Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS

PT. GARUDA INDONESIA

Disusun
Oleh:

Dianza Pramana Putra


205020207111026

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021

1
Gambaran Perusahaan

Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan Indonesia yang berkonsep sebagai full service
airline (maskapai dengan pelayanan penuh). Saat ini Garuda Indonesia mengoperasikan 82
armada untuk melayani 33 rute domestik dan 18 rute internasional termasuk Asia (Regional Asia
Tenggara, Timur Tengah, China, Jepang dan Korea Selatan), Australia serta Eropa (Belanda).
Sebagai pelopor maskapai nasional yang didirikan pada tahun 1949, Garuda Indonesia
menambahkan kembali tagline “The Airline of Indonesia” sebagai penanda kepeloporan dan
identitas maskapai pembawa bendera bangsa (flag carrier) di tengah persaingan industri
penerbangan yang semakin ketat baik di tingkat nasional dan khususnya di tingkat internasional.
Dengan tagline ini, Garuda Indonesia semakin memantapkan posisi menuju maskapai kelas
dunia. Garuda Indonesia merupakan maspakai penerbangan milik Negara dengan kredibilitas
yang baik dimata masyarakat. Garuda Indonesia pernah mendapatkan penghargaan "The World's
Most Improved Airlines" pada tahun 2010 dari SkyTrax dan "maskapai bintang empat" dari
SkyTrax London. Tidak hanya itu, Garuda Indonesia juga dianugerahkan "Airlines Turnaround
of The Year" oleh Centre for Asia Pacific Aviation. Menurut berita yang disampaikan oleh
detiknews dengan judul Sukses dari Kerterpurukan Garuda Indonesia menuju IPO (Senin, 7
Februari 2011), pada tanggal 11 Februari 2011 yang lalu Garuda Indonesia telah melakukan IPO.
Hal itu bertujuan untuk mendukung program "Quantum Leap" yang mentargetkan pada tahun
2015 jumlah armada Garuda Indonesia menjadi 153 pesawat, cost structure yang jauh lebih
efisien, dan jumlah penumpang menjadi lebih dari 27 juta penumpang per tahun. Garuda resmi
melaksanakan IPO dengan mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia dengan dana hasil IPO
yang diterima mencapai Rp3,3 triliun. Hal tersebut merupakan suatu hasil yang baik dengan dana
hasil IPO yang diteriama sebesar 3,3 triliyun rupiah. Sebelum pelaksanaan IPO Garuda Indonesia
terus melaksanakan program di media massa, beberapa diantaranya melalui media televisi dan
media cetak, antara lain Metro TV, Media Indonesia dan Kompas. Program publikasi tersebut
bertujuan untuk meningkatkan citra perusahaan di mata publik finansial dan masyarakat
menjelang IPO. Beberapa rintangan juga dialami oleh Garuda Indonesia pada akhir tahun 2010,
yaitu dengan adanya peristiwa kesalahan sistem yang terjadi pada tanggal 21 November 2010
lalu. Hal itu mengakibatkan sejumlah rute layanan penerbangan maskapai Garuda Indonesia dari

2
Jakarta, baik untuk tujuan lokal maupun luar negeri, mengalami penundaan dan pembatalan
selama tiga hari. Masalah itu disebabkan tidak sinkronnya data pada transisi sistem lama ke
sistem baru, yang dibuat lebih terintegrasi. Kepala Humas Garuda Indonesia, Pujobroto,
mengatakan bahwa sistem data terintegrasi itu baru diterapkan selama tiga hari. Sebelumnya,
Garuda memiliki tiga sistem yang terpisah, yaitu sistem monitor penerbangan, pengaturan awak
kabin dan jadwal penerbangan. Hal tersebut diungkapkan oleh vivanews dalam artikelnya yang
berjudul ‘Pilot: Garuda Alami Kesalahan Sistem’ (Senin, 22 November 2010). Hal ini menjadi
tantangan tersendiri bagi pencitraan Garuda Indonesia menjelang IPO.

Permasalahan Garuda Indonesia

Garuda Indonesia sebagai perusahaan plat merah milik BUMN memiliki beberapa masalah yang
membuat perusahaan kini menjadi salah satu perusahaan yang terancam mengalami
kebangkrutan. Sejumlah masalah yang terjadi perusahaan akibat adanya kesalahan yang terjadi
dalam manajemen perusahaan. Perusahaan mengalami masalah dalam pengelolaaan sumber daya
manusia yang ada didalam perusahaan. Pada tahun 2011, para pilot di maskapai Garuda
melakukan pemogokan kerja akibat adanya ketimpangan gaji antara pilot local dan pilot
international. Masalah ini muncul karena para pilot local merasa jika mereka menerima gaji dfan
insentif yang lebih kecil ketimbang pilot international, namun dengan beban kerja yang sama.
Akibat dari adanya masalah mogok kerja ii, menghambat kegiatan operasional perusahaan
sehingga perusahaan perlu melakukan beberapa upaya guna mengatasinya. Masalah kedua yang
terjadi di PT. Garuda Indonesia adalah system keuangan yang buruk, utang yang menumpuk
hingga masalah penurunan kinerja akibat pandemic covid-19 yang melanda dunia. Seperti yang
dikatakan oleh Koordinator Serikat Bersama Karyawan Garuda Indonesia Bersatu (Sekber)
mengatakan jika masalah keuangan dan penurunan kinerja merupakan masalah utama pada 2021.
Perusahaan memiliki masalah hutang hingga Rp 70 trilliun yang menjadi fundamental dari
permasalahan jangka panjang perusahaan. Hutang ini merupakan imbas dari adanya pandemu
covid yang terjadi di Indonesia yang mengakibatkab penurunan mobilitas masyarakat untuk
bepergian terutama menggunakan transportasi public. Bagi perusahaan, masalah pandemic
mengakibatkan kekurangan laba dan menurunnya knerja perusahaan dalam upaya membayar
kewajiban operasional seperti penyewaan pesawat hingga hutang lainnya.

3
Solusi dan Analisis 5M

Guna mengatasi masalah SDM pada 2011, perusahaan melakukan pengelolaan manajamen SDM
dengan menggunakan tenaga ahli sebagai pilot (instruktur) serta menggabungkan beberapa
penerbangan sebagai bentuk upaya perampingan. Selain itu perusahaan juga melakukan
negosiasi kepada para pilot serta melakukan penyesusaian gaji bagi seluruh pilot. Pada masalah
hutang dan keuangan perusahaan, hingga saat ini masalah tersebut merupakan masalah utama
BUMN. Terdapat beberapa opsi yang mungkin dilakukan guna mengatasi masalah hutang
Garuda yaitu dengan melakukan penutupan bagi peruhsaan dan melakukan restrukturisasi
keuangan dan manajemen. Menurut David F (1997) “Restrukturisasi, sering disebut sebagai
downsizing atau delayering, melibatkan pengurangan perusahaan di bidang tenaga kerja, unit
kerja atau divisi, ataupun pengurangan tingkat jabatan dalam struktur oganisasi perusahaan.
Langkah rekstrukturisasi masih dilakukan hingga kini oleh pemerintah dengan melakukan
penataan ulang bagi para manajemen, serta menata ulang keuangan perusahaan dan
menegosiasikan hutang dengan para pihak yang terlibat.

Analisis 5M

1. Man
Sumber daya yang dimiliki Garuda merupakan yang terbaik di Indonesia. Dari data yang
diberikan oleh perusahaan, PT Garuda Indonesia dikategorikan sebagai world class
airlines. Di tahun 2020, Garuda terus meningkatkan pelayanan terbaiknya dan
mempertahankan gelar sebagai maskapai bintang lima. Selain itu, di kondisi Pandemi
Covid-19, Garuda Indonesia mencapai rating “good” pada Safe Travel Barometer 2020
karena tingkat keamanan dan kesehatan penerbangan. Garuda Indonesia melakukan
pengembangan yang signifikan dalam layanan penerbangannya, seperti physical
distancing, temperature checking, hand sanitizer, digital platform optimizations,
pembatasan kapasitas penumpang, personal healthy kit, cabin crew Personal Protective
Equipment (PPE), pre-pack food and beverages, seating arrangement, serta penambahan
rutinitas, cabin disinfectant cleaning. Keseluruhan langkah tersebut mendapat apresiasi
positif dan menjadi salah satu keunggulan dalam layanan penerbangan Garuda Indonesia.

4
Pada tahun 2021, Garuda Indonesia merencanakan untuk meningkatkan layanannya
dalam, yakni dengan memberikan tema khusus di setiap layanannya. Mulai dari makanan,
minuman, suasana kabin, sampai suasana lounge yang disesuaikan dengan hari-hari besar
yang ada
2. Money
Kinerja keuangan merupakan suatu bentuk acuan pengukuran kinerja perusahaan yang
dilakukan berdasarkan atas kemampuan pengelolaan dana perusahaan dalam
menghasilkan laba. Analisis keuangan ini merupakan gambaran baik buruknya kinerja
perusahaan. Selain itu, kinerja keuangan juga menggambarkan kondisi keuangan
perusahaan sehingga menjadi pertimbangan investor dalam melakukan investasi. Berikut
adalah analisis kinerja keuangan PT. Garuda Indonesia periode 2019-2020. Kinerja
keuangan Perseroan terdiri atas kinerja Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian, Laporan
Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif disajikan sebagai berikut :

Aset Tidak Lancar


Aset tidak lancar tahun 2020 mencapai USD10,25 miliar, meningkat 208,67%
dibandingkan tahun 2019 yang mencapai USD3,32 miliar. Peningkatan tersebut berasal
dari pertumbuhan aset tetap sebesar 721,27% atau USD8,25 miliar. Penerapan PSAK 73
menyebabkan kenaikan aset yang signifikan karena Perseroan mencatat aset hak guna
Aset Lancar
Aset lancar tahun 2020 mencapai USD536,55 juta menurun 52,68% dibandingkan tahun
2019 yang mencapai USD1,13 miliar. Penurunan ersebut berasal dari turunnya piutang
usaha pihak ketiga sebesar USD135,39 juta sehubungan dengan penerapan PSAK 71 dan
penurunan kas setara kas sebesar USD98,37 juta.
Liabilitas

5
Liabilitas tahun 2020 mencapai USD12,73 miliar, meningkat 228,76% dibandingkan
tahun 2019 yang mencapai USD3,87 miliar. Peningkatan tersebut berasal dari
pertumbuhan liabilitas jangka panjang pendek sebesar 26,47% atau USD0,90 miliar dan
pertumbuhan liabilitas jangka panjang sebesar 1.668,21% atau USD7,96 miliar.
Peningkatan tersebut karena penerapan PSAK 73 menyebabkan kenaikan liabilitas yang
signifikan karena Perseroan mencatat komitmen sewa operasi sebagai liabilitas sewa.

Liabilitas Jangka Pendek


Liabilitas jangka pendek tahun 2020 mencapai USD4,29 miliar, meningkat 26,47%
dibandingkan tahun 2019 yang mencapai USD3,40 miliar Peningkatan tersebut berasal
dari pertumbuhan dan liabilitas sewa pembiayaan sebesar 2.765,35% atau USD1,45
miliar. Penerapan PSAK 73 menyebabkan kenaikan liabilitas yang signifikan karena
Perseroan mencatat komitmen sewa operasi sebagai liabilitas sewa
Liabilitas Jangka Panjang
Liabilitas jangka panjang tahun 2020 mencapai USD8,44 miliar, meningkat 1.668,21%
dibandingkan tahun 2019 yang mencapai USD0,48 miliar. Peningkatan tersebut berasal
dari pertumbuhan liabilitas sewa pembiayaan sebesar USD4,49 miliar. Peningkatan
tersebut “terutama” karena penerapan PSAK 73 yang menyebabkan kenaikan liabilitas
yang signifikan karena Perseroan mencatat nilai komitmen sewa operasi sebagai liabilitas
sewa.
3. Methode
Guna meningkatkan kinerja operasional, Sejumlah inisiatif yang dilakukan yaitu dengan
memaksimalkan kerja sama dengan mitra usaha guna mendorong peningkatan
pendapatan. Upaya tersebut utamanya terkait dengan pembukaan penerbangan langsung
khusus kargo. Kemudian, pengoperasian Pesawat Passenger Freighter, optimalisasi
layanan Charter Kargo. Hingga pengembangan layanan pengiriman barang.
4. Machine
Garuda Indonesia saat ini memiliki total 142 pesawat yang terdiri dari: Boeing 777-
300ER, Boeing 737-800NG, Airbus A330-200, Airbus A330-300, Airbus A330-900neo
dan ATR 72-600. Pada 30 September 2018, rata-rata usia armada kami adalah 6,62 tahun.
5. Material

6
Guna mendapatkan SDM yang berkualitas, perusahaan bekerja sama dengan sekolah-
sekolah penerbangan baik nasional dan international. Kerja sama tersebut dilakukan
dengan tujuan untuk menjaga mutu perusahaan tetap terjaga pada standar terbaiknya.
Dalam penyediaan pesawat, perusahaan bekerja sama dengan beberapa perusahaan
seperti Boeing dan Airbus. System penyediaan pesawt dilakukan dengan system carter
atau penyewaan serta menggunakan system pembelian.

Kesimpulan

Garuda Indonesia sebagai maskapai unggulan Indonesia memiliki strategi yang cukup matang
dalam menghadapi kompetisi pasar penerbangan yang sangat ketat. Walaupun Garuda sempat
terpuruk beberapa tahun ke belakang, namun Garuda berhasil bangkit kembali. Hal ini
dikarenakan adanya perbaikan manajemen yang meliputi seluruh aspek perusahaan mulai dari
human capital, teknologi, hingga ke budaya organisasi. Dari tipe strategi yang Garuda terapkan,
Garuda lebih menekankan pada strategi intensif dan diversifikasi. Industri penerbangan yang
semakin jenuh, dan munculnya banyak maskapai low cost carrier, mengharuskan Garuda untuk
menyusun strategi jauh ke depan. Melalui tujuan jangka panjang yang tertuang dalam Quantum
Leap dari tahun 2011-2015, Garuda membuat langkah-langkah dalam pencapaian yang ingin
perusahaan raih.Kinerja perusahaan dalam bidang SDM dan operasiional tetap terjaga dengan
baik setiap tahunnya. Namun pada kinerja keuangan dikatakan buruk karena setiap tahunnya
modal kerja perusahaan terus mengalami penurunan. Sedangkan pada total aktiva setiap
tahunnya mengalami peningkatan, menunjukkan bahwa perusahaan mengalami kesulitan dalam
melunasi kewajiban lancarnya. Disebabkan karena meningkatnya kewajiban lancar seperti
peningkatan utang bank dan lembaga keuangan, peningkatan pertumbuhan aset lancar dan tidak
lancar, peningkatan kas dan setara kas, peningkatan piutang usaha, peningkatan persediaan,
peningkatan uang muka dan biaya dibayar di muka, dana perawatan pesawat serta uang jaminan,
investasi pada entitas asosiasi, peningkatan aset berupa bangunan dan peralatan.

7
Daftar Pustaka

Andayani, N. S., I. B. Wiksuana dan I. B. P. Sedana. (2017) Kinerja Keuangan Sebelum dan
Sesudah IPO dan Pengaruhnya Terhadap Nilai Perusahaan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 6,3 : 881-908

Yunus, Yusnita. Analisis Tingkat Kebangkrutan PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Diss.
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR, 2021.

Lesmana, Rosa, and Novia Susanti. "Analisa Strategi Bersaing Pt. Garuda Indonesia Tbk.
(Persero)." Jurnal Pemasaran Kompetitif 1.3 (2018).

Ramalan, Suparjo, okezoneeconomy, “ Serikat Karyawan Bogkar 2 Masalah Utama Garuda


Indonesia, Apa Itu ?”, https://economy.okezone.com/read/2021/08/10/320/2453620/serikat-
karyawan-bongkar-2-masalah-utama-garuda-indonesia-apa-itu?page=2, diakses pada 17
November 2021

8
Lampiran

9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Anda mungkin juga menyukai