Anda di halaman 1dari 8

PROJECT

BRIEF
Indomie Rasa Rujak

1. Background
Berawal dari keinginan masyarakat akan hal baru dan tidak biasa. Kami PT. Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk menciptakan sebuah produk dengan inovasi terbaru, yaitu Indomie rasa rujak.
Rujak merupakan makanan khas Indonesia yang biasa dinikmati saat sedang berkumpul dan cuaca
yang panas. Gabungan dari berbagai macam buah yang disajikan dengan bumbu khas yang terbuat
dari gula Jawa, kacang tanah, asam Jawa dan cabe rawit yang menciptakan kombinasi rasa
pedasmanis, dan asam.

2. Target Market
Kami mengharapkan produk ini menjangkau kalangan SES B-C terutama Wanita kisaran
usia 17-30 tahun yang memiliki gaya hidup praktis, dinamis, dan tinggal dalam perkotaan. Kami
membuat ukuran mie Jumbo agar kesan kebersamaan saat merujak tidak hilang, begitu pula
dengan produk ini. Kebersamaan dan semangat menjadi kesan utama.

3. Media
Kami menginginkan pengguanaan media iklan yang dapat mencakup target market kami.
Pemasangan media iklan yang dekat dengan kebiasaan kaum Urban, seperti pada commuterline,
aplikasi, dan lain-lain. Kami menginginkan desain sudah final pada 22 Juni dan pemasangan media
diberikan waktu satu bulan.

4. Product Knowledge

Indomie adalah produk mie instan dari Indonesia yang di produksi oleh PT. Indofood CBP
Sukses Makmur TBK. Indomie diproduksi melalui proses produksi yang sangat higienis dan
standar internasional. Indomie memiliki rasa yang sesuai dengan selera orang Indonesia. Indomie
pun selalu berusaha memenuhi keinginan yang semakin banyak. Terbukti dengan semakin
banyaknya variasi prosduk Indomie, mulai dari mie goreng, mie kuah, mie regional, mie premium,
mie jumbo. Indomie dipilih karena rasanya yang nikmat dan praktis.
5. Internal Assessment

a. Value and Culture


Nilai – Nilai budaya yang diterapkan baik pada Indofood maupun Indomie terkandung dalam
Credo : Dari semboyan yang menunujukan nilai perusahaan ini, Indofood ingin menunjukan bahwa
mereka adalah perusahaan yang ingin selalu memenuhi dan memuaskan kebutuhan konsumen yang
merupakan faktor yang menentukan kesuksesan perusahaan, melalui staff yang handal yang merupakan
asset terbesar yang dimiliki oleh Indofood, dan dengan didukung melalui inovasi-inovasi yang terus
dilakukan, untuk mencapai hasil yang excellence dengan mengandalkan kinerja tim.

b. Corporate Social Responsibility (CSR)


Indofood Corporate Social Responsibility (CSR) program andalan dari komitmen untuk membantu
anggota masyarakat yang lebih luas dan untuk membuat kontribusi yangoptimal kepada
masyarakat.Selama tahun 2007 Indofood secara keseluruhan program dikembangkan dan dilaksanakan
berdasarkan lima pilar dasar jangka panjang kami CSR filosofi: Membangun Human Capital,
Mempertahankan Kohesi Sosial, Memperkuat Nilai Ekonomi, Mendorong Good Governance, Melindungi
Lingkungan.

c. Strategi 3A
Begitu kuatnya citra Indomie di pasar sehingga sebagian masyarakat menganggap seolah setiap
mie instan itu adalah Indomie (Indomie menjadi Top of Mind mie instan). Dalam Top Brand Index (TBI)
periode 2006-2008, Indomie menduduki posisi pertama dengan TBI berturut-turut 65,8% , 66,5% , dan
71,4% pada tahun 2006, 2007, dan 2008 (David, S.S., 2008, Majalah Marketing-Edisi Khusus TOP
BRAND). Meskipun sempat turun di tahun 2006 karena serangan mie Sedaap, kemudian terus
memperlihatkan keperkasaannya. Bahkan di tahun 2012 ini, indeksnya mencapai 77,9 Keberhasilan
Indomie terus bercokol di urutan teratas Top Brand adalah berkat konsistensi Indomie dalam menjalankan
strategi kunci 3A

1. Acceptability, yaitu rasa Indomie yang sudah bisa diterima di lidah konsumen (Product)
2. Avalaibility, produk Indomie mudah diperoleh dimana saja (Place)
3. Affordability, tercermin dari harga eceran Indomie yag terjangkau (Price)
6. Marketing Mix

a. Product
Satu Bungkus Indomie standard memiliki massa 85 gram, dan terdapat 2 sachet berisi 5 bumbu-
bumbu yang disertakan, yakni: kecap manis, saus sambal, minyak palm, bubuk perasa dan bawang
goreng, selain itu juga tersedia dalam versi jumbo dengan massa 120 gram. Produk yang diproduksi
oleh Indomie adalah mie berkualitas tinggi dengan berbagai macam varians. Ada Indomie goreng,
Indomie rasa soto, Indomie Kari Ayam, dan bahkan ada Indomie citarasa tradisional seperti rasa
Cakalang, soto Betawi dan soto Madura, selain itu juga ada Indomie duo dan Indomie goreng
Premium. Hal tersebut menunjukan bahwa Indomie ingin terus memberikan mie yang berkualitas
kepada konsumennya, dengan juga terus melakukan inovasi untuk menghasilkan cita rasa mie yang
sesuai dengan selera konsumen.

b. Price
Indomie selain dapat dibeli perbungkus, dapat juga dibeli dengan paket 5 bungkus atau paket 1
kardus berisi 30 atau 40 indomie. Harga Indomie juga sangat murah dan terjangkau bagi semua
kalangan masyarakat, di Indonesia, perbungkus indomie dihargai hanya sekitar Rp. 1700,- .

c. Place
Group Distribusi Indofood memiliki jaringan distribusi terluas di Indonesia, menembus sampai
hampir ke setiap sudut kepualuan. Gudang stok ditempatkan pada area-area yang memiliki outlet
retail yang banyak, termasuk pasar tradisional, sehingga setiap gudang dapat melayani masing-masing
area geografis dalam waktu yang sesingkat mungkin (www.indofood.com ). Di Yogyakarta agen-
agen Indofood juga bekerjasama dalam menyediakan Indomie dengan warung-warung seperti Burjo
(warung yang menyediakan bubur kacang hijau dan mie instan/mie goreng sebagai menu utama).

d. Promotion
Tagline: Indomie Seleraku
1. Iklan : billboard, iklan TV, sponsor acara
2. Event : Indomie menggelar ajang membuat lagu ”jingle” untuk pelajar SMA, acara tersebut
berjudul Jingle Dare, yang berlangsung pada 24 April 2008.
3. Pembuatan Shop Sign (Spanduk Nama Burjo dengan tema Indomie untuk setiap Burjo di
Yogyakarta).
7. Segmenting, Targeting, Positioning
a. Segmenting
1. Geografis : wilayah seluruh Indonesia, dari kepadatan tinggi sampai rendah.
2. Demografis: jenis kelamin (semua), agama (semua), pekerjaan (semua), pendidikan (tidak ada batasan),
ras (tidak ada batasan).
3. Psikografis : gaya hidup konsumtif, praktis dan hemat.
4. Perilaku : tingkat pemakaian tinggi hingga rendah, loyalitas konsumen, tujuan penggunaan.

b. Targeting
Target pasarnya dalah semua umur kecuali balita.

c. Positioning
1. Menanamkan di benak konsumen bahwa indomie adalah mie-nya orang Indonesia, dengan
cita rasa Nusantara dari berbagai daerah, sehingga sesuai dengan taglinenya “Indomie Seleraku”.
2. Mie instant yang praktis dan nikmat untuk dikonsumsi, dapat dihidangkan dengan lauk pauk lainnya.

8. Kompetisi Pasar
Hampir selama 4 dekade Indomie menjadi penguasa mutlak pasar mie instant Indonesia.
Pada tahun 2002 Indomie menguasai 90% pangsa pasar sebagai dominantmarket leader, Indofood
sempat terlena me-maintain pasarnya sehingga kesempatan ini dimanfaatkan oleh pendatang baru
Mie Sedaap dari WingsFood dan Mie Kare dari Orang Tua Group.
Persaingan cepat ini mengakibatkan Indomie kehilangan sebagian pangsa pasarnya. Market
share yang mencapai 90% menjadi 70%.. Penjualan Indofood tetap naik, namun ada sebagian pasar
– bisa jadi konsumen baru – yang direbut oleh merek baru. Sehingga di pasar yang sebenarnya
tumbuh, pertumbuhan pasar Indofood – karena besarnya – tidak mampu mengimbangi
pertumbuhan pasar secara total. Menyadari hal ini, Indofood ”bangkit” dari tidurnya. Raksasa mie
instant ini mengerahkan seluruh brand-nya untuk bertahan dan mengembalikan market shareyang
direbut kompetitor.
Indofood sebetulnya pernah bereaksi atas serangan Mie Sedaap dengan meluncurkan
Indomie Kriuk, varian baru Supermi Sedaaap, dan gimmick ”Beli 5 Gratis 1” dalam rentang waktu
yang cukup panjang. Reaksi Indofood yang cenderung impulsif ini dinilai para pengamat kurang
strategis, terlalu pragmatis, ”terjebak permainan challenger”–kesalahan yang sering dilakukan
oleh big brands. Tidak mau tersandung di batu yang sama untuk kedua kalinya, tahun ini Indofood
meluncurkan strategi marketing yang lebih komprehensif yang lebih menunjukkan jati diri
Indofood sebagaimarket leader. Hampir semua brand dalam portfolio-nya disegarkan kembali
dengan kampanye baru maupun peluncuran produk baru. Indomie disegarkan dengan
kampanye ”Selera Nusantara” yang lebih modern. Sarimi lebih difokuskan untuk membendung
produk unggulan Mie Sedaap Soto Ayam—dengan meluncurkan produk Sarimi Soto Koya yang
di-endorse oleh Luna Maya.

Sementara Supermi disegarkan dengan meluncurkan produk baru: mie goreng rasa soto
(GoSo), rasa bawang (GoBang), dan rasa kari (GoKar). Indofood juga menggunakan Slank untuk
meng-endorse Supermi—Supermi tampaknya akan dijadikan brand unggulan kedua Indofood
setelah Indomie yang menyumbang hampir separuh omset divisi noodle Indofood. Akan halnya
Pop Mie, meskipun saat ini bisa dibilang melenggang sendiri tanpa head on competitor, Indofood
sudah mengantisipasinya dengan upaya building brand melalui kampanye dan promosi di kalangan
remaja.

Indomie juga turut mengusung tema “bergizi” seperti halnya yang dilakukan oleh competitor
utamanya yaitu mie sedaap. Kelemahannya adalah kurangnya maintain dalam program tersebut.
Kemiripan target market produk Indofood group yakni Supermi, Pop Mie menyebabkan
terjadinya kanibalisme atau ”perang saudara” antara sesama brand Indofood.

Pada tahun 2002 Indofood masih menguasai pasar mie sebesar 90%. Begitu Mie Sedap
masuk pada Mei 2003, dengan rasa baru, harga kompetitif, dan promo yang gebyar, pangsa pasar
Indofood mulai goyah. Pada 2006 pangsa pasar Indofood turun, diperkirakan menjadi sekitar
75%–25% sisanya diperebutkan oleh pesaingnya. Namun dengan strategi yang tepat per data tahun
2012 Indomie kembali menguat dengan posisi market share 77,9 %. Mie Sedaap terus gencar
melakukan promosi yang tidak hanya di above the line tetapi juga intense dalam tataran trade
marketing. Strategi Mie Sedaap antara lain dengan mengakuisisi warung-warung/ retailer Indomie.
9. Analisis SWOT Indomie Produk

a. Strength (Kekuatan)

1. Keahlian dalam cita rasa Indonesia


2. Produksi rendah biaya
3. Jangkauan distribusi luas
4. Kecepatan dalam menjangkau konsumen
5. Brand yang sudah terkenal

b. Weakness (Kelemahan)

1. Terlalu banyak Brand yang dikeluarkan


2. Terlalu banyak inovasi rasa yang dibuat oleh Indofood
3. Permintaan pasar yang belum terpenuhi
4. Mengandung zat yang berbahaya bagi tubuh seperti MSG

c. Threat (Ancaman)

1. Ketatnya persaingan yang dilakukan pesaing dalam hal iklan maupun inovasi
2. Tidak fokus terhadap satu jenis produk
3. Penelitian-penelitian yang dilakukan oleh para ahli gizi mengeni kandungan zat yang ada di
Indomieterhadap produk lain
4. Menciptakan mie dengan bahan-bahan yang lebih sehat seperti bahan-bahan organik

d. Opportunity (peluang)

1. Melakukan ekspansi ke luar negeri


2. Melakukan join dengan perusahaan yang memiliki produk yang sejenis
3. Melakukan diversifikasi terhadap produk lain
e. Political.

1. Pemerintah yang menaikan harga bahan baku, dampaknya harga produk indomie akan naik atau juga
ukurannya menjadi lebih kecil dengan harga tetap. (-)
2. Pemerintah yang menaikan harga bahan bakar atau BBM akan berdampak pada peningkatan ongkos produksi,
maka biaya ongkos produksinya meningkat. (-)

f. Economy.

Ketika gejala inflasi sedanng melanda, penjualan indomie bias dikatakan stabil karena harganya
yang terjangkau bagi semua kalangan masyarakat. (+)

g. Social.

1. Gaya hidup masyarakat yang ingin praktis, maka kesempatan indomie untuk memasarkan produknya lebih luas
dengan varian terbaru. (+)
2. Orang zaman sekarang yang lebih suka makanan herbal (tidak mengandung bahan kimia) akan berfikir ulang
untuk membeli indomie yang mengandung MSG. (-)

h. Technology

1. Fokus pemerintah yang sangat mendukung kemajuan teknologi sangat berpengaruh karena indomie bisa
diproduksi lebih banyak lagi tiap harinya. (+)
2. Dengan kemajuan teknologi kita dapat mempromosikan indomie varian – varian terbaru memanfaatkan
teknologi internet. (+)
10. Keunggulan Indomie Dibanding Merk Mie Instant Lain (Value Preposition)

1. Indomie menawarkan berbagai cita rasa selera nusantara dari Sabang sampai Merauke.
2. Mie Indomie terbuat dari tepung bogasari yang dikenal bermutu tinggi
3. Rasa bumbu yang khas dengan kualitas yang premium
4. Komitmen dari Masyarakat terhadap Indomie, contoh:
 Sebutan Indomie dijadikan istilah generic yang merujuk kepada semua merek mie instant di
Indonesia.
 Banyak orang membawa Indomie saat bepergian ke luar negeri, bila makanan di luar negeri
tidak cocok.
 Saat terjadi bencana alam, orang Indonesia sering menyumbang mie instant seperti Indomie.
 Untuk beberapa orang, Indomie menjadi makanan pokok dan dimakan dengan nasi putih
sebagai lauk.
 Ekuitas Pelanggan Indomie yang Tinggi
 Indomie memiliki harga yang terjangkau bagi konsumen, tanpa mengurangi standard
kualitasnya.
 Indomie telah memiliki brand image dan barand awareness yang sudah melekat di pikiran
konsumen mie instant di Indonesia.
 Indomie memiliki pelanggan yang setia. Kesetiaan pelanggan indomie dapat terbentuk
melalui pembentukan komunitas ataupun program perlakuan khusus, contohnya: Indomie
Jingle Dare dimana secara tidak langsung meningkatkan kesetiaan pelanggan.

Anda mungkin juga menyukai