Anda di halaman 1dari 8

Periodic , Vol 10 No 1 (2023) Chemistry Journal of Universitas Negeri Padang e-ISSN : 2339-1197

http://ejournal.unp.ac.id/index.php/kimia

HUKUM HESS
Aldi Sutisna1, Indah Handini Putri2, Vioni Yulianti*3
1,2,3
Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Padang, Air Tawar Barat, Padang, Sumatera Barat, Indonesia

*vioniyulianti@gmail.com

Abstract — Hukum Hess adalah hukum yang menyatakan bahwa entalpi hanya bergantung pada keadaan awal dan akhir reaksi
saja, bukan proses terjadinya reaksi tersebut. Hukum Hess menunjukkan hubungan satu kalor reaksi dengan beberapa kalor reaksi-
reaksi yang lain, jika kalor beberapa reaksi itu diketahui melalui pengukuran atau percobaan maka dapat ditentukan kalor reaksi
yang lain tanpa melakukan pengukuran lagi. Menurut hukum Hess, hanya keadaan awal dan akhir suatu reaksi yang menentukan
besarnya entalpi suatu reaksi, bukan jalan atau tahapnya. Selanjutnya, hukum Hess menyatakan bahwa entalpi suatu reaksi adalah
jumlah total dari penjumlahan kalor reaksi tiap mol dari masing-masing tahap atau orde reaksi, karena besarnya H hanya dapat
dihitung dengan mengetahui kalor reaksi. Hukum Hess bergantung pada energi internal, atau pertumbuhan yang tidak tergantung
pada reaksi. Kadang-kadang, reaksi berlangsung melalui lebih dari satu jalur akan tetapi bisa juga melalui jalur lain dengan hasil
yang diperoleh adalah sama. Hukum Hess menunjukkan hubungan satu kalor reaksi dengan beberapa kalor reaksi-reaksi yang
lain, jika kalor beberapa reaksi itu diketahui melalui pengukuran atau percobaan maka dapat ditentukan kalor reaksi yang lain
tanpa melakukan pengukuran lagi. Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah metode kalorimetri, yaitu metode untuk
menentukan nilai kalor berdasarkan pengamatan perubahan suhu dalam sistem adiabatik, dengan menggunakan alat yang
dinamakan kalorimeter. Eksperimen ini dilakukan dengan perlakuan dua arah. Arah satu dilakukan dengan memasukkan 12,5 mL
Aquades dan 2 gram NaOH padat dalam kalorimeter, setelah larut langsung ditambahkan 12,5 mL HCl dan mencatat suhu sesudah
pengadukan pada setiap penambahan senyawa. Untuk arah 2 dilakukan dengan memasukkan 12,5 mL Aquades dan 12,5 mL HCl,
setelah larut langsung ditambahkan 2 gram NaOH padat kedalam kalorimeter, dan mencatat suhu sesudah pengadukan pada setiap
penambahan senyawa. Eksperimen yang telah dilakukan berhasil membuktikan bahwa Hukum Hess berlaku pada reaksi dimana
reaksi yang terjadi tidak bergantung pada jalannya reaksi tetapi bergantung pada keadaan awal dan keadaan akhir sistem. Dimana
pada praktikum ini didapatkan ΔH arah 1 sebesar 0,7499625 J dan ΔH arah 2 sebesar 1,666245 J.

Keywords — viskositas, viscosimeter hoppler, hukum stokes.

I. PENDAHULUAN
II. TINJAUAN PUSTAKA
Hukum Hess adalah hukum yang menyatakan bahwa entalpi
hanya bergantung pada keadaan awal dan akhir reaksi saja, Setiap zat (unsur atau senyawa) selalu mempunyai partikel
bukan proses terjadinya reaksi tersebut. Metode yang (atom, ion atau molekul) yang selalu bergerak (translasi, rotasi
digunakan dalam percobaan ini adalah metode kalorimetri, dan vibrasi). Jumlah total ketiga macam energi itu untuk semua
yaitu metode yang digunakan untuk menentukan nilai kalor partikel zat disebut energi dalam (U). Nilai mutlak U suatu zat
berdasarkan pengamatan perubahan suhu dalam sistem tidak dapat dihitung dan nilai itu bergantung pada suhu (T),
adiabatik, dengan menggunakan alat yang dinamakan artinya bila suhu naik maka nilai U juga naik. Suatu zat tidak
kalorimeter. hanya mempunyai energi dalam (U) tetapi juga mempunyai
volume (V) dan tekanan (P). Perkalian P dengan V adalah juga
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk untuk memahami energi yang dimiliki zat. Energi total suatu zat disebut entalpi
Hukum Hess dan dasarnya serta menerapkan hukum Hess (H);
dalam suatu reaksi yang dapat ditempuh lebih dari satu arah. H=U+PV
Nilai mutlak U tidak diketahui maka nilai mutlak H juga
Menurut hukum Hess, hanya keadaan awal dan akhir tidak diketahui, tetapi bila zat mengalami peristiwa fisika atau
suatu reaksi yang menentukan besarnya entalpi suatu reaksi, kimia dapat dihitung perubahan nilai entalpi (∆𝐻) peristiwa itu.
bukan jalan atau tahapnya. Hukum Hess bergantung pada Contohnya dalam reaksi kimia
energi internal, atau pertumbuhan yang tidak tergantung pada AB + CD → AC + BD
reaksi. Kadang-kadang, reaksi berlangsung melalui lebih dari
satu jalur akan tetapi bisa juga melalui jalur lain dengan hasil
yang diperoleh adalah sama.

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Page 1


Universitas Negeri Padang (UNP)
Jl. Prof. Hamka, Air Tawar, Padang, Sumatera Barat, Indonesia, 25131
Periodic , Vol 10 No 1 (2023) Chemistry Journal of Universitas Negeri Padang e-ISSN : 2339-1197
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/kimia

Perubahan entalpi (∆𝐻) reaksi, yaitu perbedaan jumlah Hukum Hess biasanya digunakan untuk menghitung entalpi
entalpi hasil reaksi (produk) dikurang jumlah entalpi pereaksi reaksi yang menghasilkan lebih dari satu jenis produk murni.
(reaktan). Contoh lain adalah reaksi NaOH dan HCl dalam pembentukan
∆𝐻reaksi = (HAC + HBD) - (HAB + HCD) NaCl.
Nilai ∆𝐻 reaksi disebut kalor reaksi yang nilainya mungkin
positif (reaksi endoterm) atau negatif (eksoterm). Nilai
∆𝐻reaksi dapat diukur melalui percobaan walaupun kita
mengetahui nilai entalpi zat pereaksi dan hasil reaksi. Di
samping itu, kalor suatu reaksi juga dapat ditentukan dengan
perhitungan, yaitu dengan hukum Hess, nilai kalor
pembentukan relatif dan data energi ikatan.
Perubahan entalpi (∆𝐻) reaksi, yaitu perbedaan jumlah
entalpi hasil reaksi (produk) dikurang jumlah entalpi pereaksi
(reaktan).
∆𝐻reaksi = (HAC + HBD) - (HAB + HCD)
Nilai ∆𝐻R reaksi disebut kalor reaksi yang nilainya
mungkin positif (reaksi endoterm) atau negatif (eksoterm).
Nilai ∆𝐻R reaksi dapat diukur melalui percobaan walaupun Percobaan ini dilakukan dalam wadah yang tertutup.
kita mengetahui nilai entalpi zat pereaksi dan hasil reaksi. Di Perhitungan yang dipakai dalam per obaan ini adalah:
samping itu, kalor suatu reaksi juga dapat ditentukan dengan
perhitungan, yaitu dengan hukum Hess, nilai kalor
pembentukan relatif dan data energi ikatan.
Hukum Hess menunjukan hubungan satu kalor reaksi
dengan beberapa kalor reaksi-reaksi yang lain, Jika kalor
beberapa reaksi itu diketahui melalui pengukuran (percobaan)
maka dapat ditentukan kalor reaksi yang lain tanpa melakukan
pengukuran lagi.
Hukum Hess berdasarkan pada konsep awal kalor reaksi,
yaitu perbedaan entalpi hasil reaksi ∆𝐻produk dengan entalpi
pereaksi ∆𝐻reaktan. Jika dua reaksi atau lebih dijumlahkan
dapat menghasilkan satu reaksi, maka kalornya juga demikian.

Fakta di atas menunjukkan bahwa reaksi pembentukan CO2


dapat dibuat melalui satu tahap dan dua tahap reaksi. Ternyata [7]
perbahanan entalpi ( ∆𝐻R reaksi) satu tahap sama dengan
jumlah peerubahan entalpi dua tahap. Berdasarkan ini Hess Germain H. Hess menyatakan jika suatu reaksi dapat
membuat pernyataan yang disebut Hukum Hess. dinyatakan sebagai penjumlahan aljabar dari dua atau lebih
Kalor reaksi tidak bergantung tahapan reaksi yang reaksi maka kalor reaksi juga merupakan penjumlahan aljabar
ditempuh, tetapi bergantung pada keadaan awal dan akhir dan kalor yang menyertai reaksi reaksi ini, jadi entalpi suatu zat
reaksi. merupakan salah satu contoh fungsi keadaan yang hanya
Kalor yang diserap atau dilepaskan pada suatu reaksi kimia bergantung pada keadaan awal dan keadaan akhir yang dicapai
dapat ditentukan dengan calorimeter. Calorimeter merupakan setelah penambahan tanpa dipengaruhi oleh jalannya
suatu bejana terisolasi yang dilengkapi pengaduk dan perubahan atau jalannya reaksi [5].
termometer.

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Page 2


Universitas Negeri Padang (UNP)
Jl. Prof. Hamka, Air Tawar, Padang, Sumatera Barat, Indonesia, 25131
Periodic , Vol 10 No 1 (2023) Chemistry Journal of Universitas Negeri Padang e-ISSN : 2339-1197
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/kimia

Menurut hukum Hess apabila suatu reaksi dapat dinyatakan III. METODE
sebagai penjumlahan aljabar dari dua reaksi atau lebih maka
A. Alat dan Bahan
kalor reaksinya juga merupakan penjumlahan aljabar dari kalor
yang menyertai masing masing reaksi tersebut. Jumlah aljabar Alat :
panas reaksi yang disebabkan atau diserap tidak bergantung Peralatan yang digunakan ialah 1 set kalorimeter,
termometer, gelas ukur, gelas kimia, kaca arloji, timbangan
pada keadaan awal dengan keadaan akhir asam tersebut [4].
analitik.
Bahan :
Banyaknya kalor yang dihasilkan dalam suatu reaksi kimia Penelitian ini menggunakan bahan-bahan antara lain HCl,
dapat diukur dengan menggunakan jalan jumlah total kalor aquades dan NaOH.
yang diserap lingkungan merupakan hasil dari perkalian antara
B. Langkah Kerja
massa, kalor jenis dan kenaikan suhu. Kalorimeter adalah
Pada praktikum ini kita melakukan dua percobaan yaitu
sebuah alat untuk menentukan kalor. Kalorimeter terdiri atas
arah 1 dan arah 2. Pada arah 1, langkah-langkah yang dilakukan
sebuah bejana logam yang kalor jenisnya sudah diketahui adalah dengan mempersiapkan peralatan kalorimeter, Setelah
sebelumnya. Bejana itu ditempatkan dalam suatu wadah bejana itu, mengambil 12,5 ml aquades dengan gelas ukur dan
lain dengan cara dipisahkan diantara kedua bejana diberikan memasukannya ke kalorimeter. Catat suhu (t1) sambil di aduk
isolator [3]. agar suhu air sama dengan suhu kalorimeter. Memasukan 2
gram NaOH yang telah ditimbang ke kalorimeter sambil diaduk
Perubahan suhu yang mengetahui reaksi kimia hingga larut, catat suhunya (t2). Kemudian ambil 12,5ml HCl 2
menunjukkan adanya perubahan energi dalam bentuk kalor M dan memasukannya ke kalorimeter, catat suhu (t 3). Setelah
pada pereaksi dan hasil reaksi. Kalor yang diserap akan itu hitung kalor reaksi (entalpi) untuk arah 1.
Pada arah 2, langkah pertama dengan mempersipakan
dibebaskan oleh sistem menyebabkan suhu berubah. Kalor
peralatan kalorimeter, Setelah itu, mengambil 12,5ml aquades
dapat dihitung: dengan gelas ukur dan memasukannya ke kalorimeter. Catat
Q=m.c. ∆t suhu (t4) sambil di aduk agar suhu air sama dengan suhu
Perubahan entalpi (delta H) reaksi adalah q untuk jumlah kalorimeter. Kemudian ambil 12,5ml HCl 2M dan
mol pereaksi / hasil reaksi sesuai persamaan reaksi, disertai memasukannya ke kalorimeter, catat suhu (t5). Memasukan 2
tanda positif dan negatif [2]. gram NaOH ke kalorimeter sambil diaduk hingga larut, catat
suhunya (t6). Hitung kalor reaksi (entalpi) untuk arah 2.
Hukum Hess adalah suatu hukum yang berikatan dengan
termokimia. Hukum Hess dikemukakan oleh Germain Henry IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hess pada tahun 1840 yang didasarkan pada fakta bahwa
entalpi adalah fungsi keadaan. Artinya perubahan panas atau
A. Hasil Pengamatan
kalor dari suatu reaksi hanya bergantung pada keadaan awal
dan keadaan akhir dari reaksi tersebut. Berikut bunyi hukum
Tabel Pengamatan
Hess " kalor yang menyertai suatu reaksi tidak bergantung pada
jalan yang ditempuh tetapi hanya pada keadaan awal dan akhir"
1. Arah 1
∆H reaksi dapat dihitung dengan cara tidak langsung
Aquades + NaOH + HCl
dengan menggunakan Hukum Hess. Hukum Hess dapat
dinyatakan sebagai berikut “jika suatu reaksi berlangsung
Aquades 31 0C t1
dalam keadaan dua tahap reaksi atau lebih maka perubahan
entalpi dari semua tahapan” [2]. NaOH 38 0C t2

Reaksi kimia yang melepaskan atau mengeluarkan kalor HCl 37 0C t3


disebut reaksi eksoterm, sedangkan reaksi kimia yang
menyerap kalor disebut reaksi endoterm. Pada reaksi endoterm,
sistem menyerap energi, oleh karena itu entalpi sistem akan
bertambah. Artinya entalpi produk (Hp) lebih besar daripada Reaksi :
entalpi pereaksi. Akibatnya, perubahan entalpi merupakan
NaOH (s) + H20 (l) → NaOH (aq) H1
selisih entalpi produk dengan pereaksi (HP - HR) bertanda
positif. Sedangkan pada reaksi eksoterm yang terjadi NaOH (aq) + HCl (4M) → NaCl (aq) + H2O (aq) H2
sebaliknya. Perubahan entalpinya bertanda negatif [6].

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Page 3


Universitas Negeri Padang (UNP)
Jl. Prof. Hamka, Air Tawar, Padang, Sumatera Barat, Indonesia, 25131
Periodic , Vol 10 No 1 (2023) Chemistry Journal of Universitas Negeri Padang e-ISSN : 2339-1197
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/kimia

2. Arah 2 T serap = (t3 – t2 )


Aquades + HCl + NaOH = (37-38) oC
= -1 oC
Aquades 29 0C t4
Q lepas = m . c. Δt (t2 – t1 )
HCl 31 0C t5 = 0,0154125 kg x 4,2 J/kg oC x
(38-31) oC
NaOH 42 0C t6 = 0,4531275 J
T lepas = (t2 – t1 )
= (38-31) oC
Reaksi :
= 7oC
HCl (aq) + H20 (l) → HCl (aq) H3

HCl (aq) + NaOH (aq) → NaCl (aq)+ H2O (aq) H4


Qserap – Qlepas
H1 =
Perhitungan tserap – tlepas

• Massa NaOH = 2 gram -0,0647325 J – 0,4531275 J


• Massa H2O = ρ.v =
(1-7) oC
3 3
= 1 gram/cm x 12.5 cm
-0,51786 J
= 12,5 gram =
-8 oC
Mol HCl = [HCl] x V HCl (L)

= 2 M x 0,0125 L = 0,0647325 J/ 0C

= 0,025 mol
2. Arah 2
• Massa HCl = (mol x massa molar)HCl
Qserap – Qlepas
= (0,025 mol x 36,5 gram / mol )
H2 =
= 0,9125 gram tserap – tlepas

• Massa Larutan = (2 + 12,5 + 0,9125) gr Dimana Q serap = m . c. Δt (t6 – t5)


= 0,0154125 kg . 4,2 J/kg oC .
= 15,4125 gr = 0,0154125 kg (42-31) oC
= 0,7120575 J
T serap = (t6 – t5)
= (42-31) oC
• Untuk mencari H kalorimeter
= 11 oC
1. Arah 1
Q lepas = m . c. Δt (t5 – t4 )
Qserap – Qlepas
= 0,0154125 kg . 4,2 J/kg oC .
H1 =
(31-29) oC
tserap – tlepas
= 0,129465 J
T lepas = (t5 – t4 )
Dimana Q serap = m . c. Δt (t3 – t2 )
= (31-29) oC
= 0,0154125 kg . 4,2 J/kg oC .
= 2oC
(37-38) oC
= -0,0647325 J

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Page 4


Universitas Negeri Padang (UNP)
Jl. Prof. Hamka, Air Tawar, Padang, Sumatera Barat, Indonesia, 25131
Periodic , Vol 10 No 1 (2023) Chemistry Journal of Universitas Negeri Padang e-ISSN : 2339-1197
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/kimia

Qserap – Qlepas ΔH arah 1 = ΔH1 + ΔH2


H2 = = 0,8794275 J+ ( - 0,129465) J
tserap – tlepas = 0,7499625 J

0,7120575 J – 0,129465 J ΔH arah 2 = ΔH3 + ΔH4


= = 0,24231 J+ 1,424115 J
(11-2) oC = 1,666245 J

0,5825925 J
= B. Pembahasan
o
9 C Pada praktikum kali ini, kita melakukan percobaan terhadap
hukum hess. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk
= 0,0647325 J/ 0C memahami hukum hess dan dasarnya serta menerapkan hukum
hess dalam suatu reaksi yang dapat ditempuh lebih dari satu
• Perubahan Entalpi (ΔH)
arah. Hukum hess berbunyi "kalor reaksi tidak bergantung
ΔH1 = Q NaOH + Q Kalorimeter
tahapan reaksi yang ditempuh, tetapi bergantung pada keadaan
= m ( NaOH + H2O) . c (t2 – t1) +
awal dan akhir reaksi". Kalor yang diserap atau dilepaskan pada
H1 (t2 – t1)
suatu reaksi kimia dapat ditentukan dengan kalorimeter.
= (0,002 kg + 0,0125 kg ) . 4,2 J /kg oC
Kalorimeter merupakan suatu bejana tertutup yang dilengkapi
(38 – 31)0C + 0,0647325 J/0 C (38-31) 0C
pengaduk dan termometer.
= 0,0145 kg . 4,2 J /kg oC . (7)0C + 0,0647325
J/0 C . (7) 0C Pada praktikum, ada 2 prosedur yang dilakukan, pertama
= 0,8794275 J menentukan besarnya entalpi melalui arah 1 dan kedua
menentukan besarnya entalpi arah 2. Untuk arah 1, dimasukkan
ΔH2 = m ( NaOH + H2O + HCl).c(t3 – t2) + aquades ke dalam kalorimeter, lalu ditambahkan padatan
H1 (t3 – t2) NaOH dan kemudian larutan HCl ke dalam kalorimeter
= (0,002 kg + 0,0125 kg + 0,0009125 ) kg . 4,2 tersebut. Suhu yang didapatkan setelah penambahan aquades
J /kg oC (37-38)0C + 0,0647325 J/0 C (t1) adalah 31°C. Suhu kedua yang didapatkan setelah
(37-38) 0C penambahan padatan NaOH (t2) adalah 38°C, dan suhu ketiga
= 0,0154125 . 4,2 J /kg oC . (-1) oC + yang didapatkan setelah penambahan larutan HCl (t3) adalah
0,0647325 J/0 C . (-1) oC . 37°C. Selanjutnya untuk arah 2, dimasukkan aquades ke dalam
= (-0,0647325 J) + (-0,0647325 J) kalorimeter, lalu ditambahkan larutan HCl dan kemudian
= -0,129465 J padatan NaOH ke dalam kalorimeter tersebut. Suhu pertama
(t4) pada arah 2 yang didapatkan setelah penambahan aquades
ΔH3 = m ( HCl + H2O) . c (t5 – t4) + H (t5 – t4) adalah 29°C, suhu kedua (t5) pada arah 2 yang didapatkan
= ( 0,0009125 kg + 0,0125 kg) . 4,2 J /kg oC setelah penambahan larutan HCl adalah 31°C, dan suhu ketiga
(31-29)0C + 0,0647325 J/0 C (31-29) 0C (t6) pada arah 2 setelah penambahan padatan NaOH adalah
= 0,0134125 kg . 4,2 J /kg oC . (2) oC + 42°C.
0,0647325 J/ 0C (2) oC
= 0,112665 J + 0,129465 J Perubahan suhu yang terjadi pada suatu reaksi kimia
= 0,24213 J menunjukan adanya perubahan energi dalam kalor pada
pereaksi dan hasil reaksi. Kalor yang diserap akan dibebaskan
ΔH4 = m (HCl + H2O + NaOH) .c (t6 – t5) + H2 (t6 – oleh sistem sehingga menyebabkan suhu berubah. Hukum ini
t5) digunakan unutk memprediksi perubahan entalpi dari hukum
= 0,0154125 kg . 4,2 J /kg oC (42-31)0C + kekekalan energi (dinyatakan sebagai fungsi dari keadaan ΔH).
0,0647325 J/0 C (42-31) 0C Hukum hess menyatakan bahwa besarnya entalpi dari suatu
= 0,0647325 J/ 0C (11) 0C + 0,0647325 J/ 0C reaksi tidak ditentukan oleh jalan atau tetap reaksi, tetapi hanya
(11) 0C dillakukan oleh keadaan awal dan keadaan akhir suatu reaksi.
= 1,424115 J [7]

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Page 5


Universitas Negeri Padang (UNP)
Jl. Prof. Hamka, Air Tawar, Padang, Sumatera Barat, Indonesia, 25131
Periodic , Vol 10 No 1 (2023) Chemistry Journal of Universitas Negeri Padang e-ISSN : 2339-1197
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/kimia

Dapat dilihat dari data, bahwa suhu air yang diperoleh dari sama, yaitu C+D. Perbedaan data yang diperoleh dari teori dan
arah 1 dan arah 2 berbeda. Pada arah 1, t1 nya adalah 310C praktikum ini disebabkan oleh lamanya waktu pengadukan
sedangkan pada arah 2 t1 nya adalah 290C. Perbedaan ini dapat yang dilakukan dan kecepatan saat pengadukan. Pengadukan
terjadi karena lamanya waktu pengadukan yang dilakukan dan yang semakin sering dan cepat maka akan semakin besar nilai
kecepatan saat pengadukan. Pengadukan yang semakin sering entalpi yang berarti menurunkan suhu. Pada saat percobaan
dan cepat maka akan semakin besar nilai entalpi yang berarti arah 1, dilakukan pengadukan dengan waktu yang lama dan
menurunkan suhu. Pada saat percobaan arah 1, dilakukan kecepatan yang lebih tinggi jika dibandingkan saat percobaan
pengadukan dengan waktu yang sedikit dan kecepatan yang arah 2, dilakukan pengadukan dengan waktu yang sebentar dan
lebih rendah jika dibandingkan saat percobaan arah 2, kecepatan yang lebih rendah. Sehingga suhu larutan pada arah
dilakukan pengadukan dengan waktu yang lama dan kecepatan 1 lebih rendah dari pada suhu air arah 2.
yang lebih tinggi. Sehingga suhu air pada arah 1 lebih tinggi Pada hasil perhitungan, terdapat perbedaan nilai perubahan
dari pada suhu air arah 2. Sedangkan berdasar literatur, entalpi arah 1 dan 2. Dimana pada praktikum ini didapatkan
seharusnya suhu air (t1) sama antara arah 1 dan arah 2. ΔH arah 1 sebesar 0,7499625 J dan ΔH arah 2 sebesar 1,666245
J. Hal ini kemungkinan terjadi karena adanya kesalahan saat
Pada arah 1, perbedaan suhu dari t1 ke t2 jauh berbeda, suhu
melakukan praktikum, misalnya tidak memperhatikan suhunya
setelah penambahan air adalah 310C dan suhu setelah
saat konstan di termometer dan bisa saja karena kalorimeternya
penambahan padatan NaOH adalah 380C. Terjadi peningkatan
kurang baik, sehingga dapat mengganggu kesetimbangan
suhu sebesar 70C dari t1 ke t2 yang menandakan bahwa terjadi
sistem.
reaksi eksoterm. Terjadinya kenaikan suhu ini diakibatkan oleh
pelepasan kalor dari sistem kelingkungan. Sehingga
lingkungan diluar sistem terasa panas. V. KESIMPULAN DAN SARAN
Pada arah 2, perbedaan suhu dari t1 ke t2 tidak jauh berbeda, A. Kesimpulan
suhu setelah penambahan air adalah 290C dan suhu setelah Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan
penambahan larutan HCl 4M adalah 380C. Terjadi peningkatan bahwa entalpi suatu reaksi tidak bergantung pada jalannya
suhu sebesar 20C dari t1 ke t2 yang menandakan bahwa terjadi reaksi, tetapi bergantung pada keadaan awal dan keadaan akhir
reaksi eksoterm. Terjadinya kenaikan suhu ini diakibatkan oleh reaksi. Namun dari hasil dan perhitungan, diperoleh perubahan
pelepasan kalor dari sistem kelingkungan. Namun lingkungan entalpi Arah 1 berbeda dengan entalpi Arah 2, Dimana ΔH arah
diluar sistem tidak terasa panas karena suhu naik hanya 2 0C 1 sebesar 0,7499625 J dan ΔH arah 2 sebesar 1,666245 J
saja. Berdasarkan literatur, suhu dari t1 ke t2 seharusnya sama,
karena HCl yang dimasukan kedalam air merupakan reaksi B. Saran
endoterm. Hal ini berarti tidak dihasilkan panas. Perbedaan Diharapkan praktikan lebih teliti saat melakukan praktikum,
suhu dari t1 ke t2 dapat terjadi karena daya tarik menarik zat contohnya Ketika melihat suhu pada termometer agar tidak
terlarut-pelarut lebih kuat dari pada tarik menarik pelarut- terjadi kesalahan pada data yang didapatkan nantinya.
pelarut dan tarik menarik zat terlarut-terlarut, maka proses
pelarutan akan berlangsung, proses ini disebut reaksi
UCAPAN TERIMA KASIH
eksoterm[1]. Daya tarik menarik zat terlarut-pelarut lebih kuat
dari pada tarik menarik pelarut-pelarut dan tarik menarik zat Terima kasih diucapkan kepada bapak Dr. rer. nat Deski
terlarut-terlarut dibuktikan dengan larutnya HCl didalam air, Beri, S.Si, M.Si, sebagai dosen pengampu mata kuliah Kimia
yang berarti telah terjadi ikatan antara air selaku sat pelarut Fisika 1, kakak asisten praktikum, Kakak Juvani Indah, Kak
dengan HCl selaku zat terlarut. Monika Jamila Turrahmi, Kak Rahmi dan Kak Wenaldha
Hanifah Azzahra serta Abang Septian Budiman S.Si. selaku
Suhu setelah penambahan senyawa ketiga dari percobaan
asisten dosen yang telah membantu kami saat praktikum dan
arah 1 dan 2 berbeda. Pada arah 1 setelah penambahan senyawa
tentunya kepada rekan- rekan tim praktikum yang telah bekerja
ketiga, yaitu penambahan larutan HCl. Maka diperoleh t 3
sama dalam praktikum ini.
sebesar 37C. Pada arah 2 setelah penambahan senyawa ketiga,
yaitu penambahan padatan NaOH. Maka diperoleh t 3 sebesar
42C. Jika t3 dari arah 1 dibandingkan dengan t3 arah 2 maka
terdapat selisih suhu sebesar 5C. Sedangkan menurut teori
yang ada bahwa reaktan A+B yang melalui arah yang berbeda
(arah 1 atau arah 2) akan memperoleh hasil (produk) yang

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Page 6


Universitas Negeri Padang (UNP)
Jl. Prof. Hamka, Air Tawar, Padang, Sumatera Barat, Indonesia, 25131
Periodic , Vol 10 No 1 (2023) Chemistry Journal of Universitas Negeri Padang e-ISSN : 2339-1197
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/kimia

REFERENSI
[1] Chang, Raymond. Kimia DasarJilid 2 Edisi 3. Jakart:
Erlangga.

[2] Kartini. (2013). Panduan Praktikum Kimia Dasar 2.


Cirebon: IAIN Nurjati.

[2] Novita, W. (2021). Analisis Mikonsepsi Siswa Pada


Materi Termokimia Menggunakan Instrument Four-
Tier Diagnostic Test. Skripsi.

[3] Purba. (2020). Kimia Fisika 1. Jakarta: UKI Press.

[4] Rahmat. (2016). Kimia Fisik. Jakarta: Grafindo Media


Pratama.

[5] Suyatmo. (2018). Kimia. Jakarta: Grafindo Media


Pratama.

[6] Tim Guru Indonesia. (2017). SKL UN SMA/MA IPA.


Jakarta: Bintang Wahyu.

[7] Tim Kimia, F. (2023). Penenuntun Praktimun Kimia


Fisika 1. Padang: UNP

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Page 7


Universitas Negeri Padang (UNP)
Jl. Prof. Hamka, Air Tawar, Padang, Sumatera Barat, Indonesia, 25131
Periodic , Vol 10 No 1 (2023) Chemistry Journal of Universitas Negeri Padang e-ISSN : 2339-1197
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/kimia

LAMPIRAN

Menambahkan 12,5 mL HCl kedalam calorimeter

Penimbangan 2 gram NaOH

Amati suhu setelah penambahan 12,5 mL HCl


Memasukan 12,5 mL aquades kedalam calorimeter

Amati suhu setelah penambahan aquades

Menambahkan 2 gram NaOH kedalam calorimeter

Amati suhu setelah penambahan NaOH

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Page 8


Universitas Negeri Padang (UNP)
Jl. Prof. Hamka, Air Tawar, Padang, Sumatera Barat, Indonesia, 25131

Anda mungkin juga menyukai