Anda di halaman 1dari 6

Periodic , Vol 10 No 1 (2021) Chemistry Journal of Universitas Negeri Padang e-ISSN : 2339-1197

http://ejournal.unp.ac.id/index.php/kimia

Kesetimbangan Kimia
Aldi Sutisna1, Indah Handini Putri2, Vioni Yulianti*3
1,2,3
Depertemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Padang, Air Tawar Barat, Padang, Sumatera Barat, Indonesia

*vioniyulianti@gmail.com

Abstract — Reaksi kesetimbangan kimia adalah suatu keadaan dalam reaksi kimia ketika konsentrasi produk dan reaktan
tidak berubah dari waktu ke waktu. Kesetimbangan ini tercapai ketika laju reaksi ke kanan (reaksi maju) sama dengan laju
reaksi ke kiri (reaksi balik) dalam waktu bersamaan. Kesetimbangan kimia dapat diprediksi bergeser ke arah produk ataupun ke
arah reaktan, bergantung pada berbagai faktor. Faktor-faktor yang memengaruhi kesetimbangan kimia adalah konsentrasi, suhu,
tekanan, dan juga volume. Kesetimbangan kimia terdiri atas dua macam, yaitu kesetimbangan statis dan kesetimbangan
dinamis. Kesetimbangan statis terjadi jika reaksi kimia yang dihasilkan merupakan reaksi kimia satu arah atau reaksi kimia
yang tidak dapat kembali lagi seperti semula. Sedangkan kesetimbangan dinamis terjadi jika reaksi kimia yang dihasilkan
merupakan reaksi kimia dua arah atau reaksi kimia yang bisa kembali lagi seperti semula. Dalm ilmu kimia dikenal dua jenis
reaksi, yaitu reaksi dapat balik (reversible) dan reaksi berkesudahan (irreversible). Reaksi reversible adalah suatu reaksi yang
berlangsung dalam dua arah. Zat hasil reaksi dapat bereaksi kembali membentuk zat pereaksi. Reaksi irreversible adalah suatu
reaksi yang berlangsung dalam satu arah. Zat hasil reaksi tidak dapat bereaksi kembali membentuk zat pereaksi. KC (tetapan
kesetimbangan) merupakan perbandingan hasil kali molaritas produk dengan hasil kali molaritas reaktan yang masing-masing
dipangkatkan dengan koefisiennya. Adapun bahan yang diperlukan untuk perceboaan ini adalah larutan jenuh I2 dalam CCl4,
larutan standar KI 0,1 M, larutan standar Na 2S2O8 0,02 M, larutan amilum1 % (indikator), padatan kristal KI. Dari percobaan
yang telah dilakukan, didapatkan hasil Kc (tetapan kesetimbangan) adalah sebesar 1,251,636M-1 dan koefisien distribusi adalah
sebesar 153,33M.

Keywords — kesetimbangan kimia, reversible, irreversible, Kc, KD, azas Le Chatelier

I. PENDAHULUAN berkurang. Akibatnya terjadi lagi reaksi ke arah kanan.


Demikian, ini terjadi terus menerus sehingga secara
Kesetimbangan kimia adalah keadaan saat kedua reaktan mikroskopis terjadi reaksi bolak-balik (dua arah) pada reaksi
dan produk bertemu dalam konsentrasi yang tidak memiliki kesetimbangan.
kecenderungan lebih lanjut untuk berubah seiring waktu.
Reaksi kesetimbangan reversibel adalah reaksi dua arah II. TINJAUAN PUSTAKA
(bolak-balik). Pada reaksi ini, hasil reaksi dapat kembali
membentuk reaktan. Sedangkan reaksi kesetimbangan Kelarutan Iod atau I2 sangat kecil dalam air dan akan besar
irreversibel adalah reaksi satu arah (tidak dapat balik). Pada dalam karbon tetraklor (CCl4), sedangkan kedua pelarut tidak
reaksi ini, hasil reaksi tidak dapat kembali dapat bercampur tetapi membentuk dua lapisan, air di lapisan
membentuk reaktan. Secara umum kesetimbangan dalam atas dan CCl4 di lapisan bawah. Jika larutan I2 dalam CCl4
reaksi kimia dapat dibagi menjadi dua yaitu, kesetimbangan ditambah air dan dikocok maka akhirnya kedua pelarut akan
statis dan kesetimbangan dinamis. Kesetimbangan statis terpisah kembali. Hasilnya, I2 terpecah (terdistribusi) dalam
terjadi ketika semua gaya yang bekerja pada objek bersifat dua pelarut dengan perbandingan tertentu (Gambar 1). Pada
seimbang, yaitu tidak ada gaya yang dihasilkan. Sementara suhu tetap maka angka banding
itu, kesetimbangan dinamis diperoleh ketika semua gaya yang
bekerja pada objek bersifat seimbang, tapi objeknya sendiri
bergerak.

Pada persamaan reaksi kesetimbangan kimia setiap terjadi


reaksi ke kanan, maka zat-zat produk akan bertambah,
sementara zat-zat reaktan berkurang. Sebaliknya, reaksi juga
dapat bergeser ke arah reaktan sehingga jumlah produk

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Page 1


Universitas Negeri Padang (UNP)
Jl. Prof. Hamka, Air Tawar, Padang, Sumatera Barat, Indonesia, 25131
Periodic , Vol 10 No 1 (2021) Chemistry Journal of Universitas Negeri Padang e-ISSN : 2339-1197
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/kimia

Gambar 1. Distribusi I2 dalam air dan ccl4 menentukan nila KC maka diperlukan nilai KD terlebih dulu
[8].
konsentrasi pada kedua pelarut juga juga tetap dan angka itu
merupakan suatu konstanta yang disebut kooefisien distribusi Banyak peristiwa dalam kehidupan sehari-hari yang
atau koefisien partisan, KD merupakan proses kesetimbangan. Contohnya perubahan
KD = wujud cair, reaksi kesetimbangan dalam tubuh, dan reaksi
kesetimbangan dalam mulut. Pada umumnya reaksi-reaksi
Nilai KD dapat ditentukan dengan mengukur jumlah I2 kimia tersebut berlangsung dalam arah bolak-balik
dalam CCl4 dan dan jumlah I2 dalam air. (reversible), dan hanya sebagian kecil saja yang berlangsung
Walaupun I2 suka sekali larut dalam air, tetapi dapat satu arah. Pada awal proses bolak-balik, reaksi berlangsung ke
diperbanyak bila air mengandung kalium iodide (KI) karena arah pembentukan produk. Segera setelah terbentuk molekul
terbentuknya ion kompleks triiodida (I3-). Reaksi produk terjadi reaksi sebaliknya, yaitu pembentukan molekul
pembentukan itu adalah reaksi bolak balik sehingga akhirnya reaktan dari molekul produk. Ketika laju reaksi ke kanan dan
membentuk kesetimbangan ke kiri sama dan konsentrasi reaktan dan produk tidak berubah
I2 + I I3- maka kesetimbangan reaksi tercapai [2].
dengan tetapan kesetimbangan (KC)
KC = Perubahan kondisi percobaan dapat menggangu kesetaraan
dan menggeser posisi kesetimbangan sehingga produk yang
Nilai KC sangat besar yang berarti kesetimbangan sangat diinginkan bisa terbentuk lebih banyak atau kurang. Ada suatu
condong ke kanan sehingga [I3-] >> [I2]. Kesetimbangan ini aturan umum yang membantu kita memprediksi kearah mana
dapat dibuat dengan menambahkan larutan KI kedalam larutan reaksi kesetimbangan akan bergeser bila terjadi perubahan
I2 dalam CCl4. Setelah itu dikocok dan dibiarkan sehingga konsentrasi, tekanan, volume, atau suhu. Aturan ini
kedua pelarut memisah kembali, Hasilnya adalah jumlah atau dikenaldengan asas Le Chatelier, yang menyatakan bahwa:
konsentrasi I2 dalam pelarut air lebih besar dari dalam CCl4 “jika suatu tekanan eksternal diberikan kepada suatu sistem
(Gambar 2). yang setimbang, sistem ini akan menyesuaikan diri
sedemikian rupa untuk mengimbangi sebagian tekanan ini
pada saat sistem mencoba setimbang kembali.” [3].

Kesetimbangan kimia adalah reaksi kimia yang berlangsung


2 arah, yaitu hasil reaksi dapat berubah kembali menjadi
pereaksinya hingga konsentrasi reaktan dan produk konstan.
Reaksi kimia mencapai kesetimbangan jika laju reaksi ke
kanan sama dengan laju reaksi ke kiri sehingga tidak terjadi
Gambar 2. Kesetimbangan I2 + I- I3-dalam lapisan air lagi perubahan dalam system kesetimbangan. Persamaan
reaksi kesetimbangan kimia dapat dituliskan dengan
mencantumkan panah bolak balik. Panah tersebut menyatakan
Tujuan percobaan ini adalah untuk menentukan nilai Kc
bahwa reaksi berlangsung dua arah [4].
kesetimbangan di atas, maka kita harus menentukan
konsentrasi [I2], [I-] dan [I3-]. Konsentrasi I3- dapat
Secara umum kesetimbangan dalam reaksi kimia dapat
ditentukan melalui metode titrasi dengan larutan Na2S2O3
dibagi menjadi dua, yaitu kesetimbangan statis dan
sehingga terjadi reaksi
kesetimbangan dinamis. Kesetimbangan statis terjadi ketika
I3- + 2S2O3-2 → S4O6-2+ 3I- semua gaya yang bekerja pada objek bersifat seimbang, yaitu
Jumlah mol I3- akan setara dengan jumlah S2O3-2 yang tidak ada gaya yang dihasilkan. Sementara itu, kesetimbangan
terpakai. Indikator yang dipakai adalah larutan amilum karena dinamis diperoleh ketika semua gaya yang bekerja pada objek
ion I3- dengan amilum berwarna biru. Molekul-molekul I3- di bersifat seimbang, tapi objeknya sendiri bergerak. Pada
antara molekul-molekul amilum (Gambar 2). persamaan reaksi kesetimbangan kimia setiap terjadi reaksi ke
kanan, maka zat-zat produk akan bertambah, sementara zat-zat
reaktan berkurang. Sebaliknya, reaksi juga dapat bergeser ke
arah reaktan sehingga jumlah produk berkurang. Akibatnya
terjadi lagi reaksi ke arah kanan. Demikian ini terjadi terus-
menerus, sehingga secara mikroskopis terjadi reaksi bolak-
balik (dua arah) pada reaksi kesetimbangan. Keadaan seperti
ini dikatakan bahwa kesetimbangan bersifat dinamis.Keadaan
Gambar 2. Ion I3- dalam amilum dinamis hanya terjadi dalam sistem tertutup [1].

Konsentrasi I2 tidak dapat ditentukan langsung dari sistem Suatu sistem dalam keadaan setimbang cenderung
kesetimbangan, tetapi dihitung dari KD. Jadi untuk mempertahankan kesetimbangannya, sehingga bila ada

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Page 2


Universitas Negeri Padang (UNP)
Jl. Prof. Hamka, Air Tawar, Padang, Sumatera Barat, Indonesia, 25131
Periodic , Vol 10 No 1 (2021) Chemistry Journal of Universitas Negeri Padang e-ISSN : 2339-1197
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/kimia

pengaruh dari luar maka sistem tersebut akan berubah amilum 10 ml pada saat warna larutan pucat. Mencatat
sedemikian rupa agar segera diperoleh keadaan volume tiosulfat yang terpakai. Mengambil 50 ml larutan dari
kesetimbangan lagi. Dalam hal ini dikenal dengan azas Le lapisan air dan titrasi lagi, cata volume tiosulfat yang terpakai.
Chatelier yaitu, jika dalam suatu sistem kesetimbangan Menentukan nilai KD.
diberikan aksi, maka sistem akan berubah sedemikian rupa
sehingga pengaruh aksi itu sekecil mungkin. Beberapa aksi
yang dapat menimbulkan perubahan pada sistem 2. Menentukan Kc
kesetimbangan antara lain : Memasukkan 200 ml larutan standar KI ke dalam
1. Perubahan Konsentrasi, Jika dalam suatu sistem erlenmeyer B. Menutup rapat kedua erlenmeyer dan
kesetimbangan konsentrasi salah satu komponen dalam sistem diguncang dengan kuat selam (30-60 menit), mencatat suhu.
ditambah maka kesetimbangan akan bergeser dari arah Mengambil 5 ml larutan dari lapisan CCl4 dengan pipet.
penambahan itu, dan jika salah satu komponen dikurangi Menambahkan 2 gram padatan kristal KI dan 20 ml air diaduk
maka kesetimbangan akan bergeser ke arah pengurangan itu. sampai homogen. Mentitrasi dengan larutan standar natrium
2. Perubahan Volume / Tekanan, antara volume dan tekanan tiosulfat, menambahkan amilum 10 ml dan mencatat volume
berbanding terbalik, jika volume diperbesar maka tekanan tiosulfat yang terpakai. Mengambil 5 ml larutan dari lapisan
diperkecil begitu juga sebaliknya. Jika dalam suatu sistem air dan titrasi lagi dengan natrium tiosulfat, mencatat suhu.
kesetimbangan volume diperbesar / tekanan diperkecil maka Mementuka nilai Kc.
kesetimbangan akan bergeser ke arah koefisien zat yang lebih
besar dan jika volumenya diperkecil / tekanan diperbesar
maka kesetimbangan akan bergeser kearah koefisien yang IV. DATA DAN PEMBAHASAN
lebih kecil. A. Hasil Percobaan
3. Perubahan Suhu menurut Azas Le Chatelier, jika sistem Erlenmeyer V Na2S2O3 Lapisan V Na2S2O3 Lapisan
dalam sistem kesetimbangan terjadi kenaikan suhu, maka akan CCl4 air
terjadi pergeseran kesetimbangan kearah reaksi yang A 9,2 mL 0,6 mL
menyerap kalor (ΔH positif / endoterm) dan sebaliknya jika B 1,8 mL 8,8 mL
dalam sistem terjadi penurunan suhu maka akan terjadi
pergeseran kesetimbangan kearah reaksi yang melepaskan B. Perhitungan
kalor (∆H negative / eksoterm) [5]. Diket:
[KI] =
III. METODE. =
A. Alat dan Bahan
=
Alat
= 0,46 M
Pada praktikum kali ini digunakan beberapa alat yaitu
labu Erlenmeyer (200 ml dan 250 ml) masing masing 4 dan 2
1. Menentukan nilai KD pada erlenmeyer
buah, gelas ukur (10, 25, 250 ml) masing masing 1 buah, pipet
Reaksi yang terjadi:
takar (5 ml, 25 ml) masing masing 1 dan 2 buah, buret 50/25
I2 + I- I3-
ml 1 buah, dan botol semprot 1 buah.
I3- + 2S2O32- 3I- + S4O62-
Bahan I2 + 2S2O32- 2I- + S4O62-
Bahan yang digunakan pada percobaan kali ini adalah Mol S2O32- = 2 mol I2
larutan jenuh I2 dalam CCl4, larutan standar KI 0,1 M, larutan [S2O3 ] V S2O32- = 2 [I2] VI2
2-

standar Na2S2O8 0,02 M, larutan amilum1 % (indikator),


padatan kristal KI.
a. Pada lapisan CCl4
B. Prosedur kerja [I2] = = = 9,2.10-3M
Mengambil 2 erlenmeyer A dan B, memasukkan ke
b. Pada lapisan air
dalm masing masing erlenmeyer 20 ml larutan jenuh I 2 dalam
CCl4. [I2]CCl4 = = = 6.10-5M

1. Menentukan KD c. Koefisien distribusi (KD)


Memasukkan 200 ml aquadest kedalm erlenmeyer A.
KD = = = 153,33M
Menutup rapat kedua erlenmeyer dan diguncang dengan kuat
selama (30-60 menit), mencatat suhu. Mengambil 5 ml larutan
dari lapisan CCl4 denan pipet. Menambahkan 2 gram padatan 2. Menentukan nilai [I2], [I-], [I3-] pada Erlenmeyer B
kristal KI dan 20 ml air, aduk sampai homogen. Memntitrasi Pada lapisan CCl4
dengan larutas standar natrium tiosulfat, menambahkan

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Page 3


Universitas Negeri Padang (UNP)
Jl. Prof. Hamka, Air Tawar, Padang, Sumatera Barat, Indonesia, 25131
Periodic , Vol 10 No 1 (2021) Chemistry Journal of Universitas Negeri Padang e-ISSN : 2339-1197
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/kimia

[I2]CCl4 = = = 1,8 -3
M • Reaksi berlangsung terus-menerus dengan arah yang
berlawanan.
Pada lapisan air • Reaksi terjadi pada ruangan tertutup, suhu, dan tekanan
-4
[I2]air = = = 8,8 tetap.
• Laju reaksi ke arah hasil reaksi (disebut juga produk dan
a. Penentuan [I2] bebas dalam air terletak di sebelah kanan dari persamaan reaksi) dan ke
arah pereaksi (disebut juga reaktan dan terletak di sebelah
[I2]bebas = = = 1,1739.10-5 kiri dari persamaan reaksi) adalah sama.
• Tidak terjadi perubahan makroskopis, yaitu perubahan yang
b. Penentuan [I3-] dapat diukur atau dilihat.
[I3-] = [I2]air – [I2]bebas • Perubahan mikroskopis (perubahan tingkat partikel) tetap
= 8,8.10-4 – 1,1739.10-5 berlangsung.
= 8,6826.10-4M • Semua komponen tetap ada.

c. Penentuan [I-] Koefisisen distribusi (KD) merupakan perbandingan


[I-] = [KI] – [I3-] konsentrasi antara iodin didalam fasa CCl4 dan air. Percobaan
= 0,06 – 8,6826.10-4 dimulai dengan memasukkan larutan jenuh I 2 dalam CCl4
= 0,0591M kedalam erlenmeyer A. Dengan menambahkan aquadest serta
diguncang selama (30-60 menit). lapisan CCl4 dengan padatan
3. Penentuan KC kristal KI dititrasi dengan larutan standar natrium tiosulfat.
KC = Dengan melakukan titrasi, maka dapat diperoleh konsentrasi
iodin pada kedua fasa sehingga dapat ditentukian nilai K D.
= Nilai KD yang diperoleh pada perhitungan adalah sebesar
= 153,33M.

= 1,251,636M-1 Untuk erlenmeyer B dilakukan perlakuan yang sama, hanya


C. Pembahasan saja yang membedakan adalah pada erlenmeyer B
ditambahkan larutan standar KI bukan aquadest. Dialkukan
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan tetapan juga pengocokan yang bertujuan untuk meningkatkan energi
kesetimbangan (Kc) dari reaksi kesetimbangan kompleks I2 kinetik dalam sistem sehingga reaksi pembentukan kompleks
+ I- I3-. tetapan kesetimbangan merupakan besaran yang terjadi. Pada kedua erlenmeyer terbentuki dua fasa karena
menyatakan perbandingan konsentrasi spesi produk dan memiliki tingkat kepolaran yang berbeda sehingga tidak bisa
reaktan dalam kondisi setimbang. Umumnya reaksi berjalan saling bersatu. Dari data yang diperoleh dapat dilakukan
spontan jika nilai Kc lebih besar dari 1 yang menandakan pada perhitungan untuk mendapatkan nilai KC yaitu sebesar
kondisi setimbang, konsentrasi produk dalam sistem lebih 1,251,636M-1.
banyak dari konsentrasi tiap spesi dalam kesetimbangan.
Indikator yang digunakan pada titrasi kali ini adalah amilum
Iodin (I2) merupakan molekul diatomik`homonuklir. Iodin dan ditambahkan pada saat mendekati titik akhir titrasi.
bersifat non polar karena tidak memiliki momen dipol. Oleh Karena amilum dapat berikatan dengan I2 membentuk
karena itu, kelarutan iodin sangat rendah didalam pelarut yang kompleks yang sulit dilepaskan ikatannya jika konsentrasi I 2
sangat polar seperti air. Sehingga konsentrasi iodin bebas terlalu banyak.
didalam fasa air pada reaksi kesetimbangan sulit ditentukan
secara langsung [6].
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Reaksi kimia ada yang bersifat searah dan ada yang bersifat A. Kesimpulan
dapat balik. Dalam reaksi dapat balik, apabila kinetika reaksi Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan,
ke kanan samadengan kinetika reaksi ke kiri maka akan kesetimbangan kimia adalah suatu keadaan dalam reaksi kimia
tercapai keadaankesetimbangan dinamis. Ada tiga ketika konsentrasi produk dan reaktan tidak berubah dari
kemungkinan yang terjadi dilihat darikonsentrasi pereaksi dan waktu ke waktu. Secara umum kesetimbangan dalam reaksi
zat hasil reaksi dalam proses menujukesetimbangan, yaitu kimia dapat dibagi menjadi dua yaitu, kesetimbangan statis
konsentrasi pereaksi lebih besar, lebih kecil atausama dengan dan kesetimbangan dinamis. Dari percobaan yang telah
konsentrasi zat hasil reaksi. Kesetimbangan dinyatakan dilakukan didapatkan tetapan kesetimbangan sebesar
sebagai laju reaksi pembentukan dan penguraian sama [7]. 1,251,636M-1 dan koefisien distribusi adalah sebesar
153,33M.
Adapun ciri-ciri dari kesetimbangan kimia adalah sebagai
berikut: B. Saran

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Page 4


Universitas Negeri Padang (UNP)
Jl. Prof. Hamka, Air Tawar, Padang, Sumatera Barat, Indonesia, 25131
Periodic , Vol 10 No 1 (2021) Chemistry Journal of Universitas Negeri Padang e-ISSN : 2339-1197
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/kimia

Diharapkan pratikan lebih teliti saat melihat suhu pada


termometer agar tidak terjadi kesalahan pada data yang
didapatkan nantinya.

UCAPAN TERIMA KASIH


Terima kasih diucapkan kepada bapak Dr. rer. nat Deski
Beri, S.Si, M.Si, sebagai dosen pengampu mata kuliah Kimia
Fisika 1, kakak asisten praktikum, kakak Juvani Indah,
monika Jamila Turrahmi, Rahmi, dan Wenaldha Hanifah
Azzahra, serta abang Abang septian Budiman S.Si. Selaku
asisten dosen yang telah membantu kami saat praktikum, dan
tentunya kepada rekan- rekan tim praktikum yang telah
bekerja sama dalam praktikum ini.
Larutan I2 dalam CCl4
REFERENSI
[1] Ablinda, N. (2020). Modul Pembelajaran SMA Kimia
Kelas XI. Palembang: SMA N 5 Palembang.

[2] Dewi, L. (2009). Pengembangan Media Pembelajaran


Reaksi Kesetimbangan Kimia. Jurnal Pendidikan
Teknologi dan Kejuruan, 6(2): 71-80.

[3] Hidayati, N. (2012). Panduan Pembelajaran Kimia Untuk


SMA Kelas XII. Bogor: CV Dian.

[4] Kencanawati, C. (2012). Diktat Mata Kuliah Kimia Dasar.


Bukit Jimbaran: Universitas Udayana.

[5] Myranthika, F. (2020). Modul Pembelajaran SMA Kimia


Kelas XI. Surabaya: SMA Negeri 13 Surabaya.
Pencampuran bahan kimia menggunakan orbital shaker
[6] Pettruci. (1987). Kimia Dasar dan Prinsip Terapan
Modern Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.

[7] Purba, L. (2020). Buku Materi Pembelajaran Kimia Fisika


1. Jakarta: UKI Press.

[8] Tim Kimia Fisika. (2019). Penenuntun Praktikum Kimia


Fisika 1. Padang: Universitas Negeri Padang.

LAMPIRAN

Erlenmeyer B + 100 ml KI

Padatan kristal KI

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Page 5


Universitas Negeri Padang (UNP)
Jl. Prof. Hamka, Air Tawar, Padang, Sumatera Barat, Indonesia, 25131
Periodic , Vol 10 No 1 (2021) Chemistry Journal of Universitas Negeri Padang e-ISSN : 2339-1197
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/kimia

Hasil titrasi
Erlenmeyer A + 200 ml aquadest

Hasil titrasi
Hasil titrasi

Hasil titrasi Hasil titrasi

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Page 6


Universitas Negeri Padang (UNP)
Jl. Prof. Hamka, Air Tawar, Padang, Sumatera Barat, Indonesia, 25131

Anda mungkin juga menyukai