Anda di halaman 1dari 16

RENCANA EKSPANSI PEMASARAN

Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Manajemen
Yang Diampu Oleh:

AHDIYAT AGUS SUSILA,S.Si., M.E.I

Disusun Oleh : Kelompok 5

Rohmatul Hasanah (2018.12.0731.0218)

Sahrul Aminullah (2018.12.0731.0227)

Moh. Hoirul huda (2018.12.0731.0231)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN GENGGONG

KRAKSAAN-PROBOLINGGO

2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala
Puji bagi Allah yang telah memberikan taufik dan hidayahnya. Sholawat serta salam
semoga tetap tercurahkan kepada suri teladan kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga dan
para sahabatnya yang membawa kebenaran bagi kita semua. Tidak lupa juga kami
ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yakni ibu/bapak ahdiyat agus
susila,S,Si.,M.E.I yang telah membimbing serta mengajarkan kami, dan mendukung
kami sehingga terselesaikan makalah yang berjudul “Rancangan ekspansi pemasaran”
dan juga terima kasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan kepada semua pihak yang
telah membantu kami sehingga terselesaikan makalah ini.
Ucapan terima kasih tak lupa kami ucapkan, sebagai wujud rasa syukur dengan
tersusunnya makalah ini kepada semua pihak yang telah berpartisipasi selama
penyusunan makalah ini, yang telah dengan tulus ikhlas membantu baik secara moril
maupun materiil, terutama kepada Dosen Pembina dan teman-teman sekalian.

Kraksaan, 13 Julii 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………................ i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………………… 3
B. Rumusan Masalah………………………………………………………... 3
C. Tujuan Masalah……………………………………………………........... 3
D. Manfaat....................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian cara melakukan ekspensi …………………………………… 5


B. Bentuk-bentuk ekspensi…………………………………………………….. 5
C. Sumber-Sumber Pembiayaan Ekspansi ………………………………………… 6
D. Motif-Motif Ekspansi………………………………………………………………7
E. Dasar penilaian marger secara potensial…………………………………………...10
F. Permasalahan utama dalam marger ……………………………………………….11
G. Akuinsi…………………………….……………………………………………….13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………….... 15

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Ekspansi telah menjadi sebuah topik yang populer dalam beberapa tahunterakhir ini. Hal ini
terjadi karena pada awalnya Ekspansi biasanya dilakukan dandiperbicarakan di kalangan bisnis
saja, namun semakin majunya perkembanganzaman yang semakin terbuka dalam bidang
teknologi informasi dan perdagangan yangsemakin global, telah mendorong sesseorang untuk
melakukan perluasan-perluasandisetiap usahanya baik dikalangan rumahan maupun perusahaan.
Ekspansi sendiri memiliki makna perluasan yang identik dengan perluasanwilayah. Hal ini
seperti waktu penjajahan belanda terhadap negara Indonesia, Merekamelakukan ekspansi ke
negara kita dengan mengeruk kekayaan yang ada dalamnegara Indonesia, namun dalam ekonomi
dan bisnis, Kata ekspansi memiliki arti yangluas, tidak hanya menjajah melainkan
mengembangkan dan melebarkan usahanyadalam bidang-bidang tertentu agar tetap mendapatkan
keuntungan dan tetap berdiri
Rumusan Masalah
1.      Apa itu Ekspansi?
2.      Apa itu Marger?
3.      Apa itu Konsilidasi?
4.      Apa itu Akuisisi

Tujuan
1.      Memahami maksud dari Ekspansi
2.      Memahami maksud dari Marger
3.      Memahami maksud dari Konsilidasi
4.      Memahami maksud dari Akuisisi
BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian dan cara melakukan ekspansi


Ekspansi atau perluasan usaha dapat dilakukan secara internal atau eksternal. Perusahaan
dikatakan melakukan ekspansi internal jika perusahaan melakukan investasi mulai dari awal,
seperti mendirikan perusahaan baru atau melakukan perluasan perusahaan yang sudah ada.
Sementara itu, perusahaan dikatakan melakukan ekspansi eksternal jika perusahaan
menggabungkan kegiatan operasionalnya dengan perusahaan lain yang suda ada. Penggabungan
suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang sudah ada dapat dilakukan dengan beberapa cara,
yaitu:
Ekspansi dapat mencakup tiga hal, yaitu :
1.       Perluasan modal, baik modal kerja, modal tetap atau keduanya yang digunakan secara tetap
dan terus-menerus didalam perusahaan.
2.       Bila badan usaha telah mampu menaikan tingkat produksi dan penjualannya.
3.       Bila badan usaha menjadi lebih besar tanpa membeli perusahaan lain.
      merupakan kegiatan perusahaan dalam memperluas usahanya, baik dalam modal kerja dan modal
tetap.
Dari beberapa pengertian tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa ekspansi
merupakan suatu bentuk perluasan usaha perusahaan, baik dilihat dari aspek hasil produksi
maupun penggunaan modalnya.
B . Bentuk-Bentuk Ekpansi                                  
Dalam kegiatan ekspansi setiap perusahaan memiliki berbagai macam bentuk ekspansi
yang sesui dengan karakteristik perusahaan. Bentuk atau tipe ekspansi dibedakan menjadi dua
yaitu Bussines expansion dan Financial expansion.
Bentuk-bentuk ekspansi menurut Bambang Riyanto (2008) bentuk-bentuk ekspansi
dibagi menjadi dua:
1.  Business Ekspansion
Business ekspansion adalah ekspansi yang dijalankan tanpa mengakibatkan perubahan
struktur modal. Dalam bentuk ekspansi ini perusahaan tidak menambah alat-alat produksi tahan
lama, tetapi hanya menambah modal kerja saja dengan menggunakan kapasitas produksi yang
tersedia di dalam perusahaan. Oleh karenanya perusahaan tidak menambah aktiva tetap, maka
tidak dibutuhkan tambahan modal jangka panjang sehingga tidak mengakibatkan perubahan
struktur modalnya.Kebutuhan modalnya untuk ekspansi ini adalah berangsur-angsur semakin
besar, sehingga bentuk ekspansi ini sering disebut “Ekspansi yang berangsur-angsur”.
2.  Financial Ekspansion
Financial ekspansion yaitu ekspansi yang dijalankan dengan membeli alat produksi tahan
lama, memodernisir alat-alat produksi yang lama, mendirikan pabrik baru, mengambil alih
perusahaan lain, penggabungan dengan perusahaan lain dan lain-lain bentuk ekspansi yang
membutuhkan tambahan modal jangka panjang, sehingga bentuk ekspansi ini mengakibatkan
perubahan struktur modalnya.Pada tingkat ekspansi ini kebutuhan modalnya adalah melonjak,
sehingga bentuk ekspansi ini sering disebut “Ekspansi yang melonjak”

C . Sumber-Sumber Pembiayaan Ekspansi

Sumber-sumber yang ada dalam pembiayaan ekspansi dapat dipenuhi dengan dana
intern dan dana ekstern.
Menurut Alex S. Nitisemito (2004 ; 151) menyatakan bahwa sumber-sumber
pembiayaan ekspansi adalah :
1.  Untuk menambah modal kerja Bagi perusahaan yang melakukan ekspansi dan memerlukan
tambahan modal kerja, maka tambahan modal tersebut dapat diperoleh dari :
a.      Cadangan untuk ekspansi
Bagi perusahaan yang telah menyediakan dana-dana ekspansi, maka sumber dana inilah yang
paling tepat. Sumber dana ini biasanya dibentuk dari laba-laba tahun-tahun lalu.
b.       Laba yang belum dibagi
Bagi suatu perusahaan yang cukup baik, maka jumlah laba yang dapat diperoleh cukup besar,
maka sebelum laba tersebut dibagikan pada akhir tahun dapat dipakai terlebih dahulu atau
mungkin juga labanya diperoleh pada tahun yang berjalan ini memang direncanakan untuk
ekspansi, baik keseluruhan maupun sebagian.
c.        Cadangan penyusutan
Bila perusahaan mempunyai aktivitas tetap yang nilainya dapat berkurang seperti mesin-mesin,
gedung dan sebagainya, maka perlu diadakan penyusutan agar pada saatnya nanti perusahaan
dapat menggantikan dengan yang baru. Karena waktu penggunaan dari aktiva tetap tersebut
kadang-kadang cukup lama, misalnya 5 tahun maka cadangan penyusutan yang masih
menganggur tersebut dapat dipergunakan terleih dahulu.
d.       Kredit Penjual
Apabila perusahaan sudah mendapatkan kepercayaan dari penjual, maka untuk kebutuhan
tambahan modal kerja dapat dijalankan dengan meminta kredit dari penjualan dengan
pembayaran tempo bagi bahan bakunya.
e.        Kredit Pembeli
Apabila perusahaan sudah mendapatkan kedudukan pasar yang baik, maka perusahaan dapat
meminta pembayaran dahulu bagi barang-barang yang dipesan oleh agen-agen. Uang muka ini
dapat dipergunakan melakukan ekspansi untuk menambah modal kerja.
f.         Kredit Bank
Untuk melakukan ekspansi dengan menambah modal kerjanya dapat dilakukan dengan
mengambil kredit dari bank, baik bank pemerintah maupun bank swasta. Perusahaan dapat
mengambil kredit bank ini untuk tambahan modal kerja dengan jangka waktu pendek, jangka
sementara panjang atau jangka panjang tergantung pada situasi dan kondisi serta perhitungannya
masing-masing.
g.       Modal Sendiri
Modal sendiri baik harta kekayaan pemilik bagi perusahaan perseorangan atau mengeluarkan
saham baru bagi perseroan terbatas dapat pula dipergunakan sebagai sumber untuk menambah
modal kerja.

2.  Untuk menambah aktiva tetap


Untuk melaksanakn ekspansi dangan jalan menambah aktiva tetap perusahaan harus
memperhatikan agar likuiditas perusahaan jangan sampai terganggu. Untuk melaksanakan ini,
maka sumber-sumber modal yang dapat ditarik antara lain cadangan ekspansi, kredit jangka
panjang dan modal sendiri. Untuk kredit jangka panjang ini jangka waktu pengembalian harus
lebih lama dari jangka waktu penggunaan, sebab bila tidak demikian akan dapat menyebabkan
likuiditasnya terganggu. Sedang untuk aktiva tetap yang tidak berputar pada prinsipnya harus
dibiayai dengan modal sendiri. Sebenarnya sumber pembiayaan yang paling tepat untuk
menambah modal kerja ataupun aktiva tetap adalah dengan cadangan ekspansi yang memang
ditujukan untuk itu.

D . Motif-Motif Ekspansi
Kebutuuhan modal untuk keperluan ekpansi adalah berangsur-angsur semakin besar,
karena sifat ekpansi perusahaan yang dilakukan secara lambat dan berangsur-angsur.
Menurut Bambang Riyanto (2008;301) motif ekspansi dibedakan menjadi dua :
1.       Motif Ekonomi
Pada motif ini ekspansi suatu perusahaan didasarkan pada pertimbangan untuk
memperbesar atau menstabilisir laba yang diperoleh.
2.       Motif Psikologis
Pada motif ini ekspansi yang didasarkan pada “personal ambition” dari pemilik atau
pemimpin perusahaan untuk memperoleh “prestige” dan “kekuasaan” yang lebih besar.

Indikator Ekspansi
Menurut Bambang Riyanto (2008 : 301) indikator ekspamsi secara umum adalah :
1.       Bertambahnya modal kerja
2.       Bertambahnya modal tetap

    Marger
Ada beberapa pengertian marger:
Marger merupakan penggabungan dua atau lebih perusahaan yang ukurannya tidak sama dan
perusahaan yang besar tetap eksis, sedangkan perusahaan yang kecil melebur kedalam
perusahaan yang lebih besar.
Merger atau amalgamation, merupakan penggabungan bersama dua atau lebih perusahaan
menjadi satu bisnis menurut basis yang disetujui semua pihak oleh manajemen perusahaan dan
pemegang saham. Merger merupakan satu bentuk pertumbuhan eksternal (external growth) yang
meliputi perusahaan-perusahaan yang melakukan ekspansi horisontal, vertikal atau konglomerasi
(Christopher, 2006: 373).
 Penggabungan dua perusahaan atau lebih menjadi satu perusahaan (Brigham, 2006: 377).
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun 1988 mendefinisikan merger sebagai
perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua perseroan atau lebih untuk menggabungkan diri
dengan perseroan lain yang telah ada dan selanjutnya perseroan yang
menggabungkan diri menjadi bubar.
Pernyataan Standar Akutansi Keuangan (PSAK) no 22 menyatakan bahwa merger merupakan
suatu proses penggabungan usaha, 15 dengan jalan mengambil alih satu atau lebih perusahaan
yang lain. Setelah terjadi pengambilalihan, maka perusahaan yang diambil alih dibubarkan atau
dilikuidasi, sehingga eksistensinya sebagai badan hukum lenyap, dengan demikian kegiatan
usahanya di lanjutkan oleh perusahaan yang mengambil alih. Dari berbagai pengertian tentang
merger di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa merger adalah suatu proses penggabungan
dua perusahaan atau lebih dimana perusahaan pengambil alih akan tetap berdiri sedangkan
perusahaan yang diambil alih akan lenyap. Pihak yang masih hidup dalam atau yang menerima
merger dinamakan surviving firm atau pihak yang mengeluarkan saham (issuing firm).
Sementara itu perusahaan yang berhenti dan bubar setelah terjadinya merger dinamakan merged
firm. Surviving firm dengan sendirinya memiliki ukuran yang semakin besar karena seluruh aset
dan kewajiban dari merger firm dialihkan ke surviving firm. Perusahaan yang dimerger akan
menanggalkan status hukumnya sebagai entitas yang terpisah dan setelah merger statusnya
berubah menjadi bagian (unit bisnis) di bawah surviving firm. Dengan demikian merged firm
tidak dapat bertindak hukum atas namanya sendiri. Dari penjelasan di atas dapat digambarkan
menjadi suatu skema atas merger sebagai salah satu strategi perusahaan.
Tiga jenis marger:
a.      MergerVertikal        
Perusahaan masih dalam satu industri tetapi beda level atau tingkat operasional. Contoh :
Restoran cepat saji menggabungkan diri dengan perusahaan peternakan ayam.

b.      MergerHorisontal  
Perusahaan dalam satu industri membeli perusahaan di level operasi yang sama. Contoh : pabrik
komputergabungdenganpabrikkomputer.        
c.      MergerKonglomerasi         
Tidak ada hubungan industri pada perusahaan yang diakuisisi. Bertujuan untuk meningkatkan
profit perusahaan dari berbagai sumber atau unit bisnis. Contoh : perusahaan pengobatan
alternatif bergabung dengan perusahaan operator telepon seluler nirkabel.
d.      Merger Kongemerik
Penggabungan perusahaan yang bergerak dalam industry umum yang sama, tetapi tidak ada
hubungan pelanggan dan pemasok di antara keduanya.
Analisis Arus Kas yang Didiskontokan
      Laporan arus kas Pro Forma
1.      Merger Keuangan : Suatu merger dimana perusahaan yang terlibat tidak beroperasi sebagai
unit tunggal dan dari merger tersebut tidak diharapkan adanya penghematan operasi.
2.      Merger Operasi : Suatu merger dimana operasi perusahaan yang terlibat dipadukan dengan
harapan tercapai manfaat sinergistik.
Implementasi dan Manejemen Merger dan Akusisi
            Merger dan akusisi yang baik harus sesuai dengan kerangka proses perencanaan strategi
perusahaan/organisasi. Merger dan akusisi bisa dipakai untuk mencapai tujuan tertentu
perusahaan.
Merger dan strategi perusahaan :
1.      Perusahaan Internet : Memformulasikan konsep, mengembangkan secepatnya. – Yahoo,
Amazon.com
2.      Perusahaan Teknologi : Kapabilitas teknik sentral yang dikembangkan dengan akusisi. – Cisco
System, Oracle.
3.      Reinvented Strategy : Menyelesaikan dengan teknologi baru. – AT & T.
4.      Konsolidasi Industry : Menggabungkan dan mengurangi kapasitas. – Exxon Mobil.
5.      Globalisasi : Menambah produk dan pasar. – Daimler Benz, Chrysler
Tujuan Merger
1.      Diversifikasi untuk pertumbuhan
2.      Diversifikasi menurut pasar atau pelanggan untuk mengimbangi factor-faktor musiman, untuk
menetralisir pasar produk yang menurun.
3.      Perluasan, penyempurnaan, atau komplementasi lini produk
4.      Mendapatkan kemampuan riset dan mengembangkan yang diperlukan
5.      Menciptakan atau memperoleh lini produk baru
6.      Integrasi, untuk mendapatkan penawaran yang cukup dari bahan baku/suku cadang yang krisis
7.      Perluasan pasar
8.      Memperbaiki manajemen
9.      Memperoleh fasilitas-fasilitas pengelolahan atau riset yang baru

E . DASAR PENILAIAN MERGER SECARA POTENSIAL


            Didalam melakikan penilaian terhadap merger yang potensial, finansial manajer
korporasi haris mempertimbangkan pengaruh merger atas performa korporasi melalui hal-hal
berikut ini.
·         Earning per share
·         Dividends pershare
·         Market price pershare
·         Resiko

F. PERMASALAHAN UTAMA DALAM MERGER

1. Jumlah absolut dari penghasilan (earnings), demikian juga tingkat pertumbuhan dari
penghasilan tersebut (earning growth rate).
2. Dividen Mempengaruhi masalah akuisisi, karena hal itu merupakan penghasilan bagi
pemegang saham.
3. Nilai buku per saham (book value per share)
·         Pada umumnya nilai tidak penting dalam proses merger, disebabkan hal itu didasarkan pada
nilai biaya historis (historical cost), bukan nilai saat ini (current values).
Modal kerja bersih per saham (net working capital per share)
Net working capital per share akan mempengaruhi masalah-masalah merger disebabkan masalah
likuiditas suatu korporasi yang diakuisisi memiliki posisi utang yang sangat rendah (very low
dept position). korporasi yang mengakuisisi mungkin akan meminjam dana yang diperlukan
untuk akuisisi dengan menjaga likuiditas yang baik dari perusahaan yang akan diakuisisi untuk
dapat memenuhi pinjaman setelah periode merger. Harga yang likuid dari korporasi yang di
akuisisi dapat digunakan sebagai jaminan untuk memperoleh atau menerbitkan pinjaman.
Konsolidasi
konsolidasi adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan yang ukurannya kurang
lebih sama menjadi satu perusahaan yang baru dan perusahaan lama tidak ada lagi.
Prinsip dasar substansi mengungguli bentuk inilah yang secara akuntansi menjustifikasi
keharusan perusahaan berbentuk perseroan terbatas yang berafiliasi atau kelompok usaha (group)
menyusun laporan keuangan konsolidasi sebagaimana diatur dalam IAS 27Consolidated and
Separate Financial Statements. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa laporan keuangan
konsolidasi (consolidated financial statements) merupakan penggabungan atau penjumlahan
saldo-saldo sejenis dari laporan keuangan entitas-entitas yang berafiliasi dalam kelompok usaha
sehingga laporan keuangan konsolidasi yang dihasilkan diharapkan dapat menggambarkan
realitas ekonomi afiliasi atau kelompok usaha sebagai sebuah entitas ekonomi (economic entity).
Dalampraktiknya,proseskonsolidasitentusajatidaksekadarmenjumlahkan.         
Dengan adanya laporan keuangan konsolidasi berarti, dalam waktu yang sama, entitas-entitas
yang tergabung di dalam kelompok usaha menyajikan dua tingkatan pelaporan keuangan.
Entitas-entitas yang berbadan hukum perseroan menyusun dan menyajikan laporan keuangan
badan hukum sebagai entitas terpisah (separate financial statements), sementara di
tingkat group, disajikan juga laporan keuangan konsolidasi yang menggambarkan substansi dan
realitasekonomientitas-entitassebagaisuatukesatuanekonomi.       
Dari segi pengguna, laporan keuangan konsolidasi terutama ditujukan bagi para pemegang
saham entitas pengakuisisi. Dengan demikian, pemegang saham entitas pengakuisisi itu
diharapkan dapat menilai posisi keuangan dan kinerja kelompok usaha secara keseluruhan.
Meskipun demikian, mereka juga memiliki akses terhadap informasi yang lebih rinci di dalam
laporan keuangan hadan-badan hukum perseroan secara terpisah.
Tujuan di buatnya laporan konsolidasi
Laporan konsolidasi bertujuan agar bisa memberikan suatu gambaran yang objektif dan
kesesuaian dengan posisi keseluruhan serta aktivitas suatu perusahaan yang terdiri dari sejumlah
entitas yang saling berhubungan (hubungan istimewa).         
Manfaat dari laporan konsolidasi keuangan
1. Memberikan informasi kekinian bagi manajemen perusahaan induk mengenai aktivitas gabungan
dari perusahaan konsolidasi.
2. Mendapatkan gambaran mengenai total sumber daya entitas hasil gabungan di bawah kontrol
perusahaan induk kepada investor (pemegang saham) dan kreditor atau penyedia sumber dana
yang lain.
Namun, selain manfaat di atas, ada dampak yang tidak baik dalam laporan keuangan konsolidasi,
diantaranya :
·         Laporan konsolidasi bisa menyembunyikan/mengaburkan entitas individu yang kinerja-nya
tidak bagus dengan entitas lain yang berkinerja bagus.
·         Saldo laba di tahan konsolidasi tidak semuanya tersedia untuk deviden perusahaan induk,
begitu juga dengan aset/aktiva.
·         Rasio keuangan yang berdasar pada laporan konsolidasi tidak mencerminkan kondisi
perusahaan yang membentuk konsolidasi atau pun induk perusahaan.
·         Tidak semua akun dapat dibandingkan seluruhnya, contohnya akun piutang.
·         Terlalu banyak tambahan informasi yang di butuhkan untuk menghasilkan penyajian
laporan yang wajar.
G. AKUISISI
Akuisisi merupakan pengambilan sebagian atau seluruh saham suatu perusahaan oleh perusahaan
lain, dengan maksud untuk mengendalikan manajemen perusahaan yang diakuisisi, sementara itu
masing-masing perusahaan tetap eksis beroperasi semula.
Kelebihan dan kekurangan akuisi
KelebihanAkuisi
Keuntungan-keuntungan akuisisi saham dan akuisisi aset adalah sebagai berikut:
a. Akuisisi Saham tidak memerlukan rapat pemegang saham dan suara pemegang  saham
sehingga jika pemegang saham tidak menyukai tawaran Bidding firm, mereka dapat menahan
sahamnya dan tidak menjual kepada pihak Bidding firm.
b. Dalam Akusisi Saham, perusahaan yang membeli dapat berurusan langsung dengan 
pemegang saham perusahaan yang dibeli dengan melakukan tender offer sehingga tidak
diperlukan persetujuan manajemen perusahaan.           
c. Karena tidak memerlukan persetujuan manajemen dan komisaris perusahaan akuisisi saham
dapat digunakan untuk pengambilalihan perusahaan yang tidak bersahabat (hostile
takeover).       
d. Akuisisi Aset memerlukan suara pemegang saham tetapi tidak memerlukan mayoritas suara
pemegang saham seperti pada akuisisi saham sehingga tidak ada halangan bagi pemegang saham
minoritas jika mereka tidak menyetujui akuisisi (Harianto dan Sudomo, 2001, p.643-644).           

KekuranganAkuisisi        
Kerugian-kerugian akuisisi saham dan akuisisi aset sebagai berikut :                                
a. Jika cukup banyak pemegang saham minoritas yang tidak menyetujui pengambilalihan
tersebut, maka akuisisi akan batal. Pada umumnya anggaran dasar perusahaan menentukan
paling sedikit dua per tiga (sekitar 67%) suara setuju pada akuisisi agar akuisisi terjadi.        
b. Apabila perusahaan mengambil alih seluruh saham yang dibeli maka terjadi merger.
c. Pada dasarnya pembelian setiap aset dalam akuisisi aset harus secara hukum dibalik nama
sehingga menimbulkan biaya legal yang tinggi. (Harianto dan Sudomo, 2001, p.643)
Menurut Damodaran 2001, suatu perusahaan dapat diakuisisi perusahaan lain dengan beberapa
cara, yaitu :
a.      Merger
Pada merger, para direktur kedua pihak setuju untuk bergabung dengan persetujuan para
pemegang saham. Pada umumnya, penggabungan ini disetujui oleh paling sedikit 50%
shareholder dari target firm dan bidding firm. Pada akhirnya target firm akan menghilang
(dengan atau tanpa proses likuidasi) dan menjadi bagian dari bidding firm.
Setelah proses merger selesai, sebuah perusahaan baru tercipta dan pemegang saham kedua
belah pihak menerima saham baru di perusahaan ini.
b.       Tender offer
Terjadi ketika sebuah perusahaan membeli saham yang beredar perusahaan lain tanpa
persetujuan manajemen target firm, dan disebut tender offer karena merupakan hostile takeover.
Target firm akan tetap bertahan selama tetap ada penolakan terhadap penawaran. Banyak tender
offer yang kemudian berubah menjadi merger karena bidding firm berhasil mengambil alih
kontrol target firm.
c.       Acquisistion of assets
Sebuah perusahaan membeli aset perusahaan lain melalui persetujuan pemegang saham target
firm. (p.835).

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Ekspansi Perusahaan adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari oleh perusahaan atau suatu usaha.
Hal ini dikarenakan  dengan adanya ekspansi perusahaan akan semakin maju dan semakin
berkembang. Mengingat arti ekspansi perusahaan itu sendiri yaitu  tindakan aktif untuk
memperluas dan memperbesar cakupan usaha yang telah ada.Teori ekspansi perusahaan terbagi
dalam beberapa istilah, dianaranya yaitu ;
1. Merger
2. Acquisition / Akuisisi
3. Hostile Take Over / Pengambil Alihan Secara Paksa
4. Leverage Buyout
5. Konsolidasi

DAFTAR PUSTAKA
ujiaulianti.blogspot.com/2017/01/makalah-manajemen-keuangan-ekspansi.html
https://www.jurnal.id/id/blog/strategi-pemasaran-produk-ke-luar-negeri/
https://www.coursehero.com/file/p1l1su1/Salah-satu-strategi-ekspansi-eksternal-adalah-
dengan-penggabungan-beberapa/

Anda mungkin juga menyukai