Disusun oleh :
BAB III
PEMBAHASAN
Dari semua dampak yang telah dikemukakan diatas covid-19 bukan hanya
dialami oleh Indonesia tetapi seluruh negara didunia dan merubah kebiasaan
masyarakat dunia. Hal ini berbanding lurus dengan permintaan akan jasa dan
penawaran yang diinginkan masyarakat era pandemi. Pandemi covid-19 memaksa
pelaku industri beradaptasi dan mencari jalan tengah untuk bertahan dalam semua
kebiasaan bisnis yang berbeda. Misalkan saja sebelum pandemi Garuda Indonesia
berfokus untuk rute internasional, ketika terjadi pandemi secara tiba-tiba pemerintah
melakukan penutupan rute internasional, seharusnya manajemen dengan sigap
melakukan evaluasi dan mengalihkan penerbangan untuk rute domestik sebagai
peluang baru. Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan Garuda Indonesia dalam
mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh pandemi covid-19, yaitu :
Empat langkah diatas bisa dilakukan oleh manajemen Garuda Indonesia untuk
mengurangi dampak krisis perushaan yang disebabkan oleh pandemi covid-19 secara
bertahap dan memicu perusahaan untuk terus berkembang, sehingga mampu
bertahan dan memupuk kepercayaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan baik
intern maupun ekstern misalkan investor.
3.3 Penyehatan Kondisi Finansial
Dengan rumitnya masalah keuangan yang dialami Garuda Indonesia, maka
penyelesaian problemnya juga membutuhkan beberapa langkah yang tidak
sederhana. Saat ini Kementerian BUMN sedang mengkaji 4 opsi penyelamatan
Garuda Indonesia, yaitu: pemberian pinjaman untuk meningkatkan ekuitas;
penggunaan hukum perlindungan kebangkrutan untuk restrukturisasi hutang; pendirian
maskapai baru dengan model bisnis baru; dan terakhir, likuidasi Garuda Indonesia.
Beberapa opsi penyehatan juga telah diajukan untuk membawa Garuda Indonesia dari
keterpurukannya. Untuk mengatasi masalah tersebut, opsi perbaikan di bawah ini
dapat dijadikan pertimbangan, seperti:
1. Renegosiasi sewa pesawat dengan lessor. Beberapa lessor terindikasi
melakukan kecurangan dalam perjanjian awal sewa guna armada pesawat yang
digunakan oleh Garuda Indonesia. Untuk perusahaan lessor tersebut, Garuda
Indonesia akan melakukan standstill atau penghentian kerja sama, dan
negosiasi keras. Sedangkan untuk lessor yang terbukti tidak terindikasi curang
dan berperforma baik, Garuda Indonesia akan mengajukan negosiasi ulang
biaya sewa armada pesawat mereka. Saat ini, Garuda Indonesia telah
mengembalikan 12 unit pesawat kepada salah satu lessor yang kontraknya
berakhir pada tahun 2027.
2. Perubahan model bisnis Garuda Indonesia. Dengan penurunan jumlah
wisatawan asing yang signifikan, Garuda Indonesia seharusnya membidik pasar
wisata dan transportasi udara lokal. Hal ini terbukti dengan penurunan
wisatawan domestik yang jauh lebih sedikit pada tahun 2020. Intensifikasi
perjalanan dari dan menuju lokasi wisata prioritas harus ditingkatkan untuk
mendukung program pariwisata nasional. Garuda Indonesia juga melirik opsi
peningkatan kinerja pada industri kargo yang masih luas.
3. Pemangkasan biaya operasional perusahaan. Tingginya biaya operasional
dipengaruhi oleh tingginya sewa pesawat, perawatan pesawat, bahan bakar,
dan gaji pegawai. Penggunaan terlalu banyak jenis pesawat turut
mempengaruhi tingginya biaya perawatan.
4. Merampingkan struktur kepegawaian. Perampingan struktur akan berbanding
lurus dengan penurunan biaya kepegawaian. Pada posisi puncak, jumlah
komisaris akan dikurangi hingga hanya berjumlah 2 atau 3 orang saja. Garuda
Indonesia juga melakukan percepatan penyelesaian kontrak kerja sama dengan
pegawai berstatus perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT). Manajemen juga
mempercepat pensiun untuk karyawan berusia lebih dari 45 tahun dan
menawarkan opsi pensiun dini untuk semua karyawan tanpa memandang usia
dan lama bekerja. Selain itu Garuda Indonesia juga membuka opsi aktivitas
bekerja melalui metode work from home (WFH) untuk menurunkan biaya
operasional.
BAB IV
REKOMENDASI
Struktur :
1. Memastikan struktur jajaran dewan direksi terdapat dua fungsi yang terpisah
yaitu fungsi eksekutif dan non eksekutif sehingga dapat terlaksana dual
control.
2. Memastikan independensi dari divisi kepatuhan dan komite audit.
3. Alur mekanisme pelaporan dan pengungkapan yang jelas dan terinformasi
kepada seluruh anggota organisasi atau perusahaan.
Proses :
1. Memasukkan aspek kepatuhan kepada nilai-nilai perusahaan menjadi salah
satu parameter penilaian kinerja.
2. Pemimpin harus mencerminkan atau merefleksikan nilai-nilai perusahaan dan
dapat memberikan contoh bagi orang yang dipimpinnya.
Meningkatkan pendapatan :
1. Mengubah sasaran pengguna transportasi udara dari trayek internasional
menjadi domestik yang lebih tinggi throughput-nya.
2. Meningkatkan investasi pada bisnis kargo yang masih belum banyak
pesaingnya dengan memanfaatkan armada pesawat yang idle.
Menurunkan pengeluaran :
1. Menghentikan sewa guna armada pesawat yang terlalu mahal, tidak produktif,
dalam kontrak yang merugikan, atau terindikasi koruptif.
2. Mengurangi variasi pesawat yang digunakan untuk menurunkan biaya
operasional perawatan pesawat yang berbeda-beda.
3. Merampingkan struktur organisasi dan mengurangi jumlah pegawai yang tidak
produktif dalam masa pandemi.