Di Susun Oleh :
A. Feature (fitur) adalah karakteristik dari suatu barang atau jasa. Ketika anda
menyebutkan fitur berarti fokusnya akan ke barang, jasa atau ide yang hendak anda jual
/ yakinkan pada orang lain.
Supaya lebih jelas akan saya bawakan dalam contoh, misalnya ketika anda berusaha
menjual mobil. Anda bisa meyakinkan pembeli dengan menggunakan fitur seperti
berikut:
“Mobil ini bagus lo… sudah 1500cc, transmisinya otomatis, velg nya gaya sporty. Belum
lagi sudah saya lengkapi dengan berbagai aksesori seperti sensor kamera dan pemutar
DVD.”
benefit (manfaat) lebih berfokus kepada orang yang ingin anda persuasi. Singkat kata,
benefit adalah manfaat nyata yang akan didapat ketika orang mengikuti apa yang anda
sampaikan.
Berikut contoh menggunakan benefit ketika anda berusaha menjual mobil:
“Jika kamu ganti ke mobil ini, pasti lebih nyaman deh. Transmisinya sudah otomatis, jadi
kamu nggak perlu capek-capek injak persneling melulu. Plus menyetir juga nggak bakal
bosan, DVD player siap menemani kalau pas tiba-tiba kejebak macet.”
B. Poduct mortality rate adalah tingkat kematian suatu produk dimana dalam suatu
industri itu harus dirancang berapa tingkat kematian
Contoh didalam usaha peternakan ayam itu harus dihitung juga tingkat kematian ayam
yang diproduksi
Dihitung juga efisiensinya antara degan produk yang akan dijual
Contoh
Frisian flag
Cikal bakal Frisian Flag, pertama kali ada di Belanda pada tahun 1913. Saat itu beberapa
persatuan peternak sapi perah mulai bergabung dan mendirikan perusahaan. Hingga
pada akhirnya sampai ke Indonesia dan dikenal dengan susu bendera, yang memimpin
industri susu selama 91 tahun.
Pada tahun 1991 pabrik yang ada di Pasar Rebo mulai didirikan. Mereka berbenah
dengan kemasan sachet dan logo yang lebih cerah. Walaupun banyak produk susu lain
yang beredar di pasaran. Saat ini, belum ada yang menggeser Frisian Flag.
Karena mereka menerapkan strategi seperti bekerjasama dengan sekolah di Indonesia
untuk mensosialisasikan pentingnya menjaga nutrisi. Memberikan beasiswa kepada
anak yang kurang mampu, dan mendirikan posyandu. Sehingga tak heran, masih eksis
hingga saat ini.
2. A. Organisasi Formal
Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang mengikatkan diri
dengan suatu tujuan bersama secara sadar serta dengan hubungan kerja yang rasional.
Contoh : Perseroan terbatas, Sekolah, Negara, dan lain sebagainya.
Organisasi Informal
Organisasi informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada
suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. Contoh : Arisan ibu-ibu
sekampung, belajar bersama anak-anak sd, kemping ke gunung pangrango rame-
rame dengan teman, dan lain-lain
Organisasi informal
Keanggotaan pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar
maupun tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang
menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan antar anggota dan bahkan
tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi. Contoh organisasi informal
adalah pertemuan tidak resmi seperti makan malam bersama. Organisasi informal dapat
dialihkan menjadi organisasi formal apabila hubungan didalamnya dan kegiatan yang
dilakukan terstruktur dan terumuskan.
B. Sentralisasi adalah memusatkan seluruh wewenang kepada sejumlah kecil manajer
atau yang berada di posisi puncak pada suatu struktur organisasi. Sentralisasi banyak
digunakan pada pemerintahan lama di Indonesia sebelum adanya otonomi daerah.
3. Pemasaran adalah system keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditunjukkan untuk
merencanakan,menentukan harga , mempromosikan , dan mendistribusikan barang dan
jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli
potensial . ( Wlliam J . Stanton ). Pertanyaan :
a. Jelaskan mengenai pembeli potensial
Pembelian potensial yaitu permintaan masyarakat terhadap suatu barang dan jasa yang
sebenarnya memiliki kemampuan untuk membeli, tetapi belum melaksanakan
pembelian barang atau jasa tersebut. Contohnya, Mumuh sebenarnya mempunyai uang
yang cukup untuk membeli baju baru, namun ia belum mempunyai keinginan untuk
membeli baju baru
b. Sebutkan fungsi pokok pemasaran
1. Fungsi pertukaran, meliputi : pembelian dan penjualan.
2. Fungsi penjualan fisik, meliputi : pengangkutan dan penyimpanan.
3. Fungsi penunjang, meliputi : pembelanjaan, penanggungan risiko, standardisasi dan
grading, serta pengumpulan informasi pasar.
9. Sebutkan dan jelaskan menurut anda mengenai kategori-kategori yang ada dalam
tanggung jawab sosial perusahaan!
Tanggung Jawab Ekonomi
Kriteria pertama dari tanggung jawab sosial adalah tanggung jawab ekonomi. Pada
dasarnya, institusi bisnis merupakan unit ekonomi dasar dari suatu masyarakat.
Adapun tanggung jawabnya adalah menghasilkan barang dan jasa yang diinginkan oleh
masyarakat dan memaksimalkan keuntungan untuk pemilik dan pemegang saham.
Sedangkan di sisi yang ekstrim, tanggung jawab ekonomi disebut sebagai pandangan
memaksimalkan laba, sebagaimana yang telah dikemukakan oleh ekonom pemenang
nobel, Milton Friedman. Pandangan ini berpendapat bahwa perusahaan harus
beroperasi dengan berlandaskan pada orientasi laba, dengan misi tunggal untuk
meningkatkan laba selama masih berada di dalam koridor aturan main.
Pandangan memaksimalkan laba yang murni baru-baru ini tidak lagi dianggap sebagai
kriteria kinerja yang memadai di Kanada, Amerika Serikat, dan negara-negara yang ada
di Eropa. Oleh karena itu, pendekatan ini berarti bahwa keuntungan ekonomi
merupakan satu-satunya tanggung jawab sosial yang dapat menimbulkan kesulitan bagi
perusahaan.
Seluruh masyarakat modern harus bisa menerima aturan dasar, seperti hukum dan
beberapa aturan lainnya dengan harapan bahwa nantinya akan diikuti oleh setiap
kalangan usaha. Dengan demikian, tanggung jawab legal berarti apa yang dianggap
penting oleh masyarakat terkait dengan perilaku perusahaan yang tepat.
Untuk kalangan bisnis sendiri diharapkan agar memenuhi tujuan ekonomi mereka sesuai
dengan kerangka hukum yang ada. Ketentuan hukum ditetapkan oleh dewan kota lokal,
badan legislatif negara bagian, dan badan pengatur federal.
Organisasi yang diketahui melanggar hukum memiliki kinerja yang buruk dalam kategori
ini. Organisasi tersebut dianggap melanggar apabila secara sengaja memproduksi
barang cacat atau menagih kepada klien untuk suatu pekerjaan yang tidak dilakukan.
Tentunya ini merupakan hal yang ilegal dan pada akhirnya organisasi tersebut akan
membayar denda bahkan bisa saja surat izin usahanya dicabut oleh pemerintah akibat
mengabaikan tanggung jawab legal mereka (Daft, 2006: 222).
Berbeda dengan tanggung jawab legal, tanggung jawab etika mencakup perilaku yang
tidak perlu dikodifikasikan menjadi hukum dan mungkin saja tidak memenuhi
kepentingan ekonomi langsung perusahaan. Kendati demikian, peran etika tidak boleh
diabaikan begitu saja karena hubungan yang dijalin antara produsen, konsumen, dan
para investor dapat menentukan masa depan perusahaan itu sendiri, apakah sukses atau
gagal. Supaya lebih memiliki etika, para pengambil keputusan dalam organisasi harus
bertindak dengan adil, setara, dan seimbang, terkait dengan hak-hak individu dan
memberikan perlakuan yang berbeda kepada mereka, selama itu relevan dengan tujuan
dan tugas organisasi tentunya.
Perilaku yang tidak etis terjadi jika keputusan yang ada memungkinkan seseorang atau
perusahaan mendapatkan keuntungan dari kerugian yang dialami oleh orang lain atau
masyarakat secara keseluruhan. Sebagai contoh, investigasi atas skandal Enron
mengungkapkan bahwa beberapa manajer melakukan transaksi bisnis yang tidak selalu
menghasilkan keuntungan yang terbaik untuk perusahaan dengan maksud mendapatkan
komisi perantara yang besar.
Selain itu, para eksekutif puncak Enron mengambil keuntungan dari penjualan saham
mereka, ketika menyadari bahwa perusahaan sedang menuju kepailitan, sedangkan
karyawan dan investor lain yang tidak curiga mengalami kerugian sebesar miliaran dolar.
Di samping itu, Reebok memberikan contoh tindakan beretika dengan menegaskan
komitmen yang kuat terhadap hak asasi manusia di pabriknya yang berada di luar negeri.
Hasilnya, kita bisa melihat sendiri bagaimana suksesnya perusahaan tersebut sampai saat
ini.
Terakhir adalah Tanggung jawab diskresi (Discretionary responsibility). Kriteria ini bersifat
betul-betul sukarela dan dipandu oleh keinginan perusahaan untuk melakukan kontribusi
sosial yang tidak diwajibkan oleh ekonomi, hukum, atau etika. Kegiatan diskresi meliputi
kontribusi filantropi dalam jumlah besar yang tidak mengharapkan pembayaran kembali
pada perusahaan yang bersangkutan.