Anda di halaman 1dari 7

Tingkat persaingan yang tinggi ini dapat menyebabkan pergeseran loyalitas konsumen mie instan

produk indofood kepada mie instan produk yang lain. Kondisi ini mendorong perusahaan untuk
senantiasa melakukan riset pemasaran yang dilakukan terhadap konsumen, sehingga dapat diketahui
kebutuhan dan keinginan konsumen akan suatu produk mie. Tingginya pangsa pasar mie instant
mengharuskan perusahaan-perusahaan yang ada untuk berhati-hati, sehingga perusahaan dituntut
harus selalu mengevaluasi dan mematangkan strategi STP (Segmentasi, Targeting, dan Positioning)
pemasaran yang dijalankannya.

Perusahaan ingin mengetahui bagaimana proses keputusan pembelian mie instan, agar
menghasilkan analisis pemasaran yang cermat sehingga perusahaan tidak dirugikan karena
terjadinya kekeliruan dalam melakukan kegiatan pemasaran. Oleh karena itu, perlu diketahui respon
konsumen terhadap produk miee instan tersebut.

Untuk dapat menentukan respon konsumen, terlebih dahulu perlu diidentifikasi faktor-faktor dalam
proses keputusan. Mengetahui faktor-faktor tersebut akan memudahkan perusahaan dalam
mengambil langkah dalam kegiatan pemasaran yang akan dilakukan sehingga dapat diketahui tingkat
kepuasan dari konsumen mie instan terhadap kegiatan pemasaran segmentasi, targeting, dan
positioning (STP) yang telah dilakukan perusahaan.

Pangsa pasar mie instan di Indonesia memang menggiurkan. Ketergantungan masyarakat Indonesia
terhadap mie cepat saji ini cukup besar. Tidak heran jika dari waktu ke waktu banyak perusahaan
baru melirik pasar mi instan.

sumber: databooks

Meski demikian, hingga saat ini Indomie yang diproduksi PT Indofood Sukses Makmur Tbk masih
menguasai pasar. Dominasinya begitu kuat walaupun sudah terjadi pergeseran. Faktanya menurut
data dari databoks.co.id pada tahun 2016 Indomie menguasai sekitar 70,7% pangsa pasar mi instan.

2.1 Profil Singkat Perusahaan

PT Indofood Sukses Makmur Tbk merupakan sebuah perusahaan “Total Food Solution” dengan
kegiatan operasional yang mencakup seluruh tahapan produksi makanan, mulai dari produksi dan
pengolahan bahan baku hingga menjadi produk akhir. Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya,
Indofood memperoleh manfaat dari ketangguhan model bisnis yang terdiri dari emapat kelompok
usaha strategis yakni produk konsumen bermerek, bogasari, agribisnis, dan distribusi.

Perusahaan ini awalnya bernama PT. Panjangjaya Intikusuma, namun pada tanggal 5 Februari 1994
berganti nama menjadi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Perusahaan ini mengekspor bahan
makanannya hingga Australia, Asia, dan Eropa.
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.memiliki visi dan misi sebagai berikut:
Visi: Menjadi perusahaan Total Food Solutions.
Misi:
 Memberikan solusi atas kebutuhan pangan secara berkelanjutan.
 Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan, proses produksi, dan teknologi.
 Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dan lingkungan secara berkelanjutan.
 Meningkatkan stakeholders value secara berkesinambungan.

2.2 Sejarah singkat produk mie instant Indomie

Ketika mi instan pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat Indonesia di tahun 1969, banyak
masyarakat yang meragukan bahwa mi instan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pangan
pokok. Akan tetapi, karena mi instan sendiri harganya relatif terjangkau, mudah disajikan dan awet,
Indomie berkembang pesat seiring dengan diterimanya mi instan di Indonesia.

Indomie adalah merek produk mi instan dari Indonesia yang merupakan produk mi instan yang
diproduksi oleh PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Produk ini pertama kali dibuat pada tanggal 9
September 1970 yang kemudian dipasarkan ke konsumen mulai tahun 1972. Pada awal
penjualannya, Indomie hanya mengeluarkan dua varian rasa, yakni rasa Ayam dan Udang.

Selain dipasarkan di Indonesia, Indomie juga dipasarkan di manca negara, seperti di Amerika Serikat,
Australia, berbagai negara Asia dan Afrika serta negara-negara Eropa. Hal ini menjadikan Indomie
sebagai salah satu produk Indonesia yang mampu menembus pasar internasional. Di Indonesia
sendiri, sebutan "Indomie" sudah umum dijadikan istilah generik yang merujuk kepada mi instan.
Harga Indomie yang ekonomis dan cita rasanya yang telah disesuaikan dengan selera Indonesia
membuat produk mi instan ini sangat digemari oleh masyarakat.

2.3 Segmentasi

Tujuan segmentasi pasar adalah membuat para pemasar mampu menyelesaikan bauran pemasaran
untuk memenuhi kebutuhan satu atau lebih segmen pasar tertentu.
Segmentasi pasar merupakan suatu aktivitas membagi atau mengelompokkan pasar yang heterogen
menjadi pasar yang homogen atau memiliki kesamaan dalam hal minat, daya beli, geografi, perilaku
pembelian maupun gaya hidup. Kotler (2003) menyatakan: “Market segmentation is the process of
breaking a heterogeneous group of potential buyer into smaller homogeneous groups of buyer, that is
with relatively similar buying characteristics or needs”.

Selanjutnya Thompson (2000) menyatakan bahwa tantangan dalam pemasaran adalah untuk
mengidentifikasi pasar potensial yang menguntungkan untuk dilayani karena jarang sekali satu
program pemasaran dapat memuaskan pasar yang heterogen yang berbeda selera dan karakteristik
untuk itu diperlukan segmentasi pasar. Sementara itu Kotler, Kartajaya, Huan dan Liu (2003)
menyatakan bahwa segmentasi adalah melihat pasar secara kreatif, segmentasi merupakan seni
mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang-peluang yang muncul di pasar. Pada saat yang sama
segmentasi merupakan ilmu (science) untuk memandang pasar berdasarkan variabel geografis,
demografis, psikografis dan perilaku.

A. Segmentasi Geografis

Produk mi instan Indomie dinilai cocok untuk seluruh masyarakat Indonesia. Indomie melakukan
segmentasi geografis di seluruh wilayah Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Indofood memiliki
jaringan distribusi mi instan yang terluas di Indonesia, yang menembus sampai hampir ke setiap
sudut kepualuan. Jumlah titik stok (gudang) semakin diperbanyak secara agresif, sehingga mampu
menyediakan penetrasi pasar yang lebih luas melalui rantai suplai dan penghantaran. Gudang stok
ditempatkan pada area-area yang memiliki outlet retail yang banyak, termasuk pasar tradisional,
sehingga setiap gudang dapat melayani masing-masing area geografis dalam waktu yang sesingkat
mungkin.

Indomie juga tidak hanya memasarkan produknya di Indonesia saja, melainkan di banyak negara
lainnya seperti Singapura, Malaysia, Arab Saudi, Nigeria, China, Jepang, Amerika Serikat, Kanada,
Inggris, Italia, dan Perancis. Bahkan, di Nigeria, Indomie menjadi sebuah produk mi instan yang
sangat terkenal dan disukai sebagian besar masyarakat Nigeria. Indomie dapat dibeli secara satuan
per bungkus, dapat juga dibeli dengan paket per 5 bungkus dan paket 1 kardus yang berisi 30 atau
40 bungkus indomie. Harga Indomie relatif ekonomis, di Indonesia pada tahun 2018, Indomie dihargai
dengan kisaran harga Rp. 2.100,- per bungkusnya.

Produk Indomie diproduksi berdasarkan wilayah, sehingga cita rasa Indomie disesuaikan dengan
lidah konsumen di setiap daerah, seperti contoh; Indomie rasa kari ayam yang dijual di pulau Jawa
dengan Sumatera memiliki cita rasa yang berbeda walaupun perbedaan rasanya tidak terlalu jauh.

B. Segmentasi Demografis

b.1 Segmentasi Berdasarkan Usia


Produk Indomie (goreng dan kuah) cocok dikonsumsi oleh usia remaja hingga dewasa. Bayi umur 0 -
6 bulan dianjurkan hanya mengonsumsi ASI ekslusif, sehingga produk ini tidak cocok untuk bayi.
Pengembangan produk Indomie tidak ditujukan untuk bayi dan balita. Produk Indomie memliki rasa
rempah yang kuat sehingga tidak cocok untuk balita. Usia remaja 15-24 tahun merupakan konsumen
terbanyak yang mengonsumsi produk mi instan. jika dilihat dari usia konsumen, tingkat konsumsi mi
instan terbesar adalah kalangan remaja berusia 15-24 tahun, Namun demikian, baru-baru ini Indomie
memproduksi sebuah produk inovasi baru yang dikhususkan untuk anak-anak, yaitu Indomie My
Noodlez. My Noodlez merupakan mi pertama untuk anak-anak yang dibuat dengan bahan-bahan
yang lebih aman bagi anak, yakni wortel dan rumput laut. Produk ini dibuat untuk anak-anak yang
menyukai makan mi instan, sehingga dapat dikatakan bahwa Indomie melakukan segmentasi
demografis berdasarkan usia ke kalangan anak-anak, melalui produk Indomie My Noodlez.

b.2 Segmentasi Berdasarkan Jenis Kelamin


Pemasaran produk Indomie tidak difokuskan untuk laki-laki maupun perempuan saja. Indomie cocok
dikonsumsi oleh siapa saja, semua jenis kelamin, yakni laki-laki dan perempuan.

b.3 Segmentasi Berdasarkan Pendapatan dan Pendidikan


Harga mi instant Indomie tergolong murah, sehingga dapat dibeli oleh siapa saja yang
mengiginkannya. Produk ini ditujukan untuk semua kalangan, mulai dari kalangan bawah hingga
kalangan atas. Mahasiswa sangat menggemari produk Indomie.Hal ini dikarenakan produk
Indomiemudah didapat, harganya murah, dan rasanya yang enak. Produk Indomie sangat sesuai
dengan kebutuhan rumah tangga maupun yang belum berumah tangga (anak-anak kos).

b.4 Segmentasi Psikografis


Hadirnya produk mi instan Indomie tentunya disambut antusias oleh masyarakat. Produk Indomie
cocok untuk dikonsumsi oleh semua karakteristik masyarakat, terutama bagi mereka yang memiliki
gaya hidup cenderung konsumtif dan praktis.

2.4 Targeting

2.4.1 Definisi Targeting

Targeting adalah proses pengevaluasian segmentasi dan pemfokusan strategi pemasaran pada
suatu negara,prpinsi,atau sekelompok orang yang memliki potensi untuk memberikan respon.
Sedangkan menurut Kotler & Amstrong (2008) adalah sekelompok pembeli (buyers) yang memiliki
kebutuhan atau karakteristik yang sama yang menjadi tujuan promosi perusahaan.
Dari kedua definisi tersebut targeting merupakan sebuah proses yang sangat penting karena akan
menentukan siapa yang akan membeli produk dari perusahaan.
Targeting adalah membidik target market yang telah kita pilih dalam analisa segmentasi pasar.
Dalam hal ini tentu saja serangkaian program pemasaran yang dilakukan harus pas dengan
karakteristik pasar sasaran yang hendak kita tuju.

Langkah dalam mengembangkan targeting yaitu :


1. Mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen dengan menggunakan variable-variabel
yang dapat mengkuantifikasi kemungkinan permintaan dari setiap segmen, biaya melayani setiap
segmen, dan kesesuaian antara kompetensi inti perusahaan dan peluang pasar sasaran.
2. Memilih satu atau lebih segmen sasaran yang ingin dilayani berdasarkan potensi laba
segmen tersebut dan kesesuaiannya dengan strategi perusahaan.
2.4.2 Targeting produk Indomie

Targeting dilakukan untuk menentukan berapa banyak segmen pasar yang akan dipilih, dan
bagaimana mengidentifikasikan segmen-segmen tersebut (Zaharuddin, 2006). Produk Indomie varian
goreng dan kuah memiliki target pasar untuk semua umur kecuali bayi dan balita. Untuk varian
Produk Indomie My Noodlez, target pemasarannya adalah anak-anak. Indomie melakukan perubahan
strategi target pasar, perusahaan melakukan beberapa inovasi produk yang memiliki karakteristk
yang berbeda yaitu Indomie Goreng, Indomie Kuah, Indomie Jumbo, Selera Nusantara, Mi Kriting,
Taste of Asia, Kuliner Indonesia, My Noodlez, Real Meat, dan yang terbaru adalah Bite Me.
Perubahan ini dilakukan untuk memenuhi keinginan konsumen akan variasi Indomie.

2.5 Positioning

2.5.1 Definisi Positioning

Menurut Kotler (1997: 262) “Positioning is the act of designing the company’s offer so that it occupies
a distinct and value placed in the target customer mind”.
Maknanya, mencari ‘posisi’ di dalam pasar, langkah ini dilakukan setelah menentukan strategi
segmentasi yang dipakai. Dengan kata lain positioning adalah suatu tindakan atau langkah-langkah
dari produsen untuk mendesain citra perusahaan dan penawaran nilai dimana konsumen didalam
suatu segmen tertentu mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu segmen tertentu,
mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu perusahaan, dibandingkan dengan pesaingnya.
Positioning adalah dengan upaya identifikasi, pengembangan, dan komunikasi keunggulan yang
bersifat khas serta unik. Dengan demikian, produk dan jasa perusahaan dipersepsikan lebih superior
dan khusus (distinctive) dibandingkan dengan produk dan jasa pesaing dalam persepsi konsumen.
Persepsi pelanggan terhadap produk yang dihasilkan dan bukan hanya sekedar produk fisik adalah
fokus utama Positioning. Keberhasilan positioning sangat ditentukan oleh kemampuan sebuah
perusahaan untuk mendeferensiasikan atau memberikan nilai superior kepada pelanggan. Nilai
superior sendiri dibentuk dari beberapa komponen. Sedangkan kunci utama keberhasilan positioning
terletak pada persepsi yang diciptakan dari persepsi perusahaan terhadap dirinya sendiri, persepsi
perusahaan terhadap pesaing, persepsi perusahaan terhadap pelanggan, dll.

2.5.2 Positioning Indomie

Indomie untuk saat ini merupakan market leader dalam medan persaingan berbagai produk mi instan
di Indonesia. Posisinya yang kuat disebabkan oleh faktor Indomie sebagai produk mi instan yang
pertama kali hadir di Indonesia serta strategi promosi dan pemasaran yang gencar. Indomie sangat
terkenal di Indonesia dan Nigeria. Positioning yang dilakukan PT Indofood dengan
produknya(Indomie) diantaranya:
 Perusahaan Indofood menanamkan produk mi instan Indomie di benak konsumen Indonesia
bahwa produk Indomie merupakan mi asli dan milik Indonesia. Sebagai mi instan asli Indonesia,
Indomie juga menghadirkan varian Indomie Selera Nusantara yang hadir dengan rasa-rasa terpopuler
dari berbagai makanan khas di Indonesia. Melalui varian ini, Indomie memperkenalkan varian
tersebut sebagai wisata kuliner Indonesia. Tagline yang dibuat oleh Indomie yakni “INDOMIE
SELERAKU”, dimana setiap orang pasti sangat mudah untuk mengingatnya.
 Di Indonesia sendiri, sebutan "Indomie" sudah umum dijadikan istilah generik yang merujuk
kepada mi instan.
 Produk Indomie merupakan produk mi instan yang praktis dan nikmat untuk dikonsumsi,
dapat disajikan kapan saja dengan cepat dan dapat dikonsumsi bersama lauk pauk lainnya.
 Di Nigeria, Indomie telah dianggap sebagai makanan pokok, bahkan tak sedikit warga Nigeria
yang mengira bahwa Indomie merupakan produk buatan asli Nigeria. Tagline Indomie di Indonesia
berbeda. Jika di Indonesia, Indomie mempunyai tagline “INDOMIE SELERAKU”, sedangkan di
Nigeria tagline Indomie adalah “Tasty Nutrition, Good For You”.
2.6 Varian produk mie instant Indomie

Tabel 2.6.1 Varian rasa Indomie Kuah


Tabel 2.6.2 Varian rasa Indomie Kriting

Tabel 2.6.3 Varian rasa Indomie Goreng

Tabel 2.6.4 Varian rasa Indomie Selera Nusantara

Tabel 2.6.5 Varian rasa Indomie Kuliner Nusantara

Tabel 2.6.6 Varian rasa Indomie Taste of Asia

Tabel 2.6.7 Varian rasa Indomie My Noodlez

2.7 Bauran Pemasaran (4P) Indomie

• Produk Indomie
Indomie adalah merek produk mi instan yang sangat populer di Indonesia. Indomie diproduksi oleh
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Produk paling sukses dari perusahaan milik Sudono Salim ini
mulai diluncurkan ke pasar sejak tahun 1969, pertama kali hadir dengan Rasa Kaldu Ayam saja.
Selain dipasarkan di Indonesia, Indomie juga dipasarkan secara cukup luas di manca negara, antara
lain di Amerika Serikat, Australia, berbagai negara Asia dan Afrika serta negara-negara Eropa,
menjadikan Indomie sebagai salah satu dari segelintir produk asli Indonesia yang mampu menempus
pasar internasional. Di Indonesia sendiri, sebutan “Indomie” sudah umum dijadikan istilah generik
yang merujuk kepada mi instan. Indomie diklaim sebagai makanan yang sehat dan bergizi oleh
produsennya, produk mi instan ini disebut memiliki berbagai kandungan gizi seperti enegi, protein,
niasin, asam folat, pantotenat, mineral besi, natrium, dan berbagai vitamin seperti vitamin A,C, B1,
B6, dan B12. Indomie pun selalu berusaha memenuhi keinginan konsumen yang semakin banyak,
terbukti dengan semakin bertambahnya variasi produk Indomie, mulai dari mie goreng, mie soup, mie
regional (mie dengan variasi rasa sesuai dengan masakan tradisional daerah-daerah Indonesia), mie
premium, serta mie jumbo.

• Price
Harga Indomie yang ekonomis dan cita rasanya yang telah disesuaikan dengan selera Indonesia
membuat produk mi instan ini sangat digemari oleh masyarakat. Bahkan, tidak jarang warga
Indonesia yang melakukan perjalanan ke luar negeri membawa Indomie untuk mengatasi masalah
ketersediaan makanan yang praktis dan sesuai dengan selera Indonesia. Harga indomie relatif
ekonomis hanya berkisar antara Rp.2000-4000/pcs.

• Place (Distribution)
Indofood dalam pendistribusiannya concern sekali dengan stock point yang ada di kawasan-kawasan
startegis, yang dapat menjamin kelancaran distribusi produk ke ritel-ritel dan tersebarnya warung-
warung yang khusus menjual indoamie yang siap makan.
• Promotion
Metode promosi yang digunakan adalah terutama melalui iklan di media elektronik dan cetak,
mensponsori berbagai acara, serta instalasi iklan billboard secara luas. Indomie sangat dikenal
dengan taglinenya, “Indomie Seleraku”. Pada tahun 2008 Indomie melakukan inovasi dalam
promosinya dengan mengadakan event Indomie Jingle Dare.

2.8 Tantangan perkembangan

Setiap produk pasti memiliki tujuan untuk menjadi produk nomer 1dan merajai pasar baik Nasional
maupun Internasional. Namun, untuk mendapatkan posisi itu, pasti terdapat tantangan dalam
perkembangan produknya baik dari segi ekonomi, pesaing, teknologi, sosial dan lain-lain. Begitu pula
dengan Indomie, tantangan perkembangan produk Indomie diantaranya:

• Segi Ekonomi
Dilihat dari harga mungkin Indomie adalah mie instan yang murah akan tetapi ternyata masih ada
produk pesaing dan sesama (satu group) yang jauh lebih ekonomis dibandig dengan Indomie dengan
netto (berat bersih) yang lumayan lebih besar. Ini adalah tantangan bagi Indomie agar menciptakan
mie dengan ukuran yang lebih besar, namun harganya tetap sama atau bahkan lebih murah dari
pesain. Dan juga menjaga konsistensi harga ketika terjadi inflasi.

• Segi Sosial
Orang zaman sekarang yang lebih suka makanan herbal (tidak mengandung bahan kimia) akan
berfikir ulang untuk membeli indomie yang mengandung MSG. (-). Tantangan bagi Indomie adalah
membuat varian rasa yang disukai penduduk nusantara namun sehat (tanpa MSG), serta
membangun kepercayaan konsumen terhadap kualitas kesehatan produk Indomie.

• Pesaing
Banyaknya pesaing baik dalam 1 group perusahaan maupun dari luar dengan menawarkan inovasi
rasa yang berbeda-beda dan harganya pun murah. Belum lagi banyak nya produk mie instan luar
negeri yang masuk ke Indonesia dan menjadi pesaing intens Indomie seperti ramen (Jepang) dan
samyang (Korea).
Dalam hal ini, perlunya inovasi baru lagi dari Indomie, yang lebih enak, diterima di lidah masayarakat
indonesia serta masyarakat luar negeri dengan berbagai level kepedasan tertentu, dan yang
terpenting adalah kualitas kesehatan produk (non MSG).

• Segi Teknologi
Teknologi semakin canggih, hal ini menjadi tantangan bagi Indomie untuk melakukan inovasi dari segi
desain unik, serta promosi dalam bentuk iklan yang lebih menarik dan berbeda dari yang lain.

2.9 Membangun merk yang kuat di masyarakat

Perubahan gaya hidup acap mempengaruhi pola konsumsi masyarakat. Salah satu dari perubahan
itu adalah digemarinya mie instan sebagai makanan substitusi nasi. Bahkan kian hari produk ini kian
menjadi makanan pilihan konsumen, karena selain praktis dan harganya terjangkau, mie instan juga
cukup mengenyangkan perut. Saat ini, Indofood masih merajai pasar mie instan di Indonesia,
sekaligus merupakan perusahaan mie instan terbesar di dunia dengan kapasitas produksi 13 milyar
bungkus.
Begitu kuatnya citra Indomie di pasar sehingga sebagian masyarakat menganggap seolah mie instan
itu adalah Indomie (Indomie menjadi Top of Mind mie instan).

Keberhasilan Indomie terus berada di urutan teratas Top Brand adalah berkat konsistensi Indomie
dalam menjalankan strategi kunci 3A:
 Acceptability, yaitu rasa Indomie yang sudah bisa diterima di lidah konsumen (Product).
 Avalaibility, produk Indomie mudah diperoleh dimana saja (Place)
 Affordability, tercermin dari harga eceran Indomie yag terjangkau (Price)
Ditinjau dari aspek product life-cycle, Indomie saat ini berada pada posisi mature, sudah stabil,
memiliki brand equity yang sangat kuat sehingga dapat bertahan sebagai Top of Mind merk mie
instan. Pada tahap ini Indomie tidak boleh lengah, dalam artian Indomie masih tetap harus
mengadakan promosi untuk me-remind customer bahwa Indomie masih exsist, dan selalu berinovasi
untuk merejuvenasi produk maupun strategi promosinya. Indomie sempat direbut pangsa pasarnya
oleh Mie Sedaap (muncul tahun 2003) sehingga pangsa pasar Indomie menurun, meskipun masih
tetap menguasai sebagian besar pasar. Sejak saat itu, menyadari bahwa Mie Sedaap merupakan
pesaing yang cukup kuat, Indomie mulai “bangkit dari tidur panjangnya”, Indomie mulai gencar
beriklan lagi. Indomie menggunakan endorser artis terkenal seperti 3 Diva, Gita Gutawa, maupun non
artis seperti remaja/pelajar. Indomie semakin mengukuhkan bahwa dia masih menjadi mie instan
nomor satu di Indonesia. Indomie juga mengadakan acara ”Indomie Jingle Dare” untuk para pelajar
SMA yang bertujuan untuk lebih memodernisasi Jingle-nya. Hal ini dimaksudkan untuk lebih
meningkatkan brand awareness remaja/pelajar mengenai produk Indomie. Indomie melihat
remaja/pelajar sebagai customer masa depan, jadi sejak sekarang Indomie mulai memberikan
semacam ”edukasi” mengenai Indomie.

BAB III
PENUTUP

Perusahaan ingin mengetahui bagaimana proses keputusan pembelian mie instan, agar
menghasilkan analisis pemasaran yang cermat sehingga perusahaan tidak dirugikan karena
terjadinya kekeliruan dalam melakukan kegiatan pemasaran. Oleh karena itu, perlu diketahui respon
konsumen terhadap produk miee instan tersebut. Untuk dapat menentukan respon konsumen,
terlebih dahulu perlu diidentifikasi faktor-faktor dalam proses keputusan. Mengetahui faktor-faktor
tersebut akan memudahkan perusahaan dalam mengambil langkah dalam kegiatan pemasaran yang
akan dilakukan sehingga dapat diketahui tingkat kepuasan dari konsumen mie instan terhadap
kegiatan pemasaran yang telah dilakukan perusahaan.

Pasar mi instan di Indonesia memang menggiurkan. Ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap


mi cepat saji ini cukup besar. Tidak heran jika dari waktu ke waktu banyak perusahaan baru melirik
pasar mi instan. tahun ini Indofood meluncurkan strategi marketing yang lebih komprehensif yang
lebih menunjukkan jati diri Indofood sebagai market leader. Hampir semua brand dalam portfolio-nya
disegarkan kembali dengan kampanye baru maupun peluncuran produk baru.
hingga saat ini Indomie yang diproduksi PT Indofood Sukses Makmur Tbk masih menguasai pasar.
Dominasinya begitu kuat walaupun sudah terjadi pergeseran. Jika 2002 Indomie menguasai sekitar
90% pangsa pasar mi instan, tahun lalu menurun menjadi 75%. Sisanya yang 25% dikeroyok merek
mi instan lainnya.

Tentang strategi menghadapi persaingan, Indofood akan menerapkan strategi Mastering The
Present, Pre-empting the Future. Strategi ini antara lain fokus kepada organic growth, memanfaatkan
competitive advantage melalui scale, scope, span, dan speed. Selain itu akan menjalankan program
cost efficiency and cost cutting. Di samping itu tetap melanjutkan segmentasi para konsumennya
dengan memperkenalkan produk-produk dengan higher price and higher margin.

Link Sumber :

http://erisheryanto.blogspot.com/2020/04/analisis-stp-strategi-targeting-dan.html

Anda mungkin juga menyukai