Oleh :
Shela Fadia Nurramadina (C1B019033)
Fina Tri Octavia (C1B019073)
Dinda Bunga Adelia ( C1B019077)
Devina Fatmasari (C1B019105)
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Strategi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang penilaian kinerja karyawan dalam perusahaan bagi pembaca dan penulis.
Kami mengucapkan terimakasih kepada bapak Nur Choirul Afif selaku dosen Manajemen
Strategi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi sekarang ini, baik itu industri produk maupun industri jasa, perkembangan
perusahaan sangat pesat. Hal ini terlihat dari munculnya berbagai perusahaan baru, sehingga
mengakibatkan tingginya tingkat persaingan antar pesaing. Jika suatu perusahaan dapat
bersaing dan berada di atas rata-rata dibandingkan para pesaingnya, maka dapat dikatakan
berhasil. Kategori sukses dapat diukur menurut berbagai variabel seperti pangsa pasar
perusahaan, laba bersih perusahaan, dan merek terkenal. Salah satu kunci atau aplikasi
keberhasilan suatu perusahaan adalah strategi perusahaan yang tepat dalam perencanaannya.
Rencana strategis perusahaan adalah rencana jangka panjang yang komprehensif yang
memberikan arah dan alokasi sumber daya bagi perusahaan untuk mencapai tujuannya dalam
berbagai kondisi lingkungan dalam jangka waktu tertentu. Untuk mencapai strategi
perusahaan untuk memperoleh keunggulan kompetitif, sumber daya manusia internal
perusahaan, seperti pemimpin perusahaan dan manajer operasi, perlu melakukan perencanaan
strategis dalam sistem yang ada. Ada faktor internal dan faktor eksternal yang menentukan
keberhasilan atau kegagalan. Faktor internal meliputi kekuatan dan kelemahan perusahaan,
sedangkan faktor eksternal meliputi peluang dan ancaman. Setiap perusahaan memiliki
kekuatan dan kelemahannya masing-masing, namun berusaha untuk mengurangi
kelemahannya dengan berbagai cara. Berkaitan dengan hal tersebut, kelompok penulis
mendapat tugas mata kuliah strategi perusahaan, yang bertujuan untuk membahas dan
menganalisis strategi yang perlu diterapkan perusahaan, khususnya kasus Indonesian Airlines
PT Garuda Indonesia.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A1. Analisis Kinerja dan Postur Strategik
A1.1. Profil PT Garuda Indonesia
Penerbangan sipil Indonesia tercipta pertama kali atas inisatif Angkatan Udara Republik
Indonesia (AURI) dengan menyewakan pesawat yang dinamai “Indonesian Airways” kepada
pemerintah Burma pada 26 Januari 1949. Peran “Indonesian Airways” pun berakhir setelah
disepakatinya Konferensi Meja Bundar (KMB) pada 1949. Pada 21 Desember 1949
dilaksanakan perundingan lanjutan dari hasil KMB antara pemerintah Indonesia dengan
maskapai KLM mengenai berdirinya sebuah maskapai nasional. Presiden Soekarno memilih
dan memutuskan “Garuda Indonesian Airways” (GIA) sebagai nama maskapai ini. Seluruh
awak dan pesawatnya pun baru bisa kembali ke Indonesia pada 1950. Setibanya di Indonesia,
semua pesawat dan fungsinya dikembalikan kepada AURI ke dalam formasi Dinas Angkutan
Udara Militer. Dalam mempersiapkan kemampuan staf udara Indonesia, maka KLM bersedia
menempatkan sementara stafnya untuk tetap bertugas sekaligus melatih para staf udara
Indonesia. Karena itulah pada masa peralihan ini Direktur Utama pertama GIA merupakan
orang Belanda, Dr. E. Konijneburg. Armada pertama GIA pertama pun merupakan
peninggalan KLM-IIB. Sehari setelah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia (RI) oleh
Belanda, yaitu tanggal 28 Desember 1949, dua buah pesawat Dakota (DC-3) berangkat dari
bandar udara Kemayoran, Jakarta menuju Yogyakarta untuk menjemput Soekarno dibawa
kembali ke Jakarta yang sekaligus menandai perpindahan kembali Ibukota RI ke Jakarta.
Sejak saat itulah GIA terus berkembang hingga dikenal sekarang sebagai Garuda Indonesia.
Bombardie 18 — — 1 84 96 PK-GRA
r CRJ1000 2 menggunakan
livery
SkyTeam.
Pesawat
penghubung
untuk
Indonesia's
Secondary
City dan
dioperasikan
oleh Garuda
Explore Jet.
Rencana
semua armada
pesawat ini
akan
dipensiunkan
tahun 2022.
Gambar 1
Sebagai wujud dari penerapan tata kelola perusahaan yang baik, perusahaan merumuskan dan
mengesahkan “Kebijakan Tata Kelola Perusahaan” sebagai pedoman kebijakan penerapan
tata kelola perusahaan yang baik; board manual, yang merupakan pedoman bagi dewan dan
komite untuk menjalankan tugasnya. tugas dan tanggung jawab etika profesi dan etika bisnis
adalah Kode etik kerja bagi insan perusahaan dan pedoman bagi insan perusahaan dan
pemangku kepentingan untuk menjalankan kegiatan bisnis perusahaan. Perusahaan juga telah
merumuskan dan terus memperbaharui prosedur operasi dan petunjuk teknis dari setiap lini
organisasi, sehingga departemen fungsional dari setiap organisasi akan memandu dan
mematuhi aturan dan kebijakan yang telah ditetapkan dalam menjalankan tugasnya.
1. Mengoptimalkan nilai Perseroan, agar Perseroan memiliki daya saing yang kuat, baik secara
nasional maupun internasional, sehingga mampu mempertahankan keberadaannya dan
tumbuh berkembang untuk mencapai maksud dan tujuan Perseroan;
2. Mendorong pengelolaan Perseroan secara profesional, efisien dan efektif serta
memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian organ Perseroan;
3. Mendorong organ Perseroan agar dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakannya
dilandasi dengan nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan, serta kesadaran akan adanya tanggung jawab sosial Perseroan terhadap pemangku
kepentingan (stakeholders) maupun pelestarian lingkungan di sekitar BUMN;
4. Meningkatkan kontribusi Perseroan dalam perekonomian nasional dan;
5. Meningkatkan iklim yang kondusif bagi perkembangan investasi nasional.
Garuda Indonesia telah merumuskan tata nilai (values) yang disebut sebagai SINCERITY
yang diresmikan pada tanggal 20 Januari 2017. Penjabaran tata nilai SINCERITY terdiri dari
nilai-nilai Synergy, Integrity, Customer Focus, AgIlity, dan Safety. Kelima nilai SINCERITY
tersebut selanjutnya dijabarkan ke dalam 10 Perilaku Utama, yaitu:
Etika Bisnis dan Etika Kerja Garuda Indonesia ini menjelaskan tentang Etika Kerja dan Etika
Bisnis yang harus ditampilkan oleh Insan Garuda Indonesia dan yang tidak boleh ditampilkan
oleh Insan Garuda Indonesia sebagai penjabaran dari pelaksanaan prinsip-prinsip GCG yaitu:
Transparansi
Garuda Indonesia menjamin pengungkapan informasi material dan relevan mengenai
kinerja, kondisi keuangan dan informasi lainnya secara jelas, memadai dan tepat
waktu serta mudah diakses oleh pemangku kepentingan sesuai dengan haknya. Prinsip
keterbukaan ini tidak mengurangi kewajiban untuk melindungi informasi rahasia
mengenai Garuda Indonesia dan Pelanggan sesuai dengan peraturan
perundanganundangan yang berlaku;
Akuntabilitas
Garuda Indonesia menjamin kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban
masing-masing organ perusahaan (Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris
dan Direksi) agar pengelolaan Perusahaan terlaksana secara efektif. Akuntabilitas
merujuk kepada kewajiban seseorang atau organ perusahaan yang berkaitan dengan
pelaksanaan wewenang yang dimilikinya dan/atau pelaksanaan tanggung jawab yang
dibebankan oleh Garuda Indonesia kepadanya.
Pertanggungjawaban
Garuda Indonesia menjamin kesesuaian antara pengelolaan perusahaan terhadap
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat,
pemenuhan kewajiban terhadap Pemerintah sesuai peraturan yang berlaku,
bekerjasama secara aktif untuk manfaat bersama dan berusaha untuk dapat
memberikan kontribusi yang nyata kepada masyarakat.
Kemandirian
Garuda Indonesia menjamin pengelolaan perusahaan secara profesional tanpa
benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi
yang sehat.
Kewajaran
Garuda Indonesia menjamin keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak
pemangku kepentingan yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
CSR menjadi sarana pengikat antara perusahaan dengan konsumen atau pelanggan, sebagai
upaya menumbuhkan rasa memiliki masyarakat terhadap perusahaan sekaligus menjadi alat
untuk menyelaraskan dinamika bisnis dengan kelestarian lingkungan. Garuda Indonesia
menyadari bahwa setiap kemajuan yang diraih perusahaan sudah selayaknya dinikmati pula
oleh masyarakat, antara lain melalui berbagai program kerja sama yang dapat meningkatkan
pemberdayaan masyarakat dan lingkungan. Melalui program-program CSR yang
disebut Garuda Indonesia Cares (Garuda Indonesia Peduli), upaya memberdayakan
masyarakat dan menjaga lingkungan itu akan terus menjadi bagian dari kerja keras untuk
memajukan perusahaan.
Salah satu komitmen Garuda Indonesia tersebut tertuang dalam konsep Garuda
Indonesia Green Airline,bertujuan menjadikan maskapai penerbangan selaras dengan
masyarakat dan alam itu diwujudkan dengan keterlibatan Garuda Indonesia sebagai salah
satu founding member dalam Indonesia Business Council for Sustainable
Development (IBCSD). Sebuah forum untuk perusahaan-perusahaan di Indonesia yang fokus
pada upaya-upaya sektor bisnis dalam menciptakan pembangunan Indonesia yang
berkelanjutan. Garuda Indonesia juga aktif berpartisipasi dalamProgram Indonesia Vision
2050 yang merupakan program inisiatif dengan tujuan menyusun kerangka kerja sektor bisnis
agar berpaling dari praktik Business As Usual menjadi sustainable.
Melalui Garuda Indonesia Peduli, Garuda Indonesia telah menjalankan program CSR yang
dirancang untuk mendukung perkembangan masyarakat dan pembangunan berwawasan
lingkungan yang berkelanjutan. Program-program yang dijalankan juga kerap disinergikan
dengan upaya Pemerintah, dan institusi lainnya baik domestik maupun internasional yang
menyentuh 3 aspek CSR yakni Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan secara konsisten dan
berkesinambungan.
Ekonomi
Melalui Program Pinjaman dan Program Pembinaan Kemitraan, Garuda Indonesia
menyalurkan pinjaman modal untuk Usaha Kecil Menengah (UKM) yang tersebar di seluruh
Indonesia. Bantuan permodalan itu diberikan kepada UKM mitra binaan untuk mendukung
potensi berkembang dan mengelola usaha mereka dengan baik. Penyaluran dana bisa
diberikan melalui sinergi antar BUMN, Non Govermental Organization dan Lembaga
Penyalur lain.
a. 4,985 Mitra Binaan
Memasuki 2019, Program Pinjaman Kemitraan Garuda Indonesia telah merangkul 4.985
mitra binaan yang terdiri dari 634 mitra binaan Garuda Indonesia dan 4.351 mitra binaan
hasil sinergi dengan BUMN/Lembaga Penyalur lain yang tersebar di 16 provinsi di
seluruh Indonesia. Jumlah dan sebaran UKM mitra binaan itu akan terus bertambah
seiring tumbuh kembangnya sektor usaha informal di masyarakat.
b. Ketahanan Pangan
Sampai akhir 2018, para petani dan pelaku UKM sektor pertanian mendapat porsi
terbesar, mencapai 52,7% dalam penyaluran pinjaman kemitraan. Diikuti dengan bidang
industri (27,4%), perdagangan (7.2%), perkebunan (5,1%), perikanan (3.3%), jasa
(3,1%), dan peternakan (1.2%). Hal tersebut sejalan dengan komitmen Garuda Indonesia
untuk turut mensukseskan program pemerintah, khususnya ketahanan pangan nasional.
c. Promosi Produk UKM
Tidak sekadar membantu permodalan, upaya pemberdayaan UKM itu juga diiringi
dengan program pendidikan dan pelatihan hingga kegiatan promosi demi
mengoptimalkan hasil karya dan meningkatkan pangsa pasar produk mitra binaan. Selain
keikutsertaan dalam pameran-pameran di tingkat nasional maupun internasional, lebih
jauh Garuda Indonesia mempromosikan produk mitra binaan pada katalog Sales On
Board Garuda (Arcade) dari tahun 2013 sampai dengan 2015. Bahkan, salah satu produk
mitra binaan di industri kerajinan perak Utami Silver, terpilih menjadi pemasok aksesoris
berupa bros yang disematkan pada seragam awak kabin Garuda Indonesia.
Lingkungan
Komitmen operasional perusahaan yang ramah lingkungan itu telah terwujud melalui
program-program Garuda Indonesia Peduli Lingkungan diantaranya :
a. Buku Daur Ulang
Merupakan program berkelanjutan yang dirintis sejak 2011. Garuda Indonesia
menyadari bahwa kertas yang diproduksi dari serat kayu merupakan sumber daya alam
yang perlu dilestarikan. Dalam kaitan dengan hal tersebut, sebagai bentuk kontribusi
terhadap lingkungan, Garuda Indonesia berinisiatif untuk mengolah kembali sampah
kertas/dokumen bekas seperti tiket dan dokumen lainnya untuk diproses menjadi buku
daur ulang.
b. Program One Passanger One Tree
Menurut data Asosiasi Pengangkutan Udara Internasional (IATA), industri transportasi
udara menyumbang 2% dari emisi karbon di seluruh dunia dan memberikan total
dampak terhadap perubahan iklim sebesar 3%. Dalam upaya mengurangi dampak bisnis
perusahaan terhadap perubahan iklim itu, Garuda Indonesia sudah melakukan berbagai
upaya dari aspek teknologi, operasi dan infrastruktur (Lihat Garuda Green Efforts).
Program more passengers more trees menjadi bagian komitmen Garuda Indonesia
untuk mengiringi laju kenaikan penumpang dengan jumlah pohon sebagai langkah
nyata untuk mengurangi emisi karbon.
c. Bank Halon
GMF AeroAsia (salah satu anak perusahaan Garuda Indonesia) sejak tahun 2000
menjadi Bank Halon satu-satunya di Indonesia. Kegiatan utama Bank Halon adalah
mengumpulkan halon yang sudah tidak digunakan, melakukan pemulihan kualitas
Halon sesuai dengan standar kualitas yang berlaku, serta menyalurkan Halon hasil
pemulihan kualitas kepada pengguna kritis. Pada tahun 2010, atas kontribusi tersebut
GMF meraih “Montreal Protocol Award” dari “United State Environmental Protection
Agency” (USEPA).
2.1.1. Marketing
e. Berbagai promosi melalui digital atau media sosial dilakukan agar lebih mendekatkan
perusahaan dengan komunitas yang dilayani, untuk meningkatkan penjualan
kepada masyarakat seiring dengan semakin populernya penggunaan jalur digital,
khususnya media sosial.
2.1.2. Finance
2.1.3. Operation
c. Penerapan strategi yang menyeluruh dimulai tahun 2012 demi adanya perbaikan
dibeberapa indikator operasional seperti utilisasi pesawat, produktivitas awak kokpit
serta efisiensi biaya. Secara umum, program efisiensi dilakukan adalah melalui penerapan
Economical Tanking, optimalisasi penggunaan Ground Power Unit (GPU), Flight Fuel
Conservation, Centralized Flight Planning, Crew Transport dan Zero Flight Time Training.
Managemen
t 0.055 4 0.220
Setiap perusahaan harus
memiliki strategi yang
jelas dan dapat menjadi
kerangka dasar untuk
Strategi perencanaan lainnya 0.055 3 0.165
Bidang usaha yang
beragam dapat
menunjang kebutuhan
dan pelayanan yang
diberikan oleh
Bidang Usaha perusahaan 0.044 4 0.176
"imigration on board"
Layanan ini dapat
memberikan kemudahan
bagi penumpang untuk
menyelesaikan proses
Layanan Imigrasi di dalam pesawat 0.033 3 0.099
Segmentasi yang baik dan
memberikan kontribusi
yang signifikan terhadap
pembentukan pasar yang
Marketing Segmentasi kuat
Penumpang merupakan
tujuan utama dari bisnis
penerbangan sehingga
jumlah penumpang
menjadi salah satu
indikator kekuatan
Jumlah penumpang maskapai
Pangsa pasar dapat
menjadi indikasi seberaa
besar permintaan
costumer terhadap
Pangsa Pasar produk/jasa perusahaan
Pelayanan perusahaan
haruslah mampu
memenuhi ekspetasi dari
Kualitas Pelayanan calon penumpang
Brand merupakan aspek
penting dalam
perusahaan sebagai
identitas yang akan
Brand melekat pada masyarakat
Kegiatan Corporate
Responsibiity untuk
meningkatkan awareness
Kegiatan kepedulian masyarakat kepada
terhadap masyarakat perusahaan
Beragamnya rute
penerbangan akan
memperluas kekuatan
maskapai untuk
menjaring dan
menjangkau lebih banyak
Rute penerbangan penumpang
Financial
C.1. Organisasi Pelaksana Program
C.1.1. Organisation Chart
Bagan Struktur Organisasi PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk.
Manajemen Atas :
Manajemen Menengah :
1. Direktur Layanan bertugas mengendalikan sarana dan prasaran pelayanan umum secara
efisiensi dan efektif.
2. Direktur Pemasaran bertugas mengelola dan mengoptimalkan upaya-upaya pemasaran
dan penjualan produk-produk yang dihasilkan perusahaan sesuai dengan perencanaan
dan strategi perusahaan.
3. Direktur Teknik Pengelola Armada bertanggung jawab dengan perihal pengolalaan
Armada.
4. Direktur Operasi bertugas penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang pengawasan
operasi pesawat udara dan personel operasi pesawat udara, serta personel kesehatan
penerbangan;
5. Direktur Keuangan bertugas menggeneralisasikan bidang keuangan dan memimpin
kinerja keuangan perusahaan.
6. Direktur SDM dan Umum bertugas mengkoordinasikan perumusan perencanaan dan
pemberdayaan pegawai (man power planning), sesuai kebutuhan perusahaan dan
menyelenggarakan sistem informasi SDM dalam suatu data base kepegawaian.
7. Direktur Strategis Pengembangan Bisnis bertugas melakukan usaha-usaha untuk
pengembangan produk-produk telekomunikasi baik produk sentral, terminal,
transmisi, dan produk-produk lainnya secara efektif dan efisien serta melakukan studi
analisa mendalami tentang perkembangan sistem telekomunikasi dalam menentukan
peluang bisnis.
Tugas Manajemen Bawah yaitu berkaitan dengan semua bidang yang menyangkut dengan
pelayanan pesawat dari mulai penerbangan sampai dengan strategi manajemen.