DISUSUN OLEH
:
NAMA
: M.YAMIN
DAFTAR ISI
STRATEGI LION AIR
MENANTANG GARUDA PADA SEGMENTASI FULL
SERVICE
DAN MENGHADAPI TANTANGAN AIR ASIA
PADA SEGMENTASI LOW COST CARIER (LCC)
DAFTAR ISI
BAGIAN I
PENDAHULUAN...........................................................................
BAGIAN 2
PEMBAHASAN ..................................................................................
3
4
CARIER .......................................................................................
DARI PESAING YANG SELEVEL.....................................................
BAGIAN I
PENDAHULUAN
Industri penerbangan di Indonesia saat ini terus berkembang yang
didorong oleh meningkatnya kebutuhan dan potensi masyarakat kelas
menengah. Salah satu maskapai penerbangan yaitu Lion Air mencoba
bersaing dengan Garuda Indonesia dengan meluncurkan penerbangan
Batik Air beberapa waktu lalu.
Menanggapi ini, maskapai penerbangan pelat merah Garuda
Indonesia mengaku tidak takut bersaing dengan maskapai lain termasuk
Batik Air walaupun sama sama melayani penerbangan full service.
Penerbangan Full Service adalah penerbangan yang mengutamakan
pelayananan penuh kepada penumpang baik dari kenyamanan hingga
pada keamanan, pelayanan konsumsi yang berkualitas, entertainment,
kelebihan bagasi, serta pelayanan-pelayanan lainnya yang tidak terdapat
pada penerbangan Low Cost Carier (LCC). Atau dengan kata lain Full
service terdapat banyak additional service yang merupakan add value
dari main service yang ditawarkan.
Untuk penerbangan LCC, harus diakui, bahwa Lion menjadi
pemimpin pasar di tanah air, sementara Garuda merupakan pemimpin
pasar pada segmentasi pasar yang memilih Full Service sebagai jenis
pelayanan dalam penerbangannya. Munculnya maskapai-maskapai
penerbangan baru yang mulai memasuki pasar penerbangan pada Full
Service akan menjadi tantangan bagi Garuda Indonesia untuk semakin
kreatif dan kompetitif. Persaingan ini menyebabkan group Lion dan
Garuda masing-masing memasang strategi khusus untuk setiap pasar
yang ada.
Garuda yang selama ini dikenal sebagai penerbangan Full Service
juga membuka penerbangan yang bersegmentasi pada LCC melalui
citylink, demikian juga Lion yang selama ini fokus pada LCC juga telah
membuka pelayanan untuk penerbangan Full Service. Kedua perusahaan
penerbangan ini saling berebut pangsa pasar pada dua segmentasi
tersebut mengingat pasar keduanya sangat potensial dan terus
meningkat dari waktu ke waktu.
Sebagaimana diketahui, bahwa Lion telah meluncurkan
penerbangan dengna rute khusus menggunakanan Batik Air yang
menyediakan pelayanan Full Service untuk menantang pasar FS yang
selama ini digarap oleh Garuda. Karena pasarnya tergerus oleh kehadiran
Batik Air dari group Lion, oleh karena itu, Garuda juga melakukan hal yang
BAGIAN 2
PEMBAHASAN
LION IAR
1. Menambah maskapai
dengna membeli 234
maskapai Airbus
telah diperhitungkan
sehingga terjadi surplus
konsumen yang
menyebabkan konsumen
akan memilih Lion sebagai
partner terbangnya.
Strategi ini dilakukan untuk
mempertahankan pasar
pada segmen Low Cost
Carier.
7. Lion belum melakukan IPO,
direncanakan dalam tahun
2015 Lion akan melepas
saham perdananya sambil
memperbaiki dan
memperkuat kesolidan
perusahaan Group Lion.
Selain itu, Lion sedang
fokus pada SDM
konsep ini terus berkembang dan memiliki pasar yang khusus di Indonesia
karena kedua konsep tersebut memiliki dasar karakter yang sesuai
dengan masyarakat Indonesia, dimana, satu sisi ada yang menginginkan
pelayanan yang prima dengan tidak memandang harga dan tarif, di sisi
lain ada masyarakat Indonesia yang menginginkan terbang dengan
pesawat yang bertarif rendah dan terjangkau tanpa memperdulikan
pelayanan yang diberikan oleh maskapai, tetapi tetap memiliki dan
menerapkan prinsip-prinsip dasar keselamatan pada penumpangnya.
10
Selain harus bersaing dengan pemimpin pasar, perusahaanperusahaan besar juga harus bersaing dengan perusahaan yang
selevel atau setingkat di bawahnya karena perusahaan lain juga ingin
bermain di pasar yang sama karena potensinya yang menjanjikan.
Konsep Low Cost Carier merupakan konsep yang sangat tepat
untuk wilayah Indonesia dan regional Asia mengingat kondisi sosial,
ekonomi dan budaya masyarakatnya yang masih didominasi oleh
lapisan menengah ke bawah, sehingga biaya murah merupakan
alternatif yang paling masuk akal untuk dijadikan fokus bisnis.
Konsep low cost bukan hanya diterapkan oleh Lion, tetapi juga
maskapai lain, seperti; Kartika Air Lines, Merpati, Sriwijaya Air, Air Asia
dan lain-lain. Karena banyaknya produsen yang terlibat dan merebut
pasar ini, persaingan semakin ketat dan terbuka. Dan secara
ekonomis, budaya masayarakat pada negara-negara di wilayah Asia
adalah pasar yang menginigkan low cost.
Untuk pasar Low Cost Carier, Lion Air berhadapan langsung
dengan maskapai Air Asia yang sudah memiliki brand penerbangan
paling murah dan berani di Asia dalam hal Low Cost Carier. Tak dapat
dipungkiri bahwa, masyarakat Indonesia yang melakukan perjalanan
ke luar negeri, khususnya kawasan Asia, lebih banyak menggunakan
maskapai Air Aisa dibanding yang lainnya. Bahkan Air Asia milik
perusahaan Malaysia ini lebih dahulu masuk ke Indonesia dibanding
Lion Air. Akan tetapi dalam waktu yang singkat, Lion Air mampu
menjadi pesaing yang hebat bagi Air Asia, sehingga pangsa pasar Lion
di tanah air melonjak mencapai 45% pada segmentasi Low Cost Carier
(LCC). Hal ini membuat Air Asia melakukan upaya-upaya dan strategi
baru untuk menghadapi gempuran Lion Air yang semakin kuat.
Persaingan antara dua maskapai penerbangan murah ini
semakin memanas. Mengantisipasi tergerusnya pasar Lione di tanah
Air, Lion Air memutuskan untuk membentuk Malindo Airways yang
11
12
ini semakin hari semakin ketat. Di satu sisi Lion menyerang pemimpin
pasar, dan disisi lain diserang oleh penantangnya di level LCC.
Strategi Lion menggandeng salah satu Badan Usaha Milik
Daerah di Malaysia adalah strategi yang tepat, melakukan serangan ke
pasar yang asing dengan menggunakan perusahaan setempat sebagai
ujung tombaknya. Kerjasama dengan perusahaan Malaysia ini tentu
saja membuat AirAsia semakin gentar dan terus berupaya mencari
strategi-strategi baru untuk menangkis serangan-serangan dari Lion
Group.
Inilah yang dilakukan oleh Lion menghadapi AirAsia
1. Ekspansi ke sejumlah destinasi baru dan bersaing head to head
dengan Air Asia.
2. Malindo yang digandeng oleh Lion saat ini memiliki 12 pesawat dan
berencana untuk menambah armada hingga lebih dari 100 pesawat
pada satu dekade ke depan
3. Bersanding dengan rute-rute yang dimiliki Air Asia saat ini, Malindo
juga menambah dua lokasi strategis, yakni dari Kuala Lumpur ke
Ahmedabad (India) dan Chittagong (Bangladesh)
4. Dengan populasi di Bangladesh yang mencapai 150 juta dan
ketiadaan layanan maskapai bertarif rendah, bisa dibayangkan
betapa rute-rute ini akan menjadi populer di masa yang akan
datang.
5. Lion Air menargetkan pertumbuhan tajam di pasar domestik
Malaysia yang notabene sebagai basis Air Asia. Dalam penataan
loyalitas industri, Lion Air yang berbasis di Indonesia ini dinilai
sedikit melonggarkan hubungan dengan Boeing pekan ini demi
mendapatkan 234 pesawat Airbus, yang mana Airbus juga sebagai
pemasok utama Air Asia.
6. Menargetkan untuk dapat mengoperasikan 100 pesawat Boeing
dalam waktu 10 tahun ke depan.
7. Lion Air mengumumkan pembelian Airbus nya di Paris, pada hari
Senin 18 Maret 2013. Saat itu, Air Asia telah memiliki 100 Airbus
320 yang juga dipesan di Prancis tersebut.
13
14