Anda di halaman 1dari 17

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Manajemen
Yang Diampu Oleh:

CICI WIDYA PRASETYANDARI, S.E., M.M

Disusun oleh : Kelompok 3

Riput Agustina (2018.12.07.31.0215)


Sayfi Hidayanti (2018.12.07.31.0220)
Selfia Dwi Lailatul Hikmah (2018.12.07.31.0221)
Silviana Fulkomariah (2016.12.03.31.0114)

Program Studi Perbankan Syariah


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Ilmu Keislaman Zainul Hasan
Genggong Kraksaan Probolinggo
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala
Puji bagi Allah yang hingga saat ini masih memberi kami nikmat iman dan kesehatan
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat waktu.

Shalawat ma’as salam semoga tetap tercurahkan limpahkan kepada baginda agung,
nabi akhirus zaman, Nabi Muhammad S.A.W beserta keluarga dan para sahabat yang telah
membawa kita ke jalan yang benar yakni Addinul Islam.

Tidak lupa juga kami ucapkan banyak terima kasih kepada ibu/bapak pembimbing
yaitu Cici Widya Prasetyandari, S.E., M.M yang telah membimbing, mengajarkan, dan
mendukung kami sehingga terselesaikanlah makalah kami yang berjudul “SISTEM
PENGENDALIAN MANAJEMEN” serta tak lupa pula ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dan turut
berpartisipasi selama penyusunan makalah ini baik secara moril maupun materil utamanya
kepada Dosen Pembina dan teman teman sekalian.

Dalam kesempatan ini kami berharap makalah ini dapat memberikan kontribusi
positif bagi para pembaca. Serta dari lubuk hati kami yang paling dalam, kami sadari
bahwa makalah ini masi terlampau jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian.

Wassalamualikum Wr. Wb

Kraksaan, 23 Juni 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 2

C. Tujuan ........................................................................................................................ 2

BAB II : PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Pengendalian Manajemen .............................................................. 3

B. Konsep Dasar ............................................................................................................. 6

C. Jenis Pengendalian Manajemen .................................................................................. 8

D. Keterbatasan Sistem Pengendalian Manajemen........................................................... 9

E. Sistem Pengendalian Manajemen di Indonesia .......................................................... 11

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam sebuah persusahaan Sistem Pengendalian Manajemen sangat diperlukan
karena berperan besar dalam perkembangan perusahaan. Jika dalam suatu perusahaan
tidak ada pengendalian manajemen, maka secara otomatis perusahaan tersebut akan
sangat rentan dengan kemunduran. Sebaliknya, jika sistem pengedalian dalam suatu
perusahaan sangat baik, maka perusahaan tersebut akan sangat berkembang.
Tentunya setiap perusahaan mempunyai standar masing – masing untuk pengelian
manajemennya. Semakin baik sistem pengendaliannya maka akan sangat berpengaruh
pada perusahaan.
Tetapi banyak juga dari perusahaan yang tidak terlalu memikirkan sistem
pengendalian manajemen, oleh sebab itu tidak banyak perusahaan – perusahaan besar
yang mengalami kemunduran atau bahkan gulung tikar.
Melihat kenyataan bahwa tersebut, setiap perusahaan harus kembali mengkaji
ulang terhadap sistem pengelian manajemen yang ada.
Pengendalian yang menjadi fokus pada makalah ini adalah suatu pengendalian
yang melekat (built-in) dalam suatu sistem yang ada pada setiap aktivitas atau organisasi.
Pengendalian atau control pertama kali muncul dalam kamus referensi Inggris sekitar
tahun 1600 dan didefinisikan sebagai “copy of a roll (of account), a parallel of the same
quality and content with the original”. Oleh Samuel Johnson definisi di atas disimpulkan
sebagai “a register or account kept by another officer, that each may be examined by the
other”.1
Kesadaran auditor dalam rangka mengoptimalkan pelaksanaan penugasan audit -
apa pun jenis auditnya, pemahaman atas sistem pengendalian manajemen sangat
diperlukan. Hal ini telah ditetapkan dalam Standar Pekerjaan Audit Aparat Pengawasan
Fungsional Pemerintah (APFP) yang menyatakan bahwa auditor harus mempelajari dan
menilai keandalan sistem pengendalian manajemen untuk menentukan luas dan lingkup
pengujian yang akan dilaksanakan. Seorang auditor tidaklah mungkin harus melakukan
pengujian ke seluruh bidang/bagian/aspek dari suatu organisasi dengan waktu, tenaga,

1
Sawyer, L.B, Dittenhofer, M.A, Sawyer’s Internal Auditing, The Practice of Modern Internal Auditing, The
Institute of Internal Auditing, 4th ed,1996 hal-80
Akuntansi Manajemen | 1
dan biaya yang terbatas. Itulah sebabnya pemahaman atas sistem pengendalian
manajemen suatu organisasi/unit kerja yang akan diaudit sangat diperlukan.
Melalui pengidentifikasian kelemahan sistem pengendalian manajemen suatu
organisasi/unit kerja yang diaudit, auditor akan dapat mengevaluasi serta mengambil
keputusan atas bagian bagian mana saja yang perlu diuji lebih mendalam. Hal ini
dilakukan dengan satu asumsi yaitu penyimpangan atau kecenderungan terjadinya suatu
penyimpangan lebih berpotensi terjadi pada bagian atau segmen yang nyata-nyata
memiliki pengendalian manajemen yang lemah. Dengan demikian, pelaksanaan suatu
penugasan audit akan dapat dicapai secara efisien dan efektif apabila penilaian atau
pemahaman atas sistem pengendalian manajemen dapat dilakukan.

B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang sudah di paparkan di atas dapat ditulis rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apa Pengertian dari Sistem Pengendalian Manajemen?
2. Bagaimana Konsep Dasar dari Sistem Pengendalian Manajemen?
3. Apa saja Jenis Pengendalian Manajemen?
4. Apa sajakah Keterbatasan Sistem Pengendalian Manajemen?
5. Bagaimana Sistem Pengendalian Manajemen di Indonesia?

C. TUJUAN
Dari rumusan masalah yang sudah di paparkan di atas dapat ditulis tujuan masalah
sebagai berikut:
1. Untuk Mengetahui Pengertian dari Sistem Pengendalian Manajemen.
2. Untuk Mengetahui Konsep Dasar dari Sistem Pengendalian Manajemen.
3. Untuk Mengetahui Jenis Pengendalian Manajemen.
4. Untuk Mengetahui Keterbatasan Sistem Pengendalian Manajemen.
5. Untuk Mengetahui Sistem Pengendalian Manajemen di Indonesia.

Akuntansi Manajemen | 2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN


Sistem Pengendalian Manajemen ialah suatu proses yang menjamin bahwa sumber
sumber diperoleh dan digunakan dengan efektif dan efisien dalam rangka pencapaian
tujuan organisasi, dengan kata lain pengendalian manajemen dapat diartikan sebagai
proses untuk menjamin bahwa sumber manusia, fisik dan tekhnologi dialokasikan agar
mencapai tujuan organisani secara menyeluruh. 2
Selain itu sistem pengendalian manajemen dapat dikategorikan sebagai bagian dari
pengetahuan perilaku terapan (applied behavioral science). Pada dasarnya, sistem ini
berisi tuntutan kepada kita mengenai cara menjalankan dan mengendalikan perusahaan /
organisasi yang “dianggap baik” berdasarkan asumsi-asumsi tertentu. Dalam hal ini
“dianggap baik” berarti mampu mengejawantahkan / menerjemahkan antara lain :
a. Tolok ukur kinerja yang mencerminkan perusahaan / organisasi berjalan secara
efisien, efektif, dan produktif.
b. Kebijakan dalam menentukan tolok ukur di atas.
c. Apreasiasi kepada sumber daya yang dimiliki perusahaan organisasi.
Masing-masing perusahaan memiliki kompleksitas berbeda dalam pengendalian
manajemen, makin besar skala perusahaan akan semakin kompleks.
Pengendalian manajemen bersifat menyeluruh dan terpadu, artinya lebih mengarah
ke berbagai upaya yang dilakukan manajemen agar tujuan organisasi terpenuhi. Jadi
sitem pengendalian manajemen dapat diterapkan pada berbagai bentuk organisasi, sebab
hakikatnya setiap organisasi mempunyai komponen sama 3, yaitu :
W = Work (Pekerjaan)
E = Employe (Tenaga Kerja)
R = Relationship (Hubungan)
E = Environment (Lingkungan)
Sistem pengendalian manajemen dapat dikatakan sebagai pengetahuan “teoritis-
praktis.” Karena itu dalam SPM akan lebih mudah mencernanya kalau dalam

2
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sistem_pengendalian_manajemen (diakses pd tgl 20 Juni 2020 pukul 20.48
WIB)
3
https://www.dosenpendidikan.co.id/sistem-pengendalian-manajemen/ (diakses pd tgl 20 Juni 2020 pukul
21.20 WIB)
Akuntansi Manajemen | 3
mempelajarinya senantiasa membayangkan dan mengakitkannya dengan perilaku
manusia dalam kehidupan organisasi / perusahaan.
Beberapa definisi sistem pengendalian manajemen : Edy Sukarno menyatakan :
“Sistem pengendalian manajemen adalah suatu sistem terintegrasi antara proses,
strategi, pemrograman, penganggaran, akuntansi, pertanggungjawaban, yang hakikatnya
untuk membantu orang dalam menjalankan organisasi atau perusahaan agar hasilnya
optimal.”
Sedangkan Anthony and Govindarajan dalam bukunya Management Control
System mengungkapkan :
“Management control is the process by which managers influence other members
of the organization to implement the organization’s strategies.”
Sistem pengendalian manajemen mempunyai beberapa ciri penting, yaitu :
1. Sistem pengendalian manajemen digunakan untuk mengendalikan seluruh organisasi,
termasuk pengendalian terhadap seluruh sumber daya (resources) yang digunakan,
baik manusia, alat-alat dan teknologi, maupun hasil yang diperoleh organisasi,
sehingga proses pencapaian tujuan organisasi dapat berjalan lancar.
2. Pengendalian manajemen bertolak dari strategi dan teknik evaluasi yang berintegrasi
dan menyeluruh, serta kurang bersifat perhitungan yang pasti dalam mengevaluasi
sesuatu.
3. Pengendalian manajemen lebih berorientasi pada manusia, karena pengendalian
manajemen lebih ditujukan untuk membantu manager mencapai strategi organisasi
dan bukan untuk memperbaiki detail catatan.
Oleh sebab itu dalam pengendalian manajemen, peranan pertimbangan-
pertimbangan psikologis lebih dominan.Berdasarkan ciri-ciri tersebut di atas, dapat
diketahui bahwa tugas terpenting dari manajemen melalui pengendalian manajemen
adalah beusaha mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Agar tugas tersebut dapat dijalankan dengan baik, pada tahap pertama manajer
harus memutuskan, apa yang akan dicapai oleh organisasi dan cara untuk mencapainya,
lewat keputusan ini akan diketahui seperangkat tujuan organisasi dan strategi menjadi
sejumlah kebijakan-kebijakan yagn dapat menuntut arah, maupun program-program
kegiatan untuk tercapainya tujuan tersebut. Setelah keputusan-keputusan tersebut dibuat,
maka pengendalian manajemen mulai bertugas untuk memastikan bahwa kehendak
manajemen telah dilaksanakan oleh seluruh organisasi.
Akuntansi Manajemen | 4
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya definisi pertama kali tentang
pengendalian (control) adalah “copy of a roll (of account), a parallel of the same quality
and content with the original”. Oleh Samuel Johnson definisi di atas disimpulkan sebagai
“a register or account kept by another officer, that each may be examined by the other”.
Pengertian pengendalian di atas adalah pengertian dalam arti yang sempit yang
sering disebut sebagai pengecekan internal (internal check). Maksudnya adalah suatu
kegiatan yang dilaksanakan oleh seseorang diawasi oleh orang lain, sehingga tercipta
suatu pengendalian.
Pada tahun 1949, sebuah laporan khusus dari Komite Prosedur Audit American
Institute of Certified Public Accountant (AICPA) dengan judul “Internal Control –
Elements of a Coordinated System and Its Importance to Management and Independence
Accountant” mendefinisikan Pengendalian Intern sebagai berikut:
Pengendalian intern mencakup rencana organisasi dan seluruh metode koordinasi
dan ukuran yang diadopsi dalam suatu usaha atau bisnis untuk melindungi asetasetnya,
memeriksa akurasi dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi kegiatan dan
kepatuhan pada kebijakan manajerial yang telah ditetapkan.
Definisi tersebut mengungkapkan bahwa pengendalian Intern tidak hanya
didefinisikan sebagai pengecekan internal semata, tetapi mengandung lingkup yang lebih
luas, mencakup perencanaan suatu organisasi bahkan khusus definisi struktur
pengendalian intern bagi auditor internal (Internal Auditor) mencakup lingkup yang luas
dan rinci sebagai berikut: Control is the employment of all the means devised in an
enterprise to promote, direct, restrain, govern, and check upon its various activities for
the purpose of seeing that enterprise objectives are met. These means of control include,
but are not limited to, form of organization, policies, systems, procedures, instructions,
standards, committees, chart of account, forecasts, budgets, schedules, reports, records,
checklists, methods, devises, and internal auditing. 4
Definisi di atas dapat diterjemahkan sebagai berikut dimana pengendalian adalah
penggunaan seluruh kelengkapan sarana dalam suatu entitas untuk mempromosikan,
mengarahkan, mengendalikan, mengatur, dan memeriksa berbagai aktivitas dengan
tujuan untuk meyakinkan tercapainya tujuan entitas. Sarana pengendalian ini meliputi

4
Sawyer, L.B, Dittenhofer, M.A, Sawyer’s Internal Auditing, The Practice of Modern Internal Auditing, The
Institute of Internal Auditing, 4th ed,1996 hal-83
Akuntansi Manajemen | 5
(namun tidak dibatasi): bentuk organisasi, bagan akun, ramalan, anggaran/budget, jadwal,
laporan, catatan, daftar pertanyaan, metode, alat, dan audit intern.
Perkembangan terkini tentang pengendalian intern telah menghasilkan suatu
rumusan yang dilakukan oleh Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway
Commission (COSO) berupa Internal Control – Integrated Framework yang
mendefinisikan pengendalian intern sebagai berikut: Pengendalian intern ialah suatu
proses, yang dipengaruhi oleh dewan komisaris suatu entitas, manajemen, dan personel
lain, dirancang untuk memnyediakan keyakinan yang memadai berkaitan dengan
pencapaian tujuan dalam beberapa kategori:
• Efektivitas dan efisiensi kegiatan
• Keandalan pelaporan keuangan
• Ketaatan pada peraturan dan ketentuan yang berlaku
Selain itu, COSO juga memperkenalkan 5 (lima) komponen kebijakan dan prosedur
yang dirancang dan diimplementasikan untuk memberikan jaminan bahwa tujuan
pengendalian manajemen akan dapat dicapai. Kelima komponen pengendalian intern
tersebut adalah:
1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
2. Penilaian Risiko Manajemen (Management Risk Assessment)
3. Sistem Komunikasi dan Informasi (Information and Communication System)
4. Aktivitas Pengendalian (Control Activities)
5. Monitoring sistem
B. KONSEP DASAR
Konsep dasar yang memberikan kerangka bagi perancangan dan penerapan sistem
pengendalian manajemen meliputi: komponen operasi atau kegiatan yang terpasang
secara terus menerus (A continuous built-in component of operations), pengendalian
manajemen dipengaruhi oleh manusia dan memberikan keyakinan yang memadai, bukan
keyakinan yang mutlak5. Secara rinci ketiga hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Komponen operasi yang terpasang secara terus menerus
Pengendalian manajemen adalah suatu rangkaian tindakan dan aktivitas yang
terjadi pada seluruh kegiatan organisasi dan berjalan secara terus menerus. Pengendalian
manajemen bukanlah suatu sistem terpisah dalam suatu organisasi, melainkan harus

5
https://www.google.com/amp/s/anisamaghfira.wordpress.com/2017/04/29/ruang-lingkup-dan-kerangka-
konseptual-sistem-pengendalian-manajemen/amp/ (diakses pd tgl 20Juni2020 pukul 22.36 WIB)
Akuntansi Manajemen | 6
dianggap sebagai bagian integral dari setiap sistem yang dipakai manajemen untuk
mengatur dan mengarahkan kegiatannya.
Pengendalian intern dapat disebut pula pengendalian manajemen yang terpasang
dalam organisasi sebagai bagian dari sarana prasarana organisasi guna membantu
manajemen menjalankan organisasi dan mencapai tujuannya. Dengan demikian
perkembangan pengetahuan dan teknologi yang menghasilkan timbulnya gagasan baru
berupa penerapan mekanisme / metode / cara kerja baru menuntut adanya pemodifikasian
sistem pengendaliannya yang berjalan secara terus menerus. Contoh: adanya media akses
nasabah perbankan melalui internet banking system menuntut pemodifikasian
pengamanan dalam sistem pengendalian manajemen perbankan sehingga para nasabah
diharapkan tidak mengalami kerugian akibat tindakan pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab.
2. Pengendalian Manajemen dipengaruhi oleh manusia
Dalam kenyataan sering dijumpai bahwa suatu organisasi memiliki pedoman
(manual) sistem pengendalian manajemen yang baik, namun tidak dilaksanakan
sebagaimana mestinya, sehingga pengendalian manajemen yang telah dirancang tersebut
tidak memberikan kontribusi positif bagi organisasi. “A man behind the gun” adalah
istilah yang cocok dengan faktor ini.
Sistem pengendalian manajemen dapat berjalan efektif jika dilaksanakan dengan
sungguh-sungguh oleh manusia. Tanggung jawab berjalannya sistem pengendalian
manajemen sangat tergantung pada manajemen. Manajemen menetapkan tujuan,
merancang dan melaksanakan mekanisme pengendalian, memantau serta mengevaluasi
pengendalian. Dengan demikian, seluruh pegawai dalam organisasi memegang peranan
penting untuk mencapai dilaksanakannya sistem pengendalian manajemen secara efektif.
Karakter dan motivasi manusia memegang peranan penting dalam membangun suatu
sistem pengendalian manajemen yang efektif.
3. Memberikan keyakinan yang memadai, bukan keyakinan yang mutlak
Perancangan suatu sistem pengendalian manajemen didasarkan pada pertimbangan
biaya–manfaat. Tidak peduli betapa baiknya perancangan dan pengoperasian suatu
pengendalian manajemen dalam suatu organisasi, sistem itu tidak dapat memberikan
jaminan keyakinan yang mutlak agar tujuan organisasi dapat tercapai. Faktor faktor dari
luar yang mempengaruhi manajemen dapat mempengaruhi kemampuan organisasi dalam
mencapai tujuannya.
Akuntansi Manajemen | 7
Kesalahan manusia, pertimbangan yang keliru, dan adanya kolusi adalah contoh
faktor–faktor yang dapat menghalangi pencapaian tujuan organisasi sebagaimana yang
diinginkan. Dengan demikian, pengendalian manajemen dapat memberikan keyakinan
yang memadai, tidak mutlak dalam mencapai tujuan organisasi.
C. JENIS PENGENDALIAN MANAJEMEN
Sistem pengendalian manajemen dapat dibagi dalam 5 (lima) jenis: Pengendalian
pencegahan (preventive controls), Pengendalian deteksi (detective controls),
Pengendalian koreksi (corrective controls), Pengendalian pengarahan (directive controls),
Pengendalian kompensatif (compensating controls).6
Rincian kelima jenis pengendalian di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pengendalian pencegahan (preventive controls)
Pengendalian pencegahan dimaksudkan untuk mencegah terjadinya suatu kesalahan.
Pengendalian ini dirancang untuk mencegah hasil yang tidak diinginkan sebelum
kejadian itu terjadi. Pengendalian pencegahan berjalan efektif apabila fungsi atau
personel melaksanakan perannya. Contoh pengendalian pencegahan meliputi: kejujuran,
personel yang kompeten, pemisahan fungsi, reviu pengawas dan pengendalian ganda.
Sebagaimana peribahasa mengatakan “lebih baik mencegah daripada mengobati”
demikian pula dengan pengendalian. Pengendalian pencegahan jauh lebih murah
biayanya dari pada pengendalian pendeteksian atau korektif. Ketika dirancang ke dalam
sistem, pengendalian pencegahan memperkirakan kesalahan yang mungkin terjadi
sehingga mengurangi biaya perbaikannya. Namun demikian, pengendalian pencegahan
tidak dapat menjamin tidak terjadinya kesalahan atau kecurangan sehingga masih
dibutuhkan pengendalian lain untuk melengkapinya.
b. Pengendalian deteksi (detective controls)
Sesuai dengan namanya pengendalian deteksi dimaksudkan untuk mendeteksi suatu
kesalahan yang telah terjadi. Rekonsiliasi bank atas pencocokan saldo pada buku bank
dengan saldo kas buku organisasi merupakan kunci pengendalian deteksi atas saldo kas.
Pengendalian deteksi biasanya lebih mahal daripada pengendalian pencegahan, namun
tetap dibutuhkan dengan alasan: Pertama, pengendalian deteksi dapat mengukur
efektivitas pengendalian pencegahan. Kedua, beberapa kesalahan tidak dapat secara
efektif dikendalikan melalui sistem pengendalian pencegahan sehingga harus ditangani

6
http://xdharizal.blogspot.com/2011/01/jenis-pengendalian-manajemen.html?m=1 (diakses pd tgl 21 Juni 2020
pukul 21.20 WIB)
Akuntansi Manajemen | 8
dengan pengendalian deteksi ketika kesalahan tersebut terjadi. Pengendalian deteksi
meliputi reviu dan pembandingan seperti: catatan kinerja dengan pengecekan independen
atas kinerja, rekonsilasi bank, konfirmasi saldo bank, kas opname, penghitungan fisik
persediaan, konfirmasi piutang/utang dan sebagainya.
c. Pengendalian koreksi (corrective controls)
Pengendalian koreksi melakukan koreksi masalah-masalah yang teridentifikasi oleh
pengendalian deteksi. Tujuannya adalah agar supaya kesalahan yang telah terjadi tidak
terulang kembali. Masalah atau kesalahan dapat dideteksi oleh manajemen sendiri atau
oleh auditor. Apabila masalah atau kesalahan terdeteksi oleh auditor, maka wujud
pengendalian koreksinya adalah dalam bentuk pelaksanaan tindak lanjut dari
rekomendasi auditor.
d. Pengendalian pengarahan (directive controls)
Pengendalian pengarahan adalah pengendalian yang dilakukan pada saat kegiatan sedang
berlangsung dengan tujuan agar kegiatan dilaksanakan sesuai dengan kebijakan atau
ketentuan yang berlaku. Contoh atas pengendalian ini adalah kegiatan supervisi yang
dilakukanlangsung oleh atasan kepada bawahan atau pengawasan oleh mandor terhadap
aktivitas pekerja.
e. Pengendalian kompensatif (compensating controls)
Pengendalian kompensatif dimaksudkan untuk memperkuat pengendalian karena
terabaikannya suatu aktivitas pengendalian. Pengawasan langsung pemilik usaha
terhadap kegiatan pegawainya pada usaha kecil karena ketidak-adanya pemisahan fungsi
merupakan contoh pengendalian kompensatif.
D. KETERBATASAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
Patut disadari bahwa sebaik apapun manajemen merancang suatu sistem
pengendalian manajemen dalam organisasi kelemahan atau keterbatasan tetap ada. Kunci
utamanya ada pada manusia. Beberapa keterbatasan yang dapat diidentifikasikan antara
lain:
1. Kurang matangnya suatu pertimbangan
Efektivitas pengendalian seringkali dibatasi oleh adanya keterbatasan manusia dalam
pengambilan keputusan. Suatu keputusan diambil oleh manajemen umumnya didasarkan
pada pertimbangan-pertimbangan yang ada pada saat itu, antara lain informasi yang
tersedia, keterbatasan waktu, dan beberapa variabel lain baik internal maupun eksternal
(lingkungan). Dalam kenyataannya, sering dijumpai bahwa beberapa keputusan yang
Akuntansi Manajemen | 9
diambil secara demikian memberikan hasil yang kurang efektif dibandingkan dengan apa
yang diharapkan. Keterbatasan ini merupakan keterbatasan alamiah yang dihadapi oleh
manajemen.
2. Kegagalan menterjemahkan perintah
Pengendalian telah didisain dengan sebaik-baiknya, namun kegagalan dapat terjadi yang
disebabkan adanya pegawai (staf) yang salah menterjemahkan perintah dari pimpinan.
Kesalahan dalam menterjemahkan suatu perintah dapat disebabkan dari ketidaktahuan
atau kecerobohan pegawai yang bersangkutan. Terjadinya kegagalan dapat lebih
diperparah apabila kegagalan menterjemahkan perintah dilakukan oleh seorang pimpinan.
3. Pengabaian manajemen
Suatu pengendalian manajemen dapat berjalan efektif apabila semua pihak atau unsur
dalam organisasi mulai dari tingkat tertinggi hingga terendah melaksanakan tugas dan
fungsinya sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya. Meskipun suatu organisasi
memiliki pengendalian manajemen yang memadai sekalipun, pengendalian tersebut tidak
akan dapat mencapai tujuannya jika staf atau bahkan seorang pimpinan mengabaikan
pengendalian. Istilah “pengabaian manajemen” ditujukan pada tindakan manajemen yang
mengabaikan pengendalian dengan tujuan untuk kepentinganpribadi atau untuk
meningkatkan penyajian kondisi laporan kegiatan dan kinerja organisasi yang
bersangkutan.
4. Adanya Kolusi
Kolusi adalah salah satu ancaman dari pengendalian yang efektif. Pemisahan fungsi telah
dilakukan namun jika manusianya melakukan suatu persekongkolan untuk kepentingan
pribadi atau kepentingan tertentu selain organisasi, maka pengendalian yang sebaik
apapun tidak akan dapat mendeteksi atau mencegah terjadinya suatu tindakan yang
merugikan organisasi.
Sebagai contoh, konsultan pengawas atas suatu kegiatan pembangunan gedung
kantor melakukan kolusi dengan pihak penyedia barang dan jasa yang melaksanakan
pembangunan dengan cara memberikan peluang terjadinya penyimpangan dalam
spesifikasi. Hal ini dapat terjadi apalagi pejabat pembuat komitmen kegiatan tersebut
kurang aktif melakukan pengecekan.
Contoh lain, kolusi yang terjadi antara penyedia barang dan jasa dengan pihak
penerima barang. Penyedia barang dan jasa menyerahkan barang yang dipesan dengan
kualitas dan kuantitas yang berbeda tetapi dinyatakan dalam faktur penagihan telah
Akuntansi Manajemen | 10
sesuai dengan yang dipesan. Di lain pihak, si penerima barang memproses penerimaan
barang tersebut seolah-olah telah diterima sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang
dipesan.
E. SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DI INDONESIA
Sistem pengendalian manajemen di Indonesia khusus di sektor pemerintah telah
diatur dalam Undang Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara pada
pasal 58 yang lengkapnya tertulis sebagai berikut:
(1) Dalam rangka meningkatkan kinerja, transparansi dan akuntabilitas pengelolaan
keuangan negara, Presiden selaku Kepala Pemerintahan mengatur dan menyelenggarakan
sistem pengendalian intern di lingkungan pemerintahan secara menyeluruh.
(2) Sistem pengendalian intern ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Selanjutnya dalam penjelasannya dinyatakan bahwa:
 Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara menyelenggarakan sistem
pengendalian intern di bidang perbendaharaan.
 Menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang
menyelenggarakan sistem pengendalian intern di bidang pemerintahan masing-
masing.
 Gubernur/Bupati/Walikota mengatur lebih lanjut dan menyelenggarakan sistem
pengendalian intern di lingkungan pemerintah daerah yang dipimpinnya.
 Sistem pengendalian intern yang akan dituangkan dalam peraturan pemerintah
dimaksud dikonsultasikan dengan Badan Pemeriksa Keuangan.
Pada waktu lalu pengendalian telah banyak dirumuskan dan menjadi acuan di
lingkungan pemerintah. Instruksi Presiden Nomor 15 Tahun 1983 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengawasan dan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1989 tentang Pedoman
Pengawasan Melekat (Waskat) serta petunjuk pelaksanaan yang diterbitkan oleh Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara yang mengidentikan pengawasan melekat adalah
kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh atasan langsung terhadap bawahannya.
Kegiatan tersebut menetapkan 6 (enam) sarana pelaksanaan pengawasan oleh
atasan langsung, yaitu:
1. Penciptaan struktur organisasi.
2. Penyusunan kebijaksanaan pelaksanaan.
3. Penyusunan rencana kerja.
4. Penyelenggaraan pencatatan dan pelaporan.
Akuntansi Manajemen | 11
5. Pembinaan personil.
6. Prosedur kerja.
Keenam sarana tersebut pada dasarnya merupakan cerminan dari pengawasan
melekat dalam arti semantik. Keenam sarana tersebut akan mewujudkan fungsi
pengendalian internal yang baik apabila dalam proses penyusunan dan
penyelenggaraannya, aspek buildin controlnya dipertimbangkan. Apabila aspek
kontrolnya berfungsi dengan baik melalui sarana-sarana tersebut, maka pengawasan
langsung oleh atasan (supervisi) menjadi berkurang esensinya.
Dalam perkembangannya, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara menerbitkan
keputusannya nomor: Kep/46/M.PAN/4/2004 tentang petunjuk pelaksanaan pengawasan
melekat dalam penyelenggaraan pemerintahan. Dalam keputusan tersebut, pengawasan
melekat didefisinikan sebagai segala upaya yang dilakukan dalam suatu organisasi untuk
mengarahkan seluruh kegiatan agar tujuan organisasi dapat dicapai secara efektif, efisien,
dan ekonomis, segala sumber daya dimanfaatkan dan dilindungi, data dan laporan dapat
dipercaya dan disajikan secara wajar, serta ditaatinya segala ketentuan yang berlaku.
Selanjutnya, beberapa persyaratan keberhasilan waskat ditetapkan sebagai berikut:
1. Lingkungan pengendalian manajemen yang kondusif.
2. Kemampuan memprediksi dan mengantisipasi risiko.
3. Aktivitas pengendalian yang memadai.
4. Informasi dan komunikasi yang efektif.
5. Adanya pemantauan, evaluasi dan tindak lanjut.
6. Faktor manusia dan budaya.
Adapun unsur-unsur waskat adalah: pengorganisasian, personil, kebijakan,
prosedur, perencanaan, pencatatan, pelaporan, dan reviuw intern. Dari uraian di atas
dapat disimpulkan bahwa waskat dengan uraian rincinya adalah identik dengan sistem
pengendalian manajemen

Akuntansi Manajemen | 12
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sistem Pengendalian Manajemen ialah suatu proses yang menjamin bahwa sumber
sumber diperoleh dan digunakan dengan efektif dan efisien dalam rangka pencapaian
tujuan organisasi, dengan kata lain pengendalian manajemen dapat diartikan sebagai
proses untuk menjamin bahwa sumber manusia, fisik dan tekhnologi dialokasikan agar
mencapai tujuan organisani secara menyeluruh.
Konsep dasar yang memberikan kerangka bagi perancangan dan penerapan sistem
pengendalian manajemen meliputi: komponen operasi atau kegiatan yang terpasang
secara terus menerus (A continuous built-in component of operations), pengendalian
manajemen dipengaruhi oleh manusia dan memberikan keyakinan yang memadai, bukan
keyakinan yang mutlak.
Sistem pengendalian manajemen dapat dibagi dalam 5 (lima) jenis: Pengendalian
pencegahan (preventive controls), Pengendalian deteksi (detective controls),
Pengendalian koreksi (corrective controls), Pengendalian pengarahan (directive controls),
Pengendalian kompensatif (compensating controls).

Akuntansi Manajemen | 13
DAFTAR PUSTAKA

https://www.dosenpendidikan.co.id/sistem-pengendalian-manajemen/
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sistem_pengendalian_manajemen
Sawyer, L.B, Dittenhofer, M.A, Sawyer’s Internal Auditing, The Practice of Modern
Internal Auditing, The Institute of Internal Auditing, 4th ed,1996
https://www.google.com/amp/s/anisamaghfira.wordpress.com/2017/04/29/ruang-
lingkup-dan-kerangka-konseptual-sistem-pengendalian-manajemen/amp/
http://xdharizal.blogspot.com/2011/01/jenis-pengendalian-manajemen.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai