Anda di halaman 1dari 18

KONSEP PEMERIKSAAN (CHECK) DALAM SISTEM

MANAJEMEN MUTU

Dosen Pengampu : Nuri Aslami, M.SI

Disusun Oleh :

BERLIAN TELEMBANUA 0506203155


NUR MARLIANA ANGGRAINI 0506203229
RABIATUN ADAWIYAH 0506203234
ROFIQOH HANNUM RAO 0506203184

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa, karena
berkat dan rahmat, Karunia serta Taufik dan Hiayahnya jugalah, kami mampu
menyelesaikan makalah kami tentang “Konsep Pemeriksaan (Check) Dalam
Sistem Manajemen Mutu” yang menjadi tugas Mata Kuliah Sistem Manajemen
Mutu. Dan kami juga berterimakasih kepada Ibu Nuri Aslami, M.SI selaku
dosen pengampu Mata Kuliah kami.
Kami sangat Berharap maklah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuanb kita mengenai “Konsep Pemeriksaan (Check)
Dalam Sistem Manajemen Mutu” serta cakupan – cakupan yang terkandung
didalamnya.
Kami juga menyadari sepenunya bahwa didalam maklah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap agar
pembaca mampu memberikan kritik serta saran yang bersifat membangun, karena
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa kritik dan saran yang
membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi penulis dan pembacanya sendiri.
Sebelumnya kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan kata – kata yang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang.

Medan, 30 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ............................................................................................... i


BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 1

1.3 Tujuan ............................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 3

2.1 Pengertian Pemeriksaan (Check) ...................................................... 3

2.2 Tujuan Pemeriksaan (Check) ............................................................ 4

2.3 Manfaat Pemeriksaan (Check) ......................................................... 6

2.4 Jenis Pemeriksaan (Check) .............................................................. 7

2.5 Audit Sistem Manajemen Mutu ......................................................... 9

2.6 Implementasi Pemeriksaan (Check) ................................................... 11

2.7 Pemeriksaan (Check) dalam Persfektif Isla ....................................... 12

BAB III PENUTUP .............................................................................. 14

3.1 Kesimpulan.............................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kualitas atau mutu dipandang sebagai suatu derajat atau taraf pengukuran
yang biasanya digunakan untuk menyatakan baik atau buruknya suatu produk atau
jasa. Istilah ini sering digunakan dalam dunia sehari-hari, contohnya dalam bisnis,
keuangan, dan banyak hal lainnya. Kualitas ini sendiri tidak dapat dipisahkan dari
produk-produk yang dihasilkan oleh manusia. Kualitas yang baik adalah batasan
yang diinginkan oleh banyak orang. Dalam dunia bisnis, suatu produk yang
memiliki kualitas baik akan memiliki nilai jual yang baik juga. Oleh karena itu,
proses produksi biasanya dilengkapi dengan suatu sistem yang disebut dengan
sistem manajemen kualitas atau Quality Management System.
Sistem ini merupakan salah satu sistem yang paling banyak dianut oleh
perusahaan-perusahaan besar, khususnya produsen, agar produk yang
dihasilkannya dapat memiliki nilai jual yang baik. Sistem manajemen kualitas ini
memiliki standar yang berbeda-beda di setiap perusahaan. Sistem ini memiliki
banyak kendala dalam pelaksanaannya, seperti kurangnya tenaga kerja, hilangnya
data saat pengecekan kualitas, atau bahkan bahan baku yang kualitasnya kurang
baik. Beberapa hal di atas akan memberikan dampak yang cukup fatal dalam
kegiatan produksi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Menjelaskan Pengertian Pemeriksaan (Check) ?
2. Menjelaskan Tujuan Pemeriksaan (Check)?
3. Menjelaskan Manfaat Pemeriksaan (Check)?
4. Menjelaskan Jenis Pemeriksaan (Check)?
5. Menjelaskan Audit Sistem Manajemen Mutu?
6. Menjelaskan Implementasi Pemeriksaan (Check)?
7. Menjelaskan Pemeriksaan (Check) Dalam Perspektif Islam?

1
1.3 Tujuan Masalah
1. Agar mengetahui Pengertian Pemeriksaan (Check) ?
2. Untuk mengetahui Tujuan Pemeriksaan (Check)?
3. Untuk mengetahui Manfaat Pemeriksaan (Check)?
4. Untuk mengetahui Jenis Pemeriksaan (Check)?
5. Untuk mengetahui Audit Sistem Manajemen Mutu?
6. Untuk mengetahui Implementasi Pemeriksaan (Check)?
7. Untuk mengetahui Pemeriksaan (Check) Dalam Perspektif Islam?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Check (Pemeriksaan)


Konsep check pada siklus PDCA ini berarti mengukur/memantau seberapa
jauh hasil actual yang dicapai sesuai dengan sasaran yang direncanakan. Serta
memonitor proses dan produk, kemudian membandingkan dengan kebijakan,
sasaran dan persyaratan produk yang telah ditetapkan sebelumnya untuk dianalisa
dan dilaporkan hasilnya. Serta memperbaiki dan mengembangkan rencana kerja,
dan konsekuen melaksanakan rencana kerja tersebut (melakukan koreksi dan
belajar dari kesalahan yang lalu untuk mengembangkan rencana kerja ke depan
guna mencapai hasil yang lebih baik di masa mendatang).
Tahapan ini dijalankan dengan melakukan evaluasi terhadap hasil
implementasi dari masing-masing project."1 Tahap check adalah tahap
pemeriksaan dan peninjauan ulang serta mempelajari hasil-hasil dari penerapan
ditahap do. Melakukan perbandingan antara hasil actual yang dicapai dengan
target yang ditetapkan dan juga ketepatan jadwal yang telah ditentukan. action
(Menindak Lanjuti) Tahap action adalah tahap untuk mengambil tindakan yang
seperlunya terhadap hasil-hasil dari tahap check.
Pemeriksaan manajemen menurut Tunggal (2000:10) merupakan suatu
penilaian dari organisasi manajerial dan efisiensi dari suatu perusahaan,
departemen atau setiap entitas dan subentitas yang dapat diaudit. Penekanannya
adalah untuk mencapai efisiensi yang lebih besar, efektivitas dan ekonomisasi
dalam usaha dan organisasi yang lain."
Supriyono (1997:11) mendifinisikan pemeriksaan manajemen sebagai
"Suatu proses pemeriksaan secara sistematik yang dilaksanakan oleh pemeriksa
independent untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti secara obyektif atas
prosedur dan kegiatan-kegiatan manajemen. Menurut Siagian (1997:15)

1
Diana Porwanti Siswanto dan Debora Anne Yang Aysia, PDCA sebagai Upaya Peningkatan
Target Perusahaan Plant B di PT X.

3
"Pemeriksaan manajemen digunakan meneliti dan menilai kinerja perusahaan
disoroti dari sudut pandang meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan ekonomisasi,
baik dalam arti perusahaan sebagai keseluruhan maupun dalam arti sebagai
komponen".
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan manajemen
merupakan suatu proses sistematik terhadap kegiatan operasi, termasuk kebijakan
dan prosedur yang telah ditentukan oleh perusahaan untuk mendapatkan dan
mengevaluasi bukti secara obyektif serta untuk mengetahui apakah operasi
tersebut sudah dilaksanakan secara efisien, efektif dan ekonomis.
Menurut Arens dan Loebbecke (2003:12) Audit manajemen (pemeriksaan
manajemen) adalah evaluasi terhadap seluruh prosedur dan metode organisasi
perusahaan, dalam tujuan untuk mengevaluasi tingkat efisiensi dan efektivitas
perusahaan. Menurut Carmichael dan John Wilingham (Auditing Concepts and
Methods: A Guide to Current Auditing Theory and Practise, 1996:625)
manajemen audit adalah suatu penelaahan sistematis terhadap aktivitas suatu
organisasi tertentu dalam hubungannya dengan tujuan-tujuan tertentu dengan
maksud untuk menilai kegiatan, mengidentifikasi berbagai kesempatan untuk
perbaikan, mengembangkan rekomendasi bagi perbaikan atau tindakan lebih
lanjut.

2.2 TUJUAN PEMERIKSAAN (CHECK)

Tujuan dari tahap pemeriksaan ini adalah untuk melakukan evaluasi


terhadap target yang telah dilaksanakan. Namun pada tahun 1986, Deming
mengembangkan konsep PDSA Cycle. Deming berpendapat bahwa Check saja
tidaklah cukup. Sehingga Deming, memperkenalkan S sebagai Study untuk
mengembangkan siklus tersebut. Check hanya mengartikan bahwa i yang telah
ditentukan lah tercapai atau tidak. Sementara Study untuk mendapatkan
pengetahuan tentang apa yang sebenarnya terjadi sebagai akibat dari perubahan
proses. Dengan adanya Study diharapkan organisasi lebih dalam lagi untuk
memperhatikan terjadinya perubahan perubahan di dalam organisasinya (Moen

4
2009).

Misalnya dalam PKDTK untuk program karyawan membawa sarapan


sehat ke kantor. Dalam tahapan Check yang dilihat hanya sebatas "apakah
karyawan sudah membawa sarapan sehat tersebut atau tidak membawa" atau
berapa persen yang membawa sarapan sehat?". Namun dalam konsep S pada
Study diharapkan mampu melihat sebuah alasan mengapa ada karyawan yang
sudah mau membawa sarapan sehat dan ada yang belum mau membawa.
Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya mengenai tujuan pemeriksaan
dalam manajemen. Ramanathan (1990:300) mengatakan bahwa management audit
berkaitan dengan audit efisiensi dimana tujuan utama dari audit efisiensi ini
adalah untuk memastikan bahwa tiap unit mata uang diinvestasikan dalam modal
atau tempat lain yang memberikan pengembalian yang optimum dan bahwa
perencanaan berbagai fungsi dan aspek yang berbeda dirancang untuk
memberikan hasil yang optimum.

Menurut Hamilton (1986:1) tujuan management audit secara keseluruhan


adalah untuk mengevaluasi efisiensi dan efektifitas dari organisasi. Evaluasi ini
bisa dilakukan pada perusahaan secara keseluruhan atau dibatasi pada lingkup
departemen atau fungsi tertentu dalam organisasi. Evaluasi terhadap kinerja
perusahaan ini dilakukan terhadap standar yang dibuat oleh manajemen atas dan
pada saat yg sama digunakan utk menilai keefektifan dari standar-standar dan
kebijakan kebijakan tersebut.

Menurut Agoes (1996:173) Tujuan management audit sebagai berikut:

1. Untuk menilai kinerja (performance) dari manajemen dan berbagai


fungsi dalam perusahaan.
2. Untuk menilai apakah berbagai sumberdaya (manusia mesin dana harta
lainnya) yang dimiliki perusahaan telah digunakan secara efisien dan
ekonomis.

5
3. Untuk menilai efektifitas perusahaan dalam mencapai tujuan
(objective) yang telah ditetapkan oleh top management.
4. Untuk dapat memberikan rekomendasi kepada top management dalam
memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam penerapan
struktur pengendalian intern sistem pengendalian manajemen dan
prosedur operasional perusahaan dalam rangka meningkatkan efisiensi
keekonomisan dan efektifitas dari kegiatan operasi perusahaan.

2.3 MANFAAT PEMERIKSAAN (CHECK)

1. Mengevaluasi tujuan, kebijakan, sasaran, peraturan, prosedur dari struktur


organisasi yang belum ditentukan sebelumnya.
2. Mengevaluasi kriteria pengukuran pencapaian tujuan organissasi dan
penilaian prestasi manajemen.
3. Secara independen dan objektif menilai prestasi individual dan kegiatan
unit organisasi tertentu.
4. Menilai efisiensi, efektivitas, dan kehematan sistem perencanaan dan
pengendalian manajemen.
5. Menemukan/mengidentifikasi masalah organisasi yang timbul dan jika
mungkin menentukan penyebabnya.
6. Menilai / meyakini reliabilitas dan manfaat berbagai laporan pengendalian
manajemen.

Manfaat pemeriksaan dalam manajemen menurut para ahli :

Siagian (2001:13) mengatakan bahwa kalangan manajemen menunjukkan


sambutan terhadap perkembangan management audit karena jika digunakan
dengan tepat maka management audit bisa memberi manfaat yang besar yaitu:

1. Memungkinkan manajemen mengidentifikasikan kegiatan operasional


dalam perusahaan yang tidak memberikan kontribusi dalam perolehan

6
keuntungan.
2. Membantu manajemen dalam peningkatan produktifitas kerja dari
berbagai komponen organisasi.
3. Memungkinkan manajemen mengidentifikasikan hambatan dan kendala
yang dihadapi dalam mengkoordinasikan berbagai kegiatan dan
mengambil langkah strategik untuk mengatasi dan menghilangkannya.

2.4 JENIS PEMERIKSAAN (CHECK)

Alvin A. Arens, Raandel J. Elder dan Mark S. Beasley (2003;13 15) dalam
bukunya "Auditing And Assurance Services" membedakan jenis pemeriksaan
sebagai berikut:

1. Operational Audits (Pemeriksaan Operasional)


Pemeriksaan opersaional adalah salah satu jenis pemeriksaan yang
dilakukan terhadap prosedur, metode, dan operasi kegiatan suatu entitas untuk
menilai efektivitas dan efesiensi kegiatan entitas tersebut. Pada akhir
pemeriksaan operasional diajukan saran-saran / rekomendasi yang ditujukan
kepada pihak manajemen perusahaan. Tujuannya untuk memperbaiki jalannya
operasi perusahaan tersebut. Ruang lingkup pemeriksaan operasional tidak
terbatas pada masalah masalah akuntansi saja, melainkan dapat meliputi
evaluasi terhadap struktur organisasi, metode produksi, pemasaran hasil
produksi, dan bidang lainnya yang menjadi keahlian pemeriksaan.

2. Compliance Audits (Pemeriksaan Ketaatan)


Pemeriksaan ketaatan adalah suatu proses pemeriksaan atas ketaatan
perusaahaan yang bersangkutan terhadap pelaksanaan peraturan, produser,
kontrak yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang, baik pemerinta
maupun manajemen perusahaan itu sendiri. Hasil pemeriksaan ketaatan
semuanya dilaporkan kepada pimpinan perusahaan.
3. Financial Statement Audits (Pemeriksaan Laporan Keuangan)

7
Pemeriksaan laporan keuangan adalah proses pemeriksaan yang
dilakkukan atas laporan suatu organisasi atau perusahaan dengan tujuan
untuk memberikan pendapat atas kewajaran penyajian laporan keuangan
tersebut dimana criteria yang berlaku adalah Standar Akuntansi Keuangan
(SAK) untuk Indonesia atau secara internasional dikenal sebagai Generally
Accepted Acounting Principles (GAAP).

Pemeriksaan Operasional

a. Pengertian Pemeriksaan Operasional


Menurut Sukirno Agoes dalam bukunya "Auditing (Pemeriksaan Akuntan)
oleh Kantor Akuntan Publik", pengertian pemeriksaan operasional adalah:

"Suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu peerusahaan, termasuk


kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh
manajemen untuk mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan
secara efektif, efisien dan ekonomis. (Agoes, 2004:175)".

b. Tujuan Pemeriksaan Operasional

Tujuan pemeriksaan operasional Sukirno Agoes dalam bukunya "Auditing


(Pemeriksaan Akuntan) oleh kantor Akuntan Publik", yaitu:
1) Untuk menilai kinerja (performance) dan manajemen dan berbagai
fungsi dalam perusahaan.
2) Untuk menilai apakah berbagai sumber daya (manusia. mesin,dana,
harta lainnya) yang dimiliki perusahaan telah digunakan secara efisien
dan ekonomis.
3) Untuk menilai apakah efektifitas perusahaan dalam mencapai tujuan
(objectives) yang telah ditetapkan oleh top management.

8
c. Kriteria Pemeriksaan operasional
Beberapa kriteria pemeriksaan operasional :

1) Historical Performance (Kinerja Masa Lampau)


Kriteria ini ditentukan berdasarkah hasil yang actual dari periode
sebelumnya, untuk mengetahui apakah hasilyang dicapai sekarang menjadi
lebih baik atau lebih buruk.
2) Benchmarking or Comparable Performance (Kinerja Perusahaan Sejenis
yang Dapat Diperbandingkan)
Kriteria ini ditetapkan berdasarkan hasil yang dicapai perusahaan lain yang
bergerak dibidang industry yang sama.

d. Tahapan Pemeriksaan Operasional

1) Perencanaan.
2) Program Kerja
3) Kerja Lapangan
4) Pengembangan Temuan dan Rekomendasi
5) Laporan

2.5 AUDIT SISTEM MANAJEMEN MUTU

1. Peranan Audit Sistem Manajemen Mutu


Audit yang objektif akan memberikan jaminan bahwa sistem manajemen
mutu diterapkan dan dipelihara sesuai dengan kebijakan. Sasaran, dan rencana
yang ditetapkan. Nantinya, hasil audit ini akan dijadikan alat/bahan dalam
melakukan tindakan koreksi/pencegahan yang mengarah pada peningkatan.
Audit sistem manajemen mutu memberikan beberapa keuntungan antara
lain:
a) Membantu mengembangkan sistem manajemen mutu terpadu yang efektif
b) Menyempurnakan proses pengambilan keputusan manajemen

9
c) Membantu pembagian sumber daya optimal
d) Membantu untuk mencegah timbulnya masalah yang dapat menggangu

2. Jenis Audit Sistem Manajemen Mutu


Audit sistem mutu biasanya dilakukan untuk menentukan tingkat
kesesuaian aktivitas perusahaan terhadap standar sistem mutu yang telah
ditentukan serta effektivitas dari penerapan sistem tersebut. Jenis-jenis pembagian
audit mutu berdasarkan pihak yang melaksanakan adalah:
 Audit pihak pertama (audit mutu internal)
Merupakan audit mutu yang dilakukan dalam suatu perusahaan
untuk menentukan efektivitas dari penerapan sistem mutu yang mereka
gunakan, tujuannya adalah untuk memantau keefektifan penerapan sistem
mutu dan merupakan alat manajemen untuk melakukan perbaikan.
 Audit pihak kedua (audit eksternal)
Merupakan audit yang dilakukan oleh suatu perusahaan (atau yang
mewakilinya) terhadap pemasok, tujuanya yaitu melakukan penilaian
terhadap vendor/pemasok baru
 Audit pihak ketiga (Audit eksternal dan independen)
Yaitu audit yang dilakukan oleh badan sertifikasi yang independen
dan atau badan registrasi. Tujuannya untuk kesesuaian sistem perusahaan
dengan standar sistem yang dipersyaratkan pelanggan.

3. Jenis-Jenis Audit berdasarkan Kedalaman Audit

a. Audit sistem
Bertujuan untuk menentukan apakah perusahaan telah memiliki sistem dalam
melakukan operasinya.
b. Audit kesesuaian
Jenis audit ini lebih dalam dari audit sistem. Audit dilakukan untuk melihat
apakah prosedur, instruksi kerja, dan rencana diimplementasikan. Jenis audit
inilah yang banyak digunakan dalam pelaksanaan audit mutu internal. Audit ini

10
bukan hanya melihat apakah prosedur diimplementasikan secara effektif, tetapi
juga untuk melihat apakah pelaksanaan aktivitas yang sesungguhnya tercakup
pada dokumen.
c. Audit produk
Jenis audit ini dilakukan untuk melakukan apakah produk sesuai dengan
spesifikasi. Dengan kata lain audit ini menentukan derajat pencapaian kepuasan
pelanggan.

2.6 IMPLEMENTASI PEMERIKSAAN


Terdapat 2 jenis tindakan yang harus dilakukan berdasarkan hasil yang
dicapainya, antara lain :
1. Tindakan Perbaikan (Corrective Action), yang berupa solusi terhadap
masalah yang dihadapi dalam pencapaian target, tidakan perbaikan ini
perlu diambil jika hasilnya tidak mencapai target yang telah direncanakan.
2. Tindakan Standarisasi (Standardization Action), tindakan untuk men
standarisasikan cara ataupun praktek terbaik yang telah dilakukan,
tindakan standarisasi ini dilakukan jika hasilnya mencapai target yang
telah direncanakan.2
Tahap pemeriksaan diimplementasikan dengan mengawasi proses 'do'. Proses
yang dilakukan adalah melihat apakah hasil yang ada sudah sesuai dengan
perencanaan, meneliti apa yang telah dilaksanakan, dan menemukan kelemahan-
kelemahan yang perlu diperbaiki. Berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut,
buatlah rencana perbaikan untuk dilaksanakan selanjutnya. Dengan kata lain,
tahap 'Check' merupakan evaluasi terhadap hasil perbaikan. Kita harus melakukan
evaluasi terhadap perubahan atau perbaikan, dan mempelajari seberapa efektifkah
pengaruhnya langkah perbaikan tersebut terhadap project yang telah kita lakukan.

Ada tiga kemungkinan hasil yang dapat diamati dari implementasi tahap

2
Zakaria, Putri Rizky. Perbaiakan Mesin Digester dan Press untuk Menurunkan Oil Losses Di
Stasiun Press dengan Metode PDCA (Studi Kasus Di PT.XYZ). Jurnal PASTI Volume VIII No 2.

11
pengecekan antara lain:
1) Hasilnya bermutu sesuai yang direncanakan, sehingga prosedur
bersangkutan dapat dipergunakan di masa mendatang.
2) Hasilnya tak bermutu, tidak sesuai yang direncanakan sehingga prosedur
yang bersangutan tersebut tidak sesuai dan harus diganti atau diperbaiki di
masa mendatang.
3) Prosedur yang bersangkutan mungkin dapat dipakai untuk keadaan
berbeda.

2.7 PEMERIKSAAN (CHECK) DALAM PERSPEKTIF ISLAM


Ternyata didalam al-qur'an sendiri sudah teridentifikasi sebagai suatu
proses pemeriksaan. Seperti dalam surat Al-Insyiqaq ayat 6-9 bahwasanya Allah
akan menghisab setiap manusia di hari akhir. Bagi yang menerima cataran
amalnya ditangan kanan, maka ia akan dihisab dengan mudah dan akan liberikan
kebahagiaan.
Begitupun halnya tercatat dalam kitab suci pada surat Al-Infithar ayat 10-
12. Sejatinya disisi manusia ada malaikat sebagai pencatat amal amalnya di dunia.
Entah itu amal baik maupun buruk. Mereka (para malaikat) ini mengetahui apa
saja yang manusia lakukan. Catatan inilah yang akan menjadi penimbang
seseorang di yaumul mizan.
Selanjutnya dalam surat An-Naml ayat 20-21, dikisahkan bahwa Nabi
Sulaiman a.s melakukan pengecekan untuk mencari Hud-Hud, seekor burung
peliharaan. Ketidakhadiran Hud-Hud dapat dikenakan sanksi oleh Nabi Sulaiman
a.s berupa hukuman berat. Dalam ayat selanjutnya terungkap bahwa absennya
Hud-hud disebabkan perjalanannya ke negeri Saba. Sebuah negeri yang dipimpin
seorang ratu musyrik penyembah matahari.

Adapun tujuan pemeriksaan dalam Islam, yaitu :


1. Untuk menilai tingkat penyelesaian (progress of completness) dari suatu
tindakan
2. Untuk memperbaiki (koreksi) kesalahan

12
3. Memberikan reward (ganjaran baik) atas keberhasilan pekerjaan
4. Memberikan punishment (ganjaran buruk) untuk kegagalan pekerjaan

13
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Sistem manajemen mutu didukung empat komponen utama, yakni
perencanaan, peningkatan, kontrol, dan jaminan kualitas. Salah satu sistem
manajemen mutu yang paling banyak digunakan adalah ISO 9001.

Ada Tujuh Prinsip Dasar Manajemen Mutu


1. Fokus Pelanggan (Customer Focus)
2. Kepemimpinan (Leadership)
3. Keterlibatan Orang (Engagement of People)
4. Pendekatan Proses (Process Approach)
5. Peningkatan (Improvement)
6. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Bukti (Evidence-Based Decision
Making)
7. Manajemen Hubungan (Relationship Management)

14
DAFTAR PUSTAKA

Diana Porwanti Siswanto dan Debora Anne Yang Aysia, PDCA sebagai Upaya
Peningkatan Target Perusahaan Plant B di PT X.

Zakaria, Putri Rizky. Perbaiakan Mesin Digester dan Press untuk Menurunkan Oil
Losses Di Stasiun Press dengan Metode PDCA (Studi Kasus Di PT.XYZ).
Jurnal PASTI Volume VIII No 2.

15

Anda mungkin juga menyukai