Anda di halaman 1dari 8

Program Studi Teknik Industri Cendekia dan Berakhlakul Karimah

Fakultas Sains Dan Teknologi


Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara
Jl. Taman Siswa (Pekeng) Tahunan Jepara 59427 Telp./Fax. (0291) 595477
http://www.industri.unisnu.ac.id email : industri@unisnu.ac.id

PENGAJUAN PENYUSUNAN TUGAS AKHIR

Hal : Pengajuan Judul Tugas Akhir Jepara, 12 December 2022

Kepada,
Ketua Prodi Teknik Industri
Fakultas Sains & Teknologi
UNISNU Jepara

Assalamualaikum Wr. Wb.

Dengan hormat, saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :
NIM :
Semester :
Dosen P.A :

Mengajukan judul Tugas Akhir sebagai berikut :

No. Judul Tugas Akhir

1 Analisis Perencanaan Dan Pengendalian Obat Generik Dengan Metode ABC Indeks
Kritis (Studi Kasus Di Unit Instalasi Farmasi Puskesmas Bangsri 1 Periode Tahun
2022-2023)

Besar harapan saya, salah satu judul pengajuan diatas dapat disetujui. Atas perhatiannya saya
ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Mengetahui,
Pembimbing Akademik, Pemohon,
Program Studi Teknik Industri Cendekia dan Berakhlakul Karimah
Fakultas Sains Dan Teknologi
Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara
Jl. Taman Siswa (Pekeng) Tahunan Jepara 59427 Telp./Fax. (0291) 595477
http://www.industri.unisnu.ac.id email : industri@unisnu.ac.id

Dr. Sisno Riyoko, S.E., M.M.

OUTLINE PROPOSAL TUGAS AKHIR


PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

Judul Analisis Perencanaan Dan Pengendalian Obat Generik Dengan Metode


ABC Indeks Kritis (Studi Kasus Di Unit Instalasi Farmasi Puskesmas
Bangsri 1 Periode Tahun 2022-2023)
Latar Belakang Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
& identifikasi
meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat
masalah
kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Puskesmas merupakan fasilitas
pelayanan kesehatan dasar yang menyelenggarakan upaya kesehatan
pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit
(preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan
(rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan
berkesinambungan. Konsep kesatuan upaya kesehatan ini menjadi
pedoman dan pegangan bagi semua fasilitas pelayanan kesehatan di
Indonesia termasuk Puskesmas (Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2016b) dalam (Ariya, 2021).
Peningkatan kinerja pelayanan kesehatan dasar yang ada di
Puskesmas dilakukan sejalan dengan perkembangan kebijakan yang ada
pada berbagai sektor. Adanya kebijakan otonomi daerah dan
desentralisasi diikuti pula dengan menguatnya kewenangan daerah
dalam membuat berbagai kebijakan. Selama ini penerapan dan
pelaksanaan upaya kesehatan dalam kebijakan dasar Puskesmas yang
sudah ada sangat beragam antara daerah satu dengan daerah lainnya,
namun secara keseluruhan belum menunjukkan hasil yang optimal
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2016b).
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
Program Studi Teknik Industri Cendekia dan Berakhlakul Karimah
Fakultas Sains Dan Teknologi
Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara
Jl. Taman Siswa (Pekeng) Tahunan Jepara 59427 Telp./Fax. (0291) 595477
http://www.industri.unisnu.ac.id email : industri@unisnu.ac.id

mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya


(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2019). Sebagai salah satu
pusat layanan kesehatan masyarakat puskesmas harus mampu menjamin
tersedianya pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien termasuk
pemberian pelayanan kefarmasian yan dapat menjamin ketersediaan
sediaan farmasi kepada masyarakat.
Pelayanan farmasi merupakan pelayanan penunjang dan sekaligus
merupakan revenue center utama. Hal tersebut mengingat bahwa lebih
dari 90% pelayanan kesehatan di Puskesmas menggunakan perbekalan
farmasi (obat-obatan, bahan kimia, bahan radiologi, bahan alat
kesehatan habis, alat kedokteran, dan gas medik), dan 50% dari seluruh
pemasok Puskesmas berasal dari pengelolaan perbekalan farmasi.
Mengingat bersarnya kontribusi instalasi farmasi dan merupakan
instalasi yang memberikan pemasuk terbesar di Puskesmas, maka
perbekalan barang farmasi memerlukan suatu pengelolaan secara cermat
dan penuh tanggung jawab (Listyorini, 2016). Pelayanan kefarmasian di
Puskesmas meliputi 2 (dua) kegiatan, yaitu kegiatan yang bersifat
manajerial berupa pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai dan kegiatan pelayanan farmasi klinik (Ariya, 2021).
Komponen utama pelayanan kefarmasian adalah optimalisasi
penggunaan obat, termasuk perencanaan untuk menjamin ketersediaan
obat, serta memastikan efektivitas dan keamanan penggunaan obat.
Sistem perencanaan dan pengadaan obat merupakan faktor penentu
ketersediaan obat dan penentuan anggaran yang dibutuhkan. Proses
pengadaan yang baik akan dapat memastikan ketersediaan obat yang
tepat jenis dan tepat jumlah, dengan harga yang wajar, dan dengan
standar kualitas yang diakui (Laukati et al., 2022).
Selain itu pengelolaan obat juga berkaitan dengan anggaran dan
belanja rumah sakit. Pengadaan obat menempati bagian yang cukup
besar dari anggaran pengeluaran rumah sakit. Dibanyak negara
Program Studi Teknik Industri Cendekia dan Berakhlakul Karimah
Fakultas Sains Dan Teknologi
Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara
Jl. Taman Siswa (Pekeng) Tahunan Jepara 59427 Telp./Fax. (0291) 595477
http://www.industri.unisnu.ac.id email : industri@unisnu.ac.id

berkembang belanja obat di rumah sakit dapat menyerap sekitar 40


sampai dengan 50% dari biaya keseluruhan rumah sakit. Tentunya
dengan jumlah biaya yang terbilang cukup besar itu harus dikelola
secara efektif dan efisien (Putri et al., 2022).
Perencanaan dan pengadaan obat merupakan satu tahap awal yang
penting dalam menentukan keberhasilan tahap selanjutnya, sebab tahap
perencanaan berguna untuk menyesuaikan antara kebutuhan pengadaan
dengan dana yang tersedia untuk menunjang pelayanan kesehatan
(Puspikaryani, 2022). Obat merupakan salah satu unsur penting dalam
pelayanan kesehatan yang meliputi upaya peningkatan kesehatan,
pencegahan, diagnosis, pengobatan dan pemulihan sehingga harus
diusahakan agar selalu tersedia pada saat dibutuhkan. Akses terhadap
obat terutama obat esensial merupakan salah satu hak asasi manusia.
Berbicara tentang obat tentunya tidak terlepas dari manajemen obat itu
sendiri (Asri, 2020).
Pada saat ini kegiatan perencanaan dan pengadaan obat di
Puskesmas dilakukan secara terpusat oleh apoteker di gudang farmasi
Dinas Kesehatan Kabupaten. Di gudang farmasi, apoteker dituntut untuk
dapat melakukan pengeloaan dan manajemen obat yang baik sehingga
proses pengadaan obat di puskesmas dapat berjalan dengan efektif dan
efisien (Bachtiar et al., 2019).
Berdasarkan hasil wawancara pendahuluan dengan petugas instalasi
farmasi Puskesmas Bangsri 1 bahwa seringkali data unit dosenya tidak
diperbarui ketersediaannya pada bagian keperawatan sehingga
persediaan obat harus dicari terlebih dahulu ketika perpindahan shiftnya.
Pengadaan obat selama ini dilakukan berdasarkan pada data pemakaian
obat rata-rata mingguan. Setiap hari petugas gudang mengecek stok-stok
obat, jika ada stok obat yang menipis maka petugas baru akan
melakukan perencanaan pengadaan. Sehingga sering terjadi kekosongan
stok obat dan keterlambatan pengiriman karena dipesan secara
Program Studi Teknik Industri Cendekia dan Berakhlakul Karimah
Fakultas Sains Dan Teknologi
Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara
Jl. Taman Siswa (Pekeng) Tahunan Jepara 59427 Telp./Fax. (0291) 595477
http://www.industri.unisnu.ac.id email : industri@unisnu.ac.id

mendadak.
Masalah lain yang terjadi yaitu obat yang diberikan juga seringkali
sudah melewati masa betas berlakunya (kadaluarsa atau expayed),
petugas juga sering memberikan obat double dan obat yang dibutuhkan
juga seringkali tidak tersedia sehingga keluarga pasien harus melakukan
pembelian di luar rumah sakit. Meningkatnya jumlah kunjungan pasien
di Puskesmas Bangsri 1 sangat signifikan mengakibatkan permintaan
obat di Instalasi Farmasi Puskesmas Bangsri 1 semakin meningkat.
Semakin banyak kebutuhan pasien akan obat semakin berkurang
persediaan yang ada di Unit Instalasi Farmasi Puskesmas Bangsri 1.
Pada umumnya persediaan obat terdiri dari berbagai jenis obat yang
sangat banyak jumlahnya. Berbagai macam obat memiliki tingkat
prioritas yang berbeda sehingga untuk mengetahui obat yang mana perlu
diprioritaskan dapat menggunakan analisis ABC.
Analisis ABC metode yang berguna untuk menentukan obat mana
dalam daftar formularium yang harus tersedia. Analisis ABC
mengkategorikan obat berdasarkan volume pemakaian dan nilai
investasi selama periode waktu tertentu, biasanya satu tahun (Laukati et
al., 2022). Analisis ABC (Activity Based Costing) adalah sebuah metode
pengklasifikasian item persediaan menurut nilai investasi dalam sebuah
perusahaan/instansi. Item kelompok A biasanya berkisar antara 15-20%
dari semua item persediaan dan mencakup antara 75-80% dari total nilai
investasi tahunan. Item kelas B biasanya berkisar antara 20-30% dari
semua item persediaan dan menyumbang 20% dari total nilai investasi
tahunan. Item kelas C biasanya merupakan 50% dari semua item
inventaris dan menyumbang 5-10% dari total nilai investasi tahunan.
Analisis ABC cenderung mengukur signifikansi setiap item
persediaan dalam hal nilai dan ketika analisis ABC diterapkan pada
situasi inventaris, dapat menunjukkan pentingnya item dan tingkat
kontrol yang ditempatkan pada item tersebut (Ariya, 2021). Dalam
Program Studi Teknik Industri Cendekia dan Berakhlakul Karimah
Fakultas Sains Dan Teknologi
Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara
Jl. Taman Siswa (Pekeng) Tahunan Jepara 59427 Telp./Fax. (0291) 595477
http://www.industri.unisnu.ac.id email : industri@unisnu.ac.id

manajemen kefarmasian pengelompokan obat melalui metode ABC


merupakan salah satu metode ilmiah yang digunakan untuk penerapan
kebijakan yang relevan terhadap perencanaan dan pengadan obat di
pusat pelayanan kesehatan.
Berdasarkan informasi awal yang diterima oleh peneliti, unit
instalasi farmasi Puskesmas Bangsri 1 belum pernah menggunakan
metode analisis ABC untuk perencanaan dan pengadaan obat di gudang
farmasi, hal ini dikarenakan karena pihak gudang farmasi merasa
kesulitan dalam penerapannya. Alasan lain yang melatar belakangi hal
ini adalah penggunaan analisis ABC belum ditetapkan dalam SOP
Gudang farmasi unit instalasi farmasi Puskesmas Bangsri 1 sehingga
penerapannya tidak maksimal. Saat ini kegiatan perencanaan dan
pengadaan obat di gudang farmasi unit instalasi farmasi Puskesmas
Bangsri 1 masih menggunakaan metode konsumsi.
Metode konsumsi adalah metode perencanaan dan pengadaan obat
dengan melihat data pemakaian obat di periode sebelumnya. Metode
konsumsi lebih mudah dalam penerapan dan pelaksanaannya akan tetapi
penerapan metode ini tidak dapat memastikan penggunaan obat yang
keluar di instalasi farmasi sehingga keadaan stock obat tidak dapat
diprediksi. Oleh karena itu, analisis ABC dapat digunakan sebagai
metode analisis perencanaan dan pengadaan obat di gudang farmasi unit
instalasi farmasi Puskesmas Bangsri 1 khususnya untuk obat-obat yang
memiliki pemakaian paling banyak sehingga penggunaaan anggaran
dapat dikendalikan secara maksimal.
Rumusan
Masalah
1. Berapa nilai ABC obat-obatan di Puskesmas Bangsri 1 (Studi Kasus
Unit Instalasi Farmasi) berdasarkan nilai pakai, nilai investasi dan
nilai indeks kritis pada tahun 2022 ?
2. Apa saja obat-obatan yang menjadi prioritas dalam pengadaan
sediaan farmasi di Puskesmas Bangsri 1 (Studi Kasus Unit Instalasi
Program Studi Teknik Industri Cendekia dan Berakhlakul Karimah
Fakultas Sains Dan Teknologi
Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara
Jl. Taman Siswa (Pekeng) Tahunan Jepara 59427 Telp./Fax. (0291) 595477
http://www.industri.unisnu.ac.id email : industri@unisnu.ac.id

Farmasi)?
3. Bagaimana persentase kesesuaian permintaan dan pengadaan obat-
obatan sesuai pola penyakit tahun 2022 di Puskesmas Bangsri 1
(Studi Kasus Unit Instalasi Farmasi)?
Referensi /
Pustaka Utama
Ariya, I. (2021). Analisis Pengadaan Obat Dari 10 Penyakit Terbesar
Di Puskesmas Kabupaten Barru Dengan Metode ABC.
Asri, M. (2020). Studi Manajemen Pengelolaan Obat Di Instalasi
Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Sawerigading Kota Palopo
Tahun 2019.
Bachtiar, M. A. P., Germas, A., & Andarusito, N. (2019). Analisis
Pengelolaan Obat Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Jantung
Bina Waluya Jakarta Timur Tahun 2019. Jurnal Manajemen Dan
Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI), 3(2), 119–130.
Laukati, Y., Rina, M., & Erni, N. (2022). Model Perencanaan Dan
Pengadaan Obat Dengan Metode Abc Indeks Kritis (Studi Kasus Di
Rumah Sakit Jiwa dr. Soeharto Heerdjan Jakarta). Jurnal Health
Sains, 3(3).
Listyorini, P. I. (2016). Perencanaan Dan Pengendalian Obat Generik
Dengan Metode Analisis ABC, EOQ DAN ROP (Studi Kasus Di
Unit Gudang Farmasi RS PKU ‘Aisyiyah Boyolali). INFOKES,
6(2).
Puspikaryani, G. A. P. (2022). Strategi Perencanaan dan Pengadaan
Obat Dalam Penanganan Pandemi Covid-19 di Instalasi Farmasi
Rsud Bali Mandara. Majalah Farmaseutik Vol., 18(1), 85–89.
https://doi.org/10.22146/farmaseutik.v18i1.71902
Putri, R. Y., Indrawati, L., & Hutapea, F. (2022). Analisis Perencanaan
Dan Pengendalian Obat Dengan Metode ABC Indeks Kritis Di
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Agung Jakarta Tahun 2020-2021.
Jurnal Manajemen Dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia
Program Studi Teknik Industri Cendekia dan Berakhlakul Karimah
Fakultas Sains Dan Teknologi
Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara
Jl. Taman Siswa (Pekeng) Tahunan Jepara 59427 Telp./Fax. (0291) 595477
http://www.industri.unisnu.ac.id email : industri@unisnu.ac.id

(MARSI), 6(1).

Anda mungkin juga menyukai