Anda di halaman 1dari 23

PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

TERHADAP PERUSAHAAN

Makalah

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Pengendalian


Manajemen

Oleh :

Meli Anis Safitri (18150002)

Nurasmi Said (18150008)

Asfiana Jamau (19150002)

Suriati Sumardi (19150003)

FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TERNATE

PRODI AKUNTANSI SYARI’AH

2020/2021

| Prodi A k u n t a n s i S y a r i a h
ABSTRAK

This paper discusses how to the application of a management control system to


the company.The aim of the paper to find out the management control structure in
which a manager has the responbility to create an optimal relationship between
the input resources used and the resulting output with performance the resulting
output.This data is done by searching for sources from several websites on the
internet.The result of this analysis bring up six themes discussed.Namely:
Understanding the management control system,Types of management control
system,Process management control system,The understanding of management
control structure,Divisionalization,and The accountability center.These six
themes are very useful for understanding the structure and implementation of
management control system to the company.

ABSTRAK

Makalah ini mengkaji tentang bagaimana penerapan sistem pengendalian


manajemen terhadap perusahaan.Tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui
struktur pengendalian manajemen yang dimana seorang manajer dalam
perusahaan harus memiliki tanggungjawab untuk menciptakan hubungan yang
optimal antara sumber daya input yang digunakan dengan output yang dihasilkan
dikaitkan dengan target kinerja.proses pengambilan data ini dilakukan dengan
cara mencari sumber website di internet.hasil dari analisis ini memunculkan enam
tema yang akan dibahas yaitu pengertian sistem pengendalian menejemen,Jenis-
jenis sistem pengendalian menejemen,Bagaimana Proses sistem pengendalian
menejemen,Bagaimana Struktur pengendalian menjemen,divisionalisasi dan apa
keuntungannya dan Pusat pertanggung jawaban dan jenis-jenisnya.ke enam tema
ini sangat berguna untuk memahami struktur dan penerapan sistem pengendalian
manajemen perusahaan.

Kata Kunci : Penerapan system dan pengendalian manajemen

| Prodi A k u n t a n s i S y a r i a h
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum WR.WB......

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke Hadirat Allah SWT tuhan yang
Maha Esa,karena telah melimpahkan Rahmat-Nya berupa kesempatan dan
pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai tepat waktu.

Terimakasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Sistem Pengendalian


Manajemen Bapak Darman Umagapi,S,T.M,Kom. yang telah memberikan
bimbingan dan pengajaran dalam penyusunan makalah ini.Ucapan terimakasih
juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah ilmu serta pengetahuan para
pembaca sekalian.Namun terlepas dari itu kami menyadari bahwa dalam makalah
ini jauh dari kata sempurna,sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran
yang bersifat membangun dari para pembaca untuk terciptanya makalah
selanjutnya yang lebih baik lagi.

Ternate,14 November 2020

penulis

| Prodi A k u n t a n s i S y a r i a h
DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................................................ 1

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ............................................................................................................................. 5

BAB 1 ........................................................................................................................................ 5

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 5

1.1.Latar belakang.................................................................................................................. 5

1.2.Rumusan masalah ............................................................................................................ 6

1.3.Tujuan penulisan .............................................................................................................. 6

BAB II ....................................................................................................................................... 7

PEMBAHASAN........................................................................................................................ 7

2.1. Pengertian Sistem Pengendalian Manajemen ................................................................. 7

2.2. Jenis Pengendalian Manajemen ...................................................................................... 8

2.3. Proses sistem pengendalian menejemen ....................................................................... 10

2.4.struktur pengendalian manajemen ................................................................................. 11

2.5.Divisionalisasi dan keuntungannya ............................................................................... 13

2.6.Pusat Pertanggung Jawaban Dan Jenisnya .................................................................... 15

BAB III .................................................................................................................................... 22

PENUTUP ............................................................................................................................... 22

3.1. Kesimpulan ................................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 23

| Prodi A k u n t a n s i S y a r i a h
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang

Sistem pengendalian manajemen dikategorikan sebagai bagian dari


pengetahuan perilaku terapan (applied behavioral science). Pada dasarnya, sistem
ini berisi tuntutan kepada kita mengenai cara menjalankan dan mengendalikan
perusahaan / organisasi yang “dianggap baik” berdasarkan asumsi-asumsi tertentu.
Dalam hal ini “dianggap baik” berarti mampu menerjemahkan antara lain:

 Tolok ukur kinerja yang mencerminkan perusahaan / organisasi berjalan


secara efisien, efektif, dan produktif.
 Kebijakan dalam menentukan tolok ukur di atas.
 Apreasiasi kepada sumber daya yang dimiliki perusahaan organisasi.

Sistem pengendalian manajemen harus didukung dengan struktur organisasi yang


baik. Struktur organisasi termanifestasi dalam bentuk struktur pusat
pertanggungjawaban (Responsibilty centers). Pusat pertanggungjawaban adalah
unit organisasi yang dipimpin oleh manajer yang bertanggungjawab terhadap
aktivitas pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya suatu organisasi
merupakan kumpulan dari berbagai pusat pertanggungjawaban. Adapun tujuan
dibuatnya pusat pertanggungjawaban tersebut adalah:

Sebagai basis perencanaan, pengendalian, dan penilai kinerja manajer dan unit
organisasi yang dipimpinnya.

 Untuk memudahkan mencapai tujuan organisasi.


 Memfasilitasi terbentuknya goal congruence.
 Mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit-unit yang memiliki
kompetensi sehingga mengurangi beban tugas manajer pusat.

| Prodi A k u n t a n s i S y a r i a h
 Mendorong kreativitas dan daya inovasi bawahan.
 Sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan
efisien.
 Sebagai alat pengendalian anggaran.

Pusat pertanggungjawaban merupakan suatu unit organisasi yang dipimpin oleh


seorang manajer yang bertanggungjawab. Penilaian kinerja manajer sangat
penting karena dengan adanya penilaian kinerja dapat diketahui apakah manajer
pusat pertanggungjawaban tersebut melaksanakan wewenang dan tanggungjawab
yang diberikan kepadanya.
Tanggungjawab manajer pusat pertanggungjawaban adalah untuk menciptakan
hubungan yang optimal antara sumber daya input yang digunakan dengan output
yang dihasilkan dikaitkan dengan target kinerja. Input diukur dengan jumlah
sumber daya yang digunakan sedangkan output diukur dengan jumlah
produk/output yang dihasilkan. Oleh sebab itu, kami mencoba menyusun sebuah
makalah yang berkaitan dengan pusat-pusat pertanggungjawaban tersebut. Selain
itu, penyusunan makalah ini merupakan bagian dari pemenuhan tugas mata kuliah
Sistem Pengendalian Manajemen.

1.2.Rumusan masalah

1. Apa pengertian sistem pengendalian menejemen?


2. Apa Jenis-jenis sistem pengendalian menejemen?
3. Bagaimana Proses sistem pengendalian menejemen?
4. Bagaimana Struktur pengendalian menjemen?
5. Apa yang dimaksud divisionalisasi dan apa keuntungannya?
6. Apa saja pusat pertanggung jawaban dan jenis-jenisnya ?

1.3.Tujuan penulisan
Maksud dalam penulisan makalah ini adalah mengetahui tentang struktur
pengendalian manajemen dan tujuan dalam penulisan ini adalah untuk memahami
tentang struktur pengendalian manajemen.

| Prodi A k u n t a n s i S y a r i a h
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Sistem Pengendalian Manajemen

Edy Sukarno, menyatakan “Sistem pengendalian manajemen, adalah suatu


sistem terintegrasi antara proses, strategi, pemrograman, penganggaran, akuntansi,
pertanggungjawaban, yang hakikatnya untuk membantu orang dalam menjalankan
organisasi atau perusahaan agar hasilnya optimal.”
2. Anthony and Govindarajan dalam bukunya Management Control System
mengungkapkan : “Management control is the process by which managers
influence other members of the organization to implement the organization’s
strategies.”
3. Sistem Pengendalian Manajemen, adalah suatu alat untuk
mengimplementasikan strategi yang berfungsi untuk memotivasi anggota -
anggota organisasi guna mencapai tujuan organisasi.
4. Sistem Pengendalian Manajemen, adalah perolehan dan penggunaan informasi
untuk membantu mengkoordinasikan proses pembuatan perencanaan dan
pembuatan keputusan melalui organisasi dan utnuk memandu perilaku
manajemen.

Sistem pengendalian manajemen mempunyai beberapa ciri penting, yaitu :

 Sistem pengendalian manajemen digunakan untuk mengendalikan seluruh


organisasi, termasuk pengendalian terhadap seluruh sumber daya
(resources) yang digunakan, baik manusia, alat-alat dan teknologi, maupun
hasil yang diperoleh organisasi, sehingga proses pencapaian tujuan
organisasi dapat berjalan lancar.
 Pengendalian manajemen bertolak dari strategi dan teknik evaluasi yang
berintegrasi dan menyeluruh, serta kurang bersifat perhitungan yang pasti
dalam mengevaluasi sesuatu.

| Prodi A k u n t a n s i S y a r i a h
 Pengendalian manajemen lebih berorientasi pada manusia, karena
pengendalian manajemen lebih ditujukan untuk membantu manager
mencapai strategi organisasi dan bukan untuk memperbaiki detail catatan.

2.2. Jenis Pengendalian Manajemen

Sistem pengendalian manajemen dapat dibagi dalam 5 (lima) jenis:

1. Pengendalian pencegahan (preventive controls).


Pengendalian pencegahan dimaksudkan untuk mencegah terjadinya suatu
kesalahan. Pengendalian ini dirancang untuk mencegah hasil yang tidak
diinginkan sebelum kejadian itu terjadi. Pengendalian pencegahan
berjalan efektif apabila fungsi atau personel melaksanakan perannya.
Contoh pengendalian pencegahan meliputi: kejujuran, personel yang
kompeten, pemisahan fungsi, review pengawas dan pengendalian ganda.
Sebagaimana peribahasa mengatakan “lebih baik mencegah daripada
mengobati” demikian pula dengan pengendalian. Pengendalian
pencegahan jauh lebih murah biayanya dari pada pengendalian
pendeteksian atau korektif. Ketika dirancang ke dalam sistem,
pengendalian pencegahan memperkirakan kesalahan yang mungkin
terjadi sehingga mengurangi biaya perbaikannya. Namun demikian,
pengendalian pencegahan tidak dapat menjamin tidak terjadinya
kesalahan atau kecurangan sehingga masih dibutuhkan pengendalian lain
untuk melengkapinya.
2. Pengendalian deteksi (detective controls).
Sesuai dengan namanya pengendalian deteksi dimaksudkan untuk
mendeteksi suatu kesalahan yang telah terjadi.Rekonsiliasi bank atas
pencocokan saldo pada buku bank dengan saldo kas buku organisasi
merupakan kunci pengendalian deteksi atas saldo kas. Pengendalian
deteksi biasanya lebih mahal dari pada pengendalian pencegahan, namun
tetap dibutuhkan dengan alasan:
Pertama, pengendalian deteksi dapat mengukur efektivitas pengendalian

| Prodi A k u n t a n s i S y a r i a h
pencegahan. Kedua, beberapa kesalahan tidak dapat secara efektif
dikendalikan melalui sistem pengendalian pencegahan sehingga harus
ditangani dengan pengendalian deteksi ketika kesalahan tersebut terjadi.
Pengendalian deteksi meliputi review dan pembandingan seperti, catatan
kinerja dengan pengecekan independen atas kinerja, rekonsilasi bank,
konfirmasi saldo bank, kas opname, penghitungan fisik persediaan,
konfirmasi piutang/utang dan sebagainya.
3. Pengendalian koreksi (corrective controls).
Pengendalian koreksi melakukan koreksi masalah-masalah yang
teridentifikasi oleh pengendalian deteksi. Tujuannya, adalah agar supaya
kesalahan yang telah terjadi tidak terulang kembali. Masalah atau
kesalahan dapat dideteksi oleh manajemen sendiri atau oleh auditor.
Apabila masalah atau kesalahan terdeteksi oleh auditor, maka wujud
pengendalian koreksinya adalah dalam bentuk pelaksanaan tindak lanjut
dari rekomendasi auditor.
4. Pengendalian pengarahan (directive controls).
Pengendalian pengarahan, adalah pengendalian yang dilakukan pada saat
kegiatan sedang berlangsung dengan tujuan agar kegiatan dilaksanakan
sesuai dengan kebijakan atau ketentuan yang berlaku.
Contoh atas pengendalian ini adalah kegiatan supervisi yang dilakukan
langsung oleh atasan kepada bawahan atau pengawasan oleh mandor
terhadap aktivitas pekerja.
5. Pengendalian kompensatif (compensating controls).
Pengendalian kompensatif dimaksudkan untuk memperkuat pengendalian
karena terabaikannya suatu aktivitas pengendalian. Pengawasan langsung
pemilik usaha terhadap kegiatan pegawainya pada usaha kecil karena
ketidak-adanya pemisahan fungsi merupakan contoh pengendalian
kompensatif.

| Prodi A k u n t a n s i S y a r i a h
2.3. Proses sistem pengendalian menejemen

Proses pengendalian manajemen yang baik sebenarnya formal, namun sifat


pengendalian informal masih banyak terjadi. Pengendalian manajemen formal
merupakan tahap – tahap yang saling berkaitan satu sama lain, terdiri dari proses :

a. Pemrograman (Programming)

Dalam tahap ini perusahaan menentukan program-program yang akan


dilaksanakan dan memperkirakan sumber daya yang akan alokasikan untuk setiap
program yang telah ditentukan.

b. Penganggaran (Budgeting)

Pada tahap penganggaran ini program direncanakan secara terinci, dinyatakan


dalam satu moneter untuk suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Anggaran
ini berdasarkan pada kumpulan anggaran – anggaran dari pusat
pertanggungjawaban.

c. Operasi dan Akuntansi (Operating and Accounting)

Pada tahap ini dilaksanakan pencatatan mengenai berbagai sumber daya yang
digunakan dan penerimaan – penerimaan yang dihasilkan. Catatan dan biaya-
biaya tersebut digolongkan sesuai dengan program yang telah ditetapkan.
Penggolongan yang sesuai program dipakai sebagai dasar untuk pemrograman di
masa yang akan datang.

d. Laporan dan Analisis (Reporting and Analysis)

Tahap ini paling penting karena menutup suatu siklus dari proses pengendalian
manajemen agar data untuk proses pertanggungjawaban akuntansi dapat
dikumpulkan.
Analisis laporan manajemen antara lain dapat berupa :

 Perlu tidaknya strategi perusahaan diperiksa kembali.

| Prodi A k u n t a n s i S y a r i a h
 Perlu tidaknya dilakukan penghapusan, penambahan, atau pengubahan
program di tahun yang akan datang.
 Dari analisis penyimpangan dapat disimpulkan perlunya diadakan
perubahan anggaran, apabila sudah tidak realistis.
 Dari laporan-laporan dapat diambil kesimpulan perlu adanya perbaikan-
perbaikan untuk masalah yang tidak dapat diantisipasi.

2.4.struktur pengendalian manajemen


Suatu organisasi terdiri dari sekelompok orang yang bekerja bersama-sama
untuk mencapai tujuan bersama (dalam suatu organisasi bisnis, tujuan utamanya
adalah memperoleh tingkatan laba yang memuaskan). Organisasi dipimpin oleh
satu hierarki manajer, dengan chief executive officer (CEO) pada posisi puncak,
dan para manajer unit bisnis, departemen, bagian (section) dan sub unit lainnya
berada dibawah CEO dalam bagian organisasi.

CEO memutuskan keseluruhan strategi yang akan memungkinkan


organisasi tersebut untuk mencapai tujuannya. Tunduk kepada persetujuan CEO,
para manajer dari berbagai unit bisnis memformulasikan strategi tambahan yang
memungkinkan unit mereka masing-masing untuk memperluas tujuan-tujuan ini.
Untuk memastikan bahwa tujuan strategi organisasi dapat tercapai maka suatu
organisasi harus dikendalikan. Sistem pengendalian manajemenlah yang
membantu para manajer untuk menjalankan organisasi kearah tujuan strateginya.

Sistem merupakan suatu cara tertentu dan bersifat repeatitif untuk


melaksanakan suatu atau sekelompok aktivitas. Sistem memiliki karakteristik
berupa rangkaian langkah-langkah yang berirama, terkoordinasi, dan berulang
yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan tertentu.

Seperti pengertian sistem pengendalian manajemen menurut Samryn


dalam bukunya “Sistem Pengendalian Manajemen” memaparkan sebagai berikut:

| Prodi A k u n t a n s i S y a r i a h
“Sistem pengendalian manajemen adalah alat pengumpulan data untuk membantu
dan mengkoordinasikan proses pembuatan keputusan dalam organisasi”. (2001 ;
2)

Sedangkan pengertian sistem pengendalian manajemen menurut Anthony dan


Govindarajan dalam bukunya “Management Control System” yang
diterjemaahkan oleh Kurniawan Tjakrawala menyebutkan sebagai berikut:

“Suatu sistem merupakan cara tertentu untuk melaksanakan suatu atau


serangkaian aktivitas. Sistem yang digunakan oleh manajemen untuk
mengendalikan aktivitas suatu organisasi disebut sistem pengendalian
manajemen”.(2004 ; 20)

Berdasarkan kutipan diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem


pengendalian manajemen berhubungan dengan cara yang dapat dilakukan oleh
para manajer dalam merancang dan menggunakan sistem perencanaan dan
pengendalian untuk menerapkan strategi. Sistem pengendalian manajemen terdiri
atas struktur pengendalian manajemen dan proses pengendalian manajemen.
Dimana pengertiannya dipaparkan oleh Abdul Halim dan Bambang Supomo
dalam bukunya yang berjudul “Akuntansi Manajemen” sebagai berikut:

“Struktur pengendalian manajemen adalah unsur-unsur yang membentuk


pengendalian manajemen yang terdiri atas pusat-pusat pertanggungjawaban dan
ukuran prestasi manajer pusat pertanggungjawaban. Sedangkan proses
pengendalian manajemen adalah proses bekerjanya pengendalain manajemen,
yang terdiri atas serangkaian proses (kegiatan) yang meliputi: penyusunan
program, penyusunan anggaran, pelaksanaan, dan pengukuran, pelaporan dan
analisis”.

Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian


manajemen terdiri atas struktur pengendalian manajemen dan proses pengendalian
manajemen yang meliputi tindakan untuk menuntun dan memotivasi usaha
pencapaian tujuan dan tindakan untuk mendeteksi dan memperbaiki pelaksanaan
yang tidak efektif dan efisien.

| Prodi A k u n t a n s i S y a r i a h
Menurut Suadi (1999:10) konsep sistem pengendalian manajemen
terkandung pengertian proses pengendalian, dan straktur pengendalian sebagai
sistem pengendalian manajemen secara keseluruhan. Struktur diartikan sebagai
suatu kerangka sistem yang terdiri dari bagian-bagian yang membentuk sistem itu
sendiri. Sedangkan proses di dalam konsep sistem pengendalian manajemen
adalah untuk menjelaskan bagaimana bekerjanya masing-masing bagian di dalam
sistem tersebut dalam pencapaian tujuannya, dan untuk memastikan bahwa hasil-
hasil yang dicapai telah sesuai dengan rencana. Salah satu elemen struktur
pengendalian manajemen seperti yang telah dikemukakan itu adalah pusat
pertanggungjawaban.

Pusat pertanggungjawaban merupakan suatu unit organisasi yang dipimpin


oleh seorang manajer yang bertanggung jawab. Suatu pusat pertanggungjawaban
dapat dipandang sebagai suatu sistem yang mengolah masukan menjadi keluaran.

Sistem pengendalian manajemen terdiri dari Struktur pengendalian


manajemen dan proses pengendalian manajemen. Struktur pengendalian
manajemen dinyatakan dalam bentuk unit organisasi dan sifat informasi yang ada
diantara unit-unit ini. Secara umum sistem pengendalian manajemen akan
berpusat pada bermacam-macam jenis pusat pertanggungjawaban. Sedangkan
proses pengendalian manajemen meliputi hubungan komunikasi informal dan
interaksi antara manajer dengan karyawan.

2.5.Divisionalisasi dan keuntungannya


Divisionalisasi merupakan penciptaan unit yang mengatur sendiri dalam
suatu organisasi,disertai dengan pelimoahan wewenang ke unit-unit ini.Dalam
organisasi yang besar, biasanya kegiatan-kegiatan fungsional utamanya seperti
unit pemasaran atau pun unit manufaktur dilaksanakan oleh unit organisasi
tersendiri yang terpisah.

Apabila kegiatan-kegiatan fungsional itu dilaksanakan oleh unit-unit kerja


dalam lingkup satu organisasi sendiri, maka proses tersebut kita sebut sebagai
“divisionalisasi”. Secara umum maksud dari adanya proses divisionalisasi adalah

| Prodi A k u n t a n s i S y a r i a h
untuk mendelegasikan otoritas kerja yang lebih besar kepada para manajer
operasional.

Apabila manajer tersebut mempunyai pertanggungjawaban keuntungan,


akan lebih praktis agar wewenang pengambilan keputusan yang meliputi
pertimbangan-pertimbangan antara besarnya pendapatan dan biaya di dalam
kegiatan unit kerja tersebut juga didelegasikan hingga tingkat bawah. Sebagai
contoh, seorang manajer yang bertanggung jawab atas seluruh kegiatan-kegiatan
pemasaran, dalam kegiatannya ia akan lebih bermotivasi jika juga mempunyai
wewenang untuk mengatur dan menetapkan berapa besar biaya promosi penjualan
yang harus ia keluarkan agar dapat menghasilkan tingkat keuntungan optimal.

Beberapa pertimbangan umum yang perlu diingat tentang organisasi antara lain
adalah:

Setiap perusahaan pada dasarnya dapat diorganisasikan ke dalam unit-unit kerja


organisasi fungsional pada tingkat-tingkat tertentu.

Keuntungan divisionalisasi

 Kecepatan dalam pengambilan keputusan operasional akan dapat


ditingkatkan karena banyak keputusan yang tidak usah kita sampaikan
terlebih dahulu kepada pihak atasan untuk mendapatkan pertimbangannya.
 Kualitas dari kebanyakan keputusan dapat lebih ditingkatkan lagi karena
keputusan-keputusan tersebut langsung dibuat oleh pihak-pihak yang lebih
kenal dengan situasi dan kondisi lingkungan.
 Pihak manajemen di kantor pusat akan “terbebas dari tugas pengambilan
keputusan sehari-hari” dan oleh karenanya akan dapat lebih
mengkonsentrasikan kegiatan mereka untuk aktivitas-aktivitas yang lebih
tinggi.
 Kesadaran akan laba (profit consciousness) akan dapat ditingkatkan.

| Prodi A k u n t a n s i S y a r i a h
2.6.Pusat Pertanggung Jawaban Dan Jenisnya
Pengertian Pusat Pertanggungjawaban

Pusat pertanggungjawaban menurut Anthony dan Govindarajan dalam


bukunya “Management Control System” mengemukakan sebagai berikut: “A
Responsibility center is an organization unit that is headed by a manager who is
responsible for it’s activities.” (2004 ; 131)

Pengertian pusat pertanggungjawaban menurut Garrison dan Noreen dalam


bukunya“Management Accounting” yang diterjemaahkan oleh Totok Budisantoso
menerangkan sebagai berikut:

“Pusat pertanggungjawaban secara luas didefinisikan sebagai setiap bagian dari


suatu organisasi yang manajernya memiliki kendali atas biaya, penerimaan atau
dana investasi”.(2000 ; 589)

Sedangkan pengertian pusat pertanggungjawaban menurut Horngren, Foster dan


Datar dalam bukunya “Cost Accounting : A Managerial Emphasis” yang dialih
bahasakan oleh Desi Andhariani menjelaskan sebagai berikut:

“Pusat pertanggungjawaban adalah bagian, segmen, atau sub unit dari organisasi
yang manajernya bertanggungjawab atas sekumpulan aktivitas tertentu”.(2005 ;
233)

Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pusat


pertanggungjawaban adalah unit organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer
yang bertangungjawab atas aktivitas yang dilakukan, termasuk mengendalikan
biaya, penerimaan atau dana investasi. Pusat pertanggungjawaban muncul untuk
memenuhi satu atau lebih tujuan. Fungsi dari pusat pertanggungjawaban dalam
perusahaan adalah untuk mengimplementasikan strategi.

Suatu pusat pertanggungjawaban akan menggunakan masukan-masukan yang


dapat berupa sejumlah material, tenaga kerja dan berbagai jenis jasa. Pusat
pertanggungjawaban ini akan memerlukan modal kerja (seperti persediaan dan
piutang), peralatan dan assetlain untuk dapat mengolah masukan-masukan.

| Prodi A k u n t a n s i S y a r i a h
Sebagai hasilnya pusat pertanggungjawaban akan memproduksi keluaran baik
berupa barang ataupun jasa. Produk yang dihasilkan oleh suatu pusat
pertanggungjawaban bisa diserahkan kepada pusat pertanggungjawaban yang lain,
dimana output tersebut kemudian menjadi unit, atau bisa juga dilempar ke pasar,
sebagai output perusahaan secara keseluruhan, dan hasil yang diperoleh disebut
pendapatan.

Jenis-jenis Pusat Pertanggungjawaban

Dalam akuntansi pertanggungjawaban, laporan kinerja disusun untuk


departemen, segmen departemen, atau pengelompokan departemen yang
beroperasi dibawah kendali dan otoritas manajer yang bertanggungjawab. Setiap
unit organisasi yang terhadapnya laporan kinerja disusun diidentifikasikan sebagai
sebuah pusat pertanggungjawaban. Pusat pertanggungjawaban (responsibility
center) dapat diklasifikasikan menurut lingkup tanggungjawab (scope of
responsibility) yang didelegasikan dan otoritas pengambilan keputusan (decision –
making authority) yang diberikan ke pundak manajer.

Terdapat empat jenis pusat pertanggungjawaban (responsibility center), seperti


yang dipaparkan oleh Mulyadi dalam bukunya “Akuntansi Manajemen : Konsep,
Manfaat dan Rekayasa” adalah sebagai berikut:

”Berdasarkan karakteristik masukan dan keluarannya dan hubungan diantara


keduanya, pusat pertanggungjawaban dapat dibagi menjadi empat, yaitu : Pusat
Pendapatan, Pusat Biaya, Pusat Laba dan Pusat Investasi ”.(2001 ; 425)

Sedangkan jenis pusat pertanggungjawaban menurut Horngren, Foster dan Datar


dalam bukunya “Cost Accounting : A Managerial Emphasis” yang dialih
bahasakan oleh Desi Andhariani menjelaskan sebagai berikut:

”Ada empat jenis pusat pertanggungjawaban:

a. Pusat biaya: Manajer hanya bertanggungjawab atas biaya yang terjadi


b. Pusat pendapatan: Manajer hanya bertanggungjawab atas pendapatan yang
diperoleh

| Prodi A k u n t a n s i S y a r i a h
c. Pusat Laba: Manajer hanya bertanggungjawab atas pendapatan dan biaya
d. Pusat Investasi: Manajer hanya bertanggungjawab atas investasi,
pendapatan dan biaya”.(2005 ; 233)

Dari pemaparan diatas jelas terlihat bahwa pusat pertanggungjawaban terdiri dari
empattype, dan akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Pusat Pendapatan

Dalam pusat pendapatan, keluaran diukur dalam satuan uang sebagai pendapatan.
Dengan demikian pusat pendapatan adalah sebuah organisasi pemasaran yang
tidak bertanggungjawab atas perolehan laba, berikut ini akan terlihat jelas tentang
pengertian pusat pendapatan menutut Mulyadi dalam bukunya “Akuntansi
Manajemen : Konsep, Manfaat dan Rekayasa” menerangkan bahwa:

”Pusat pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban yang manajernya diberi


wewenang untuk mengendalikan pendapatan pusat pertanggungjawaban
tersebut”.(2001 ; 426)

Menurut Bambang Hariadi dalam bukunya “Akuntansi Manajemen Suatu Sudut


Pandang” menerangkan bahwa:

”Pusat pendapatan yaitu pusat pertanggungjawaban yang berwenang menentukan


berbagai kebijaksanaan yang sangat mempengaruhi besarnya pandapatan”. (2002 ;
269)

Dari kedua deinisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa manajer pusat
pendapatan diukur kinerjanya dari pendapatan yang diperoleh pusat
pertanggungjawaban dan tidak dimintai pertanggungjawaban mengenai
masukannya, karena pusat pendapatan tidak dapat mempengaruhi pemakaian
masukan tersebut.

Sebagai contoh pusat pendapatan adalah departemen pemasaran. Dimana


departemen pemasaran bertanggungjawab terhadap pencapaian pendapatan yang
ditargetkan tanpa harus dibebani tanggungjawab mengenai biaya yang terjadi di

| Prodi A k u n t a n s i S y a r i a h
departemennya, karena biaya seringkali tidak mempunyai hubungan dengan
pendapatan yang diperoleh departemen tersebut

b. Pusat Biaya

Pusat biaya dianut secara luas karena sedemikian banyaknya segmen bisnis yang
tidak mempunyai tanggungjawab pendapatan. Besar kecilnya pusat biaya
tergantung pada aktivitas-aktivitasnya. Pengertian pusat biaya menurut Mulyadi
dalam bukunya “Akuntansi Manajemen : Konsep, Manfaat dan Rekayasa” adalah
sebagai berikut:

“Pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban yang manajernya diukur


prestasinya atas dasar biayanya (nilai masukannya)”. (2001 ; 426)

Sedangkan pengertian pusat biaya menurut Bambang Hariadi dalam bukunya


“Akuntansi Manajemen Suatu Sudut Pandang” menerangkan bahwa:

“Pusat biaya (Expense Center) adalah suatu segmen atau bagian dalam organisasi
dimana manjernya bertanggungjawab atas biaya yang terjadi dalam segmen
tersebut”.(2002 ; 268)

Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa didalam pusat biaya


pertanggungjawaban manajernya adalah untuk menghasilkan keluaran tertentu
dengan masukan serendah mungkin, maka tidak perlu mengukur pendapatan.
Setiap pusat pertanggungjawaban mengkonsumsi masukan dan menghasilkan
keluaran. Dalam pusat biaya, keluarannya tidak dapat atau tidak perlu diukur
dalam wujud pendapatan. Hal ini disebabkan karena kemungkinan keluaran pusat
biaya tersebut tidak dapat diukur secara kuantitatif, atau kemungkinan manajer
pusat biaya tidak dapat bertanggungjawab atas keluaran pusat biaya tersebut.

Kemampuan dalam mengendalikan biaya sesuai rencana merupakan ukuran


prestasi manajer pusat biaya. Departemen personalia dan departemen akuntansi
merupakan contoh pusat biaya yang keluarannya sulit diukur secara kuantitatif.
Meskipun keluaran departemen produksi mudah diukur secara kuantitatif, namun
karena tanggungjawab manajer pusat biaya adalah untuk menghasilkan keluaran

| Prodi A k u n t a n s i S y a r i a h
tertentu engan masukan serendah mungkin, maka tidak perlu mengukur
pendapatan (keluaran dinyatakan dalam satuan rupiah)departemen produksi. Oleh
karena itu departemen produksi biasanya diperlakukan sebagai pusat biaya.

Terdapat dua bentuk umum dari pusat biaya, yaitu pusat biaya teknik (engineered
expenses center) dan pusat biaya kebijakan (discretionary expense center).
Pembagian ini berkaitan dengan dua jenis biaya, yaitu biaya teknik dan biaya
kebijakan. Biaya teknik merupakan elemen biaya yang besar biayanya dapat
diperkirakan dan tepat atau sesuai dengan tingkat alasan yang dapat diyakini.
Contohnya adalah biaya tenaga kerja langsung, biaya bahan baku, perlengkapan
dan komponen lainnya. Biaya kebijakan yaitu biaya yang tidak mungkin
ditetapkan secara teknik. Jadi besarnya biaya yang terjadi tergantung pada
penilaian manajer mengenai jumlah yang tepat sesuai dengan situasi yang ada.

c. Pusat Laba

Pusat laba merupakan kebalikan dari pusat biaya secara umum tidak
memiliki kendali atas dana-dana investasi, berikut pengertian pusat laba menurut
Mulyadi dalam bukunya “Akuntansi Manajemen : Konsep, Manfaat dan
Rekayasa” menerangkan definisi pusat laba sebagai berikut:

”Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang manajernya diberi wewenang


untuk mengendalikan pendapatan dan biaya pusat pertanggungjawaban
tersebut”.(2001 ; 427)

Sedangkan pengertian pusat laba menurut Bambang Hariadi dalam bukunya


“Akuntansi Manajemen Suatu Sudut Pandang” menerangkan bahwa:

”Pusat laba (profit center) adalah suatu bagian dalam organisasi dimana
manajernya bertanggungjawab terhadap pendapatan dan biaya yang terjadi dalam
organisasi”.(2002 ; 269)

Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa manajer pusat laba diukur
kinerjanya dari selisih pendapatan dengan biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh pendapatan tersebut. Oleh karena itu didalam pusat laba, baik

| Prodi A k u n t a n s i S y a r i a h
masukan ataupun keluarannya diukur dalam satuan uang rupiah untuk menghitung
laba yang dipakai sebagai pengukur kinerja manajernya.

Untuk mengukur kinerja manajer pusat laba, pendapatan yang dipakai sebagai
komponen perhitungan laba tidak selalu harus berasal dari penjualan produk atai
jasa kepada pihak luar perusahaan.Lebih jauh lagi mengenai pusat laba ini akan
dijelaskan pada bagian tersendiri, mengingat kaitannya yang sangat erat dengan
pokok permasalahan yang sedang diteliti.

d. Pusat Investasi

Bentuk pusat pertanggungjawabn yang paling lengkap adalah pusat


investasi. Pusat investasi memiliki semua hak keputusan pusat biaya dan pusat
laba serta hak keputusan atah jumlah modal yang akan diinvestasikan.Pengertian
pusat investasi menurut Mulyadi dalam bukunya “Akuntansi Manajemen :
Konsep, Manfaat dan Rekayasa” menerangkan bahwa:

“Pusat investasi adalah pusat laba yang manajernya diukur prestasinya dengan
menghubungkan laba yang diperoleh pusat pertanggungjawaban tersebut dengan
investasi yang bersangkutan”.(2001 ; 427)

Sedangkan pengertian pusat investasi menurut Bambang Hariadi dalam bukunya


“Akuntansi Manajemen Suatu Sudut Pandang” menerangkan bahwa:

“ Pusat investasi (investment center), sebagai perluasan dari pusat laba,


merupakan segmen atau bagian dimana manajernya bertanggungjawab atas
pendapatan, biaya dan investasi”. (2002 ; 271)

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pusat investasi pada dasarnya
sama, karena kedua type pusat pertanggungjwaban tersebut diukur kinerjanya dari
kemampuan dalam menghasilkan laba. Dari investasi yang ditanamkan dalam
pusat pertanggungjawaban tersebut. Ukuran prestasi manajer pusat investasi dapat
berupa ratio antara laba dengan investasi yang digunakan untuk memperoleh laba.

| Prodi A k u n t a n s i S y a r i a h
Sebuah pusat investasi merupakan pengembangan utama dari ide pusat
pertanggungjawaban karena pusat ini mencakup semua elemen yang terdapat
dalam tujuan perusahaan untuk memperoleh kembalian investasi yang
memuaskan. Laporan kinerja suatu pusat investasi tidak hanya terbatas pada laba
yang diperoleh tapi juga jumlah asset yang digunakan dalam memperoleh laba

| Prodi A k u n t a n s i S y a r i a h
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
Pada dasarnya, sistem pengendalian manajemen ini berisi tuntutan kepada kita
mengenai cara menjalankan dan mengendalikan perusahaan/organisasi
yang“dianggapbaik.”
pengendalian manajemen terdiri atas struktur pengendalian manajemen dan proses
pengendalian manajemen yang meliputi tindakan untuk menuntun dan memotivasi
usaha pencapaian tujuan dan tindakan untuk mendeteksi dan memperbaiki
pelaksanaan yang tidak efektif dan efisien. Untuk memastikan bahwa tujuan
strategi organisasi dapat tercapai maka suatu organisasi harus dikendalikan Sistem
pengendalian manajemenlah yang membantu para manajer untuk menjalankan
organisasi kearah tujuan strateginya. Sistem pengendalian manajemen terdiri dari
Struktur pengendalian manajemen dan proses pengendalian manajemen. Struktur
pengendalian manajemen dinyatakan dalam bentuk unit organisasi dan sifat
informasi yang ada diantara unit-unit ini. Secara umum sistem pengendalian
manajemen akan berpusat pada bermacam-macam jenis pusat
pertanggungjawaban. Sedangkan proses pengendalian manajemen
meliputi hubungan komunikasi informal dan interaksi antara manajer dengan
karyawan.

| Prodi A k u n t a n s i S y a r i a h
DAFTAR PUSTAKA

http://www.resumeakun.com/2009/01/biaya-relevan.html
http://ilmumanajemen.wordpress.com/2007/06/15/penetapan-harga-jual/
http://www.cahyopramono.com/2009/03/menentukan-harga-jual.html
Ray H. Garrison, managerial Accounting, Sixth Edition, Richard d. Irwin, Inc,
1991
http://tugaskuliah23.blogspot.com/2014/03/makalah-sistem-pengendalian-
manajemen.html

| Prodi A k u n t a n s i S y a r i a h

Anda mungkin juga menyukai