domestos Nomos. Pada tanggal 7 November 2003,
Texchem Resources Berhad mengadakan perjanjian jual beli saham dengan
Technopia Singapore Pte. Ltd, yang dalam perjanjian tersebut Texchem Resources
Berhad sepakat untuk menjual sahamnya di PT Technopia Lever kepada
Technopia Singapore Pte. Ltd. Dalam Rapat Umum Luar Biasa perusahaan pada
tanggal 8 Desember 2003, perusahaan menerima persetujuan dari pemegang
saham minoritasnya untuk mengakuisisi saham PT Knorr Indonesia (PT KI) dari
Unilever Overseas Holdings Limited (pihak terkait).
Akuisisi ini berlaku pada tanggal penandatanganan perjanjian jual beli saham
antara perusahaan dan Unilever Overseas Holdings Limited pada tanggal 21
Januari 2004. Pada tanggal 30 Juli 2004, perusahaan digabung dengan PT KI.
Penggabungan tersebut dilakukan dengan menggunakan metoda yang sama
dengan metoda pengelompokan saham (pooling of interest). Perusahaan
merupakan perusahaan yang menerima penggabungan dan setelah penggabungan
tersebut PT KI tidak lagi menjadi badan hukum yang terpisah. Penggabungan ini
sesuai dengan persetujuan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam
suratnya No. 740/III/PMA/2004 tertanggal 9 Juli 2004 (Ophuijsen, 2013).
Pada tahun 2007, PT Unilever Indonesia Tbk. (Unilever) telah
menandatangani perjanjian bersyarat dengan PT Ultrajaya Milk Industry &
Trading Company Tbk (Ultra) sehubungan dengan pengambilalihan industri
minuman sari buah melalui pengalihan merek “Buavita” dan “Gogo” dari Ultra ke
Unilever. Perjanjian telah terpenuhi dan Unilever dan Ultra telah menyelesaikan
transaksi pada bulan Januari 2008.
Visi
Produk Unilever telah menyentuh sekitar 2 milyar orang setiap hari, baik itu
melalui perasaan yang luar biasa karena mereka memiliki rambut yang kemilau
dan senyum yang menawan, membuat rumah mereka segar dan bersih, atau
dengan menikmati secangkir kopi, makanan yang lezat atau snack yang sehat.

5
Empat pilar utama dari visi kami menggambarkan arah jangka panjang dari
perusahaan kemana tujuan kami dan bagaimana kami menuju ke arah sana :
1) Kami bekerja untuk membangun masa depan yang lebih baik setiap hari.
2) Kami membantu orang-orang merasa nyaman, berpenampilan baik dan
lebih menikmati kehidupan dengan brand dan pelayanan yang baik bagi
mereka dan bagi orang lain.
3) Kami menjadi sumber inspirasi orang-orang untuk melakukan hal kecil
setiap hari yang dapat membuat perbedaan besar bagi dunia.
4) Kami akan mengembangkan cara baru dalam melakukan bisnis dengan
tujuan membesarkan perusahaan kami dua kali lipat sambil mengurangi
dampak lingkungan. Kami selalu percaya akan kekuatan brand kami dalam
meningkatkan kualitas kehidupan orang-orang dan dalam melakukan hal
yang benar. Semakin bertumbuhnya bisnis kami, meningkat pula tanggung
jawab kami. Kami mengenali tantangan global seperti perubahan iklim
yang menjadi kepedulian kita bersama. Mempertimbangkan dampak yang
lebih luas dari tindakan kami selalu menyatu dalam nilai-nilai kami dan
merupakan bagian fundamental mengenai siapa diri kami.
Misi
1) Menjadi yang pertama dan terbaik di kelasnya dalam memenuhi kebutuhan
dan aspirasi konsumen
2) Menjadi rekan yang utama bagi pelanggan,konsumen dan komunitas.
3) Menghilangkan kegiatan yang tak bernilai tambahdari segala proses.
4) Menjadi perusahaan terpilih bagi orang-orangdengan kinerja yang tinggi.
5) Bertujuan meningkatkan target pertumbuhan yang menguntungkan dan
memberikan imbalan di atas rata-rata karyawan dan pemegang saham.
Tujuan
Tujuan kami di Unilever, memenuhi kebutuhan sehari-hari setiap anggota
masyarakat di manapun mereka berada, mengantisipasi aspirasi konsumen dan
pelanggan, serta menanggapi secara kreatif dan kompetitif dengan produk-produk
bermerek dan layanan yang meningkatkan kualitas kehidupan.Akar kami yang
kokoh dalam budaya dan pasar lokal di dunia merupakan warisan yang tak ternilai
6
dan menjadi dasar bagi pertumbuhan kami di masa yang akan datang. Kami akan
menyertakan kekayaan pengetahuan dan kemahiran internasional kami dalam
melayani konsumen lokal, sehingga menjadikan kami Perseroan multinasional
yang benar-benar multi-lokal.
Keberhasilan jangka panjang kami menuntut komitmen yang menyeluruh
terhadap standar kinerja dan produktivitas yang sangat tinggi, terhadap kerja sama
yang efektif, dan kesediaan untuk menyerap gagasan baru serta keinginan untuk
belajar secara terus-menerus.Kami percaya bahwa keberhasilan memerlukan
perilaku korporasi yang berstandar tinggi terhadap karyawan, konsumen dan
masyarakat, serta dunia tempat kita tinggal. Inilah jalan yang ditempuh Unilever
untuk mencapai pertumbuhan yang langgeng dan menguntungkan bagi usaha serta
tercapainya nilai jangka panjang yang berharga bagi para pemegang saham serta
seluruh karyawan Unilever.
Motto
“To become the first choice of consumer, costumer and community”
3. Modal perusahaan
Saham perseroan pertamakali ditawarkan kepada masyarakat pada tahun 1981
dan tercatat di Bursa Efek Indonesia seja 11 Januari 1982. Pada akhir tahun 2009,
saham perseroan menempati peringkat ketujuh kapitalisasi pasar terbesar di Bursa
Efek Indonesia. Perseroan memiliki dua anak perusahaan : PT Anugrah Lever
(dalam likuidasi), kepemilikan Perseroan sebesar 100% (sebelumnya adalah
perusahaan patungan untuk pemasaran kecap) yang telah konsolidasi dan PT
Technopia Lever, kepemilikan Perseroan sebesar 51%, bergerak di bidang
distribusi ekspor, dan impor produk dengan merek Domestos Nomos.
4. Produk atau jasa yang dihasilkan
PT. Unilever Indonesia, Tbk. yang beroperasi di Indonesia sejak tahun 1933,
telah tumbuh menjadi perusahaan penyedia consumer product yang mempunyai
peran penting di Indonesia. Unilever adalah produsen merk-merk terkenal di
seluruh dunia yang juga terkenal di tingkat regional dan lokal, antara lain
Pepsodent, Lifebuoy, Lux, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Rinso, Molto, Ponds,
Blue Band, Royco, Sariwangi, Bango, Taro dan masih banyak lagi. Posisi
7
Unilever yang kuat sebagai pemimpin pasar telah diakui melalui berbagai
penghargaan nasional dan regional yang diterima oleh perusahaan. PT. Unilever
Indonesia, Tbk melalui brand-brand- nya kembali membuktikan keunggulannya
dengan meraih peringkat dalam ”Packaging Consumer Branding Award 2005”
yang diselenggarakan oleh Indonesia Brand Identity Summit (IBS) bekerjasama
dengan majalah SWA dan MIX. Berikut adalah peringkat yang diraih oleh brand-
brand Unilever dalam setahun Indonesia Packaging Consumer Award 2005.
Sunsilk, Pepsodent, Lux, Molto, Lifebuoy, Axe dan Clear merupakan merk
produk perawatan rumah dan tubuh (Home and Personal Care) yang tak asing lagi
di telinga masyarakat Indonesia. Sedangkan untuk produk makanan dan ice
cream, ada Blue Band yang legendaris, Bango, Sari Wangi, Royco dan Wall‟s.
Masih ada sederet merk produk lagi yang bila disebutkan satu persatu namanya,
terasa sangat akrab dengan kehidupan kita. Produk-produk yang dihasilkan oleh
PT. Unilever Indonesia, Tbk: 1. Surf 2. Rinso 3. Buavita 4. Sunsilk 5. Taro 6.
Pepsodent 7. Molto 8. Lifebuoy 9. Clear 10. Close Up 11. Citra 12. Axe 13.
Royco 14. Kecap Bango 15. SariWangi 16. Blue Band 17. Wall‟s 18. Sunlight 19.
Pond‟s 20.
5. Data keuangan

8
6. Data penjualan dan pemasaran
Untuk mempermudah, saya ambil contoh produk dari PT. Unilever yaitu
Shampoo. Perhatikan bahwa anggaran penjualan berfluktuasi sejalan dengan
trend.
Anggaran Penjualan

9
Anggaran Produksi

7. Budaya perusahaan
1) Memiliki hirarki organisasi yang jelas dan tanggungjawab masing- masing
tugas dipegangoleh tenaga ahli dan pakar di berbagai daerah karena area
geogerafik .
2) Suasana kantor terkesan antik dan anggun, serius dan seragam yang rapi,
suasana heningdengan irama klasik .
3) Para manajer bekerja dengan tekun, budaya memperbaiki diri untuk
meningkatkankompetensi menjadikan budaya organisasi unilever menjadi
kuat.
4) Ruang rapat tersusun formal, rapi, bersih dan anggun. Penciptaan suasana
kerja akanmendorong kinerja karyawan lebih baik.
5) Suasana rapat jarang terjadi konfrontasi langsung namun digunakan
sebagai sarana pemberitahuan keputusan perusahaan dan informasi-
informasi.
6) Budaya menciptakan produk yang bermutu/berkualitas adalah hal yang
utama agar suatuorganisasi dapat bersaing dan unggul dalam persaingan
global.
7) Budaya hidup sehat dengan fasilitas kesejahteraan karyawan, di antara
adalah ruang penitipan bayi ( Nursery Room) dan sarana olahraga (Gym).

10
C. ANALISA EKSTERNAL PERUSAHAAN
Lingkungan eksternal perusahaan ini memiliki dua variabel yakni peluang
(opportunity) dan acaman (threats) dan terdiri dari dua bagian yaitu lingkungan
khusus dan lingkungan umum.
Lingkungan khusus
1) Customer (konsumen/pelanggan)
Kita dapat melihat pengaruh selera masyarakat terhadap jenis output yang
dihasilkan pada PT Unilever Indonesia TBK. Selera masyarakat yang berbeda-
beda mempengaruhi SariWangi (anak perusahaan PT Unilever Indonesia dengan
produk teh) dalam menghasilkan jenis barang (teh) yang akan dipasarkan. Setelah
membidik selera teh masyarakat pada umumnya dengan produk teh celup
SariWangi regular, saat ini SariWangi membidik selera premium para
customernya yang rata-rata kalangan menengah ke atas dengan mengeluarkan
produk SariWangi Gold Selection.
2) Distributor (penyalur)
Melihat begitu pentingnya peranan distributor dalam penyebaran produk yang
dihasilkannya, PT Unilever Indonesia Tbk membentuk dan menjalin jaringan
distribusi yang sangat baik (versi majalah Businessweek). Salah satu caranya, PT
Unilever mengeluarkan program promosi bagi para distributor yang membuat
display (tampilan) dari produk Unilever yang baik di tempatnya berdagang.
Penjual yang membuat display yang baik terhadap produk Unilever akan
diberikan hadiah berupa uang tunai. Penerapan dari hal ini dapat kita lihat dengan
jelas dalam produk Sunsilk yang termasuk dalam produk yang dihasilkan PT
Unilever Indonesia Tbk.
3) Unions (kemitraan)
Pepsodent sebagai salah satu produk yang dikeluarkan oleh PT Unilever
Indonesia Tbk, menjalin kerja sama dengan Persatuan Dokter Gigi Indonesia.
Jalinan kemitraan antara Pepsodent dengan PDGI memberikan pengaruh pada
Pepsodent dalam hal kualitas produk dan kemasan produk. Dalam hal kualitas
produk, PDGI memberi input kepada Pepsodent tentang karakteristik kualitas
produk yang baik. Sedangkan dalam hal kemasan, PDGI bekerja sama dengan
11
Pepsodent untuk mencantumkan himbauan sikat gigi teratur pada kemasan
Pepsodent.
4) Competitors (pesaing)
PT Unilever Indonesia Tbk mengeluarkan sebuah produk sabun mandi yang
khusus pada jenis sabun mandi kesehatan. Produk tersebut diberi nama Lifebuoy.
Di pasar, tidak hanya PT Unilever Indonesia Tbk saja yang menghasilkan produk
sabun mandi kesehatan. Ada beberapa perusahaan yang bergerak pula dalam
produk sabun mandi kesehatan seperti Nuvo dan Dettol. Karena persaingan dalam
pasar itulah yang membuat PT Unilver Indonesia Tbk dengan Lifebuoy-nya lebih
memfokuskan produknya pada jenis konsumen yaitu keluarga dengan
memproklamirkan Lifebuoy-nya sebagai sabun mandi kesehatan keluarga. Selain
melirik keluarga sebagai target pemasaran produknya, PT Unilever Indonesia Tbk
juga mengeluarkan program sosial masyarakat yaitu „Kampanye Cuci Tangan
dengan Sabun‟ yang sekaligus sebagai ajang promosi bagi Lifebuoy.
5) Government (perwakilan pemerintahan)
PT Unilever Indonesia Tbk melahirkan trashion sebagai bagian dari program
„Green and Clean‟. Di dalam program ini, PT Unilever Indonesia Tbk melibatkan
sekitar 500 ibu rumah tangga yang tergabung dalam Komunitas Ibu Bersinar
Sunlight untuk berperan serta dalam pembuatan tas daur ulang dari sampah plastik
bekas kemasan produk yang lebih dikenal dengan trashion. Komunitas yang telah
membentuk 53 sentra ini tersebar di beberapa kota yaitu Jakarta, Surabaya,
Yogyakarta, dan Makasar. Program ini merupakan bentuk tanggungjawab sosial
perusahaan yang sejalan dengan UU 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
yang mewajibkan pelaku usaha untuk bertanggungjawab dalam mengelola
sampah yang berasal dari produk dan/atau kemasan yang dibuat.
6) Suppliers (pemasok)
Salah satu produk teh dari PT Unilever Indonesia Tbk yaitu SariWangi baru
saja meluncurkan pruduk terbarunya yaitu SariWangi Gold Selection. Produk ini
adalah produk yang memenuhi keinginan para kalangan premium. Untuk produk
terbarunya itu, PT Unilever Indonesia Tbk mencari supplier lain dimana pasokan
bahan bakunya memiliki karakteristik yang sesuai dengan karakteristik produk
12
terbarunya tersebut. Karena itulah supplier dari produk SariWangi regular berbeda
dengan supplier dari produk SariWangi Gold Selection. Kualitas supplier akan
sangat berpengaruh pada kualitas produk tersebut. Sehingga PT Unilever
Indonesia Tbk sangat berhati-hati dalam pemilihan supplier
Lingkungan Umum
1) Demographic & cultural (Demografi dan Budaya)
Menurut majalah Businessweek, PT Unilever Indonesia Tbk karakteristik
demografis di Indonesia sangat ideal atau cocok dengan PT Unilever Indonesia
Tbk. Produk-produk yang dihasilkan oleh PT Unilever Indonesia Tbk telah
mampu memenuhi kebutuhan para penduduk Indonesia dengan berbagai produk
yang dihasilkannya yang dapat dinikmati oleh semua kalangan usia dan semua
kalangan kelas ekonomi. Misalnya produk Pepsodent yang dapat dinikmati oleh
semua kalangan usia (Pepsodent kids sampai Pepsodent untuk orang dewasa) dan
semua kalangan kelas ekonomi (Pepsodent regular sampai Pepsodent untuk
perawatan khusus). Penduduk Indonesia yang tersebar di seluruh wilayah
Indonesia pun dapat diatasi oleh PT Unilever Indonesia dengan membentuk
jaringan distrribusi yang baik. Sehingga produk-produk PT Unilever Indonesia
Tbk dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia dari perkotaan hingga
pelosok pedesaan. Karakteristik demografis yang ideal inilah yang membuat PT
Unilever Indonesia Tbk menjadi terkenal merajai pasar di Indonesia. International
Kebijakan dalam PT Unilever Indonesia Tbk dipengaruhi pula oleh lingkungan
internasional. Salah satunya adalah kebijakan PT Unilever Indonesia Tbk dalam
program peningkatan gizi anak. PT Unilever Indonesia Tbk melalui produk Blue
Band mengeluarkan program untuk meningkatkan gizi anak-anak yang kurang
mampu di beberapa negara bekerja sama dengan UNICEF. Selain itu, beberapa
program dan produk dari PT Unilever Indonesia juga bekerja sama dengan WHO.
Namun dari internasional maraknya pemalsuan dan penyelundupan produk Cina.
2) Political (politik)
Kondisi politik Indonesia yang sering tidak stabil membuat keadaan ekonomi
yang ada di Indonesia pun menjadi tidak stabil pula. Keadaan ini akan menjadi
perhatian PT Unilever Indonesia Tbk dalam menjalani kegiatan organisasi sehari-
13
hari maupun dalam membuat keputusan. Misalnya keadaan ekonomi yang tidak
stabil akibat kondisi politik yang tidak menentu membuat PT Unilever Indonesia
Tbk untuk mengurangi jumlah produksinya. Dan bila kondisi politik stabil yang
diikuti dengan keadaan ekonomi yang stabil pula, maka PT Unilever Indonesia
Tbk akan membuat keputusan untuk menaikkan jumlah output produksi.
3) Technological
(Teknologi) Kekuatan teknologi digunakan PT Unilever Tbk untuk
memberikan pengaruh positif terhadap organisasinya. Pengaruh positif ini dapat
berupa peningkatan jumlah produksi maupun peningkatan mutu produksi. Yang
pada akhirnya kedua hal tersebut akan memengaruhi organisasi dalam hal cara
pengelolaan organisasi.
4) Economic (Ekonomi)
Kondisi perekonomian Indonesia yang sempat menurun membawa PT
Unilever Indonesia Tbk untuk melakukan suatu inovasi agar produk-produk yang
dihasilkannya dapat tetap dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia. Hal ini
dapat kita lihat jelas dalam produk pembersih cuci piring dan detergen yang
dihasilkan oleh PT Unilever Indonesia Tbk.

14
D. ANALISA SWOT PERUSAHAAN
1) Kekuatan / Strength
1) Strategi promosi produk PT Unilever yang efektif dengan menampilkan
model-model yang tipikal muda, berkulit putih, berambut panjang,
sehingga memacu konsumen (lebih spesifik perempuan) untuk membeli
produk tersebut agar dapat mengalami sendiri hasil yang diterima si model
dalam iklan tersebut.
2) PT Unilever gencar di misi sosial, sehingga kedekatan dengan konsumen
dapat terus terjaga. Hal ini terlihat dari pembelanjaan iklan dan promosi
yang telah mendorong pertumbuhan penjualan di tengah pasar yang
kompetitif. PT Unilever Indonesia sebagai salah satu perusahaan dengan
belanja iklan terbesar menurut majalah marketing (top Brand Survey, edisi
khusus 2007)
3) Pemimpin pasar consumer goods di Indonesia. 4. Memiliki tim yang
terdiri dari orang-orang berdedikasi, terampil, dan termotivasi di segenap
jajaran.
4) Adanya kenaikan pangsa pasar untuk kategori-kategori penting seperti
face care, savoury, dan ice cream.
5) Perencanaan baik dan kerja sama erat dengan para pemasok, konsumen
dan distributor untuk menghantar produk-produk dari pabrik ke tempat-
rempat penjualan.
6) PT Unilever sudah memiliki jaringan distribusi sendiri sehingga distribusi
produknya hingga ke daerah-daerah dapat terlayani.
7) PT unilever mempunyai moto “operational excellent with no compromise
on quality”. Unilever dalam menjalankan operasinya dijalankan dengan
baik tanpa mengabaikan kualitas produk.(Saraya & Wahyuni, 2015)
2) Kelemahan / Weakness
1) PT Unilever memiliki struktur matriks, yang terdapat beberapa tantangan
yang mesti dihadapi perusahaan yaitu pertama, sulitnya koordinasi
kegiatan antar departemen yang mempunyai agenda dan jadwal sendiri-
sendiri. Kedua,ko munikasi pada karyawan yang bisa menerima pesan
15
yang berbeda-beda.Dan ketiga, resolusi konflik antara inisiatif dari
dukungan departemen (SDM, keuangan, dan lain- lain) dengan
departemen lini produk yang biasanya sangat berorientasi komersial.
2) Rendahnya respon pasar terhadap produk-produk tertentu.
3) Jumlah karyawan yang tambun.
4) Birokrasi yang panjang karena kebijakan sentralisasi yang menyebabkan
unilever indonesia tidak bisa begitu saja memutuskan sesuatu.
5) Lambatnya konsolidasi intern dalam pengambilan keputusan.
6) Ketidakjelasan sertifikat halal untuk produk tertentu.
7) Mayoritas produk unilever memiliki entry barrier rendah.
3) Peluang/Opportunity
1) Stabilitas ekonomi yang relatif baik dengan pertumbuhan yang
menggembirakan bagi ekonomi Indonesia sebesar 6.3%.
2) Pertumbuhan ekonomi yang kuat di wilayah pulau-pulau seperti Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, dan papua.
3) Tingginya kepuasan konsumen terlihat dari predikat prima indeks
kepuasan konsumen
4) Banyaknya pemain pasar nasional yang belum memiliki cara produksi
kosmetik yang baik.
5) Luasnya potensial market sekitar 250 juta tepatnya 122.527.186 laki- laki
(49,9%) dan 122.922.553 (50,1%) perempuan.
6) Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat akan jenis produk consumer
goods.
7) Rekomendasi investasi pada saham dengan level beta dibawah
8) Tinggi dan stabilnya tingkat kesetiaan masyarakat atas produk consumer
goods 83 %.
4) Ancaman / Threats
1) Adanya kenaikan biaya bahan baku dan bahan kemasan seperti minyak
kelapa sawit, gula kelapa, dan bahan berbahan dasar petroleum yang
disebabkan oleh kenaikan harga minyak, bahan kimia dan komoditas
lainnya.
16
2) Tidak stabilnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.
3) Melemahnya daya beli konsumen.
4) Maraknya pemalsuan dan penyelundupan produk dari cina.
5) Rendahnya infrastruktur yang memadai berupa jalan yang menyebabkan
tingginya biaya pemasaran produk.
6) Adanya penghapusan subsidi BBM bagi industri.
7) Tidak konsistennya pasokan gas dari pertamina.
8) Adanya tren perubahan gaya hidup masyarakat dari produk tradisional-
nasional menjadi produk-produk luar negeri

17
E. STRATEGY
Kata strategi berasal bahasa yunani :”strategos” (stratus militer dan “ag” =
memimpin yang berarti “generalship atau sesuatu yang dikerjakan oleh para
jenderal dalam membuat rencana untuk memenangkan perang. Dalam manajemen
strategis yang baru, mintzberg mengemukakan 5P yang sama dengan strategi yaitu
: perencanaan : Perencanaan (Plan), Pola (Paten),Posisi (Position), Perspektif dan
Permainan atau taktik (Play). Di dalam menghadapi persaingan antar perusahan,
PT. UNILEVER,tbk memiliki strategi-strategi dalam menghadapi persaingan-
persaingan antar perusahaan, strategi itu antara lain:
1. Kepemimpinan harga rendah
Dengan menjaga harga yang rendah dan rak-rak diisi dengan baik
menggunakan sistim pengisian kembali persediaan yang melegenda, wal-mart
menjadi pemimpin bisnis eceran di amerika serikat. Sistem mili wal-mart
mengirimkan pesanan atas barang dagang baru secara langsung kepada pemasok
ketika pelanggan membayar pembelian mereka pada kasir.terminal titik pejualan
mencatat kode barang setiap barang yang melewati kasir dan mengirimkan
transaksi pembelian langsung kepada komputer pusat wal-mart. Komputer
mengumpulkan pesanan dari semua toko wai- mart dan mengirimkannya ke
pemasok. Pemasok juga dapat mengakses daa penjualan dan persediaan wal-mart
menggunakan teknologi web. Sistem ini mampu membuat wal-mart
mempertahankan biaya rendah sembari menyesuaikan persediaannya untuk
memenuhi permintaan pelanggan.
2. Diferensiasi produk
Unilever terus memperkenalkan kemasan-kemasan yang terbaru, tetapi
Unilever tetap mempertahankan kualitas produknya. Baik itu kemasan yang botol
kaca, sachet, botol kecil dan masih banyak lagi kemasannya.
3. Berfokus pada peluang pasar
Produk Unilever menggunakan sistem informasi pelanggan yang beda dengan
yang lain, produk masuk kedalam pasar dengan cara mempromosikan barang-
barangnya dengan cara terjun langsung ke masyarakat dengan bukti-bukti kualitas
secara real, misalnya dengan diadakannya perlombaan-perlombaan kepada
18
masyarakat perbandingan antara produk Unilever dengan produk-produk pesaing
lainnya.
4. Menguatkan keakraban pelanggan dan pemasok
Menggunakan sistem informasi untuk memfasilitasi akses langsung dari
pemasok terhadap jadwal produksi.dan bahkan mengizinkan pemasok untuk
memutuskan bagaimana dan kapan mengirim pasokan kepada pemasok. Selain itu
Unilever juga melakukan Tanya jawab kepada para konsumen dan membuat suara
konsumen tempat para konsumen mengeluh.
Dalam PT Unilever Indonesia, promosi yang dilakukan paling banyak melalui
media elektronik. Namun dalam kehidupan sehari-hari promosi yang dilakukan
PT. Unilever Indonesia tidak hanya lewat media elektronik tetapi banyak juga
melalui media cetak, sponsorship, mengadakan event-event yang memasukkan
produk-produk dari PT. Unilever seperti Kecap Bango, Pepsodent, Shampo
Pantene, dll. Karena jika promosi yang dilakukan hanya melalui media elektronik
maka PT. Unilever Indonesia tidak mendapatkan keuntungan yang optimal.
Masyarakat di Indonesia terdiri dari berbagai kalangan dan tingkatan sosial yang
beragam. Jika perusahaan tidak bisa menyentuh hati masyarakat semua kalangan
maka perusahaan tidak dapat berkembang pesat. Makna dari iklan yang
ditawarkan oleh perusahaan juga harus bisa dipahami oleh berbagai kalangan,
karena iklan adalah salah satu cara promosi yang bisa dilakukan oleh perusahaan
agar dapat memperoleh keuntungan yang optimal

19
F. KESIMPULAN
Lingkungan Internal dari PT Unilever sangatlah jelas dan lengkap
dalam bagian-bagian atau bidang-bidang dalam pekerjaannya, sehingga
memudahkan pelaksanaan pekerjaan. Lingkungan Eksternal terdiri dari
konsumen, pelanggan dan pemasok. Sistem manajemen lingkungan harus
dimiliki oleh setiap perusahaan atau organisasi yang produksinya
bersentuhan langsung dengan alam atau lingkungan hidup. Sebaiknya
sistem manajemen lingkungan semakin didorong oleh pemerintah dan
didukung oleh masyarakat supaya lebih banyak lagi kontribusi yang
dilakukan dalam melestarikan lingkungan hidup

20
G. DAFTAR PUSTAKA
Nurfitriani, I. (2016). Studi kasus pt. uniliver.
Ophuijsen, V. (2013). Contoh kasus manajemen strategi. 46.
Saraya, E., & Wahyuni, R. (2015). Analisis Lingkungan Bisnis PT . Unilever. 4.
Yanuar, I. (n.d.). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT UNILEVER
INDONESIA TBK. 2, 1–29.
Ardiansya, Samantha. "Persaingan Gaet Pelanggan Makin Ketat," Bisnis
Indonesia, 1997 Certo, Samuel C dan Paul J.Peter. Strategic
Management,Concept and Applications. Richard D.Irwin, New Jersey, 1995
Nurkholis. "Posisi Industri Telekomunikasi Menjelang Perdagangan bebas,"
Republika, 1997
Purnomo, Hari Setiawan dan Zulkiflimansyah. Manajemen Strategi : Sebuah
Konsep Pengantar. Lembaga Penerbit FEUI, Jakarta, 1996
Pearce, John A II dan Richard B.Robinson Jr. Strategic Management:
Formulation, Implementation, and Control. Richard D.Irwin, New Jersey,
1997
Situs Web Indoexchange. http://www.indoexchange.com, 1998

21

Anda mungkin juga menyukai