Anda di halaman 1dari 33

Sejarah Unilever

PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933


sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van
Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur Jenderal van
Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933, terdaftar
di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22 Desember 1933 dan
diumumkan dalam Javasche Courant pada tanggal 9 Januari 1934 Tambahan No. 3.
Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi tertanggal 22
Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia. Dengan akta
no. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30 Juni 1997,
nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta ini disetujui oleh
Menteri Kehakiman dengan keputusan No. C2-1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23
Februari 1998 dan diumumkan di Berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998
Tambahan No. 39.
Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan
Bursa Efek Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana
Pasar Modal (Bapepam) No. SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16 November 1981.
Pada Rapat Umum Tahunan perusahaan pada tanggal 24 Juni 2003, para
pemegang saham menyepakati pemecahan saham, dengan mengurangi nilai
nominal saham dari Rp 100 per saham menjadi Rp 10 per saham. Perubahan ini
dibuat di hadapan notaris dengan akta No. 46 yang dibuat oleh notaris Singgih
Susilo, S.H. tertanggal 10 Juli 2003 dan disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusan No. C-17533 HT.01.04TH.2003.
Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin,
minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman
dari teh dan produk-produk kosmetik.

Sebagaimana disetujui dalam Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada tanggal


13 Juni, 2000, yang dituangkan dalam akta notaris No. 82 yang dibuat oleh notaris
Singgih Susilo, S.H. tertanggal 14 Juni 2000, perusahaan juga bertindak sebagai
distributor utama dan memberi jasa-jasa penelitian pemasaran. Akta ini disetujui oleh
Menteri Hukum dan Perundang-undangan (dahulu Menteri Kehakiman) Republik
Indonesia dengan keputusan No. C-18482HT.01.04-TH.2000.
Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1933.

Perluasan Unilever Indonesia


Pada tanggal 22 November 2000, perusahaan mengadakan perjanjian dengan
PT Anugrah Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Anugrah
Lever (PT AL) yang bergerak di bidang pembuatan, pengembangan, pemasaran dan
penjualan kecap, saus cabe dan saus-saus lain dengan merk dagang Bango, Parkiet
dan Sakura dan merk-merk lain atas dasar lisensi perusahaan kepada PT Al.
Pada tanggal 3 Juli 2002, perusahaan mengadakan perjanjian dengan
Texchem Resources Berhad, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Technopia
Lever yang bergerak di bidang distribusi, ekspor dan impor barang-barang dengan
menggunakan merk dagang Domestos Nomos. Pada tanggal 7 November 2003,
Texchem Resources Berhad mengadakan perjanjian jual beli saham dengan
Technopia Singapore Pte. Ltd, yang dalam perjanjian tersebut Texchem Resources
Berhad sepakat untuk menjual sahamnya di PT Technopia Lever kepada Technopia
Singapore Pte. Ltd.
Dalam Rapat Umum Luar Biasa perusahaan pada tanggal 8 Desember 2003,
perusahaan menerima persetujuan dari pemegang saham minoritasnya untuk
mengakuisisi saham PT Knorr Indonesia (PT KI) dari Unilever Overseas Holdings
Limited (pihak terkait). Akuisisi ini berlaku pada tanggal penandatanganan perjanjian
jual beli saham antara perusahaan dan Unilever Overseas Holdings Limited pada
tanggal 21 Januari 2004. Pada tanggal 30 Juli 2004, perusahaan digabung dengan
PT KI. Penggabungan tersebut dilakukan dengan menggunakan metoda yang sama
dengan metoda pengelompokan saham (pooling of interest). Perusahaan
merupakan perusahaan yang menerima penggabungan dan setelah penggabungan
tersebut PT KI tidak lagi menjadi badan hukum yang terpisah. Penggabungan ini
sesuai dengan persetujuan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam
suratnya No. 740/III/PMA/2004 tertanggal 9 Juli 2004.
Pada tahun 2007, PT Unilever Indonesia Tbk. (Unilever) telah menandatangani
perjanjian bersyarat dengan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk
(Ultra) sehubungan dengan pengambilalihan industri minuman sari buah melalui
pengalihan merek Buavita dan Gogo dari Ultra ke Unilever. Perjanjian telah
terpenuhi dan Unilever dan Ultra telah menyelesaikan transaksi pada bulan Januari
2008.

Kronologi
1920-30

Import oleh van den Bergh, Jurgen and Brothers

1933

Pabrik sabun Zeepfabrieken NV Lever Angke, Jakarta

1936
Jakarta

Produksi margarin dan minyak oleh Pabrik van den Bergh NV Angke,

1941

Pabrik komestik Colibri NV, Surabaya

1942-46

Kendali oleh unilever dihentikan (Perang Dunia II)

1965-66

Di bawah kendali pemerintah

1967
Kendali usaha kembali ke Unilever berdasarkan undang-undang
penanaman modal asing
1981

Go public dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta

1982

Pembangunan pabrik Ellida Gibbs di Rungkut, Surabaya

1988
Pemindahan Pabrik Sabun Mandi dari Colibri ke Pabrik Rungkut,
Surabaya
1990

Terjun di bisnis teh

1992

Membuka pabrik es krim

1995

Pembangunan pabrik deterjen dan makanan di Cikarang, Bekasi

1996-98

Penggabungan instalasi produksi Cikarang, Rungkut

1999

Deterjen Cair NSD Cikarang

2000

Terjun ke bisnis kecap

2001

Membuka pabrik teh Cikarang

2002

Membuka pusat distribusi sentral Jakarta

2003

Terjun ke bisnis obat nyamuk bakar

2004

Terjun ke bisnis makanan ringan

2005

Membuka pabrik sampo cair Cikarang

2008

Terjun ke bisnis minuman sari buah

Tentang Unilever Indonesia


Sejak didirikan pada 5 Desember 1933
Unilever Indonesia telah tumbuh menjadi salah satu perusahaan terdepan
untuk produk Home and Personal Care serta Foods & Ice Cream di Indonesia.
Rangkaian Produk Unilever Indonesia mencangkup brand-brand ternama yang
disukai di dunia seperti Pepsodent, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona,
Vaseline, Rinso, Molto, Sunlight, Walls, Blue Band, Royco, Bango, dan lain-lain.
Selama ini, tujuan perusahaan kami tetap sama, dimana kami bekerja untuk
menciptakan masa depan yang lebih baik setiap hari; membuat pelanggan merasa

nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan melalui brand dan jasa
yang memberikan manfaat untuk mereka maupun orang lain; menginspirasi
masyarakat untuk melakukan tindakan kecil setiap harinya yang bila digabungkan
akan membuat perubahan besar bagi dunia; dan senantiasa mengembangkan cara
baru dalam berbisnis yang memungkinkan kami untuk tumbuh sekaligus mengurangi
dampak lingkungan.
Saham perseroan pertamakali ditawarkan kepada masyarakat pada tahun
1981 dan tercatat di Bursa Efek Indonesia seja 11 Januari 1982. Pada akhir tahun
2009, saham oerseroan menempati peringkat kketujuh kapitalisasi pasar terbesar di
Bursa Efek Indonesia.
Perseroan memiliki dua anak perusahaan : PT Anugrah Lever (dalam likuidasi),
kepemilikan Perseroan sebesar 100% (sebelumnya adalah perusahaan patungan
untuk pemasaran kecap) yang telah konsolidasi dan PT Technopia Lever,
kepemilikan Perseroan sebesar 51%, bergerak di bidang distribusi ekspor, dan impor
produk dengan merek Domestos Nomos.
Bagi Unilever, sumber daya manusia adalah pusat dari seluruh aktivitas
perseroan. Kami memberikan prioritas pada mereka dalam pengembangan
profesionalisme, keseimbangan kehidupan, dan kemampuan mereka untuk
berkontribusi pada perusahaan. Terdapat lebih dari 300 karyawan tersebar di
seluruh nutrisi.
Perseroan mengelola dan mengembangkan bisnis perseroan secara
bertanggung jawab dan berkesinambungan. Nilai-nilai dan standar yang Perseroan
terapkan terangkum dalam Prinsip Bisnis Kami. Perseroan juga membagi standar
dan nilai-nilai tersebut dengan mitra usaha termasuk para pemasok dan distributor
kami.
Perseroan memiliki enam pabrik di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang,
Bekasi, dan dua pabrik di Kawasan Industri Rungkut, Surabaya, Jawa Timur, dengan
kantor pusat di Jakarta. Produk-produk Perseroan berjumlah sekitar 32.

Visi & strategi


Sebuah visi baru

Visi baru ini paham bahwa dunia sedang berubah. Populasi meningkat.
Pendapatan meningkat di seluruh dunia diikuti dengan bertambahnya permintaan
terhadap produk-produk konsumen. Produk seperti milik Unilever bergantung pada
peningkatan sumber daya alam, baik itu bahan bakar ataupun bahan mentah
lainnya. Di waktu yang bersamaan, perubahan iklim bukan hanya menjadi masalah
untuk planet ini, tetapi juga melambangkan ancaman besar terhadap stabilitas
ekonomi dan sosial.
Kami mengetahui bahwa untuk mencapai tujuan perkembangan, maka kami
harus mengurangi dampak keseluruhan terhadap lingkungan yang timbul dari usaha.
Komitmen kami meliputi tidak hanya pabrik dan kantor melainkan juga dampak

lingkungan dan hubungannya dengan sumber bahan mentah kami, melalui


bagaimana cara para pelanggan menggunakan dan membuang produk kami .
Visi

Unilever berusaha menciptakan masa depan yang lebih baik setiap hari.
Kami membantu orang-orang merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih
menikmati kehidupan dengan brand dan pelayanan yang baik bagi mereka dan juga
bagi orang lain.
Kami akan menginspirasi orang-orang untuk melakukan tindakan kecil setiap harinya
yang dapat memberikan perbedaan besar bagi dunia.
Kami akan mengembangkan cara baru untuk melakukan usaha dengan tujuan
mengembangkan perusahaan kami sambil mengurangi dampak terhadap
lingkungan.
Kami sepenuhnya menyadari bahwa kami perlu mengembangkan model baru untuk
pertumbuhan usaha. Kami bertujuan melaksanakan program kerja jangka panjang
dengan supplier kami, para pelanggan dan rekan lainnya dalam mencapai tujuan ini.
Dengan portfolio brand kami yang kuat, kehadiran yang menonjol pasar dan
komitmen yang bertahan lama untuk berbagi nilai kreasi, kami percaya kami berada
di tempat terbaik untuk mencapai tujuan ini .
STRATEGI PEMASARAN SEMUA PRODUK PT. UNILEVER INDONESIA,Tbk.
1.

Kumpulan Data
Seperti kita ketahui, Unilever adalah perusahaan multinasional yang
memproduksi barang konsumen memenuhi kebutuhan akan nutrisi, kesehatan dan
perawatan pribadi sehari-haridengan produk-produk yang membuat para
pemakainya merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan.

2. Tujuan Pemasaran
Menjadi yang pertama dan terbaik di kelasnya dalam memenuhi kebutuhan dan
aspirasikonsumen

Menjadi rekan yang utama bagi pelanggan, konsumen dan komunitas.

Menghilangkan kegiatan yang tak bernilai tambah dari segala proses.

Menjadi perusahaan terpilih bagi orang-orang dengan kinerja yang tinggi.

Bertujuan meningkatkan target pertumbuhan yang menguntungkan dan


memberikanimbalan di atas rata-rata karyawan dan pemegang saham.
Mendapatkan kehormatan karena integritas tinggi, peduli kepada masyarakat danlingkungan
hidup.
3.

Strategi PT.UNILEVER tbk dalam memasarkan produk


Di dalam menghadapi persaingan antar perusahan, PT. UNILEVER tbk memiliki strategi
- strategi dalam menghadapi persaingan-persaingan antar perusahaan, strategi itu
antara lain:
1.KEPEMIMPINANHARGARENDAH

Dengan menjaga harga yang rendah dan rak-rak diisi dengan baik menggunakan
sistimpengisian kembali persediaan yang melegenda, wal-mart menjadi pemimpin
bisnis eceran diamerika serikat. Sistem mili wal-mart mengirimkan pesanan atas
barang dagang baru secaralangsung kepada pemasok ketika pelanggan membayar
pembelian mereka pada kasir.terminaltitik pejualan mencatat kode barang setiap
barang yang melewati kasir dan mengirimkantransaksi pembelian langsung kepada
komputer pusat wal-mart. Komputer mengumpulkanpesanan dari semua toko wai-mart
dan mengirimkannya ke pemasok. Pemasok juga dapatmengakses daa penjualan dan
persediaan wal-mart menggunakan teknologi web. Sistem inimampu membuat wal-mart
mempertahankan biaya rendah sembari menyesuaikanpersediaannya untuk
memenuhi permintaan pelanggan.
2.DIFERENSIASI PRODUK

Produk Unilever terus memperkenalkan kemasan-kemasan yang terbaru, tetapi


Unilever tetapmempertahankan kualitas produknya. Baik itu kemasan yang botol
kaca, sachet, botol kecildan masih banyak lagi kemasannya.
3. BERFOKUSPADAPELUANGPASAR
Produk Unilever menggunakan sistem informasi pelanggan yang beda dengan yang lain,produk masuk
kedalam pasar dengan cara mempromosikan barang-barangnya dengan caraterjun langsung ke masyarakat
dengan bukti-bukti kualitas secara real, misalnya dengandiadakannya perlombaan-perlombaan
kepada masyarakat perbandingan antara produk Unilever dengan produk-produk pesaing lainnya.
4. .MENGUATKANKEAKRABANPELANGGANDANPEMASOK

Menggunakan sistem informasi untuk memfasilitasi akses langsung dari pemasok


terhadapjadwal produksi.dan bahkan mengizinkan pemasok untuk memutuskan
bagaimana dan kapanmengirim pasokan kepada pemasok. Selain itu Unilever juga
melakukan
Tanya jawab kepadapara konsumen dan membuat suara konsumen tempat para
konsumen mengeluh
Dalam PT.Unilever Indonesia, promosi yang dilakukan paling banyak melalui mediaelektronik.
Namun dalam kehidupan sehari-hari promosi yang dilakukan PT. Unilever Indonesia
tidak hanya lewat media elektronik tetapi banyak juga melalui media
cetak,sponsorship, mengadakan event-event yang memasukkan produk-produk dari PT.
Unilever seperti Kecap Bango, Pepsodent, Shampo Pantene, dll. Karena
jika promosi yang dilakukanhanya melalui media elektronik maka PT. Unilever
Indonesia tidak mendapatkan keuntunganyang optimal. Masyarakat di Indonesia
terdiri dari berbagai kalangan dan tingkatan sosialyang beragam. Jika perusahaan tidak
bisa menyentuh hati masyarakat semua kalangan makaperusahaan tidak
dapat berkembang pesat. Makna dari iklan yang ditawarkan oleh perusahaanjuga
harus bisa dipahami oleh berbagai kalangan, karena iklan adalah salah satu cara
promosiyang bisa dilakukan oleh perusahaan agar dapat memperoleh keuntungan yang
optimal.Selain melalui iklan elektronik proses pemasaran yang dilakukan Unilever
juga menggunakanberbagai cara, diantaranya dengan berbagai program pemasaran
yang dapat menarik perhatian pelanggan. Kupon belanja gratis produk unilever
adalah salah satu cara promosiyang dilakukan oleh Unilever, selain itu diskon-diskon

yang diberikan juga banyak menarik perhatian pelanggan yang berasal dari
kalangan masyarakat menengah kebawah.Iklan itu sendiri adalah kandungan utama
dari manajemen promosi yang menggunakan ruangmedia bayaran untuk menyampaikan
pesan, sementara para klien dan praktisi periklananmemandangnya hanya sebagai
sarana untuk berkomunikasi dengan konsumen. Iklan ini merupakan bagian dari
bauran promosi, yang terdiri dari pemasaran langsung, PR (PublicRelations), promosi
penjualan, dan penjualan personal. Peranan merek produk juga sangatberperan
penting, karena merek merupakan simbol dari sebuah produk yang
dipasarkan.Bahkan dalam satu perusahaan terdapat berbagai macam merek yang berbedabeda.Pemasaran berskala besar seperti ini hanya satu daripada beragam program
promosi yangdilakukan Unilever, promosi inter-personal langsung ke pelanggan juga
dilakukan olehUnilever dengan memberikan keuntungan khusus yang diberikan
pada pelanggan setiapengguna produk Unilever. Dengan program pemasaran ini
diharapkan Unilever dapatmencakup pangsa pasar yang luas di pasar konsumen
Indonesia. Dalam pemasaran global, eksistensi perusahaan diperlukan dalam
mengembangkan
idepemikiran,
baik
dalam
cakupan
nasional maupun
internasional.Dalam hal ini khususnyaperusahaan Unilever harus bisa membuat
sebuah grand design mahakarya khususnya
pemasaran global yang menuntut sebuah keajaiban-keajaiban
dalam mengembangkan karir sebuah perusahaan khususnya unilever
selain memantau jalannya proses globalisasi dari parapesaing. Mutlak adanya selalu
diadakan apa yang disebut denganinovation treatment dalamsetiap sesi langkahlangkah perusahaan.Oleh karena itu pertanyaan lain dapat muncul seketika
mengapa promosi perlu diadakan,jawabannya tentu saja iya, karena dalam
beberapa aspek perusahaan salah satu tujuanpengembangan mutu perusahaan
ialah dapat menyentuh seluruh lapisan konsumen dalam halini adalah sasaran
global yang diadakan dan dibuat dari grand design tersebut, oleh karena itusebuah
perusahaan unilever dapat
fight dengan para pesaingnya baik dari dunia asing maupunpesaing-pesaing unggulan
dalam negeri.Unilever juga terus mempelajari kebutuhan dan
keinginan konsumen, melakukan inovasi danaktivasi produk, serta terus
membangun citra produk. Hal ini merupakan sebagian daristrategi perusahaan untuk
dapat mempertahankan dan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap brand-brand
Unilever. Komunikasi yang disampaikan melalui iklan di berbagaimedia cetak
maupun elektronik sangat efektif dan langsung mengenai sasaran,untuk evaluasi
kedepannya PT. Unilever Indonesia,Tbk akan melakukan 4 hal demi tetap memiliki
citrabaik pada konsumennya, antara lain:
branding, design, technical printing,dan merchandising. Sehingga dengan cepat hal
tersebut dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli dan mengkonsumsi produkproduk yang dikeluarkan oleh PT. Unilever.v
Strategi Promosi yang dapat dilakukanoleh PT.Unilever yaitu:
1.Periklanan
semua bentuk penyajian nonpersonal dan promosi ide, barang atau jasa yangdibayar oleh
suatu sponsor tertentu.
2.Promosi Penjualan

Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong keinginanmencoba atau membeli suatu
produk atau jasa.
3.Hubungan Masyarakat dan Publisitas
berbagai program untuk mempromosikan dan ataumelindungi citra perusahaan
atau produk individualnya.
4.Penjualan Secara Pribadi
interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau lebih untukmelakukan presentasi,
menjawab pertanyaan, dan menerima pesan
5.Pemasaran Langsung
penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, dan alat penghubungnon personal lain untuk
berkomunikasi secara langsung dengan atau mendapatkantanggapan langsung dari pelanggan
tertentu dan calon pelanggan.
Akan tetapi dengan bertambahnya zaman, persaingan pasar semakin ketat,
berkembangnyaberbagai jenis media baru dan semakin canggihnya konsumen
maka Strategi Promosidirumuskan menjadi:
1. Advertising
2. Consumer Sales Promotion
3. Trade Promotion and Co-Marketing
4. Packaging. Point Of Purchase
5. Personal Selling
6. Public relations
7. Brand Publicity
8. Corporate Advertising
9. The Internet
10. Direct Marketing
11. Experiantial contact: Event, sponsorship
12. Customer Service
13. Word Of Mouth
Consumer market sales promotion techniques :
1. Kupon Sertifikat yang memberi hak kepada pemegangnya untuk mendapat
penguranganharga seperti yang tercetak untuk pembelian produk tertentu.
2. Price-Off Deals Memberikan potongan harga langsung ditempat pembelian.

3. Premium and Advertising Specialties Barang yang ditawarkan dengan biaya yang
relatif rendah atau gratis sebagai insentif untuk membeli produk tertentu.
4. Contest and Sweeptakes Hadiah adalah tawaran kesempatan untuk
memenangkan uangtunai, perjalanan, atau barang-barang karena membeli sesuatu.
5. Sampling and Trial Offers Penawaran gratis untuk sejumlah produk atau jasa
(pemberiancontoh produk).
6. Brand Placement Salah satu teknik dari sales promotion untuk mencapai pasar
denganmemasukkan produk pada sebuah acara televisi atau film.
7. Rebates Memberikan pengurangan harga setelah pembelian terjadi dan bukan
pada tokopengecer.
8. Frequency Program ini merupakan salah satu teknik yang mengarah kepada
program-program yang berkelanjutan seperti menawarkan konsumen diskon atau
hadiah langsunggratis untuk mencapai terjadinya pengulangan dalam pembelian atau
langganan dari merkatau perusahaan yang sama.
9. Event Sponsorship Ketika perusahaan mensponsori suatu acara, membuat merek
sangatditonjolkan pada acara tersebut sehingga membuat kredibilitas merek
meningkatbersamaan dengan para penonton di acara.
Pendekatan penjualan dan promosi penjualan akan efektif dan efisien apabila
dirancangdengan menerapkan pola regionalisasi atau diterapkan di daerah-daerah
atau kawasantertentu. Unilever sudah menerapkan pola regionalisasi karena
Unilever telah memilikipabrik-pabrik atau juga cabang perusahaan di tiap-tiap
negara. Hal ini dilakukan agar setiapnegara dapat membeli produk yang sesuai dengan
keinginan dan kebiasaan mengkonsumsiproduk yang sangat erat hubungannya dengan
cita rasa negaranya.Unilever telah membuka cabang perusahaan di Indonesia.
Untuk lebih dikenal olehmasyarakat indonesia dan bisa mendapat hati masyarakat
Indonesia maka Unilever membuatproduk yang sesuai dengan cita rasa Indonesia
seperi kecap Bango. Kecap merupakanmakanan yang terbuat dari kacang kedelai.
Bisa dibilang kecap merupakan makanan yangkhas dari Indonesia.Untuk itu Unilever
membuat produk kecap bango untuk di konsumsi masyarakat Indonesia.Walau kecap bango
bukan produk asli buatan unilever namun nama Unilever lebih terkenalkarena kecap
bango sekarang ini merupakan produk yang dikembangkan oleh Unilever. Terlebih
iklan yang ditampilkan di media tentang produk kecap bango sangat mencerminkan
negara Indonesia. Dengan model-model yang berasal dari Indonesia, ini akan
lebihmembangun image Unilever dimata konsumen di Indonesia. Konsumen
akan mempunyaikeinginan untuk membeli produk kecap bango karena terkesan
melihat iklan yangditampilkan tersebut. Walaupun konsumen hanya cobacoba membeli merek tersebut namunsetidaknya produk tersebut sangat dikenal oleh
masyarakat.
Oleh karena itu, kualitas sangat penting dalam pembuatan produk. Karena
walaupun promosiyang dilakukan perusahaan sangat baik namun jika kualitas yang
ditawarkan tidak diperhatikan maka promosi yang dilakukan bisa dibilang sia-sia saja.

Macam-macam Produk yang dikeluarkan Unilever


PT. Unilever Indonesia,Tbk. Yang beroperasi di indonesia sejak tahun 1933, telah
tumbuhmenjadi perusahaan penyedia consumer product yang mempunyai peran penting di
indonesia.Unilever adalah produsen merek-merek terkenal di seluruh dunia yang juga
terkenal ditingkat regional dan lokal, antara lain Pepsodent, Lifebuoy, Lux,Dove,
Sunsilk, Clear,Rexona, Rinso, Molto, Ponds, Blue Band, Royco, Sariwangi, Bango,
Taro dan masih banyak lagi.Posisi Unilever yang kuat sebagai pemimpin
pasar telah diakui melalui berbagai penghargaannasional dan regional yang diterima
oleh perusahaan. PT. Unilever Indonesia melalui brand-brand nya kembali membuktikan
keunggulannya dengan meraih peringkat dalam.PackagingConsumer Branding
Award 2005 yang diselenggarakan oleh Indonesia Brand IdentitySummit (IBS)
bekerjasama dengan majalah SWA dan MIX.Berikut adalah peringkat yang diraih
oleh brand-brand
Unilever dalam
setahun
IndonesiaPackaging
Consumer
Award 2005. Sunsilk, Pepsodent, Lux, Molto, Lifebuoy, Axe dan Clear merupakan
merek produk perawatan rumah dan tubuh (home and Personal Care) yang
tak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Sedangkan untuk produk makanan
dan ice cream,ada blue band yang legendaries, Bango, Sari Wangi, Rpyco dan Walls. Masih
ada sederetmerek produk lagi yang bila disebutkan satu persatu namanya, terasa
sangat akrab dengankehidupan kita.Bisa jadi Anda mempunyai kenangan khusus
tak terlupakan dengan salah satu atau lebihproduk buatan PT.Unilever Indonesia Tbk
ini. Benar, merek-merek yang disebutkan di atasmemang hanya sebagian kecil dari
merek yang dikembangkan PT.Unilever Indonesia,Tbk.Saat ini kami memiliki
33 merek dan beroperasi di 13 kategori sementara di seluruh dunia,Unilever
memegang 400 brand, kata Presiden Direktur PT.Unilever Indonesia.Tbk,
MauritsLalisang dalam sebuah wawancara khusus dengan SH di Graha Unilever
Jakarta, sore pekanlalu.PT.Unilever Indonesia,Tbk merupakan anak perusahaan
Unilever International yangberkantor pusat di dua kota yakni di London, Inggris dan
Rotterdam Belanda. Sementara diIndonesia, Unilever berkantor pusat di Jakarta dan
memiliki dua pabrik besar di Cikarang danRungkut (Surabaya). Pabrik di Surabaya
utamanya memproduksi sabun sedangkan diCikarang memproduksi es krim,
margarin, dan berbagai makanan ringan. Secara umumUnilever menjadi pemimpin
pasar barang konsumer (consumer goods) di Indonesia. Namun,kondisinya tidak sama
untuk setiap kategori produk dan wilayah pemasaran.Kini, Unilever Indonesia telah
berusia lebih dari 70 tahun dengan komposisi kepemilikansaham, Mavibel
(Maatschap voor Internationale Bellengginggen) B.V 85 persen dan publik 15
persen.
Langit
di Junjung
Maurits
mengungkapkan
prinsip yang
selalu dikedepankanUnilever dalam berbisnis.
Di mana bumi dipijak disitu langit dijunjung. Unilever pada dasarnya selalu mengikuti
aturan yang berlaku dimana ia beroperasi, ujar Maurits. Itulah alasannya mengapa
Unilever Indonesia memutuskan menjadi perusahaan terbuka.
Menjadi perusahaan terbuka berarti pembayaran pajak lebih jelas dan
transparan karena
diaudit
oleh lembaga
yang
berkompeten.
Sebagai konsekuensinya, masyarakat bisa ikut memiliki saham Unilever Indonesia.
Di Cina, Unilever menggandeng partner lokal karena pemerintah Cina
mengharuskan seperti itu sementara di Thailand, Unilever Internationa lmenguasai
saham sepenuhnya.Dalam enam tahun terakhir, penjualan Unilever di Indonesia bertumbuh
dua digit atau diatas 10 persen. Omset penjualan untuk tahun 2004 mencapai US$1
miliar.Tahun 2005 ini, saya perkirakan pertumbuhan penjualan akan meningkat
signifikan dan tetap berada di atas dua digit, ujar Maurits optimistis.Transisi Tahun

2004 merupakan tahun transisi bagi Unilever Indonesia. Mengapa demikian, karena
kepemimpinan kembali berada tangan orang Indonesia asli setelah bertahun-tahun
dipimpin oleh orang asing. Tahun lalu, Nihal Kaviratne dari India menyerahkan
tongkat estafetnya kepada Maurits Lalisang yang sebelumnya menjabat.
Direktur Corporate Relations.Maurits memang bukan orang lokal pertama yang
menjadi presiden direktur tetapi orang ketiga setelah Yamani Hasan (1980an) dan
Sri Urip (1990an). Saat ini, tinggal dua orangasing yang menduduki jabatan
direksi.Potensi
Tak Kalah Menurut pandangan Maurits, potensi orang lokal sebenarnya tidak
kalah dengan orang asing. Saya merangsang anak-anak pergi ke luar negeri sehingga
bisamemperkaya pengalaman dan pengetahuan, paparnya. Sampai saat ini
Unilever Indonesiatelah mengirimkan 18 karyawannya ke luar negeri ada yang ke London,
Thailand. Rotterdam,Shang Hai (Cina) dan Itali.Salah satu kendala yang dihadapi yakni
banyak orang Indonesia yang enggan ke luar negerikarena merasa sudah enak berada di
Indonesia.Terobosan yang dilakukan Maurits antara lainmengirim ke luar negeri
untuk jangka waktu 1-2 tahun sehingga mereka bisa bekerja padabudaya dan
lingkungan kerja yang berbeda. Ia mengakui kekuatan Unilever ada pada
kualitassumber daya manusia.Unilever secara rutin merekrut lulusan baru dari
universitas terkemuka. Setelah itu diberikanpelatihan selama tiga bulan. Mereka
tidak langsung kerja tetapi ditraining di berbagai bidangseperti manufaktur,
pemasaran dan litbang (penelitian dan pengembangan). Saat ini tenagakerja yang
diserap oleh Unilever secara langsung berjumlah 3.000 orang ini belum
termasuk tenaga kerja tidak langsung.
Total tenaga kerja yang terserap berjumlah 25.000 orang. Jika diansumsikan satu
orangmemiliki empat anggota keluarga maka perusahaan menanggung nasib sekitar
100.000 orang.PangsaTerbesar Indonesia saat ini menjadi pangsa pasar kedua
terbesar bagi Unilever setelah India, mengalahkan Cina, Jepang dan Australia.
Indonesia dilihat sebagai permata dari timur oleh Unilever pusat karena pangsa
pasarnya memang sangat besar, kata Maurits. Bahkandua orang yang menduduki CEO
Unilever di kantor pusat pernah bekerja di Indonesia.Memang saat ini persaingan di industri
barang konsumer sangat ketat baik dari pemain lokalmaupun pemain domestik.
Pesaing dari luar seperti P&G sedangkan pesaing lokal sepertiWings. Namun
Maurits menganggap positif yang namanya persaingan karena akanmenimbulkan
inovasi dan tidak menyebabkan monopoli di pasar.
Tantangan terbesar kini dan sangat merugikan adalah maraknya pemalsuan
danpenyelundupan. Banyak produk palsu dan selundupan dari Cina sehingga membuat
Unilever tidak kompetitif. Karenanya pemerintah perlu menegakkan aturan main
yang jelas karena dalam bisnis yang penting adalah adanya kepastian usaha dan
kepastian
hukum,
katanya.Pemerintah
harus
berani menindak
tegas
terhadap barang-barang palsu dan selundupan dariCina yang menggangu industri
secara umum.Perlindungan hak cipta perlu dilakukan karena dibutuhkan biaya besar
dalam riset danpengembangan serta biaya iklan. Hal ini sering membuat kita
sebagai pelaku usaha frustasikarena pemerintah tidak mengambil tindakan tegas,
ucap Maurits.
Di samping itu, Mauritsberpendapat pemerintah perlu membuat infrastruktur yang
memadai berupa jalan sehinggapemasaran produk dapat menjangkau ke seluruh
wilayah dengan biaya murah.Hal ini juga sebagai kompensasi rencana penghapusan
subsidi BBM di sektor industri.
Terkait dengan penghapusan subsidi BBM bagi industri, Unilever kini
menggantipenggunaan solar ke gas untuk pabriknya di Cikarang. Sayang, pasokan

gas dari Pertaminatidak konsisten. Jika berniat mengurangi konsumsi minyak bumi
maka penyediaan gas harusdilakukan pemerintah. Organik Unilever saat
ini memang fokus melakukan pertumbuhanoraganik seperti peningkatan omset
penjualan, laba perusahaan dan menekan struktur biaya.Namun tidak menutup
kemungkinan melakukan pertumbuhan anorganik.Sepanjang kiprahnya di Indonesia,
Unilever telah empat kali mengakuisisi merek. Akuisisiteh celup Sari Wangi dilakukan
tahun 1990, Yoohan (dengan berbagai merek seperti Molto,Trisol, Whipol) tahun 1998, kecap
Bango tahun 2000 dan Taro tahun 2003. Mauritsmenekankan, Dalam melakukan akuisisi,
Unilever selalu menggunakan dana keuanganinternal, tidak perlu injeksi dana kantor
pusat. Ia menekankan, akuisisi hanya akan dilakukanjika bisa mendukung bisnis
utama Unilever yang telah ada.Maurits menekankan, Unilever tidak akan keluar dari
bisnis utamanya, memproduksi danmemasarkan barang-barang konsumer.Unilever
tidak akan berniat menguasai industri dari hulu sampai hilir meskipun
memilikikemampuan dari segi pendanaan. Pertumbuhan organik lebih diharapkan,
katanya. Hal inidibuktikan dengan pendirian kantor pemasaran Unilever Indonesia ke
berbagai negara sepertiSingapura, Jepang dan Australia. Sabun Lux buatan
Rungkut, ice cream Walls dan teh SariWangi buatan made in Cikarang bisa ditemukan di
ketiga negara ini.
Total ekspor produk Unilever Indonesia mencapai enam persen dari omset
penjualan.

Proses pembuatan brand Unilever


Pada tahun 1990, Unilever memasukkan faktor kesinambungan ke dalam srategi
kami secara formal. Kemudian, pada tahun 2005, kami mulai membuat agenda pada
produk brand dengan proses yang dinamakan Brand Imprint. Sejak saat itu, Brand
Imprints telah disesuaikan ke dalam semua kategori produk kami. Saat ini, pemikiran
sosial dan lingkungan digabungkan dalam rencana inovasi dan pengembangan
sejumlah brand utama kami.
Pada saat yang sama, kami juga mengembangkan pendekatan kami pada corporate
branding. Kami mulai memikirkan cara untuk membuat komitmen perusahaan
Unilever dan menciptakan aktivitas agar lebih terlihat dan cocok dengan para
konsumen kami. Dengan brand produk individu yang mengambil posisi kuat dalam
isu sosial dan lingkungan, para konsumen akan melihat brand perusahaan pada nilai
dan pendekatannya. Brand produk hanya dapat dikomunikasikan dengan efektif dan
memiliki kredibilitas pada isu ini jika memiliki dasar yang kuat dalam pendekatan dan
komitmen perusahaan secara keseluruhan. Ini mengarah pada pengembangan visi
baru kami.
Melibatkan konsumen
Penelitian kami menunjukkan para pelanggan tidak hanya ingin diyakinkan bahwa
produk yang mereka beli diproduksi sesuai etika dan berkesinambungan, mereka
juga ingin memilih brand yang baik bagi diri mereka dan juga orang lain. Namun,
mereka juga memberi tahu kami bahwa mereka tidak merasa cukup mampu
membuat perbedaan akibat tantangan yang terlampau besar dan efek tindakan
perorangan yang terlalu kecil.
Kami percaya bahwa kami telah berada di tempat dimana kami dapat membantu
orang-orang memahami bagaimana mereka memilih brand dan dengan melakukan

tindakan kecil, apabila ditambahkan dengan tindakan yang dilakukan orang lain,
dapat membuat sebuah perbedaan besar di seluruh dunia.
Sebagai contoh, brand deterjen Unilever digunakan dalam 125 miliar pencucian
setiap tahunnya. Itu sama artinya dengan 14 juta pencucian setiap jam. Setiap saat,
konsumen Unilever melakukan pencucian dengan suhu rendah atau dengan
pengisian penuh, pengurangan energi, CO 2 dan air memiliki jumlah kumulatif yang
besar.
Dengan konsumen yang menggunakan sekitar 70% dari gas rumah kaca, ajakan
kepada para pelanggan melalui inisiatif seperti Cleaner Planet Planakan menjadi
kunci utama dalam mencapai visi kami.
Meneliti dampak di setiap rantai nilai
Komitmen Unilever mengurangi dampak lingkungan meluas pada rantai nilai
contohnya, dari pemilihan sumber daya bahan mentah untuk produksi dan distribusi
Unilever kepada para konsumen sampai akhirnya pembuangan sisa kemasan.
Di tahun 2008, Unilever mengembangkan sebuah metrik bagi empat area prioritas
yang
terkena
dampak
lingkungan
pada
rangkaian
nilai
Unilever:
emisi gas rumah kaca (GHG)
1. air
2. sampah
3. sumber daya yang terpelihara
Metrik ini didesain untuk mengukur dampak produk Unilever ketika digunakan oleh
para konsumen, seperti ukuran gram gas rumah kaca pada setiap penggunaannya.
Selama tahun 2009, sekitar 1.500 produk diteliti untuk menambah pemahaman
Unilever mengenai air, sampah dan dampak GHG pada 14 pasar terbesar Unilever.
Pada tahun 2009, Unilever juga mulai mengembangkan metrik yang meliputi
dampak sosial. Bagi brand Unilever yang mengemban misi sosial, ukuran ini
memberi keuntungan lebih bagi masyarakat. Pada tahun 2010, Lifebuoy
menjadi brand pertama untuk mengukur percobaan baru, yang membantu melacak
dampak dari program Lifebuoy mengenai kebiasaan mencuci tangan selama lebih
dari lima tahun.
Perkembangan dari metrik ini akan memudahkan Unilever dalam meninjau
keberhasilan portfolio Unilever dan memungkinkan Unilever untuk menunjukkan
kepada para konsumen bagaimana tindakan kecil dan tindakan individu dapat
memberi perbedaan yang besar.
Bekerja untuk orang lain
Unilever tidak mempunyai semua jawaban terhadap tantangan dan dilema
yang dihadapi usaha kami saat ini. Banyak isu kesinambungan yang hanya dapat
ditanggulangi dengan kolaborasi dan pendekatan dengan pihak-pihak terkait. Jika
kami hendak mewujudkan visi, kami harus bekerja sama dalam kemitraan. Para
mitra kami membagi keahlian mereka, baik dalam isu-isu tertentu maupun jaringan

pelaksanaan program di lapangan. Kami menggabungkan hal ini dengan


pengalaman kami sendiri, keahlian pemasaran dan pengaruh komersial.
Beberapa dari rekan kerja kami berupa hubungan jangka panjang formal
dengan organisasi global terkenal; lainnya adalah kelompok informal dalam industri,
LSM, pemerintahan dan lembaga PBB. Salah satu contohnya adalah pekerjaan di
mana kami mempromosikan minyak kelapa yang berkelanjutan melalui koalisi usaha
dan LSM, termasuk Greenpeace, Oxfam dan WWF.
Hubungan kerjasama global
Mitra global utama kami adalah dengan:
1. World Food Programmedari PBB: memberi makanan pada anak-anak yang
kelaparan dan meningkatkan nutrisi mereka
2. World Heart Federation: mempromosikan kesehatan hati
3. Global Alliance for Improved Nutrition: membuat pendekatan baru mengenai
fortifikasi makanan sampai menangani kekurangan gizi
4. FDI World Dental Federation: meningkatkan kesehatan mulut
5. Global Public-Private Partnershipfor Handwashing with Soap: menyelamatkan
hidup anak-anak dengan mengenalkan cara mencuci tangan dengan sabun.
UN Global Compact
Unilever juga berpartisipasi pada Global Compactyang digagas PBB dan
berkomitmen untuk hidup dengan sepuluh prinsip Compactmengenai hak asasi
manusia, perburuhan, lingkungan dan anti korupsi pada operasional usaha setiap
hari.
Kode Etik Prinsip Usahakami sudah lama mencerminkan tujuan Compact. Kami
menyediakan informasi tahunan dalam Global Compact Communicationon
Progressyang menjelaskan cara kami mengimplementasikan prinsip tersebut dalam
usaha kami.
Lihat tautan terhubung untuk lebih jelasnya.
Perkembangan komitmen Unilever
Komitmen kami dan perkembangan yang kami capai terkait hal-hal tersebut pada
tahun 2009 dapat dilihat melalui tabel di bawah ini..
Isu

Topik

Komitmen
kami

Perkembangan
di tahun 2009

Kesehata
n
dan
keamana
n

Nutrisi

Melakukan
evaluasi
secara rutin
mengenai
portfolio
produk

Portfolio
makanan kami
tetap
berada
dalam
pantauanrutin.
44% dari produk

makanan
kami melalui
Program
Peningkatan
Nutrisi

kami
sejalan
dengan standar
internasional
mengenai
kandungansatur
ated dan trans
fatpada gula dan
garam

Membimbing
para
konsumen
untuk
mendukung
rekomendasi
World
Health
Organization
mengenai
penggunaan
5
gram
garam
per
hari dengan
mengurangi
level garam
dalam
produk kami.
Tujuan kami
adalah
mencapai 6
gram
per
hari
pada
tahun 2010
dan 5 gram
pada tahun
2015.

76%
dari
portfolio
kami
telah memenuhi
standar
pada
tahun 2010 yang
membantu para
konsument
mengurangi
6
gram per hari

Tampilan
persentase
dari Guidelin
e
Daily
Amounts
(GDA)meng
enai
lima
nutrisi utama
dalam satu
kemasan
produk dijual
di
Eropa
sebagai

Telah mencapai
lebih dari 90%
produk
yang
berkualitas;
rencana
implementasi
ditempatkan
sebagai
penyeimbang

bagian dari
inisiatif amal
CIAA.
Menjangkau
100
juta
orang pada
tahun 2009
2020 melalui
alat
pengukur on
line
Heart
Age

Sekitar 1,5 juta


orang mengikuti
uji Heart Age

Memberikan
bekal
sekolah
pada
100.0000
anak-anak di
tahun 2009
melalui
kerjasama
kami
dengan Worl
d
Food
Programmed
ari PBB

Memberikan
hampir 17 juta
bekal
sekolah
pada
80.000
anak-anak

Kebersiha Mengubah
n
dan perilaku satu
keamanan miliar orang
terhadap
kebersihan
pada tahun
20092015
melalui
Lifebuoy dan
program
kemitraan
lainnya

Lifebuoy
menjangkau
jutaan orang di
23
negara
melaluiGlobal
Handwashing
Day
2009.
Program
pendidikan
kebersihan yang
lengkap
dilaksanakan di
Indonesia,
Pakistan,
Srilangka
dan
Vietnam

Sejalan
dengan
aktivitas
kerjasama
dengan FDI

Meluncurkan
kampanyeBrush
Day
and
Nightdengan FDI
World
Dental

Kehidupa
n
bersinam
bungan

World
Dental
Federationy
ang berfokus
pada
kampanye
sikat
gigi
setiap pagi
dan malam

Federation

Menjangkau
lima
juta
orang muda
pada tahun
20052010
dengan
materi
kepercayaan
dirimelalui D
ove's SelfEsteem
Fund

Menjangkau
sekitar 1,3 juta
orang
dengan
program
pendidikan,
dengan
total
keseluruhan
menjadi 4,8 juta

Perkemba
ngan
usaha

Mengurangi
dampak
lingkungan
secara
menyeluruh
sambil
mengemban
gkan usaha
kami

Menguji dampak
gas rumah kaca,
air dan sampah
dari
1.500
produk

Sumber
yang
berkesina
mbungan

Mengambil
sumber teh
untuk
kantong the
Lipton dan
PG di Eropa
Barat
dari
pertanianRai
nforest
Alliance
Certified di
tahun 2010.
Pembelian
semua teh
untuk
kantong the
Lipton kami

Sekitar 80% dari


Lipton
Yellow
Label dan pucuk
teh PG terjual di
Eropa
Barat
berasal
dari
pertanianRainfor
est
Alliance
Certified.
Secara
global,
sekitar 15% dari
teh kami berasal
dari
pertanian Rainfo
rest
Alliance

berasal dari
sumber yang
berkelanjuta
n
pada
tahun 2015

Certified

Membeli
semua
minyak
kelapa
berasal dari
sumber yang
berkesinamb
ungan pada
tahun 2015

Pembelian
185.000
ton
minyak
kelapa
yang
berkesinambung
an
melalui
sertifikat
GreenPalm
meliputi 15% dari
total pembelian
kami

Mengambil
sumber telur

100%
bebaskandang
untuk:

Produk
Hellmanns,
Amora dan
Calv terjual
di
Eropa
Barat pada
tahun 2012
Mayones
Hellmanns
Light
di

Amerika
Utara
Es krim Ben
& Jerry di
Eropa pada
tahun 2004
dan
di
Amerika
Serikat pada
tahun 2010

Target Eropa
Barat
tercapai
pada akhir tahun
2009,
satu
langkah
lebih
maju dari jadwal
Pengambilan
sumberdaya
dimulai
pada
tahun
2009
dalam
persiapannya
untuk diterapkan
pada tahun 2010
Target Eropa
tercapai
pada
tahun
2004.
sesuai rencana
memenuhi target
Amerika Serikat
pada akhir tahun
2010

Uji
kelayakan
dari
sumber Fairt
rade untuk
bahan
es
krim Ben &
Jerry

Di awal tahun
2010, Ben &
Jerry
berkomitmen
bahwa
semua
bahan
akan
menggunakan
sertifikasiFairtrad
e di Eropa pada
akhir tahun 2011
dan dunia pada
tahun 2013

Pendingin

Pembelian
lemari
es
krim
baru
yang
menggunaka
n pendingin
HC ramahiklim
yang
dapat
digunakan
secara
teknis
dan
praktis
di
manapun

Sekitar 430.000
lemari pendingin
dibeli
sejak
tahun 2004

Perubaha
n Iklim

Mengurangi
CO2 dari
energi yang
dihasilkan
manufaktur
kami sampai
25%
pada
tahun 2010
(diukur per
ton produksi
dibanding
tahun 2004)

Sekitar
tahun
19952009,
mencapai
pengurangan
sebesar
40%
CO2 dari energi
yang dihasilkan
manufaktur.
Sejalan
untuk
mencapai target
2012

Air

Melanjutkan
mengurangi
penggunaan
air
pada
operasional
manufaktur
kami per ton
produksi

Sekitar
tahun
19952009,
mencapai 65%
pengurangan
dalam
penggunaan air

Limbah
manufaktu
r

Melanjutkan
mengurangi
total limbah
dari
operasional
manufaktur
per
ton
produksi

Sekitar
tahun
19952009,
mencapai 73%
dalam
mengurangi total
limbah

Pengema
san

Menghapusk
an
penggunaan
PVC untuk
pengemasan
kami,
jika
memungkink
an,
pada
tahun 2010

Sejalan dengan
pencapaian
target 2010

Mengenali
teknologi
yang
membolehka
n
penghapusa
n
semua
PVC
pada
akhir tahun
2012

Dampak
ekonomi

Hasil
usaha

Tujuan
jangka
panjang
untuk
menjadi
peringkat
tiga teratas
pada
referensi
grup dari 21
perusahaan
produk
konsumen
dengan total
pemasukan
investasi
pemegang

Bekerja dengan
parasupplier unt
uk
mengenali
solusi teknologi
yang baru

Target
yang
tercapai dari tiga
teratas:
peringkat ke 5
dari 21

saham per
tiga tahunan.

Petani
Kecil

Meningkatka
n penetrasi
dan
konsumsi
dari
beberapa
kategori
kami
oleh
para
pelanggan
dari semua
level
pendapatan
dalam pasar
yang
berkembang
maupun
yang
baru
muncul.

Mencapai 49%
dari
penjualan
pada pasar ini

Menggali
kesempatan
untuk
meningkatka
n
sumber
dari petani
kecil untuk
memastikan
keamanan
persediaan

10.500 petani
sekarang terlibat
dalam
proyekallanblack
ia di Afrika
38.000 petani
kecil
memperoleh
sertifikatRainfore
st
Alliance di
Kenya
sekitar
tahun 2007-2009

Tata kelola
Struktur manajemen

Komitmen kami dalam perkembangan yang berkesinambungan


dimasukkan dalam agenda bisnis melalui visi baru kami. Struktur

manajemen untuk membantu kami memenuhI


komitmen diintegrasikan ke dalam kerangka organisasi kami:

Dan tanggung jawab perusahaan diperjuangkan dan dipimpin oleh anggota dari
Eksekutif Unilever: Vindi Banga, Presiden Makanan, Rumah Tangga, dan Perawatan
Pribadi. Eksekutif Unilever ini bertanggung jawab pada kepemimpinan operasional
dalam usaha

Strategi pengembangan sosial dan lingkungan adalah bertanggung jawab pada


empat kategori produk dan tim brand global mereka. Kategori ini antara lain rempahrempah, saus dan krim oles, es krim dan minuman; perawatan pribadi dan
perawatan rumah tangga

Dilakukan di beberapa perusahaan operasional kami meliputi tiga area: Amerika;


Eropa Barat; dan Asia, Afrika dan Eropa Tengah & Eropa Timur.

Dibuat dan tindakan dikoordinasi oleh tim kepemimpinan Penanggungjawab


Perusahaan, Isu, Kesinambungan, dan Kemitraan kami (CRISP). Tim ini terdiri dari
pemimpin senior dari seluruh bisnis yang bertemu secara teratur dan dipimpin oleh
anggota eksekutif Unilever kami, Vindi Banga

Tata kelola kami sebagai tanggung jawab corporate citizen didukung oleh Komite
Tanggung Jawab dan Reputasi Dewan

Tim kepemimpinan kami dari CRISP dan Komite Dewan mendapat pengarahan dari
Grup Perkembangan Berkesinambungan Unilever (USDG) sebuah grup yang
terdiri dari lima ahli eksternal dalam hal tanggung jawab perusahaan dan
kesinambungan yang membimbing dan memberikan kritik mengenai strategi
perkembangan kami.
Struktur tata kelola ini didukung oleh tim kecil dari pusat perusahaan kami di London,
dipimpin oleh Senior Vice-Presidentuntuk divisi Tanggung Jawab Perusahaan kami,
yang menjadi anggota dalam tim kepemimpinan Penanggungjawab Perusahaan,
Isu, Kesinambungan, dan Kemitraan (CRISP) dan mendukung Komite Tanggung
Jawab dan Reputasi Dewan kami serta Grup Perkembangan Berkesinambungan
Unilever.

Tim spesialis dalam Unilever mendukung pekerjaan kami dalam pemeliharaan


seperti Pusat Keamanan dan Jaminan Lingkungan Hidup,Grup Kemitraan
Kesehatan Global dan Grup Pengelola Pertanian Berkesinambungan. Tim ini juga
menerima masukan eksternal, contohnya dari Dewan Penasihat Pertanian
Berkelanjutan.

Pengawasan independen: Komite Pertanggungjawaban dan Reputasi Perusahaan


Kami mempunyai Komite Dewan Direktur Non-Eksekutif komite pertanggungjawaban dan reputasi perusahaan - yang bertanggung jawab memastikan bahwa
kami mengelola bisnis kami dengan penuh tanggung jawab dan bahwa reputasi
Unilever dijaga dan diperkuat. Hal ini memastikan bahwa Kode Etik Prinsip Usaha
dan Kode Etik Mitra Usaha tetap sesuai dengan tujuan dan teraplikasi dengan baik.
Komite ini bertemu secara rutin, dan terdiri dari empat direktur non-eksektutif yang
independen.
1. Brittan (Pemimpin)
2. Nyasulu
3. Murthy, dan
4. Fresco.
Komite ini menguntungkan dari kedua sudut pandang baik dari USDG dan CRISP.
Pengawasan independen: Komite Audit
Salah satu tugas dari Dewan Komite Audit adalah mengevaluasi pendekatan
Unilever secara keseluruhan dalam hal manajemen resiko dan kontrol, juga
prosesnya, hasil dan temuannya. Komite ini mempertimbangkan aplikasi dari Kode
Prinsip Usaha sebagai bagian yang digunakan untuk mengevaluasi manajemen
resiko
Tata kelola Kode kami: Komite Kode Perusahaan
Komite Kode Etik Perusahaan, dipimpin oleh Penasihat Umum kami, mengawasi
implementasi dari Kode Etik Prinsip Usaha dan Kode Etik Mitra Usaha mewakili
kepemimpinan operasional usaha, yaitu para eksekutif Unilever.
Manajemen Eksekutif: Tim kepemimpinan Penanggungjawab Perusahaan, Isu,
Kesinambungan, dan Kemitraan (CRISP)
Eksekutif Unilever, dipimpin oleh Chief Executive Officer kami, bertanggung jawab
pada pengaturan laba dan rugi dan mengantarkan pada perkembangan.Dalam hal
kesinambungan, ini juga didukung oleh tim kepemimpinan Penanggungjawab
Perusahaan, Isu, Kesinambungan, dan Kemitraan (CRISP) (sebelumnya adalah
Dewan Penanggungjawab Perusahaan).

Tugas dari tim kepemimpinan CRISP adalah mengevaluasi strategi untuk


memastikannya sejalan dengan bisnis kami dan memprioritaskan kesinambungan.
Hal ini juga berarti mengawasi hubungan kerjasama global kami.
CRISP terdiri dari para pemimpin dari kategori makanan dan rumah tangga dan
perawatan pribadi, tanggung jawab korporat kami, brandperusahaan, R&D, supply
chain, manajemen isu dan fungsi hukum.
Pendekatan eksternal: Grup Perkembangan Berkesinambungan Unilever
Keuntungan strategi kami dilihat dari pendekatan Grup Perkembangan
Berkesinambungan Unilever (USDG) lima orang spesialis eksternal internasional
dalam tanggung jawab perusahaan dan kesinambungan. Mereka membentuk panel
independen dan terbuka secara bebas ahli dalam mengarahkan dan
memberikan kritik mengenai strategi perkembangan kami.
Mereka adalah:
1. Esty Dosen hukum lingkungan hidup, Yale University, AS
2. Jun Ahli air dan Direktur pendiri Institute of Public and Environmental Affairs
(IPEA), Cina
3. Mehra Pendiri dan CEO dari Centre for Social Markets, India
4. Porritt Direktur pendiri Forum for the Future, Inggris
5. Ruge Director General dari Mexican government's Centre for Education and
Training for Sustainable Development.
Untuk memastikan posisi yang sesuai antara tim CRISP dan USDG, keduanya
dipimpin oleh anggota dari Unilever Executive, Vindi Banga.
Masukan para ahli: Pusat Keamanan & Jaminan Lingkungan Hidup (SEAC)
Tugas SEAC adalah menyediakan bukti dan pengarahan ilmiah yang independen
sehingga Unilever dapat mengidentifikasi dan mengatur:

Resiko bagi para pelanggan, pekerja dan lingkungan sehubungan dengan


keamanan produk dan teknologi supply chain
lingkungan, sehubungan dengan pemeliharaan brand Unilever, produk dan supply
chain.

Input para ahli: Grup Kemitraan Kesehatan Global


Grup Kemitraan Kesehatan Global kami berhubungan dengan brand Unilever
dan ahli dalam organisasi kesehatan global. Tugasnya adalah mengembangkan dan
mengimplementasikan nutrisi yang sinambung dan solusi kebersihan, dengan tujuan
menciptakan nilai bagi masyarakat dan usaha kami.
Input para ahli: Grup Pengelola Pertanian Berkelanjutan

Grup Pengelola Pertanian Berkelanjutan terdiri dari staf Unilever dari seluruh
dunia yang bertanggung jawab mengatur Pengelolaan Pertanian Berkelanjutan.
Tujuannya untuk mempromosikan supply chains yang terpelihara, fokus pada masa
jangka panjang, akses yang terpelihara untuk panen utama Unilever. Profesor Jules
Pretty dari University of Essex di Inggris bertindak sebagai penasihat utama bagi
grup ini.
Keuntungan grup ini adalah input dari Dewan Penasihat Pertanian Berkelanjutan,
yang terdiri dari para ahli eksternal dari organisasi non laba dan institut penelitian
untuk sektor amal dan pendidikan akademi. Tugasnya adalah menyediakan nasihat
dan penilaian yang independen untuk menguatkan pembuatan kebijakan dalam
Unilever.
Program lainnya
Tim Dampak Lingkungan Hidup, Jaringan Penggalang Kesinambungan dan tim
Pengelolaan Kemasan Berkesinambungan adalah tiga contoh nyata mengenai
bagaimana suatu tim bekerja sama dalam menangani isu tertentu. Grup ini bekerja
menguji jejak langkah Unilever, memformulasikan strategi, menyetujui kebijakan,
bekerja dengan tim kategori dan brand untuk membuat tujuan yang spesifik dan
mendukung tim dalam mengimplementasikan tujuan tersebut.Mereka juga mencari
nasehat dari para ahli eksternal.
Tujuan Perusahaan
Pertama kali kami mengungkapkan Tujuan Perusahaan pada tahun 1996. Tujuan
Perusahaan kami tidak membentuk sesuatu yang baru, tetapi lebih memperjelas
mengenai apa yang kami yakini menjadi hal yang pokok dari perusahaan kami. Ini
menggambarkan harapan mengenai Unilever nantinya sama halnya dengan
menggambarkan nilai-nilai dan kepercayaan kami. Tujuan Perusahaan kami
menggambarkan faktor-faktor yang kami percaya memberikan sumbangsih pada
kesuksesan jangka panjang kami. Mereka juga menguatkan komitmen kami untuk
memenuhi kebutuhan dengan cara yang berkesinambungan.
Kode Etik Prinsip Usaha
Tujuan Perusahaan kami menyatakan bahwa untuk mencapai kesuksesan
memerlukan: standar tertinggi mengenai perilaku perusahaan terhadap setiap
karyawan, masyarakat yang kami layani dan lingkungan yang memperoleh dampak
dari kami. Kode Etik Prinsip Usaha membentuk struktur berstandar dimana mereka
bekerja. Kode ini didukung oleh standar tambahan operasional dunia pada isu
seperti keamanan karyawan dan produk.
Unilever mengevaluasi peraturan ini secara teratur untuk memastikan pemenuhan
kebutuhan dari lingkungan usaha dewasa ini. Revisi kode etik terakhir kami
dilakukan pada tahun 2001 dan peraturan terbaru telah disebarkan di seluruh bagian
usaha kami pada tahun 2002. Kode ini berupa dokumen pendek, tertulis dengan
jelas, bahasa yang sederhana, dan menyatakan prinsip-prinsip secara keseluruhan.
Didesain agar mudah dibaca dan dipahami oleh semua karyawan kami. Hal ini
dikarenakan kami percaya bahwa aturan seperti ini haruslah memiliki nilai praktis
dalam bisnis sehari-hari kami. Kami mengharapkan setiap karyawan Unilever
mengikuti semangat maupun aturan yang tertulis dari prinsip itu.

Tujuan & prinsip


Tujuan corporate Unilever adalah bahwa kesuksesan memerlukan standar
tertinggi dari perilaku corporate terhadap setiap orang yang bekerja dengan kami,
komunitas yang kami sentuh dan lingkungan yang terdampak dari pekerjaan kami.
Tujuan corporate Unilever adalah bahwa kesuksesan memerlukan standar
tertinggi dari perilaku corporate terhadap setiap orang yang bekerja dengan kami,
komunitas yang kami sentuh dan lingkungan yang terdampak dari pekerjaan kami.
Selalu bekerja dengan integritas
Beroperasi dengan integritas dan rasa hormat pada orang-orang, sentuhan bisnis
Unilever pada organisasi dan lingkungan selalu menjadi pusat dari tanggung jawab
corporate Unilever.
Dampak Positif
Unilever bertujuan memberikan dampak positif dengan berbagai cara:
melalui brandkami, melalui kegiatan komersial dan hubungan kami, melalui
kontribusi sukarela, serta berbagai cara lain dimana kami berhubungan dengan
masyarakat..
Menjalankan aspirasi kami
Tujuan corporate kami telah memberikan aspirasi bagi kami untuk mengelola bisnis.
Hal ini diperkuat peraturan kami dalam prinsip-prinsip bisnis yang menjelaskan
standar operasional yang diikuti semua karyawan Unilever, dimanapun mereka
berada diseluruh dunia. Aturan ini juga mendukung pendekatan kami pada
pemerintah serta tanggung jawab corporate.

Laporan
Pendekatan kami
Kami berusaha memberikan laporan yang transparan dari perkembangan kami
setiap tahun melalui onlineLaporan Perkembangan Berkesinambungan.
Website kami selalui diperbarui sepanjang tahun dan berisikan data yang kaya
baik yang inti maupun yang detil untuk memenuhi kebutuhan para konsumen
maupun para ahli.
Kami juga menghasilkan dokumen ringkas yang dicetakTinjauan Perkembangan
Berkesinambungan untuk mendukung laporan situs kami. Tinjauan ini menjelaskan
bagaimana kami terus mengintegrasikan kesinambungan dalam bisnis
dan brand kami dengan menjelaskan dampak bahan kami yang paling penting.
Secara internasional, kami telah melaporkan hasil kerja lingkungan kami sejak tahun
1996, dan hasil sosial kami sejak tahun 2000.Beberapa dari perusahaan kami juga
menghasilkan laporan kesinambungan seperti, Unilever di Brasilia dan Unilever di
Srilangka.
Laporan tahun 2009

Pada bulan Maret 2010, kami menerbitkan secara online Laporan


Perkembangan
Berkesinambungan
2009
dan
Tinjauan
Perkembangan
Berkesinambungan 2009,'Menciptakan Masa Depan Lebih Baik Setiap Hari',
bersamaan dengan Laporan Tahunan 2009.
Tinjauan Perkembangan Berkesinambungan 2009 berfokus pada topik yang telah
kami identifikasi sebagai bahan isu kami.Isinya meliputi:

Bagaimana kami memberikan sumbangsih dalam meningkatkan kesehatan, nutrisi,


kebersihan dan kesejahteraan
Bagaimana kami menangani tantangan pemeliharaan yang kritis seperti sumber
daya yang terpelihara, pendingin, perubahan iklim, air, limbah pabrik dan
pengemasan
Bagaimana kami menciptakan kekayaan dan memberikan sumbangsih terhadap
perkembangan ekonomi dalam masyarakat dimana kami beroperasi.
Dalam laporan online kami mengenai Laporan Perkembangan Berkesinambungan
2009, kami membahas topik ini dengan lebih detil dan meliputi sejumlah isu
kepedulian semua pihak terkait. Isinya meliputi aspek dari tanggung jawab perilaku
bisnis, seperti bagaimana kami menanggapi kepedulian para konsumen,
memperlakukan para karyawan dan pekerja kontrak sementara kami, bekerja sama
dengan rekan kerja dengan para pelanggan dan supplier, serta turut mengambil
bagian dalam kehidupan masyarakat lokal di seluruh dunia.
Laporan online kami diterbitkan pada akhir bulan Maret 2010 dengan data awal di
tahun 2009 untuk CO2 dari energi, air dan total limbah tiga kunci utama pengukur
hasil eko-efisiensi kami, dan dua pengukur hasil kerja kami kegagalan dan Total
Tingkat Frekuensi yang Terekam. Laporan ini dipastikan selalui diperbarui dan data
akhir 2009 untuk semua hasil kerja kami diukur pada bulan Mei. Lihat laporan
jaminan independen yang disiapkan oleh Deloitte LLP untuk keterangan lebih lanjut.
..
Menyampaikan isu bahan kami
Pemeliharaan sekarang ini adalah pusat dari strategi bisnis kami. Sumber daya
yang berkesinambungan adalah kunci utama dari bahan mentah pertanian dan
desain produk untuk sumber daya yang terbatas di dunia adalah hal penting untuk
kelanjutan perkembangan bisnis dan kesuksesan kami. Kami memasukkan isu
manajemen sinambung dalam fungsi utama bisnis seperti manajemen penyediaan,
manajemen kategori dan pemasaran.
Aktivitas dan laporan kami berfokus pada materi isu kami yang sangat
penting.Kami mendefinisikan materi isu sebagai berikut:
dimana sebuah isu terkait dengan bisnis, portfoliobrand dan geografi kami
dari pengaruh Unilever terhadap isu
yang potensial terhadap operasional kami, sumber daya dan para pelanggan
sebuah isu bagi semua pihak yang terkait.
Hal ini memungkinkan kami mengembangkan strategi yang tepat dan kebijakan
berdasarkan penelusuran kami terhadap kecenderungan masa kini dan yang baru
muncul. .

Inklusivitas dan tanggapan


Untuk memastikan inklusivitas kami mengambil sejumlah dampak terhadap
masyarakat dan kepedulian pihak-pihak terkait. Untuk melakukannya, ini
memerlukan pemetaan yang detail dan sesuai engan isu; melanjutkan masukan dari
pihak-pihak terkait berikut tanggapannya; dan pertolongan para rekan untuk
membimbing arah kami. Isu seringkali kompleks dan kami terus melanjutkan
pekerjaan di area dimana kami belum memiliki pemahaman yang komprehensif
mengenai dampak yang kami timbulkan.
Sebagai perusahaan yang berfokus pada konsumen, tanggapan dibangun
dalam pendekatan sehari-hari kami untuk memahami dan menanggapi aspirasi dan
kepedulian para konsumen. Hal ini dapat dilakukan dengan integrasi yang lebih
besar terhadap kepedulian sosial, ekonomi dan lingkungan terhadap usaha
danbrand kami, dimulai dengan fase inovasi, dimana kami memastikan kesuksesan
masa depan kami, dan juga meningkatkan laporan kami kepada pihak-pihak terkait.
Dasar pelaporan
Definisi dan dasar dari pelaporan untuk indikator lingkungan dan proses
keamanan kami pada tahun 2009 digambarkan dalam dokumen yang dapat diunduh
dengan judul Dasar pelaporan.
Pemecahan Masalah
Dalam hal ini masalah yang dihadapi PT. Unilever,Tbk adalah masalah penipuan
yang mengatas namakan PT. Unilever. Yaitu dengan menyelipkan kertas undian yang
diletakkandidalam produk Unilever seperti shampo, Rinso dsb. Penipuan seperti ini
bagi orang yangmudah tergiur akan sangat merugikan. Ia biasanya langsung senang
dan tanpa berfikir langsung menelpon nomor oknum yang ada dalam kartu undian tersebut
Dan ujung ujungnya minta transfer uang.
Dalam promosi PT. Unilever tidak mengalami masalah karena dalam stateginya PT.
Unilever sangat
hati-hati
sehingga
tujuan
perusahaan dengan
mudah
terpenuhi.Peranan merek bukan lagi sekedar sebagai nama ataupun sebagai pembeda
dengan produk-produk pesaing, tetapi sudah menjadi faktor penentu untuk
dapat menjadi trend setter dibidang industri. Banyak perusahaan yang berhasil
karena memiliki reputasi merek, sehinggadapat membuka distribusi di kota-kota lain
bahkan negara-negara lain dengan menarik pelanggan sasaran melalui kekuatankekuatan merek yang mereka miliki. Sebuah merek yangtelah mencapai ekuitas
tinggi merupakan asset yang berharga bagi perusahaan
Untuk itu, mempertahankan dan meningkatkan ekuitas merek bukan pekerjaan
mudah, karenayang dihadapi adalah ekspektasi pelanggan. Konsumen akan merasa
familiar dengan namamerek yang pertama masuk ke pasar, sekalipun merek-merek yang
masuk belakanganberkinerja lebih baik. Ini akan mengarah kepada terciptanya
kesetiaan yang lebih besar padamerek pertama dan produsen.Kesetiaan pelangaan
menjadi kunci sukse tidak hanya dalam jangka pendek tetapikeunggulan bersaing
yang berkelanjutan. Contohnya seperti sabun kecantikan merek Lux,yang merupakan
sabun kecantikan pertama yang masuk ke pasaran di Indonesia. Sabunkecantikan merek
Lux memperluas jenis produk sabun mandinya, yang tidak hanya sabunmandi yang
berupa batangan padat tetapi juga berupa sabun mandi cair.Merek perlu

dipersepsikan sebagai produk yang berkualitas tinggi, sehingga konsumen


dapatmemahami sebuah produk hanya melalui eksistensi, fungsi, citra dan mutu.
Kualitas di matakonsumen lebih bersifat subyektiif, tergantung bagaimana persepsi
konsumen terhadapproduk itu.Ketika kemudian jumlah merek yang dikenal konsumen
semakin banyak, maka perananmerek dapat diperluas sehingga mampu
memberikan asosiasi tertentu dibenek konsumen.Seuah merek akan sering dihubungkan
dengan fungsi dan citra khusus. Nilai yang didasarimerek sering kali didasari pada
asosiasi-asosiasi spesifik yang berkaitan dengannya.Asosiasi merek (brand
association) diupayakan dengan slogan, atau posisi yang diinginkan,atau dengan
strategi brand identity, yaitu menciptakan atribut yang penting sebagai bahanyang
dipersepsikan konsumen. Asosiasi-asosiasi merek seperti Ronald Mc.Donald
bisamenciptakan sikap atau perasaan positif yang berkaitan dengan suatu
merek.Merek dan kwalitas berperan sebagi persepsi yang mempengaruhi keputusan
membelipelanggan. Nilai haruslah menjadi landasan strategi dan taktik, karena nilai
merupakan alasanmengapa konsumen menggunakan produk dan tetap setia (loyal).
Nilai suatu brand yaitumenciptakan semakin banyak komsumen yang setia,
konsumen yang setia (loyal) adalahtujuan setiap pemasar.Kesetiaan pelanggan
terhadap merek merupakan salah satu aset merek. Hal in sangat mahalnilainya
karena untuk membangunnya banyak tantangan yang harus dihadapi
sertamembutuhkan waktu yang sangat lama.

Menjelaskan
tentang
Analisis
swot
Analisis SWOT adalah indentifikasi berbagai faktor secara sistematis
untuk memutuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika
yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities),
namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan
ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan
dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan
demikian perencana strategis (strategi planner) harus menganalisis faktor - faktor
strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi
yang ada pada saat ini. Hal ini disebut dengan Analisis Situasi. Model yang paling
populer untukanalisi ssituasi adalah Analisis SWOT.
Cara membuat analisis swot
SWOT adalah singkatan dari lingkungan Internal Strengths dan Weaknesses serta
lingkungan eksternal Opportunities dan Threats yang dihadapi dunia bisnis.
Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal Peluang (opportunities)
dan Ancaman (threats) dengan faktor internal Kekuatan (strengths) dan kelemahan
(weaknesses).
Kuadran 1 : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan dapat
memanfaatkan peluang yang ada.

Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih


memiliki kekuatan dari segi internal.
Kuadran 3 :Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi dilain
pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal.

Kuadran 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan


tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.

Kekuatan (Strengths)
1. Strategi promosi produk PT Unilever yang efektif dengan menampilkan
model - model yang tipikal muda, berkulit putih, berambut panjang, sehingga
memacu konsumen (lebih spesifik perempuan) untuk membeli produk
tersebut agar dapat mengalami sendiri hasil yang diterima si model dalam
iklan tersebut.
2. PT Unilever gencar di misi sosial, sehingga kedekatan dengan konsumen
dapat terus terjaga. Hal ini terlihat dari pembelanjaan iklan dan promosi yang
telah mendorong pertumbuhan penjualan di tengah pasar yang kompetitif. PT
Unilever Indonesia sebagai salah satu perusahaan dengan belanja iklan
terbesar menurut majalah marketing (top Brand Survey, edisi khusus 2007)
3. Pemimpin pasar consumer goods di Indonesia
4. Memiliki tim yang terdiri dari orang-orang berdedikasi, terampil, dan
termotivasi di segenap jajaran.
5. Adanya kenaikan pangsa pasar untuk kategori-kategori penting seperti face
care, savoury, dan ice cream.
6. Perencanaan baik dan kerja sama erat dengan para pemasok, konsumen dan
distributor untuk menghantar produk-produk dari pabrik ke tempat-rempat
penjualan.
7. PT Unilever sudah memiliki jaringan distribusi sendiri sehingga distribusi
produknya hingga ke daerah-daerah dapat terlayani.
8. PT unilever mempunyai moto operational excellent with no compromise on
quality. Unilever dalam menjalankan operasinya dijalankan dengan baik
tanpa mengabaikan kualitas produk.

Kelemahan (Weaknesses)
1. PT Unilever memiliki struktur matriks, yang terdapat beberapa tantangan yang
mesti dihadapi perusahaan yaitu pertama, sulitnya koordinasi kegiatan antar
departemen yang mempunyai agenda dan jadwal sendiri-sendiri. Kedua,
komunikasi pada karyawan yang bisa menerima pesan yang berbeda-beda.

Dan ketiga, resolusi konflik antara inisiatif dari dukungan departemen (SDM,
keuangan, dan lain-lain) dengan departemen lini produk yang biasanya
sangat berorientasi komersial.
2. Rendahnya respon pasar terhadap produk-produk tertentu.
3. Jumlah karyawan yang tambun.
4. Birokrasi yang panjang karena kebijakan sentralisasi yang menyebabkan
unilever indonesia tidak bisa begitu saja memutuskan sesuatu.
5. Lambatnya konsolidasi intern dalam pengambilan keputusan.
6. Ketidakjelasan sertifikat halal untuk produk tertentu.
7. Mayoritas produk unilever memiliki entry barrier rendah.
8. Growth omzet penjualan dibawah rata-rata industri.

Kesempatan (Opportunities)
1. Stabilitas ekonomi yang relatif baik dengan pertumbuhan yang
menggembirakan bagi ekonomi Indonesia sebesar 6.3%.
2. Pertumbuhan ekonomi yang kuat di wilayah pulau-pulau seperti Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, dan papua.
3. Tingginya kepuasan konsumen terlihat dari predikat prima indeks kepuasan
konsumen.
4. Banyaknya pemain pasar nasional yang belum memiliki cara produksi
kosmetik yang baik.
5. Luasnya potensial market sekitar 250 juta tepatnya 122.527.186 laki-laki
(49,9%) dan 122.922.553 (50,1%) perempuan.
6. Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat akan jenis produk consumer
goods.
7. Rekomendasi investasi pada saham dengan level beta dibawah 1.
8. Tinggi dan stabilnya tingkat kesetiaan masyarakat atas produk consumer
goods 83 %.

Ancaman (Threats)
1. Adanya kenaikan biaya bahan baku dan bahan kemasan seperti minyak
kelapa sawit, gula kelapa, dan bahan berbahan dasar petroleum yang
disebabkan oleh kenaikan harga minyak, bahan kimia dan komoditas lainnya.
2. Tidak stabilnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.
3. Melemahnya daya beli konsumen.
4. Maraknya pemalsuan dan penyelundupan produk.
5. Rendahnya infrastruktur yang memadai berupa jalan yang menyebabkan
tingginya biaya pemasaran produk.
6. Adanya penghapusan subsidi BBM bagi industri.
7. Tidak konsistennya pasokan gas dari pertamina.
8. Adanya tren perubahan gaya hidup masyarakat dari produk tradisionalnasional menjadi produk-produk luar negeri.
9. Adanya campaign against unilever oleh greenpeace akibat penggundulan
hutan yang membahayakan komunitas orang utan.
10. Adanya pemboikotan produk zionisme termasuk unilever.
11. Produk pesaing dengan harga lebih rendah.

Kesimpulan Dan Saran


Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dalam makalah ini adalah:
Pendekatan penjualan dan promosi penjualan akan efektif dan efisien apabila
dirancangdengan menerapkan pola regionalisasi atau diterapkan di daerah-daerah atau
kawasantertentu. Unilever sudah menerapkan pola regionalisasi karena Unilever telah
memilikipabrik-pabrik atau juga cabang perusahaan di tiap-tiap negara
Strategi-strategi yang ditempuh PT. Unilever ini sangat baik dalam dunia usaha sehingga

kendala dan masalah yang dihadapi sangat sedikit dan tidak menjadi masalah besar
dalampeusahaan besar ini.
Strategi promosi yang dapat dilakukan oleh PT. Unilever yaitu:
1.Periklanan
2.Promosi Penjualan
3.Hubungan Masyarakat dan Publisitas
4.Penjualan Secara Pribadi
5. Pemasaran Langsung
Sangat baik dalam dunia usaha sehingga patut ditiru perusahaan lain disamping
kualitas yang bagus
Saran
Dalam masalah yang dihadapi PT. Unilever yaitu mengenai penipuan kupon
yang diselipkan dalam produk kemasan. Sebaiknya diadakan penyuluhan mengenai hal
tersebut kepadamasyarakat sehingga konsumen tidak merasa dirugikan. dan
penanganan serius dalam tindak penipuan kupon tersebut.Kesetiaan pelangaan
menjadi kunci sukse tidak hanya dalam jangka pendek tetapikeunggulan bersaing
yang berkelanjutan. Contohnya seperti sabun kecantikan merek Lux,yang merupakan
sabun kecantikan pertama yang masuk ke pasaran di Indonesia. Sabunkecantikan merek
Lux memperluas jenis produk sabun mandinya, yang tidak hanya sabunmandi yang
berupa batangan padat tetapi juga berupa sabun mandi cair.Merek perlu dipersepsikan
sebagai produk yang berkualitas tinggi, sehingga konsumen dapatmemahami
sebuah produk hanya melalui eksistensi, fungsi, citra dan mutu. Kualitas
di matakonsumen lebih bersifat subyektiif, tergantung bagaimana persepsi
konsumen terhadapproduk itu.

Anda mungkin juga menyukai