Anda di halaman 1dari 35

MANAJEMEN KUALITAS

“Sistem Manajemen Kualitas”

Disusun oleh :

Widiastuti 1710111039

Mutia Rahmawati 1710111065

Mahira 1710111069

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya penulisdapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem Manajemen
Kualitas”. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Manajemen Kualitas

Melalui kesempatan yang sangat berharga ini penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan pembuatan makalah ini, dan
terutama kepadayang terhormat :

1. Ibu Heni Nastiti,SE,MM selaku dosen Manajemen Kualitas


2. Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik berupa moral ataupun materil dalam
proses penyelesaian makalah ini

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan yang setimpal atas segala bantuan
yangtelah diberikan. Serta penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat,
khususnya bagi penulis sendiri, umumnya bagi semua pihak.

Jakarta, 12 November 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .............................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI

A. Sistem Manajemen Kualitas ...................................................... 3


B. Sistem Manajemen Kualitas ISO 9000 ....................................... 5
C. Sistem Manajemen Kualitas ISO 14000.................................... . 15

BAB III KASUS

A. Kasus Sistem Manajemen Kualitas ............................................ 24

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................... 30
B. Saran .............................................................................................. 30

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mutu merupakan suatu faktor yang sangat menentukan keberhasilan suatu


produk untuk menembus pasarnya, disamping faktor utama yang lain seperti:
harga dan pelayanan. Dalam situasi perdagangan terbuka, setiap perusahaan
harus mampu menghasilkan produk yang dapat memenuhi persyaratan mutu
minimal yang ditetapkan, yang bisanya menggunakan standar nasional sebagai
acuannya.

Berdirinya perusahaan-perusahaan yang berkembang dan pendidikan-


pendidikan yang semakin maju merupakan suatu hasil dari beberapa faktor.
Salah satu dari faktor yang membuat perkembangan kemajuan perusahaan
atau pendidikan adalah sistem manajemen yang baik. Kualitas atau mutu dari
suatu perusahaan, selalu yang paling utama untuk dilihat oleh pelanggan
(konsumen). Oleh karena itu, perusahaan maupun lembaga pendidikan harus
memahami apa yang dimaksud dengan sistem manajemen mutu yang baik.

Untuk memimpin dan mengoprasikan sebuah organisasi dengan berhasil,


perlu untuk mengarahkannya dan mengendalikannya dengan car sistematis
dan transparan. Keberhasilan dapat tercapai dari implemementasi dan
pemeliharaan sistem manajemen yang didesain untuk selalu memperbaiki
kinerja sambil menanggapi kebutuhan semua pihak yang berkepentingan.

Perusahaan yang mempunyai pengendalian mutu yang baik dan teratur


kemungkinan besar tidak akan mengalami hambatan-hambatan dalam
mengerjakan tugasnya dengan efektif. Dan begitu pula sebaliknya bila
perusahaan tidak mempunyai organisasi yang baik dan teratur. Sehingga

1
dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan oleh pimpinan
kepada bawahan akan mengalami hambatan. Hal ini disebabkan oleh tidak
adanya rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh
pimpinan kepada bawahan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas ada beberapa masalah yang
perlu dirumuskan dan dibahas yaitu :

1. Apa yang di maksud Sistem Manajemen Kualitas ?


2. Bagaimana Sistem Manajemen Kualitas ISO 9000 ?
3. Bagaimana Sistem Manajemen Kualitas ISO 14000?

C. Tujuan Penulisan
1. Mendeskripsikan Sistem Manajemen Kualitas
2. Mengetahui Sistem Manajemen Kualitas ISO 9000
3. Mengetahui Sistem Manajemen Kualitas ISO 14000

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem Manajemen Kualitas


Sistem manajemen mutu merupakan sekumpulan prosedur yang
terdokumentasi serta praktik-praktik standar untuk manajemen sistem yang
bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk (barang/jasa)
terhadap kebutuhan dan persyaratan tertentu (Gaspersz, 2001).
Sistem manajemen mutu memberikan gambaran organisasi dalam
menerapkan praktik-praktik manajemen mutu secara konsisten untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan atau pasar. Dalam kaitan ini terdapat beberapa
karakteristik umum manajemen mutu (Gaspersz, 2001), yaitu sebagai berikut:
1. Sistem manajemen kualitas mencakup suatu lingkup yang luas dari
aktivitas-aktivitas dalam organisasi modern. Kualitas dapat didefinisikan
melalui lima pendekatan utama, antara lain sebagai berikut: transcendent
quality yaitu suatu kondisi ideal menuju keunggulan; product based
quality yaitu suatu atribut produk yang memenuhi kualitas; user based
quality yaitu kesesuaian atau ketepatan dalam penggunaan
produk; manufacturing based quality yaitu kesesuaian terhadap
persyaratan-persyaratan standar; value based quality yaitu derajat
keunggulan pada tingkat harga yang kompetitif.
2. Sistem manajemen mutu berlandaskan pada pencegahan terhadap
kesalahan-kesalahan yang akan timbul. Patut diakui pula bahwa banyak
sistem manajemen kualitas tidak akan efektif sepenuhnya pada pencegahan
semata, sehingga sistem manajemen kualitas juga harus berlandaskan pada
tindakan korektif terhadap masalah-masalah yang ditemukan. Dalam
kaitan dengan hal ini, sistem manajemen kualitas merupakan suatu closed
loop system yang mencakup deteksi, umpan balik, dan korelasi. Proporsi
terbesar harus diarahkan pada pencegahan kesalahan sejak tahap awal.
3
3. Sistem manajemen kualitas berfokus pada konsistensi dari proses kerja.
Hal ini sering mencakup beberapa tingkat dokumentasi terhadap standar-
standar kerja.
4. Sistem manajemen mutu mencakup elemen-elemen seperti tujuan
(objectives), pelanggan (customer), hasil-hasil (output), proses-proses
(processes), masukan-masukan (input), pemasok (suppliers), dan
pengukuran umpan balik serta umpan maju (measurements for feedback
and feedforward).

Dalam sistem manajemen kualitas sering terdengar istilah quality control


dan quality assurance. Quality control adalah kegiatan teknik dan kegiatan
memantau, mengevaluasi, dan menindak lanjuti agar persayaratan yang telah
ditetapkan dapat tercapai, sedangkan istilah quality assurance berarti semua
tindakan terencana dan sistematis yang diterapkan, yakni untuk meyakinkan
pelanggan bahwa proses 6 hasil kerja kontraktor akan memenuhi persyaratan.
Pada saat mengontrol mutu produk yang dihasilkan harus dipersiapkan
dokumen-dokumen yang berupa panduan-panduan kerja secara tertulis serta
catatan/rekaman hasil kerja. Dalam setiap lingkungan, pelaksanaan proses yang
konsisten merupakan kunci untuk peningkatan terus menerus yang efektif agar
selalu memberikan produk (barang/jasa) yang memenuhi harapan pelanggan
atau pasar.

Gaspersz (2008:273) membagi Sistem Manajemen Mutu menjadi dua


macam, yaitu Sistem Manajemen Mutu Informal dan Sistem Manajemen
Mutu Formal.

1. Sistem Manajemen Mutu Informal, setiap manajemen perusahaan bebas


untuk menyusun atau membangun model Sistem Manajemen Mutu
organisasi, tanpa perlu terikat kepada kriteria-kriteria formal yang telah
ditetapkan oleh institusi formal. Dengan demikian berdasarkan pemahaman
dan keyakinan pihak manajemen akan prinsip-prinsip manajemen mutu

4
yang akan diterapkan dalam organisasi, kemudian disusun model sistem
manajemen yang berlaku pada organisasi itu. Berbeda dengan Sistem
Manajemen Mutu Informal, Sistem Manajemen Mutu Formal terikat
kepada kriteria-kriteria formal yang telah ditetapkan oleh institusi penyusun
model sistem manajemen mutu itu sendiri. Dengan demikian apabila
manajemen suatu organisasi ingin mengadopsi model Sistem Manajemen
Mutu Formal dan ingin memperoleh pengakuan bahwa organisasi itu telah
berhasil menyusun model Sistem Manajemen Mutu Formal, maka
manajemen organisasi harus bisa membuktikan kepada institusi formal yang
menilai kelayakan penerapan model Sistem Manajemen Mutu Formal
itu, untuk mendapatkan award atau penghargaan.
2. Sistem Manajemen Mutu Formal biasanya terdiri dari sebuah kerangka
kerja yang memiliki nilai-nilai inti serta prinsip-prinsip keunggulan. Prinsip-
prinsip ini merupakan landasan untuk membangun kerangka kerja, yang
terdiri dari sejumlah penilaian kriteria dan item. Sistem Manajemen Mutu
Formal ada yang berlaku secara nasional (di suatu negara), regional, dan
internasional. Sistem manajemen mutu formal yang berlaku secara nasional
menurut Miguel (2005:36) mula-mula dikembangkan di Australia, Kanada,
Jepang, dan Amerika Serikat, masing-masing berupa, Australian Business
Excellence Award (ABEA), Canadian Quality Award (CQA), Deming Prize
(DP), dan Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA). Sistem
manajemen mutu formal, yang berlaku secara regional adalah Asia Pasifik
Quality Award (APQA), Iberoamerican Quality Award (IQA), dan
European Quality Award (EQA). Sedangkan sistem manajemen mutu yang
diakui secara internasional menurut Gaspersz (2008:264) adalah ISO.

B. Sistem Manajemen Kualitas ISO 9000


Sampai saat ini ribuan perusahaan dan organisasi jasa diseluruh dunia
termasuk ratusan perusahaan di Indonesia, telah mengadopsi sistem
manajemen kualitas ISO-9000. Data terakhir perusahaan di Indonesia yang
5
telah memperoleh sertifikat sistem manajemen kualitas ISO-9000 berjumlah
sekitar 284 perusahaan. Jumlah ini masih sangat sedikit dibandingkan dengan
total perusahaan yang ada di Indonesia.
Implementasi sistem manajemen kualitas ISO-9000 bukan bertujuan untuk
memperoleh sertifikat. Oleh karena itu, sangatlah keliru apabila perusahaan
menerapkan sistem manajemen kualitas ISO-9000 hanya bertujuan untuk
mendapatkan sertifikat. Hal yang lebih penting dan harus dipertahankan
bahkan ditingkatkan oleh perusahaan yang mengimplementasikan sistem
manajemen kualitas ISO-9000 adalah komitmen perusahaan terhadap kualitas
produk, efisiensi, efektivitas, produktivitas dan improvement proses operasi.
Landasan motivasi penerapan sistem manajemen kualitas ISO-9000
dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu :
a. Adanya tuntutan
b. Adanya instruksi
c. Prakarsa sendiri

Sistem manajemen kualitas ISO-9000 didefinisikan sebagai standar sistem


manajemen kualitas yang mengelola proses pencapaian kualitas. Sistem
manajemen kualitas ISO-9000 mengatur hubungan antara supplier,
perusahaan dan konsumen (pelanggan). Oleh karena itu, sistem manajemen
kualitas ISO-9000 sama sekali tidak berbicara tentang kualitas suatu produk,
tetapi berbicara tentang proses pencapaian suatu tingkat kualitas tertentu. Hal
ini mengisyaratkan bahwa perusahaan yang akan mengadopsi sistem
manajemen kualitas ISO-9000 perlu menetapkan spesifikasi atau persyaratan
atau karakteristik kualitas produk dan prosesnya.

6
Kelebihan implementasi sistem manajemen kualitas ISO-9000

1. Sistem manajemen kualitas ISO-9000 sangat antisipatif, ketat dalam hal


prosedur dan dokumentasi, progresif dalam audit dan tindakan koreksi
serta dilengkapi dengan sertifikat.
2. Sistem manajemen kualitas ISO-9000 sangat adaptif untuk diaplikasikan
di berbagai macam organisasi.
3. Sistem manajemen kualitas ISO-9000 sangat informatif, mudah
dipahami, dan telah dijadikan sistem manajemen kualitas standar
Internasional.

Tujuan implementasi sistem manajemen kualitas ISO-9000 dimanapun


juga sama, yaitu untuk meningkatkan daya saing, meningkatkan efisiensi
bisnis, dan meningkatkan efektivitas bisnis.

Untuk mencapai tujuan tersebut, sistem manajemen kualitas ISO-9000


lebih menekankan konsep pengendalian sejak dini, lebih menekankan
pencegahan ketidak sesuaian dsri pada mengoreksi setelah terjadi ketidak
sesuaian.

Manfaat implementasi sistem manajemen kualitas ISO-9000

Implementasi sistem manajemen kualitas ISO-9000 pada dasarnya


memiliki manfaat sebagai berikut :

a. Meningkatkan efisiensi kerja, efektivitas kerja, dan produktivitas


b. Meningkatkan daya saing
c. Adanya jaminan konsistensi terhadap kualitas produk
d. Meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk
e. Struktir kerja lebih jelas dan transparan
f. Meningkatkan keterampilan pegawai karena pembinaan SDM
terprogram
g. Lingkungan kerja lebih rapih dan bersih
7
h. Dokumentasi lebih teliti

Penting tidaknya sistem manajemen kualitas ISO-9000 sangat


dipengaruhi tiga faktor, yaitu :

1. Manajemen
Pentingnya sistem manajemen kualitas ISO-9000 sangat dipengaruhi
oleh keyakinan akan arti penting dan manfaat bagi perusahaan.
2. Wilayah pemasaran
Bila pasar bersifat lokal dan konsumen tidak mensyaratkan sistem
manajemen kualitas ISO-9000, maka sistem manajemen kualitas
ISO-9000 tidak begitu penting. Tetapi pasar lokal dapat saja menjadi
pemicu diterapkannya sistem manajemen kualitas ISO-9000 apabila
konsumen mereka adalah perusahaan yang menggunakan produk
mereka sebagai bahan baku dan perusahaan tersebut sudah
menerapkan sistem manajemen kualitas ISO-9000. Sehingga sebagai
perusahaan supplier harus menerapkan sistem manajemen kualitas
ISO-9000 apabila tetap ingin sebagai supplier.

3. Tuntutan konsumen
Apabila pasar bersifat Internasional atau global dan ada tuntutan
dari konsumen, maka sistem manajemen kualitas ISO-9000
menjadi penting dan merupakan keharusan bila perusahaan ingin
tetap eksis, sehingga implementasi sistem manajemen kualitas ISO-
9000 dapat meningkatkan daya saing perusahaan lebih - lebih
dalam memasuki pasar Eropa.

8
Proses implementasi ISO-9000 menuju sertifikasi

Implementasi sistem manajemen ISO-9000 menjadi tanggung


jawab bagi setiap orang pada semua jenjang organisasi. Sertifikasi sistem
manajemen kualitas ISO-9000 dapat diterima dengan mudah dari badan
akreditasi bila segala ketentuan dan persyaratan dari sistem manajemen
kualitas ISO-9000 telah terpenuhi dan dari lembaga penilai dinyatakan
layak untuk mendapatkan sertifikasi.

Perusahaan yang layak adalah perusahaan yang sudah memiliki


komitmen terhadap kualitas, sehingga kualitas merupakan perjuangan
perusahaan yang ingin memperoleh sertifikasi sistem manajemen kualitas
ISO-9000. Komitmen mutu harus direfleksikan dalam tindakan
manajemen baik internal control maupun external control.

Lima Tahapan Menuju Sertifikasi ISO-9000

Sertifikasi sistem manajemen kualitas ISO-9000 tidak dapat


diperoleh dengan sekali jadi tapi dilakukan tahapan-tahapan sebagai
berikut :

1. Adopsi
Sebelum manajemen mengadopsi sistem manajemen kualitas ISO-
9000, maka pihak manajemen harus mengetahui dan memahami
terlebih dahulu apa itu sistem manajemen kualitas ISO-9000. Dari
mengetahui dan memahami akan timbul keyakinan akan manfaat
sistem manajemen kualitas ISO-9000. Keyakinan akan menimbulkan
niat dan motivasi yang akhirnya timbul komitmen untuk
mengadopsinya.
2. Persiapan
Tahap persiapan ini berisikan segala bentuk persiapan yang perlu
dilakukan mulai dari seleksi konsultan untuk mendiagnostik sistem

9
organisasi hingga menyusun program kerja. Kegiatan dalam
persiapan ini adalah :
a. Seleksi konsultan
b. Menentukan lingkup
c. Membentuk komite
d. Menunjuk manajer
e. Kick off meeting
f. Audit pendahuluan
g. Menyusun program kerja

3. Pengembangan
Kegiatan yang harus dilakukan dalam pengembangan ini adalah
perumusan dokumentasi sistem kualitas.
a. Menyebarkan pengertian kepada semua karyawan
b. Menentukan kebijakan kualitas (quality policy)
c. Menyusun rencana kualitas (quality planning)
d. Membuat manual kualitas (quality mannual) atau pedoman
kualitas
e. Membuat prosedur kualitas (quality procedure)
f. Menyusun prosedur operasional
g. Pengadaan sumber daya
h. Membentuk tim audit mutu internal

Tahap pengembangan ini adalah tahap yang sangat penting


dalam implementasi sistem manajemen kualitas ISO-9000.
Kebijakan kualitas merupakan pernyataan dari top manajemen
tentang komitmennya terhadap kualitas, kebijakan kualitas ini harus
dipahami dan dimengerti oleh setiap karyawann.

4. Implementasi

10
Pada tahap implementasi ini tanggung jawab sangat penting
karena karyawanlah yang menjalankan sistem tersebut. Jika terjadi
beberapa proses tidak sesuai dengan prosedur yang telah disusun,
maka akan mempengaruhi perusahaan dalam memperoleh
sertifikat. Kegiatan yang harus dilakukan dalam tahap
implementasi adalah :
a. Distribusi dokumen ke setiap departemen atau bagian
b. Impelementasi
c. Rekaman data kegiatan
d. Pemeriksaan oleh tim audit
e. Umpan balik
f. Tinjauan manajemen (management review)
g. Tindakan koreksi
h. Verifikasi
5. Assessment

Badan sertifikasi akan menuju semua dokumen (document


review) yang ada dan dibandingkan dengan ketentuan dalam ISO-
9000. Kemudian membandingkan semua prosedur yang telah
ditulis dengan penerapannya dilapangan. Kegiatan yang termasuk
dalam tahapan assessment ini adalah :

a. Seleksi badan sertifikasi


b. Pra-audit
c. Tindakan koreksi
d. Konfirmasi jadwal assessment
e. Menyiapkan program kerja
f. Pengarahan
g. Pengecekan akhir
h. Pembukuan
i. Assessment
11
j. Penutup
Waktu yang dibutuhkan perusahaan mulai tahap adopsi sampai
dengan tahap sertifikasi sangat bervariasi, namun dibutuhkan waktu
rata-rata antara 12-18 bulan. Setelah sertifikasi diperolehi bukan
berarti semuanya sudah berakhir, namun merupakan permulaan
yang baik dari penerapan sistem manajemen kualitas ISO-9000
untuk masuk dalam kompetisi global.

Seri ISO 9000

Seri-seri ISO 9000 yang tergolong dalam standar-standar sistem


kualitas adalah ISO 9001, ISO 9002, dan ISO 9003. Seri-seri tersebut
disusun untuk tujuan kontrak dan penilaian sistem kualitas formal
berdasarkan kriteria ISO 9000. Sedangkan seri-seri ISO 9000 tergolong ke
dalam petunjuk aplikasi manajemen kualitas adalah ISO 9004 beserta
bagian-bagiannya. Sampai tahun 1996, telah ada beberapa seri ISO 9000.
Beberapa seri ISO 9000 menurut (Gaspers,1997: 228) meliputi :

1. ISO 9000-1, Manajemen Kualitas dan Standar Jaminan Kualitas –


Petunjuk untuk Pemilihan dan Penggunaan.

2. ISO 9000-1, Petunjuk untuk Aplikasi ISO 9001, ISO 9002 dan ISO
9003.

3. ISO 9000-3, Petunjuk untuk Aplikasi ISO 9001 pada Pengembangan,


Penawaran, dan Pemeliharaan Perangkat Lunak (Software).

4. ISO 9000-4, Petunjuk pada Keberlangsungan Manajemen Program.

5. ISO 9001, Sistem Kualitas Model untuk Jaminan Kualitas dalam


Desain/Pengembangan, Produksi, Instalasi, dan Pelayanan.

6. ISO 9002, Sistem Kualitas Model untuk Jaminan Kualitas dalam


Produksi dan Instalasi.
12
7. ISO 9003, Sistem Kualitas Model untuk Jaminan Kualitas dalam
Inspeksi dan Pengujian Akhir.

8. ISO 9004-1, Manajemen Kualitas dan Elemen-elemen Sistem Kualitas


– Suatu Petunjuk.

9. ISO 9004-2, Manajemen Kualitas dan Elemen-elemen Sistem Kualitas


–Petunjuk untuk Jasa.

10. ISO 9004-3, Petunjuk untuk Material yang Diproses.

11. ISO 9004-4, Petunjuk untuk Perbaikan Kualitas.

12. ISO 9004-5, Petunjuk untuk Rencana-rencana Kualitas

13. ISO 9004-6, Petunjuk Jaminan Kualitas untuk Manajemen Proyek

14. ISO 9004-7, Petunjuk untuk Manajemen Konfigurasi.

Elemen - elemen sistem kualitas industri jasa (dari ISO 9004-2)

No Elemen Subbagian

1 5.2 Tanggung jawab manajemen  Kebijaksanaan kualitas

 Tujuan kualitas

 Tanggung jawab dan wewenang kualitas

 Tinjau ulang manajemen

2 5.3 Sumber daya material dan personil  Personel

 Motivasi

13
 Pelatihan dan pengembangan

 Komunikasi

 Sumber daya material

3 5.4 Struktur sistem kualitas  Service quality loop

 Dokumentasi dan catatan kualitas

 Audit kualitas internal

4 5.5 Keterkaitan dengan pelanggan  Komunikasi dengan pelanggan

5 6.1 Proses pemasaran  Kualitas dalam riset pasar dan analisis

 Obligasi pemasok

 Service brief

 Manajemen jasa

 Kualitas dalam periklanan

6 6.2 Proses desain  Tanggung jawab desain

 Spesifikasi jasa

 Spesifikasi penyerahan jasa

 Spesifikasi pengendalian kualitas

 Tinjau ulang desain

 Validasi jasa, penyerahan jasa, dan


spesifikasi pengendalian kualitas

 Pengendalian perubahan desain

14
7 6.3 Proses penyerahan jasa  Penilaian pemasok

 Penilaian pelanggan atas kualitas jasa

 Status jasa

 Tindakan korektif untuk nonconforming


jasa

 Pengendalian sistem pengukuran

8 6.4 Analisis performansi dan perbaikan  Pengumpulan data dan analisis


jasa
 Metode-metode statistik

 Perbaikan kualitas jasa

C. Sistem Manajemen Kualitas ISO 14000


Sistem manajemen lingkungan adalah bagian dari keseluruhan sistem
manajemen yang meliputi organisasi, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur,
dan sumber daya untuk mengembangkan, mengimplementasikan, mencapai,
mengevaluasi dan memelihara kebijakan lingkungan. (ISO 14001: 2004).
Pengertian lain sistem manajemen lingkungan (SML) merupakan
bagian dari sistem manajemen organisasi yang digunakan untuk
mengembangkan dan menerapkan kebijakan lingkungan dan mengelola aspek
lingkungan yang dituangkan dalam ISO 14001.
Karakter dari sistem manajemen lingkungan antara lain adalah sebagai
berikut :
a. Dinamis dan selalu berkembang
b. Melibatkan semua personil dari suatu organisasi
c. Setiap komponen saling terkait

15
d. Terintegrasi ke dalam sistem manajemen organisasi
e. Konsistensi dalam kegiatan dan perilaku
f. Operasi standar
g. Mencerminkan visi jangka panjang dan kegiatan jangka pendek

Pengertian ISO 14000

ISO 14000 adalah standar internasional yang dapat diterapkan oleh


organisasi yang dimaksudkan untuk menetapkan, menerapkan, memelihara dan
meningkatkan sistem manajemen lingkungan yang dapat diterapkan pada bisnis
apa pun, terlepas dari ukuran, lokasi atau pendapatan.

Versi terbaru ISO 14000 dirilis pada tahun 2004 oleh Organisasi
Internasional untuk Standarisasi (ISO) yang memiliki komite perwakilan dari
seluruh dunia. ISO-14000 memiliki beberapa seri, yaitu :

a. ISO 14001 : Sistem Manajemen Lingkungan


b. ISO 14010 – 14015 : Audit Lingkungan
c. ISO 14020 – 14024 : Label Lingkungan
d. ISO 14031 : Evaluasi Kinerja Lingkungan
e. ISO 14040 – 14044 : Assessment/Analisa Berkelanjutan
f. ISO 14060 : Aspek Lingkungan dari Produk

Manfaat ISO 14000

ISO 14000 menawarkan guidance untuk memperkenalkan dan mengadopsi


sistem manajemen lingkungan berdasarkan pada praktek – praktek terbaik,
hampir sama di ISO 9000 pada sistem manajemen mutu yang sekarang
diterapkan secara luas. ISO 14000 ada untuk membantu organisasi
meminimalkan bagaimana operasi mereka berdampak negatif pada lingkungan.
Sistem ini dapat diterapkan berdampingan dengan ISO 9000. Manfaat dari ISO
14000 adalah :

16
a. Pengelolaan lingkungan yang lebih efektif dan efisien dalam organisasi
b. Untuk menyediakan tools yang berguna dan bermanfaat dan fleksibel
sehingga mencerminkan organisasi yang baik.
c. Dapat mengidanfikasi, memperkirakan dan mengatasi resiko lingkungan
yang mungkin timbul.
d. Dapat menekan biaya produksi dapat mengurangi kecelakan kerja, dapat
memelihara hubungan baik dengan masyarakat, pemerintah dan pihak –
pihak yang peduli terhadap lingkungan.
e. Memberi jaminan kepada konsumen mengenai komitmen pihak
manajemen puncak terhadap lingkungan.
f. Dapat meningkat citra perusahaan,meningkatkan kepercayaan konsumen
dan memperbesar pangsa pasar.
g. Menunjukan ketaatan perusahaan terhadap perundang – undangan yang
berkaitan dengan lingkungan, sehingga memiliki image yang baik dimata
pemerintah, pelanggan, karyawan dan masyarakat umum.
h. Mempermudah memperoleh izin dan akses kredit bank.
i. Dapat meningkatkan motivasi para pekerja

Tujuan ISO 14000

ISO 14000 yang mengatur Sistem Manajemen Lingkungan bertujuan


untuk meningkatkan daya guna lingkungan yang konstan dan
mengimplementasikan siklus PDCA (Plan, Do, Check, Action) dengan efisien
dan perbaikan terus menerus.

Tujuan dari standar adalah untuk mengurangi kerusakan lingkungan yang


disebabkan oleh bisnis dan untuk mengurangi polusi dan limbah yang
dihasilkan oleh bisnis.

Tujuan utama dari serangkaian norma-norma ISO 14000 adalah untuk


mempromosikan pengelolaan lingkungan yang lebih efektif dan efisien dalam
organisasi dan untuk menyediakan tools yang berguna dan bermanfaat –
17
misalnya penggunaan biaya yang efektif, system-based, fleksibel dan sehingga
mencerminkan organisasi yang baik. ISO 14000 menawarkan guidance untuk
memperkenalkan dan mengadopsi sistem manajemen lingkungan berdasar pada
praktek-praktek terbaik, hampir sama di ISO 9000 pada sistem manajemen
mutu yang sekarang diterapkan secara luas. ISO 14000 ada untuk membantu
organisasi meminimalkan bagaimana operasi mereka berdampak negatif pada
lingkungan. Struktur ini mirip dengan ISO 9000 manajemen mutu dan
keduanya dapat diimplementasikan berdampingan. Agar suatu organisasi dapat
dianugerahi sertifikat ISO 14001 mereka harus diaudit secara eksternal oleh
badan audit yang telah terakreditasi. Badan sertifikasi harus diakreditasi oleh
ANSI-ASQ, Badan Akreditasi Nasional di Amerika Serikat, atau Badan
Akreditasi Nasional di Irlandia.

Keuntungan sertifikat ISO 14000

1. Perlindungan Lingkungan
b. Mengurangi atau meminimalisasi limbah
c. Optimalisasi penggunaan sumber-sumber alam
d. Membantu mengatasi isu-isu lingkungan global
2. Dasar persaingan yang setara ISO-14000 akan mengurangi sekecil
mungkin timbulnya perbedaan-perbedaan pembiayaan lingkungan oleh
sebab perbedaan sistem/geografi.
3. Kesesuaian terhadap peraturan yang ada dengan menggunakan sertifikat
ISO-14000 dalam pengelolaan lingkungan terbuka kesempatan
kemampuan telusuran dan kesesuaian dokumen dalam mendukung
peraturan yang ada.
4. Terbentuknya sistem manajemen yang efektif dengan adanya
bermacam-macam tuntutan terhadap perusahaan tentang pengelolaan
lingkungan hidup, sistem manajemen lingkungan akan membuat
pengelolaan lebih efektif dan mampu berkiprah di internasional.
5. Memiliki kekuatan pasar
18
a. Mampu memasuki pasar dengan produk ramah lingkungan
b. Meningkatkan peran pasar /market Share
c. Memenuhi persyaratan pelanggan
d. Membuka peluang investasi
6. Pengurangan biaya dasar utama dalam penekanan biaya adalah
mengurangi penanganan bahan kimia dan sisa limbah lainnya. Lebih
sedikit bahan kimia/limbah, akan semakin sedikit biaya dan semakin
tinggi tingkat mutu air/ tanah. Dengan ISO-14000 diharapkan semakin
kecil peluang menyimpangnya operasi. Biaya yang dapat dikurangi
meliputi :
a. Biaya kesalahan
b. Biaya operasional yang terakumulasi
c. Biaya taksiran
7. Pengurangan kerugian “sistem” akan melindungi atau meminimumkan
akibat ke lingkungan,dan juga meminimumkan akibat buruk bagi
karyawan, pengurangan luka dan penyakit jika perusahaan mengadopsi
sistem manajemen lingkungan ISO-14000.
8. Meningkatkan hubungan masyarakat dalam “Gall-up” pool 1994, di
dapat bahwa warga di 24 negara mempertimbangkan perlindungan
lingkungan lebih penting dari pada pertumbuhan ekonomi. jika
perusahaan mengembangkan program pengelolaan lingkungan, ini
berarti mengembangkan hubungan kemasyarakatan.
9. Mengembangkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan dengan
dimilikinya sertifikat ISO-14000, pelanggan akan merasa lebih aman
dan lingkungannya terlindungi. hal ini akan meyakinkan pelanggan
bahwa pemasok peduli lingkungan dan mempunyai dokumen yang
sesuai untuk mendukung pernyataan tersebut.
10. Mengembangkan perhatian manajemen yang lebih tinggi, departemen
lingkungan dipandang oleh beberapa perusahaan sebagai kegiatan
pemborosan biaya. Dengan ISO-14000 departemen lingkungan
19
dipandang positif dan merupakan konponen penting dalam perusahaan.
keseluruhan proses dalam mencapai sertifikasi ISO-14000 akan
merangsang manajemen lebih berkembang dan lebih menghargai
pengelolaan lingkungan.

Seri ISO 14000

Komite teknis yang mengerjakan pengembangan ISO 14000 adalah


TC 207 dan sekretariatnya dipegang oleh Dewan Standar Kanada atau
Standard Counsil of Canada (SCA). Sejumlah subkomite dari berbagai
belahan dunia beroperasi di bawah komite utama ini masing-masing
bertanggung jawab untuk fungsi-fungsi yang berlainan dalam standar
tersebut, masing-masing memiliki sebuah substandar dengan nomor sendiri
dalam seri ISO 14000, yang meliputi atas berikut ini.

1. ISO 14000 : seri 1995

Sistem manajemen lingkungan ISO 14000 (SCI)

a. Spesifikasi : unsur-unsur inti yang dapat diverifikasi, seperti 9002.


Dipublikasikan oleh ISO sebagai konsep persiapan kedua untuk
spesifikasi sistem manajemen lingkungan.

b. Prinsip-prinsip dan pedoman umum : suatu pandangan yang lebih luas,


seperti 9000-4. Dipublikasikan sebagai petunjuk menuju prinsip sistem
dan teknis pendukung manajemen lingkungan (V 62 13/7/94) ISO 14xxx.

2. Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001

Dokumen pokok ini, spesifikasi dengan pedoman penggunaannya,


ekuivalen dengan ISO 9001.

3. Pengauditan Lingkungan ISO 14000 (SC2)

Tiga dokumen direncanakan untuk publikasi pada tahun


20
a. Prinsip-prinsip umum

b. Prosedur

c. Kriteria kualifikasi untuk auditor dan sejenisnya

d. Analisis fasilitas lingkungan

4. Environmental Labelling (EL) SC 3


Ada dua dokumen

a. Prinsip dan praktik

b. Istilah dan definisi

5. Evaluasi Kinerja Lingkungan (EKL) SC4


Sekarang telah ada suatu dokumen kerangka kerjanya. Versi dokumen
komite pribadi yang pertama dari standar EKL generik di harapkan terbit
dalam bulan juni 1996.Komite teknis perlu untuk menghasilkan suatu
sistem indikator kinerja lingkungan yang disebut SIKL/EPIS

6. Analisis Dasar Hidup (ADH) ISO 14400 SC5

Konsep pertama muncul tahun 1995 , di bawah judul prinsip umum


dan praktik. Seri ini di publikasikan awal tahun 1996. Komite ini juga
sedang mengerjakan analisis dampak dan masalah – masalah analisis
perbaikan.

7. Istilah dan Definisi (I&D) SC6

Konsep pertama , konsep petunjuk terminologi di publikasikan


pada juni 1995

Beberapa jenis ISO 14000 :


1. ISO14000 : SML Pedoman umum mengenai prinsip, Sistem dan teknik
pendukung (kemudian dikenal sebagai ISO 14004)
21
2. ISO 14001 : SML Spesifikasi dengan pedoman penggunaan
3. ISO 14040 : Analisa daur hidup prinsip umum dan praktek-praktek

ISO 14000 di Indonesia

Indonesia adalah salah satu negara yang menerapkan standar ISO 14000
dalam pengelolaan lingkungan di dunia industri. Seperti yang disebutkan di
atas bahwa negara Indonesia telah menerapkan standar ISO dari tahun 1993.
Hal ini terus dikembangkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Badan
Standardisasi Nasional (BSN) dan Kelompok Kerja Nasional ISO 14000.
Berbagai program seminar dan penelitian mengenai ISO 14000 terus
dikembangkan di Indonesia. Pada tahun 1996-1998, serangkaian seminar,
lokakarya, penelitian dan proyek percontohan Sistem Manajemen Lingkungan
telah diprakarsai oleh Kementerian Lingkungan Hidup, bekerjasama dengan
BSN dan berbagai pihak. Rangkaian kegiatan tersebut dimaksudkan untuk
menjadi investasi awal bagi penerapan ISO 14001 di Indonesia dalam
menumbuhkan sisi “demand” maupun “supply” menuju mekanisme pasar yang
wajar.

Perusahaan perlu memiliki sistem pengelolaan lingkungan yang efisien


and efektif. Hal ini dikarenakan meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap
kelestarian lingkungan, semakin ketatnya peraturan-peraturan lingkungan dan
tekanan dari pasar kepada perusahaan-perusahaan mengenai komitmen
terhadap lingkungan. Di dalam menguji keandalan sistem para pemasoknya,
perusahaan-perusahaan ini telah melakukan kajian atau audit lingkungan untuk
menilai kinerja lingkungannya (atau yang biasa disebut audit pihak kedua).
Tetapi untuk menyakinkan bahwa sistem perusahaan-perusahaan telah
memenuhi dan secara terus menerus dapat memenuhi persyaratan-persyaratan
internasional ini maka banyak perusahaan perlu melibatkan pihak independent
sebagai penilai sistem mereka. Dari perspektif ini maka muncullah badan-

22
badan sertifikasi yang menjembatani antara kebutuhan calon konsumen dengan
para pemasok dalam masalah kinerja lingkungan.

Berdasarkan diskusi dengan berbagai pihak berkepentingan di Indonesia,


kementrian lingkungan hidup menyadari potensi penerapan standar ISO 14000
bagi peningkatan kualitas pengelolaan lingkungan hidup Indonesia serta
peningkatan peran serta dunia usaha untuk secara pro-aktif mengelola
lingkungan. Oleh karena itu, kementrian lingkungan hidup mendorong dan
memfasilitasi penerapan standar ISO 14000 di Indonesia. Berbagai seminar,
lokakarya, pelatihan tentang ISO 14000 telah dilaksanakan sejak tahun 1995,
yang dimaksudkan menjadi motor penggerak penerapan standar ISO 14000 di
Indonesia. Seiring dengan pertumbuhan populasi para praktisi dalam bidang
tersebut serta dengan pendekatan pemberdayaan pihak swasta yang kompeten,
maka kementrian lingkungan hidup mengharapkan agar peran motor penggerak
penerapan standar ISO 14000 tersebut dilanjutkan oleh pihak swasta. Hal ini
konsisten dengan latar belakang pengembangan standar ISO 14000 yang
dimotori oleh dunia usaha dan didukung oleh para praktisi berpengalaman.

Terkait dengan komitmen memfasilitasi penerapan standar ISO 14000


tersebut, kementrian lingkungan hidup pada saat ini mempunyai unit kerja
Asisten Deputi Urusan Standarisasi dan Teknologi. Fokus perhatian yang
diberikan adalah efektifitas penerapan sistem manajemen lingkungan, baik
yang dengan sertifikasi ISO 14001 maupun yang tidak.

23
BAB III

KASUS

ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU DI


PERUSAHAAN KONTRAKTOR (STUDI KASUS BEBERAPA
PERUSAHAAN DI MEDAN)

ANALISA DATA

Dari hasil survei yang diperoleh, data – data yang ada selanjutnya diolah
dengan menggunakan aplikasi statistik yaitu analisa mean, analisa uji t, dan analisa
importance performance. Hasil analisa ini ditunjukkan dalam bentuk tabel dan
gambar.

Analisa Rata – Rata

Berikut ini akan dijelaskan secara berurutan hasil analisa mean dari bagian A
dan C lalu dilanjutkan ke bagian B.

24
Adapun alasan yang dianggap paling penting adalah untuk meningkatkan
konsistensi dalam pelaksanaan (5,6). Sedangkan alasan untuk memperbaiki mutu
pelayanan dan mutu produk menduduki peringkat kedua dengan rata – rata 5,5.
Selanjutnya dilakukan perbandingan alasan – alasan yang dianggap penting
tersebut terhadap nilai rata-rata secara keseluruhan (5,25). Nilai rata – rata secara
keseluruhan tersebut diwakili oleh garis mendatar yang dipertebal. Adapun tiga
alasan yang di bawah rata – rata secara keseluruhan adalah Agar dapat bertahan
dalam bisnis, pengurangan biaya dan tekanan konsumen jasa konstruksi.

Analisa rata-rata juga digunakan untuk mengidentifikasi hambatan yang


relatif lebih besar dibandingkan dengan hambatan yang lain. Adapun hasil
perhitungan rata-rata hambatan perusahaan kontraktor yang merupakan responden
dari penelitian ini ditunjukkan di Tabel 2. Hambatan yang terbesar dengan rata-
rata 3,73 adalah waktu untuk melengkapi pekerjaan dari ISO 9000. Hambatan
yang dianggap relatif besar oleh sebagian besar perusahaan konstruksi yang dalam
menerapkan ISO 9000 adalah waktu serta biaya yang tinggi. Agar ISO 9000 dapat
menjadi sarana untuk mendapatkan hasil yang optimal, perlu beberapa upaya
untuk mengatasi kendala utama dalam melaksanakannya. Salah satu upaya yang

25
dapat dilakukan oleh perusahaan-perusahaan kontraktor adalah pembekalan serta
pengendalian manajemen waktu dan biaya.

Analisa Uji t ( t-Test)

Analisa diawali dengan perhitungan nilai rata-rata harapan dan kenyataan


dari masing-masing prinsip sistem manajemen mutu pada bagian B dari
kuesioner. Seperti yang disebutkan dalam kerangka teori, kepuasan pelanggan
dapat diukur dari selisih antara harapan dan realita yang disajikan dalam Tabel 3.
Adanya selisih antara harapan dan realita menunjukkan bahwa ada perbedaan
antara kedua faktor tersebut, namun perbedaan tersebut perlu diuji tingkat
signifikannya dengan analisa uji t. Hasil analisa dari uji t dengan mengunakan
program aplikasi statistik disajikan dalam dua kolom terakhir pada Tabel 3 untuk
kedelapan prinsip sistem manajemen mutu. Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa ada
perbedaan yang signifikan yang ditunjukkan pada kolom terakhir Tabel 3, karena
nilai significant level (2- tailed) lebih kecil dari 5%. Jadi dapat disimpulkan bahwa

26
terdapat perbedaaan yang berarti antara penilaian harapan dan kenyataan dari
pengguna ISO 9000:2000.

Analisa kepentingan-kinerja (importance-performance)

Analisa kuesioner bagian B tersebut di atas dilanjutkan dengan analisa


kepentingan-kinerja. Dalam analisa ini tingkat kepentingan (importance)
mewakili rata-rata harapan pengguna ISO 9000 dan kinerja (performance)
mewakili rata-rata kinerja (kenyataan) yang dicapai saat ini oleh pengguna ISO
9000. Analisa ini dilakukan berdasarkan hasil penilaian tingkat harapan dan
kenyataan, sehingga dapat ditentukan faktor-faktor yang menjadi prioritas utama
perusahaan dalam menentukan strategi untuk meningkatkan kepuasan
pelanggannya.

Dari hasil analisa rata-rata yang terdapat pada kolom ketiga dan keempat
pada Tabel 3 digambarkan dalam Gambar 2. Nilai Harapan diambil dari nilai Y
dan nilai realita diambil dari nilai X masingmasing prinsip manajemen mutu (P1 -
P8). Selanjutnya garis horizontal dan garis vertical digambarkan berdasarkan

27
perhitungan rata-rata keseluruhan (baris terakhir Tabel 3) yang merupakan titik
potong dari analisa importance performance (lihat Gambar 2). Garis horizontal
dan vertical membagi Gambar 2 tersebut menjadi empat kuadran yang selanjutnya
pengelompokkannya dirangkum dalam Tabel 4

Faktor yang tertera dalam daerah I merupakan prioritas utama. Dari


Gambar 2 dapat diketahui bahwa di antara delapan prinsip sistem manajemen
mutu ISO 9001:2000 yang perlu menjadi prioritas utama perusahaan dalam
menentukan strategi perusahaan untuk meningkatkan kepuasan pelanggannya.
Perusahaan-perusahaan kontraktor perlu lebih memperhatikan kebutuhan
pelanggan baik saat ini maupun yang akan datang.

28
KESIMPULAN KASUS

Alasan utama perusahaan dalam menerapkan ISO 9000:2000 adalah untuk


untuk meningkatkan konsistensi dalam pelaksanaan (5,60), memperbaiki mutu
pelayanan, dan memperbaiki mutu produk (5,50). Hal ini menunjukkan bahwa
perusahaan kontraktor mempunyai kesadaran dalam meningkatkan sistem
manajemen mutu perusahaannya.

Hambatan terbesar perusahaan kontraktor dalam menerapkan ISO 9000:2000,


yaitu waktu yang diperlukan untuk melengkapi pekerjaan (3,73), terlalu banyak
pekerjaan tulis menulis (3,67) dan waktu yang digunakan dalam memeriksa
pekerjaan sesuai sistem audit (3,63).

Sedangkan hambatan – hambatan yang terkecil adalah standar yang kurang


jelas (2,20), kesulitan menafsirkan standar (2,37) dan kurangnya kerjasama
dengan auditor (2,37).

29
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem manajemen mutu merupakan sekumpulan prosedur yang
terdokumentasi serta praktik-praktik standar untuk manajemen sistem yang
bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk (barang/jasa)
terhadap kebutuhan dan persyaratan tertentu. Sistem manajemen kualitas di
bagi menjadi formal dan infromal.
Sistem manajemen kualitas ISO-9000 didefinisikan sebagai standar sistem
manajemen kualitas yang mengelola proses pencapaian kualitas. Sistem
manajemen kualitas ISO-9000 mengatur hubungan antara supplier,
perusahaan dan konsumen (pelanggan). Oleh karena itu, sistem manajemen
kualitas ISO-9000 sama sekali tidak berbicara tentang kualitas suatu produk,
tetapi berbicara tentang proses pencapaian suatu tingkat kualitas tertentu
Sistem manajemen lingkungan adalah bagian dari keseluruhan sistem
manajemen yang meliputi organisasi, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur,
dan sumber daya untuk mengembangkan, mengimplementasikan, mencapai,
mengevaluasi dan memelihara kebijakan lingkungan. ISO 14000 adalah
standar internasional yang dapat diterapkan oleh organisasi yang
dimaksudkan untuk menetapkan, menerapkan, memelihara dan meningkatkan
sistem manajemen lingkungan yang dapat diterapkan pada bisnis apa pun,
terlepas dari ukuran, lokasi atau pendapatan.
B. Saran
Kualitas sebagai prioritas dalam setiap pembuatan produk maupun jasa
dengan itu perlunya setiap bisnis menerapkan sistem manajemen kualitas baik
menggunakan sistem manajemen kualitas ISO 9000 yang berbasis pelanggan

30
atau pun ISO 14000 yang memperhatikan ligkungan dalam membangun
bisnis.

31
DAFTAR PUSTAKA

Drs.Yamit Zulian,M.Si.2010.Manajemen Kualitas Produk dan Jasa.Yogyakarta:


EKONISIA

M. Nur Nasution. 2015. Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality


Management).Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia.

https://www.academia.edu/11163863/Makalah_ISO_14000_BAB_I_PENDAHU
LUAN_1.1._Sejarah_ISO_14000

http://abby1807.blogspot.com/2013/06/makalah-pengetahuan-lingkungan-iso-
14000.html

file:///C:/Users/user/Downloads/6219-15046-1-PB.pdf

32

Anda mungkin juga menyukai