Hastho Joko Nur Utomo dan Meilan Sugiarto, Manajemen Sumber Daya
Manusia (Yogyakarta : Ardana Media. 2007).
Triton P.B., Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia
(Yogyakarta : Tugu. 2005).
3. Prinsip-prinsip penyediaan materi pelatihan
Menurut Andrew E.Sikula pelatihan adalah proses pendidikan jangka pendek,
yang menggunakan prosedur sistematis dan terorganisasi. Istilah pelatihan
ditujukan kepada pegawai pelaksana, untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap, baik teknis maupun non teknis. Sedangkan
pengembangan pelatihan lebih ditujukan kepada pegawai tingkat manajerial
untuk meningkatkan konseptual, kemampuan dalam pengambilan keputusan dan
memperluas human realtions.
Menurut Mc Gehee (1979), prinsip perencanaan pelatihan dan
pengembangannya meliputi:
1) Materi harus diberikan secara sistimatis
2) Tahapan materi harus sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
3) Pelatih/fasilitator/widyaiswara harus mampu memotivasi dan respon
dengan serangkaian materi pelatihan
4) Adanya penguat reinforcement yang mampu membangkitkan respon
positif kepada peserta pelatihan.
5) Fasilitator/widyaiswara mampu membentuk perilaku atau perubahan
perilaku.
Prinsip-prinsip Total Quality Management (TQM), Trilogi Juran yang terdiri
dari Perencanaan Mutu (Quality Planning), Pengendalian Mutu (Quality Control)
dan Peningkatan Mutu (Quality Improvement). Ada beberapa tokoh yang
mengemukakan prinsipprinsip TQM. Salah satunya adalah Bill Crash, 1995,
mengatakan bahwa program TQM harus mempunyai empat prinsip bila ingin
sukses dalam penerapannya. Keempat prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1) Program TQM harus didasarkan pada kesadaran akan kualitas dan
berorientasi pada kualitas dalam semua kegiatannya sepanjang
program, termasuk dalam setiap proses dan produk.
2) Program TQM harus mempunyai sifat kemanusiaan yang kuat dalam
memberlakukan karyawan, mengikutsertakannya, dan memberinya
inspirasi.
3) Program TQM harus didasarkan pada pendekatan desentralisasi yang
memberikan wewenang disemua tingkat, terutama di garis depan,
sehingga antusiasme keterlibatan dan tujuan bersama menjadi
kenyataan.
4) Program TQM harus diterapkan secara menyeluruh sehingga semua
prinsip, kebijaksanaan, dan kebiasaan mencapai setiap sudut dan
celah organisasi.
Lebih lanjut Bill Creech, 1996, menyatakan bahwa prinsip-prinsip dalam
sistem TQM harus dibangun atas dasar 5 pilar sistem yaitu; Produk, Proses,
Organisasi, Kepemimpinan, dan Komitmen. Trilogi Juran terdiri dari:
Perencanaan Mutu (Quality Planning), Pengendalian Mutu (Quality Control) dan
Peningkatan Mutu (Quality Improvement).
1) Perencanaan Mutu. Suatu mutu seharusnya direncanakan atau
dirancang, atas tahap-tahap sebagai berikut:
a. Menetapkan (identifikasi) siapa pelanggan,
b. Menetapkan (identifikasi) kebutuhan pelanggan,
c. Mengembangkan keistimewaan produk, d. Merespon kebutuhan
pelanggan,
d. Mengembangkan proses yang mampu menghasilkan
keistimewaan produk, dan
e. Mengarahkan perencanaan ke kegiatankegiatan operasioanal.
2) Pengendalian Mutu Pengendalian atau kontrol mutu adalah proses
deteksi dan koreksi adanya penyimpangan atau perubahan segera
setelah terjadi sesuatu, sehingga mutu dapat dipertahankan. Langkah
Kegiatan yang dikerjakan, antara lain:
a. Evaluasi kinerja dan kontrol produk,
b. Membandingkan kinerja aktual terhadap tujuan produk,
c. Bertindak terhadap perbedaan atau penyimpangan mutu yang
ada. Modul Konsep Mutu Pelatihan
3) Peningkatan Mutu Peningkatan mutu mencakup dua hal yaitu
a. “Fitness for use”,
b. Mengurangi tingkat kecacatan dan kesalahan. Kegiatan-
kegiatan Peningkatan Mutu,
c. Mengadakan infrastruktur yang diperlukan bagi upaya
peningkatan mutu,
d. Identifikasi apa yang perlu ditingkatkan dan proyek peningkatan
mutu
e. Menetapkan tim proyek,
f. Menyediakan tim dengan sumber daya, pelatihan, motivasi
untuk: mendiagnose penyebab, merangsang perbaikan dan
mengadakan pengendalian agar tetap tercapai perolehan
sesuai tujuan