1. Prestasi kerja
Asumsi kinerja yang baik melandasi seluruh aktifitas pengembangan
karir, ketika kinerjanya di bawah standar dengan mengabaikan upaya
pengembangan-pengembangan karir lain, bahkan tujuan karir yang
paling sederhana sekalipun tidak akan tercapai, kemajuan karir
umumnya terletak pada kinerja dan prestasi.
2. Eksposur (Exposure)
Eksposur menjadi paham (diharapkan dapat mempertahankan
setinggi mungkin). Mengetahui apa yang diharapkan dari adanya
promosi, pemindahan, ataupun kesempatan berkarier lainnya dengan
melakukan tugas kondusif. Tanpa adanya eksposur karyawan
mungkin tidak akan mengetahui peluang-peluang yang diperlukan
guna mencapai tujuan karir.
3. Jaringan kerja (Networking)
Melalui jaringan hubungan pribadi antara karyawan satu dengan
karyawan lainnya dan juga hubungan dengan kelompok profesional
akan membentuk suatu ikatan atau jaringan kerja yang baik antara
karyawan tersebut dengan karyawan lainnya ataupun dengan
kelompok profesional. Jaringan tersebut pada akhirnya akan
bermanfaat bagi karyawan dalam perkembangan karirnya.
4. Peluang untuk tumbuh (growth)
Karyawan hendaknya diberi kesempatan untuk tumbuh misalnya,
melalui pelatihan-pelatihan, dan juga melanjutkan jenjang
pendidikannya. Hal ini akan memberikan kesempatan bagi karyawan
untuk berkembang sesuai rencana karirnya.
5. Pembimbing dan sponsor
Banyak karyawan berpendapat bahwa mentor bisa membantu
pengembangan karir mereka. Nasehat-nasehat yang diberikan oleh
mentor dan pembimbing dapat membantu dalam proses
pengembangan karir mereka sendiri.
Sementara itu menurut Priansa (2018, hlm. 161) indikator pengembangan
karier adalah sebagai berikut.
1. Perencanaan karir
Pegawai harus merencanalan karirnya untuk masa yang akan datang.
2. Pengembangan karir
Individu Setiap pegawai harus menerima tanggung jawab atas
perkembangan karir atau kemajuan karir yang dialami.
3. Pengembangan Karir yang Didukung oleh Departemen SDM
Pengembangan karir pegawai tidak hanya tergantung pada pegawai
tersebut tetapi juga pada peranan dan bimbingan manajer dan
departemen SDM.
4. Peran Umpan Balik Terhadap Kinerja
Tanpa umpan balik yang menyangkut upaya-upaya pengembangan
karir maka relatif sulit bagi pegawai bertahun-tahun untuk persiapan
yang kadang dibutuhkan untuk mencapai tujuan-tujuan
pengembangan karir.
1. Growth
Tahap ini dimulai sejak usia 0 hingga 14 tahun. Mereka belajar tentang konsep diri,
mengenal berbagai profesi dan mengembangkan sikap sehingga bisa mengerti hal-
hal yang disukai.
Jika kita kembali mengingat masa anak-anak, sering kali diberi pertanyaan tentang
cita-cita. Pertanyaan seperti ini bertujuan untuk mengenal berbagai profesi dan
mengajarkan untuk mengerti tentang diri sendiri.
2. Exploration
Pada usia 15-24 tahun memasuki tahapan eksplorasi. Tahapan ini dimulai saat
SMA hingga mendapat pekerjaan pertama. Tahap eksplorasi akan dipenuhi dengan
mencoba berbagai hal untuk mengetahui keinginan dan minat pribadi.
4. Maintenance
Permasalahan yang sering muncul di usia 45-60 tahun adalah gap dengan anak
muda. Hal ini sering terjadi di berbagai tempat kerja terkait perbedaan pandangan
antar generasi.
Mereka yang mulai memasuki dunia kerja memiliki banyak pengetahuan dan
mengikuti dengan kondisi terkini. Jika kita tidak ada keinginan untuk terus belajar
maka akan kalah dengan anak-anak muda. Dampak yang paling negative yaitu
organisasi tidak akan maju dan berinovasi jika dikendalikan oleh orang-orang yang
mau belajar hal baru.
5. Decline
Usia produktif kerja terhitung hingga usia 60 tahun, setelah itu akan pensiun dari
pekerjaan. Sebelum memasuki pensiun, banyak perusahaan yang menyiapkan
pelatihan persiapan pensiun. Bahkan, terdapat tempat kerja yang memiliki
kebijakan untuk mengurangi beban kerja karyawan sebelum pensiun
Pensiun bukan lah hal yang mudah karena akan mengalami kebiasaan yang sangat
berbeda. Permasalahan yang sering muncul ketika pensiun yaitukesepian. Menurut
Shin dkk (2019) kesepian bisa teratasi jika mendapat dukungan sosial dari orang-
orang sekitar. Maka, saat pensiun sebaiknya tetap bersosialisasi dengan siapa pun.
Salah satu kegiatan yang bisa dilakukan saat pensiun yaitu bergabung di pengurus
RT/RW, aktif di komunitas atau melakukan hobi. Pensiun bukan menjadi halangan
untuk tetap produktif.
Mengapa Penting Mengetahui Tahap Perkembangan
Karir?
Mencapai kesuksesan karir perlu memahami diri sendiri, tujuan &
mengembangkan pengetahuan serta keterampilan meskipun harus menghadapi
tantangan atau krisis di setiap perkembangan karir. Krisis tersebut seperti jati
diri, quarter life crisis, mid life crisis dan retirement crisis. Krisis-krisis yang
dihadapi di setiap tahap perkembangan pada intinya berakar pada dorongan untuk
belajar hal baru. Selalu berani untuk mencoba berbagai hal, melihat dari berbagai
perspektif dan tetap menjalin network dengan siapa pun.
Situasi dunia selalu mengalami perubahan dan muncul berbagai inovasi-inovasi.
Ketika tidak pernah mencoba, maka kita tidak akan pernah tahu. Jika kita merasa
cukup dengan ilmu yang dimiliki, maka kita akan kalah dengan orang-orang baru.
Krisis dalam karir sesuatu hal yang wajar. Tidak apa-apa jika mengalami putus asa,
kebingungan dan ketidakpastian karena hal tersebut wajar terjadi. Dengan
mengetahui tahap perkembangan karir akan membuat lebih siap dan memiliki
gambaran masa depan. Selain itu proses pengembangna karier juga akan
melibatkan dua komponen penting yakni perencanaan karier dan
manajemen karier sebagai berikut:
Career Planning
Career Management
DAFTAR ISI