Anda di halaman 1dari 10

Vol. 5, No.

1 Januari 2022
pISSN 2614-5073, eISSN 2614-3151
Telp. +62 853-3520-4999, Email: jurnalmakes@gmail.com
Online Jurnal: http://jurnal.umpar.ac.id/index.php/makes

ANALISIS PERENCANAAN OBAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


MASSENREMPULU KABUPATEN ENREKANG

Analysis Drug Planning in the General Hospital in the Massenrempulu Area of


Enrekang District

Yunita Idham L.*, Syarifuddin Yusuf, Usman


Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Parepare
*(Email: yunitaidhamjanuari@gmail.com)

ABSTRAK
Pelayanan kefarmasian sebagai salah satu unsur dari pelayanan utama di rumah sakit, merupakan bagian
yang tidak dapat dipisahkan dari sistem pelayanan di rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien,
penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan
masyarakat. Praktek pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan terpadu, dengan tujuan untuk mengidentifikasi,
mencegah dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan obat dan kesehatan.Penilitian ini merupakan
penelitian kualitatif yang bertujuan untuk menganalisis perencanaan obat di Instalasi farmasi RSUD
Massenrempulu Enrekang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai bulan Oktober 2020. Penelitian ini
menggunakan data primer yaitu melalui wawancara mendalam dengan menggunakan pedoman wawancara dan
pengamatan secara langsung (observasi). Dan data sekunder berupa dokumen-dokumen di Instalasi farmasi
RSUD Massenrempulu Enrekang. Informan dalam penelitian ini berjumlah 3 orang.Hasil penelitian
menunjukkan bahwa perencaan obat di RSUD Massenrempulu Kabupaten Enrekang sudah cukup efektif, karena
telah sesuai dengan pedoman perencaan yang berlaku di rumah sakit tersebut. Namun, masih ada beberapa faktor
yang menjadi kecala dalam perencaan obat di RSUD Massenrempulu Kabupaten Enrekang yaitu kekosongan
obat. Hal ini disebabkan karena peningkatan jumlah pasien yang sewaktu-waktu terjadi sehingga menyebabkan
permintaan akan obat juga meningkat, serta kekosongan stok obat yang dibutuhkan pada pihak distributor. Saran
dalam penelitian ini kepada petugas perencanaan obat agar bisa menambah pihak yang berelasi (distributor)
dengan rumah sakit dalam hal pembelian obat, agar ketika terjadi kekosongan stok barang di distributor maka
ada alternatif tempat lain yang bisa dijadikan tempat pembelian obat tersebut.

Kata Kunci: Perencanaan, kebutuhan obat, instalasi farmasi

ABSTRACT
Pharmaceutical services as one of the elements of the main service in the hospital, are an inseparable
part of the hospital service system that is oriented towards patient care, the provision of quality drugs, including
affordable clinical pharmacy services for all levels of society. Pharmaceutical service practice is an integrated
activity, with the aim of identifying, preventing and resolving problems related to medicine and health. This
research is a qualitative research that aims to analyze drug planning in the pharmacy installation of the
Massenrempulu Enrekang Hospital. This research was conducted from July to October 2020. This study used
primary data, namely through in-depth interviews using interview guidelines and direct observation
(observation). And secondary data in the form of documents in the pharmacy installation at Massenrempulu
Enrekang Hospital. There were 3 informants in this study. The results showed that the drug planning at the
Massenrempulu General Hospital, Enrekang Regency was quite effective, because it was in accordance with the
planning guidelines that were in effect at the hospital. However, there are still a number of factors that have
been troubling in the planning of drugs at the Massenrempulu General Hospital, Enrekang Regency, namely the
absence of medicine. This is due to an increase in the number of patients which occurs from time to time, which
causes the demand for drugs to also increase, as well as the empty stock of drugs needed at the distributor.
Suggestions in this research are for the drug planning officers to be able to add related parties (distributors) to
the hospital in terms of drug purchases, so that when there is an empty stock of goods at the distributor, there
are other alternative places that can be used as a place to purchase these drugs

Keywords: Planning, drug needs, pharmaceutical installations

1
Vol. 5, No. 1 Januari 2022

PENDAHULUAN benar – benar diperlukan sesuai dengan jumlah


Rumah sakit adalah institusi pelayanan pasien/kunjungan dan pola penyakit rumah
kesehatan bagi masyarakat dengan sakit, 2). Tahap Kompilasi Penggunaan
karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh berfungsi untukmengetahui jenis obat – obat
perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, yang digunakan setiap bulan di unit pelayanan
kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial selama setahun dan sebagai data pembanding
ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu stok optimum, 3). Tahap Perhitungan
meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu Kebutuhan berfungsi untuk menghindari
dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud masalah kekosongan obat atau kelebihan obat 3
1
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Perencanaan merupakan proses kegiatan
Pelayanan kefarmasian sebagai salah dalam pemilihan jenis, jumlah dan harga
satu unsur dari pelayanan utama di rumah perbekalan farmasi yang sesuai dengan
sakit, merupakan bagian yang tidak dapat kebutuhan dan anggaran, sehingga untuk
dipisahkan dari sistem pelayanan di rumah menghindari ketidaksesuaian kekosongan obat
sakit yang berorientasi kepada pelayanan dapat digunakan metode yang tepat. Pengadaan
pasien, penyediaan obat yang bermutu, merupakan perealisasian kebutuhan yang telah
termasuk pelayanan farmasi klinik yang direncanakan dan disetujui melalui pembelian,
terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. baik secara langsung maupun tender dari
Praktek pelayanan kefarmasian merupakan distributor, produksi/pembuatan sediaan
kegiatan terpadu, dengan tujuan untuk farmasi baik steril maupun non steril, dan juga
mengidentifikasi, mencegah dan yang berasal dari sumbangan atau hibah.3
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan Menurut Suciati (2006), bahwa kegiatan
2
obat dan kesehatan. perencanaan obat dan fasilitas yang memadai
Pelayanan farmasi rumah sakit merupkan salah satu upaya meningkatkan
merupakan salah satu kegiatan dirumah motivasi kerja pegawai dalam menyelesaikan
sakityang menunjang pelayanan kesehatan pekerjaan tepat waktu. Namun tidak selamanya
yang bermutu. Pelayanan farmasi rumah sakit fasilitas tersebut ada di instalasi farmasi.
adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Artinya sekalipun instalasi farmasi merupakan
sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang revenue center utama rumah sakit namun
berorientasi kepada pelayanan pasien, masih ditemukan fasilitas pelayanannya minim
penyediaan obat yang bermutu, termasuk dan memprihatinkan, misalnya gudang yang
pelayanan farmasi yang baik, yang terjangkau tidak memenuhi syarat. Akibatnya instalasi
bagi semua lapisan masyarakat..2 farmasi bekerja lambat mengantisipasi
Menurut Febriawati (2013) dalam keperluan dan sulit berkembang.4
melakukan perencanaan obat di IFRS harus Masalah kekosongan obat di rumah sakit
melalui tahapan: 1). Tahap Pemilihan yang berdampak pada tidak terpenuhinya kebutuhan
berfungsi untuk menentukan obat-obat yang pasien akan terapi obat yang optimal. Salah
2
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan

satu jenis obat yang penting dalam pelayanan terpenuhinya kriteriatepat jenis, tepat jumlah,
rumah sakit yaitu obat antibiotik. Penggunaan tepat waktu dan efisien.7
antibiotik ditujukan untuk mencegah dan Dalam aktivitasnya perencanaan rumah
mengobati penyakit – penyakit infeksi. sakit memerlukan bermacam-macam sumber
Frekuensi pemakaian antibiotik yang tinggi daya, salah satu sumber daya penting adalah
tetapi tidak diimbangi dengan ketentuan yang persediaan obat-obatan. Persediaan obat-obatan
sesuai atau tidak rasional dapat menimbulkan harus disesuaikan dengan besarnya kebutuhan
dampak negatif.5 pengobatan. Karena persediaan obat-obatan
Sesuai dengan Kepmenkes tahun 2015 yang tidak lancar akan menghambat pelayanan
tentang Rencana Strategis Kementrian kesehatan, hal ini di sebabkan karena obat
Kesehatan RI Tahun 2015-2019 bahwa, tidak tersedia pada saat dibutuhkan.8
aksesbilitas obat ditentukan oleh ketersediaan Berdasarkan pengambilan data awal
obat bagi pelayanan kesehatan. Pada tahun yang dilakukan pada bulan Januari 2020
2013, tingkat ketersediaan obat mencapai dengan koordinator instalasi farmasi di
96,82%, meningkat dari pada tahun Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah
sebelumnya uang mencapai 92, 5%. Walaupun Massenrempulu didapat bahwa pelaksanaan
demikian, ketersediaan obat belum tedistribusi manajemen perencanaan obat dilakukan oleh
merata antar-provinsi. Dan tahun 20012 bagian Instalasi Farmasi saja, yang merangkap
menunjukkan terdapat 3 provinsi dengan tugas menjadi sebagi tim perencanaan dan
tingkat ketersediaan dibawah 80%, sementara 6 penyimpanan di instalasi farmasi yang
provinsi yang memiliki tingkat ketersediaan dibentuk dirumah sakit. Rencana kebutuhan
obat lebih tinggi dari 100%. Disparitas ini obat tersebut diajukan kepada kepala gudang
menceritakan belum optimalnya perencanaan obat kemudian di berikan kepada koordinator
obat yang merupakan salah satu bagian dari instalasi farmasi kemudian direktur utama.
pengelolaan obat.6 Gambaran perencanaan obat di instalasi
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan farmasi Rumah Sakit Umum Daerah
No.72 tahun 2016, pengelolaan perbekalan Massenrempulu adalah dengan melakukan
farmasi memiliki siklus kegiatan yang terkait penentuan jenis obat yang digunakan dirumah
satu sama lain. Kegiatannya mencakup sakit berdasarkan pola pemakaian obat
pemilihan, perencanaan kebutuhan, pengadaan, Dari permasalahan tersebut peneliti
penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
pemusnahan dan penarikan, pengendalian, dan “Analisis Perencanaan Obat di Rumah Sakit
administrasi. Perencanaan kebutuhan Umum Daerah Massenrempulu Kabupaten
merupakan kegiatan menentukan jumlah dan Enrekang tahun 2020”
periode pengadaan sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan bahan medis habis pakai sesuai
hasil kegiatan pemilihan untuk menjamin
3
Vol. 5, No. 1 Januari 2022

BAHAN DAN METODE berlangsung secara terus menerus sampai


Jenis penelitian ini bersifat deskriptif, tuntas, 8
yaitu penelitian yang menggunakan metode HASIL
pendekatan kualitatif melalui observasi dan Adapun hasil dari data Analisis
wawancara mendalam untuk mengetahui Perencanaan Obat di RSUD Massenrempulu
secara jelas dan lebih mendalam tentang Enrekang adalah sebagai berikut:
perencanaan obat di Instalasi Farmasi Rumah
Tabel 1. Data Tenaga Kefarmasian Di RSUD
Sakit Umum Daerah Massenrempulu
Massenrempulu Kabupaten Enrekang.9
Kabupaten Enrekang. Penelitian ini N Tenaga Kefarmasian Jumlah
o (Orang)
dilaksanakn di Instalasi Farmasi Rumah Sakit
1 Apoteker 9
umum Daerah Massenrempulu Kabupaten 2 D-III Farmasi 8
Enrekang, dengan pertimbangan kurang 3 SKM 1
4 Bidan -
optimalnya perencanaan obat di Instalasi 5 SMF -
Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Jumlah 18
Sumber: Instalasi Farmasi RSUD Kabupaten
Massenrempulu, penelitian ini dilaksanakan di Enrekang
Rumah Sakit Umum Daerah Massenrempulu
Tabel 2. Data Penggunaan Obat Terbanyak Di
yang merupakan rumah sakit rujukan di RSUD MassenrempuluKabupaten Enrekang.9
Kabupaten Enrekang, penelitian ini dilakukan N Nama Obat
o
pada awal bulan Juni sampai akhir bulan 1 Cefixime 200 mg
Oktober 2020. Adapun instrumen penelitian 2 OMZ Kapsul
3 Paracetamol 500 mg
ini adalah dengan wawancara mendalam
4 Metil prednisolon 4 mg
(indepeth interview) berupa pedoman 5 Pct 500mg
wawancara yang berisi daftar pertanyaan yang 6 Mecobalamin
7 Melformin 500 mg
disusun sesuai dengan topik yang akan 8 Aminefron
dibicarakan. Untuk memperjelas informasi 9 Betahistin 6 mg
10 Diltiazem 30 mg
yang akan di peroleh, digunakan alat berupa Sumber: Gudang Obat RSUD Kabupaten
alat perekam suara dan alat tulis untuk catatan. Enrekang.
Teknik pengolahan dan analisis data Tabel 3. Data Tenaga Kesehatan Di RSUD
yaitu data primer dan data sekunder. Massenrempulu Kabupaten Enrekang.9
Sedangkan analisis pengolahan data dari hasil No Pendidikan Total
Analisa data dalam penelitian kualitatif, 1 Magister Kesehatan 5
2 Apoteker 6
dilakukan pada saat pengumpulan data
3 Dokter Spesialis 13
berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan 4 Sarjana Kedokteran 8
5 Sarjana Kedokteran Gigi 3
data dalam periode tertentu. Menurut Miles
6 Sarjana Keperawatan Ners 38
dan Huberman dalam Sugiyono (2013) analisa 7 Sarjana Keperawatan 2
data kualitatif dilakukan secara interaktif dan 8 Sarjana Farmasi 1
9 Sarjana Kesehatan Masyarakat 6
10 Sarjana Gizi 4
4
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan

11 Sarjana Ekonomi 3 25 D III Radiologi 4


12 Sarjana Ilmu Pemerintahan 1 26 D III Teknik Elektromedis 5
Sarjana Administrasi 27 D III Kesehatan Lingkungan 1
13 1
Pemerintahan 29 D III Farmasi 3
14 Sarjana Teknik 1 30 D III Fisioterapi 5
15 Sarjana Sosial 1 31 D III Analis Kesehatan 5
Sarjana Kebidanan/D IV 32 D III Teknik 2
16 11
Kebidanan 33 D II Pemasaran 1
17 DIV Fisioterapi 5 34 SPK 4
18 D IV Analis Kesehatan 3 35 SMF 1
19 D IV Rekam Medis 1 36 SMA 9
20 D III Keperawatan 8 37 SD 2
21 D III Kebidanan 9 TOTAL 184
22 D III Kesehatan Gigi 3 Sumber: Profil RSU Massenrempulu Enrekang
23 D III Perekam Medik 4 2019
24 D III Tekniker Gigi 4

Tabel 4. Data Sarana dan Prasarana di RSUD Massenrempulu KabupatenEnrekang. 9


No Jenis Sarana/Prasarana Total
1 Poli Umum, Poli Bedah, Poli Penyakit Dalam, Poli THT, Poli Anak, Poli
11
Kandungan, Poli Syaraf, Poli Gizi, Poli Jiwa, Poli Gigi, Poli Mata
2 IGD Bedah dan Non Bedah 2
3 Gedung Perawatan Interna Utara (VIP, Kelas I,II,III) 12
4 Gedung Perawatan Interna Selatan (VIP, Kelas I,II,III) 13
5 Gedung Perawatan Bedah (VIP, Kelas I, II, III) 10
6 Gedung Perawatan Anak (VIP, Kelas I, II, III) 7
7 Gedung Perawatan Nifas (VIP, Kelas I, II,III) 13
8 Gedung Perinatologi, Gedung ICU, Kamar Operasi, Laboratorium, Radiologi,
Rekam Medis, Farmasi, Gizi, Laundry, Central Sterile Supply Departemen (CSSD),
14
Unit Transfusi Darah (UTD), Instalasi Pemeliharaan Sarana Prasarana Rumah Sakit
(IPSRS), IPAL, Kamar Jenazah
9 Ruang Genset Emergency, Ruang Server Sisrum 2
10 Ambulance 8
11 Kendaraan Roda 2 6
Sumber: Profil RSU Massenrempulu Enrekang 2019

Karateristik Responden obat. Secara inci dapat dilihat pada table


Informan penelitian ini berjumlah 3 berikut:
orang, yakni terdiri atas direktur rumah sakit,
kepala instalasi farmasi, dan kepala gudang

Tabel 5. Karakteristik Informan


N Nama Jabatan Jenis Umur Pendidikan Lama
o Informan Kelamin Tahun Kerja
1 Informan 1 Direktur Rumah Sakit Laki-laki 45 S1Kedokteran 7 Tahun
2 Informan 2 Kepala Instalasi Farmasi Laki-laki 35 S1Apoteker 4 Tahun
3 Informan 3 Kepala Gudang Obat Perempuan 25 S1Apoteker 2 Tahun

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti dan data sekunder. Data primer berupa hasil
mengumpulkan data-data berupa data primer wawancara dengan beberapa informan yaitu

5
Vol. 5, No. 1 Januari 2022

direktur rumah sakit selaku informan 1, kepala pelayanan penunjang medik dan non medik.
instalasi farmasi selaku informan 2, dan kepala Dalam hal penunjang medik, maka salah satu
gudang obat selaku informan 3. Sedangkan pelayanan penting didalamnya adalah
data sekunder diperoleh dari dokumentasi pelayanan farmasi. Instalasi farmasi dirumah
karena data yang diperoleh oleh peneliti sakit merupakan satu-satunya unit dirumah
merupakan data yang didasarkan dari hasil sakit yang mengadakan barang farmasi,
penelitian di lapangan. Alasan peneliti mengelola, dan mendistribusikannya kepada
mengumpulkan data wawancara dari ketiga pasien, bertanggung jawab atas semua barang
informan adalah agar hasil penelitian yang farmasi yang beredar di rumah sakit serta
didapat dan ditulis bersifat objektif. bertanggung jawab pengadaan dan penyajian
Menurut Kemenkes RI (2008) bahwa informasi obat yang siap pakai bagi semua
perencanaan obat adalah salah satu aspek pihak dirumah sakit, baik petugas maupun
penting dan menentukan dalam pengelolaan pasien.11
obat karena perencanaan akan mempengaruhi
Input Dalam Perencanaan Obat Di Instalasi
pengadaan, pendistribusian dan penggunaan
Farmasi RSUD Massenrempulu Kabupaten
obat di unit pelayanan kesehatan. Tujuan Enrekang
perencanaan obat adalah untuk menetapkan Masukan (input) adalah segala sesuatu
jenis dan jumlah obat sesuai dengan pola yang mendukung dan dibutuhkan dalam
penyakit dan kebutuhan pelayanan kesehatan melaksanakan perencanaan obat agar dapat
dasar termasuk program kesehatan yang telah berjalan dengan baik. Adapun aspek yang
ditetapkan.10 ditinjau dalam masukan (input) perencanaan
obat di instalasi farmasi RSUD
PEMBAHASAN Massenrempulu Kabupaten Enrekang meliputi
Perencanaan obat dan perbekalan sumber daya manusia, metode, prosedur serta
kesehatan merupakan salah satu fungsi yang sarana dan prasarana.
menentukan dalam proses pengadaan obat dan Berdasarkan hasil wawancara dan temuan
perbekalan kesehatan, yang bertujuan untuk dilapangan terkait input dalam proses
menetapkan jenis dan jumlah obat dan perencanaan obat di instalasi farmasi RSUD
perbekalan kesehatan yang tepat sesuai dengan Massenrempulu Kabupaten Enrekang
kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit menunjukkan bahwa ada beberapa aspek yang
(Kepmenkes, 2008). Adapun perencanaan obat perlu ditinjau dalam inputperencanaan obat
di RSUD Massenrempulu Kabupaten Enrekang meliputi sumber daya manusia, metode,
terdiri dari input, proses dan output. prosedur serta sarana dan prasarana. Dalam hal
Pedoman organisasi rumah sakit ini menujukkan bahwa aspek metode, prosedur
menyatakan bahwa rumah sakit harus serta sarana dan prasarana di instalasi farmasi
melaksanakan beberapa fungsi, satu RSUD Massenrempulu Kabupaten Enrekang
diantaranya adalah fungsi menyelenggarakan telah sesuai dalam pencapaian inputnya, hal
6
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan

tersebut dibuktikan dari hasil wawancara Massenrempulu Kabupaten Enrekang, hal


dengan informan yang relevan. Namun pada tersebut dibuktikan dari hasil wawancara
aspek sumber daya manusia dianggap belum dengan informan yang relevan. Dimana proses
optimal, dimana tenaga sumber daya perencanaan obat ini telah dilakukan secara
manusianya belum memenuhi standar yang matang dan dengan perhitungan yang mengacu
telah ditetapkan dalam Undang-Undang pada jumlah obat yang keluar dan juga
Permenkes. berpatokan pada pemakaian obat di tahun
Dalam hal ini mengartikan bahwa pada sebelumnya.
input perenanaan obat di tingkat rumah sakit Dalam hal ini mengartikan bahwa pada
daerah yang masih menjadi permasalahan prosesperencanaan obat di tingkat rumah sakit
adalah belum cukup memperhatikan sumber sudah terlaksana dengan baik, dimana secara
daya manusia yang digunakan, sehingga tidak umum dalam proses perencaan obatnya
jarang ditemui pelayanan dibagian ke mengacu pada jumlah pemakaian obat
farmasian belum cukup optimal. Sehingga diperiode sebelumnya. Hal ini sesuai pendapat
perlunya ada perhatian serius dari pihak rumah Murti dkk (2006) yang menjelaskan bahwa
sakit, agar bisa sejalan dengan peraturan yang dalamperencanaan, kesehatan tidak bisa
telah ditetapkan dalam Permenkes RI Nomor berjalan dengan baik jika tidak didukung oleh
56 Tahun 2014. data kuantitatif dan kualitatif yang memadai.
Data adalah elemen penting dalam proses
Proses Dalam Perencanaan Obat Di
perencanaan. Data sebagai sumber informasi
Instalasi Farmasi RSUD Massenrempulu
Kabupaten Enrekang penting yang menyebabkan para pengambil
Proses adalah pelaksanaan yang harus keputusan dapat membaca situasi terkini dan
dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah melakukan perencanaan dengan normal
ditetapkan. Adapun aspek yang ditinjau dalam
Output Dalam Perencanaan Obat Di
outputperencanaan obat di instalasi farmasi
Instalasi Farmasi RSUD Massenrempulu
RSUD Massenrempulu Kabupaten Enrekang Kabupaten Enrekang
meliputipemilihan jenis obat dan perhitungan Output dalam perencanaan obat adalah
kebutuhan obat.Berdasarkan hasil wawancara tersedianya obat-obatan dalam jumlah yang
dan temuan dilapangan terkait proses dalam tepat dan mutu yang memadai serta waktu
perencanaan obat di instalasi farmasi RSUD yang dibutuhkan bisa optimal serta persediaan
Massenrempulu Kabupaten Enrekang tidak terganggu oleh kerusakan, pemborosan,
menunjukkan bahwa ada duaaspek yang perlu penggunaan tanpa hak, pencurian, penyusutan
ditinjau dalam prosesperencanaan obat yang tidak wajar serta nilai persediaan obat
meliputi pemilihan jenis obat dan perhitungan yang sesunggunya (Azwar, 2010).
kebutuhan obat. Dalam hal ini menujukkan Berdasarkan hasil penelitian yang telah
bahwa kedua aspek tersebut telah dijalankan dilakukan diketahui bahwa ketersediaan obat di
dengan baik di instalasi farmasi RSUD gudang farmasi RSUD Massenrempulu
7
Vol. 5, No. 1 Januari 2022

Kabupaten Enrekang telah sesuai dengan itu, kelalaian dari petugas dalam melakukan
kebutuhan, akan tetapi masih ada beberapa perencaan yang terkadang tidak mencatat
obat yang terkadang tidak tersedia sehingga beberapa item obat yang diperlukan, serta
masih terjadi kekosongan obat di gudang terlambatnya penginformasian kekosongan
farmasi RSUD Massenrempulu Kabupaten obat dari unit-unit pelayanan juga dapat
Enrekang. Hal ini disebabkan karena rumah memicu terjadinya kekosongan obat. Hal ini
sakit melakukan pembelian obat secara e- perlu menjadi perhatian serius bagi pihak
catalog dimana terkadang obat yang instalasi farmasi agar kedepannya bisa
dibutuhkan tidak tersedia di e-catalog, serta meminimalisir kendala tersebut mengingat obat
peningkatan jumlah pasien yang menyebabkan adalah hal yang paling penting bagi
pemakaian obat diluar prediksi. Pada data kesembuhan para pasien yang ada dirumah
sekunder yang diperoleh dari RSUD sakit.
Massenrempulu Kabupaten Enrekang,
sepanjang tahun 2019 terdapat 18 obat yang KESIMPULAN DAN SARAN

mengalami kekosongan. Berdasarkan hasil Berdasarkan hasil penelitian dan

wawancara dengan informan, menjelaskan pembahasan mengenai analisis perencanaan

bahwa hal tersebut diakibatkan karena obat di instalasi farmasi RSUD

peningkatan jumlah pasien yang secara Massenrempulu Kabupaten Enrekang, maka

otomatis mempengaruhi jumlah permintaan dapat ditarik kesimpulkan sebagai berikut,

obat dari setiap bulannya yang sewaktu-waktu Input perencanaan obat di RSUD

dapat berubah-ubah. Massenrempulu Kabupaten Enrekang telah

Dari hasil penelitian ini diperoleh disusun sesuai dengan prosedur yang telah

informasi dari para informan bahwa output ditetapkan oleh rumah sakit, sarana dan

perencanaan obat sudah dianggap cukup prasarana pun telah menunjang. Akan tetapi

memadai dan sudah dianggap efektif sebab sumber daya manusia belum memenuhi standar

kegiatan yang dilakukan sudah sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang

prosedur yang berlaku di RSUD Permenkes.Proses perencanaan obat di RSUD

Massenrempulu Kabupaten Enrekang. Hanya Massenrempulu Kabupaten Enrekang telah

saja kekosongan obat dan kelebihan obat masih dijalankan dengan baik dimulai dengan

sulit untuk dikendalikan karena ada beberapa memilih jenis obat apa yang akan dipesan

faktor yang mempengaruhi hal tersebut dapat nantinya, kemudian malakukan berbagai

terjadi, misalnya peningkatan jumlah pasien di perhitungan agar perencanaan obat ditahun

RSUD Massenrempulu Kabupaten Enrekang berikutnya jauh lebih efektif.Output

mengingat RSUD Massenrempulu Kabupaten perencanaan obat di RSUD Massenrempulu

Enrekang merupakan pusat rujukan di Kabupaten Enrekang sudah sesuai dengan

Kabupaten Enrekang sehingga peningkatan kebutuhan, hanya saja masih sering terjadi

pasien bisa sewaktu-waktu meningkat. Selain kekosongan beberapa stok obat yang

8
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan

disebabkan karena peningkatan jumlah pasien, terhadap petugas instalasi farmasi secara rutin
serta ketersediaan obat di pihak distributor mengenai perencanaan obat sehingga
yang terkadang kosong. meningkatkan kualitas tenaga perencanaan
Dari kesimpulan diatas Diharapkan obat di instalasi farmasi RSUD
kepada pihak gudang dan pegawai instalasi Massenrempulu Enrekang. Diharapkan kepada
farmasi untuk lebih teliti dalam melakukan kepala instalasi farmasi RSUD Massenrempulu
pencatatan dan pelaporan terkait dengan data Enrekang agar bisa menambah pihak yang
yang dibutuhkan dalam perencanaan obat agar berelasi (distributor) dengan rumah sakit dalam
perencanaan yang dilakukan lebih tepat. hal pembelian obat, agar ketika terjadi
Diharapkan kepada pihak direktur RSUD kekosongan stok barang di distributor maka
Massenrempulu Enrekang untuk melakukan ada alternatif tempat lain yang bisa dijadikan
penambahan tenaga perencanaan obat yang tempat pembelian obat tersebut.
berkompeten dan mengikutkan pelatihan

DAFTAR PUSTAKA Rencana Strategis Kementrian Kesehatan


1. Undang-undang R.I. Nomor 44 tahun 2009 tahun.Jakarta; 2015-2019.
tentang Rumah Sakit. 7. Permenkes RI Nomor 72 tentang Standar
2. Manurung, Ramona. Perencanaan Obat Di Pelayanan Kefarmasian di Rumah
Instalasi Farmasi Rumah Sakit. Medan: Sakit.Jakarta; 2016.
Universitas Sumatera Utara, 2017. 8. Pudjaningsih, Dwi. Jurnal Analisis
3. Febriawati, H. Manajemen Logistik Perencanaan Pengelolaan Obat Di Instalasi
Farmasi Rumah Sakit. Yogyakarta; 2013. Farmasi Rumah Sakit PKU
4. Suciati, Susi. Jurnal Manajemen Pelayanan Muhammadiyah Temenggung. Surakarta:
Kesehatan Tentang Analisis Perencanaan USM; 2014.
Obat Berdasarkan ABC Indeks Kritis Di 9. Rumah Sakit Enrekang. Profil Rumah Sakit
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Karya Enrekang Tahun 2015. Enrekang; 2019.
Husada. Depok: UI; 2006. 10. Kepmenkes Republik Indonesia.
5. Kartika, F., Harsono, S.B.,dan Sarimanah, 2008.Keputusan Menteri Kesehatan No
J. 2014. Analisis Penggunaan 1121/MENKES/SK/XII tentang Pedoman
AntibiotikPada Pasien Rawat Inap Deman Teknis Pengadaan Obat Publik dan
Tifoid (ICD A01.0) Di Rumah Sakit Perbekalan Kesehatanuntuk Pelayanan
Umum Daerah Kabupaten Sukoharjo Kesehatan Dasar.Jakarta: Departemen
Tahun 2013 Dengan Metode ATC/DDD. Kesehatan Republik Indones; 2008.
Jurnal Farmasi Indonesia; 2014. 2(11): 11. Aditama, T . Y. Manajemen Administrasi
158-167. Rumah Sakit. Jakarta: Universitas
6. Keputusan Menteri Republik Indonesia Indonesia; 2007.
Nomor HK.02.02/MENKES/52 tentang 12. Siregar, C.J.P dan Amalia Lia. Farmasi
Rumah Sakit Teori dan Penerapan.
9
Vol. 5, No. 1 Januari 2022

Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta;


2004.
13. Azwar A. Pengaturan Administrasi
Kesehatan. Edisi ke 3. Jakarta: Binarupa
Aksara; 2010.
14. Hanifa, Nurul.Analisis Proses Perencanaan
Obat Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Achmad Mochtar Kota Bukit Tinggi.
Skripsi. Padang; Universitas Andalas;
2020.
15. Hayati, Fitri. Analisis Sistem Perencanaan
Obat Di Instalasi Farmasi RSUD Kota
Padang Panjang Tahun 2018. Skripsi.
Padang: Universitas Andalas; 2018

10

Anda mungkin juga menyukai