Anda di halaman 1dari 12

STRATEGI PROMOSI INDOMIE

Dosen Pengampu : Dra. Linda Nur Susila, MM.

Disusun Oleh :

Fredy Danutirta ( 2015 514 232 )

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ADHI UNGGUL


BHIRAWA ( AUB ) SURAKARTA

TAHUN 2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Perubahan gaya hidup sering kali mempengaruhi pola konsumsi
masyarakat. Salah satu dari perubahan itu adalah digemarinya mie instan
sebagai makanan substitusi nasi. Bahkan kian hari produk ini kian menjadi
makanan pilihan konsumen, karena selain praktis dan harganya terjangkau,
mie instan juga cukup mengenyangkan perut.
Perkembangan produksi mie instan di Indonesia memperlihatkan
suatu peningkatan yang positif, walaupun pada tahun 2006 sempat mengalami
suatu penurunan produksi. Secara kuantitas, produksi mie instant dari tahun
ke tahun mengalami kenaikan dengan tren yang positif. Hal ini menunjukkan
suatu prospek yang cukup baik bagi industri mie instan ini pada masa yang
akan datang. PT. Indofood Sukses Makmur menjadikan mutu dan kepuasan
pelanggan sebagai basis bagi perencanaan yang dilakukan oleh perusahaan.
Oleh karena itu keinginan dan kebutuhan konsumen harus diperhatikan oleh
produsen karena kebutuhan ini akan senantiasa berubah. Perkembangan
produk mie instan yang sudah dianggap sebagai makanan cepat saji dan
bahkan sebagai makanan pokok, menyebabkan tingkat persaingan pada
industri mie instan ini semakin tinggi.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimanakah sejarah indomie ?
2. Apa Visi dan Misi Indomie ?
3. Apa saja program pemasaran Indomie ?
C. Tujuan penulisan
BAB I
PEMBAHASAN

1. Sejarah Indomie
Indomie adalah merek produk mie instan dari Indonesia. Di Indonesia,
Indomie diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Produk
dari perusahaan milik Sudono Salim ini mulai dibuat pertama kali pada
tanggal 9 September 1970 dan dipasarkan ke konsumen sejak tahun 1972,
dahulu diproduksi oleh PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd., dan
pertama kali hadir dengan rasa Ayam dan Udang. Selain dipasarkan di
Indonesia, Indomie juga dipasarkan secara cukup luas di manca negara,
antara lain di Amerika Serikat, Australia, berbagai negara Asia dan
Afrikaserta negara-negara Eropa; hal ini menjadikan Indomie sebagai salah
satu produk Indonesia yang mampu menembus pasar internasional . Di
Indonesia sendiri, sebutan Indomie sudah umum dijadikan istilah generik
yang merujuk kepada mi instan.
Indomie diklaim sebagai makanan yang sehat dan bergizi oleh
produsennya. Produk mi instan ini disebut memiliki berbagai kandungan
gizi seperti energi, protein, niasin, asam folat, mineral zat besi, natrium, dan
berbagai vitamin seperti vitamin A, B1, B6, dan B12. Meskipun begitu,
konsumsi Indomie yang terlalu sering tidak dianjurkan, sebab Indomie
mengandung pewarna tartrazine yang tidak baik bagi kesehatan apabila
dikonsumsi dalam jangka panjang.
Selain dipasarkan di Indonesia, Indomie juga dipasarkan secara cukup
luas di manca negara, antara lain di Amerika Serikat, Australia , berbagai
negara Asia dan Afrika serta negara-negara Eropa , menjadikan Indomie
sebagai salah satu dari segelintir produk asli Indonesia yang mampu
menempus pasar internasional. Di Indonesia sendiri, sebutan Indomie
sudah umum dijadikan istilah generik yang merujuk kepada mi instan.
Harga Indomie yang ekonomis dan cita rasanya yang telah
disesuaikan dengan selera Indonesia membuat produk mi instan ini sangat
digemari oleh masyarakat. Bahkan, tidak jarang warga Indonesia yang
melakukan perjalanan ke luar negeri membawa Indomie untuk mengatasi
masalah ketersediaan makanan yang praktis dan sesuai dengan selera
Indonesia. Kepraktisan dalam penyajiannya dan mudahnya pendistribusian
membuat Indomie menjadi andalan warga Indonesia saat terjadi
tragedi bencana alam untuk mengatasi masalah keterbatasan dan
kelangkaan bahan pangan di lokasi dengan segera.

2. Visi dan Misi Indomie


Visi :
To Become a Total Food Solutions Company
Visi Indofood adalah visi yang jelas dimana PT Indofood berusaha untuk
selalu total dalam operasinya dan memberikan solusi dari kebutuhan yang
ada.
Misi :
a. Untuk terus meningkatkan karyawan kami, proses dan teknologi kami.
b. Untuk menghasilkan kualitas tinggi, inovatif, dan produk terjangkau
yang disukai oleh pelanggan.
c. Untuk memastikan ketersediaan produk kami kepada pelanggan
domestik maupun internasional.
d. Untuk memberikan kontribusi pada peningkatan kualitas hidup orang
Indonesia dengan penekanan pada gizi.
e. Untuk terus meningkatkan nilai bagi pemangku kepentingan
3. Program pemasaran Indomie
a. Value and Culture
Nilai Nilai budaya yang diterapkan baik pada Indofood maupun
Indomie terkandung dalam semboyan yang menunujukan nilai
perusahaan ini, Indofood ingin menunjukan bahwa mereka adalah
perusahaan yang ingin selalu memenuhi dan memuaskan kebutuhan
konsumen yang merupakan faktor yang menentukan kesuksesan
perusahaan, melalui staff yang handal yang merupakan asset terbesar
yang dimiliki oleh Indofood, dan dengan didukung melalui inovasi-
inovasi yang terus dilakukan, untuk mencapai hasil yang excellence
dengan mengandalkan kinerja tim.
b. Corporate Social Responsibility (CSR)
Indofood Corporate Social Responsibility (CSR) program andalan dari
komitmen untuk membantu anggota masyarakat yang lebih luas dan
untuk membuat kontribusi yang optimal kepada masyarakat. Selama
tahun 2007 Indofood secara keseluruhan program dikembangkan dan
dilaksanakan berdasarkan lima pilar dasar jangka panjang kami CSR
filosofi: Membangun Human Capital, Mempertahankan Kohesi Sosial,
Memperkuat Nilai Ekonomi, Mendorong Good Governance,
Melindungi Lingkungan.
c. Strategi 3A
1) Acceptability, yaitu rasa Indomie yang sudah bisa diterima di lidah
konsumen (Product).
2) Avalaibility, produk Indomie mudah diperoleh dimana saja (Place).
3) Affordability, tercermin dari harga eceran Indomie yag terjangkau
(Price).
4. Marketing Mix Pemasaran Indomie
A. Product
Satu Bungkus Indomie standard memiliki massa 85 gram, dan terdapat
2 sachet berisi 5 bumbu-bumbu yang disertakan, yakni: kecap manis,
saus sambal, minyak palm, bubuk perasa dan bawang goreng, selain itu
juga tersedia dalam versi jumbo dengan massa 120 gram. Produk yang
diproduksi oleh Indomie adalah mie berkualitas tinggi dengan berbagai
macam varians. Ada Indomie goring, Indomie rasa soto, Indomie Kari
Ayam, dan bahkan ada Indomie citarasa tradisional seperti rasa
Cakalang, soto Betawi dan soto Madura, selain itu juga ada Indomie
duo dan Indomie goreng Premium. Hal tersebut menunjukan bahwa
Indomie ingin terus memberikan mie yang berkualitas kepada
konsumennya, dengan juga terus melakukan inovasi untuk
menghasilkan cita rasa mie yang sesuai dengan selera konsumen.
B. Price (Harga)
Indomie selain dapat dibeli perbungkus, dapat juga dibeli dengan paket
5 bungkus atau paket 1 kardus berisi 30 atau 40 indomie. Harga
Indomie juga sangat murah dan terjangkau bagi semua kalangan
masyarakat, di Indonesia, perbungkus indomie dihargai hanya sekitar
Rp. 2.000,-
C. Place
Group Distribusi Indofood memiliki jaringan distribusi terluas di
Indonesia, menembus sampai hampir ke setiap sudut kepualuan. Jumlah
titik stok (gudang) semakin diperbanyak secara agresif sejak tahun
2005, sehingga mampu menyediakan penetrasi yang lebih luas melalui
rantai suplai dan penghantaran. Gudang stok ditempatkan pada area-
area yang memiliki outlet retail yang banyak, termasuk pasar
tradisional, sehingga setiap gudang dapat melayani masing-masing area
geografis dalam waktu yang sesingkat mungkin. Di Yogyakarta agen-
agen Indofood juga bekerjasama dalam menyediakan Indomie dengan
warung-warung seperti Burjo (warung yang menyediakan bubur kacang
hijau dan mie instan/mie goreng sebagai menu utama).
D. Promotion
1) Tagline: Indomie Seleraku
2) Iklan : billboard, iklan TV, sponsor acara
3) Event : Indomie menggelar ajang membuat lagu jingle untuk
pelajar SMA, acara tersebut berjudul Jingle Dare, yang berlangsung
pada 24 April 2008.
4) Pembuatan Shop Sign (Spanduk Nama Burjo dengan tema Indomie
untuk setiap Burjo di Yogyakarta).
5. STP
A. Segmenting
Segmenting adalah upaya memetakan pasar (sasaran program) dengan
memilah-milahkan konsumen sesuai persamaan di antara mereka.
Pemilahan ini bisa berdasarkan usia, tempat tinggal, penghasilan, gaya
hidup, atau bagaimana cara mereka mengkonsumsi produk. Dalam hal
ini pemasaran indomie berdasarkan segmenting dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1) Geografis : wilayah seluruh Indonesia, dari kepadatan tinggi
sampai rendah.
2) Demografis : jenis kelamin (semua), agama (semua), pekerjaan
(semua), pendidikan (tidak ada batasan), ras (tidak ada batasan).
3) Psikografis : gaya hidup konsumtif, praktis dan hemat.
4) Perilaku : tingkat pemakaian tinggi hingga rendah, loyalitas
konsumen, tujuan penggunaan.
B. Targeting
Targeting adalah adalah membidik kelompok konsumen mana yang
akan kita sasar. Target pasar produk indomie yaitu semua umur kecuali
balita.
C. Positioning
1) Menanamkan di benak konsumen bahwa indomie adalah mie-
nya orang Indonesia, dengan cita rasa Nusantara dari berbagai
daerah, sehingga sesuai dengan taglinenya Indomie Seleraku.
2) Mie instant yang praktis dan nikmat untuk dikonsumsi, dapat
dihidangkan dengan lauk pauk lainnya.

6. Kompetisi Pasar

Hampir selama 4 dekade Indomie menjadi penguasa mutlak pasar mie


instant Indonesia. Pada tahun 2002 Indomie menguasai 90% pangsa pasar
sebagai dominantmarket leader, Indofood sempat terlena me-maintain
pasarnya sehingga kesempatan ini dimanfaatkan oleh pendatang baru Mie
Sedaap dari WingsFood dan Mie Kare dari Orang Tua Group.

Persaingan cepat ini mengakibatkan Indomie kehilangan sebagian


pangsa pasarnya. Market share yang mencapai 90% menjadi 70%..
Penjualan Indofood tetap naik, namun ada sebagian pasar bisa jadi
konsumen baru yang direbut oleh merek baru. Sehingga di pasar yang
sebenarnya tumbuh, pertumbuhan pasar Indofood karena besarnya tidak
mampu mengimbangi pertumbuhan pasar secara total. Menyadari hal ini,
Indofood bangkit dari tidurnya. Raksasa mie instant ini mengerahkan
seluruh brand-nya untuk bertahan dan mengembalikan market shareyang
direbut kompetitor.

Indofood sebetulnya pernah bereaksi atas serangan Mie Sedaap


dengan meluncurkan Indomie Kriuk, varian baru Supermi Sedaaap,
dan gimmick Beli 5 Gratis 1 dalam rentang waktu yang cukup panjang.
Reaksi Indofood yang cenderung impulsif ini dinilai para pengamat kurang
strategis, terlalu pragmatis, terjebak permainan challengerkesalahan
yang sering dilakukan oleh big brands. Tidak mau tersandung di batu yang
sama untuk kedua kalinya, tahun ini Indofood meluncurkan strategi
marketing yang lebih komprehensif yang lebih menunjukkan jati diri
Indofood sebagaimarket leader. Hampir semua brand dalam portfolio-nya
disegarkan kembali dengan kampanye baru maupun peluncuran produk
baru. Indomie disegarkan dengan kampanye Selera Nusantara yang lebih
modern. Sarimi lebih difokuskan untuk membendung produk unggulan Mie
Sedaap Soto Ayamdengan meluncurkan produk Sarimi Soto Koya yang
di-endorse oleh Luna Maya.

Sementara Supermi disegarkan dengan meluncurkan produk baru:


mie goreng rasa soto (GoSo), rasa bawang (GoBang), dan rasa kari
(GoKar). Indofood juga menggunakan Slank untuk meng-endorse
SupermiSupermi tampaknya akan dijadikan brand unggulan kedua
Indofood setelah Indomie yang menyumbang hampir separuh omset divisi
noodle Indofood. Akan halnya Pop Mie, meskipun saat ini bisa dibilang
melenggang sendiri tanpa head on competitor, Indofood sudah
mengantisipasinya dengan upaya building brand melalui kampanye dan
promosi di kalangan remaja.

Indomie juga turut mengusung tema bergizi seperti halnya yang


dilakukan oleh competitor utamanya yaitu mie sedaap. Kelemahannya
adalah kurangnya maintain dalam program tersebut. Kemiripan target
market produk Indofood group yakni Supermi, Pop Mie menyebabkan
terjadinya kanibalisme atau perang saudara antara sesama brand Indofood.

Pada tahun 2002 Indofood masih menguasai pasar mie sebesar


90%. Begitu Mie Sedap masuk pada Mei 2003, dengan rasa baru, harga
kompetitif, dan promo yang gebyar, pangsa pasar Indofood mulai goyah.
Pada 2006 pangsa pasar Indofood turun, diperkirakan menjadi sekitar 75%
25% sisanya diperebutkan oleh pesaingnya. Namun dengan strategi yang
tepat per data tahun 2012 Indomie kembali menguat dengan posisi market
share 77,9 %. Mie Sedaap terus gencar melakukan promosi yang tidak
hanya di above the line tetapi juga intense dalam tataran trade marketing.
Strategi Mie Sedaap antara lain dengan mengakuisisi warung-warung/
retailer Indomie.

7. Analisis SWOT Produk Indomie


A. Strength ( Kekuatan )
1) Keahlian dalam cita rasa Indonesia
2) Produksi rendah biaya
3) Jangkauan distribusi luas
4) Kecepatan dalam menjangkau konsumen
5) Brand yang sudah terkenal
B. Weakness (Kelemahan)
1) Terlalu banyak Brand yang dikeluarkan
2) Terlalu banyak inovasi rasa yang dibuat oleh Indofood
3) Permintaan pasar yang belum terpenuhi
4) Mengandung zat yang berbahaya bagi tubuh seperti MSG
C. Threat (Ancaman)
1) Ketatnya persaingan yang dilakukan pesaing dalam hal iklan
maupun inovasi
2) Tidak fokus terhadap satu jenis produk
3) Penelitian-penelitian yang dilakukan oleh para ahli gizi mengeni
kandungan zat yang ada di Indomieterhadap produk lain
4) Menciptakan mie dengan bahan-bahan yang lebih sehat seperti
bahan-bahan organik
D. Opportunity (peluang)
1) Melakukan ekspansi ke luar negeri
2) Melakukan join dengan perusahaan yang memiliki produk yang
sejenis
3) Melakukan diversifikasi terhadap produk lain

8. Keunggulan Indomie Dibanding Merk Mie Instant Lain (Value


Preposition)
A. Indomie menawarkan berbagai cita rasa selera nusantara dari Sabang
sampai Merauke.
B. Mie Indomie terbuat dari tepung bogasari yang dikenal bermutu tinggi
C. Rasa bumbu yang khas dengan kualitas yang premium
D. Komitmen dari Masyarakat terhadap Indomie. Contoh:
1) Sebutan Indomie dijadikan istilah generic yang merujuk kepada
semua merek mie instant di Indonesia.
2) Banyak orang membawa Indomie saat bepergian ke luar negeri, bila
makanan di luar negeri tidak cocok.
3) Saat terjadi bencana alam, orang Indonesia sering menyumbang mie
instant seperti Indomie.
4) Untuk beberapa orang, Indomie menjadi makanan pokok dan
dimakan dengan nasi putih sebagai lauk.
5) Ekuitas Pelanggan Indomie yang Tinggi.
6) Indomie memiliki harga yang terjangkau bagi konsumen, tanpa
mengurangi standard kualitasnya.
7) Indomie telah memiliki brand image dan barand awareness yang
sudah melekat di pikiran konsumen mie instant di Indonesia.
8) Indomie memiliki pelanggan yang setia. Kesetiaan pelanggan
indomie dapat terbentuk melalui pembentukan komunitas ataupun
program perlakuan khusus, contohnya: Indomie Jingle Dare dimana
secara tidak langsung meningkatkan kesetiaan pelanggan.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dalam pemasarannya Indomie PT. Indofood menggunakan strategi
pemasaran dengan menerapkan 3 program unggulannya yaitu Value
Culture, CSR, dan strategi 3A. Selain itu juga menerapkan marketing
mix(bauran pemasaran) dan STP (segmenting, targeting, dan positioning).

Anda mungkin juga menyukai