DISUSUN OLEH :
NIM : 45220021
2021/2022
KASUS:
Kasus I (Produk Jasa Indomie PT.Indofood )
1. Segmentasi
Pada dasarnya ada 2 pendekatan segmentasi yaitu berdasarkan karakteristik konsumen dan
berdasarkan respons konsumen. Berikut ini adalah pendekatan segmentasi yang dilakukan
oleh mie instan.
1. Segmentasi Geografis
Produk mi instan Indomie dinilai cocok untuk seluruh masyarakat Indonesia. Indomie
melakukan segmentasi geografis di seluruh wilayah Indonesia, dari Sabang sampai
Merauke. Indofood memiliki jaringan distribusi mi instan yang terluas di Indonesia,
yang menembus sampai hampir ke setiap sudut kepualuan. Jumlah titik stok (gudang)
semakin diperbanyak secara agresif, sehingga mampu menyediakan penetrasi pasar
yang lebih luas melalui rantai suplai dan penghantaran. Gudang stok ditempatkan pada
area-area yang memiliki outlet retail yang banyak, termasuk pasar tradisional, sehingga
setiap gudang dapat melayani masing-masing area geografis dalam waktu yang
sesingkat mungkin.
Indomie juga tidak hanya memasarkan produknya di Indonesia saja, melainkan di
banyak negara lainnya seperti Singapura, Malaysia, Arab Saudi, Nigeria, China,
Jepang, Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Italia, dan Perancis. Bahkan, di Nigeria,
Indomie menjadi sebuah produk mi instan yang sangat terkenal dan disukai sebagian
besar masyarakat Nigeria. Indomie dapat dibeli secara satuan per bungkus, dapat juga
dibeli dengan paket per 5 bungkus dan paket 1 kardus yang berisi 30 atau 40 bungkus
indomie. Harga Indomie relatif ekonomis, di Indonesia pada tahun 2018, Indomie
dihargai dengan kisaran harga Rp. 2.100,- per bungkusnya.
Produk Indomie diproduksi berdasarkan wilayah, sehingga cita rasa Indomie
disesuaikan dengan lidah konsumen di setiap daerah, seperti contoh; Indomie rasa kari
ayam yang dijual di pulau Jawa dengan Sumatera memiliki cita rasa yang berbeda
walaupun perbedaan rasanya tidak terlalu jauh.
2. Segmentasi Demografis
a. Segmentasi Berdasarkan Usia
Produk Indomie (goreng dan kuah) cocok dikonsumsi oleh usia remaja hingga
dewasa. Bayi umur 0 - 6 bulan dianjurkan hanya mengonsumsi ASI ekslusif,
sehingga produk ini tidak cocok untuk bayi. Pengembangan produk Indomie tidak
ditujukan untuk bayi dan balita. Produk Indomie memliki rasa rempah yang kuat
sehingga tidak cocok untuk balita. Usia remaja 15-24 tahun merupakan konsumen
terbanyak yang mengonsumsi produk mi instan. jika dilihat dari usia konsumen,
tingkat konsumsi mi instan terbesar adalah kalangan remaja berusia 15-24 tahun,
Namun demikian, baru-baru ini Indomie memproduksi sebuah produk inovasi baru
yang dikhususkan untuk anak-anak, yaitu Indomie My Noodlez. My Noodlez
merupakan mi pertama untuk anak-anak yang dibuat dengan bahan-bahan yang
lebih aman bagi anak, yakni wortel dan rumput laut. Produk ini dibuat untuk anak-
anak yang menyukai makan mi instan, sehingga dapat dikatakan bahwa Indomie
melakukan segmentasi demografis berdasarkan usia ke kalangan anak-anak, melalui
produk Indomie My Noodlez.
2. Targeting
Targeting dilakukan untuk menentukan berapa banyak segmen pasar yang akan dipilih, dan
bagaimana mengidentifikasikan segmen-segmen tersebut (Zaharuddin, 2006). Produk
Indomie varian goreng dan kuah memiliki target pasar untuk semua umur kecuali bayi dan
balita. Untuk varian Produk Indomie My Noodlez, target pemasarannya adalah anak-anak.
Indomie melakukan perubahan strategi target pasar, perusahaan melakukan beberapa inovasi
produk yang memiliki karakteristk yang berbeda yaitu Indomie Goreng, Indomie Kuah,
Indomie Jumbo, Selera Nusantara, Mi Kriting, Taste of Asia, Kuliner Indonesia, My
Noodlez, Real Meat, dan yang terbaru adalah Bite Me. Perubahan ini dilakukan untuk
memenuhi keinginan konsumen akan variasi Indomie.
3. Positioning
Indomie untuk saat ini merupakan market leader dalam medan persaingan berbagai produk
mi instan di Indonesia. Posisinya yang kuat disebabkan oleh faktor Indomie sebagai produk
mi instan yang pertama kali hadir di Indonesia serta strategi promosi dan pemasaran yang
gencar. Indomie sangat terkenal di Indonesia dan Nigeria. Positioning yang dilakukan PT
Indofood dengan produknya(Indomie) diantaranya:
2. Targeting
Berdasarkan hasil pengelompokkan segmen diatas dari variabel geografis terlihat bahwa
mahasiswa pengguna Grab berasal dari wilayah Bogor Barat sebanyak 21,1% dan Bogor
Timur sebanyak 19,6%. Variabel demografis menunjukkan bahwa mahasiswa pengguna Grab
berasal dari jenis kelamin wanita sebanyak 65,6%, dari sisi kelas social mahasiswa pengguna
Grab berasal dari kelas menengah dengan persentase 84,5%. Variabel Psikografis
menunjukkan bahwa mahasiswa pengguna Grab merupakan pribadi yang extrovert sebanyak
68,4%, pribadi extrovert yaitu pribadi yang senang bergaul, ceria, berjiwa sosial dan bersifat
humoris, dimana pribadi extrovert adalah pribadi yang memiliki banyak teman.
3. Positioning
Pembahasan positioning transportasi online Grab di Kota Bogor dilakukan dengan
berdasarkan hasil jawaban responden terhadap kuesioner yang meliputi variable atribut
produk, penggunaan produk, pengguna produk, kelas produk dan pesaing. Berikut adalah
hasil dari simpulan tanggapan responden untuk variabel positioning:
1. Atribut Produk
a. Grab merupakan transportasi online yang terkenal di Indonesia dan Internasional
b. Grab memiliki ciri khas dari seragamnya dan helmnya
c. Grab mudah diperoleh di daerah manapun
2. Variabel Penggunaan Produk
a. Grab membantu konsumen untuk sampai ke lokasi tujuan dengan lebih cepat dan
nyaman
b. Grab memberikan solusi kemudahan dalam jasa layanan antar.
c. Grab memberikan rasa aman kepada penggunanya.
3. Variabel Pengguna Produk
a. Pengguna Grab pada umumnya ingin mendapatkan layanan transportasi yang
murah, aman dan nyaman
b. Pengguna Grab pada umumnya adalah para pekerja dan pelajar
c. Pengguna Grab paham teknologi (tidak gaptek)
4. Variabel Kelas Produk
a. Grab adalah jasa transportasi pengganti angkot, bus dan ojek pangkalan
b. Grab tidak sekedar jasa transportasi namun juga jasa pengiriman barang
5. Variabel Pesaing
a. Grab memiliki driver lebih banyak dibandingkan dengan pesaingnya
b. Grab lebih digemari oleh mahasiswa dibandingkan pesaingnya
c. Driver Grab lebih ramah dan sopan disbanding driver pesaing
d. Grab lebih banyak memberikan potongan harga dan bonus dibandingkan pesaingnya
e. Grab lebih cepat dan mudah diperoleh disbanding pesaing
f. Grab menawarkan variasi layanan lebih banyak dibandingkan pesaingnya.
2. Targeting
Setelah mengevaluasi berbagai macam segmen pasar yang ada, Go-jek memutuskan
melakukan pasar target dengan melakukan strategi pemasaran tanpa perbedaan yaitu
mengabaikan perbedaan segmen pasar daan menawarkan satu macam produk kepada seluruh
pasar, karena jasa yang ditawarkan oleh Go-jek ini dirasa bisa di nikmati atau dipakai untuk
semua kalangan.
3. Positioning
Go-jek sudah memenuhi semua kriteria diatas karena Go-jek dianggap penting karena
menjawab persoalan yang dirasakan oleh masyarakat kota karena Go-jek hadir dengan
berbagai macam kemudahan, Berbeda dalam hal ini jelas berbeda karena Go-jek ini
menawarkan berbagai macam keunggulan yang tidak dimiliki pesaing, Superior jasa yang
ditawarkan oleh Go-jek ini banyak memiliki keunggulan karena pesaing belum memiliki
layanan jasa yang ditawarkan oleh Go-jek seperti Personal Shopping dan juga Kurir, da juga
jasa yang ditawarkan ini dapat dikomunikasikan dengan mudah kepada konsumen karena
Go-jek adalah Pelopor jasa transportasi umum yang menawarkan keprofesionalan yang pasti
terjangkau karena disesuaikan dengan konsumen. Secara otomatis perusahaan akan
mendapat laba dari semua keunggulan yang ditawarkan tersebut. Oleh karena itu Go-Jek
Indonesia hadir dengan keunggulan sebagai berikut:
1. Satu-satunya Jasa transportasi umum yang menawarkan jasa kurir dan personal
shopping.
2. Satu-satunya Jasa transportasi umum yang menggunakan teknologi Mobile.
3. Aman, Cepat dan menyenangkan.
4. Proses transaksi yang mudah
5. Harga Terjangkau.
KESIMPULAN MENGENAI HASIL ANALISA STUDI KASUS:
2. Transportasi Online Grab adalah trasportasi online yang ada di kota bogor yang di
peruntuhkan untuk masyarakat apalagi untuk mahasiswa yang ada di bogor melakukan
strategi STP (Segmenting,Targetting,Positioning) yang mana untuk meningkatkan
pelangan pelangan atau konsumen agar terus menguakan transportasi ojek onlie
tersebut degang memberikan bonus untuk mereka.
DAFTAR PUSTAKA
https://journal.unpak.ac.id/index.php/jimfe
https://mahasiswa.yai.ac.id
https://id.scribd.com
http://erisheryanto.blogspot.com/2020/04/analisis-stp-strategi-targeting-dan.html?m=1