1 Januari 2022
pISSN 2614-5073, eISSN 2614-3151
Telp. +62 853-3520-4999, Email: jurnalmakes@gmail.com
Online Jurnal: http://jurnal.umpar.ac.id/index.php/makes
ABSTRAK
Pelayanan kefarmasian sebagai salah satu unsur dari pelayanan utama di rumah sakit, merupakan bagian
yang tidak dapat dipisahkan dari sistem pelayanan di rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien,
penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan
masyarakat. Praktek pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan terpadu, dengan tujuan untuk mengidentifikasi,
mencegah dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan obat dan kesehatan.Penilitian ini merupakan
penelitian kualitatif yang bertujuan untuk menganalisis perencanaan obat di Instalasi farmasi RSUD
Massenrempulu Enrekang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai bulan Oktober 2020. Penelitian ini
menggunakan data primer yaitu melalui wawancara mendalam dengan menggunakan pedoman wawancara dan
pengamatan secara langsung (observasi). Dan data sekunder berupa dokumen-dokumen di Instalasi farmasi
RSUD Massenrempulu Enrekang. Informan dalam penelitian ini berjumlah 3 orang.Hasil penelitian
menunjukkan bahwa perencaan obat di RSUD Massenrempulu Kabupaten Enrekang sudah cukup efektif, karena
telah sesuai dengan pedoman perencaan yang berlaku di rumah sakit tersebut. Namun, masih ada beberapa faktor
yang menjadi kecala dalam perencaan obat di RSUD Massenrempulu Kabupaten Enrekang yaitu kekosongan
obat. Hal ini disebabkan karena peningkatan jumlah pasien yang sewaktu-waktu terjadi sehingga menyebabkan
permintaan akan obat juga meningkat, serta kekosongan stok obat yang dibutuhkan pada pihak distributor. Saran
dalam penelitian ini kepada petugas perencanaan obat agar bisa menambah pihak yang berelasi (distributor)
dengan rumah sakit dalam hal pembelian obat, agar ketika terjadi kekosongan stok barang di distributor maka
ada alternatif tempat lain yang bisa dijadikan tempat pembelian obat tersebut.
ABSTRACT
Pharmaceutical services as one of the elements of the main service in the hospital, are an inseparable
part of the hospital service system that is oriented towards patient care, the provision of quality drugs, including
affordable clinical pharmacy services for all levels of society. Pharmaceutical service practice is an integrated
activity, with the aim of identifying, preventing and resolving problems related to medicine and health. This
research is a qualitative research that aims to analyze drug planning in the pharmacy installation of the
Massenrempulu Enrekang Hospital. This research was conducted from July to October 2020. This study used
primary data, namely through in-depth interviews using interview guidelines and direct observation
(observation). And secondary data in the form of documents in the pharmacy installation at Massenrempulu
Enrekang Hospital. There were 3 informants in this study. The results showed that the drug planning at the
Massenrempulu General Hospital, Enrekang Regency was quite effective, because it was in accordance with the
planning guidelines that were in effect at the hospital. However, there are still a number of factors that have
been troubling in the planning of drugs at the Massenrempulu General Hospital, Enrekang Regency, namely the
absence of medicine. This is due to an increase in the number of patients which occurs from time to time, which
causes the demand for drugs to also increase, as well as the empty stock of drugs needed at the distributor.
Suggestions in this research are for the drug planning officers to be able to add related parties (distributors) to
the hospital in terms of drug purchases, so that when there is an empty stock of goods at the distributor, there
are other alternative places that can be used as a place to purchase these drugs
1
Vol. 5, No. 1 Januari 2022
satu jenis obat yang penting dalam pelayanan terpenuhinya kriteriatepat jenis, tepat jumlah,
rumah sakit yaitu obat antibiotik. Penggunaan tepat waktu dan efisien.7
antibiotik ditujukan untuk mencegah dan Dalam aktivitasnya perencanaan rumah
mengobati penyakit – penyakit infeksi. sakit memerlukan bermacam-macam sumber
Frekuensi pemakaian antibiotik yang tinggi daya, salah satu sumber daya penting adalah
tetapi tidak diimbangi dengan ketentuan yang persediaan obat-obatan. Persediaan obat-obatan
sesuai atau tidak rasional dapat menimbulkan harus disesuaikan dengan besarnya kebutuhan
dampak negatif.5 pengobatan. Karena persediaan obat-obatan
Sesuai dengan Kepmenkes tahun 2015 yang tidak lancar akan menghambat pelayanan
tentang Rencana Strategis Kementrian kesehatan, hal ini di sebabkan karena obat
Kesehatan RI Tahun 2015-2019 bahwa, tidak tersedia pada saat dibutuhkan.8
aksesbilitas obat ditentukan oleh ketersediaan Berdasarkan pengambilan data awal
obat bagi pelayanan kesehatan. Pada tahun yang dilakukan pada bulan Januari 2020
2013, tingkat ketersediaan obat mencapai dengan koordinator instalasi farmasi di
96,82%, meningkat dari pada tahun Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah
sebelumnya uang mencapai 92, 5%. Walaupun Massenrempulu didapat bahwa pelaksanaan
demikian, ketersediaan obat belum tedistribusi manajemen perencanaan obat dilakukan oleh
merata antar-provinsi. Dan tahun 20012 bagian Instalasi Farmasi saja, yang merangkap
menunjukkan terdapat 3 provinsi dengan tugas menjadi sebagi tim perencanaan dan
tingkat ketersediaan dibawah 80%, sementara 6 penyimpanan di instalasi farmasi yang
provinsi yang memiliki tingkat ketersediaan dibentuk dirumah sakit. Rencana kebutuhan
obat lebih tinggi dari 100%. Disparitas ini obat tersebut diajukan kepada kepala gudang
menceritakan belum optimalnya perencanaan obat kemudian di berikan kepada koordinator
obat yang merupakan salah satu bagian dari instalasi farmasi kemudian direktur utama.
pengelolaan obat.6 Gambaran perencanaan obat di instalasi
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan farmasi Rumah Sakit Umum Daerah
No.72 tahun 2016, pengelolaan perbekalan Massenrempulu adalah dengan melakukan
farmasi memiliki siklus kegiatan yang terkait penentuan jenis obat yang digunakan dirumah
satu sama lain. Kegiatannya mencakup sakit berdasarkan pola pemakaian obat
pemilihan, perencanaan kebutuhan, pengadaan, Dari permasalahan tersebut peneliti
penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
pemusnahan dan penarikan, pengendalian, dan “Analisis Perencanaan Obat di Rumah Sakit
administrasi. Perencanaan kebutuhan Umum Daerah Massenrempulu Kabupaten
merupakan kegiatan menentukan jumlah dan Enrekang tahun 2020”
periode pengadaan sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan bahan medis habis pakai sesuai
hasil kegiatan pemilihan untuk menjamin
3
Vol. 5, No. 1 Januari 2022
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti dan data sekunder. Data primer berupa hasil
mengumpulkan data-data berupa data primer wawancara dengan beberapa informan yaitu
5
Vol. 5, No. 1 Januari 2022
direktur rumah sakit selaku informan 1, kepala pelayanan penunjang medik dan non medik.
instalasi farmasi selaku informan 2, dan kepala Dalam hal penunjang medik, maka salah satu
gudang obat selaku informan 3. Sedangkan pelayanan penting didalamnya adalah
data sekunder diperoleh dari dokumentasi pelayanan farmasi. Instalasi farmasi dirumah
karena data yang diperoleh oleh peneliti sakit merupakan satu-satunya unit dirumah
merupakan data yang didasarkan dari hasil sakit yang mengadakan barang farmasi,
penelitian di lapangan. Alasan peneliti mengelola, dan mendistribusikannya kepada
mengumpulkan data wawancara dari ketiga pasien, bertanggung jawab atas semua barang
informan adalah agar hasil penelitian yang farmasi yang beredar di rumah sakit serta
didapat dan ditulis bersifat objektif. bertanggung jawab pengadaan dan penyajian
Menurut Kemenkes RI (2008) bahwa informasi obat yang siap pakai bagi semua
perencanaan obat adalah salah satu aspek pihak dirumah sakit, baik petugas maupun
penting dan menentukan dalam pengelolaan pasien.11
obat karena perencanaan akan mempengaruhi
Input Dalam Perencanaan Obat Di Instalasi
pengadaan, pendistribusian dan penggunaan
Farmasi RSUD Massenrempulu Kabupaten
obat di unit pelayanan kesehatan. Tujuan Enrekang
perencanaan obat adalah untuk menetapkan Masukan (input) adalah segala sesuatu
jenis dan jumlah obat sesuai dengan pola yang mendukung dan dibutuhkan dalam
penyakit dan kebutuhan pelayanan kesehatan melaksanakan perencanaan obat agar dapat
dasar termasuk program kesehatan yang telah berjalan dengan baik. Adapun aspek yang
ditetapkan.10 ditinjau dalam masukan (input) perencanaan
obat di instalasi farmasi RSUD
PEMBAHASAN Massenrempulu Kabupaten Enrekang meliputi
Perencanaan obat dan perbekalan sumber daya manusia, metode, prosedur serta
kesehatan merupakan salah satu fungsi yang sarana dan prasarana.
menentukan dalam proses pengadaan obat dan Berdasarkan hasil wawancara dan temuan
perbekalan kesehatan, yang bertujuan untuk dilapangan terkait input dalam proses
menetapkan jenis dan jumlah obat dan perencanaan obat di instalasi farmasi RSUD
perbekalan kesehatan yang tepat sesuai dengan Massenrempulu Kabupaten Enrekang
kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit menunjukkan bahwa ada beberapa aspek yang
(Kepmenkes, 2008). Adapun perencanaan obat perlu ditinjau dalam inputperencanaan obat
di RSUD Massenrempulu Kabupaten Enrekang meliputi sumber daya manusia, metode,
terdiri dari input, proses dan output. prosedur serta sarana dan prasarana. Dalam hal
Pedoman organisasi rumah sakit ini menujukkan bahwa aspek metode, prosedur
menyatakan bahwa rumah sakit harus serta sarana dan prasarana di instalasi farmasi
melaksanakan beberapa fungsi, satu RSUD Massenrempulu Kabupaten Enrekang
diantaranya adalah fungsi menyelenggarakan telah sesuai dalam pencapaian inputnya, hal
6
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan
Kabupaten Enrekang telah sesuai dengan itu, kelalaian dari petugas dalam melakukan
kebutuhan, akan tetapi masih ada beberapa perencaan yang terkadang tidak mencatat
obat yang terkadang tidak tersedia sehingga beberapa item obat yang diperlukan, serta
masih terjadi kekosongan obat di gudang terlambatnya penginformasian kekosongan
farmasi RSUD Massenrempulu Kabupaten obat dari unit-unit pelayanan juga dapat
Enrekang. Hal ini disebabkan karena rumah memicu terjadinya kekosongan obat. Hal ini
sakit melakukan pembelian obat secara e- perlu menjadi perhatian serius bagi pihak
catalog dimana terkadang obat yang instalasi farmasi agar kedepannya bisa
dibutuhkan tidak tersedia di e-catalog, serta meminimalisir kendala tersebut mengingat obat
peningkatan jumlah pasien yang menyebabkan adalah hal yang paling penting bagi
pemakaian obat diluar prediksi. Pada data kesembuhan para pasien yang ada dirumah
sekunder yang diperoleh dari RSUD sakit.
Massenrempulu Kabupaten Enrekang,
sepanjang tahun 2019 terdapat 18 obat yang KESIMPULAN DAN SARAN
obat dari setiap bulannya yang sewaktu-waktu Input perencanaan obat di RSUD
Dari hasil penelitian ini diperoleh disusun sesuai dengan prosedur yang telah
informasi dari para informan bahwa output ditetapkan oleh rumah sakit, sarana dan
perencanaan obat sudah dianggap cukup prasarana pun telah menunjang. Akan tetapi
memadai dan sudah dianggap efektif sebab sumber daya manusia belum memenuhi standar
kegiatan yang dilakukan sudah sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang
saja kekosongan obat dan kelebihan obat masih dijalankan dengan baik dimulai dengan
sulit untuk dikendalikan karena ada beberapa memilih jenis obat apa yang akan dipesan
faktor yang mempengaruhi hal tersebut dapat nantinya, kemudian malakukan berbagai
terjadi, misalnya peningkatan jumlah pasien di perhitungan agar perencanaan obat ditahun
Kabupaten Enrekang sehingga peningkatan kebutuhan, hanya saja masih sering terjadi
pasien bisa sewaktu-waktu meningkat. Selain kekosongan beberapa stok obat yang
8
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan
disebabkan karena peningkatan jumlah pasien, terhadap petugas instalasi farmasi secara rutin
serta ketersediaan obat di pihak distributor mengenai perencanaan obat sehingga
yang terkadang kosong. meningkatkan kualitas tenaga perencanaan
Dari kesimpulan diatas Diharapkan obat di instalasi farmasi RSUD
kepada pihak gudang dan pegawai instalasi Massenrempulu Enrekang. Diharapkan kepada
farmasi untuk lebih teliti dalam melakukan kepala instalasi farmasi RSUD Massenrempulu
pencatatan dan pelaporan terkait dengan data Enrekang agar bisa menambah pihak yang
yang dibutuhkan dalam perencanaan obat agar berelasi (distributor) dengan rumah sakit dalam
perencanaan yang dilakukan lebih tepat. hal pembelian obat, agar ketika terjadi
Diharapkan kepada pihak direktur RSUD kekosongan stok barang di distributor maka
Massenrempulu Enrekang untuk melakukan ada alternatif tempat lain yang bisa dijadikan
penambahan tenaga perencanaan obat yang tempat pembelian obat tersebut.
berkompeten dan mengikutkan pelatihan
10