Anda di halaman 1dari 5

Alifatul Fajriyah Endah Safira ( 04010221005 ) M.

Ahyar ( 04010521104 )
M. Rizal Badiuzzaman ( 04010521103 ) Rida Mahmudah ( 04010521106 )
Zidni Rosyidah Amala ( 04010221019 ) Zuhria Sausan ( 04010221020 )
Budiasih Meyta Maulidah ( 0401022008 ) Mailinda Farhani ( 04010521102 )
M. Fakhrul Rozi ( 040110221011 ) M. Ramdhan Muliawan ( 04010521105 )

Analisis Strategi Pemasaran Mie Instan (Indomie)


A. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang
memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu, pada
masing-masing tingkatan dan acuan serta lokasinya, terutama sebagai tanggapan
perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah.
Strategi pemasaran adalah rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu dibidang
pemasaran, yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk
dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. Dalam hubungan strategi
pemasaran secara umum, dapat dibedakan tiga jenis strategi pemasaran yang dapat
ditempuh perusahaan, yaitu:
1) Strategi pemasaran yang tidak membeda-bedakan pasar (Undifferentiated
Marketing). Dengan strategi ini perusahaan mengganggap pasar sebagai suatu
keseluruhan, sehingga perusahaan hanya memperhatikan kebutuhan konsumen
secara umum. Strategi ini bertujuan untuk melakukan penjualan secara missal,
sehingga menurunkan biaya. Salah satu keuntungan strategi ini adalah
kemampuan perusahaan untuk menekan biaya sehingga dapat lebih ekonomis.
Sebaliknya, kelemahannya adalah apabila banyak pe rusahaan lain juga
menjalankan strategi pemasaran yang sama, maka akan terjadi persaingan
yang tajam untuk menguasai pasar tersebut (hyper competition).
2) Strategi pemasaran yang membeda-bedakan pasar. Dalam strategi ini
perusahaan hanya melayani beberapa kebutuhan kelompok-kelompok
konsumen tertentu dengan jenis produk tertentu pula. Dengan menggunakan
strategi ini perusahaan atau produsen menghasilkan dan memasarkan
produkproduk yang berbeda untuk setiap segmen pasar. Keuntungan strategi
pemasaran ini penjualan dapat diharapkan akan lebih tinggi dengan posisi
produk yang lebih baik di setiap segmen pasar, dan total penjualan perusahaan
akan dapat ditingkatkan dengan bervariasinya produk yang ditawarkan.
Kelemahan strategi ini adalah terdapat kecendrungan biaya akan lebih tinggi
karena kenaikan biaya produksi.
3) Strategi pemasaran yang terkonsentrasi. Dengan strategi ini perusahaan
mengkonsentrasikan pemasaran produknya dalam beberapa segmen pasar,
dengan mempertimbangkan keterbatasan sumber daya perusahaan.
Keuntungan penggunaan strategi ini perusahaan diharapkan akan memperoleh
kedudukan atau posisi yang kuat di dalam segmen pasar tertentu yang dipilih.
Kelemahan strategi pemasaran ini adalah perusahaan akan menghadapi risiko
yang besar bila hanya tergantung pada satu atau beberapa segmen pasar saja.

B. Pemasaran Produk Indomie


Ketika mi instan pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat Indonesia di
tahun 1969, banyak yang meragukan bahwa mi instan dapat dijadikan sebagai salah satu
bahan pangan pokok. Akan tetapi, karena mi instan sendiri harganya relatif terjangkau,
mudah disajikan dan awet, Indomie berkembang pesat seiring dengan diterimanya mi
instan di Indonesia.
Indomie adalah merek produk mi instan dari Indonesia. Di Indonesia, Indomie
diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Produk dari perusahaan milik
Sudono Salim ini mulai dibuat pertama kali pada pertengahan tahun 1972, dahulu
diproduksi oleh PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd., dan pertama kali hadir
dengan rasa Ayam dan Udang. Selain dipasarkan di Indonesia, Indomie juga dipasarkan
secara cukup luas di manca negara, antara lain di Amerika Serikat, Australia, berbagai
negara Asia dan Afrika serta negaranegara Eropa; hal ini menjadikan Indomie sebagai
salah satu produk Indonesia yang mampu menembus pasar internasional. Di Indonesia
sendiri, sebutan "Indomie" sudah umum dijadikan istilah generik yang merujuk kepada
mi instan.
Produk Indomie yang pertama kali diperkenalkan adalah Indomie Kuah Rasa
Kaldu Ayam yang saat itu sesuai dengan selera lidah masyarakat Indonesia. Kemudian
pada tahun 1982, penjualan produk Indomie mengalami peningkatan yang sangat
signifikan dengan diluncurkannya varian Indomie Kuah Rasa Kari Ayam. Puncaknya
pada tahun 1983, Produk Indomie kembali semakin digemari oleh masyarakat Indonesia
dengan diluncurkannya varian Indomie Mi Goreng. telah merambah banyak negara
termasuk Amerika Serikat, Australia, Inggris, Timur Tengah dan China. Jangan lewatkan
berbagai pilihan rasa yang ditawarkan, Indomie Goreng memang yang paling komplit!
Indomie merupakan produk yang telah melalui proses produksi yang sangat
higienis dengan standar Internasional dan didukung dengan teknologi berkualitas tinggi.
Selain telah bersertifikasi “Halal” dari Majelis Ulama Indonesia, pabriknya sendiri telah
disertifikasi ISO 9001:2001 dan HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Point)
dari SGS. Sertifikasi ini membuktikan bahwa Indomie telah memenuhi persyaratan
sebagai bahan pangan dengan standar Internasional.
Harga Indomie yang ekonomis dan cita rasanya yang telah disesuaikan dengan
selera Indonesia membuat produk mi instan ini sangat digemari oleh masyarakat. Bahkan,
tidak jarang warga Indonesia yang melakukan perjalanan ke luar negeri membawa
Indomie untuk mengatasi masalah ketersediaan makanan yang praktis dan sesuai dengan
selera Indonesia. Kepraktisan dalam penyajiannya dan mudahnya pendistribusian
membuat Indomie menjadi andalan warga Indonesia saat terjadi tragedi bencana alam
untuk mengatasi masalah keterbatasan dan kelangkaan bahan pangan di lokasi dengan
segera.
Indomie diklaim sebagai makanan yang sehat dan bergizi oleh produsennya.
Produk mi instan ini disebut memiliki berbagai kandungan gizi seperti energi, protein,
niasin, asam folat, mineral zat besi, natrium, dan berbagai vitamin seperti vitamin A, B1,
B6, dan B12. Meskipun begitu, konsumsi Indomie yang terlalu sering tidak dianjurkan,
sebab Indomie mengandung pewarna tartrazine yang tidak baik bagi kesehatan apabila
dikonsumsi dalam jangka panjang.

1. Faktor Geografis
Produk mie instan Indomie dinilai cocok untuk seluruh masyarakat Indonesia.
Indomie melakukan segmentasi Geografis di seluruh wilayah Indonesia, dari Sabang
sampai Merauke. Indofood memiliki jaringan distribusi mie instan yang terluas di
Indonesia, yang menembus sampai hampir ke setiap sudut kepualuan. Jumlah titik stok
(gudang) semakin diperbanyak secara agresif sejak tahun 2005, sehingga mampu
menyediakan penetrasi pasar yang lebih luas melalui rantai suplai dan penghantaran.
Gudang stok ditempatkan pada area-area yang memiliki outlet retail yang banyak,
termasuk pasar tradisional, sehingga setiap gudang dapat melayani masing-masing area
Geografis dalam waktu yang sesingkat mungkin.
Produk Indomie diproduksi berdasarkan wilayah, sehingga cita rasa Indomie
disesuaikan dengan lidah konsumen di setiap daerah, seperti contoh : Indomie rasa kari
ayam yang dijual di pulau Jawa dengan Sumatera memiliki cita rasa yang berbeda
walaupun perbedaan rasanya tidak terlalu jauh.
Indomie diproduksi berdasarkan wilayah, yaitu:
 Indomie untuk wilayah Indonesia
 Indomie untuk wilayah Asia Tenggara
 Indomie untuk wilayah Australia
 Indomie untuk wilayah Timur Tengah

2. Faktor Demografis
1. Segmentasi berdasarkan usia
Produk Indomie (goreng dan kuah) cocok dikonsumsi oleh usia remaja
hingga dewasa. Bayi umur 0-6 bulan dianjurkan hanya mengonsumsi ASI
eksklusif, sehingga produk ini tidak cocok untuk bayi. Namun demikian, baru-
baru ini Indomie memproduksi sebuah produk inovasi baru yang dikhususkan
untuk anak-anak, yaitu Indomie My Noodlez.
2. Segmentasi berdasarkan jenis kelamin
Pemasaran produk Indomie tidak hanya untuk laki-laki maupun
perempuan saja. Indomie dapat dikonsumsi oleh siapa saja, semua jenis kelamin
baik itu perempuan maupun laki-laki

Harga mie instan Indomie tergolong cukup murah, sehingga dapat dibeli
oleh siapa saja yang menginginkannya. Produk ini ditujukan untuk semua
kalangan, mulai kalangan bawah hingga kalangan atas. Mahasiswa sangat
menggemari produk Indomie. Hal ini dikarenakan produk Indomie mudah
didapat, harganya murah, dan rasanya yang enak. Pendapatan Segmentasi ini
nyaris tidak kelihatan, tapi mungkin perlu diperhatikan baik-baik keberadaan
Indomie Premium (Special Quality Instant Noodles). Dengan Superior-quality
Wheat Flour with Additional Toppings, harganya relatif lebih mahal dari pada
jenis Indomie lainnya. Sehingga, umumnya Indomie Premium dikonsumsi oleh
kalangan menengah ke atas.

3. Faktor Pelaku
Produk Indomie cocok untuk dikonsumsi oleh semua karakteristik masyarakat,
terutama bagi mereka yang memiliki gaya hidup cenderung konsumtif dan praktis. Selain
itu Indomie diperuntukkan bagi orang yang membutuhkan makanan cepat saji yang
menginginkan mie dengan rasa dan tekstur yang berbeda dari biasanya, yang dapat untuk
dikonsumsi sehari-hari atau saat mereka sedang sibuk bekerja. Sehingga membutuhkan
makanan yang cepat dan mengenyangkan

Anda mungkin juga menyukai