Anda di halaman 1dari 31

PRODUCT DEVELOPMENT

PENGEMBANGAN PRODUCT MIE INSTAN INDOMIE


PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR

Diajukan untuk Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Product Development Management

(MMP08) yang diampu oleh Dr. Benny Budiawan Tjandrasa, S.E., M.M.

Oleh :

Nama : Najmi Muna

NRP : 2053024

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN


FAKULTAS BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

Indomie
Indomie adalah merek produk mi instan yang popular di Indonesia. Indomie
diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur. Indomie hadir sejak tahun 1972.
Indomie memperkenalan Indomie Kuah Rasa Kaldu Ayam pada awal peluncurannya,
lalu Indomie mengalami peningkatan yang sangat signifikan dengan diluncurkannya
varian baru yakni Indomie Kuah Rasa Kari Ayam pada tahun 1980 serta Indomie Mi
Goreng pada tahun 1982. Indomie sangat berkembang dan populer di Indonesia. Seiring
berjalannya waktu, Indomie bertambah populer bahkan mudah ditemukan walau di luar
negeri sekalipun seperti, Saudi Arabia, Mesir, Malaysia, Australia, Amerika hingga
Nigeria. Indomie merupakan produk mi instan yang sangat digemari di Indonesia hingga
saat ini, karena memiliki berbagai macam varian jenis produk dan varian jenis rasa.
Selain itu kemasan dan rasa Indomie sejak awal dipasarkan juga mengalami beberapa
perubahan mengikuti perkembangan dan selera pasar. Kemasan Indomie saat ini terlihat
lebih sederhana, ringan dan menarik dibandingkan dengan kemasan-kemasan
sebelumnya.

1. Planning
Planning merupakan fase yang sering disebut sebagai "fase nol". Fase ini
dimulai dengan melakukan identifikasi peluang dan mencakup tujuan pasar. Planning
dapat juga didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang terkoordinasi untuk mencapai
tujuan tertentu dalam kurun waktu tertentu. Output dari tahap planning adalah
pernyataan misi proyek, yang menentukan target pasar untuk produk, tujuan bisnis,

1.1 Marketing
Marketing adalah suatu rangkaian kegiatan yang saling terkait dimana tujuannya
untuk mengetahui kebutuhan konsumen atau pasar, dengan adanya informasi tersebut
maka perusahaan dapat menciptakan atau mengembangkan suatu produk, harga,
pelayanan, dan promosi agar kebutuhan pasar tersebut terpenuhi dan perusahaan
mendapatkan keuntungan.
1.1.1 Articulate Market Oppoturnity
Peluang pasar merupakan bagian terpenting dari tahapan planning. Peluang
pasar dapat dijabarkan menggunakan penyusunan analisis SWOT. Analisis SWOT
bertujuan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan dan peluang dari suatu perusahaan
dalam mencapat visi dan misi perusahaan tersebut. Berikut merupakan analisis SWOT
pada Indomie.
Strength Weakness
1. Merek yang sudah dikenal oleh 1. Bumbu indomie yang memakai bahan yang
masyarakat. kurang sehat jika dikonsumsi terus menerus dalam
2. Produk-produk dengan harga jangka waktu yang panjang.
terjangkau. 2. Permintaan pasar yang belum terpenuhi
3. Keahlian citra rasa selera Nusantara. 3. Biaya produksi kurang efisien karena
4. Jangkauan distribusi yang luas. menggunakan bahan bakar yang harganya
5. Mendapatkan berbagai penghargaan. cendrung mahal.
Opportunity Threat
1. Daya beli konsumen yang meningkat 1. Product substitution.
sepanjang tahun. 2. Competitor mengeluarkan berbagai jenis
2. Pasar domestik yang berkembang. produk yang baru dan inovatif.
3. Diminati dan dapat diterima baik 3. Health issue
oleh masyarakat. 4. Ketatnya persaingan yang dilakukan pesaing
4. Pasar Internasional terbuka. dalam hal iklan maupun inovasi.

1.1.2 Segmentasi Pasar


Segmentasi demografis dari pemasaran indomie oleh Indomie ditinjau
berdasarkan usia, jenis kelamin, dan penghasilan. Segmentasi yang dituju menargetkan
konsumen dengan rentang usia diatas 5 tahun, dari jenis kelamin indomie dapat
dikonsumsi oleh pria ataupun wanita, berdasarkan aspek penghasilan harga dari mie
instan Indomie tergolong cukup terjangkau sehingga konsumen dapat berasal dari
berbagai kalangan ekonomi.
Segmentasi geografis, Indomie menargetkan konsumen yaitu seluruh wilayah
Indonesia dari wilayah perkotaan sampai pedesaan. Segmentasi geografis dari Indomie
juga menyebar ke wilayah luar Indonesia (luar negeri).
Segmentasi psikografis dari Indomie ditinjau berdasarkan gaya hidup
masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia cenderung menyukai sesuatu yang instant,
hemat, dan gaya hidup konsumtif. Hal tersebut dipengaruhi oleh kesibukan masyarakat
yang semakin hari semakin meningkat.
Targeting dari Indomie yaitu masyarakat yang berada di rentang umur 5 tahun
keatas, dari jenis kelamin wanita maupun pria. Targeting dari Indomie juga
menargetkan semua kalangan masyarakat dari ekonomi tinggi hingga rendah.
Positioning dari Indomie yaitu membuat suatu brand awareness di masyarakat dengan
tagline “Indomie Seleraku”.

1.1.3 Strategi Pemasaran


Indomie sebagai makanan instant yang praktis menguasai pasar mie instant di
Indonesia. Indomie memiliki cita rasa yang kuat, kepopulerannya tidak hanya di
Indonesia melainkan sudah sampai ke mancanegara. Strategi pemasaran dari aspek
produk yang dilakukan Indomie untuk menembus pasar internasional adalah sebagai
berikut.
a. Melakukan Inovasi
Indomie melakukan inovasi dari segi rasa dan kualitas, hal tersebut disesuaikan
dengan target pasar serta keinginan konsumen. Indomie juga mengembangkan berbagai
varian rasa dan topping yang meliputi:
- Indomie Goreng Spesial
- Indomie Goreng Spesial Plus
- Indomie Goreng Cabe Ijo
- Indomie Goreng Pedas
- Indomie Goreng Iga Penyet
- Indomie Goreng Rendang
- Indomie Goreng Sate
- Indomie Goreng Rasa Cakalang
- Indomie Rasa Cakalang
- Indomie Rasa Coto Makassar
- Indomie Rasa Empal Gentong
- Indomie Rasa Kari Ayam Medan
- Indomie Rasa Mi Celor
- Indomie Rasa Mi Kocok Bandung
- Indomie Rasa Sop Buntut
- Indomie Rasa Soto Banjar
- Indomie Rasa Soto Banjar Limau Kulit
- Indomie Rasa Soto Betawi
- Indomie Rasa Soto Medan

b. Mengembangkan Pabrik di Luar Negeri


Mengembangkan pabrik di luar negeri merupakan suatu langkah untuk
memperluas pasar Indomie. Indofood melakukan ekspansi dengan membangun pabrik
produksi indomie di luar negeri, seperti di Malaysia dan benua Afrika, yang terdiri dari
Afrika Selatan, Mesir, Nigeria, dan Kenya.

c. Standarisasi Produk
Indomie adalah makanna khas Indonesia yang memiliki cita rasa tinggi, salah
satu keunggulannya adalah cita rasanya dapat diterima di seluruh dunia. Bagi turis
mancanegara Indomie sebagai pelepas rindu dengan masakan Indonesia.
Karakteristik utama dari kegiatan produksi Indomie bersifat mass production, artinya
adalah variasi barang yang di produksi relatif sedikit tetapi dengan volume produksi
besar. Indomie fokus dalam penguatan brand dan cita rasa untuk produk-produk yang
sudah ada. Desain kemasan yang tidak banyak berubah dimaksudkan untuk menguatkan
brand dan ingatan konsumen akan Indomie.

d. Mempertahankan Kualitas
Mempertahankan kualitas merupakan komitmen dari Indomie yang
menghasilkan suatu produk makanan bermutu, aman, dan halal untuk dikonsumsi.
Selain itu aspek kesegaran higenis, kandungan gizi, rasa praktis menjadi sebuah
prioritas dari produk Indomie, sehingga menembus pasar Internasional.
Indomie juga memenuhi persyaratan standar internasional bagi eksportir untuk masuk
negara tertentu dalam bentuk ISO 9001:2008, HACCP (Hazard Analysis & Critical
Control Points) dan sertifikat halal.
1.1.4 Placement Strategy
Indofood memiliki jaringan distribusi terluas di Indonesia, sehingga menembus
sampai ke setiap sudut kepulauan. Variable-variabel yang dapat dianalisa dalam strategi
penempatan lokasi PT Indofood adalah sebagai berikut.
1. Saluran Distribusi
Saluran distribusi dari Indomie terdiri dari produsen, wholeseller, retailer, dan
konsumen. Distribusi wholeseller sudah hampir menembus ke semua wholeseller besar
di seluruh Indonesia seperti Hypermart, Giant dan Carefour. Retailer seperti indomaret,
alfamart, dan warung kelontong yang tersebar diseluruh Indonesia. Produk indomie juga
dapat ditemukan dipasar luar negeri seperti di amerika, Australia, dan berbagai
supermarket Asia seperti lion supermarket, marina food, dan 99 ranchmart.

2. Wilayah penjualan
Tahun 1980 PT. Indofood mulai bergerak di pasar internasional dengan mengekspor
mie instant ke beberapa Negara ASEAN, Timur Tengah, Hongkong, Taiwan, China,
Belanda, Inggris, jerman, Australia, dan negara-negara di Afrika. Konsumen dari
Nigeria merupakan yang terbesar diseluruh dunia. Penjualan indomie di Indonesia
sudah menyeluruh dari sabang hingga merauke, bahkan di Jogja agen-agen bekerjasama
dalam menyediakan indomie sebagai menu utama.

3. Lokasi Gerai
Lokasi gerai PT indofood sudah ada di Indonesia, beberapa Negara ASEAN, Amerika
dan eropa. Lokasi pabrik tersebar pada 15 kota diantaranya Pekan Baru, Medan,
Palembang, Tanggerang, Lampung, Manado, Semarang, Surabaya, Banjarmasin,
Makasar, Cibitung, Jakarta, Bandung, dan Jambi. Sedangkan, cabang tanpa pabrik
berada di Solo, Bali, dan Kendari. Hal tersebut bertujuan agar produk yang dihasilkan
cukup untuk didistribusikan ke wilayah sekitar kota dimana pabrik berada. Sehingga
produk dapat diterima oleh konsumen dalam keadaan yang baik, serta membantu
program pemerintah melalui pemerataan tenaga kerja lokal.
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN

Concept Development
Concept development merupakan serangkaian aktivitas yang dimulai dengan
analisa persepsi dan peluang. Concept development merupakan fase untuk
mengidentifikasi kebutuhan pasar target, menetapkan spesifikasi produk, menganalisa
sisi kompetitif dari produk, menentukan konsep produk, mematangkan spesifikasi
produk, dan analisa ekonomi. Pengembangan produk merupakan aktivitas lintas disiplin
yang membutuhkan kontribusi dari hampir semua fungsi yang ada di perusahaan, Pada
bagian ini akan lebih ditekankan pada bagian marketing, desain dan manufactur.
2.1 Marketing
Marketing adalah suatu rangkaian kegiatan yang saling terkait dimana tujuannya
untuk mengetahui kebutuhan konsumen atau pasar, dengan adanya informasi tersebut
maka perusahaan dapat menciptakan atau mengembangkan suatu produk, harga,
pelayanan, dan promosi agar kebutuhan pasar tersebut terpenuhi dan perusahaan
mendapatkan keuntungan. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan marketing
adalah penghubung antara produsen dengan konsumen pada suatu pasar, dengan kata
lain kegiatan marketing tidak hanya terbatas pada pemasaran saja, namun juga termasuk
semua strategi yang bertujuan untuk memberikan kepuasan kepada konsumen. Pada
bagian marketing ini akan dibahas mengenai identifikasi kebutuhan pelanggan atau
konsumen.

2.1.1 Identifikasi Produk Pesaing


Mie Sedap
Mie sedap adalah mie instan yang diproduksi oleh PT. Wingsfood. Pada awal
diluncurkan, varian rasa Mie Sedap hanya tersedia tiga varian, yaitu mie goreng dengan
"kriuk-kriuk" (bawang gurih renyah), rasa soto dengan "koya" (serbuk gurih) dan rasa
ayam bawang dengan bawang goreng. Selain di Indonesia, Mie Sedap juga dijual di luar
negeri antara lain Malaysia. Bila dibandingkan Indomie, varian Mie Sedap lebih sedikit.
Gambar 2.1 Varian Mie Sedap
Gambar 2.1 merupakan varian rasa dari mie sedap. Rentan harga dari mie sedap
berkisar Rp 2.300- Rp3.000. Mie sedap terdiri dari 9 varian rasa yaitu mie sedap goreng
kriuk yang mengandung kriuk - kriuk bawang goreng asli gurih renyah, mie sedap
sambal goreng yaitu perpaduan bumbu sambal goreng dengan segarnya jeruk nipis, mie
sedap soto merupakan perpaduan bubuk koya yang gurih dan jeruk nipis segar, mie
sedap ayam bawang merupakan perpaduan aroma ayam dan bawang, mie sedap kari
ayam merupakan perpaduan bumbu kari yang khas dan kaldu ayam, mie sedap ayam
special merupakan kuah kaldu ayam asli, mie sedap kari kental special merupakan
perpanduan kari kuah kental, mie sedap goreng ayam special merupakan perpaduan
bumbu ayam goreng dengan extra kriuk renyah, mie sedap baso special merupakan
perpaduan bal-bal dan kuah baso sapi asli, mie sedap sate merupakan perpaduan aroma
sate yang khas, dan mie sedap white curry. Plastik kemasan Mie Sedap bergaya
minimalis dengan perpaduan warna yang berbeda sesuai dengan varian rasa. Berikut
merupakan kemasan dari mie sedap yang terdiri dari kemesan bag dan cup.
Gambar 2.2 Mie Sedap Goreng Kemasan Bag
Gambar 2.2 merupakan kemasan mie sedap kemasan bag. Pada bagian depan
plastik tertera jenis dari mie tersebut dan tanggal kadaluarsa. Informasi yang tertera pada
plastik pembungkusnya cukup lengkap. Selain komposisi bahan baku, di bagian
belakang plastik juga tertera informasi nilai gizi dan cara penyajian dari mie sedap. Pada
plastiknya juga tercantum kode dengan berat bersih 90 gram, dan dilengkapi dengan
label halal, label ini akan menjadi suatu pertimbangan untuk dikonsumsi. Selain
kemasan berbentuk bag, mie sedap terdiri dari mie sedap cup.

Gambar 2.3 Mie Sedap Cup


Gambar 2.3 merupakan kemasan mie sedap cup. Mie sedap cup merupakan
kemasan terbaru dari mie sedap yang hampir menyerupai kemasan cup dari indomie.
Desain kemasan dari mie sedap cup terdiri dari warna dan gambar yang berbeda-beda
sesuai dengan variasi rasa dari mie.

2.2 Desain
Desain adalah bentuk rumusan dari proses pemikiran, mempelajari bagaimana
cara merancang atau mendesain suatu benda untuk kebutuhan manusia yang
mengutamakan unsur estetika, ergomoni dan fungsional dari benda yang dirancang itu
sendiri serta kenyamanan bagi penggunanya.

2.2.1 Pengembangan Desain Industry


Desain Industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi atau komposisi
garis atau warna, yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola tiga
dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk yang
memiliki daya tarik. Daya tarik estetika merupakan daya tarik visual yang mencakup
pertimbangan penggunaan warna, bentuk, merk atau logo, ilustrasi huruf dan tata letak.
Berikut adalah contoh kemasan Indomie yang masuk ke dalam aspek daya tarik estetika.

Gambar 2.4 Kemasan Indomie Saat Ini


Gambar 2.4 merupakan kemasan Indomie saat ini terlihat lebih sederhana,
ringan dan menarik dibandingkan dengan kemasan-kemasan sebelumnya. Salah satu
cara bertahan pada arus
persaingan industri adalah mengembangkan inovasi dan memberikan ide-ide menarik
yang dapat memikat konsumen. Oleh sebab itu, dalam rangka memperingati HUT
Indomie ke-45, Indomie meluncurkan produk Indomie spesial secara terbatas dengan
tema tempo dulu. Indomie mengedarkan kembali produk Indomie dengan kemasan dan
rasa yang sama dengan produk pertama kali diluncurkan. Indomie edisi ini disebut
dengan ‘Indomie Tempo Doeloe’. Inovasi seperti ini ditujukan untuk menarik perhatian
pasar dan ingin bertahan di dalam persaingan industri dalam produk yang serupa.
Berikut merupakan tampilan kemasan Indomie kuah rasa kaldu ayum tempo doeloe.

Gambar 2.5 Kemasan Indomie Kuah Rasa Kaldu Ayam Tempo Doeloe
Gambar 2.5 merupakan kemasan Indomie kuah rasa kaldu ayam tempo doeloe.
Warna yang digunakan pada kemasan ini adalah warna primer yang mencolok dan
menarik yaitu merah dan kuning. Warna merah merupakan warna yang beraura kuat,
berenergi dan melambangkan kegembiraan dan dipercaya dapat memberikan efek
penambah nafsu makan. Warna kuning memberi kesan kehangatan dan rasa bahagia,
selain itu warna kuning mencerminkan keceriaan dan semangat. Konsep kemasan
Indomie iini adalah kemasan sekali pakai. Kemasan berukuran 11 x 14.5 x 3.5 cm
dengan bentuk vertikal. Sederhana dan memiliki ukuran yang pas untuk digengam.
Ilustrasi pada kemasan Indomie tempo doeloe ini menggunakan ilustrasi foto. Foto yang
ditampilkan pada kemasan membuat konsumen tergiur dengan produk Indomie. Selain
kuah rasa kaldu ayam tempoe doeloe, Indomie menciptakan kemasan Indomie kuah rasa
kari ayam tempo doeloe. Berikut merupakan tampilan kemasan Indomie kuah rasa kari
ayam tempo doeloe.
Gambar 2.6 Kemasan Indomie Kuah Rasa Kari Ayam Tempo Doeloe
Gambar 2.6 merupakan kemasan Indomie kuah rasa kari ayam tempo doeloe.
Warna yang digunakan pada kemasan ini adalah warna kuning yang menarik,
memberikan kesan ceria dan semangat selain itu, warna kuning menggambarkan isi
produk. Konsep kemasan Indomie ini adalah kemasan sekali pakai. Kemasan berukuran
14.5 x 11 x 3.5 cm dengan bentuk horizontal, sederhana dan memiliki ukuran yang pas
untuk digenggam. Selain Indomie kuah, Indomie goring juga mempunyai kemasan
tempoe dulu. Berikut merupakan tampilan kemasan Indomie goring tempo doeloe.

Gambar 2.7 Kemasan Indomie Mi Goreng Tempo Doeloe


Gambar 2.7 merupakan kemasan Indomie mi goreng tempo doeloe. Warna yang
digunakan pada kemasan ini adalah warna merah. Warna merah merupakan warna yang
beraura kuat,
berenergi dan melambangkan kegembiraan dan penambah nafsu makan. Konsep
kemasan Indomie ini adalah kemasan sekali pakai. Kemasan berukuran 11 x 14.5 x 3.5
cm dengan bentuk vertikal. Sederhana dan memiliki ukuran yang pas untuk digengam.
Merek yang terpampang pada kemasan ini adalah logo merek Indomie. Penempatan
logo terlihat jelas walaupun diletakan di bagian kiri atas dengan keterbacaan yang baik
dan menjelaskan secara langsung bahwa produk ini merupakan produk asli dari merek
Indomie.

2.3 Manufactur
Manufactur adalah suatu usaha mengolah bahan mentah menjadi barang jadi
ataupun setengah jadi yang mempunyai nilai tambah, dan dilakukan secara mekanis
dengan mesin atau tanpa menggunakan mesin. Bagian manufaktur yang akan dijelaskan
adalah perkiraan biaya produksi.
2.3.1 Memperkirakan Biaya Produksi
Biaya produksi merupakan total biaya pengeluaran yang dilakukan oleh
perusahaan untuk mendukung faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan
digunakan untuk menciptakan produk tersebut. Biaya produksi terdiri dari biaya
pemesanan, biaya penyimpanan, biaya utilitas dan biaya adminitrasi. Biaya pemesanan
adalah biaya yang timbul akibat dari pembelian bahan baku. Biaya penyimpanan adalah
biaya yang timbul akibat dari bahan baku yang disimpan. Biaya penyimpanan terdiri
dari biaya utilitas, biaya upah, equipment, maintenance, serta biaya opportunity costof
capital (biaya modal). Biaya utilitas merupakan biaya fasilitas penyimpanan seperti
airdan listrik untuk pencahayaan, pemanas atau pendingin. Biaya upah merupakan biaya
yang dikeluarkan perusah aan untuk karyawan. Equipment dan maintenance adalah
biaya yang dikeluarkan dalam pengelolaan dan pemeliharaan bahan baku tersebut di
gudang.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 System Level Design


System level design adalah sebuah tahapan yang mencakup defisini mengenai
arsitektur produk dan dekomposisi produk menjadi beberapa sub-sistem dan komponen.
Keluaran yang diharapkan dari tahap ini biasanya mencakup geometric layout dari
sebuah produk, spesifikasi fungsional dari masing-masing subsistem dari produk dan
diagram alir proses awal untuk proses perakitan terakhir. Pada bagian ini akan
ditekankan pada bagian desain dan manufactur.
3.2 Desain
Desain merupakan rumusan dari proses pemikiran, pertimbangan dan
mempelajari bagaimana cara merancang atau mendesain suatu benda untuk kebutuhan
manusia yang mengutamakan unsur estetika, ergomoni dan fungsional dari benda yang
dirancang. Namun disisi lain desain juga dapat didefinisikan secara khusus, dimana
desain adalah sesuatu yang berkaitan dengan kegunaan atau fungsi benda dan ketetapan
pemilihan bahan serta memperhatikan segi keindahan. Pada bagian desain akan
dijelaskan tentang arsitektur produk dan penyempurnaan desain industri.
3.2.1 Arsitektur Produk
Arsitektur produk adalah penugasan elemen – elemen fungsional dari produk
terhadap kumpulkan bangunan fisik. Tujuan arsitektur produk adalah menguraikan
komponen fisik dasar dari produk, fungsi masing – masing komponen, dan interface
yang digunakan untuk peralatan lainnya. Arsitektur produk yang dimiliki oleh indomie
dijelaskan sebagai berikut.
Gambar 3.1. Produk Mie Kemasan Bag
Gambar 3.1 merupakan arsitektur produk mie yang dihasilkan oleh Indomie.
Pada dasarnya bentuk dari mie yang dibuat adalah persegi panjang dengan tekstur keras
dan bergelombang dan berwarna kuning. Pada tiap kemasan mie yang dibuat terdapat 1
buah mie didalamnya. Berikut merupakan kemasan dari mie.

Gambar 3.2 Kemasan Mie


Gambar 3.2 merupakan dari Indomie yang sederhana ringan dan menarik.
Konsep kemasan Indomie ini adalah kemasan sekali pakai yang dilengkapi dengan
ilustrasi foto. Ilustrasi foto tersebut bertujuan untuk menarik perhatian konsumen agar
mengkonsumsi indomie.
Gambar 3.3 Produk Variasi Mie
Gambar 3.3 merupakan variasi mie didalam cup. Mie tersebut berbentuk bulat
menyerupai cup. Mie memiliki tekstur keras dan bergelombang serta memiliki warna
yang kuning. Berikut merupakan kemasan dari mie didalam cup.

Gambar 3.4 Kemasan Indomie Cup


Gambar 3.4 merupakan variasi indomie dalam kemasan cup. Indomie cup
memiliki kemasan praktis yang dapat dibawa dan disajikan dimana saja, hanya dengan
menungkan air panas. Indomie ini tampilan baru dari varian indomie lainnya, yang
dilengkapi dengan ilustrasi foto dan perpaduan warna merah dan putih.

3.2.2 Penyempurnaan Desain Industri


Salah satu cara untuk bertahan pada arus persaingan industri adalah
mengembangkan inovasi dan memberikan ide-ide menarik yang dapat memikat
konsumen, untuk tetap bertahan di masyarakat diperlukan adanya penyempurnaan
desain industry. Proses pengembangan produk ditanggungjawabi oleh bagian
development. Pengembangan produk dapat dilakukan dengan pemilihan bahan baku
yang berbeda, menambah variasi rasa dan topping, melakukan inovasi kemasan desain
yang unik.

3.3 Manufacturing
Manufacturing pada system level design memuat pembahasan mengenai
identifikasi pemasok pada perusahaan sebagai komponen utama, analisis pembelian
produk, dan skema perakitan akhir produk. Beriku merupakan penjabaran dari
identifikasi pemasok pada Indomie.
3.3.1 Identifikasi Pemasok
PT. Indofood Sukses Makmur pada divisi Indomie berkerjsama dengan
beberapa pemasok yang ditunjuk untuk pengadaan bahan baku dan bahan pendukung.
Dalam memperoleh bahan baku maupun bahan pembantu PT. Indofood Sukses Makmur
Tbk memperoleh dari dalam negeri. Sehingga perusahaan tidak sulit memperoleh
bahan•bahan yang dibutuhkan. Selain itu, dengan memperoleh bahan baku dari dalam
negeri dapat menghemat biaya transportasi. Tepung terigu diperoleh secara lokal yaitu
dari PT. Bogasari Flours Mills. Bahan penunjang merupakan bahan yang digunakan
sebagai pelengkap dalam proses pembuatan mi instant agar mi yang dihasilkan dapat
terbentuk dengan baik dan sebagai kelengkapan rasa, tekstur dan kekenyalan mi yang
nantinya dapat mempengaruhi mutu mi sendiri yang dimaksud bahan pendukung adalah
tepung tapioka. Tepung tapioka diperoleh dari supplier Lampung, pengiriman
tergantung stock yang ada atau tergantung permnintaan PPIC. Bahan-bahan lainnya
seperti minyak goring berasal dari merk Bimoli produksi PT. Intiboga Sejahtera. Garam
dapur yang digunakan berasal dari PT.Garam Gresik. Sedangkan bumbu dan minyam
bumbu berasal dari PT. Food Infredient Development, karton packing didapat melalui
kerjasama dengan Raci Pack dan Puri Nusa, etiket didapat melalui kerjasama dengan
Supermova, Prima Makmur, Cipta Kemas Abadi. Proses identifikasi pemasok sampai
pembelian dan penerimaan bahan baku pada Divisi Noodle, melibatkan beberapa pihak
yang saling berkepentingan menurut fungsinya dalam perusahaan, yaitu Departemen
ASP, PPIC, Purchasing (Pembelian), Ware House (Gudang), PDQC dan Finance and
Accounting. Pemasok pada Indomie dilakukan dengan sistem kontrak. Sistem kontrak
dilakukan untuk menjaga kontinuitas pasokan bahan baku, kestabilan harga, dan mutu
yang baik sesuai dengan standar yang telah disepakati.
BAB IV
PROSES PRODUKSI

4.1 Detail Design


Detail design merupakan suatu aktifitas profesional untuk menciptakan dan
mengembangkan konsep dan spesifikasi yang akan mengoptimalkan fungsi, value, dan
penampilan produk dan sistem untuk keuntungan pengguna dan pembuat produk. Pada
bagian detail design terdapat 2 bagian yang akan dijelaskan yaitu bagian desain dan
manufacturing. Berikut merupakan penjelasan dari desain.
4.2 Desain
Pada bagian design dalam detail design menjelaskan material produk baik dari
bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi. Berikut merupakan penjelasan
dari material produk pada Indomie.
4.2.1 Material Produk
Material adalah sebuah masukan dalam produksi. Material seringkali adalah
bahan mentah yamh belum diproses, tetapi kadang kala telah diproses sebelum
digunakan untuk proses produksi lebih lanjut. Umumnya dalam masyarakat teknologi
maju, material adalah bahan konsumen yang belum selesai. Material yang digunakan
untuk membuat indomie yaitu yaitu tepung terigu, air, air alkali ( terdiri dari garam,
pewarna makanan tartrazine CI 19140, zat besi, guar gum, polifosfat, air, dan bahan
lainnya), minyak goreng, serta bahan tambahan lainnya. Tepung terigu merupakan
bahan dasar pembuatan mie. Tepung terigu ini diperoleh dari biji gandum yang digiling.
Tepung terigu ini berfungsi untuk membentuk struktur mie, sekaligus sebagai sumber
protein dan karbohidrat. Protein dalam tepung terigu ini sendiri dalam pembuatan mie
diperlukan dalam jumlah yang cukup tinggi supaya mie menjadi elastis dan tahan
terhadap penarikan sewaktu proses produksinya. Air yang digunakan berfungsi sebagai
media reaksi antara gluten dan karbohidrat, untuk melarutkan garam, dan membentuk
sifat kenyal gluten. Air yang digunakan sebaiknya memiliki pH antara 6 hingga 9,
dimana hal ini disebabkan karena adanya absorpsi air yang akan semakin meningkat
dengan meningkatnya pH, karena semakin banyak air yang diserap maka mie akan
menjadi tidak mudah patah. Sedangkan untuk garam berperan dalam memberi rasa,
memperkuat tekstur mie, meningkatkan fleksibilitas dan elastisitas mie serta mengikat
air.
4.3 Manufacturing
Manufacturing merupakan suatu aktifitas yang melibatkan semua proses antara
yang dibutuhkan untuk produksi dan integrasi komponen-komponen suatu produk.
Proses manufaktur adalah penambahan dan pengaplikasian bahan fisik maupun kimia
untuk merubah bentuk geometri bahan atau penampilan permukaan dalam pembuatan
komponen suatu produk. Pada bgaian manufacturing akan dijelaskan proses pembuatan
produk.
4.3.1 Proses Pembuatan Produk
Proses pembuatan produk merupakan tahapan-tahapan yang diperlukan untuk
menciptakan produk dari bahan mentah menjadi suatu produk yang bernilai. Berikut
merupakan penjabaran dari setiap proses produksi indomie.

Gambar 4.1 Proses Pembuatan Indomie

Gambar 4.1 merupakan proses pembuatan Indomie. Tahapan dalam pembuatan


indomie terdiri dari proses pengayakan, pencampunan, pengegpresan, slitting dan
waving, pengukusan, pemotongan dan pelipatan, penggorengan, pendinginan, dan
pengemesan
a. Pengayakan
Pembuatan mie dimulai dari pengayaan tepung. Tepung yang digunakan untuk
satu kali proses produksi yaitu sebanyak 9 hingga 10 sak tergantung dari produk yang
akan diproduksi. Tepung tersebut kemudian diayak dengan menggunakan screw
conveyor yang berukuran 20 mesh. Titik kritis yang harus diamati untuk melakukan
penolakan terhadap tepung ini yaitu jika terdapat kerusakan pada kemasan tepung,
adanya cemaran pada tepung seperti serangga, kutu, telur atau larva, dan benda asing
lainnya.
b. Pencampuran.
Pembuatan mie instant dimulai dengan proses pengadukan yaitu pencampuran
dan pengadukan bahan-bahan yang terdiri dari terigu dan air alkali yang berupa
campuran air dengan beberapa ingredient yang ditemukan sehingga diperoleh adonan
yang homogen atau merata. Penambahan larutan alkali ini dimaksudkan untuk
meningkatkan tekstur produk, memberi karakteristik aroma dan flavor, memberi warna
kuning, memberikan tekstur yang elastis, serta permukaan yang tidak lengket pada mie.
c. Pembentukan lembaran adonan.
Pada tahapan ini adonan disalurkan melalui roll press dan diberi tekanan
sehingga membentuk lembaran. Pada proses pembentukan lembaran adonan,
pemeriksaan dilakukan secara visual terhadap bentuk untaian dan gelombang mie, ada
tidaknya cemaran dan pisau slitter yang digunakan. Sedangkan untuk tebal untaian mie
diperiksa dengan menggunakan 19 tickness gauge dan jumlah untaian mie dihitung
secara manual. Selanjutnya adalah melakukan slitting dan waving. Pemeriksaan dan
pengawasan mutu pada bagian ini dimulai dari proses pemotongan mie hingga distribusi
mie ke retainer atau mangkok mie. Titik kritis pemeriksaan meliputi jarak lipatan mie,
ada tidaknya cemaran, sprocket atau roda gigi yang digunakan, dan rpm cutter.
d. Pengukusan.
Pemeriksaan dan pengawasan mutu pada proses pengukusan dilakukan mulai
dari setelah proses pemotongan lembaran menjadi untaian dan gelombang mie sampai
dengan mie yang sudah siap diproses. Titik kritis pemeriksaan meliputi waktu
pengukusan, tekanan uap masuk dan yang keluar, ada tidaknya cemaran atau benda
asing, dan penampakannya. Semua pemeriksaan dilakukan secara visual, sedangkan
waktu pengukusan diukur dengan menggunakan stopwatch. Setelah melakukan
pengukusan maka dilanjutkan dengan pemotongan dan pelipatan. Pada tahapan ini,
untaian mie yang telah dikukus sebelumnya dipotong dan dilakukan pelipatan hingga
menjadi dua tumpuk. Pada tahap ini digunaan dua alat yaitu cutter untuk memotong dan
folder untuk melipat.
e. Penggorengan.
Penggorengan yang dimaksud adalah menggoreng mie basah hasil pengukusan
dan suhu minyak yang digunakan untuk menggoreng diatur secara bertahap mulai dari
suhu 130 oC sampai 150 o C selama sekitar 80 detik. Tujuan dari pengaturan suhu
minyak ini adalah untuk menghindari terjadinya proses case hardening, yaitu bagian
luar telah matang dan kering sedangkan bagian dalam masih terlihat mentah karena
adanya pemanasan secara tiba-tiba. Dengan suhu yang tinggi yang akan terjadi
pemanasan, pemuaian dan penguapan air secara bersamaan sehingga mie mempunyai
pori-pori halus yang nantinya akan mempercepat proses penyerapan air pada saat
dimasak. Pemeriksaan mutu mie pada bagian proses penggorengan dimulai dari
pencetakan mie pada mangkok mie sampai dengan mie ditiriskan.
f. Pendinginan
Proses pendinginan dilakukan pada cooling box yaitu lorong kotak pendinginan
yang dilengkapi sejumlah fan atau kipas angin. Untuk menarik udara panas dari proses
pendinginan mie, cooling box dilengkapi exhauster berupa blower untuk mengeluarkan
udara panas sehingga proses pendinginan akan lebih cepat dan efektif. Titik kritis yang
perlu diamati pada tahap kali ini yaitu lamanya proses pendinginan dan suhu mie setelah
keluar dari proses pendinginan.
g. Pengisian bahan pelengkap dan pengemasan
Proses akhir dari pembuatan mie adalah pembungkusan, yaitu pembungkusan
mie, bumbu dan minyak bumbu atau sayuran kering (solid ingredient) dengan
menggunakan kemasan yang disebut etiket sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
oleh perusahaan.

4.1.2 Mesin dan Peralatan


Dalam pembuatan setiap produk diperlukan beberapa alat yang digunakan untuk
membantu tugas manusia untuk membuat suatu produk. Berikut merupakan alat yang
digunakan dalam produksi Indomie.
a. Screw merupakan alat yang digunakan untuk menuang dan mengayak tepung agar
bebas dari cemaran fisik.
b. Mixer merupakan alat yang berfungsi untuk mengaduk dan mencampur tepung
hingga homogen.
c. Dough Feeder merupakan alat yang berfungsi untuk mengistirahatkan dan
menampung adonan.
d. Dough Sheet merupakan alat yang berfungsi untuk membentuk adonan menjadi
lembaran yang terdiri dari dua set roll press.
e. Laminate Roller merupakan alat yang berfungsi untuk membentuk lembaran
adonan.
f. Slitter merupakan alat yang berfungsi untuk membentuk lembaran adonan menjadi
untaian mi kemudian menuju ke waving conveyor.
g. Steamer merupakan alat yang berfungsi untuk mengukus untaian mie dari waving
unit secara continue dengan uap air panas/steam.
h. Cutter merupakan alat yang berfungsi untuk memotong untaian mi dengan tekanan.
i. Fryer merupakan alat yang befungsi untuk menggoreng mie hingga kadar air
mencapai 2.5•3.5% dengan medium perantara minyak goreng sehingga diperoleh
kematangan mie yang merata dan tidak mengalami case hardening.
j. Cooler merupakan alat yang berfungsi untuk mendinginkan mie setelah keluar dari
penggorengan hingga suhu ruang.
k. Etiket Sealing Machine merupakan alat yang berfungsi untuk membungkus produk,
bumbu dan minyak bumbu dan merekatkan etiket dengan mesin long sealer, end
sealer, upper sealer dan lower sealer.
l. Carton Sealing Machine merupakan alat yang berfungsi untukmerekatkan lakban
pada permukaan bagian atas dan bawah karton.
BAB V
TESTING DAN REVINEMENT

Testing atau uji coba produk bertujuan untuk mengetahui apakah produk yang
dibuat layak digunakan atau tidak. Uji coba model atau produk juga melihat sejauh mana
produk yang dibuat dapat mencapai sasaran dan tujuan.
5.1 Design
Design pada testing dan revinement menjabarkan uji dari kinerja keseluruhan,
perubahan design, pengujian bahan baku, daya tahan dan keandalan dari produk
Indomie. Berikut merupakan penjabaran dari pengujian mutu bahan baku dari Indomie.
5.1.1 Pengujian Mutu Bahan Baku
Pengujian mutu baha baku bertujuan agar bahan baku yang dipakai memenuhi
standar mutu yang berlaku, sehingga tidak terjadi penyimpangan standar kualitas
produk akhir. Dalam industri pangan, pengujian mutu baha baku merupakan salah satu
hal yang penting untuk menjaga mutu produk, mengendalikan agar menghasilkan mutu
yang konsisten dan yang paling penting adalah sebagai jaminan keamanan pangan.
Pengujian mutu bahan baku pada Divisi Noodle dilakukan oleh Departemen QC. Untuk
bahan baku tepung terigu, dilakukan pemeriksaan secara fisik, kimia, organoleptik,
biologi dan atau mikrobiologi. Pengujian kualitas bahan baku dilakukan dengan cara
pengambilan acak. Bagian QC akan mengambil contoh dari setiap batch yang berbeda
tanggal masuknya ke dalam gudang. Kemudian contoh dari masing-masing batch
tersebut diuji. Apabila hasil pengujian tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
maka bahan baku tersebut tidak layak digunakan untuk kegiatan produksi. Bahan baku
yang tidak layak digunakan tersebut apabila masih dalam jangka waktu tertentu yang
telah disepakati antara perusahaan dengan pihak pemasok, maka bahan baku tersebut
dapat dikembalikan kepada pihak pemasok. Namun jika telah melewati jangka waktu
yang telah ditetapkan, maka bahan baku tersebut akan dimusnahkan oleh Departemen
QC dengan sepengetahuan Departemen Gudang, PPIC dan Purchasing.

5.1.2 Pengujian Mutu Produksi


Pengujian mutu produksi merupakan hal yang penting. Hal ini dikarenakan
apabila dalam proses produksi terjadi ketidaksesuaian mutu produk dengan standar yang
diberlakukan maka produk akhir yang dihasilkan mengalami penurunan kualitas. Jika
produk yang tidak sesuai dengan standar baru diketahui pada akhir proses, maka sulit
bagi perusahaan untuk mencari letak kesalahan pada proses produksi tersebut.
Pengecekan proses produksi PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle
selalu dilakukan oleh para QC di setiap shift nya. Selama produksi berlangsung, QC
akan memantau seluruh parameter yang berlaku mulai dari proses pengayakan tepung
agar tidak terdapat cemaran, pencampuran dengan sejumlah larutan alkali, pembentukan
lembaran adonan, tebal dan jumlah untaian mi, pengukusan, pemotongan dan pelipatan
agar simetris, lama pengorengan, ketinggian dan tekanan minyak, kadar asam lemak
bebas minyak, suhu minyak, pendinginan hingga pengemasan. Ketika produk yang
dihasilkan tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan maka pihak QC process akan
segera mengecek pada tahap manakah yang memiliki masalah sehingga produk tidak
sesuai dengan standar.

5.1.3 Pengawasan Mutu Produk Akhir


Pengawasan mutu produkakhir merupakan pengawasan mutu terakhir sebelum
produk didistribusikan ke distributor maupun ke konsumen. Sebelum didistribusikan,
produk akan dibawa ke gudang penyimpanan dan akan disusun sesuai tanggal
produksinya. Pengawasan mutu produk jadi ini dilakukan oleh departemen QC Finished
Goods yang bertugas untuk melakukan sampling terhadap produk jadi yang sudah
dikemas di dalam karton. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi kesesuaian berat produk
dengan standar, pengecekan kesesuaian flavor yang terdapat pada karton dengan produk
di dalamnya, serta ada tidaknya kebocoran pada kemasan. Apabila produk telah sesuai
dengan standar, maka produk disimpan dengan meletakkannya di atas palet kayu. Hal
ini bertujuan untuk mencegah kerusakan produk akibat kontak dengan lantai. Ketika
produk akhir akan diambil untuk didistribusikan, maka seorang QC finished goods harus
memastikan bahwa proses distribusi dengan system FIFO (First-in-firstout). Sistem ini
dilakukan supaya produk yang terlebih dahulu diproduksi atau memiliki tanggal
kedaluarsa lebih awal dapat didistribusi lebih awal pula agar produk yang dikonsumsi
masyarakat tidak kedaluarsa. Hal ini bertujuan agar kualitas produk tetap terjaga dan
meminimalkan penurunan mutu produk akibat penyimpanan yang lama. Selain itu masa
simpan dari mi dapat mencapai 8-10 bulan.
5.2 Other Function
5.2.1 Sales : Develop sales plan
Indomie merupakan salah satu produk mie instan dari PT. Indofood Sukses
Makmur yang cukup sukses di pasaran. Berbagai penghargaan diperoleh produk ini
misalnya : ICSA (Indonesia Customer Satisfaction Award) tahun 2001–2006 kategori
mie instan, IBBA (Indonesia Best Brand Award ) tahun 2003–2006 kategori mie instan,
35 Superbrand (2005-2006) kategori mie instan, dan Superbrand 2005 kategori best
local brand (http://www.Indomie.com/award.aspx). Selain itu Indomie juga masuk
sebagai merek-merek memuaskan kategori mie instan dalam Riset Frontier dalam ICSA
(Indonesian Customer Satisfaction Award) (Majalah Cakram edisi top brand - 12/2007).
Indomie juga berhasil mencetak rekor dunia baru sebagai mie instan terbesar (The
Largest Pack of Instant Noodles, 29 Agustus 2008). Hal ini didapat setelah perwakilan
Guinness World Records melakukan verifikasi dan menyatakan bahwa Indomie yang
diperbesar sekitar 8.000 kali dari berat reguler. Dengan pencetakan rekor baru di
Indonesia dan dunia tersebut, Indomie dinyatakan pula sebagai pencetak rekor baru
untuk kategori yang sama oleh Museum Rekor Indonesia (MURI), salah satu dari enam
sertifikat rekor lainnya yang juga diberikan oleh MURI.
Berbagai prestasi yang diperoleh Indomie tersebut salah satunya didukung oleh
proses develop sales plan. Sales plan yang dilakukan indomie adalah melakukan
promosi yang dilakukan melalui iklan televisi dan sosial media seperti youtube. Iklan
televisi Indomie menggunakan beberapa daya tarik. Salah satu daya tarik yang
digunakan adalah daya tarik musik berupa jinggle untuk menyampaikan titik penjualan,
menetapkan nada emosi dan mempengaruhi perasaan pendengarnya. Ilustrasi musik
yang digunakan dalam iklan televisi Indomie selalu menggunakan ilustrasi musik yang
sama tetapi selalu ada perubahan pada lirik dari ilustrasi musik iklan tersebut. Ilustrasi
musik iklan Indomie sangat familiar di telinga kita, hanya dengan mendengar ilustrasi
musik tersebut sudah dapat kita pastikan bahwa itu merupakan iklan Indomie.
Penggunaan daya tarik musik bertujuan agar konsumen berperasaan positif,
membuat konsumen lebih menerima pesan iklan dan membuat komunikasi yang
mengandung arti terhadap produk yang diiklankan. Selain ilustrasi musik, berbagai
versi iklan Indomie juga selalu menampilkan visualisasi keanekaragaman masyarakat
yang ada di Indonesia yang berupa keanekaragaman lapisan masyarakat, budaya, dan
umur. Penggunaan ilustrasi musik dan visualisasi keanekaragaman masyarakat dari
iklan televisi Indomie ini pastilah mempunyai makna yang ingin disampaikan oleh PT.
Indofood Sukses Makmur dalam menjual produk dan berusaha menjaga brand image
kepada konsumen. Selain itu dengan perkembangan teknologi yang semakin meningkat,
indomie memanfaatkan sosial media seperti menyelipkan iklan pada youtube. Hal ini
merupakan salah satu strategi sales plan yang mengikuti perkembangan dan perubahan
gaya hidup masyarakat.
BAB VI
PRODUCTION RAMP-UP

6.1.1 Evaluasi Produk


Dalam sistem manajemen mutu Indomie, bagian QC bertangung jawab atas
kualitas mutu dan jaminan mutu yang dihasilkan serta perbaikan dan pengontrolan
(pengawasan) mutu produk. Pengawasan mutu merupakan suatu tindakan atau kegiatan
untuk memastikan apakah kebijaksanaan dalam hal mutu (standar) dapat tercermin
dalam hasil akhir. Pengawasan mutu ini akan menentukan komponen-komponen mana
yang rusak dan menjaga agar bahan-bahan untuk produksi mendatang tidak sampai
rusak. Sehingga dapat dikatakan bahwa pengawasan mutu merupakan alat bagi
manajemen untuk memperbaiki kualitas produk bila diperlukan, mempertahankan
kualitas yang sudah tinggi dan mengurangi jumlah bahan yang rusak.
Produk yang dihasilkan oleh PT. Indofood telah terstandarisasi secara
menyeluruh, diantaranya bahan baku, parameter proses, mesin atau peralatan,
manpower (tenaga kerja), dan barang jadi. Standarisasi yang berlaku di semua pabrik
tersebut telah disertifikasi oleh SGS melalui sertifikasi International Standard Operation
(ISO). Selain itu PT Indofood juga memiliki sertifikat ISO 22000: Keamanan Pangan
dan sertifikat halal yang berlaku untuk semua produk internasional. Pada 21 Maret 1998
PT Indofood memperoleh sertifikat manajemen mutu ISO versi 9001 yang diserahkan
di Jakarta pada 3 Maret 1999. Kemudian pada 5 Februari 2004 diperoleh sertifikasi ISO
9001:2000 (ISO 9001 versi 2000) dari badan akreditasi SGS International of Indonesia
mengenai manajemen mutu yang baik untuk dapat menghasilkan barang serta produk
yang baik mutunya dan sesuai standart.
Produk bermutu tidak hanya dibuat dari bahan baku pilihan, tetapi diproses
secara higienis dan memenuhi unsur kandungan gizi dan halal. Pengawasan mutu yang
dilakukan berdasar dan mengacu pada SOP (Standart Operational Procedur)
perusahaan. Pengawasan mutu dibagi menjadi tiga tahap menurut SOP yaitu
pengawasan mutu bahan baku (Incoming Quality Control), pengawasan mutu proses
produksi (Process Quality Control) dan pengawasan mutu produk akhir (Outgoing
Quality Control).
BAB VII
RANCANGAN PENGEMBANGAN PRODUK
MIE SEHAT – MIE BAYAM

7.1 Pendahuluan
Mie merupakan produk makanan yang sagat popular dan banyak dikonsumsi
oleh masyarakat Indonesia. Dunia perdagangan mengenal mie dalam berbagai macam
produk, seperti mie basah, mie kering, mie soun dan mie bihun. Masingmasing jenis
mie ini berbeda dalam bahan baku dan sistem pengolahannya. Mie basah dan mie kering
terbuat dari bahan baku tepung terigu, yang membedakan antara keduanya adalah di
akhir prosesnya, pada mie kering dilakukan tahap pengeringan produk sebelum
dipasarkan, sedangkan mie basah tidak. Ada beberapa kelebihan mie dibandingkan
dengan bahan pangan utama lainnya, antara lain adalah rasanya yang khas dan terutama
adalah karena produk mie sering dikemas dalam bentuk yang praktis. Meskipun ada
keunggulan dari mie tetapi nilai kandungan gizi pada produk mie ini masih sangat
rendah, terutama kandungan proteinnya. Karena bahan baku utamanya adalah tepung
terigu, tepung tapioka atau tepung beras, maka kandungan nutrisi yang terbesar pada
mie dan produk olahannya adalah karbohidrat (Ratnasari & Wirawanni, 2012; Arianto,
2013).
Sayuran merupakan komoditas penting dalam mendukung ketahanan pangan
nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan sebagai sumber
karbohidrat, protein nabati, vitamin, dan mineral yang bernilai ekonomi tinggi. Produksi
sayuran Indonesia meningkat setiap tahun dan konsumsinya tercatat 44 kg/kapita/tahun.
Laju pertumbuhan produksi sayuran di Indonesia berkisar antara 7,7-24,2% per tahun.
Beberapa penelitian terdahulu berhasil membuktikan bahwa produk mi instan
yang diperkaya bayam menunjukkan tingkat penerimaan panelis yang cukup baik.
Namun demikian, munculnya tambahan biaya akibat fortifikasi bayam yang secara
langsung dapat mengakibatkan peningkatan harga produk, belum dikaji secara jelas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan usaha dari mi bayam.
Penelitian diawali dengan pembuatan mi bayam (mie dengan fortifikasi ekstrak bayam).
Sebagaimana diketahui, anak-anak adalah kelompok usia yang sangat suka
mengkonsumsi mi. Namun demikian, umumnya mereka tidak menyukai sayuran
sebagai menu keseharian sehingga menyebabkan pola konsumsi makanan yang tidak
seimbang (O’dea, 2003). Ketidakseimbangan akan suplai nutrisi pada tubuh terutama
pada masa tumbuh kembang, pada akhirnya dapat membawa pada pola makan yang
tidak sehat dan dapat menjadi salah satu resiko maraknya kasus obesitas (kegemukan)
pada anak-anak (Sikander et al., 2017; Wahyu, 2009). Dengan mempertimbangkan
realita tersebut, maka muncul suatu inovasi untuk membuat mi sayur yang salah satunya
adalah mi bayam. Bayam dipilih sebagai bahan tambahan pangan untuk inovasi mi sehat
karena komposisinya yang kaya nutrisi bermanfaat bagi tubuh seperti protein, lemak,
karbohidrat, zat besi, vitamin A, B, dan C (Dalimartha, 2000).
Penelitian terdahulu tentang mi instan yang diperkaya pasta bayam, melalui uji
sensoris menunjukkan tingkat penerimaan panelis yang cukup baik pada level
penambahan pasta bayam sebanyak 20% (Ramu et al., 2016). Penambahan proporsi
20% pasta bayam pada adonan mi dapat menambah total biaya produksi pada proses
pembuatan mi instan tersebut. Dengan meningkatnya biaya produksi maka
menyebabkan harga akhir produk yang dibebankan pada konsumen juga makin tinggi
meskipun penilaian dari sisi value tetap dapat sepadan (Shepherd, 2015). Mi instan
bayam mempunyai nilai nutrisi yang lebih baik jika dibandingkan dengan mi instan
plain atau mi komersial karena kandungan proteinnya yang lebih tinggi dan
karbohidratnya yang lebih rendah (Ramu et al., 2016). Melihat fakta tersebut mi bayam
nampaknya menjanjikan sebagai produk diet, baik untuk kelompok orang yang ingin
mengurangi kelebihan berat badan (over weight) maupun bagi anak-anak sehat dengan
gizi seimbang.
Prospek mi bayam sebagai produk diet baru tentunya dapat membuka peluang
bisnis dibidang makanan kesehatan (pangan fungsional) di masyarakat. Sayangnya,
hingga kini data pasti yang menunjukkan tentang kelayakan mi bayam sebagai usaha di
bidang industri pangan, belum pernah dikaji secara pasti. Oleh sebab itu kajian ini
bertujuan untuk memberikan landasan ilmiah tentang analisis usaha mi bayam. Manfaat
kajian ini adalah dapat memberi informasi bahwa mi bayam berpeluang sebagai bisnis
baru di bidang pangan fungsional khususnya diversifikasi produk olahan mi yang
menyehatkan.

7.2 Metodologi
Urut-urutan tahapan proses pembuatan mi bayam yaitu pertama-tama tepung
terigu (500 g) dicampur dengan 1 butir telur, garam (10 g), abu soda (0,25 g), air (150
ml) dan ekstrak bayam dengan konsentrasi 4 mg/ml (sebanyak 0,125 ml). Campuran
adonan tersebut kemudian diaduk hingga homogen selama kurang lebih 20 menit.
Setelah kalis, adonan dibentuk sebagai lembaran lalu dicetak menjadi mi dengan alat
pasta maker (Pasta Machine, Marcato Atlas 180-8341, Italy). Mi tersebut kemudian
direbus dengan tambahan minyak kelapa selama 3 menit. Mi yang telah matang
ditiriskan dan didapatlah produk mi basah.

7.3 Pembahasan
Inovasi produk diperlukan dalam pengembangan usaha, salah satu inovasi yang
dilakukan yaitu dengan membuat mi bayam. Mi bayam menjadi salah satu diversifikasi
olahan mi, harapannya mampu meningkatkan kualitas pangan, karena adanya
penambahan ekstrak bayam yang memiliki banyak manfaat dibandingkan mi yang
sudah beredar di pasaran (Li et al., 2014). Potensi usaha mi bayam diantaranya dapat
dilihat dari minat dan target pemasaran, kandungan gizi, kualitas produk, rendahnya
biaya produksi, serta harga yang bersaing.
DAFTAR PUSTAKA

Arianto NT. 2013. Pola Makan Mi Instan: Studi Antropologi Gizi Pada Mahasiswa.
BioKultur, 2(1): 27-40.
Baratawidjaja GK, 2004. Imunologi Dasar. Edisi Keenam. Jakarta: Universitas
Indonesia Press.
Bagindo, M. P., Sanim, B., & Saptono, T. (2016). Model Bisnis Ekowisata di Taman
Nasional Laut Bunaken dengan Pendekatan Business Model Canvas.
MANAJEMEN IKM:
Jurnal Manajemen Pengembangan Industri Kecil Menengah, Vol. 11 No. 1
Daftar Harga Produk Indofood Terbaru 2021. Retrieved Juli 13, 2021 from
https://iprice.co.id/indofood/ David, F. (2009). Manajemen Strategis: Konsep
Edisi Keduabelas. Terjemahan. Jakarta: Salem
David, F. R. (2011). Manajemen Strategis: Konsep (10th ed.). Jakarta: Salemba Empat
Fatimah, Fajar Nur’aini Dwi. (2016). Teknik Analisis SWOT. Yogyakarta:
Quadrant
Hanoatubun, Silpa. (2020). Dampak Covid-19 Terhadap Perekonomian Indonesia.
Journal of Education, Psychology and Counseling, Vol. 2 No. 1 Indofood the
Symbol of Quality Foods. Retrieved Juli 13, 2021 from
https://www.indofood.com/
Handayani S. 2013. Tehnik Pembuatan Mie Sehat. Yogyakarta: UNY Press. Muhtadi,
Rauf R, Harismah K, Saifuddin. 2016. Pengembangan Produk Olahan Tepung
Sayuran Di Desa Sindon Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali. Warta
LPM, 19(1): 83-89.
Istiqomah and Andriyanto, I. (2017). Analisis SWOT dalam Pengembangan Bisnis.
Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam, Vol. 5 No. 2 Putra, Prabu. (2008).
Penyehatan Makanan dan Minuman. Pontianak: CV Utama
Rangkuti, Freddy. (2009). Analisis SWOT Teknik Membedah kasus Bisnis. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama
Umar, Husein. (2001). Strategic Management In Action. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama

Anda mungkin juga menyukai