Anda di halaman 1dari 25

Model Pengembangan

Kewirausahaan

Oleh :
Elfizon, S.Pd., M.Pd.T
Email :elfizon@ft.unp.ac.id

Lisensi Dokumen:
Copyright © 2020 Universitas Negeri Padang
Seluruh dokumen di e-Learning Universitas Negeri Padang, hanya digunakan untuk kalangan
Internal Universitas, untuk kebutuhan Perkuliahan Online. Penggunaan dokumen ini di luar UNP tidak
diizinkan dan tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu
dari Penulis dan Universitas Negeri Padang.

A. Capaian Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini diharapkan mahasiswa :
 Mahasiswa mampu memahami, menjelaskan langkah-langkah dalam
pengembangan Kewirausahaan
 Mahasiswa mampu memahami cara menentukan ide dan gagasan usaha
serta mengalisis jenis usaha yang akan dikembangkan

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


Untuk mencapai kompetensi yang diharapkan, ditetapkan indicator sebagai
berikut :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan langkah – langkah dalam
mengembangkan kewirausahan
2. Mahasiswa mampu menjelaskan cara menentukan ide dan gagasan
usaha yang dikembangkan
3. Mahasiswa dapat melakukan identifikasi serta mengalisis jenis usaha
yang akan dikembangkan sejak dini

C. Pokok – Pokok Materi


1. Pengertian Usaha
2. Tahapan Pengembangan Usaha
3. Teknik Pengembangan Usaha
4. Jenis-Jenis Strategi Pengembangan Usaha
5. Perencanaan Pengembangan Unit Bisnis

D. Uraian Materi
1. Pengertian Usaha
Setiap manusia tentu mempunyai naluri atau keinginan dalam
hidupnya untuk berusaha mencapai apa yang dicita-citakan. Untuk mencapai
keinginan itu manusia selalu berusaha dalam mencapai kehidupan yang lebih
baik. Dalam usaha inilah manusia dapat mendirikan berbagai macam usaha
yang mendapatkan kesuksesan. Dalam memenuhi kebutuhan manusia,
maka usaha dapat menimbulkan adanya dunia usaha yang menciptakan
barang dan jasa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, usaha adalah
kegiatan dengan menggunakan tenaga pikiran atau badan untuk menyatakan
suatu maksud.
Usaha adalah melakukan kegiatan secara tetap dan terus-menerus
dengan tujuan memperoleh keuntungan, baik yang diselenggarakan oleh
perorangan maupun badan usaha yang berbentuk badan hukum atau tidak
berbentuk badan hukum, yang didirikan dan berkedudukan disuatu daerah
dalam suatu Negara.
Pengertian usaha kecil secara jelas tercantum dalam UU No.9 tahun
1995, yang menyebutkan bahwa usaha kecil adalah usaha dengan
kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,00 tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha. Dengan hasil penjualan bersih per tahun paling
banyak Rp.1.000.000.000,00
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa usaha adalah suatu
kegiatan yang didalamnya mencakup kegiatan produksi, dan distribusi
dengan menggunakan tenaga, pikiran dan badan untuk mencapai suatu
tujuan. Bertitik tolak dari pengertian diatas maka peneliti dapat mengambil
suatu kesimpulan bahwa pengembangan usaha adalah suatu cara atau
proses memperbaiki pekerjaan yang sekarang maupun yang akan datang
dengan meningkatkan perluasan usaha serta kualitas dan kuantitas produksi
dari pada kegiatan ekonomi dengan menggerakan pikiran, tenaga dan badan
untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

2. Tahapan Pengembangan Usaha


Dalam melakukan kegiatan pengembangan usaha, seseorang
wirausaha pada umumnya melakukan pengembangan kegiatan usaha
tersebut melalui tahap- tahap pengembangan usaha sebagai berikut:
a. Memiliki Ide Usaha
Awal usaha seorang wirausaha berasal dari suatu ide usaha. Ide
usaha yang dimiliki seorang wirausaha dapat berasal dari berbagai
sumber. Ide usaha dapat muncul setelah melihat keberhasilan bisnis
orang lain dengan pengamatan. Selain itu ide usaha juga dapat timbul
karena adanya sense of bisiness yang kuat dari seorang wirausaha.
b. Penyaringan Ide/Konsep Usaha
Pada tahap selanjutnya, wirausahawan akan menuangkan ide
usaha ke dalam konsep usaha yang merupakan tahap lanjut ide usaha ke
dalam bagian bisnis yang lebih spesifik. Penyaringan ide-ide usaha akan
dilakukan melalui suatu aktifitas penilaian kelayakan ide usaha secara
formal maupun yang dilakukan secara informal.
c. Pengembangan Rencana Usaha (Business Plan)
Wirausaha adalah orang yang melakukan penggunaan sumber
daya ekonomi untuk memperoleh keuntungan. Maka komponen utama
dari perencanaan usaha yang akan dikembangkan oleh seorang
wirausaha adalah perhitungan proyeksi rugi-laba dari bisnis yang
dijalankan. Proyeksi laba-rugi merupakan muara dari berbagai komponen
perencanaan bisnis lainnya yaitu perencanaan bisnis yang bersifat
operasional. Dalam menyusun rencana usaha (business plan), para
wirausahawan memiliki perbedaan yang dalam membuat rincian rencana
usaha.
d. Implementasi Rencana Usaha dan Pengendalian Usaha
Rencana usaha yang telah dibuat baik secara rinci maupun global,
tertulis maupun tidak tertulis selanjutnya akan diimplementasikan dalam
pelaksanaan usaha. Rencana usaha akan menjadi panduan bagi dalam
pelaksanaan usaha yang akan dilakukan seorang wirausaha. Dalam
kegiatan implementasi rencana usaha, seorang wirausaha akan
mengerahkan berbagai sumber daya yang dibutuhkan seperti modal,
material, dan tenaga kerja untuk menjalnkan kegiatan usaha.
Mengidentifikasi tahapan sangat penting dalam pengembangan
usaha dan kapan hal tersebut terjadi. Kadang kita perlu membahas
tahapan tahapan yang sudah dilakukan, sehingga pengkaji memahami
seberapa cepat usaha telah berkembang sampai pada titik persiapan
rencana usaha.
Untuk keperluan perencanaan, menyiapkan jadwal yang jauh lebih
rinci sebagai kalender waktu dan tindakan atau kalender implementasi
adalah lebih baik. Jadwal inibiasanya tidak dimasukkan ke dalam
rencana usaha yang disajikan. Rincian ini akan membantu
wirausahawan menetapkan rencana kemajuan usaha yang realistis.
Beberapa hal yang perlu di pertimbangkan adalah sebagai berikut:
a. Kemajuan akan terjadi lebih lambat dari yang diantisipasi, khususnya
ketika diperlukan kerja sama dari individu atau organisasi eksternal.
Meski usaha mungkin dianggap paling penting bagi wirausahawan,
tetapi bagi penanam modal usaha, pemberi pinjaman, pemasok
atau pengacara mungkin tidak begitu penting. Oleh karena itu
mungkin akan terjadi keterlambatan.
b. Batas nyaman yang mencukupi harus selalu dimasukkan dalam
perencanaan.
Lakukan pendekatan kepada sumber dana dengan baik
sebelumnya, dan biarkan terjadinya keterlambatan dalam penyerahan
dan pemasangan perlengkapan.
c. Dalam menyiapkan jadwal tahapan yang penting, tawarkan
jadwal yang ambisius tetapi dapat dipenuhi atau dilampaui. Dengan
cara ini, wirausahawan dapat membangun reputasi untuk mencapai
sasaran, yang akan meningkatkan kredibilitas di masa mendatang.

3. Teknik Pengembangan Usaha


Pengembangan usaha merupakan sejumlah tugas atau proses
yang bertujuan untuk menumbuhkan usaha yang dilakukan.
Pengembangan usaha dapat dilakukan dengan beberapa cara
diantaranya:
a. Perluasan Skala Usaha
Beberapa cara umum yang digunakan untuk memperluas skala
usaha antara lain:
1) Menambah kapasitas mesin dan tenaga kerja serta tambahan jumlah
modal untuk investasi. Ketika memperluas produksi, seorang
wirausaha harus memperhitungkan mengenai prospek
pemasarannya.
2) Menambah jenis barang atau jasa yang dihasilkan. Pengembangan
jenis ini baik dilakukan untuk menurunkan biaya jangka panjang
sekaligus menaikkan skala ekonomi.
3) Menambah lokasi usaha ditempat lain.
Perluasan skala usaha juga harus memperhatikan beberapa aspek,
yaitu:
1) Produktivitas modal dan tenaga kerja.
2) Biaya tetap dan biaya variabel.
3) Biaya rata-rata.
4) Skala produksi yang paling menguntungkan.
Ketika skala usaha sudah berkembang dititik tertinggi,
pengembangan skala usaha harus dihentikan. Sebagai gantinya usaha
dapat dikembangkan dengan menambah cakupan usaha.
b. Perluasan Cakupan Usaha
Perluasan cakupan usaha atau diversifikasi usaha dilakukan
dengan mengembangkan jenis usaha baru diwilayah usaha yang baru,
serta dengan jenis produk yang baru dan bervariansi.
c. Perluasan Dengan Kerja Sama, Penggabungan dan Ekspansi Baru.
Ada beberapa jenis perusahaan dengan cara ini, yaitu:
1) Joint Venture
Joint venture adalah bentuk kerja sama beberapa perusahaan dari
negara yang berbeda menjadi satu perusahaan untuk mewujudkan
konsentrasi kekuatan-kekuatan yang lebih padat.
2) Merger
Merger adalah proses penggabungan dua perseroan menjadi satu
perusahaan. Salah satu perusahaan tersebut akan tetap berdiri dengan
nama yang sama, sementara perusahaan yang lain akan hilang, dan
kekayaan menjadi milik perusahaan yang baru. Merger terbagi menjadi
tiga, yaitu:
a) Merger horizontal, yaitu merger yang dilakukan oleh
usaha sejenis.
b) Merger vertikal, yaitu merger yang terjadi antara
perusahaan- perusahaan yang saling berhubungan.
c) Konglomerat, yaitu merger antara berbagai perusahaan
dengan produk-produk yang berbeda dan tidak saling berkaitan.
3) Holding Company/Akuisisi
Holding Company adalah penggabungan beberapa perusahaan
dengan salah satu perusahaan yang bertujuan untuk memiliki saham
dari perusahaan yang lain dan bisa mengatur perusahaan tersebut.
4) Sindikat
Sindikat adalah kerja sama antara beberapa orang bermodal
untuk mendirikan perusahaan besar.
5) Kartel
Kartel merupakan kesepakatan tertulis antara beberapa
perusahaan yang sejenis untuk mengatur dan mengendalikan
berbagai hal dengan tujuan menekan persaingan dan meraih
keuntungan.

4. Jenis-Jenis Strategi Pengembangan Usaha


Sebagaimana dikutip oleh Husein Umar “Strategic In Action”. Menurut
Fred R. David, strategi dapat dikelompokkan atas empat kelompok strategi,
yaitu:
a. Strategi Integrasi Vertikal (Vertical Integration Strategy)
Strategi ini menghendaki agar perusahaan melakukan pengawasan yang
lebih terhadap distributor, pemasok, dan/atau para pesaingnya,
misalnya melalui merger, akuisisi atau membuat perusahaan sendiri.

b. Strategi Intensif (Intensive Strategy)


Strategi ini memerlukan usaha-usaha yang intensif untuk meningkatkan
posisi persaingan perusahaan melalui produk yang ada.
c. Strategi Diversifikasi (Diversification Strategy)
Strategi ini dimaksudkan untuk menambah produk-produk baru. Strategi
ini makin kurang populer, paling tidak ditinjau dari sisi tingginya
tingkat kesulitan manajemen dalam mengendalikan aktivitas
perusahaan yang berbeda-beda.
d. Strategi Bertahan ( Defensive Strategy)
Strategi ini bermaksud agar perusahaan melakukan tindakan-tindakan
penyelamatan agar terlepas dari kerugian yang lebih besar, yang pada
ujung- ujungnya adalah kebangkrutan.

5. Strategi pengembangan Usaha Dalam Perspektif Islam


Islam mewajibkan setiap muslim, khususnya yang memiliki tanggungan
untuk bekerja. Bekerja merupakan salah satu sebab pokok yang
memungkinkan manusia memiliki harta kekayaan. Sebagaimana dikutip oleh
Mardani “Hukum Bisnis Syariah” menurut Dr. Yusuf Qardhawi, bekerja
adalah bagian ibadah dan jihad jika sang pekerja bersikap konsisten
terhadap peraturan Allah, suci niatnya dan tidak melupakan-Nya.
Dengan bekerja, manusia dapat melaksanakan tugas kekhalifahannya,
menjaga diri dari maksiat, dan meraih tujuan yang sangat besar. Demikian
pula, dengan bekerja individu bisa memenuhi kebutuhan hidupnya, mencukupi
kebutuhan keluarganya, dan berbuat baik dengan tetangganya. Semua
bentuk yang diberkati agama ini hanya bisa terlaksana dengan memilki
harta dan mendapatkannya dengan bekerja. Allah berfirman pada QS. Al-
Ahqaaf: 19:
Artinya: “Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang
telah mereka kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan)
pekerjaan- pekerjaan mereka sedang mereka tiada dirugikan”.

Dalam surat tersebut, orang-orang islam didorong untuk menggunakan


hari- harinya untuk memperoleh keuntungan dan karunia Allah. Begitu
pula dalam berusaha dilarang melakukan perbuatan curang dan memakan
riba.
Nabi Muhammad SAW telah memberikan contoh kepada umatnya
mengenai bisnis syariah. Sebelum memulai bisnis, pebisnis harus menyusun,
menetapkan dan melaksanakan strategi bisnisnya terlebih dahulu. Strategi
bisnis tersebut meliputi lima sikap utama yaitu jujur, ikhlas, profesional,
silaturrahmi, niat suci dan ibadah, dan menunaikan zakat, infaq, dan sadaqoh.
a. Jujur
Sikap jujur melahirkan kepercayaan konsumen/pelanggan. Kepercayaan
akan melahirkan kesetiaan konsumen. Kalau konsumen sudah setia
kepada produk yang kita jual maka keuntungan akan terus mengalir.
b. Ikhlas
Sikap ikhlas akan membentuk pribadi seorang pebisnis tidak lagi
memandang keuntungan materi sebagai tujuan utama, tetapi juga
memperhitungkan keuntungan non materiil (mendapat ridha dari Allah
SWT)
c. Profesional
Profesional yang didukung oleh sikap jujur dan ikhlas merupakan dua sisi
yang saling menguntungkan. Nabi Muhammad SAW memberikan contoh
bahwa seseorang yang profesional mempunyai sikap selalu berusaha
maksimal dalam mengerjakan sesuatu atau dalam menghadapi suatu
masalah. Tidak mudah menyerah atau berputus asa dan bahkan juga
pengecut yang menghindar dari resiko.
d. Silaturrahim
Silaturrahim merupakan jembatan yang menghubungkan pebisnis dengan
semua manusia, lingkungan, dan penciptnya. Silaturahmi menjadi dasar
membina hubungan baik tidak hanya dengan pelanggan dan investornya,
tetapi juga dengan calon pelanggannya (future market), dan bahkan
dengan kompetitornya.
e. Niat suci dan ibadah
Islam menegaskan keberadaan manusia di dunia ini adalah untuk
mengabdikan diri kepada-Nya. Sebagaimana yang dijelaskan dalam QS.
Al-Dzariyat (51): 56: Artinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”.
f. Menunaikan zakat, infaq, dan shadaqoh
Menunaikan zakat, infaq, dan shadaqoh hendaknya menjadi budaya
pebisnis syariah. Menurut ajaran islam harta yang digunakan untuk
membayar zakat, infaq, dan shadaqoh tidak akan hilang, bahkan menjadi
tabungan kita yang akan dilipatgandakan oleh Allah di dunia dan akhirat,
sehingga menyuburkan bisnis
kita. Sebagaimana Allah berfirman pada QS. Al-Baqarah: 261
Artinya: “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh)
orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa
dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap
bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang
Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha
mengetahui”.

6. Analisis Produk dan Pasar dalam pengembangan Kewirausahaan


1. Produk
Produk adalah sesuatu yang dapat dipergunakan untuk memenuhi
kebutuhan manusia atau organisasi. Sedangkan produksi adalah
proses koordinasi berbagai faktor produksi atau sumber daya untuk
mentransformasi bahan menjadi produk (barang) atau jasa untuk
memenuhi kebutuhan konsumen. Produk dibedakan menjadi dua
macam yaitu:
1) Produk yang berwujud
Produk yang berwujud disebut barang. Barang terbagi
menjadi empat macam yaitu:
a) Barang konsumsi, yaitu barang yang dibeli oleh seseorang
dengan tujuan untuk dipakai atau dikonsumsi sendiri beserta
segenap anggota keluarganya. Barang konsumsi merupakan
kebutuhan rumah tangga seseorang. Setiap orang atau rumah
tangga akan membutuhkan brang konsumsinya masing-
masing, seperti makan, minum, pakaian, alat rumah
tangga dan sebagainya. Barang konsumsi
dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu:
- Barang kebutuhan pokok (primer)
- Barang kebutuhan pelengkap (sekunder)
- Barang keutuhan kemewahan (tersier)
b) Barang industri, yaitu barang yang dibeli dengan tujjuan tidak
untuk dipakai atau dikonsumsi sendiri akan tetapi untuk
dipakai dalam perusahaannya dalam rangka menjalankan
kegiatan operasional usahanya. Barang industri dapat berupa
bahan dasar yang dibutuhkan, bahan pembantu,
perlengkapan mesin, perlengkapan kantor dan sebagainya.
c) Barang komplementer, yaitu barang yang melengkapi barang
yang lain. Misalnya sepeda motor harus dilengkapi dengan
bensin dan sebagainya.
d) Barang subtitusi, yaitu barang yang menggantikan barang
lain. Misalnya roti dapat menggantikan nasi dan sebagainya.

2) Produk yang tidak berwujud


Produk yang tidak berwujud disebut jasa. Sebagai contoh,
Universitas menghasilkan produk yang berupa jasa pendidikan,
Rumah Sakit memasarkan produk yang berupa jasa
kesehatan. Perbankan memasarkan jasa keuangan dan
sebagainya. Perusahaan atau organisasi saat ini sudah
semakin meningkat kesadarannya tentang betapa penting
dan bermanfaatnnya pengembangan produk. Produk yang saat
ini beredsar di pasar menghadapi akhir tahap daur hidup
produknya dan harus diganti dengan produk yang lebih baru.
Produk baru dapat didefinisikan sebagai barang dan jasa
yang pada pokoknya berbeda dengan produk yang telah di
pasarkan oleh sebuah perusahaan.
Kunci keberhasilan suatu pembaharuan terletak pada
pengelolaan organisatoris yang lebih efektif dalam menangani
gagasan produk baru, menyelenggarakan penelitian mendalam
dan prosedur pengambilan keputusan pada setiap tahap
proses pengembangan produk baru.
Pengembangan produk dapat ditunjukkan sebagai suatu
proses berturut- turut yang didasarkan pada informasi tertentu.
Adapun tahap-tahap dalam siklus pegembangan produk
adalah pencarian dan penyaringan ide tentang produk baru,
pengembangan dan pengujian, dan penilaian.
2. Pasar
Pasar dan pemasaran dalm dunia usaha merupakan dua sisi
yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Setiap ada kegiatan
pasar selalu diikuti oleh pemasaran dan setiap kegiatan pemasaran
adalah untuk mencari atau menciptakan pasar. Pasar merupakan
suatu yang sangat vital bagi seorang pengusaha atau pemasar
yang akan memasarkan produk. Oleh karena itu seorang
pengusaha harus mengetahui secara baik tentang bagaimana dapat
memasarkan produknya. Pengusaha dapat mengenal dan
mengidentifikasi pasarnya hingga pengusaha dapat menguasai
pasarnya tersebut. Penguasaan pasar itulah yang ingin di capai oleh
para pengusaha. Oleh karena itu pengusaha harus dapat mengetahui
dengan baik apa dan siapa yang menjadi pasarnya dan kemudian
bagaimana dapat menguasainya. Unsur yang membentuk pasar ada
tiga macam yaitu:
a. Orang atau pribadi
Orang atau pribadi beserta anggota keluarganya merupakan
unsur utama yang membentuk pasar karena mereka itulah yang
memiliki kebutuhan yang potensial untuk dilayani oleh pengusaha.
Seperti makan, minum, pakaian, perhiasan, kendaraan pribadi dan
sebagainya.
b. Kebutuhan serta keinginan
Kebutuhan ini tidak hanya kebutuhan manusia saja.
Perusahaan juga memiliki kebutuhan, bahkan kebutuhan
organisasi ini jumlahnya sangat besar. Seperti bahan dasar,
bahan pembantu, peralatan pabrik dan sebagainya.
c. Daya beli
Daya beli masyarakat tentu saja akan sangat terkait dengan
penghasilan masyarakat dan penghasilan masyarakat akan
tergantung dari hasil-hasil pembangunan bangsa. Semakin maju
suatu bangsa akan semakin tinggi penghasilan masyarakatnya dan
akan semakin tinggi daya beli mereka.
Sedangkan pemasaran adalah upaya untuk menciptakan dan
menjual produk kepada berbagai pihak dengan maksud tertentu.
Pemasaran berusaha menciptakan dan mempertukarkan produk
baik barang maupun jasa kepada konsumen di pasar. Penciptaan
produk tentu saja didasarkan kepada kebutuhan dan keinginan
pasar. Konsumen yang menginginkan dan membutuhkan produk
adalah individu (perorangan), atau kelompok tertentu (industri).
Penciptaan produk akan tidak bermanfaat jika tidak
didasarkan kepada keinginan konsumen.
Perusahaan harus merencanakan bauran pemasaran
(marketing mix) yang akan memaksimalkan penjualan dan
keuntungan. Perusahaan harus mampu memanipulasi 4P, dimana
produk tersedia pada waktu yang tepat, tempat yang tepat, promosi
dan saluran distribusi yang tepat. Strategi marketing mix terdiri
dari 4P yaitu product (produk), price (harga), place (tempat),
dan product (promosi).
1) Strategi Produk (product)
Strategi produk yang dilakukan oleh perusahaan dalam
mengembangkan suatu produk, sebagai berikut:
a) Penentuan Logo dan Moto
Logo merupakan ciri khas suatu produk, sedangkan moto
adalah serangkaian kata-kata yang berisikan misi dan
visinperusahaan dalammelayani masyarakat. Logo dan moto
harus dirancang dengan benar. Pertimbangan pembuatan
logo dan moto, sebagai berikut:
 Logo dan moto harus memiliki arti (dalam arti positif).
 Logo dan moto harus menarik perhatian.
 Logo dan moto harus mudah diingat.
b) Menciptakan Merek
Merek adalah suatu hal penting bagi konsumen untuk
mengenal barang atau jasa yang ditawarkan. Pengertian
merek sering diartikan sebagai nama, istilah, simbol, desain
atau kombinasi dari semuanya. Suatu merek agar mudah
dikenal masyarakat, maka penciptaannya harus
mempertimbangkan faktor-faktor, antara lain:
 Mudah diingat.
 Terkesan hebat dan modern.
 Memiliki arti (dalam arti positif).
 Menarik perhatian.
c) Menciptakan Kemasan.
Kemasan merupakan pembungkus suatu produk.
Penciptaan kemasan pin harus memenuhi berbagai
persyaratan, seperti kualitas kemasan, bentuk, warna, dan
persyaratan lainnya.
d) Keputusan lebel.
Label merupakan sesuatu yang dilekatkan pada produk yang
ditawarkan dan merupakan bagian dari kemasan.
Kandungan label harus menjelaska siapa yang membuat,
dimana dibuat, kapan dibuat, cara menggunakannya
waktu kadaluarsa, dan informasi lainnya.

2) Startegi Harga (price)


Harga adalah satu aspek penting dalam kegiatan marketing
mix. Penentuan harga menjadi sangat penting untuk
diperhatikan, mengingat harga merupakan salah satu penyebab
laku tidaknya produk dan jasa yang ditawarkan. Salah dalam
menentukan harga akan berakibat fatal terhadap produk yang
ditawarkan dan berakibat tidak lakunya produk tersebut dipasar.
Penentuan harga oleh suatu perusahaan dmaksudkan
dengan berbagai tujuan yang hendak dicapai. Tujuan penentuan
harga sebagai berikut:
a) Untuk bertahan hidup.
Tujuan menentukan harga semurah mungkin dengan
maksud agar produk atau jasa yang ditawarkan laku di
pasaran, dengan catatan harga murah tapi masih dalam kondisi
yang menguntungkan.
b) Untuk memaksimalkan harga.
Tujuan harga ini dengan mengharapkan penjualan yang
meningkat sehingga laba dapat ditingkatkan. Penentuan harga
biasanya dapat dilakukan dengan harga murah atau tinggi.
c) Untuk memperbesar market share.
Penentuan harga ini dengan harga murah sehingga diharapkan
jumlah pelanggan meningkat dan diharapkan pula pelanggan
pesaing beralih ke produk yang ditawarkan.
d) Mutu produk.
Tujuannya adalah untuk memberikan kesan bahwa produk atau
jasa yang ditawarkan memiliki kualitas pesaing. Harga
biasanya ditentukan setinggi mungkin, karena ada anggapan
bahwa produk yang berkualitas adalah produk yang harganya
lebih tinggi dari harga pesaing.
e) Karena pesaing.
Dalam hal ini, penentuan harga dengan melihat harga
pesaing, yang tujuannya adalah agar harga yang ditawarkan
jangan melebihi harga pesaing.
Besarnya nilai harga yang harus dipasang tentu disesuaikan
dengan tujuan penentuan harga. Metode-metode dalam
penentuan harga produk.
3) Strategi Tempat (place)
Strategi tempat yaitu pendistribusian produk yang sudah ada.
Produk harus didistribusikan kepada konsumen atau pengguna.
Proses untuk hal ini yaitu produk dipindahkan dari produsen ke

konsumen melalui saluran distribusi.50 Penenuan tempat dan


distribusi beserta sarana dan prasaran pendukung menjadi sangat
penting, hal ini disebabkan agar nasabah mudah menjangkau
setiap lokasi yang ada serta mendistribusikan barang dan jasa.
Sarana dan prasarana harus memberikan rasa yang nyaman dan
aman kepada seluruh konsumennya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan dan
penentuan tempat adalah dengan pertimbangan, sebagai berikut:
 Dekat dengan kawasan industry
 Dekat dengan lokasi perkantoran
 Dekat dengan lokasi pasar
 Dekat dengan posat pemerintahan
 Dekat dengan lokasi perumahan atau masyarakat
 Mempertimbangkan jumlah pesaing yang ada di suatu lokasi
 Sarana dan prasarana (jalan, pelabuhan, listrik, dan lain-lain).
4) Strategi Promosi (promotion)
Perusahaan berusaha mempromosikan seluruh produk jasa
yang dimilikiny, baik langsung maupun tidak langsung. Kegiatan
bisnis tanpa promosi jangan diharapkan pelanggan dapat mengenai
produk atau jasa yang ditawarkan. Promosi merupakan sarana
yang paling ampuh untuk menarik dan mempertahankan
konsumennya. Salah satu tujuan promosi perusahaan adalah
menginformasikan segala jenis produk yang ditawarkan dan
berusaha menarik calon konsumen yang baru. Empat promosi
yang dapat digunakan perusahaandalam mempromosikan produk
maupun jasanya, yaitu:
a) Periklanan (advertising).
b) Promosi penjualan (sales promotion).
c) Publisitas (publicity).
d) Penjualan pribadi (personal selling).
Iklan adalah saran promosi yang digunakan oleh
perusahaan guna menginformasikan, menarik, dan memengaruhi
calon konsumennya. Penggunaan promosi mealui iklan dapat
dilakukan dengan berbagai media, seperti: pencetakan brosur baik
disebarkan disetiap cabang atau pusat-pusat perbelanjaan,
pemasangan spanduk dilokasi tertentu yang strategis, dan
pemasangan iklan melalui koran, majalah, televisi dan radio.
Tujuan penggunaan dan pemilikan media iklan
tergantung dari tujuan perusahaan. Tujuan penggunaan iklan
sebagai media promosi, sebagai berikut:
a) Untuk pemberitahuan tentang segala sesuatu yang
berkaitan dengan produk yang dimiliki oleh suatu perusahaan,
seperti peluncuran produk baru, keuntungan dan kelebihan
suatu produk atau informasi lainnya.
b) Untuk mengingatkan kembali kepada konsumen tentang
keberadaan atau keunggulan produk yang ditawarkan.
c) Untuk perhatian dan minat para pelanggan baru dengan
harapan akan memperoleh daya tarik dari para calon
pelanggan.
d) Mempengaruhi konsumen saingan agar berpindah ke
perusahaan yang mengiklankan.
Kegiatan promosi lainnya yang dapat dilakukan adalah
melalui promosi penjualan atau sales promotion. Tujuan promosi
penjualan adalah untuk meningkatkan penjualan atau untuk
meningkatkan jumlah pelanggan. Promosi penjualan dilakukan
untuk menarik pelanggan segera membeli produk atau jasa yang
ditawarkan. Promosi penjualan dapat dilakukan dengan cara,
sebagai berikut:
a) Pemberian harga khusus atau potongan harga (discount) untuk
produk tertentu
b) Pemberian undian kepada setiap pelanggan yang membeli
dalam jumlah tertentu.
c) Pemberian cinderamata, serta kenang-kenangan
lainnya kepada konsumen yang loyal.
Promosi yang ketiga adalah publisitas. Publisitas adalah
kegiatan promosi untuk memancing calon pelanggan melalui
kegiatan pameran, bakti sosial, serta kegiatan lainnya. Kegiatan
publisitas dapat meningkatkan pamor perusahaan di mata para
konsumennya. Kegiatan promosi yang keempat adalah penjualn
pribadi atau personal selling, yang dilakukan oleh salesman dan
salesgirl. Kegiatan penjualan pribadi di dunia perbankan dilakukan
oleh petugas customer service atau service assistance.

7. Perencanaan Pengembangan Unit Bisnis


Setiap unit bisnis harus menyusun rencana strategik bisnisnya yang
terdiri dari delapan langkah, yaitu mendefinisika visi dan misi bisnis,
menganalisis lingkungan eksternal, menganalisis lingkungan internal, memilih
tujuan dan sasaran bisnis, mengembangkan strategi bisnis, merinci rencana
program, mengimplementasikan rencana program, dan mengumpulkan
umpan balik serta menguji pengendalian.
Semua langkah ini menjaga terhambatnya strategi unit bisnis
terhadap lingkungan dan berjaga-jaga terhadap peluang dan masalah-
masalah yang baru.
1. Visi dan Misi Unit Bisnis
Visi unit bisnis adalah tujuan unit bisnis yang membedakan unit
bisnis tersebut dengan unit bisnis lainnya yang sejenis dan
mengidentifikasi cakupan operasinya. Visi unit bisnis merupakan
pernyataan atau rumusan umum yang luas dan bersifat tahan lama
tentang keinginan atas tujuan unit bisnis. Visi unit bisnis menguraikan
produk, pasar, teknologi yang diterapkan unit bisnis, dan ini dilakukan
sedemikian rupa sehingga mencerminkan nilai dari prioritas dari
pengambil keputusan strategis unit bisnis. Adapun misi unit bisnis
merupakan operasionalisasi dari visi unit bisnis.
2. Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis lingkungan eksternal akan menghasilkan peluang dan
ancaman perusahaan. Lingkungan perusahaan terdiri dari tiga perangkat
faktor, yaitu lingkungan jauh, lingkungan industri, dan lingkungan
operasional. Lingkungan jauh terdiri dari faktor-faktor yang bersumber
dari luar dan biasanya tidak berkaitan dengan situasi operasi
perusahaan tertentu, yaitu faktor ekonomi, sosial budaya, teknologi,
demografi, politik-hukum, dan ekologi.
Lingkungan industri terdiri dari persaingan di antara anggota
industri, hambatan masuk, produk subtitusi, daya tawar pembeli dan daya
tawar pemasok. Lingkungan operasional meliputi faktor-faktor yang
mempengaruhi situasi persaingan perusahaan, yaitu posisi bersaing, profil
pelanggan, pemasok, kreditor, dan pasar tenaga kerja. Ketiga faktor
tersebut memuculkan peluang dan ancaman dalam memasarkan produk
secara menguntungkan.

3. Analisis Lingkungan Internal


Analisis lingkungan internal akan menghasilkan kekuatan dan
kelemahan perusahaan. Analisis internal perusahaan menggambarkan
kekuatan perusahaan, baik kuantitas maupun kualitas perusahaan,
sumberdaya manusia, sumberdaya fisik, operasi, keuangan,
manajemen dan organisasi. Kekuatan dan kelemahan pemasaran
dapat dilihat dari reputasi perusahaan, pangsa pasar, kualitas produk,
kualitas pelayanan, efektifitas penetapan harga, efektivitas distribusi,
efektivitas promosi, kekuatan penjualan, efektivitas inovasi, dan cakupan
geografis.
Kekuatan dan kelemahan sumber daya manusia dapat ditujukkan
dari manajemen sumber daya manusia, keterampilan dan moral
karyawan, kemampuan dan perhatian manajemen puncak, produktivitas
karyawan, kualitas kehidupan karyawan, fleksibilitas karyawan, ketaatan
hukum karyawan, efektivitas imbalan dalam motovasi karyawan, dan
pengalaman karyawan. Keuangan terdiri dari ketersediaan modal, arus
kas, stabilitas keuangan, hubungan baik dengan pemilik dan investor,
kemampuan berhubungan dengan bank, besarnya modal yang ditanam,
keuntungan yang diperoleh, efektivitas dan efisiensi sistem akuntansi
untuk perencanaan biaya anggaran dan keuntungan serta
sumber tingkat
perusahaan.
Operasi meliputi fasilitas perusahaan, skala ekonomi, kapasitas
produksi, kemampuan berproduksi tepat waktu, keahlian dalam
berproduksi, biaya bahan baku dan ketersediaan pemasok, lokasi, layout,
optimalisasi fasilitas, persediaan, penelitian dan pengembangan, hak
paten, merk dagang, proteksi hukum, pengendalian operasi dan efisiensi
serta biaya manfaat peralatan. Kekuatan dan kelemahan organisasi dan
manajemen dapat diperoleh dari struktur organisasi, citra dan prestis
perusahaan, catatan perusahaan dalam mencapai sasaran, komunikasi
dalam organisasi, penggunaan sistem yang efektif dalam pengambilan
keputusan, sistem perencanaan strategis, sinergi dalam organisasi,
system informasi yang baik dan manajemen kualitas yang baik.

4. Perumusan Sasaran
Perumusan sasaran memudahkan untuk perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian. Sasaran perusahaan dapat berupa
profitabilitas, posisi pasar, produktivitas, kepemimpinan teknologi,
pengembangan sumber daya manusia, hubungan antar karyawan dan
tanggung jawab sosial. Sebagian besar unit usaha memiliki bauran tujuan
yang mencakup laba, pertumbuhan penjualan, peningkatan pangsa pasar,
pebatasan risiko, inovasi reputasi, dan sebagainya. Unit usaha
menentukan tujuannya dan melakukan pengelolaan usaha sesuai tujuan
tersebut (Manageement By Objectivitas- MBO). Agar sistem MBO dapat
bekerja dengan baik, tujuan unit usaha harus memenuhi empat kriteria:
a) Tujuan harus diurutkan secara hierarkis, dari yang paling
penting sampai yang kurang penting.
b) Tujuan harus dapat dinyatakan secara kuantitatif apabila
dimungkinkan.
c) Sasaran harus realitis. Sasaran seharusnya dihasilkan dari
analisis peluang dan kekuatan unit usaha yang bersangkutan,
bukan berdasarkan angan-angan saja.
d) Tujuan-tujuan perusahaan harus konsisten
Setiap pilihan dalam kelompok, sasaran ini memerlukan strategi
pemasaran yang berbeda.

5. Perumusan Strategi
Setiap usaha harus merancang strategi untuk mencapai tujuannya.
Michael Porter telah merangkum pemikiran strategis menjadi tiga jenis,
yaitu keunggulan biaya secara keseluruhan, diferensiasi, dan fokus.
Strategi keunggulan biaya secara keseluruhan merupakan strategi yang
membuat unit bisnis kerja keras mencapai biaya produksi dan distribusi
terendah sehingga harganya tepat dan lebih rendah daripada pesaing
dan mendapat pangsa pasar yang besar.
Stretegi diferensiasi merupakan strategi unit bisnis yang
berkonsentrasi untuk mencapai kinerja terbaik dalam memberikan
manfaat bagi pelanggan yang dinilai penting oleh sebagian besar pasar.
Strategi fokus merupakan srategi unit bisnis yang memfokuskan diri pada
satu atau lebih segmen pasar yang sempit dari pada mengejar pasar yang
lebih besar.
6. Perumusan Program
Setelah unit usaha mengembangkan strategi utamanya, unit usaha harus
merencanakan program untuk memperkuat departemen litbang,
mengumpulkan intelejensi teknologi, mengembangkan produk mutakhir,
melatih para staf penjual teknis, membuat iklan untuk mengomunikasikan
keunggulan teknologi, dan sebagainya.

7. Pelaksanaan Strategi/ Implementasi


Stretegi yang jelas dan pendukung yang matang mungkin tidak akan
bermanfaat jika perusahaan gagal melaksanakannya dengan cermat.
Strategi hanyalah satu dari tujuh unsur yang ditunjukkan oleh perusahaan
yang dikelola dengan baik. Tiga unsur pertama strategi (strategy),
struktur (structure), dan sistem (system) dianggap sebagai “perangkat
keras” keberhasilan. Empat unsur selanjutnya gaya (style), staf (staff),
ketrampilan (skill), dan nilai bersama (shared value) adalah “perangkat
lunaknya”.
Unsur lunak yang pertama, gaya artinya perusahaan memiliki cara
berfikir dan bersikap yang sama. Kedua, staf artinya perusahaan telah
memperkerjakan orang yang cakap, melatih mereka dengan baik, dan
menugaskan mereka pada tugas yang sesuai. Ketiga, ketrampilan berarti
semua karyawan memiliki kemampuan untuk menjalankan strategi
perusahaan. Keempat, nilai bersama berarti semua karyawan memiliki
nilai-nilai panduan yang sama. Jika usur lunak ini ada, perusahaan
biasanya lebih berhasil dalam pelaksanaan strateginya.

8. Pengendalian
Selama melaksanakan strategi, perusahaan perlu mengamati
hasilnya dan memantau perkembangan baru dilingkungan internal serta
eksternalnya. Beberapa lingkungan stabil dari tahun ke tahun. Yang lain
perlahan-lahan berevolusi dengan cara yang dapat diperkirakan. Akan
tetapi, ada juga lingkungan yang mengalami perubahan besar yang cepat
dan tak dapat diramalkan. Perusahaan harus yakin akan satu hal yaitu
lingkungan akan berubah. Kemudian, jika perubahan itu terjadi perusahaan
harus meninjau ulang dan merevisi pelaksanaan program, strategi, atau
bahkan tujuannya.
8. Rangkuman
Tugas mahasiswa untuk membuat rangkuman dari materi diatas.

9. Latihan/Kasus/Tugas**)
(Latihan/ Kasus/ Tugas disusun melalui Assingment di e-Learning)

10. TesFormatif&KunciJawaban**)
(Tes Formatif dan Kunci Jawaban dikompilasi melalui Quiz di e-Learning)

11. DaftarRujukan**)
Alma, Buchari. 2011. Kewirausahaan. Edisi Revisi. Cetakan Ketujuhbelas.
Bandung : Alfabeta.

Dun Steinhoff, John F. Burgess. 1993. Small Business Management


Fundamentals 6th ed. New York : McGraw hill Inc

Ebert J. Ronald dan Ricky Griffin. 2000. Business Essentials. New Jerse
y : Prentice Hall, Inc

Ebert, R.J. dan Griffin, R.W. 2011. Business Essentials. New Jersey : Pear
son Education, Inc.

Forum Human Capital Indonesia. 2007. Excellent People. Excellent Busine


ss. Pemikiran Strategik Mengenai Human Capital Indonesia. Jakarta : Pen
erbit PT. Gramedia Pustaka Utama.

Franz Magnis-Suseno. 1987. Etika Dasar : Masalah-


masalah Pokok Filsafat Moral. Yogyakarta : Kanisius

Kementerian Perindustrian. 2010. Panduan Pelaksanaan Kemitraan Industri


Kecil dan Menengah dengan Usaha Besar. Jakarta : Direktorat Jenderal
Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian.

Kuriloff, Arthur H, dkk. 1993. Starting and Managing the Small Busines
s 3rd ed. New York : McGraw Hill

Levinson, J.C. dan Lautenslager, Al. 2006. Guerrilla Marketing in 30 Day


s. Penerjemah : Dwi Prabantini. Yogyakarta : Andi.

Majalah Bisnis dan CSR Reference For Decision Maker. 2010. Indonesia
Green Awards Untuk Berkelanjuitan Manusia dan Alam. Jakarta : La
tofi Entreprise Media.

Nugroho, Riant. 2009. Memahami Latar Belakang Pemikiran Entrepreneurs


hip Ciputra. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.

Rangkuti, Freddy. 2006. Business Plan. Teknik Membuat Perencanaan Bis


nis dan Analisis Kasus. Cetakan Ketujuh. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama.

Scarborough, Norman M, Thomas W. Zimmerer. 1993. Effective Small


Business Management 4th ed. New York : Mac-Millan Publishing
Company

Saiman, Leonardus. 2009. Kewirausahaan. Teori, Praktik dan Kasus-


kasus. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.

Suryana. 2009. Kewirausahaan. Pedoman Praktis : Kiat dan Proses Men


uju Sukses. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.

Winardi, J. 2004. Entrepreneur dan Entrepreneurship. Jakarta : Kencana.

Anda mungkin juga menyukai