Penulis:
Syafrida Hafni Sahir, Mardia, Nina Mistriani, Ovi Hamidah Sari
Idah Kusuma Dewi, Bonaraja Purba, Andriasan Sudarso
Liharman Saragih, Hengki Mangiring Parulian Simarmata
Risma Nurhaini Munthe, Dyah Gandasari, I Made Murdana
Penerbit
Yayasan Kita Menulis
Web: kitamenulis.id
e-mail: press@kitamenulis.id
WA: 0821-6453-7176
Syafrida Hafni Sahir, dkk.
Dasar-Dasar Pemasaran
Yayasan Kita Menulis, 2021
Xiv; 188 hlm; 16 x 23 cm
ISBN: 978-623-6840-57-3
Cetakan 1, Februari 2021
I. Dasar-Dasar Pemasaran
II. Yayasan Kita Menulis
Puji Syukur dan terimakasih bagi Tuhan yang Maha Kuasa atas berkat
dan rahmatNya yang telah dilimpahkanNya, sehingga kami penulis dapat
menyelesaikan buku yang berjudul Dasar-Dasar Pemasaran. Adapun
tujuan disusunnya buku ini, untuk membantu para pembaca, memahami
bahwa Pemasaran merupakan komponen yang sangat penting dalam
kelangsungan produksi perusahaan masa sekarang dan masa yang akan
datang. Buku ini berisi materi yang dapat digunakan baik oleh tenaga
pengajar maupun mahasiswa, serta para pembaca umumnya untuk
menambah wawasan berpikir dan ilmu yang berkenaan dengan Bidang
Ilmu Manajemen Pemasaran.
Buku ini dapat tersusun karena adanya suatu kolaborasi dari beberapa
penulis yang berasal dari berbagai perguruan tinggi baik negeri maupun
swasta sebagai pelaksanakan amanah Tri Dharma Perguruan Tinggi.
vi Dasar-Dasar Pemasaran
Penulis
Daftar Isi
Bab 10 Positioning
10.1 Pendahuluan............................................................................................... 119
10.2 Kriteria dan Tujuan Positioning ............................................................... 121
10.2.1 Kriteria Penentuan Positioning .................................................... 121
10.2.2 Tujuan Positioning ......................................................................... 122
10.3 Prosedur Positioning ................................................................................. 123
10.4 Strategi Positioning ................................................................................... 125
10.4.1 Positioning berdasarkan Atribut.................................................... 125
10.4.2 Positioning berdasarkan Manfaat.................................................. 126
10.4.3 Positioning berdasarkan Penerapan dan Penggunaan ................. 127
10.4.4 Positioning berdasarkan Pemakai ................................................. 127
x Dasar-Dasar Pemasaran
Tabel 7.1: Peringkat Pelanggan Pesaing pada Faktor Kunci Sukses ............78
Tabel 7.2: Struktur Pasar Hipotetis..................................................................79
Tabel 11.1: Hubungan antara Kondisi Saluran dan Aspek Komunikasi ......136
Tabel 11.2: Platform Bauran Komunikasi Pemasaran...................................137
Tabel 12.1: Deskripsi definisi Harga ...............................................................145
xiv Dasar-Dasar Pemasaran
Bab 1
Konsep Pemasaran
1.1 Pendahuluan
Pemasaran pada dasarnya merupakan konsep ilmu dalam menjalankan bisnis
menetapkan strategi dengan tujuan memberikan kepuasan yang berkelanjutan
kepada pelanggan, karyawan dan pemegang saham (stakeholder). Konsep
pemasaran sebagai ilmu tentu dapat dipelajari dan merupakan pengetahuan
yang objektif dengan menggunakan instrumen instrumen tertentu yang dapat
digunakan untuk mengukur kinerja dari kegiatan bisnis yang tujuannya adalah
untuk memberikan keuntungan jangka panjang bagi produsen dan konsumen.
Saat ini tentu pemasaran yang dilakukan sudah berubah dari pemasaran
tradisional menjadi pemasaran modern. Pemasaran modern adalah
kemampuan untuk memanfaatkan seluruh kemampuan bisnis untuk
memberikan pengalaman terbaik bagi pelanggan dan dengan demikian
mendorong pertumbuhan (Armtrong Sarah, Esber Dianne, Hellerr Jason,
2020)
Untuk mendorong pertumbuhan di era digital, pemasaran perlu memodernisasi
serangkaian kemampuan dan pola pikir tertentu. Memenuhi janji ini
membutuhkan cara pengoperasian yang benar-benar baru. Departemen
pemasaran perlu dikaitkan dengan kecepatan, kolaborasi, dan fokus pelanggan.
Ini bukan tentang mengubah apa yang dilakukan pemasaran dan lebih banyak
2 Dasar-Dasar Pemasaran
Konsep pelanggan inti dan pasar akan terus berkembang sesuai dengan
kemajuan dan perkembangan pasar yang ada. Oleh karena itu berikut ini kita
akan membahas mengenai konsep pemasaran.
Dunia saat ini bergerak dan berubah dengan cepat. Krisis ekonomi
mengakibatkan lingkungan ekonomi tidak menentu, di mana konsumen lebih
berhati-hati dalam membelanjakan uangnya. Booming teknologi di era digital
mengarah pada peningkatan keterhubungan dan informasi. Ini memberi
pemasar cara baru untuk melacak pelanggan dan membuat produk berdasarkan
kebutuhan mereka. Ini membawa cara baru untuk berkomunikasi dan beriklan.
Perubahan paling dramatis dalam teknologi adalah Internet, jaringan komputer
publik yang luas yang menghubungkan semua jenis pengguna di seluruh dunia
satu sama lain dan gudang informasi yang luar biasa besar.
Web 1.0 menghubungkan orang dengan informasi, Web 2.0 menghubungkan
orang dengan orang, dan Web 3.0 yang akan datang menyatukan informasi
dan koneksi orang menjadi pengalaman Internet yang lebih bermanfaat.
Karena globalisasi, perusahaan sekarang terhubung secara global dengan
pelanggan mereka. Saat ini juga melibatkan praktik pemasaran yang lebih
berkelanjutan, yang melibatkan etika perusahaan dan tanggung jawab sosial.
Web 4.0 terjadi di abad 21, yang mengakibatkan perubahan yang sangat besar
di berbagai aspek melalui perpaduan teknologi dan menghilangkan sekat
antara dunia fisik, digitas dan biologi. Revolusi industi ditandai dengan
meningkatnya pemanfaatan teknologi dalam berbagai bidang, seperti robot,
Bab 1 Konsep Pemasaran 9
2.1 Pendahuluan
Frederick Winslow Taylor (1856-1915) dianggap sebagai bapak manajemen
ilmiah. Dia adalah seorang insinyur dan industrialis Amerika. Teori
manajemennya dianggap sebagai hari ketika dia meningkatkan produktivitas.
ekstrim. Taylor menyadari dari pengalamannya bahwa masalah produktivitas
yang sebenarnya berasal dari ketidakpedulian para pekerja dan manajer.
Alasan ketidakpedulian ini adalah karena para manajer dan pekerja tidak
mengetahui apa yang dimaksud dengan "kerja layak setiap hari kerja" dan
"upah layak setiap hari kerja". Menurut dia, produktivitas adalah kunci
penyelesaian upah yang lebih tinggi dan keuntungan yang lebih besar.
Akhirnya, Taylor menerbitkan makalah ilmiah "Principles of Scientific
Management" pada tahun 1911, yang mengungkapkan prinsip-prinsip dasar
sebagai dasar metode manajemen ilmiah (Wijaya and Rifa’i, 2016).
Industrialis Prancis Henry Fayol (Henry Fayol) adalah bapak manajemen
modern. Dia menulis buku manajemen, "Industri dan Administrasi Umum",
terlibat dalam kegiatan manajemen, termasuk: teknologi (produksi),
perdagangan (pembelian, penjualan dan pertukaran), keuangan (mencari
modal dan penggunaan terbaik), kepastian ( Lindungi kekayaan). Akuntansi
dan manajemen (perencanaan, organisasi, kepemimpinan, koordinasi dan
supervisi).
12 Dasar-Dasar Pemasaran
rencana tersebut akan ditinjau dan diperbarui saat diterapkan (Baverstock et al.,
2019)
Untuk mengatur fungsi penjualan dan pemasaran, Anda perlu menemukan
cara untuk secara sistematis mengidentifikasi berbagai opsi yang tersedia,
memilih satu atau lebih opsi, dan merencanakan serta menghitung biaya
aktivitas pemasaran untuk mencapai tujuan Anda. Proses ini dapat
didefinisikan sebagai rencana pemasaran. Dengan kata lain, rencana
pemasaran adalah rencana untuk menggunakan sumber daya pemasaran untuk
mencapai tujuan pemasaran (Budiman and Riyanto, 2013).
Perusahaan menjalani proses manajemen selama proses pengembangan
rencana pemasaran. Di perusahaan kecil dengan hanya satu unit bisnis, proses
ini mungkin informal. Di perusahaan besar dengan organisasi yang lebih
beragam, proses dijalankan secara sistematis. Secara konseptual, proses ini
relatif sederhana. Namun, ketika menerapkan rencana pemasaran, perlu
mempelajari situasinya, merumuskan asumsi dasar, menentukan tujuan mana
yang akan dijual dan kepada siapa, memutuskan bagaimana mencapai tujuan,
dan merencanakan serta mengimplementasikan dana yang dibutuhkan untuk
kegiatan rencana tersebut.
Rencana pemasaran penting untuk setiap operasi bisnis yang dirancang untuk
menyederhanakan pemasaran produk atau layanan. Rencana pemasaran dapat
membantu Anda berpikir jernih dan jelas tentang tujuan Anda dan apa yang
ingin Anda capai. Pada saat yang sama, rencana pemasaran merinci langkah-
langkah dasar yang diperlukan untuk mencapai tujuan dari sekarang hingga
sekarang. Selain itu, manfaat lainnya adalah ketika mempersiapkan dan
mengembangkan rencana pemasaran, itu juga berarti Anda merencanakan
berapa banyak waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap langkah,
dan sumber daya, uang, dan energi apa yang dibutuhkan.
Perencanaan didasarkan pada fakta atau perkiraan pemikiran / prediksi rasional
yang akan didekati dalam persiapan untuk suatu kegiatan / tindakan tertentu,
sehingga dapat dikatakan bahwa perencanaan merupakan bagian dari
rangkaian proses persiapan untuk mencapai tujuan. Perencanaan dianggap
sebagai proses, karena rencana adalah memilih yang terbaik dari berbagai
pilihan untuk mencapai tujuan yang berkelanjutan.Tidak ada rencana akhir,
tetapi selalu ada ruang untuk perbaikan. Oleh karena itu, rencana ini bukanlah
hasil akhir dari banyak keputusan yang saling terkait antara rencana awal dan
rencana selanjutnya. Keputusan perencanaan adalah untuk menjelaskan apa
16 Dasar-Dasar Pemasaran
yang akan dilakukan dan oleh siapa. Pada saat yang sama, perencanaan
merupakan pedoman atau landasan dalam mengambil tindakan yang
merupakan hal yang penting, karena memiliki nilai dan manfaat yang
dirasakan dalam pelaksanaan suatu usaha. Hasil yang tak terhindarkan dari
lingkungan korporat yang kompleks saat ini adalah bahwa perusahaan perlu
mengembangkan rencana jangka pendek dan jangka panjang. Agar dapat
bertahan dan berkembang, perusahaan harus mengetahui jalan ke depan dan
cara mencapai tujuan. Hal ini membutuhkan definisi yang jelas tentang tujuan
yang ingin dicapai, dan serangkaian tindakan yang dirancang dengan cermat
untuk mencapai tujuan tersebut.Tanpa tindakan tersebut, tidak mungkin untuk
menggunakan semua dana (juanda, 2010).
Dalam proses pengembangannya terdapat rencana pemasaran (marketing plan)
Rencanakan fase yang lebih banyak dan lebih terstruktur agar lebih fokus dan
bertarget. Rencana pemasaran adalah rencana sumber daya pemasaran untuk
mencapai tujuan pemasaran. Artinya, rencana pemasaran adalah proses
sistematis dalam merancang dan mengoordinasikan keputusan pemasaran.
Fokus dari rencana pemasaran adalah mengumpulkan informasi, memformat
penyebaran informasi dan struktur pengembangan, dan mengkoordinasikan
tanggapan strategis dan taktis perusahaan (“Menyusun Marketing Plan,”
2554).
Oleh karena itu, rencana pemasaran hanyalah rangkaian kegiatan logis dan
rangkaian kegiatan yang mengarah pada perumusan tujuan pemasaran dan
rencana untuk mencapai tujuan tersebut. Perusahaan biasanya melalui proses
manajemen saat membuat rencana pemasaran. Di perusahaan kecil yang tidak
terdesentralisasi, proses ini biasanya bersifat informal. Dalam organisasi yang
lebih besar dan lebih beragam, proses biasanya sistematis. Secara konseptual,
prosesnya sangat sederhana, yaitu meninjau situasi, membuat beberapa asumsi
dasar, menetapkan sasaran target penjualan dan target penjualan, menentukan
cara mencapai target, serta merencanakan dan memperkirakan biaya
pelaksanaan (McDonald and Wilson, 2011).
Hal ini dapat dilihat dari berbagai perencanaan pemasaran berikut ini:
1. Perencanaan pasar strategis: a) pelanggan yang akan dilayani b)
pesaing yang harus dihadapi c) tren lingkungan yang ada, termasuk
pengaruh sosio-ekonomi, politik dan teknologi di pasar ramalan. d)
Karakteristik pasar yang ada untuk menentukan perubahan dan
interaksinya. e) Karakteristik internal perusahaan digunakan untuk
mengevaluasi kapabilitas sumber daya perusahaan.
2. Perencanaan Strategis Pemasaran Perusahaan Perencanaan ini adalah
rencana jangka panjang Komprehensif dan strategis, telah
merumuskan berbagai strategi dan rencana utama departemen
pemasaran perusahaan, yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu
tertentu untuk mencapai tujuan perusahaan.
3. Perencanaan Strategi pemasaran. Rencana jual produk perusahaan.
Rencana tersebut mencakup strategi pemasaran terintegrasi. Yang
dimaksud bauran pemasaran adalah strategi produk, strategi harga,
strategi distribusi dan strategi promosi. Empat strategi harus
menargetkan pasar sasaran.
4. Perencanaan pemasaran operasional (Pengoperasian). Rencana ini
adalah rencana kegiatan Implementasi di wilayah / wilayah
perdagangan, produk dan pemasaran rinci dalam waktu yang lebih
singkat. Rencana tersebut akan mencakup: a) setiap wilayah, setiap
produk, rencana penjualan bulanan. b) Alokasi atau rencana alokasi.
c) Rencana promosi untuk setiap produk, wilayah dan bulan d)
Rencana pendidikan dan pengembangan tenaga penjualan. e)
Rencana penelitian dan pengembangan pasar. f) Rencana
pengembangan produk. g) Rencanakan kunjungan dan panduan
berlangganan.
5. Perencanaan pemasaran produk baru (merencanakan peluncuran
produk baru). Rencana ini adalah rencana aktif menerapkan
pemasaran produk baru. Rencana tersebut meliputi target pasar,
aktivitas pengujian pasar, peramalan potensi pasar dan estimasi target
penjualan, serta penentuan sumber daya yang dibutuhkan.
22 Dasar-Dasar Pemasaran
Kebanyakan dari rencana jangka panjang ini adalah lima tahun. Tapi akhir-
akhir ini, istilah tiga tahun sering digunakan, bergantung pada sifat pasar
tempat perusahaan beroperasi. Misalnya untuk perusahaan kaca atau kaca,
lima tahun tidaklah terlalu lama mengingat waktu yang dibutuhkan untuk
24 Dasar-Dasar Pemasaran
investasi baru. Sedangkan untuk industri fashion, angka lima tahun mungkin
terlalu panjang. Aturan yang dapat digunakan untuk menentukan jangka waktu
adalah produk harus berada di pasar cukup lama untuk menggantikan investasi
baru terkait produk tersebut. (Mubarak and Mulyana, 2019).
Salah satu tujuan utama dari perencanaan perusahaan adalah memberikan visi
perusahaan jangka panjang melibatkan aspek-aspek berikut: apa yang diwakili
oleh perusahaan, ekspektasi pemegang saham, tren lingkungan, tren sumber
daya pasar, tren pasar konsumen, dan kapabilitas khusus perusahaan yang
terlihat dalam audit manajemen.
Oleh karena itu, setidaknya rencana perusahaan memuat setidaknya unsur-
unsur berikut ini:
1. Tingkat keuntungan yang diharapkan.
2. Ruang lingkup bisnis: 1) Produk apa yang akan dijual dan untuk
pasar mana? 2) Jenis fasilitas apa yang sedang dikembangkan
(operasi, R&D, sistem informasi, distribusi, dll, 3) Jumlah dan
karakteristik tenaga kerja atau personel, 4) Dana.
3. Sasaran lain perusahaan, seperti tanggung jawab sosial perusahaan,
citra perusahaan, citra pasar modal, citra karyawan, dll.
3.1 Pendahuluan
Pengusaha dan pembisnis tagret utamanya yaitu pelanggan. Kepuasan
pelanggan adalah tahapan tercapainya paling penting dalam berbisnis.
Pelanggan merasa tidak akan puas dengan sebuah pelayanan ataupun barang
yang akan dijual, maka usahanya akan sulit untuk dapat berkembang, bahkan
untuk terus bertahan. Maka dari itu penting saat merintis sebuah bisnis
mengetahui bagaimana cara strategi dalam kepuasan pada pelanggan. Namun
dalam memperoleh suatu kepuasan pelanggan tentu tidak mudah, karena pada
setiap pelanggan pastinya mempunyai kepuasan berbeda-beda, mungkin juga
kebutuhan produknya sama.
bahkan seorangpun yang akan menang beradu pendapat dengan pelanggan. (4)
Pelanggan merupakan teramat penting yang harus diperhatikan.
Sedangkan menurut Lupiyoadi dalam (Dosen pendidikan, 2021) bahwa
pelanggan seorang continue dan berulang kali datang ketempat untuk
memuaskan keinginan dalam memiliki suatu produk dalam memiliki dan
memuaskan jasa.
Kepuasan Pelanggan menurut Kotler dalam (Aninditta, 2020) adalah
ungkapan perasaan senang atau kecewa kepada seseorang yang muncul setelah
membandingkan antara presepsi atau kesan terhadap kinerja/hasil pada suatu
produk dan harap-harapannya. Kepuasan merupakan kunci dari presepsi /
kesan atas kinerja dan juga harapan. Jika kinerja dibawah harapan, konsumen
tidak akan merasa puas. Jika kineja memenuhi dari harapan, maka konsumen
puas. Jika kinerja melebihi dari harapan konsumen amat puas / menang.
Kepuasan konsumen pada tingkat perasaan seseorang setelah mereka
membandingkan antara manfaat produk konsumen dengan apa yang
dirasakannya. Kepuasan konsumen sebagai penilaian konsumen atas produk
atau jasa untuk melihat produk/jasa tersebut telah mampu memenuhi
kebutuhan sesuai ekspetasi konsumen.
yang kita dapatkan sesuai & tidak adanya kekeliruan. Pada Teknik-teknik ini
mengukur kepuasan pada pelanggan tersebut menurut (Idcloudhost, 2020)
1. Responden akan diberikan beberapa pertanyaan tentang seberapa
harapannya pada produk, dan seberapa besarnya efek apa yang akan
mereka rasakan ketika menggunakan produk.
2. Menuliskan berbagai masalah yang perlu dihadapi kepada pelanggan,
terutama tentang bagaimana kekurangan produk apa saja yang tidak
sesuai atas apa yang diharapkan pelanggan tentang produk.
Kemudian meminta untuk dapat menuliskan juga perbaikan yang
diharapkan pencapaian kemajuan pada produk serta pelayanan.
3. Responden diminta untuk dapat merangking beberapa penawaran
sesuai skala prioritas. Bertanya secara langsung seberapa puas pada
pelayanan perusahaan dengan skala: a.kurang puas, b.puas dan juga
c.sangat puas.
Ini adalah cara mudah dan tips untuk mempercantik dan menarik pelanggan
tentang kesan pada produk untuk meningkatkan kepercayaan pada produk.
Contoh saja dengan membuat desain pada label kemasan yaitu tidak boleh
asal-asalan, terpenting untuk mencapai kepuasan pelanggan yaitu dengan
mencantumkan merk dagang. Kita harus mampu membubuhi nilai estetika
dalam memancing konsumen agar tertarik pada produk kita. Bentuk, ukuran,
warna, jenis huruf, bahan label, dan gambar ilustrasi untuk penguatan pada
band produk terutama labelling. Branding produk yang bagus adalah branding
yang memiliki pesan positif pada pelanggan.
Kemampuan potensi untuk mencapai kepuasan pelanggan harus diketahui dan
dianalisis juga dari segmentasi pasar untuk benar-benar dapat mencapai
strategi pemasaran yang tepat. Siapa pelanggan kita, dan dalam berbagai pasar
mana produk kita digunakan. Pada trend saat ini di mana orang berlomba-
lomba peningkatan produk melalui story telling produk (riview produk).
Berlomba-lomba untuk mempertahankan pelanggan.
Jika melihat dari beberapa ulasan diatas, bahwa alat transportasi Ojol ini
mencoba memberikan pelayanan yang baik terhadap pelanggannya dan
berharap menjadi peningkatan penjualan. Jika 1 orang ojol jujur dan diikuti
dengan ojol lainnya dalam perusahaan, maka dampak penjualan ojol
meningkat, serta pelanggan akan tetap berpihak pada transportasi online
tersebut. Pelayanan kunci utama dalam peningkatan mutu dan pengalaman
pelanggan terhadap perusahaan tersebut dan kunci marketing yang sangat
harus dijaga. Jika satu kali pelayanan tidak baik dan pelanggan akan bercerita
kepada pelanggan lainnya, maka hal ini akan berdampak kepada
perkembangan perusahaan.
36 Dasar-Dasar Pemasaran
Bab 4
Loyalitas Pelanggan
dalam the oxford English dictionary adalah: “a strong feeling of support and
allegiance; a person showing firm and costant support”. Dari definisi tersebut
terdapat kata strong feeling, artinya kedalaman perasaan manusia terhadap
suatu hal, apakah keluarga, teman, organisasi, atau merek. Perasaan inilah
yang menjadi unsur utama dan keeratan serta loyalitas pelanggan.
Dari penjelasan para ahli diatas dapat diketahui bahwa masing-masing
pelanggan mempunyai dasar loyalitas yang berbeda, hal ini tergantung dari
obyektivitas mereka masing-masing. Loyalitas dapat didefinisikan sebagai
suatu kecenderungan emosi terhadap suatu objek.Hal ini mengacu pada segi
afektif (suka/tidaksuka), kecenderungan emosi ini didapatkan oleh konsumen
melalui pengalaman terdahulu terhadap suatu merek atau pun berasal dari
informasi-informasi yang didapat dari orang lain. Kemudian kecenderungan
mengevaluasi terhadap suatu merek. Kecenderungan ini meliputi evaluasi
yang bersifat positif berdasarkan kriteria-kriteria yang dianggap relevan untuk
menggambarkan kegunaan suatu merek bagi konsumen. Kecenderungan ini
pun diperoleh oleh konsumen melalui pengalaman terdahulu dan dari
informasi-informasi yang didapat mengenai merek tersebut. Kesimpulannya,
loyalitas adalah suatu ikatan perasaan atau ketergantungan seseorang terhadap
suatu objek yang mana didalamnya terdapat keinginan untuk menjaga,
memiliki, dan setiap ada objek tersebut.
Loyalitas pelanggan memiliki peran penting dalam sebuah perusahaan,
memepertahankan mereka berarti meningkatkan kinerja keuangan dan
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, hal ini menjadi alasan
utama bagi sebuah perusahaan untuk menarik dan mempertahankan mereka.
Menurut Berry dalam Tjiptono (2005), (DalamRofiq, 2009) menyatakan
loyalitas pelanggan dapat didefinisikan sebagai respon yang terkait erat dengan
ikrar atau janji untuk memegang teguh komitmen yang mendasari
keberlanjutan relasi, dan biasanya tercermin dalam pembelian ulang yang
konsisten. Loyalitas pelanggan menurut Jill Griffin (dalam customer loyalty)
adalah:How to earn it to keep. Bahwa loyalitas pelanggan cenderung lebih
dekat dengan perilaku (behavior) bukan sikap (attitude). Dengan demikian jika
seorang pelanggan telah membeli dua atau tiga kali produk yang sama.
Maka otomatis telah dimasukan sebagai pelanggan yang loyal. (Dalam
Hermawan, 2007) Menurut Oliver (1996), (Dalam Hurriyati, 2010) adalah
sebagai berikut: “ customer loyalty is deefly held commitment or ebuy or
repatronize a preferred productor service consistenly in the future, despite
situasional influence and marketing effort shaving the potential to causes
40 Dasar-Dasar Pemasaran
Menurut Fredericks dan Salter dalam Egan (2001), ada lima factor yang
menentukan seorang konsumen loyal terhadap merek yang mereka gunakan,
yaitu:
1. Nilai merek(brand value),
2. Karakteristik individu yang dimiliki oleh pelanggan,
3. Hambatan berpindah (switching barrier),
4. Kepuasan konsumen,
5. Dan lingkungan pasar.
kualitas yang diterima, serta persepsi mereka terhadap citra merek itu
disbanding merek lain.Zikmund(2003:72) dalam Soegoto , A. S. (2013) aspek
- aspek yang memengaruhi loyalitas adalah:
1. Satisfaction (Kepuasan), merupakan perbandingan antara harapan
sebelum melakukan pembelian dengan kinerja yang disarankan.
2. Emotional Bonding (Ikatan Emosi), di mana konsumen dapat
terpengaruh oleh sebuah merek yang memiliki daya tarik tersendiri
sehingga konsumen dapat diidentifikasikan dalam sebuah
merek.Ikatan yang tercipta dari sebuah merek ialah ketika konsumen
merasakan ikatan yang kuat dengan konsumen lain yang
menggunakan produk atau jasa yang sama.
3. Trust (Kepercayaan), yaitu kemauan seseorang untuk
mempercayakan perusahaan atau sebuah merek untuk melakukan
atau menjalankan sebuah fungsi.
4. Choice Reduction and Habit (Kemudahan), yaitu jika konsumen akan
merasa nyaman dengan sebuah merek ketika situasi mereka
melakukan transaksi memberikan kemudahan.
5. History With The Company, yaitu sebuah pengalaman seseorang
pada perusahaan dapat membentuk perilaku.
5.1 Pendahuluan
The Customer is King, pelanggan adalah raja. Pelanggan ada karena manusia
tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, manusia membutuhkan
produk manusia lainnya yang saling menguntungkan. Pelanggan juga
merupakan bagian strategis dari aktivitas pemasaran yang dapat membantu
eksistensi perusahaan di masa depan. Pemikiran tentang keterlibatan
pelanggan dalam aktivitas pemasaran mulai banyak dianalisis. Sisi mana yang
menguntungkan perusahaan dari perilaku pelanggan yang terlibat dalam
aktivitas marketing dan sisi mana yang justru merugikan. Pelanggan memiliki
karakteristik perilaku yang bermacam-macam dan unik. Marketer harus
memahami hal tersebut, bagaimana sikap dan perilaku pelanggan dari jaman
ke jaman karena pengaruh berbagai situasi dan kondisi perubahan jaman
terutama ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat dan tidak
bisa dihindari.
52 Dasar-Dasar Pemasaran
alasan. Jika dilihat dari pemakaian maka pelanggan merupakan orang yang
membeli produk untuk dijual kembali karena tidak dikonsumsi sendiri.
Sedangkan konsumen jelas orang yang mengonsumsi produk untuk kebutuhan
sendiri. Namun, seorang pelanggan juga bisa seorang konsumen sekaligus.
Contohnya ketika seseorang membeli minum dilapak minuman. Orang
tersebut adalah seorang konsumen, namun di lain waktu, setiap haus,
konsumen itu kembali membeli minuman lagi di tempat tersebut berulang kali,
dapat diartikan bahwa konsumen tersebut adalah pelanggan.
Menurut (Tjiptono, 2003) pelanggan merupakan seseorang yang melakukan
pembelian produk sekaligus menggunakannya untuk kepentingan sendiri.
(Lupiyoadi, 2001) menyatakan bahwa pelanggan merupakan orang yang terus
menerus kembali ke lokasi tersebut untuk memperoleh sesuatu yang
dibutuhkan. (Nasution, 2004) menyatakan pelanggan adalah seseorang yang
melakukan pembelian produk. Dari ketiga pendapat pakar dapat dirangkum
bahwa pelanggan adalah konsumen yang mengulang-ulang aktivitas
pembelian dalam jangka waktu relatif lama di lokasi tersebut dengan produk
yang serupa. (Kotler, 2009) berpendapat bahwa pelanggan adalah semua
individu yang mendapatkan produk kebutuhan untuk dirinya sendiri. Dari
tingkah laku pelanggan yang belum terbiasa akhirnya terbiasa merupakan ciri
pelanggan menurut (Griffin, 2005). (Harkiranpal Singh., 2006)
mengungkapkan bahwa ada ketergantungan antara pelanggan dengan
produsen. (Musanto, 2004) mendefinisikan pelanggan adalah seseorang yang
memiliki kebiasaan membeli berulang lebih dari sekali pada jangka waktu
tertentu. Artinya jika hanya membeli sesekali dan jarak waktunya tidak tentu,
berarti hanya konsumen bukan pelanggan.
Menurut Frederick dan Salter (Egan, 2001) dasar perilaku pelanggan loyal
antara lain:
1. Branding produk.
2. Karakteristik individu.
3. Solusi hambatan.
4. Kepuasan pelanggan.
5. Lingkungan marketing. (Selnes (1993) mengemukakan indikator
keloyalan perilaku pelanggan sebagai berikut:
1. Seberapa sering transaksi yang berulang kali.
2. Ada umpan balik dari pelanggan tetap.
3. Ada saling komitmen antara pelanggan dan penjual, penyedia dan
produsen.
6.1 Pendahuluan
Menurut Aaker (2014) dan Rangkuti (2011) bahwa Ekuitas Merek merupakan
seperangkat aset dan liabilitas merek yang berkaitan dengan suatu merek,
nama dan simbolnya, yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan
oleh suatu barang atau jasa kepada perusahaan atau pelanggan perusahaan.
Kemudian Shimp et al., (2012) menyatakan bahwa “Ekuitas Merek adalah
nilai merek yang menghasilkan brand awareness yang tinggi dan asosiasi
merek yang kuat, disukai, dan mungkin pula unik, yang diingat konsumen atas
merek tertentu”.
Perilaku konsumen pada umumnya terbentuk berdasarkan pengalaman
pribadi, saran dari orang lain/teman-teman serta dari komunikasi yang
disampaikan melalui media elektronik (seperti televisi, radio) atau media cetak
(seperti surat kabar, majalah, tabloid). Kemudian kepuasan konsumen juga
menjadi elemen penting dalam tahap evaluasi sebagai salah satu ukuran
keberhasilan kinerja perusahaan sehingga dapat memengaruhi loyalitas
pelanggan (costumer loyalty) dan menambah nilai positif pada ekuitas merek
produk (B. Purba, Gaspersz, et al., 2020; B. Purba, Sudarmanto, et al., 2020;
Ferinia et al., 2020; S. Purba et al., 2020; Sherly et al., 2020; Sudarso,
Kurniullah, et al., 2020).
60 Dasar-Dasar Pemasaran
Pengertian produk menurut Kotler (2012) adalah segala sesuatu yang dapat
ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan”. Produk
yang memenuhi standar dan berkualitas menjadi syarat utama yang harus
dipenuhi oleh sebuah perusahaan dalam mengembangkan suatu ekuitas merek
agar produk yang dihasilkannya dapat bertahan. Hal ini tentunya didukung
oleh atribut-atribut produk yang menyertainya sehingga apa yang diharapkan
oleh perusahaan agar produk memiliki ekuitas merek yang baik dan dapat
diterima oleh konsumen dapat tercapai (Kotler, 2012; Julyanthry et al., 2020;
Parinduri et al., 2020; Sari et al., 2020; Sudarso, Purba, et al., 2020).
asosiasi yang kuat. Berbagai brand association yang saling berhubungan akan
membentuk suatu rangkaian yang disebut brand image, semakin banyak
asosiasi yang saling berhubungan, maka semakin kuat brand image yang
dimiliki merek tersebut. Image merek yang baik sangatlah penting di mata
konsumen, karena dapat menjadi value added (nilai tambah) dalam
pengambilan keputusan pemilihan merek. Fungsi brand association dalam
pembentukan Ekuitas Merek adalah sebagai berikut:
1. Membantu penyusunan informasi merek.
2. Membedakan merek tersebut dengan merek lainnya.
3. Sebagai alasan konsumen untuk membeli.
4. Menciptakan sikap positif terhadap merek tersebut.
5. Sebagai landasan untuk melakukan brand expantion.
Loyalitas konsumen terhadap merek terdiri dari lima kategori yang memiliki
tingkatan loyalitas mulai dari yang paling rendah sampai tertinggi yang
membentuk piramida loyalitas merek yang terdiri dari:
1. Switcher (konsumen yang berpindah-pindah); Pembeli yang berada
pada tingkat ini disebut sebagai pelanggan yang berada pada tingkat
paling dasar, dan juga sama sekali tidak loyal. Pembeli pada tingkat
ini tidak mau terikat pada merek apa pun, karena karakteristik
konsumen yang berada pada kategori ini pada umumnya adalah
Bab 6 Ekuitas Merek 65
7.1 Pendahuluan
Semua organisasi menghadapi lingkungan bisnis eksternal yang terus berubah.
Terkadang perubahan ini kecil, misal amandemen kecil terhadap peraturan
atau perusahaan baru yang memasuki pasar sebagai 'pemain kecil'. Perusahaan
dari semua ukuran di seluruh dunia terus berjuang untuk membangun
kemampuan kompetitif mereka untuk memperkuat posisi mereka dan
mengungguli saingan mereka. Persaingan antar perusahaan tidak selalu
menimbulkan konflik dan pertempuran pemasaran yang agresif.
Menentukan strategi pesaing melibatkan menjawab tiga pertanyaan.
1. Haruskah kita bersaing?
2. Jika ya, pasar apa yang harus kita bersaing?
3. Bagaimana kita harus bersaing?
boleh ada pengganti yang setara secara strategis untuk keterampilan sumber
daya ini.
Gambar 7.1: Diagram Strategi Melindungi Pangsa Pasar (Kotler and Keller,
2012)
Strategi Melindungi Pangsa Pasar:
•Bypass Attack. Memotong musuh sama sekali untuk menyerang
pasar yang lebih mudah.
• Serangan Gerilya. Serangan gerilya terdiri dari serangan kecil
dan terputus-putus, konvensional dan tidak konvensional,
termasuk pemotongan harga selektif, ledakan promosi yang
intens, dan tindakan hukum sesekali, untuk melecehkan lawan
dan akhirnya mengamankan pijakan permanen.
3. Meningkatkan Pangsa Pasar
bertahan hidup. Sebagai hasil dari variasi ini, perusahaan menempati posisi
kompetitif yang berbeda di pasar sasaran. Atas dasar sumber daya perusahaan,
pangsa pasar dan pengeluaran promosi, telah diklasifikasikannya menjadi
empat posisi kompetitif(Kotler and Keller, 2012):
1. Pemimpin Pasar
Perusahaan-perusahaan ini memiliki pangsa pasar terbesar dan
biasanya memimpin perusahaan lain dalam 'perubahan harga,
perkenalan produk baru, cakupan distribusi dan pengeluaran
promosi'. Perusahaan pemimpin pasar menguasai sekitar 40% dari
pangsa pasar.
2. Penantang Pasar
Ini adalah 'perusahaan runner-up' dalam industri dan 'berjuang keras
untuk meningkatkan pangsa pasarnya'. Perusahaan yang dicap
sebagai penantang pasar menguasai sekitar 30% pasar.
3. Pengikut Pasar
Perusahaan-perusahaan ini juga disebut perusahaan runner-up;
mereka 'ingin mempertahankan bagian mereka tanpa mengguncang
perahu'. Pengikut pasar menguasai sekitar 20% dari pangsa pasar.
4. Niche Pasar
Perusahaan yang diberi label 'ceruk pasar' melayani segmen pasar
kecil, sebagian besar diabaikan oleh perusahaan lain. Pangsa pasar
mereka diperkirakan sekitar 10%. Klasifikasi ini menawarkan skema
analitik yang berguna untuk membandingkan perusahaan dalam hal
strategi pemasaran atau pendekatan tertentu yang mereka
gunakan.(Abubakar, Gathuru and Musa, 2013)
merangkum taktik harga terendah dan hampir tidak menjadi tujuan utama dari
strategi ini; meskipun selama perang harga produsen berbiaya rendah mulai
dari posisi yang patut ditiru yang dapat dieksploitasi.
Definisi asli Porter tentang proximity telah diabaikan oleh banyak penulis
pemasaran yang mengaitkan strategi biaya rendah dengan upaya untuk
membedakan harga: Fokus utama dari strategi kepemimpinan biaya adalah
bersaing pada harga sebagai alat pemasaran utama (Brown, 1990).
Perusahaan berbiaya rendah berada pada posisi terbaik untuk bersaing atas
dasar harga, untuk mempertahankan diri dari kondisi perang harga,
menggunakan daya tarik harga yang lebih rendah ... dan untuk mendapatkan
keuntungan di atas rata-rata di mana persaingan harga berkembang pesat
(Thompson and Strictland, 1987). Overall Cost Leadership: disini perusahaan
bekerja keras untuk mencapai biaya produksi dan distribusi yang paling rendah
sehingga bisa harga yang lebih rendah dari pesaingnya (Kotler et al., 1989).
Cost leadership menekankan pada memproduksi produk standar dengan biaya
per unit yang sangat rendah untuk banyak pembeli yang sensitif terhadap harga
(Wright and Parsina, 1988).
Ada kebingungan atas istilah biaya dan harga, atau kegagalan umum untuk
menghargai konsep bauran pemasaran secara keseluruhan, dengan
menyiratkan bahwa menggunakan harga untuk membedakan berbeda dari
menggunakan fitur lain di bagian lain campuran. Sebagian besar pasar
memiliki penawaran harga, kualitas, dan volume yang berbeda (untuk memilih
hanya tiga fitur). Memiliki harga yang lebih rendah dengan kualitas dan
volume yang sama dengan perusahaan lain hanyalah salah satu cara untuk
membedakan penawaran Anda. Setiap elemen campuran menawarkan rute
potensial untuk membedakan penawaran perusahaan ke pasar; yang berbeda
dari fitur lainnya. Produsen berbiaya terendah hanya memiliki kemampuan
eksklusif untuk mencapai harga yang lebih rendah daripada semua pesaing
lainnya dan perlu dicatat bahwa ia mungkin harus turun secara substansial di
bawah harga perusahaan yang secara efektif menerapkan strategi diferensiasi,
mungkin sampai ke titik kerugian. Oleh karena itu, menjadi produsen dengan
biaya terendah tidak selalu berarti kemampuan unggul untuk membedakan.
Seorang pemimpin biaya ... tidak dapat mengabaikan dasar diferensiasi. Jika
produknya tidak dianggap sebanding atau diterima oleh pembeli, pemimpin
biaya akan dipaksa untuk menurunkan harga jauh di bawah harga pesaing
Bab 7 Kompetitif Pemasaran 83
sukses memiliki kesadaran diri dalam bisnis ini dan setiap bisnis yang sukses
tampaknya memiliki kejelasan visi, meskipun tidak muncul dari proses
perencanaan formal (Pearson, 1990).
Manajer yang membuat rencana jangka panjang umumnya berasumsi bahwa
masa depan yang lebih baik ada di depan. Rencana masa depan hanyalah
perluasan dari organisasi di masa lalu. Tetapi sejumlah guncangan lingkungan
merusak pendekatan terhadap perencanaan strategis ini: perkembangan
teknologi yang cepat, pematangan atau stagnasi pasar tertentu, peningkatan
persaingan internasional. Perubahan ini memaksa manajer untuk
mengembangkan cara sistematis menganalisis lingkungan, menilai kekuatan
dan kelemahan organisasi mereka, dan mengidentifikasi peluang untuk
keunggulan kompetitif (Robbins and Stuart-Kotze, 1990).
Dalam kasus beberapa bisnis kecil, kekuatan eksternal dapat menentukan
apakah bisnis tetap solvent atau tidak. Masalah utama bagi banyak bisnis kecil
menyangkut pengelolaan arus kas. Agar berhasil, bisnis harus memiliki tujuan
yang jelas dan strategi yang dikembangkan sepenuhnya untuk mencapainya.
Singkatnya, yang dibutuhkan adalah business plan. Rencana bisnis
menunjukkan tujuan bisnis dan apa yang ingin dicapai. Rencana bisnis yang
baik membantu memberikan bentuk dan substansi pada visi kewirausahaan,
menyediakan mekanisme yang memungkinkan pemilik, manajer, dan pekerja
berfungsi secara efektif (Papulova and Papulova, 2006).
Manajemen strategis efektif ketika sumber daya sesuai dengan kebutuhan dan
harapan pemangku kepentingan dan perubahan untuk menjaga kesesuaian
dalam lingkungan yang bergejolak. Lingkungan eksternal terdiri dari pemasok,
distributor, pelanggan dan pelanggan serta bankir dan pemilik. Jika organisasi
ingin sukses dan dalam banyak kasus menguntungkan, mereka harus
memenuhi kebutuhan dan harapan pemangku kepentingan mereka. Tuntutan
relatif mereka menentukan apa yang harus dilakukan bisnis dengan baik
(Papulova and Papulova, 2006).
Oleh karena itu, jika organisasi ingin memuaskan para pemangku kepentingan
mereka, terutama pelanggan mereka, sementara mengungguli saingan mereka,
penawaran kompetitif mereka harus terdiri dari (Thompson, 1997):
1. Kemampuan untuk memenuhi faktor keberhasilan utama yang diakui
untuk industri atau pasar yang relevan
2. Kompetensi dan kapabilitas khusus yang menghasilkan beberapa
bentuk keunggulan kompetitif, dan
3. Kemampuan dan kemauan untuk menyebarkan kompetensi dan
kapabilitas ini untuk memenuhi persyaratan khusus pelanggan
individu, yang sering kali dapat dikenakan harga premium.
bisnis harus menambah nilai jika ingin sukses. Unsur-unsur penting dalam
menambah nilai adalah (Thompson, 1997):
1. Memahami dan menjadi dekat dengan pelanggan, khususnya
memahami persepsi nilai mereka
2. Komitmen terhadap kualitas
3. Tingkat layanan serba tinggi
4. Reaksi cepat terhadap peluang dan ancaman kompetitif
8.1 Pendahuluan
Penggunaan segmentasi sebagai strategi pemasaran pertama sekali diusulkan
oleh (Smith, 1956). Smith mendefinisikan segmentasi pasar sebagai
memandang pasar yang heterogen (yang dicirikan oleh permintaan divergen)
sebagai sejumlah pasar homogen yang lebih kecil). segmentasi pasar adalah
proses membagi pelanggan, atau pelanggan potensial, menjadi kelompok atau
segmen yang berbeda (McDonald and Dunbar, 2013). Segmentasi pasar
berarti memotong pasar menjadi beberapa bagian. Konsumen yang masuk
dalam segmen tersebut adalah pasar yang sama atau sekumpulan
pembeli(Tynan and Drayton, 1987) sangat mirip satu sama lain sehubungan
dengan karakteristik konsumen yang dianggap kritis oleh manajemen. Pada
saat yang sama, secara optimal, kepemilikan konsumen untuk segmen pasar
yang berbeda sangat berbeda satu sama lain sehubungan dengan karakteristik
konsumen tersebut. Karakteristik konsumen yang dianggap penting untuk
segmentasi pasar disebut sebagai kriteria segmentasi.
94 Dasar-Dasar Pemasaran
mengetahui posisi saat ini, dan posisi masa akan datang. Dengan demikian, hal
ini memaksa organisasi untuk merefleksikan keahlian mereka dibandingkan
dengan pesaing, dan berusaha untuk mendapatkan wawasan tentang apa yang
diinginkan konsumen. Segmentasi pasar menawarkan kesempatan untuk
berpikir dan memikirkan kembali, dan mengarah pada wawasan dan perspektif
baru yang kritis. Jika diterapkan dengan baik, segmentasi pasar juga
menghasilkan manfaat yang nyata, termasuk pemahaman yang lebih baik
tentang perbedaan antara konsumen, yang meningkatkan kesesuaian antara
kekuatan organisasi dan kebutuhan konsumen (Dolnicar et al., 2018).
Ada beberapa hal perlu diperhatikan sebelum melakukan segmentasi pasar
(Kasali, 1998), yaitu:
1. Segmen yang dipilih harus dapat menjamin proses produksi.
2. Konsumen pada segmen yang dipilih memiliki potensi dan bersedia
untuk melakukan pembelian.
3. Segmen yang dipilih harus berbeda dengan lainnya.
4. Mengidentifikasi pesaing pada segmen yang sama.
5. Segmen terjangkau oleh media dan mudah didistribusikan dengan
baik.
6. Sumber daya menjangkau segmentasi
Jika segmentasi pasar dengan baik maka ada beberapa keuntungan yang akan
didapatkan (McDonald and Dunbar, 2013), antara lain:
1. Mengenali perbedaan pelanggan adalah kunci untuk pemasaran yang
sukses, karena dapat mengarah pada pencocokan yang lebih dekat
antara kebutuhan pelanggan dengan proposisi perusahaan;
2. Segmentasi dapat mengarah pada pemasaran ceruk, di mana
perusahaan dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dalam segmen
ceruk tersebut yang mengakibatkan dominasi segmen
3. Segmentasi dapat mengarah pada pemusatan sumber daya pada
keunggulan kompetitif terbesar dengan tingkat pengembalian tinggi;
4. Segmentasi dapat digunakan untuk mendapatkan keunggulan
kompetitif dengan memungkinkan Anda mempertimbangkan pasar
dengan cara yang berbeda dari pesaing Anda;
96 Dasar-Dasar Pemasaran
3. Pendekatan Psychographic
Jika didasarkan kepada gaya hidup orang maka dapat dikelompokkan
menjadi:
• Kelompok hura-hura
• Kelompok hedogenis bertujuan mencari kenikmatan hidup serta
membeli barang mahal hanya untuk kesenangan.
• Kelompok rumah adalah kelompok tidak banyak bergaul dan
meluangkan banyak waktu di rumah.
• Kelompok sportif adalah sekelompok remaja/pemuda yang
gemar berolahraga.
• Kelompok orang yang peka terhadap kebutuhan orang lain,
memiliki jiwa sosial, dan mengutamakan kebersamaan dalam
keluarga
4. Segmentasi perilaku. Dalam kelompok ini pasar dibagi berdasarkan
pengetahuan, sikap, penggunaan, atau respons konsumen terhadap
suatu produk
•
Kebutuhan pelanggan: perusahaan yang perlu banyak atau sedikit
jasa penunjang yang akan dilayani?
3. Pendekatan pembelian
• Fungsi pembelian organisasi: apakah akan melayani perusahaan
yang mempunyai otoritas pembelian terpusat atau yang tidak?
• Kekuatan struktur: apakah akan melayani perusahaan yang
didominasi tim teknis, tim keuangan atau tim mana?
• Hubungan pelanggan: apakah akan melayani perusahaan yang
sudah mempunyai hubungan erat saja atau perusahaan yang suka
hubungan transaksi?
• Kebijakan pembelian: apakah akan melayani perusahaan yang
suka menggunakan leasing, kontrak jasa, atau lelang?
• Kriteria pembelian: apakah akan melayani perusahaan yang lebih
mengutamakan kualitas, jasa atau harga?
4. Faktor situasi
• Urgency: apakah akan melayani perusahaan dengan kebutuhan
yang mendesak, mendadak, rutin atau lainnya?
• Kebutuhan spesifik: apakah akan fokus pada perusahaan yang
perlu produk tertentu atau berbagai varian produk yang dijual?
• Ukuran pembelian: apakah melayani ukuran pembelian
besar/kecil?
5. Karakteristik individu
• Kesamaan penjual dan pembeli: apakah akan melayani
perusahaan yang mempunyai karakteristik dan nilai yang sama?
• Sikap terhadap risiko: apakah akan melayani perusahaan yang
suka risiko atau yang menghindari risiko?
• Loyalitas: apakah perusahaan yang memperlihatkan loyalitas
yang rendah atau yang tinggi?
Bab 8 Segmentasi Pasar 101
Setelah melakukan evaluasi dan seleksi setiap segmen, maka tahap selanjutnya
adalah memutuskan memilih target pasar yang bisa dijelaskan berdasarkan 5
pola di bawah ini(Kotler, 2002) dan juga gambar 8.2
1. Menciptakan satu produk untuk satu segmen (Single segment
Concentration).
2. Memasarkan satu produk pada berbagai macam segmen (Product
Specialization).
3. Memasarkan berbagai macam produk pada pasar terpilih (Selective
Specialization).
4. Memutuskan beranekaragam produk untuk segmen pasar tertentu
(Market Specialization).
Bab 8 Segmentasi Pasar 103
9.1 Pendahuluan
Perusahaan yang ingin tumbuh dan berkembang pesat perlu memiliki strategi
pemasaran yang efektif dan tepat. Pemilihan strategi pasar dapat meningkatkan
kemampuan perusahaan di tengah persaingan mendapatkan pelanggan.
Permasalahan yang sering terjadi adalah banyak perusahaan menjalankan
bisnisnya tetapi tidak dapat menentukan target pasar yang tepat. Oleh karena
itu perusahaan perlu memiliki kemampuan dalam menentukan target pasar.
Target pasar sangat penting dalam meningkatkan penjualan, bertahan dalam
persaingan, dan menjalankan perusahaan secara berkelanjutan.
Target pasar bertujuan untuk memberikan informasi yang benar dan tepat
kepada calon pembeli potensial sehingga mampu membujuk calon konsumen
untuk membeli produk perusahaan. Target pasar juga bertujuan membantu
perusahaan untuk menciptakan produk sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
konsumen. Untuk mendapatkan target pasar yang tepat maka langkah awal
adalah menentukan segmentasi pasar. Segmentasi pasar dapat diklasifikasi dari
segi geografis, demografis, maupun psikologi.
Dalam menetapkan target pasar perusahaan melakukan segmentasi dan
evaluasi segmen pasar dengan mempertimbangkan berbagai faktor seperti
106 Dasar-Dasar Pemasaran
3. Mengantisipasi Pesaing.
Di tengah ketatnya persaingan bisnis, perusahaan harus mampu
mengetahui target pasarnya dengan tepat dan melihat kemampuan
kompetitor dalam menguasai pasar. Beberapa hal yang menjadi
perhatian perusahaan seperti ancaman dari segmentasi pesaing,
pendatang baru, dan ancaman produk substitusi. Perusahaan
melakukan strategi target pasar agar mampu fokus terhadap
keunggulan produk yang ditawarkan dibanding dengan pesaing.
Perusahaan juga mampu menciptakan keunikan dan meningkatkan
value advantage dibandingkan pesaingnya.
4. Memudahkan Membuat Konten Promosi.
Semakin sesuai target pasar yang ditetapkan maka semakin mudah
untuk menentukan konten promosi yang akan diciptakan. Target
pasar akan menentukan jenis konten promosi yang akan digunakan
sesuai dengan kebiasaan konsumen potensial seperti konten promosi
di media sosial, televisi, atau di media cetak baik lokal, regional atau
internasional.
5. Membangun Komunikasi ke Pelanggan.
Perusahaan akan dengan mudah membangun komunikasi dengan
pelanggan sesuai dengan target pasar yang dipilih. Komunikasi yang
baik dilakukan untuk memahami kondisi, kebutuhan, dan keinginan
calon konsumen.
6. Membuka Peluang Pasar Lebih Luas.
Untuk menciptakan bisnis baru maka perlu visi dan misi yang jelas.
Visi dan misi dapat dirumuskan dengan memahami target pasar yang
ingin dituju dengan tepat.
Setelah melakukan evaluasi pasar maka langkah berikut yang harus dilakukan
adalah memilih segmen pasar yang akan menjadi pasar sasaran atau targeting.
2. Differentiated Marketing.
Merupakan salah satu strategi pasar yang disesuaikan dengan
pengguna produk khusus. Differentiate dilakukan dengan
memperhatikan faktor demografi misalnya adanya perbedaan sabun
untuk wanita, sabun untuk pria dan sabun untuk bayi.
3. Niche Marketing.
Strategi yang dilakukan terhadap pasar yang lebih sempit lagi
dikarenakan pasar memiliki karakteristik konsumen yang spesifik.
Ciri dari pemasaran niche adalah pelanggan akan bersedia membayar
lebih terhadap produk, perusahaan akan memiliki pertumbuhan
penjualan yang potensial, dan memiliki nilai keekonomisan melalui
spesialisasi. Penentuan strategi niche dapat menguntungkan
perusahaan karena melindungi perusahaan dari persaingan
perusahaan besar. Contoh menciptakan produk pasta gigi untuk
konsumen yang memiliki gigi sensitif.
4. Mikro Marketing.
Strategi pasar yang dilakukan ke pasar yang lebih kecil lagi. Hal ini
dilakukan dengan melihat keterbatasan dari sisi lokasi, waktu, dan
jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan.
Menurut Lamb, Hair dan McDaniel yang dikutip oleh Nurrahman bahwa
beberapa strategi pasar yang dapat diterapkan adalah: (a) Undifferentiated
Marketing yaitu pemasaran yang memandang pasar besar tanpa segmentasi,
biasanya perusahaan melayani seluruh kelompok dengan menyediakan
berbagai macam produk yang dibutuhkan, (b) Differentiated Marketing yaitu
memilih dua atau lebih segmen pasar dengan mengembangkan bauran
pemasaran yang berbeda untuk setiap segmen dan (c) Concentrated Marketing
yaitu memilih satu segmen pasar untuk memusatkan upaya pemasarannya
(Nurrahman, 2010).
Berbeda halnya dengan Kotler dalam Hutahaean di mana strategi dalam
pemilihan target pasar dilakukan dengan strategi:
1. Konsentrasi pasar segmen pasar tunggal, yaitu konsentrasi pada pasar
tertentu sesuai dengan jenis produk, harga dan layanan yang
ditawarkan perusahaan. Perusahaan memilih satu segmen dengan
Bab 9 Target Pasar 117
10.1 Pendahuluan
Era globalisasi yang penuh dengan persaingan bisnis yang semakin ketat
menuntut industri untuk semakin meningkatkan kualitasnya, baik di bidang
teknologi, informasi, sumber daya manusia, dan program pemasaran yang
semakin menarik. Hal itu diharapkan dapat meningkatkan pendapatan
perusahaan itu sendiri. Dalam mengembangkan usahanya, perusahaan harus
mempertimbangkan alat yang digunakan untuk mencapai keberhasilan
perusahaan serta memerhatikan kualitas layanan
Persaingan dalam dunia bisnis terjadi di semua industri. Peran strategi dari
sebuah perusahaan sangat penting dilakukan. Strategi ini terdiri dari tiga
elemen, yaitu segmentation, targeting dan positioning (STP). Segmentation
sebagai mapping strategy. Dengan segmentasi pasar maka perusahaan dalam
membuat suatu produk lebih spesifik dan memenuhi kebutuhan sebagian pasar
yang menjadi targetnya. Targeting didefinisikan mengalokasikan sumber daya
perusahaan secara efektif, yaitu memilih target market yang tepat. Unsur
terakhiri strategi adalah positioning. Perusahaan harus tepat memposisikan
merek perusahaan di dalam benak konsumen, yaitu apa sesungguhnya yang
perusahaan tawarkan. Positioning sangat penting bagi merek perusahaan.
120 Dasar-Dasar Pemasaran
Penentuan posisi dengan manfaat ganda mungkin juga perlu jika dua
perusahaan atau lebih mengaku menjadi yang terbaik pada atribut yang sama.
Menurut Kotler (1997) sebagaimana dikutip dikutip Walean (2009),
memberikan empat kesalahan utama dalam penentuan posisi yang dapat
menyebabkan risiko ketidakpercayaan dan penentuan posisi yang jelas:
1. Penentuan posisi yang kurang (under positioning), di mana konsumen
memiliki pengetahuan yang kurang jelas tentang merek.
2. Penentuan posisi yang berlebihan (over positioning), konsumen
memiliki citra yang terlalu sempit terhadap merek.
3. Penentuan posisi yang membingungkan (confused positioning),
konsumen merasa bingung perihal merek yang terlalu banyak
membuat pengakuan dan sering mengubah positioning merek.
4. Penentuan posisi yang meragukan (doubtful positioning), di mana
konsumen sukar mempercayai apa yang diakui oleh suatu merek
dalam positioning.
11.1 Pendahuluan
Komunikasi merupakan bagian penting dari pemasaran. Anda tidak dapat
memasarkan produk Anda, jika tidak seorangpun yang tahu tentang produk
yang Anda coba pasarkan. Anda perlu berkomunikasi dengan orang lain untuk
mempopulerkan produk Anda. Terdapat banyak saluran/tools komunikasi
yang dapat Anda gunakan dalam memasarkan, meningkatkan jangkauan
produk, dan mengoptimalkan kinerja bisnis.
Bab ini akan mengulas tentang komponen penting dalam komunikasi, hal-hal
yang harus dipertimbangkan untuk meningkatkan efektivitas komunikasi, apa
saja bauran komunikasi dalam pemasaran dan apa ciri pemasaran terpadu.
Sumber-sumber yang digunakan untuk membahas tentang hal tersebut di atas
mengacu dari beberapa sumber yaitu dari Philip Kotler (2000), Sutisna (2001),
Todorova (2015), Finne and Gronroos (2017), Mohr and Nevin (1990) dan
tutorialspoint.com.
132 Dasar-Dasar Pemasaran
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan (Micael Dahlen et al. 2003 dikutip
dari (tutorialspoint.com, 2021) sebelum Anda membuat strategi, yaitu sebagai
berikut:
1. Target Audiens - Siapa yang ingin Anda jangkau?
2. Pesan Persuasif - Apa yang ingin Anda sampaikan kepada mereka?
3. Channel/Saluran - Bagaimana Anda akan mengatakannya? Melalui
saluran apa?
Menurut Mohr and Nevin (1990) ada tiga kondisi saluran dalam pemasaran
yaitu: iklim, struktur dan kekuasaan. Tabel 11.1 memperlihatkan hubungan
antara kondisi saluran dengan aspek komunikasi.
Tabel 11.1: Hubungan antara Kondisi Saluran dan Aspek Komunikasi ((Mohr
and Nevin, 1990)
Kondisi Aspek Komunikasi
dan informasi ini dapat digunakan untuk implementasi strategi dan bauran
pemasaran yang komprehensif (Todorova, 2015).
11.4.1 Periklanan
Periklanan melakukan banyak fungsi, yaitu: menginformasikan, membujuk,
mengingatkan menciptakan dampak utilitas tambahan pada persepsi
masyarakat (Todorova, 2015). Sebagai hasil dari mengiklankan produk dan
merek tertentu terlihat lebih mewah dan bergaya dibandingkan pesaing. Iklan
menambah nilai pada pembelian produk yang mahal dan berisiko (Todorova,
2015). Periklanan membentuk tingkat kesadaran dan pengetahuan tertentu
tentang keberadaan produk dan merek yang memungkinkan penerapan bentuk
penjualan modern, seperti layanan mandiri (Todorova, 2015).
Berikut adalah sifat-sifat periklanan (Kotler, 2000; Todorova, 2015):
1. Presentasi iklan bersifat umum. Pesan dikirimkan untuk banyak
orang dan sifatnya umum dan tersandardisasi.
2. Ekspresi yang lebih kuat. Pesan dalam iklan dapat didramatisasi
dengan memberikan ekspresi seni yang kuat dalam penggunaan
warna, suara dan cetakan.
3. Pesan umum. Pesan dikirim untuk massa dan merupakan komunikasi
satu arah.
4. Menarik pasar yang besar dan tersebar secara geografis.
5. Biaya untuk menjangkau satu anggota audiens target lebih rendah
dibandingkan dengan penjualan pribadi.
6. Pengiklan memiliki sejumlah cara periklanan alternatif dan dapat
melakukan kontrol atas konten pesan iklan, desainnya, waktu dan
tempat pesannya.
Dalam pemasaran tidak hanya terjadi proses pertukaran produk, akan tetapi
juga proses pertukaran pesan secara tatap muka ataupun dengan menggunakan
saluran komunikasi (Sutisna, 2001). Pemasaran membutuhkan komunikasi
pemasaran agar terjalin komunikasi yang efektif dengan pelanggan potensial,
pengecer, pemasok, stakeholders lain dan masyarakat umum. Pengembangan
strategi dan perencanaan komunikasi akan membantu dalam pengembangan
pemasaran, pencapaian target dan pengoptimalan kinerja bisnis.
Bab 12
Penetapan Harga Produk
12.1 Pendahuluan
Sudut pandang pembicaraan diskusi-diskusi ekonomi, bisnis dan industry,
tidak terlepas dari beberapa topik penting yaitu produk, harga dan pasar. Harga
merupakan komponen yang menjadi perdebatan-perdebatan serta menjadi isu
hangat dikalangan peneliti, industri, pemasar, dan konsumen tentang
keberadaannya. Harga juga merupakan komponen yang menjadi tolak ukur
dalam melakukan proses dan estimasi kegiatan ekonomi lebih lanjut. Strategi
pemasaran dan pengembangan industry cenderung sangat tergantung pada
penentuan harga dari sebuah produk. Begitu pentingnya harga sehingga dalam
beberapa aspek ekonomi, bisnis dan industry harga menjadi prioritas utama
setelah produk. Bauran pemasaran (marketing mix) menempatkan harga
sebagai salah satu elemen utamanya. Komponen harga juga merupakan salah
satu unsur paling kritis dalam strategi pemasaran perusahaan. Harga sangat
penting bagi pemasar, karena dari hargalah pendapatan dan keuntungan
perusahaan diperoleh sehingga keberlangsungan hidup perusahaan dapat
dipertahankan. Sehingga penentuan harga produk dalam lingkungan strategi
harga yang dinamis merupakan salah satu tugas utama seorang
pemasar/manager pemasaran.
Keputusan penetapan harga tidaklah mudah dilakukan dan sangat dipengaruhi
oleh berbagai faktor. Secara umum, harga yang tinggi ditetapkan akan
144 Dasar-Dasar Pemasaran
Mengacu definisi harga dalam tabel 12.1, maka ada beberapa fungsi utama
dari harga, yang meliputi:
1. Fungsi distributive (distributive fuction): fungsi dalam penyebaran
terhadap keberadaan, keterbatasan dan keterjangkauan sebuah produk
yang terkait dengan segmen pasar (untuk siapa diproduksi, di mana
diproduksi) yang dipengaruhi oleh keterbatasan suber daya. Jadi
harga akan menentukan keterjangkauan dan keterbatasan pembelian.
2. Fungsi alokatif (allocative faction): Fungsi harga yang terkait dengan
pertanyaan apa, kapan, untuk siapa diproduksi, sehingga menentukan
ketersediaan dan kelangkaan dari produk.
3. Fungsi pemberi sinyal (signaling faction): harga menyesuaikan untuk
menunjukkan di mana sumber daya diperlukan, dan di mana tidak.
Harga mencerminkan kelangkaan dan surplus. Jika harga naik karena
permintaan yang tinggi dari konsumen, ini merupakan sinyal bagi
pemasok untuk memperluas produksi guna memenuhi permintaan
yang lebih tinggi. Jika ada kelebihan pasokan di pasar, mekanisme
harga akan membantu menghilangkan surplus barang dengan
membiarkan harga pasar turun.
4. Fungsi penyeimbang (equilibrium fuction): fungsi harga dalam
memberikan kesepakatan antara konsumen dan produsen, di mana
Jumlah produk yang diinginkan konsumen (quantity demand) sama
dengan jumlah produksi yang mau dijual produsen (quantity
supplied). Harga memfasilitasi pencocokan permintaan dan
penawaran sehingga menyeimbangkan pasar.
5. Fungsi penjatahan (rationing function): Harga berfungsi untuk
menjatah sumber daya yang langka ketika permintaan di pasar
melebihi penawaran. Ketika ada kekurangan, harganya dinaikkan -
hanya menyisakan mereka yang memiliki kemauan dan kemampuan
untuk membayar untuk membeli produk.
6. Fungsi transmisi (transmission function): Harga mengirimkan
informasi ke berbagai pelaku di pasar sehingga memungkinkan
konsumen dan produsen membuat keputusan yang tepat tentang apa
dan kapan harus membeli dan menjual.
148 Dasar-Dasar Pemasaran
5. Price Lining
Menerapkan metode penetapan harga jual lebih dari satu atau
beberapa macam harga. Biasanya maksimal 3 macam harga jual
untuk jenis barang yang sama, yang didasarkan pada atribut tertentu,
Misal warna tertentu, bentuk, dan yang lainnya. Di mana warna
tersebut memang lagi trending, favorit dan banyak peminatnya. Atau
model dengan fitur tertentu di mana fitur tersebut ternyata banyak
diminati konsumen.
Strategi price lining lebih banyak dipakai pada tingkat pengecer.
Dalam strategi ini, penjual akan menentukan beberapa tingkatan
harga pada semua barang yang ia dijual. Contohnya, sebuah toko
yang menjual berbagai macam sepatu dengan ukuran, model, dan
kualitas yang berbeda, menentukan 3 tingkatan harga yaitu Rp.
100.000, -; Rp. 70.000,-; dan Rp. 50.000,-. Penawaran dengan
tingkatan harga yang berbeda tersebut, akan memudahkan konsumen
dalam memutuskan pembelian pada harga yang sesuai dengan
kemampuan keuangan mereka.
6. Odd Even Pricing
Metode penetapan harga old even pricing sering dipakai untuk
penjualan barang pada tingkat pengecer. Dalam metode odd even
pricing, harga yang ditetapkan menggunakan angka ganjil atau harga
yang besarnya mendekati jumlah genap tertentu. Penetapan harga
ganjil disusun untuk memberi pembeli kesan dengan sadar bahwa
produk dijual dengan harga diskon. Psikologi di balik praktik
bergantung pada perhatian khusus yang diberikan konsumen pada
angka pertama harga. Angka awal itu cenderung membingkai
persepsi konsumen tentang nilai produk lebih dari harga secara
keseluruhan. Misalnya, ketika sebuah produk dihargai Rp. 90,900
dibandingkan dengan Rp 10,000, sebagian besar konsumen secara
tidak sadar cenderung melihat awal '9' sebagai lebih signifikan
daripada '0.99' yang mengikutinya. Hal ini menciptakan kesan sebuah
nilai. Memanfaatkan odd price adalah cara yang relatif sederhana dan
masih efektif untuk memengaruhi konsumen agar percaya bahwa
156 Dasar-Dasar Pemasaran
Dalam metode cost plus dapat dibagi atas dua macam yaitu percentage of cost
pricing, Merupakan penetapan harga yang ditentukan dengan jalan
menambahkan persentase tertentu terhadap biaya produksi. Misalnya dalam
penjualan sebuah properti. Nilai sebuah rumah adalah ditakar dengan harga
Rp.5 juta, fee untuk tenaga penjual adalah 10%, maka harga rumah
keseluruhannya menjadi Rp.5.500.000.
158 Dasar-Dasar Pemasaran
Yang kedua adalah fixed fee pricing, Metode ini banyak diterapkan dalam
produk-produk yang sifatnya sangat teknikal, Model penetapan harga biaya
tetap adalah model yang menjamin anggaran tetap untuk produksi / proyek,
terlepas dari waktu dan biayanya. Keuntungan utama dari model harga tetap
adalah memungkinkan klien untuk merencanakan dan menetapkan anggaran
yang tepat. Pendekatan model penetapan harga biaya tetap paling cocok untuk
proyek dengan cakupan dan persyaratan yang ditentukan secara ketat yang
tidak akan berubah. Setiap perubahan akan membutuhkan estimasi tambahan
dan kontrak tambahan. Jadi, salah satu persyaratan utama untuk menggunakan
model penetapan harga biaya tetap adalah untuk secara tepat mendefinisikan
ruang lingkup dan persyaratan teknis di awal. Dalam strategi ini, pemasok atau
produsen akan mendapat ganti atas semua biaya yang dikeluarkan,
seberapapun besarnya. Tetapi produsen atau pemasok tersebut hanya
memperoleh fee tertentu sebagai laba yang besarnya tergantung pada biaya
final proyek tersebut yang disepakati bersama.
Metode penetapan harga berbsis persaingan terdiri dari tiga pembagian yaitu
pricing above the competition, pricing on the same level, dan pricing below the
competition.
1. Penetapan harga di atas persaingan (Pricing above the competition):
menawarkan produk atau layanan dengan harga lebih tinggi dari
pesaing. Metode ini biasanya dilakukan ketika perusahaan merasa
produk atau layanan yang ditawarkan setingkat di atas pesaing.
2. Penetapan harga pada tingkat yang sama (pricing on the same level):
juga dikenal sebagai price matching. Pemberian harga produk serupa
dengan pesaing. Namun, fokus utama harus pada nilai tambah yang
ditawarkan oleh produk meskipun produk dan fiturnya sama dengan
pesaing.
3. Penetapan harga di bawah persaingan (Pricing below the
competition): penetapan harga di bawah persaingan seharusnya tidak
menjadi strategi, metode ini juga dapat diadopsi ketika perusahaan
ingin memberikan harga yang kompetitif bagi pelanggan untuk
menarik perhatian mereka, meningkatkan penjualan dan nilai merek
yang dimiliki.
Kotler menyatakan, ada dua type dari Value-based Pricing yaitu good-value
pricing dan value-added pricing.
1. Good-Value Pricing
Resesi dunia pada tahun 2008 sampai 2009 telah menjadi pembelajaran
dan krisis saat ini yang dipicu oleh Covid 19 telah menyebabkan
perubahan mendasar dan permanen dalam sikap konsumen terhadap
harga, pasar dan kualitas. Covid 19 membuat babak baru, paradigma baru
dan prilaku konsumen baru dalam pembelian produk. Sebagian besar
produsen mengalami devisit pendapatan sehingga mengalami pailit. Krisis
memicu terjadinya pengangguran dan lemahnya cash flow keuangan
individu dan perusahaan. Perubahan mendasar atau yang disebut new
normal ini terhadap prilaku konsumen, mengakibatkan perusahaan harus
mengambil strategi baru dalam penetapan harga produknya, melalui
strategi yang cocok dan sesuai. Sebagai tanggapan, banyak perusahaan
telah mengubah pendekatan penetapan harga agar sejalan dengan
perubahan kondisi ekonomi dan persepsi harga konsumen. Semakin
banyak, para pemasar telah mengadopsi strategi penetapan harga bernilai
baik (good-value pricing), menawarkan kombinasi yang tepat antara
kualitas dan layanan yang purna dengan harga yang wajar. Dalam banyak
kasus, perusahaan menyertakan pengenalan versi yang lebih murah dari
produk bermerek yang sudah mapan atau produk baru dengan harga lebih
rendah.
2. Value-Added Pricing
Nilai tambah adalah perbedaan antara harga produk atau jasa dan biaya
produksinya. Harga ditentukan oleh apa yang bersedia dibayar pelanggan
berdasarkan nilai yang mereka rasakan. Nilai ditambahkan yang
disertakan dibuat dengan cara yang berbeda. Sebagai contoh dan ilustri
misalnya, fitur ekstra atau khusus yang ditambahkan oleh perusahaan atau
produsen untuk meningkatkan nilai produk atau layanan. Dengan
demikian, penambahan nilai dapat meningkatkan harga produk yang
bersedia dibayar konsumen. Misalnya, menawarkan dukungan teknisi
gratis selama satu tahun untuk produk-produk teknis dan menawarkan
layanan antar jemput gratis untuk jarak tertentu sebuah produk, akan
menjadi fitur nilai tambah, serta nilai pitur kreatif lainnya.
Bab 12 Penetapan Harga Produk 165
Penetapan harga berbasis nilai tidak berarti hanya memberikan apa yang
pelanggan ingin bayar atau menetapkan harga rendah untuk memenuhi
persaingan. Namun sebaliknya, banyak perusahaan mengadopsi strategi ini,
daripada memotong harga agar sesuai dengan pesaing lebih baik
menambahkan kualitas, layanan, dan fitur nilai tambah untuk membedakan
penawaran mereka dan dengan demikian mendukung harga yang lebih tinggi
dan memberikan kenyamanan pelanggan.
Biaya memainkan peran penting dalam menetapkan harga. Harga identic dari
akumulasi elemen biaya. Tetapi seperti semua hal lain dalam pemasaran,
penetapan harga yang baik dimulai dari pelanggan. Dewasa ini konsumen
memiliki akses ke berbagai macam produk dan layanan saat mereka
menginginkannya. Akibatnya, perusahaan terus berjuang untuk menemukan
keunggulan kompetitif satu sama lain. Menemukan apa yang benar-benar
dihargai pelanggan sangat penting untuk apa yang diproduksi, dikemas,
dipasarkan, dan bagaimana perusahaan mengirimkan produknya.
antara biaya dan harga, seberapa banyak perusahaan menghasilkan nilai bagi
pelanggan yang diberikannya.
Beberapa tipe-tipe biaya yang ada. Aspek biaya perusahaan umumnya
memiliki dua bentuk yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya variable (variable
cost). Biaya tetap (juga dikenal sebagai overhead) adalah biaya yang tidak
berbeda dengan produksi atau tingkat penjualan. Misalnya, perusahaan harus
membayar tagihan setiap bulan untuk sewa, pemanas, bunga, dan gaji
eksekutif, terlepas dari tingkat output perusahaan. Biaya variabel bervariasi
secara langsung dengan tingkat produksi. Setiap smartphone atau tablet yang
diproduksi oleh Samsung melibatkan biaya chip komputer, kabel, plastik,
kemasan, dan input lainnya. Meskipun biaya-biaya ini cenderung sama untuk
setiap unit yang diproduksi, namun disebut biaya variabel karena jumlahnya
bervariasi sesuai dengan jumlah unit yang diproduksi. Biaya total adalah
jumlah biaya tetap dan biaya variabel untuk setiap tingkat produksi. Setiap
manajemen perusahaan ingin menetapkan harga yang setidaknya akan
menutupi total biaya produksi pada tingkat produksi tertentu. Perusahaan harus
memperhatikan biayanya dengan cermat. Jika biaya perusahaan lebih tinggi
daripada pesaingnya untuk memproduksi dan menjual produk serupa,
menetapkan harga yang lebih tinggi atau menghasilkan lebih sedikit
keuntungan, menempatkannya perusahaan pada posisi yang tidak
menguntungkan.
Penetapan Harga Biaya-plus - Metode Penetapan Harga Berbasis Biaya yang
paling sederhana Cost plus pricing melibatkan penambahan markup pada
harga pokok barang dan jasa untuk mencapai harga jual. Pendekatan harga
dengan menambahkan biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan
biaya overhead untuk suatu produk, dan menambahkan persentase markup
padanya untuk mendapatkan harga produk.
Sebagai contoh: produsen minyak wangi memiliki faktor biaya sebagai
berikut: Biaya variabel: $ 10, Biaya tetap: $ 300.000. Penjualan unit yang
diharapkan adalah 50.000 (Kotler and Armstrong, 2018) .
FixedCost
BiayaUnit = BiayaVariabel +
UnitSales
Maka dapat di mplementasikan menjadi
$300.000
BiayaUnit = $10 + = $16
50.000
Bab 12 Penetapan Harga Produk 167
Kukar-Kinney, M., Ridgway, N.M., Monroe, K.B., (2012). The Role of Price in
the Behavior and Purchase Decisions of Compulsive Buyers. Journal of
Retailing 88, 63–71. https://doi.org/10.1016/j.jretai.2011.02.004
Kurniullah, A. Z. et al. (2021) Kewirausahaan dan Bisnis. Yayasan Kita
Menulis.
Laksana, F. (2008) ‘Manajemen pemasaran pendekatan praktis’, Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Lupiyoadi, R. (2001) ‘Manajemen Pemasaran Jasa: Teori dan praktik’.
Marn;, M.V., Roegner;, E.V., Zawada, C.C., (2003). Pricing New Products. The
McKinsey Quarterly 3, 40–49.
McDonald, M. and Wilson, H. (2011) Marketing Plans: How to Prepare
Them, How to Use Them, Marketing Plans. Available at:
https://search.proquest.com/docview/2132060146?accountid=43860.
Mohr, J. and Nevin, J. R. (1990) ‘Communication Strategies in Marketing
Channels: A Theoretical Perspective’, Journal of Marketing, 54(4), pp. 36–
51.
Monash, U., (2020). Demand Backward Pricing [WWW Document]. Monash
University Dicionary. URL
https://www.monash.edu/business/marketing/marketing-
dictionary/d/demand-backward-pricing (accessed 2.5.21).
Mowen, M., Hansen, D. and Heitger, D. (2011) Cornerstones of managerial
accounting. Nelson Education.
Mubarak, M. Z. and Mulyana, M. (2019) “Konsep Dasar Perencanaan
Pemasaran Dan Proses Penyusunannya,” pp. 1–44. doi:
10.31227/osf.io/nqyzd.
Munandar, D. (2011) ‘Analisis Penentuan Segmen, Target, dan Posisi Pasar
Home Care di Rumah Sakit Al-Islam Bandung’, Majalah Ilmiah
UNIKOM, 6(2), pp. 233–244. Available at:
http://jurnal.unikom.ac.id/_s/data/jurnal/v06-n02/vol-6-artikel-
12.pdf/pdf/vol-6-artikel-12.pdf.
Musanto, T. (2004) ‘Faktor-Faktor Kepuasan Pelanggan dan Loyalitas
Pelanggan’.
Daftar Pustaka 175
Anak kedua dari tiga bersaudara ini, dalam kesehariannya dan pekerjaannya
adalah bertugas sebaga seorang pengajar keahlian perhotelan dalam bidang
Room Division . Menunaikan diri dalam Tridarma Perguruan Tinggi adalah
amanah yang di jalani oleh Bapak I Made Murdana. Pelatihan Work Place
Assesor (WPA) pada tahun 2007 dan 2016 pernah diikutinya, dan hingga kini
menjadi salah satu assesor kompetensi di salah satu LSP 3 yang ada di pulau
Lombok. Bidang Pariwisata adalah bidang yang ditekuni, dan dicintainnya
hingga kini
188 Dasar-Dasar Pemasaran