Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Ujian Tengah Semester Individu
Mata kuliah Manajemen Pemasaran Madya
Dosen pengampu :
Prof. Dr. Hj. Ratih Hurriyati, M.P
Dr. A. H. Galih Kusumah, M.M
Oleh:
Badru, SE
1803448
MANAJEMEN
FAKULTAS PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan berkah, rahmat, karena atas karunia dan kehendak-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Marketing Communication
Mix” disusun untuk memperoleh temuan mengenai Marketing Communication Mix.
Makalah ini dikerjakan penulis dengan sebaik dan seoptimal mungkin
dengan harapan dapat bermanfaat. Apabila masih terdapat kekurangan dan
kesalahan, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun untuk dijadikan landasan perbaikan yang berguna bagi
pengembangan ilmu pengetahuan.
Badru
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
2
Marketing Communication mix adalah fungsi komunikasi penjualan yang
dipilih secara selektif, yang nantinya digunakan sebagai bagian kampanye
promosi, dimana pada akhirnya menjadi bagian dari program penjualan produk
yang ingin dipasarkan (Duncan. 2002: 8). Contoh Marketing Communication mix
yang memiliki Product Positioning yang cukup baik, dimana produsen
memposisikan suatu produk yang dihasilkan mampu menarik perhatian dan
pikiran konsumennya untuk membeli produk tersebut, dan produsen mampu
memposisikan produknya dengan produk sejenis, maupun produk pionirnya. Agar
produk yang dihasilkan dapat diketahui dan dikenal oleh masyarakat luas, maka
produsen harus mempromosikan produk tersebut melalui bantuan media melalui
iklan. Berdasarkan uraian permasalahan yang dikemukakan, maka perlu dilakukan
penelitian mengenai “Analisa Penerapan Marketing Communication Mix Oleh
PT Adhi Karya (Persero) Tbk”.
3
BAB II
KAJIAN TEORITIS
4
penjualan yang dipilih secara selektif, yang nantinya digunakan sebagai bagian
kampanye promosi, dimana pada akhirnya menjadi bagian dari program penjualan
produk yang ingin dipasarkan (Duncan. 2002: 8). Contoh Marketing
Communication mix yang memiliki Product Positioning yang cukup baik, dimana
produsen memposisikan suatu produk yang dihasilkan mampu menarik perhatian
dan pikiran konsumennya untuk membeli produk tersebut, dan produsen mampu
memposisikan produknya dengan produk sejenis, maupun produk pionirnya. Agar
produk yang dihasilkan dapat diketahui dan dikenal oleh masyarakat luas, maka
produsen harus mempromosikan produk tersebut melalui bantuan media melalui
iklan.
Bauran komunikasi pemasaran adalah kombinasi strategi yang paling baik
dari variabel periklanan, penjualan personal, dan alat promosi lain, yang
semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan. Menurut
Djaslim Saladin dan Herry A. Buchory, bauran promosi merupakan alat efektif
untuk berkomunikasi dengan para pelanggan (baik konsumen maupun perantara)
yang perlu ditangani secara cermat karena masalahnya bukan hanya menyangkut
bagaimana berkomukasi dengan pelanggan, akan tetapi juga menyangkut
besarnya biaya yang akan dipergunakan (Djaslim, 2010). Bauran komunikasi
pemasaran (marketing communication mix) terdiri dari tujuh model komunikasi,
yaitu (Kothler, 2006):
5
1) Periklan (Advertising) – Setiap bentuk presentasi nonpersonal yang dibayar
dan promosi ide, barang, atau jasa oleh sponsor yang teridentifikasi. Contoh:
Iklan cetak dan broadcast.
2) Promosi penjualan (Sales promotion) – Berbagai insentif jangka pendek untuk
mendorong uji coba atau pembelian produk atau jasa. Contoh: Kontes,
permainan, undian.
3) Acara khusus (Events and experiences) – kegiatan dan program Perusahaan
yang disponsori dirancang untuk menciptakan yang berhubungan dengan
interaksi merek secara harian atau khusus. Contoh: Entertainment, Festival.
4) Hubungan masyarakat dan publisitas (public relations and publicity) –
Berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi
citra perusahaan atau produk individualnya. Contoh: Seminar, Annual reports.
5) Pemasaran langsung (Direct marketing) – Penggunaan mail, telepon, fax, e-
mail, atau Internet untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau meminta
respon atau dialog dari pelanggan tertentu dan prospek. Contoh: laporan
tahunan, pameran dan perdagangan.
6) Interactive marketing – sebuah alat yang digunakan dalam melakukan
promosi. Internet sebagai suatu jaringan komputer global yang sudah terbukti
dapat semakin mempermudah untuk berkomunikasi serta memperoleh
berbagai informasi yang banyak dibutuhkan dengan cepat dan harus akurat.
7) Penjualan personal (Personal selling) – Interaksi dengan satu atau lebih calon
pembeli untuk tujuan membuat presentasi, menjawab pertanyaan, dan
pengadaan pesanan. Contoh: telemarketing
6
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH
Perusahaan yang didirikan pada tahun 1960 ini bermarkas di Jakarta, Indonesia.
Perusahaan ini awalnya bernama rchitecten-Ingenicure-en Annemersbedrijf
Associatie Selle en de Bruyn, Reyerse en de Vries N.V. (Associatie N.V.) saat
kepemilikikannya masih di bawah Belanda. Namun sejak tanggal 11 Maret 1960,
perusahaan di nasionalisasi dengan tujuan untuk memacu pembangunan
infrastruktur di Indonesia. Bisnisnya termasuk layanan konstruksi, EPC, investasi
infrastruktur, properti, dan real estate. Terhitung sejak tanggal 1 Juni 1974, ADHI
menjadi Perseroan Terbatas, berdasarkan pengesahan Menteri Kehakiman
Republik Indonesia. Perusahaan ini merupakan perusahaan konstruksi pertama
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (d.h. Bursa Efek Jakarta) sejak 18 Maret
2004, di mana pada akhir tahun 2003 negara Republik Indonesia telah melepas
49% kepemilikan sahamnya kepada masyarakat melalui mekanisme Initial Public
Offering (IPO). Selain bergerak di bidang konstruksi, perusahaan juga bergerak
dibidang terkait seperti bisnis EPC, dan Investasi untuk meningkatkan daya saing
perusahaan dan kekuatan perusahaan di tengah tekanan persaingan dan perang
harga pada tahun 2006. Dengan tagline-nya, “Beyond Construction”, perusahaan
ingin menggambarkan motivasinya untuk bergerak ke bisnis lain yang terkait
dengan core business perusahaan. ADHI juga telah merambah dunia Internasional
di negara-negara Asia Tenggara. Dalam kegiatan operasionalnya, ADHI didukung
oleh delapan divisi operasi yang tersebar di seluruh Indonesia dan luar negeri di
7
samping Anak-anak Perusahaannya. Perusahaan ini memiliki visi untuk menjadi
salah satu
Perusahaan konstruksi terkemuka di Asia Tenggara dengan melakukan
kinerja berdasarkan atas peningkatan corporate value secara incorporated,
melakukan proses pembelajaran (learning) dalam mencapai pertumbuhan
(peningkatan corporate value),
8
berkelanjutan, dan juga sebagai bentuk pertanggungjawaban Perseroan kepada
para Pemangku Kepentingan.
1. Meningkatkan potensi perusahaan untuk mendapatkan peluang usaha yang
menjamin masa depan perusahaan melalui sinergi internal dan eksternal.
2. Menjaga kualitas pelayanan dengan sasaran semua tahapan proyek
dilaksanakan sesuai jadwal.
3. Membangun kerjasama yang strategis dengan pemerintah dan perusahaan lain
untuk memperluas pasar konstruksi.
ADHI juga percaya bahwa GCG (Good Corporate Governance)
merupakan sebuah sistem nilai dimana penerapan sistem nilai tersebut bersamaan
dengan standar praktik terbaik internasional akan meningkatkan kinerja
Perusahaan secara keseluruhan.
Penerapan GCG di lingkungan Perusahaan akan mendorong untuk:
1. Memberikan perlindungan yang memadai dan perlakuan yang adil bagi para
pemangku kepentingan.
2. Memberikan kontribusi optimal pada peningkatan kinerja Perusahaan.
3. Meningkatkan serta menjaga citra Perusahaan melalui pelayanan prima.
4. Menjaga serta memelihara aset dan sumber daya Perusahaan.
ADHI selalu berkomitmen bahwa pentingnya penerapan K3 (Keselamatan
dan Kesehatan Kerja) bagi para pekerja PT. Adhi Karya adalah untuk mencegah
atau mengurangi kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan terjadinya kejadian
berbahaya lainnya.
1. Keselamatan dan kesehatan para karyawan perusahaan dapat meningkatkan
kinerja dan produktifitas perusahaan.
2. Suasana lingkungan kerja yang aman akan memberikan kenyamanan bagi
karyawan untuk bekerja sehingga dapat meningkatkan motivasi dan tanggung
jawab kerja.
3. Tingkat kecelakaan yang tinggi akan merugikan perusahaan baik dari sisi
financial maupun reputasi perusahaan dimata pelanggan sehingga dapat
menurunkan daya saing perusahaan.
9
3.2 Aplikasi Penerapan Kajian terhadap Objek
Promotion MC Brand Messages
PT. Adhi Karya memiliki sistem promosi yang luas menyeluruh dengan
berbagai program-programnya. PT. Adhi Karya masih tetap menggunakan media
promosi sebagai alat pemasaran melalui website, berbagai pameran, majalah dan
dukungan/sponsorship. Hal ini dilakukan agar bisa menjangkau pasar yang lebih
luas, sekaligus menginformasikan produk yang dimiliki, pembentukan citra baik
(image), serta meningkatkan kesadaran klien, menunjukan keberadaan Perseroan
yang semuanya berujung pada tujuan Perseroan yaitu terjadinya penjualan dengan
margin yang menarik.
1. Undifferentiated Marketing : Berdasarkan konsep bahwa di dalam
undifferentiated marketing, bahwa produk yang dihasilkan bersifat masal dan
dipromosikan. Maka pada pembahasan pada PT Adhi Karya (Persero) Tbk,
promosi tersebut dilakukan dengan cara membuat mug (2007). Selain itu,
menurut laporan tahunan 2012, dengan menerapkan prinsip keterbukaan maka
promosi juga dilakukan melalui siaran pers,spanduk, dan surat kabar.
2. Differentiated Marketing : Terkait dengan pembahasan differentiated
marketing yang dilakukan oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk, maka strategi
khusus yang dilakukan olehnya adalah mengacu pada laporan tahunan 2012
bahwa PT Adhi Karya (Persero) Tbk memiliki kode etik 3B (Bekerja Cerdas,
Berintegritas, dan Bersahaja). Di dalam salah satu kode etik yaitu “bekerja
keras” secara implisit memiliki arti bahwa di dalam menghadapi persaingan
yang semakin ketat, PT Adhi Karya (Persero) Tbk mengedepankan inovasi
dan efisiensi yang dilandasi jiwa entrepreneurship.
3. Concentrated Marketing : Fokus perusahaan diterapkan pada inovasi-inovasi
melalui proyek-proyek yang akan ditangani. Sebagai contoh proyek-proyek
yang akan ditangani tersebut adalah Jakarta Monorail.
10
LRT Taman Mini - Cawang
Campaign Strategy
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) bertujuan untuk
memastikan pengelolaan lingkungan berjalan dengan benar dan baik sesuai
dengan kebijakan dan sasaran Perseroan serta perundang-undangan yang berlaku.
Sepanjang tahun 2017, Perseroan telah menganggarkan dana untuk PKBL sebesar
Rp15.296 miliar dengan realisasi penyaluran hingga akhir 2017 sebesar Rp12.429
miliar. Nilai ini meningkat jika dibandingkan tahun sebelumnya.
12
Brand Message
Penawaran paket produk jasa tambahan (misalnya design & build) dalam
rangka melakukan diferensiasi dalam aspek layanan tampaknya tergantung klien
sasaran. Karena kebiasaan yang terjadi pada proyek pemerintah adalah
memisahkan paket-paket pekerjaan berdasarkan tahun anggaran, misalnya paket
pekerjaan perencanaan dianggarkan pada tahun yang berbeda dengan paket
pekerjaan pelaksanaan.
Bauran pemasaran (marketing mix) yang dijalankan Perseroan saat ini
mendukung posisi pasar yang ingin diraih. Sistem kontrol yang diterapkan untuk
menjamin produk yang sesuai standar yang ditetapkan dan pelatihan yang
diberikan kepada para personel, semuanya akan berdampak pada terciptanya
efisiensi proses konstruksi diantaranya efisiensi waktu, berkurangnya kesalahan
dalam bekerja yang akhirnya akan menghemat biaya yang dikeluarkan. Dengan
demikian harga penawaran yang diajukan akan lebih kompetitif dari pada para
pesaing.
13
yang bersaing dan berpengalaman. Karena Perseroan memandang basis posisi
atau reputasi yang baik adalah modal utama untuk memperoleh kepercayaan dari
klien. Perseroan ingin terlihat berkesan sebagai perusahaan konstruksi yang besar,
handal terkemuka, terbaik, unggul dan dikenal luas oleh klien dan calon klien.
Pernyataan Perseroan tersebut direfleksikan dengan adanya perbedaan
yang unik (differentiation) dengan perusahaan sejenis lainnya. Perseroan telah
menciptakan perbedaan unik dengan memanfaatkan aktivitas rantai nilai
perusahaan (value chain activity) yang terdiri dari pendukung (infrastruktur
perusahaan, SDM, pengembangan teknologi) dan aktivitas primer (proses
konstruksi dan pemberian layanan tambahan).
14
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
4.1 Kesimpulan
Kegiatan pemasaran akan berlangsung dengan sedemikian rupa dan dapat
mencapai segala sesuatu yang diinginkan, salah satunya adalah proses pembelian
dengan menggunakan komunikasi pemasaran yang baik. Peran komunikasi tidak
hanya berperan pada mendukung transaksi dengan menginformasikan, membujuk,
mengingatkan dan membedakan produk, tetapi juga menawarkan sarana
pertukaran itu sendiri. Marketing Communication Mix adalah tahap kolektif untuk
semua tipe variasi perencanaan suatu pesan yang digunakan untuk membangun
suatu merek (a brand) produk, dengan saluran iklan (advertising), hubungan
masyarakat (public relation), promosi penjualan (sales promotion), penjualan
langsung (direct marketing), penjualan individu (personal selling), kemasan
(packaging), event-strategi kampanye-kerjasama (event and sponsorship), dan
servis kepada konsumen (costumer service) (Duncan. 2002: 7).
4.2 Konklusi
Perusahaan harus memilih kombinasi yang tepat dari elemen dari bauran
pemasaran tidak terjadi secara kebetulan. Pemasar perlu mendapat informasi
tentang masalah dan peluang yang menyertai setiap elemen dari campuran.
Mereka juga harus menyadari bagaimana elemen-elemen ini dapat
dikombinasikan untuk memberikan program pemasaran yang efektif. Pasar dapat
dipelajari dengan memeriksa pengguna dan informasi ini dapat digunakan untuk
pelaksanaan strategi pemasaran yang komprehensif dan campuran. Kebijakan
komunikasi harus menjadi bagian dari strategi pemasaran yang berlaku,
dikoordinasikan dengan kegiatan pemasaran lainnya. Perusahaan dapat
menghabiskan uang dalam jumlah besar untuk iklan atau promosi penjualan, tapi
akan memiliki sedikit kesempatan untuk sukses jika produk dengan kualitas yang
buruk, tidak benar worded harga, atau ada distribusi yang memadai kepada
pelanggan. Banyak perusahaan juga menyadari kebutuhan untuk
mengintegrasikan berbagai upaya terkait dengan pemasaran bauran komunikasi
sebagai media iklan, pemasaran langsung, promosi penjualan dan hubungan
masyarakat untuk mencapai komunikasi pemasaran yang lebih efektif.
15
DAFTAR PUSTAKA
Lindstrom, Martin dan Patricia B. Seybold. 2007. Top Brand: Anak dan Remaja,
Cetakan pertama. Jakarta: Penerbit PPM.
Setiadi, Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian
Pemasaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2003), hlm. 250.
16