Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


SMK Negeri 4 Kota Depok adalah suatu lembaga pendidikan kejuruan
yang memiliki tugas untuk menghasilkan siswa/siswi yang terampil dalam
dalam bidang Teknologi Pesawat Udara yang disiplin, tangguh, professional,
dan berdedikasi tinggi serta mampu berinteraksi di dunia kerja.
Pelaksanaan On The Job Training (OJT) dilakukan oleh sekolah
dengan mempertimbangkan kesediaan lembaga atau perusahaan untuk
menerima siswa/siswi untuk melaksanakan praktek kerja.
Dalam mencapai tujuan sekolah untuk menyiapkan siswa/siswi yang
handal dalam bidang Teknologi Pesawat Udara yang mampu menjadi
pribadi yang bertanggung jawab, professional serta mampu bersaing di dunia
kerja. Maka siswa/siswi harus mempunyai keterampilan dan memiliki
wawasan yang luas dalam ilmu penerbangan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka pihak sekolah menerjunkan
langsung siswa/siswi nya ke dunia kerja yang sesungguhnya. On The Job
Training ini dilaksanakan untuk menambah keterampilan, pengetahuan dan
menerapkan teori yang telah didapat di sekolah dalam dunia penerbangan.

1.2 Tujuan On The Job Training


Kegiatan On The Job Training yang dilakukan oleh siswa/siswi
bertujuan untuk:
1. Menghasilkan siswa yang memiliki keahlian profesional, yaitu tenaga
kerja yang memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja
yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja.
2. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja
yang berkualitas.
3. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja
sebagai bagian dari proses pendidikan.
4. Untuk memenuhi salah satu syarat sebagai siswa/siswi SMK.

1
5. Untuk mengahasilkan tenaga kerja yang profesional dan siap pakai.
6. Menambah pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan di dunia usaha.

1.3 Tempat dan Waktu pelaksanaan On The Job Training


Kegiatan Praktek kerja lapangan ini bertempat di PT. GMF AeroAsia
yang dilaksanakan selama empat bulan terhitung mulai dari tanggal 30 Mei
2015 s/d 30 Juni 2016 dan 6 Oktober 2016 s/d tanggal 30 Desember 2016.

2
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Sejarah PT. GMF AeroAsia


Tahun 1949, pemerintah Indonesia mendirikan Garuda Indonesia,
sebuah perusahaan jasa pelayanan Angkutan Udara yang ditujukan sebagai
sarana untuk mempromosikan pariwisata Nasional. Dalam
perkembangannya, Garuda Indonesia memahami bahwa ketepatan waktu,
keandalan dan kenyamanan adalah kunci sukses untuk mengoptimalkan
peranan dan kontribusinya.
Untuk itulah, Garuda Maintenance Facilities Support Center didirikan
pada tahun 1984. Perkembangan Fasilitas Perawatan ini secara keseluruhan
didanai oleh pemerintah Indonesia. Jumlah investasi yang dikeluarkan dalam
7 tahun pertama mencapai 200 juta dolar dan 63% nya dikeluarkan untuk
mengimpor mesin mesin dan peralatan berteknologi tinggi.
Dalam usaha mendongkrak kemampuannya, Garuda Maintenance
Facilities Support Center bertransformasi menjadi Strategic Business Unit
dengan nama GMF (Garuda Maintenance Facilities) pada tahun 1996
dengan mulai melayani tiga operator transportasi udara. Dengan status baru
ini GMF memiliki manajemen sendiri namun masih tetap berada di bawah
garis pertanggung jawaban PT. Garuda Indonesia. Lepas dari PT. Garuda
Indonesia pada Agustus 2002 memberikan fleksibilitas yang lebih bagi
GMF. Dengan identitas baru, GMF berkembang menjadi salah satu Fasilitas
Maintenance, Repair dan Overhaul Pesawat terbaik dan terbesar di dunia.

2.2 Profil PT. GMF AeroAsia


Sebagai perusahaan yang besar, Garuda Maintenance Facility Aero
Asia (GMF AA) memiliki visi dan misi dalam menjalankan organisasi
perusahaannya. Visi dan misi tersebut adalah :

3
A. Visi Perusahaan
GMF Vision in 2020 Top MRO’s in the World
B. Misi Perusahaan
Misi yang dianut oleh PT. GMF AeroAsia adalah To Provide
Integrated and Reliable Aircraft Maintenance Solutions for a safer sky and
secured Quality of Life of Mankind yang berarti menyediakan solusi
perawatan pesawat yang terintegrasi dan handal untuk keamanan udara dan
menjamin kualitas hidup manusia.

Pada tahun 1984, berbagai fasilitas mulai didirikan yang dapat


mendukung perbaikan lengkap dan merombak jasa Pesawat Udara, Mesin
dan Komponen meliputi area seluas 115 Ha. Pada tahun 1996, itu menjadi
SBU (Strategic Business Unit) mengubah nama Garuda Maintenance
Facilities AeroAsia atau GMF AeroAsia. Seiring dengan dinamika bisnis
Garuda, sejak Januari 2007 PT. Garuda Indonesia mengumumkan akan
menjual saham minoritas PT. GMF AeroAsia pada bulan April 2007. Anak
perusahaan lainnya, PT. Abacus Distribution System, PT. Aerowisata dan
PT. Gapura Angkasa akan dijual yang mengakibatkan Garuda Indonesia
tidak lagi menganggap mereka sebagai bisnis inti dari Garuda.
PT. GMF AeroAsia baru baru ini melakukan restrukturisasi sebagai
bagian dari visi pembangunan strategis perusahaan diwujudkan dalam
tantangan global, sebagai wujud rencana jangka panjang dalam kurun 15

4
tahun mendatang. Klien terbesar PT. GMF AeroAsia ialah Garuda
Indonesia. Pada bulan September 2008, KLM berusaha untuk membeli
saham di GMF, namun ditolak, tujuannya adalah untuk melepaskan saham
publik dan KLM diberitahu mereka bebas untuk membeli saham pada saat
itu. Saat ini, disertai di banyak negara dan melayani banyak perusahaan
penerbangan memiliki 3 mitra. KLM Rekayasa dan Perawatan, Swiss Air
dan Global Aviation USA.
Dengan lebih dari 60 tahun pengalaman PT. GMF AeroAsia yang
berbasis di Indonesia telah muncul saat ini sebagai Perawatan Pesawat
terbesar di Indonesia serta penyedia MRO (Maintenance Repair Overhaul).
Selanjutnya, pusat dukungan berkembang menjadi Strategic Business Unit
(SBU). Itu masih di bawah Garuda tetapi memiliki otonomi untuk mengelola
sumber daya keuangan dan manusia.
Pada bulan April 2002 keunggulan dalam berkompetensi mengasah
PT. GMF AeroAsia semakin bertambah matang. Saat ini, PT. GMF
AeroAsia lebih mampu untuk melayani klien dan diakui sebagai salah satu
yang terbaik dan terbesar di Asia Tenggara mengenai MRO Fasilitas
Pesawat. Sudah bertahun tahun, PT. GMF AeroAsia telah bekerja keras
untuk mewujudkan visi perusahaan untuk menjadi penyedia MRO kelas
dunia. Dinamika yang sangat kompetitif dalam industri penerbangan telah
memacu misi GMF untuk senantiasa memberikan solusi MRO terintegrasi
keselamatan udara.

2.3 Keunggulan Dan Reputasi PT. GMF AeroAsia Bertaraf Internasional


Perjalanan PT. GMF AeroAsia berawal pada tahun 1949 ketika
pertama kali ditetapkan sebagai Departemen Teknik maskapai Garuda
Indonesia, dan bertindak sebagai penyedia tunggal Pemeliharaan Pesawat
Garuda Indonesia di Bandara Kemayoran dan Halim Perdanakusuma di
Jakarta, Indonesia.
Divisi M&E berubah menjadi Unit Bisnis Strategis (SBU) PT. GMF
AeroAsia dengan otonomi untuk mengelola bisnis dan sumber daya
perusahaan. Kapabilitas SBU-PT. GMF AeroAsia terus berkembang dan

5
pada bulan April 2002, SBU- PT. GMF AeroAsia berotasi dari Garuda
Indonesia menjadi identitas independen. Dan saat ini PT. GMF AeroAsia
diakui sebagai salah satu fasilitas terbaik dan terbesar dalam MRO Overhaul
Pesawat di kawasan ini, memperbesar kebanggaan dalam seluruh
keunggulan solusi terpadu.
Anak perusahaan Garuda Indonesia ini berupa menyesuaikan diri
terhadap perubahan kiblat pasar perawatan pesawat terbang. Antara lain
dengan mengusai perawatan pesawat pesawat terbaru, terutama Boeing
B737- NG dan Airbus A320. Dua tipe pesawat ini paling banyak digunakan
di maskapai di dalam dan luar negeri karena tergolong pesawat yang irit
bahan bakar dan lebih ramah lingkungan. Melihat pertumbuhan populasi
pesawat tipe Boeing B737-NG yang terus bertambah setiap tahun, baik di
Indonesia maupun mancanegara, PT. GMF AeroAsia melihat bahwa
penguasaan teknologi kedua tipe pesawat tersebut mutlak dilakukan apalagi
sebagian besar maskapai di Tanah Air juga mulai mengalihkan operasional
pesawatnya dari Boeing B737-Classic dengan Boeing B737-NG maupun
Airbus A320. PT. GMF AeroAsia telah memperoleh sertifikat dari EASA
dan FAA untuk perawatan dua tipe pesawat terbaru tersebut. Dengan
penguasaan teknologi terbaru.
PT. GMF AeroAsia menargetkan peningkatan daya serap pasar
perawatan pesawat terbang nasional. Hingga kini PT. GMF AeroAsia
sebagai bengkel pesawat terbesar di Indonesia telah menguasai sedikitnya 70
persen pasar perawatan pesawat terbang domestik. Keberadaan fasilitas ini
berlokasi di Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang terletak di pinggiran
Jakarta, Ibu kota Indonesia. PT. GMF AeroAsia menawarkan Fasilitas State
Of The Art berupa fasilitas pemeliharaan pesawat terbesar di Asia Tenggara
yang mencakup lebih dari satu juta meter persegi.
PT. GMF AeroAsia terbukti memiliki track record dalam penanganan
pesawat bertenaga jet modern. Saat ini menangani mesin CFM56-3 dan
Spey 555, GTCP-36, GTCP-85 dan TSCP-700 APU (Auxiliary Power Unit),
serta memberikan dukungan pada sayap. Lebih dari itu, GMF AeroAsia
memperluas kapabilitas untuk melakukan overhaul mesin CFM56-5 dan

6
CFM56-7. Selain bengkel mesin, juga didukung oleh mesin dan APU test
cell kelas dunia dengan daya dorong hingga 100.000 pon, yang
memungkinkan untuk mensimulasikan kinerja pembangkit tenaga dalam
kondisi Real Time untuk menghasilkan diagnosis yang akurat.
Selama 20 tahun terakhir, PT. GMF AeroAsia telah memperoleh izin
dari Boeing untuk melakukan inspeksi “Section 41” dan modifikasi pada
Boeing B-747.Pekerjaan ini bertujuan untuk memperkuat Skin,Frames,
Stringes, Intercostals, dan struktur lainnya di area “Section 41”. Berdasarkan
keunggulan dan reputasi yang telah teruji, PT. GMF AeroAsia juga terpilih
sebagai MRO Internasional pertama yang terpilih untuk ambil bagian dalam
program “Lap Joint” untuk pesawat Boeing 737-400. Ini adalah kesempatan
istimewa untuk meningkatkan prestasi yang memungkinkan untuk lebih
berkontribusi pada industri penerbangan, menciptakan angkasa lebih aman
dan menjamin kualitas kehidupan manusia. Jaringan PT. GMF AeroAsia
mencakup 32 stasiun di seluruh Indonesia dan 6 stasiun lainnya di Pert,
Singapura, Jeddah, Dubai, Amsterdam dan Narita.
PT. GMF AeroAsia telah memiliki sertifikat dari European Aviation
Safety Agency (EASA) dan Federal Aviation Administration (FAA).
Sertifikasi dari dua otoritas penerbangan sipil internasional ini menjadi
modal bagi PT. GMF AeroAsia untuk menangani perawatan sejumlah
pesawat buatan Airbus maupun Boeing. Apalagi, dalam 2 tahun terakhir
pasar perawatan pesawat terbang mulai beralih dari sebelumnya di Eropa
dan Amerika menuju ke kawasan Asia Pasific. Pertumbuhan pasar di
kawasan ini cukup pesat karena upah buruh yang lebih kompetitif
dibandingkan perusahaan sejenis di Eropa dan Amerika.Dengan harga yang
bersaing, kualitas produk dan layanan perusahaan MRO di Asia setara
dengan di Eropa dan Amerika. Peluang ini pula yang perlu dimanfaatkan
PT. GMF AeroAsia.

7
2.4 Fasilitas Di PT. GMF AeroAsia
PT. GMF AeroAsia memiliki sarana dan prasarana yang cukup
memadai yang berdiri diatas tanah seluas 115 Ha dengan pembagian areal
sebagai berikut:

1. Hangar : 14,7 Ha
2. Workshop : 9,7 Ha
3. Engine Test Cell and Utility : 1,5 Ha
4. Apron, Taxi Way, Run Up Bay : 44,4 Ha
5. Central Store and Engine Shop : 1,7 Ha
6. Perkantoran : 0,6 Ha
7. Pertamanan : 53,4 Ha
8. Gedung Managemen dan Pusat Olahraga : 0,96Ha

PT. GMF AeroAsia memiliki empat buah hangar dimana setiap hangar
dilengkapi dengan Service Fits untuk sumber listrik 50 Hz dan 400Hz,
Pressure Air,Conditioning Air untuk Cabin dan Ventilasi Pesawat. Masing-
masing hangar digunakan untuk :

1. Hangar 1
Digunakan untuk perawatan besar pesawat bersayap lebar (Wide
Body) dan dilengkapi dengan Bridge Care yang dipasangi pada etsuliter
atap untuk beban sebesar 10 ton; 3,5 ton; dan 1 ton yang masing-masing
sebanyak 2 buah dan 1 buah dock untuk tiap pesawat.

2. Hangar 2
Digunakan untuk perawatan ringan seperti jenis pesawat Boeing
B737, Boeing B-747, Airbus A-330, Boeing B-777, dan lain-lain yang
dilengkapi genset yang berkapasitas maksimal 1560 KVA.

8
3. Hangar 3
Digunakan untuk perawatan pesawat Airbus A-330 Series yang
dilengkapi dengan Bridge Care dengan kapasitas 8 ton sebanyak 2 buah,
kapasitas 3,5 ton sebanyak 4 buah, dan sebuah dock.

4. Hangar 4
Difungsikan untuk perawatan pesawat berbadan kecil
(NarrowBody) berkapasitas 16 pesawat (15 line untuk Perawatan
pesawat dan 1 untuk ruangan painting)

Workshop di GMF terdiri dari :


1. Workshop 1
Merupakan bengkel mekanika yang terdiri dari bengkel Landing
Gear, Sheet Metal, Machining, Painting Shop, Composite Shop serta
Laundry, Upholstry. Bangunan ini mempunyai luas sebesar 10.785 m²
dan digunakan untuk Repair dan Overhaul dari berbagai macam
komponen besar.
Terdapat juga Sheet Metal Workshop yang mempunyai kemampuan
untuk memperbaiki dan melakukan Overhaul untuk komponen Boeing
747, A-300, Boeing 737 dan juga Control Cable, Radar Domes and
Galleys, Engine Pylons, Cowling dan Thrust Reverse Doors, dan
Balancing Flight Control.
Pada workshop ini terdapat pula area untuk Service dan Overhaul
Brakes, Tires, Undercarriage, Upholstery, dan Panel seperti yang
tedapat pada Painting Shop, bagian pusat perbaikan dan cleaning area.
Selain itu juga mampu membuat Flight Control Cable, dan Aircraft
Tubing yang membantu menahan panas pada Aircraft Skin dan
Composite Bounding.
Machine Shop pada workshop ini memiliki peralatan computer yang
di operasikan secara horizontal, Milling Turn Table, dua horizontal
Turning Laches, Grinding For Rotary Surface, Tool and Cutter Universal
& Internal Grinding, Radial, Coloumb and Bench Drilling Machine,

9
Machine For Universal Milling, Surfing Hydraulic Pressing, Production
Cut-Off, Metal Cutting Band Sawing, Hack Sawing, and Engrawing and
Pantograph, Surface Plate, and Stand, Pedestal Grinder and Vices.

2. Workshop 2
Terdiri dari bengkel IERA, Hydraulic, Electric, Pneumatic, Fuel dan
Emergency Equipment. Avionic (IERA) Shop mencakup melayani
peralatan Komunikasi, Navigasi dan Instrument Elektronik dan Radio.
Pengetesan instrument penerbangan, perlatan navigasi &
komunikasi, Gyro, radar cuaca, reparasi dan overhaul Auto Pilot untuk
bermacam-macam tipe pesawat termasuk yang di pasang dengan modern
Digital Avionic pada pesawat Airbus A-300, Boeing B-737 Series,
Boeing B-747 Series dan lain-lain. Bangunan ini mempunyai luas 11.814
m².
Workshop ini juga dilengkapi dengan alat test otomatis yang disebut
ATEC 5000 dan IRIS 2000 yang merupakan unit ATE (Automatic Test
Equipment). Workshop ini juga memiliki Electrical Mechanical and
Oxygen (ELMO) Shop untuk pengetesan Pneumatic, dan Hydraulic,
Fuel Flow, Pompa tekanan bahan bakar dan oli. Peralatan pengetesan
mencakup CDS Test Stand, Engine Fuel Component, Mesin Pengetes
Hydraulic, Overhaul Component Electric, Peralatan Oxygen, Life Raffs
dan Emergency Slide and Raffs.

10
BAB III
TINJAUAN KHUSUS

3.1 Interior Lighting


Interior Lights adalah penerangan yang ada di dalam kabin pesawat
terbang. Penerangan ini digunakan untuk keperluan penumpang, dan awak
kabin pesawat. pada saat di darat, untuk menerangi kabin pada saat adanya
perbaikan dan sebagainya. Daya listrik yang digunakan pada saat di darat
berasal dari Ground Power Unit dan Auxilary Power Unit yang
menyediakan sumber listrik tegangan 115 Volt AC, 400 Hz, 50 Hz.

1. Flight Compartment Light


Flight Compartment Light adalah penerangan pada Cockpit pesawat
yang berfungsi sangat penting bagi awak pesawat pada saat
mengoperasikan pesawat tersebut. Lampu-lampu penerangan tersebut
digunakan untuk menerangi instrumen-instrumen agar mudah dilihat
dan dibaca serta menerangi peralatan kontrol dan juga petunjuk petunjuk
operasi.

2. Passenger Compartment Light


Passenger Compartment Light Digunakan untuk Passenger Light dan
Passenger Information signs. Lampu-lampu tersebut dipasang di atas
kursi penumpang pada rak barang. Sistem lampu ini dikontrol dari
tombol yang ada pada panel di ruang penumpang oleh pramugari. Pada
ruang penumpang juga dipasang lampu peringatan atau lampu petunjuk
seperti : FastenYour Seat Belt While Seated dan No Smoking, yang
sistemnya dikontrol dari Cockpit pesawat

11
3. Cargo And Service Compartment Light
Cargo And Service Compartment Light penerangan digunakan untuk
penerangan serta perawatan pada Cargo pesawat, Compartment lain
(Electrical / Eletrolic Equipment Compartement).

3.2 Emergency Lighting


Emergency Lights adalah penerangan pada saat keadaan darurat.
penerangan ini yang ada di bagian dalam pesawat, yaitu untuk keperluan
penumpang, dan awak pesawat dalam kondisi darurat. Dan penerangan
darurat bagian luar pesawat, berfungsi untuk menerangi rute yang diizinkan
oleh awak pesawat untuk keluar dari dalam pesawat dalam kondisi darurat.
Emergency light dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian , yaitu:

1. Emergency Exit Overwing Light


Emergency Exit Overwing Light terletak pada bagian depan dan
belakang sebelah atas pada sayap pesawat.

2. Self-Illuminated Exit Sign Light


Self-Illuminated Exit Sign Light terletak pada stasiun 107 untuk
setengah bagian depan kabin dan 108 untuk setengah bagian beakang
kabin pesawat.

3. Floor Proximity Emergency Light


Terletak pada stasiun 100 sebelah atas setengah bagian badan pesawat.
Ketika keadaan darurat seperti beban listrik karena generator tidak
normal, maka penerangan-penerangan yang tidak penting akan
dipadamkan dan hanya lampu penerangan instrumen serta papan
petunjuk seperti pintu darurat, pintu keluar dan penerangan yang
dianggap sangat penting lainnya tetap dalam keadaan menyala. Sumber
listrik untuk penerangan darurat diambil dari battery.

12
3.3 Reading Light
Individual Passenger Reading Light dipasang di Passenger Service
Unit (PSU) di atas di setiap kursi dan Attendant Service Units (ASU) di atas
setiap stasiun petugas.
Switch terletak berdekatan dengan Reading Light memungkinkan
penumpang untuk mengubah Reading Light mereka on atau off. Setiap
Reading Light terdiri dari sebuah lampu pijar yang dipasang di bagian
reflektor bergerak yang menyediakan arah pencahayaan.
Listrik dipasok oleh bus 28 Volt DC 1 dan 2. Circuit Breakers pada
panel P18-3 menghubungkan daya listrik ke Reading Light penumpang kiri
dan kanan. Cara menyalakan Reading Light yaitu dengan cara menekan
tombol push button. Daya/tegangan diperoleh dari Circuit Breaker panel P
18 pusat kontrol beban, yaitu :
1. Kontrol sebelah kanan (right power) sebesar 115 V AC ground service
bus.
2. Kontrol sebelah kiri (left power) sebesar 115 V AC ground service bus.

3.4 Passenger Compartment Lighting


Passenger Compartment Lighting berfungsi untuk memberikan
penerangan ke seluruh penumpang di kabin, juga meliputi penerangan untuk
Entryways, Information Lights For Passenger And Attendant, Reading
Light, Galleys dan Lavatories.
Instalasinya terdapat sistem-sistem yang berhubungan langsung
dengan penumpang, yang dipergunakan untuk kenyamanan penumpang.
beberapa lampu dapat dinyalakan sendiri oleh penumpang.
Kontrol penerangan Passenger Cabin dari Forward dan AFT Attendant
Panel yaitu Entry, Window, Ceiling, Work, Emergency (hanya AFT).
Lokasinya P13 Forward Attendant Panel Pada dinding Forward Lavatory
dan P14 AFT Attendant Panel pada dinding AFT Lavatory.

13
3.5 Description Fungtion Lighting
Setiap penerangan di Passenger Cabin memilki data untuk Light
Interface Adress dan Light Color. Configuration Database (CDB) untuk
mengatur Light Interface Adress. Lighting Database (LDB) berfungsi
mengatur warna lampu, Ketika anda menyentuh tombol ACP ke LRU pada
ACP Maintenance Display, tombol mengubah ke warna biru dan ACP
mengirimkan data sinyal ke CDB dan LDB ke setiap Port. Bersamaan
dengan setiap Port, setiap Light Assy menerima sinyal, kemudian
mengirimkan sinyal ke Light Assy selanjutnya. Ketika operasi ini selesai,
tombol ACP ke LRU mengubah warna itu kembali ke warna hitam biasa
dan yang akan terjadi adalah :
1. Cove Lights, Ceiling Wash Lights dan Window Lights diubah ke warna
hijau.
2. Direct Lights, Ceiling Bin Lights, dan COS Light (Jika terpasang)
diubah ke warna oranye.
Lamp Test Button pada ACP Maintenance Display akan menyalakan
semua penerangan Passenger Cabin, Ketika anda menyentuh Button Lamp
Test, tombol tersebut menyalakan ke warna biru dan semua penerangan
Passenger Cabin akan menyala.
Ketika Anda menyentuh Button Lamp Test mengubah ke warna hitam
biasa. ACP memilki kapabilitas untuk memilih Custom atau Standar
Lighting Scenes. Lighting Scenes akan menjadi Customized, dengan
pengecualian pada White Bright Scene dan Uploaded ACP menggunakan
alat Configurasi Database Generator (CDG). CDG bisa digunakan sebagai
Generate New Scene Database, Tailor Operator Logos, atau membuat
Maintenance Passwords.

14
3.6 Klasifikasi Passenger Compartment Lighting

Gambar 1 Klasifikasi Passenger Compartment Lighting.

Passenger Compartment Lighting dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu :

1. Passsenger Cabin Illumination


Fluorescent Light dipasang di langit-langit dan Sidewall panel di seluruh
penumpang kabin. Passenger Cabin Illumination terdiri dari beberapa
sumber, yaitu :

A. Ceiling Lights
Ceiling Lights berfungsi untuk memberikan penerangan pada
penumpang dari atas. Ceiling Lights terdiri dari lampu neon dan
lampu pijar yang ditempatkan dengan instalasi permanen pada
lengkungan Panel Ceiling. Penerangan area umum, fluorescent light
menyediakan salah satu dari 2 Dim atau Bright dan lampu pijar yang
digunakan untuk penerangan malam atau penerangan Cabin
(Standby) jika terjadi kehilangan daya dari lampu ceiling. 115 V AC
daya listrik lampu ini berasal dari kontrol beban panel pusat P18.

15
Lampu dikontrol oleh saklar 4 posisi yang terletak pada AFT Galley
Attendants Panel, yaitu : Night, Dim, Bright, Off.
Ada dua tipe dari Ceiling Lights yaitu : Bin Lights dan
Recessed Lights. Bin Ceiling Lights terdiri dari perakitan
Fluorescent Light dan Incandescent Light. Recesed Light terdiri dari
Fluorescent Light. Kedua tipe dari Ceiling Lights menggunakan tipe
perakitan Ballast yang sama. Ceiling Lights menggunakan perakitan
LED Light, perakitan LED Lights memiliki processor, Power
Supply, Transceivers dan LED Lights.
Yang termasuk Ceiling Lights adalah :
1. Ceiling center overhead stowage (COS) lights (jika terpasang)
2. Ceiling bin lights
3. Ceiling wash lights
4. Cove Lights
5. Direct Lights.

Gambar 2 Rangkaian Listrik Ceiling Lights

a) Functional Description
Lima posisi Rotary Selector pada Attendant Panel depan
berfungsi untuk mengkontrol Ceiling Lights. Ada lima posisi
pada switch yaitu, Off, Night, Dim, Med, dan Bright. Ketika

16
anda memindahkan Attendant Selector ke posisi Dim, Med, atau
Bright. Maka yang akan terjadi :
1. Ceiling Lights Relay R120 Energizes
2. 115 Volt AC mengalir ke Ceiling Lights Ballas Assy.
3. Electrical Ground memberikan petunjuk ke Ceiling Lights
Ballast Assy.
Logic Circuit pada Ceiling Lights Ballast Assy menggunakan
input sinyal yang berfungsi untuk mengatur level penerangan.
Ketika anda memindahkan Attendant Switch ke posisi Night, 28
Volt AC memberikan daya listrik ke Night Lights. Attendant
Control Panel (ACP) akan mengontrol intensitas dan warna dari
Ceiling Lights. Ketika anda mengatur Switch untuk keperluan di
Cabin pada Panel P5-13. Maka yang terjadi :
1. Light relays R120, R394, dan R427 energize.
2. 115V AC ke light internal power supply.
Ketika anda menyentuh Scene Button di atas Passenger
Service Area pada ACP Lighting display, ACP akan
mengirimkan sinyal intensitas dan warna ke Ceiling Lights.
Ceiling Lights ini akan mengubah intensitas dan warna ke
kondisi awal yaitu, Cove Lights dan Ceiling Wash Lights.
Warna pada Ceiling Lights ini tidak berubah, Ceiling Lights ini
mengubah intensitas ke kondisi awal yaitu, Direct lights, Ceiling
bin lights, dan Ceiling Center Overhead Stowage (COS) lights
(jika terinstal). Ketika anda menyentuh tombol Off, hanya
Internal LED Ceiling Lights yang mati. Ceiling Light Internal
Power Supply tetap terhubung dengan 115 V AC. Switch yang
terletak pada AFT Galley Attendant Panel adalah :
1. Night : Menghidupkan beberapa lampu pijar untuk
penerangan tingkat rendah.
2. Dim : Menghidupkan semua lampu neon ceiling pada
mode samar samar.
3. Bright : Menghidupkan semua lampu neon ceiling pada

17
mode terang.
4. Off : Semua lampu akan padam.

B. Night Lights
Lampu ini berfungsi untuk memberikan penerangan redup
(DIM) dari atas, dan tidak di pasang di setiap titik Ceiling Lights.
Daya/tegangan yang diperlukan yaitu 28 Volt DC dan untuk
menyalakan lampu tersebut dapat dilakukan dengan memindahkan
Ceiling Lights Control ke posisi Night.

C. Window Reveal (Side Wall) Lights


Window Lights berfungsi untuk memberikan penerangan di
dekat jendela, yang menggunakan lampu neon dan dipasang pada
panel Sidewall setiap di atas window. Lampu ini di kontrol oleh
sakelar tiga posisi (ON, OFF, DIM) yang terletak pada panel
Attendant depan, daya yangdiperlukan sebesar 115 Volt AC (Ground
Service Bus) yaitu daya tunggal pesawat. Ballast untuk lampu ini
terletak pada bagian belakang panel Passenger Service Unit, yang
mana beberapa Ballast mempunyai Fuse yang bisa diganti dari luar.
Window Lights mempunyai beberapa komponen yaitu,Ballast
assembly (on every other lamp support), Fluorescent lamp tube, dan
Lens.

Gambar 3 Rangkaian Listrik Window Lights.

18
a) Functional Description
Ketika anda mengatur Window Light Control Switch ke
posisi DIM atau Bright, ini yang akan terjadi :
1. Window Lights relay R427 Energizes.
2. 115 VAC mengalir ke Ballast Assy.
Pada posisi DIM, Electrical Ground mengalir ke Ballast Assy
untuk mengoperasikan mode DIM. Pada posisi Bright terbuka
discrete yang mengalir ke Ballast assy untuk mengoperasikan
mode Bright. Attendant Control Panel (ACP) mengontrol
intensitas dan warna Window Lights. Ketika anda mengatur
Cabin atau Utility switch pada panel P5-13 ke posisi ON. maka
ini yang akam terjadi :
1. Relay R427 energizes.
2. 115V AC mengalir ke Window Light Internal Power Supply.
Ketika anda menyentuh Scene Button di atas Passenger Service
Area Section pada ACP Lighting Display, maka ACP akan
mengirimkan sinyal intensitas dan warna ke Window Lights.
Intensitas dan warna Window Lights dapat dirubah ke kondisi
awal. Ketika anda menyentuh tombol Off, hanya Internal LED
Window Lights yang akan mati. Window Light Internal Power
Supply tetap terhubung dengan 115 VAC.

2. Reading Light
Reading Lights dalam kelompok dua atau tiga. Reading Light
tersebut dipasang di Passenger Service Unit (PSU) dan Attendant
Service Units (ASU). Switch yang terletak berdekatan dengan lampu
baca yang sesuai pada PSU dan ASU. Reading Lights memberikan
penerangan untuk setiap kursi penumpang. Reading Lights meiliki
beberapa komponen yaitu, Bezel/lens Retainer, Lens, Lamp.

19
Gambar 4. Bagian Bagian Reading Light

Gambar 5 Bagian Bagian Reading Light.

a) Mengoperasikan Reading Light


Untuk mengoperasikan Reading Light, gunakan switch pada
Passenger Service Unit (PSU). Kemudian gunakan Bezel untuk
menyesuaikan arah cahaya yang anda inginkan. Anda bisa gunakan
Lever untuk mengunci atau tidak mengunci lampu pada posisinya.

20
Untuk mengunci atau tidak mengunci Reading Light lakukan
langkah – langkah berikut :
1. Atur lampu pada posisi yang benar.
2. Turunkan PSU.
3. Pindahkan Lever untuk mengunci atau tidak mengunci jika itu
diperlukan.
Untuk mengoperasikan Reading Light, gunakan Switch pada
Passenger service Unit (PSU). Kemudian sesuaikan arah cahaya
lampu, jika diperlukan anda bisa gunakan Lever untuk mengunci
atau tidak mengunci lampu pada posisinya. Untuk mengunci atau
tidak mengunci Reading Light lakukan langkah langkah berikut :
1. Turunkan PSU.
2. Pindahkan Lever untuk mengunci atau tidak mengunci jika itu
diperlukan.

Gambar 6. Rangkaian Listrik Reading Light.

Gambar 7 Rangkaian Listrik Reading Light.

21
1) Functional Description
Bersamaan mendorong fungsi Reading Light menekan Switch
pada PSU untuk menghubungkan 28 Volt AC ke Reading Light.
Lampu tersebut berada pada rangkaian Paralel. Kerusakan pada
satu lampu tidak akan berpengaruh pada lampu lainnya.

2) Training Information Point


Tidak perlu menurunkan PSU jika akan mengganti lampu.
PERHATIAN : LAMPU TERDIRI DARI HALOGEN.
GUNAKAN SARUNG TANGAN KAIN ATAU LINT FREE
CLOTH SELAMA OPERASI PENGGANTIAN LAMPU.
MENYENTUH LAMPU DENGAN TANGAN LANGSUNG
AKAN MENGURANGI MASA PAKAI LAMPU TERSEBUT.

a. Reading Light – Adjustment And Test

1. Umum
a) Jika reading light memiliki lensa melingkar, Anda dapat
mengizinkan penumpang dan petugas untuk menyesuaikan
arah sinar. Anda juga dapat menyesuaikan dan mengunci
reading light di posisinya. Penumpang dan petugas tidak
dapat mengubah arah sinar saat reading light terkunci.
b) Jika reading light memiliki lensa persegi panjang, Anda dapat
menyesuaikan kemana sinar menunjuk. Penumpang dan
petugas tidak dapat menyesuaikan reading light untuk
mengubah arah pencahayaan.
c) Anda dapat mengizinkan penumpang dan petugas untuk
menyesuaikan arah sinar. Anda juga dapat menyesuaikan dan
mengunci lampu baca di posisinya. Penumpang dan petugas
tidak bisa mengubah arah sinar saat reading light terkunci.

22
Gambar 8 Reading Light Beam Adjusment.

Gambar 9. Reading Light Beam Adjusment.

23
Gambar 10 Reading Light Beam Adjusment.
2. Location Zones
Zona 200, Area : Bagian atas Fuselage
3. Procedure
a) Mengatur lampu baca.
1) Pastikan daya listrik dipasok ke pesawat (Supply Electrical
Power)
2) Jika reading light padam, atur switch pada posisi on.
3) Periksa arah cahaya lampu.
CATATAN : Penyesuaian yang benar dari lampu baca adalah
dalam arah yang memberikan yang terbaik pencahayaan bagi
seseorang untuk membaca buku. Penyesuaian ini adalah di
sekitar pusat tepi depan kursi.
4) Hilangkan daya listrik dari lampu.
(a) Buka circuit breakers yang berlaku dan memasang tag
keamanan

24
(b) Buka unit pelayanan penumpang (PSU) untuk
mendapatkan akses ke belakang lampu baca (Layanan
Penumpang Unit (PSU)
(c) Reading Light Dengan Lensa Melingkar Menyesuaikan
arah sinar :
(1) Gunakan tuas untuk melepaskan unit reading light.
(2) Pindahkan unit lensa sampai reading light dalam
posisi yang benar.
(3) Gunakan tuas untuk mengunci reading light di
posisinya.
5) Reading Light Dengan Lensa Persegi Panjang
Untuk menyesuaikan arah sinar :
(a) Kendurkan dua nuts penyesuaian di tepi reflektor.
(b) Pindahkan reflektor sampai lampu membaca dalam
posisi yang benar.
(c) Kencangkan screw penyesuaian.
6) Sesuaikan arah sinar
(a) Gunakan tool untuk melepaskan perakitan lampu baca.
(b) Pindahkan unit lensa sampai reading light dalam posisi
yang aman dan benar.
(c) Gunakan tool untuk mengunci lampu baca di posisinya.
7) Tutup Unit PSU (Passenger Service (PSU)

b. Pengujian penyesuaian sinar.


1. Lepaskan safety tag dan tutup circuit breakers yang berlaku
2. Pastikan cahaya membaca disesuaikan untuk memberikan
pencahayaan terbaik kepada penumpang untuk membaca buku.
CATATAN : pencahayaan terbaik kepada penumpang untuk
membaca buku di sekitar pusat tepi depan kursi.
3. Atur switch pada posisi biasa.
4. Nonaktifkan daya listrik jika tidak terpakai.

25
3. Passenger Signs
Passenger Sign Lights adalah lampu yang memberikan informasi
ke pada semua penumpang selama penerbangan. Yang menggunakan
Incandescent Light pada Galley dan LED Light pada lokasi lain. Yaitu,
NO SMOKING, FASTEN YOUR SEAT BELT WHILE SEATED, dan
RETURN TO SEAT, pemasangan lampu terletak pada setiap bagian
luar PSU , Lavatory Area, dan Attendants Panel. Tanda NO SMOKING
dan FASTEN YOUR SEAT BELT WHILE SEATED berada di lokasi
Passenger service units (PSU), Forward left windscreen, Galley, dan
Lavatories. Sementara RETURN TO SEAT berada di Lavatories.

Gambar 11 Rangkaian Listrik Passenger Signs.

26
Gambar 12 Rangkaian Listrik Passenger Signs

1) Functional Description
Daya yang diperlukan adalah 28 Volt AC yang berasal dari Transfer
Bus (P18- 3). Passenger sign dikendalikan oleh switch di tengah
panel P5, dengan posisi pada AUTO, ketika Flaps turun, tanda
FASTEN YOUR SEAT BELT WHILE SEATED dan Return To
SEAT otomatis menyala. Ketika tuas Landing Gear di tempatkan di
posisi bawah, tanda FASTEN YOUR SEAT BELT WHILE
SEATED dan RETURN TO SEAT menyala. Ketika lampu NO
SMOKING dan FASTEN SEAT BELT diberi energi, nada rendah
terdengar melalui Passenger Address System. Posisi ON atau OFF
bisa dipilih setiap saat.

27
2) Mengoperasikan Passenger Sign
Tiga posisi Switch panel P5 Forward Overhead berfungsi untuk
mengontrol Passenger Sign. Switch ini adalah Switch FASTEN
YOUR SEAT BELT WHILE SEATED. Ketika Switch ini ada pada
posisi ON, semua Passenger Sign menyala. CATATAN : Switch NO
SMOKING pada panel P5 Forward Overhead tidak berpengaruh
pada lampu NO SMOKING. Tanda No Smoking menyala ketika
daya listrik ada..
(a) No Smoking
Berfungsi untuk memberikan informasi kepada penumpang
dan crew untuk tidak merokok pada saat lampu dinyalakan.
Lampu yang digunakan adalah lampu pijar yang jumlahnya dua
buah, dan di tempatkan pada satu modul dengan Fasten Seat Belt
Sign Lights.

(b) Fasten Your Seat Belt While Seated


Berfungsi untuk memberikan informasi ke pada penumpang
untuk menggunakan sabuk pengaman, pada saat pesawat akan
take off dan landing. Lampu yang digunakan adalah lampu pijar
yang jumlahnya tiga buah, yang ditempatkan satu modul dengan
No Smoking Sign.

(c) Return To Seat


Tanda return to seat terdapat pada setiap Lavatory, lampu
tersebut akan menyala apabila lampu Fasten Seat Belt Sign
menyala. Lampu tersebut di kontrol oleh sakelar tiga posisi yang
ada pada panel overhead (P5) dan oleh switch Flap pada Main
Wheel Well sebelah kanan dan switch tuas Landing Gear pada
panel instrument. Dengan switch kotak pada posisi Auto, jika
Flap dibawah, tanda Seat Belt akan menyala dan jika Landing
Gear dibawah maka tanda No Smoking dan Return To Seat di

28
operasikan maka akan timbul bunyi denting nada rendah melalui
Passenger Call System
4. Passenger Call Lights
a. Deskripsi
Lampu ini berfungsi untuk memberikan tanda kepada petugas
bahwa ada penumpang yang memanggilnya atau membutuhkan
pertolongan. Sistem panggilan penumpang terdiri dari Lavatory Call
Lights. Lampu panggilan penumpang dipasang dekat setiap stasiun
petugas. Mereka diaktifkan oleh switch panggilan pada setiap PSU
dan Lavatory. Switchnya terdapat pada setiap PSU dan di dalam
setiap Lavatory. Dengan menekan tombol call, suara denting nada
tinggi akan terdengar melalui System Passenger Address dan akan
menyalakan lampu yang ada dibelakang tombol, dan ada 2 lampu
biru master call akan menyala yang di depan dan dibelakang, di
bawah Ceiling. Lampu terdiri dari Incandescent, ada beberapa cover
lensa untuk lampu, lensa cover terdiri dari warna biru, merah muda
dan amber. Lampu di bawah cover berwarna biru menyala ketika
penumpang menekan Switch Passenger Call pada PSU. Lampu di
bawah cover berwarna amber menyala ketika penumpang menekan
Switch Call di Lavatory. Dan lampu di bawah cover berwarna merah
muda menyala ketika Crew member memanggil Crew member yang
lainnya.

29
Gambar 13 Rangkaian listrik Passenger Calls.

1) Functional Description Passenger Call


Ketika anda menekan tombol Attendant Call pada Passenger Service
Unit (PSU), Control Circuit menyebabkan indikasi ini yang terjadi :
(a) Lampu dibawah cover lensa biru pada lokasi Forward atau AFT
exit
(b) Bunyi suara yang kencang
(c) PSU Call Lights
Jika anda menekan switch Call Lights atau Reset Control Circuit
akan mati. Dua posisi Switch Passenger Call Light pada PSU
mengontrol tanda Exit. Anda bisa mengatur Switch ini di PSU.

30
2) Functional Description Lavatory Call
Ketika anda mengoperasikan lampu Lavatory Push-On, Push-Off, 28
Volt DC ini yang akan terjadi :
(a) Relay R1 Energizes dan Latches.
(b) Bunyi suara yang kencang .
(c) Lampu dibawah cover lensa Amber pada Forward atau AFT exit
locator.
Ketika anda menekan tombol reset, anda memutuskan 28 Volt DC
dari Relay R1 dan menghentikan semua indikasi.

5. Lavatory Lights
a. Deskripsi
Lavatory Lights dan Sign berfungsi memberikan penerangan dan
indikasi ke penumpang ketika di Lavatory. Lavatory yang diterangi
dengan Dome lights di langit langit, dan Fluorescent Lights yang
berdekatan dengan cermin, yang mempunyai Ballast Assy dan
sebuah Electrical Connector.
Lavatory Lights ada di tempat ini :
1) Lavatory Lights berada di cermin
2) Lavatory Light Ballast Assy menyala pada panel PSU Ceiling
Lavatory
3) Door switch berada di Door Frame.

31
Gambar 13 Rangkaian listrik Lavatory Lights dan Lavatory Signs.

1) Functional Description
Light Ballast akan mendapatkan daya listrik ketika Door Switch
Tertutup. Ketika Door Switch terbuka, Ballast tidak mendapatakan
daya listrik. Daya listrik untuk Lavatory Light dari Bus Ground
Service sebesar 115 Volt AC. Daya listrik untuk Lavatory
Auxiliary LED Lights atau lampu pijar dari Bus 1 Sect 1 sebesar
28 Volt DC. Anda dapat mengoperasikan Fluorescent Mirror
Lights di Lavatory dari Door Switch. Light Ballast akan
mendapatkan daya listrik ketika Door Switch tertutup dan tidak
akan mendapat daya listrik ketika Door Switch terbuka. Lavatory
Auxiliary LED Lights atau lampu pijar menyala ketika 28 Volt
DC Bus 1 Sect 1 mendapatkan daya listrik.

32
b. Macam macam Lavatory Lights
Lavatory lights terdiri dari :

1) Lavatory Dome Lights


Dome lights adalah lampu penerangan yang menyala terus
menerus selama diberi tenaga listrik sebesar 28 Volt AC, lampu
tersebut menyala secara otomatis ketika tenaga listrik disuplai.
Lampu dipasang dalam ceiling, dan menggunakan lampu pijar.
2) Lavatory Mirror Lights
Lavatory Mirror Lights berfungsi sebagai lampu penerangan
umum dengan menggunakan lampu neon yang berada di dekat
cermin lavatory. Lampu ini terdiri dari dua buah lampu neon, dan
juga lampu pijar sehingga tidak perlu dipasang lagi dome lights.

6. Lavatory Occupied Lights


a. Deskripsi
Lampu ini berfungsi untuk memberitahukan kepada penumpang
bahwa lavatory sedang terpakai atau tidak. Lavatory Occupied Light
(OCC) Light akan menyala ketika pintu Lavatory terkunci dan
mentransfer daya listrik 28 Volt AC bus 1.
1) Bagian Depan
Apabila pintu lavatory terutup dan terkunci dari dalam maka
akan menyala, dan apabila pintu lavatory terbuka atau tidak
terkunci maka Occupied Sign Lign akan mati yang menandakan
bahwa lavatory tidak terpakai.
2) Bagian Belakang
Terdapat dua buah lavatory pada bagian belakang, oleh karena itu
Lavatory Occupied Lign akan menyala apabila kedua pintu
lavatory tertutup dan dikunci dari dalam. Sedangkan apabila
salah satu pintu lavatory terbuka, maka lavatory Occupied Sign
akan mati yang menadakan bahwa lavatory tidak terpakai, lampu

33
tersebut dipasang pada dinding luar Lavatory, atau pada Ceiling
di dekat setiap Lavatory.

7. Galley Light
a. Deskripsi
Galley Lights adalah sebuah sistem penerangan yang
menggunakan lampu neon, berfungsi untuk menerangi setiap area
Galley, dan dipasang pada panel Ceiling. Diterangi dengan
Fluorescent Light di langit langit panel setiap area Galley.
Pada Galley Lights terdapat komponen ini :
a) Fluorescent lamp
b) Lens
c) Housing
d) Ballast.

Gambar 14 Rangkaian listrik Galley Lights.

34
1) Functional Description
Ketika Galley Light Switch di pindahkan dari posisi Off, Logic
Circuits di Ballast Assy mengatur kondisi ini :
(a) Continuity antara CONTROL dan DIM menyebabkan mode
DIM.
(b) Continuity antara CONTROL dan OFF menyebabkan mode
OFF.
(c) Tidak ada Continuity antara CONTROL dan salah satunya
DIM atau OFF menyebabkan mode Bright.

8. Passenger Load Lights


Batas ambang pintu dan daerah masuk, Attendant Work Area dan
Airstair (jika terpasang) diterangi dengan lampu pijar dan fluorescent
light yang cerah.
Passenger Load Lights dibagi menjadi :

a. Entry Lights
Entry Lights berfungsi untuk memberikan penerangan pada
daerah pintu masuk, lampu tersebut dipasang pada Ceiling lorong
antara pintu penumpang dan pintu petugas. Lampu tersebut ada dua
yaitu pada bagian depan dan belakang pintu masuk. Entry lights
terdiri dari lampu neon yang beroperasi pada tegangan 115 Volt AC
dan lampu pijar yang beroperasi pada tegangan 28 Volt AC. Lampu
neon di kontrol oleh sakelar putar dengan tiga posisi, yaitu Off, Dim,
Bright, sedangkan lampu pijar tidak di kontrol oleh sakelar. Lampu
pijar ini menyala secar otomatis ketika ada power yang berasal dari
luar untuk keperluan perbaikan, lampu ini menyala redup (dim).
Entry Lights terdiri dari Fluorescent Light, yang memilki
komponen lamp, lens, Bezel, dan Ballast. Entry Light memilki Direct
Entry Lights dan Dim Entry Lights. Direct Entry Lights
menggunakan lampu LED Assy. Light Assy memilki sebuah

35
Processor, Power Supply, Transceivers, dan lampu LED, serta Dim
Entry Light adalah lampu LED Assy.

Gambar 15 Rangkaian listrik Entry Lights.

1) Mengoperasikan Entry Lights


Anda menggunakan tiga posisi Rotary Switch untuk
mengontrol Entry Lights. Switch ini berada di P13 Forward
Attendant Panel. Ini adalah posisi dan untuk mengoperasikan
Switch :
(a) Off, semua lampu mati kecuali yang mendapatkan dari
External Power.
(b) Dim, lampu menyala redup.
(c) Bright, lampu menyala terang dan Thereshold menyala.
Dengan mendapatkan External Power, Dim Incandescent Entry
Light menyala.

36
2) Functional Description
Ketika anda memindahkan Switch dari posisi Off, 115 Volt
AC dari Ground Service Bus mengalir ke Ballast Assy Entry
Light. Ballast Assy akan menyuplai ke Control Logic untuk
mengoperasikan mode Off, Dim atau Bright. Sebuah Control
Sinyal dari Ballast mengalir ke Rotary Switch untuk mengatur
mode. Ketika anda mengatur switch untuk keperluan Cabin pada
Panel P5-13 ke posisi ON, ini yang akan terjadi :
(a) Relay R427 energizes.
(b) 115 Volt AC mengalir ke Light Internal Power Supply.
Ketika anda menyentuh tombol White Bright atau White
Medium dibawah Forward Entry Area Section Pada ACP
Lighting Display, ACP mengirimkan intensitas sinya ke Direct
Entry Light. Direct Entry Light mengubah intensitas ke kondisi
awal. Ketika anda menyentuh tombol White Bright atau White
Medium di bawah AFT Entry Area Section Pada ACP Lighting
Display, ACP mengirimkan intensitas sinya ke Direct Entry
Light. Direct Entry Light mengubah intensitas ke kondisi awal.
Ketika anda menyentuh tombol Off, hanya lampu penerangan
LED internal yang mati. Light Internal Power Supply tetap
terhubung dengan 115 V AC.

b. Thereshold And Attendant Work Lights


Threshold Lights berfungsi untuk menerangi area masuk di
depan pintu penumpang, yang dipasang pada ceiling diatas pintu dan
berupa lampu pijar yang beroperasi pada tegangan 28 Volt AC.
Sedangkan Attendant Wor Lights berfungsi untuk menerangi
setiap area kerja Attendant, lampu tersebut dipasang berdampingan
dengan Entry Lights. Ada satu Work Light untuk setiap Attendant
Station. Attendant Work Light terdiri dari Incandescent. Attendant
Work Lights memiliki sebuah lensa dan sebuah lampu.

37
Gambar 16 Rangkaian listrik Attendant Work Lights.

1) Functional Description :
Ketika anda mengarahkan Switch Attendant Work Lights
ke posisi ON, 28 VAC dari Ground Service Bus menyebabkan
lampu pada Switch dan Attendant Work Light menyala.

38
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Setelah penulis melaksanakan On The Job Training di PT. GMF AeroAsia
dan membuat laporan ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. On The Job Training ini dapat memperluas dan menambah wawasan bagi
siswa/siswi dalam pendidikan di dunia kerja dan On The Job Training ini
dilaksanakan untuk menambah suatu gambaran dalam menjalani pekerjaan
di dalam dunia kerja.
2. On The Job Training ini dilaksanakan untuk menambah keterampilan
siswa/siswi dalam setiap praktek dan menerapkan teori teori yang didapat
di sekolah pada objeknya.
3. Untuk mengatasi segala permasalahan yang ada, diperlukan tenaga yang
handal, yang dapat mengatasi segala bentuk permasalahan yang berkaitan
dengan dunia kerja.
4. Lighting system pada pesawat ada 3, yaitu Interior Lighting, Exterior
Lighting dan Emergency Lighting.
5. Penerangan di pesawat dibagi menjadi dua, yaitu penerangan luar pesawat
dan penerangan di dalam pesawat.e Penerangan di dalam pesawat
meliputi, penerangan di Cockpit, penerangan untuk penumpang di Cabin,
penerangan untuk Lavatory, Galley, dan Cargo serta penerangan darurat
(Emergency Lighting).
6. Passenger Compartment Lighting memberikan penerangan ke seluruh
penumpang di Cabin. Terdiri dari Ceiling Lights, Window Lights dan
Night Lights. Dan juga penerangan untuk Lavatory dan Galley, serta
Passenger Sign.
7. Reading Light tereletak di atas setiap seat penumpang pada Passenger
Service Unit (PSU). Reading Light terdiri dari beberapa komponen
berikut, Bezel/Lens Retainer, Lensa, dan Lampu.

39
8. Kegiatan yang dilakukan selama melaksanakan Praktek Kerja Lapangan
memberikan banyak pengetahuan tentang proses Removal dan Installation
komponen pesawat.

4.2 Saran
Pada kesempatan kali ini penulis akan menyampaikan beberapa saran
kepada pihak industri dan pihak sekolah yang sekiranya dapat dijadikan
sebagai bahan pertimbangan guna kemajuan di masa mendatang.

1. Saran Untuk Pihak Industri


a. Pelaksanaan On The Job Training ini akan lebih terarah apabila
disusun jadwal yang harus dikerjakan oleh siswa/siswi selama
melaksanakan On The Job Training.
b. Pembimbing agar lebih memperhatikan peserta On The Job Training.

2. Saran untuk pihak sekolah


a. Pihak sekolah agar dapat memantau kegiatan siswa/siswi yang sedang
melaksanakan PKL secara intensif sehingga segala kesulitan yang
timbul dapat mudah diselesaikan.
b. Pihak sekolah agar lebih mempersiapkan hal hal yang diperlukan
siswa/siswi selama melaksanakan On The Job Training, sepeti
membuatkan format dan buku panduan membuat laporan. Agar
siswa/siswi bisa membuat laporan lebih terarah.

40
Daftar Pustaka

 Aircraft Maintenance Manual. Chapter 33. Lighting


 http://www.tabloiddiplomasi.org/previous-isuue/170-april-2012/1386
keunggulan-dan-reputasi-gmf-aeroasia-bertaraf-internasional.html.
 http://www.gmf-aeroasia.co.id/

41

Anda mungkin juga menyukai