Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS PENGELOLAAN MANAJEMEN LOGISTIK OBAT DI

INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT ISLAM SITI HAJAR

Proposal Karya Tulis Ilmiah

DIAJUKAN OLEH :
KHAIRUN BARIYYAH
91A20021

PRODI DIII FARMASI


POLITEKNIK MEDIKA FARMA HUSADA
MATARAM
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan kebutuhan dasar manusia untuk hidup layak

dan produktif. Salah satu upaya menjaga kesehatan adalah dengan

memanfaatkan fasilitas kesehatan seperti rumah sakit. Rumah sakit

merupakan salah satu fasilitas kesehatan yang melakukan pelayanan

kefarmasian. Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan

bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi

dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu

kehidupan pasien

Pelayanan kesehatan merupakan hak asasi pada setiap individu

yang harus dilindungi dan dijunjung tinggi oleh pemerintah. Upaya

kesehatan diselenggarakan dengan konsep pendekatan pemeliharaan

peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),

penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan penyakit (rehabilitatif),

yang diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan.

Konsep ini merupakan upaya dalam kesehatan yang digunakan sebagai

pedoman dan pegangan bagi semua fasilitas kesehatan termasuk rumah

sakit (Satibi, 2016). Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan

bagi masyarakat dengan karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh


perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan

kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu

meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh

masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya

Tuntutan masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang

bermutu semakin berkembang sejalan dengan meningkatnya tingkat

pendidikan dan pendapatan masyarakat. Strategi untuk menghasilkan

produk dan jasa pelayanan kesehatan membutuhkan sumber daya manusia

yang terampil, mempunyai motivasi tinggi dan loyal pada pembangunan

mutu institusi, dan instalasi farmasi adalah bagian yang tidak bisa

dipisahkan dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit ini salah satunya

adalah sebagai unit yang bertugas dalam menyiapkan kebutuhan obat bagi

pasien

Pentingnya pengelolaan obat di instalasi farmasi dalam mencapai

pelayanan kesehatan yang optimal di rumah sakit, agar mayarkat

memperoleh pelayanan kesehhatan yang bermutu, maka pada proses

pengelolaan obat perlu diawasi untuk mengetahui kelemahan dan

kelebihan dalam pelaksanaan oprasionalnya sehingga dapat segera

dilakukan tindakan perbaikan untuk hal pelaksanaan pengelolaan obat

yang masih dianggap belum optimal.

Pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan yang bertujuan untuk

mengidentifikasi, mencegah, dan menyelesaikan masalah terkait obat.

Tuntutan pasien dan masyarakat akan peningkatan mutu pelayanan


kefarmasian, mengharuskan adanya perluasan dari paradigma yang

berorientasi kepada produk (drug oriented) menjadi paradigma baru yang

berorientasi pada pasien (patient oriented) dengan filosofi pelayanan

kefarmasian (pharmaceutical care) (Permenkes, 2014).

obat adalah bahan atau paduan bahan termasuk produk biologi

yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi

atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,

penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk

manusia. Ketersediaan obat di rumah sakit menjadi tuntutan pelayanan

kesehatan. Manajemen obat di rumah sakit meliputi tahap- tahap yaitu

perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian,

penghapusan,evaluasi dan monitoring yang saling terkait satu sama lain,

sehingga harus terkoordinasi dengan baik agar masing-masing dapat

berfungsi secara optima

Pengelolaan obat yang baik dan benar sangat diperlukan serta

efektif dan efisien secara berkesinambungan. Salah satu faktor yang sangat

berpengaruh dalam persediaan obat di rumah sakit adalah pengontrolan

jumlah stok obat untuk memenuhi kebutuhan. Karena lebih dari 90%

pelayanan kesehatan di rumah sakit menggunakan perbekalan farmasi

obat-obatan dan 50% dari seluruh pemasukan rumah sakit berasal dari

pengelolaan perbekalan farmasi. Manfaat dari pengelolaan obat yang baik

antara lain tidak ada kekosongan obat, tidak ada penumpukan obat yang

berakibat akan menyebabkan banyak obat yang rusak ataupun kadaluarsa,


serta penggunaan yang tepat akan sangat berdampak positif untuk

pengobatan pasien.

Manajemen logistik di rumah sakit merupakan salah satu

aspek penting di rumah sakit. Ketersediaan obat saat ini menjadi tuntutan

pelayanan kesehatan. Manajemen logistik obat di rumah sakit yang

meliputi tahap-tahap yaitu perencanaan, pengadaan, penyimpanan,

pendistribusian, penghapusan, evaluasi dan monitoring yang saling terkait

satu sama lain, sehingga harus terkoordinasi dengan baik agar masing-

masing dapat berfungsi secara optimal. Ketidakterkaitan antara masing-

masing tahap akan mengakibatkan tidak efisiennya sistem perbekalan obat

yang ada, ini juga memberikan dampak negatif terhadap rumah sakit baik

secara medis maupun ekonomis

Manajemen pengelolaan obat merupakan salah satu bagian yang

memiliki peranan penting dalam berlangsungnya pengelolaan obat yang

ada di rumah sakit dan apabila salah satudari proses pengelolaan obat tidak

berjalan baik atau mengalami kendala. Maka dampaknya akan

menghalangi atau mempengaruhi sistem pengelolaan obat seperti

mengalami kehabisan stok obat dan menurunkan mutu kualitas pada

Instalasi Farmasi itu sendiri (Permenkes, 2016)

2.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Pengelolaan Manajemen Logistik

Obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit “.


3.1 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui gambaran proses manajemen logistik obat di

instalasi farmasi rumah sakit meliputi fungsi manajemen logistik obat

yaitu mulai dari perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian

atau penyaluran, pemeliharaan, penghapusan sampai dengan pengendalian

logistik.

4.1 Manfaat Penelitian

4.1.1 Bagi Peneliti

Sebagai syarat memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi

dalam Program Pendidikan D-III Farmasi di Akademi Farmasi

Surabaya dan sebagai masukan dan menambah wawasan

bagaimana proses Pengelolaan Manajemen Logistik Obat di

Instalasi Farmasi Rumah Sakit.

4.1.2 Bagi Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Mengetahui sejauh mana pelaksanaan Pengelolaan

Manajemen Logistik Obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit. Hasil

penelitian juga dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk

penyusunan Pengelolaan Manajemen Logistik Obat di Instalasi

Farmasi Rumah Sakit.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengelolaan Obat
Pengelolaan obat merupakan salah satu segi manajemen rumah
sakit yang sangat penting dan saling terkait yang dimulai pemilihan,
perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian,
pemusnahan dan penarikan, pengendalian, dan administrasi yang
diperlukan bagi kegiatan pelayanan kefarmasian dalam penyediaan
pelayanan kesehatan secarakeseluruhan, karena ketidakefisienan dan
ketidaklancaran pengelolaan obat akan memberi dampak negatif
terhadap rumah sakit, baik secara medik, sosial maupun secara
ekonomi.
2.2 Logistik
Logistik menurut aturan Kementrian Kesehatan RI No 32 Tahun 2020
adalah proses merencanakan, menerapkan dan mengendalikan yang
efektif dan efisien dari aliran dan penyimpanan bahan baku persediaan
dalam proses, dan barang jadi yang terhubung dengan informasi dari
titik asal ke titik konsumsi, untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan
Ronaldy (2020). Sedangkan menurut pendapat Ronaldy (2020) proses
pengelolaan yang strategis terhadap pemindahan dan penyimpanan
barang, suku cadang dan barang jadi dari para suplier, diantara
fasilitas-fasilitas perusahaan dan kepada para pelanggan.
2.2.1 Manajemen Logistik
Manajemen logistik merupakan bagian dari proses rantai
pasok dan fungsinya yaitu merencanakan,melaksanakan dan
mengendalikan efisiensi dan efektifitas arus penyimpanan barang,
jasa dan informasi pelayanan dan informasi terkait dari tempat asal
sampai ke tujuan, tempat produksi, konsumsi.
2.2.2 Fungsi Manajemen Logistik
Fungsi manajemen logistik sebenarnya sama dengan fungsi
manajemen pada umumnya, hanya karena untuk kepentingan
tujuan logistik maka fungsi manajemen logistik obat di Instalasi
Farmasi Rumah Sakit adalah sebagai berikut :
1. Pemilihan
Setiap Rumah Sakit harus menggunakan jenis sediaan
farmasi, alat kesehatan, BMHP berdasarkan Formularium dan
standar pengobatan/pedoman diagnosa dan terapi, pola
penyakit, efektivitas, dan keamanan, pengobatan berbasis bukti,
mutu harga, dan
ketersediaan dipasara
2. Perencanaan
Perencanaan dan penetapan kebutuhan merupakan langkah
setelah dilakukannya pemilihan berdasarkan formularium
ataupun nonformularium yang telah ditetapkan oleh rumah
sakit.
3. Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan
perencanaan dan menentukan kebutuhan persediaan obat di
rumah sakit. Proses pengadaan dimulai dari pengajuan gudang
farmasi ke kepala instalasi farmasi berdasarkan kebutuhan yang
telah direncanakan, setelah itu kepala instalasi farmasi akan
membuat surat pesanan, kemudian pemesanan akan diajukan ke
distributor masing-masing.

4. Penerimaan
enerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian
jenis, spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga
yang tertera dalam kontrak atau surat pesanan dengan kondisi
fisik yang diterima. Proses penerimaan dan pemeriksaan barang
yang datang di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Tingkat IV
Samarinda diketahui dari informasi yang diberikan oleh
petugas gudang, personil yang bertugas di gudang akan
memeriksa terlebih dahulu obat tersebut. Penerima barang
memeriksa dan mencocokkan jumlah dan jenis barang yang
dipesan dengan barang yang datang. Pemeriksaan yang
dilakukan antara lain: obat tidak boleh diterima jika sudah atau
mendekati kadaluwarsa, pengiriman obat, bahan obat maupun
alat kesehatan yang diterima benar, berasal dari pemasok yang
disetujui, tidak rusak atau tidak mengalami perubahan selama
transportasi. Nomor batch dan tanggal kedaluwarsa obat, bahan
obat dan alat kesehatan harus dicatat pada saat penerimaan,
untuk mempermudah penelusuran. Selain itu, kesesuaian
jumlah, jenis dan bentuk sediaan obat tersebut juga diperiksa
dan dilakukan pemeriksaan berupa data pada Surat Pesanan
(SP), faktur serta kondisi fisik barang tersebut.
5. Penyimpanan
Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan
memelihara dengan cara menempatkan sediaan farmasi dan
BMHP yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari
pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat.
Tujuan penyimpanan adalah untuk memelihara mutu sediaan
farmasi, menghindari penggunaan yang tidak
bertanggungjawab, menghindari kehilangan dan pencurian,
serta memudahkan pencarian dan pengawasan.
6. Pendistribusiaan
Pendistribusian obat dan BMHP digudang farmasi
dilakukan dengan mendistribusikan ke semua ruangan yang ada
dirumah sakit yang membutuhkan perbekalan farmasi baik
berupa obat-obatan, barang habis pakai, okesigen, infusan dan
lainnya. Pendistribusian ini dilakukan atau dilaksanakan
dengan permintaan obat dari ruangan kepada petugas pelaksana
gudang farmasi dengan mengisi surat permintaan atau form
permintaan obat dari ruangan kepada petugas gudang.
7. Penghapusan
Penghapusan atau pemusnahan merupakan tindakan untuk
menjamin sediaan farmasi dan BMHP yang sudah tidak
memenuhi syarat dikelola sesuai dengan standar yang berlaku.
Adanya penghapusan akan mengurangi beban penyimpanan
maupun mengurangi risiko terjadi penggunaan obat yang sub
standar. Penghapusan obatobatan yang mendekati expired date
adalah dengan cara menyerahkan obat kembali ke gudang
farmasi 3 bulan menjelang obat akan expired date. Kemudian
dari pihak gudang akan me retur obat tersebut kepada
distributor yang bersangkutan melalui perjanjian yang telah
dibuat sebelumnya antara pihak Rumah Sakit dan distributor.
8. Pengendalian
Pengendalian persediaan dilakukan untuk memastikan
tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan
program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan
dan kekurangan/kekosongan obat di rumah sakit. Kegiatan
pengendalian persediaan yang dilakukan oleh RSUD Ciamis
yaitu dengan menggunakan atau melakukan stok opname dan
pengecekan secara berkala. Stok opname yang dilakukan oleh
instalasi farmasi RSUD Ciamis dilakukan setiap satu bulan
sekali dan dilaksanakan pada setiap akhir bulan.
9. Administrasi
Pada administrasi, masing-masing depo, pelayanan rawat
inap, pelayanan rawat jalan, gudang obat, gudang alkes,
masong-masing tersebut memiliki 1 bagian administrasi, yang
mengurus semua bagian administrasi di ruangan tersebut baik
pelaporan dan pencatatan, yang nantinya akan disetorkan
langsung kebagian Instalasi Faramsi. penulisan resep ditulis
dua rangkap satu untuk ke apotek dan satu untuk ditempel
direkam medik. Harus ada formulir yang berbeda antara
permintaan dari ruangan rawat jalan, rawat inap, poli klinik
dengan formulir pengeluaran dari gudang.
2.2.3 Logistik Di Rumah Sakit

2.3 Obat.

2.3.1 Definisi obat

Obat merupakan salah satu komponen penting dan barang


yang tidak tergantikan dalam pelayanan kesehatan, karena digunakan
sebagai intervensi mengatasi masalah kesehatan. Dengan pemberian
obat penyakit yang diderita oleh pasien dapat diukur tingkat
kesembuhannya.

2.3.2 Penggolongan Obat

2.3.2.1 Obat Bebas


Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan
dapat dibeli tanpa resep dokter. Tanda khusus untuk obat bebas
adalah berupa lingkaran berwarna hijau dengan garis tepi berwarna
hitam.

Gambar 2.1 Logo Obat Bebas

2.3.2.2 Obat Bebas Terbatas


Obat bebas terbatas adalah obat yang dijual bebas dan dapat
dibeli tanpa dengan resep dokter, tapi disertai dengan tanda
peringatan. Tanda khusus untuk obat ini adalah lingkaran berwarna
biru dengan garis tepi hitam.

Gambar 2.2 Logo Obat Bebas Terbatas

Khusus untuk obat bebas terbatas, selain terdapat tanda


khusus lingkaran biru, diberi pula tanda peringatan untuk aturan
pakai obat, karena hanya dengan takaran dan kemasan tertentu,
obat ini aman dipergunakan untuk pengobatan sendiri.
Tanda peringatan berupa empat persegi panjang dengan
huruf putih pada dasar hitam yang terdiri dari 6 macam, yaitu:

2.3.2.3 Obat Keras


Obat Keras adalah obat yang hanya dapat diperoleh dengan
resep dokter. Ciri-cirinya adalah bertanda lingkaran bulat merah
dengan garis tepi berwarna hitam, dengan huruf K ditengah yang
menyentuh garis tepi. Obat ini hanya boleh dijual di apotik dan
harus dengan resep dokter pada saat membelinya.
Gambar 2.3 Logo Obat Keras

2.3.2.4 Obat Wajib Apotek


Obat wajib apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh di
apotek tanpa resep dokter, dan harus diserahkan oleh apoteker di
apotek.

Gambar 2.4 Lgo Obat Wajib apotek

2.3.2.5 Obat Psikotropika


Psikotropika madalah zat atau obat baik alamiah maupun
sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.

Gambar 2.5 Logo Psikotropika

2.3.2.6 Obat Narkotika


Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis, yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan.

Gambar 2.6 Logo Narkotika

2.4 Rumah Sakit

2.4.1 Pengertiam Rumah Sakit

Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang


menyelenggaraka pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat. Rumah sakit terdiri dari rumah sakit umum dan
rumah sakit khusus. Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
Rumah Sakit paling sedikit terdiri atas pelayanan medik dan
penunjang medic, pelayanan keperawatan dan kebidanan, dan
pelayanan nonmedik (Permenkes 2020).

1.4.2 Tugas Dan Fungsi Rumah Sakit

2.4.3 Jenis-Jenis Rumah Sakit

2.4.4 Klasifikasi Rumah Sakit

2.5 Instalasi Farmasi

2.5.1 Pengertian Instalasi Farmasi

Instalasi farmasi merupakan divisi yang penting bagi rumah sakit


karena merupakan revenue center bagi rumah sakit, sehingga
pendapatan rumah sakit dapat ditingkatkan melalui banyaknya
resep yang terlayani, mengingat lebih dari 90% pelayanan kesehatan
menggunakan perbekalan farmasi dan 50% pemasukan rumah sakit
berasal dari perbekalan farmasi (Purwandari, Suryoputro, & Arso,
2017). Instalasi farmasi adalah unit pelaksana fungsional yang
menyelenggarakan seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian di rumah
sakit (Burhanuddin Krista R., 2016).

2.5.2 Standar Pelayanan Kefarmasian

Menurut PERMENKES RI No. 72 Tahun 2016, Standar Pelayanan


Kefarmasian di Rumah Sakit meliputi standar: pengelolaan sediaan
farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai dan pelayanan
farmasi klinik. Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan
medis habis pakai meliputi: pemilihan, perencanaan kebutuhan,
pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pemusnahan
dan penarikan, pengendalian dan administrasi (Menkes, 2016).

Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan tentang jenis dan


mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang
berhak diperoleh oleh setiap warga secara minimal dan juga
merupakan spesifikasi teknis tentang tolak ukur pelayanan minimal
yang diberikan oleh badan layanan umum kepada masyarakat
(Faradillah, Mukaddas, & Diana, 2017).
2.6 Kerangka Konseptual

Instalasi

Farmasi

Alat Obat

Kesehatan

Manajemen Logistik

Input :
Output :
1. SDM Proses :
2. Anggaran Sarana dan Tersedianya
1. Perencanaan persedaiaan
Prasaranan
2. Pengadaan obat yang
3. Prosedur
3. Penyimpanan / efektif dan
Pemeliharaan efisien
nnmnv
4. Pendistribusian
5. Penghapusan
6. Pengendalian
7. Administrasi /
Pencatatan
Pelaporan

Anda mungkin juga menyukai