http://ejournal.unp.ac.id/index.php/kimia
Kesetimbangan Kimia
Aldi Sutisna1, Indah Handini Putri2, Vioni Yulianti*3
1,2,3
Depertemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Padang, Air Tawar Barat, Padang, Sumatera Barat, Indonesia
*vioniyulianti@gmail.com
Abstract — Reaksi kesetimbangan kimia adalah suatu keadaan dalam reaksi kimia ketika konsentrasi produk dan reaktan
tidak berubah dari waktu ke waktu. Kesetimbangan ini tercapai ketika laju reaksi ke kanan (reaksi maju) sama dengan laju
reaksi ke kiri (reaksi balik) dalam waktu bersamaan. Kesetimbangan kimia dapat diprediksi bergeser ke arah produk ataupun ke
arah reaktan, bergantung pada berbagai faktor. Faktor-faktor yang memengaruhi kesetimbangan kimia adalah konsentrasi, suhu,
tekanan, dan juga volume. Kesetimbangan kimia terdiri atas dua macam, yaitu kesetimbangan statis dan kesetimbangan
dinamis. Kesetimbangan statis terjadi jika reaksi kimia yang dihasilkan merupakan reaksi kimia satu arah atau reaksi kimia
yang tidak dapat kembali lagi seperti semula. Sedangkan kesetimbangan dinamis terjadi jika reaksi kimia yang dihasilkan
merupakan reaksi kimia dua arah atau reaksi kimia yang bisa kembali lagi seperti semula. Dalm ilmu kimia dikenal dua jenis
reaksi, yaitu reaksi dapat balik (reversible) dan reaksi berkesudahan (irreversible). Reaksi reversible adalah suatu reaksi yang
berlangsung dalam dua arah. Zat hasil reaksi dapat bereaksi kembali membentuk zat pereaksi. Reaksi irreversible adalah suatu
reaksi yang berlangsung dalam satu arah. Zat hasil reaksi tidak dapat bereaksi kembali membentuk zat pereaksi. KC (tetapan
kesetimbangan) merupakan perbandingan hasil kali molaritas produk dengan hasil kali molaritas reaktan yang masing-masing
dipangkatkan dengan koefisiennya. Adapun bahan yang diperlukan untuk perceboaan ini adalah larutan jenuh I2 dalam CCl4,
larutan standar KI 0,1 M, larutan standar Na 2S2O8 0,02 M, larutan amilum1 % (indikator), padatan kristal KI. Dari percobaan
yang telah dilakukan, didapatkan hasil Kc (tetapan kesetimbangan) adalah sebesar 1,251,636M-1 dan koefisien distribusi adalah
sebesar 153,33M.
Gambar 1. Distribusi I2 dalam air dan ccl4 menentukan nila KC maka diperlukan nilai KD terlebih dulu
[8].
konsentrasi pada kedua pelarut juga juga tetap dan angka itu
merupakan suatu konstanta yang disebut kooefisien distribusi Banyak peristiwa dalam kehidupan sehari-hari yang
atau koefisien partisan, KD merupakan proses kesetimbangan. Contohnya perubahan
KD = wujud cair, reaksi kesetimbangan dalam tubuh, dan reaksi
kesetimbangan dalam mulut. Pada umumnya reaksi-reaksi
Nilai KD dapat ditentukan dengan mengukur jumlah I2 kimia tersebut berlangsung dalam arah bolak-balik
dalam CCl4 dan dan jumlah I2 dalam air. (reversible), dan hanya sebagian kecil saja yang berlangsung
Walaupun I2 suka sekali larut dalam air, tetapi dapat satu arah. Pada awal proses bolak-balik, reaksi berlangsung ke
diperbanyak bila air mengandung kalium iodide (KI) karena arah pembentukan produk. Segera setelah terbentuk molekul
terbentuknya ion kompleks triiodida (I3-). Reaksi produk terjadi reaksi sebaliknya, yaitu pembentukan molekul
pembentukan itu adalah reaksi bolak balik sehingga akhirnya reaktan dari molekul produk. Ketika laju reaksi ke kanan dan
membentuk kesetimbangan ke kiri sama dan konsentrasi reaktan dan produk tidak berubah
I2 + I I3- maka kesetimbangan reaksi tercapai [2].
dengan tetapan kesetimbangan (KC)
KC = Perubahan kondisi percobaan dapat menggangu kesetaraan
dan menggeser posisi kesetimbangan sehingga produk yang
Nilai KC sangat besar yang berarti kesetimbangan sangat diinginkan bisa terbentuk lebih banyak atau kurang. Ada suatu
condong ke kanan sehingga [I3-] >> [I2]. Kesetimbangan ini aturan umum yang membantu kita memprediksi kearah mana
dapat dibuat dengan menambahkan larutan KI kedalam larutan reaksi kesetimbangan akan bergeser bila terjadi perubahan
I2 dalam CCl4. Setelah itu dikocok dan dibiarkan sehingga konsentrasi, tekanan, volume, atau suhu. Aturan ini
kedua pelarut memisah kembali, Hasilnya adalah jumlah atau dikenaldengan asas Le Chatelier, yang menyatakan bahwa:
konsentrasi I2 dalam pelarut air lebih besar dari dalam CCl4 “jika suatu tekanan eksternal diberikan kepada suatu sistem
(Gambar 2). yang setimbang, sistem ini akan menyesuaikan diri
sedemikian rupa untuk mengimbangi sebagian tekanan ini
pada saat sistem mencoba setimbang kembali.” [3].
Konsentrasi I2 tidak dapat ditentukan langsung dari sistem Suatu sistem dalam keadaan setimbang cenderung
kesetimbangan, tetapi dihitung dari KD. Jadi untuk mempertahankan kesetimbangannya, sehingga bila ada
pengaruh dari luar maka sistem tersebut akan berubah amilum 10 ml pada saat warna larutan pucat. Mencatat
sedemikian rupa agar segera diperoleh keadaan volume tiosulfat yang terpakai. Mengambil 50 ml larutan dari
kesetimbangan lagi. Dalam hal ini dikenal dengan azas Le lapisan air dan titrasi lagi, cata volume tiosulfat yang terpakai.
Chatelier yaitu, jika dalam suatu sistem kesetimbangan Menentukan nilai KD.
diberikan aksi, maka sistem akan berubah sedemikian rupa
sehingga pengaruh aksi itu sekecil mungkin. Beberapa aksi
yang dapat menimbulkan perubahan pada sistem 2. Menentukan Kc
kesetimbangan antara lain : Memasukkan 200 ml larutan standar KI ke dalam
1. Perubahan Konsentrasi, Jika dalam suatu sistem erlenmeyer B. Menutup rapat kedua erlenmeyer dan
kesetimbangan konsentrasi salah satu komponen dalam sistem diguncang dengan kuat selam (30-60 menit), mencatat suhu.
ditambah maka kesetimbangan akan bergeser dari arah Mengambil 5 ml larutan dari lapisan CCl4 dengan pipet.
penambahan itu, dan jika salah satu komponen dikurangi Menambahkan 2 gram padatan kristal KI dan 20 ml air diaduk
maka kesetimbangan akan bergeser ke arah pengurangan itu. sampai homogen. Mentitrasi dengan larutan standar natrium
2. Perubahan Volume / Tekanan, antara volume dan tekanan tiosulfat, menambahkan amilum 10 ml dan mencatat volume
berbanding terbalik, jika volume diperbesar maka tekanan tiosulfat yang terpakai. Mengambil 5 ml larutan dari lapisan
diperkecil begitu juga sebaliknya. Jika dalam suatu sistem air dan titrasi lagi dengan natrium tiosulfat, mencatat suhu.
kesetimbangan volume diperbesar / tekanan diperkecil maka Mementuka nilai Kc.
kesetimbangan akan bergeser ke arah koefisien zat yang lebih
besar dan jika volumenya diperkecil / tekanan diperbesar
maka kesetimbangan akan bergeser kearah koefisien yang IV. DATA DAN PEMBAHASAN
lebih kecil. A. Hasil Percobaan
3. Perubahan Suhu menurut Azas Le Chatelier, jika sistem Erlenmeyer V Na2S2O3 Lapisan V Na2S2O3 Lapisan
dalam sistem kesetimbangan terjadi kenaikan suhu, maka akan CCl4 air
terjadi pergeseran kesetimbangan kearah reaksi yang A 9,2 mL 0,6 mL
menyerap kalor (ΔH positif / endoterm) dan sebaliknya jika B 1,8 mL 8,8 mL
dalam sistem terjadi penurunan suhu maka akan terjadi
pergeseran kesetimbangan kearah reaksi yang melepaskan B. Perhitungan
kalor (∆H negative / eksoterm) [5]. Diket:
[KI] =
III. METODE. =
A. Alat dan Bahan
=
Alat
= 0,46 M
Pada praktikum kali ini digunakan beberapa alat yaitu
labu Erlenmeyer (200 ml dan 250 ml) masing masing 4 dan 2
1. Menentukan nilai KD pada erlenmeyer
buah, gelas ukur (10, 25, 250 ml) masing masing 1 buah, pipet
Reaksi yang terjadi:
takar (5 ml, 25 ml) masing masing 1 dan 2 buah, buret 50/25
I2 + I- I3-
ml 1 buah, dan botol semprot 1 buah.
I3- + 2S2O32- 3I- + S4O62-
Bahan I2 + 2S2O32- 2I- + S4O62-
Bahan yang digunakan pada percobaan kali ini adalah Mol S2O32- = 2 mol I2
larutan jenuh I2 dalam CCl4, larutan standar KI 0,1 M, larutan [S2O3 ] V S2O32- = 2 [I2] VI2
2-
[I2]CCl4 = = = 1,8 -3
M • Reaksi berlangsung terus-menerus dengan arah yang
berlawanan.
Pada lapisan air • Reaksi terjadi pada ruangan tertutup, suhu, dan tekanan
-4
[I2]air = = = 8,8 tetap.
• Laju reaksi ke arah hasil reaksi (disebut juga produk dan
a. Penentuan [I2] bebas dalam air terletak di sebelah kanan dari persamaan reaksi) dan ke
arah pereaksi (disebut juga reaktan dan terletak di sebelah
[I2]bebas = = = 1,1739.10-5 kiri dari persamaan reaksi) adalah sama.
• Tidak terjadi perubahan makroskopis, yaitu perubahan yang
b. Penentuan [I3-] dapat diukur atau dilihat.
[I3-] = [I2]air – [I2]bebas • Perubahan mikroskopis (perubahan tingkat partikel) tetap
= 8,8.10-4 – 1,1739.10-5 berlangsung.
= 8,6826.10-4M • Semua komponen tetap ada.
LAMPIRAN
Erlenmeyer B + 100 ml KI
Padatan kristal KI
Hasil titrasi
Erlenmeyer A + 200 ml aquadest
Hasil titrasi
Hasil titrasi