Anda di halaman 1dari 2

Nama : Eca Sriwahyuni

Nim : B1021171109

Makul : Perilaku Konsumen / A

1. Semua aspek dari budaya bisa & telah banyak dimanfaatkan pemasar untuk
mempengaruhi konsumen dalam keputusan belinya. Berikan 2 contoh iklan yang
menggunakan budaya sebagai media mempengaruhi keputusan beli konsumen!
2. Saat wabah covid-19 melanda, apakah budaya dapat mempengaruhi perilaku
masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya. Berikan contoh dari 2 negara!

Jawab

1. – Iklan Shinzui Body Cleanser

Iklan Shinzui Body Cleanser merupakan salah satu iklan yang membangun konstruksi
tersebut kepada target konsumen Indonesia. Iklan ini menggunakan bahan – bahan
alami Jepang dan berupaya mengidentikan kecantikan sebagai kulit putih wanita
Jepang. Menurut budaya masyarakat Jepang, tubuh perempuan dikatakan cantik tidak
hanya berdasarkan kecantikan wajahnya, tetapi juga identik dengan kulit yang putih
dan mulus. Oleh karena itu, iklan ini memikat para konsumen di Indonesia untuk
menggunakan produk Shinzui.
- Iklan Sunsilk Hijab Hunt

Shampo Hijab Sunslik adalah produk perawatan rambut pertama di Indonesia yang
disesuaikan untuk kebutuhan wanita berhijab karena mampu menyegarkan dan
membersihkan rambut, sekaligus mengurangi dan melindungi rambut dari ketombe
dengan keharuman segar hingga 48 jam. Budaya di Indonesia yaitu wanitanya
berhijab dan cuaca di Indonesia cenderung panas sehingga cocok digunakan di
Indonesia. Oleh karena itu, iklan ini mampu mempengaruhi pembelian masyarakat di
Indonesia.

2. - Di Indonesia
Saat terjadi pademi virus covid-19 di Indonesia, kebiasaan yang sudah menjadi
budaya masyarakat Indonesia yakni membeli sarapan seperti bubur, nasi kuning, nasi
uduk dan lain-lain untuk sementara waktu tidak dapat dilakukan hal ini mengingat
pemerintah yang menegaskan untuk masyarakat dirumah saja sehingga para penjual
sarapan tidak berjualan. Hal ini membuktikan dengan adanya virus covid-19
mempengaruhi perilaku masyarakat dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.

- Prancis

Masyarakat Prancis terkenal dengan budaya sapaan yang diikuti dengan cipika-cipiki
di forum informal, meski baru saling mengenal. Menurut ahli etiket Philippe Lichfus,
berjabat merupakan budaya yang relatif baru, yang dimulai sejak abad pertengahan.
Kini semenjak adanya virus covid-19, menatap mata seseorang ketika baru berjumpa
sucah cukup.

Anda mungkin juga menyukai