Disusun oleh:
Nurmasyitah AR (170130115)
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-
Nya makalah Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) dengan judul Penilaian Kinerja
pada PT. Mitsubishi Corporation Indonesia ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat sebagai media pembelajaran bagi penulis dan pembaca untuk
memperoleh pemahaman yang lebih dalam mengenai penerapan manajemen penilaian kinerja
secara nyata pada perusahaan yang penulis jadikan sebagai objek dan untuk memenuhi tugas
akhir mata kuliah MSDM sebagai salah satu komponen penilaian akhir.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan
kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan di
masa yang akan datang.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada perusahaan PT. Mitsubishi
Corporation Indonesiayang sudah bersedia penulis jadikan objek, ibu Sri Meutia, ST.,MT
selaku dosen mata kuliah MSDM, dan semua pihak yang telah membantu hingga makalah ini
dapat selesai tepat pada waktunya. Semoga makalah ini memberikan manfaat bagi penulis
pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................. Ii
BAB I : PENDAHULUAN............................................................................................ 1
BAB IV : PEMBAHASAN........................................................................................... 14
3
4.4. Pihak yang Melakukan Penilaian Kinerja .......................................................... 15
BAB V : PENUTUP...................................................................................................... 17
5.1. Kesimpulan......................................................................................................... 17
5.2. Saran.................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... V
LAMPIRAN................................................................................................................... Vi
4
BAB I
PENDAHULUAN
Penilaian kinerja terhadap suatu perusahaan merupakan suatu tahap evaluasi kerja yang
dapat meningkatkan kualitas pekerjaan bagi kelangsungan aktivitas perusahaan. Salah satu
cara untuk mencapai tujuan perusahaan adalah dengan adanya Sumber Daya Manusia (SDM)
yang handal dan bermutu. SDM yang berkualitas merupakan hal yang penting bagi suatu
perusahaan untuk menjadi perusahaan yang maju, kuat, makmur dan sejahtera.
Berbagai cara dilakukan oleh perusahaan untuk mendapatkan SDM yang sesuai dengan
kriteria perusahaan, salah satunya adalah dengan melakukanpenilaian kinerja. Penilaian
kinerja merupakan tugas penting yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk mengetahui
sejauh mana karyawan berhasil atau gagal dalam bekerja selama masa kerja yang ditentukan.
Kegagalan maupun keberhasilan perusahaan dalam pengelolaan kinerja berkaitan dengan
efektivitas sistem penilaian kinerja yang diberlakukan.
Dari hasil penilaian kinerja dapat dilihat kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh
kinerja karyawan karena kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang
sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam
perusahaan.
5
1.2. Rumusan Masalah
6
BAB II
LANDASAN TEORI
Penilaian kinerja berarti mengevaluasi kinerja sekarang dan masa lalu seorang
karyawan dibandingkan dengan standar kinerjanya seharusnya. Standar ini ditetapkan oleh
penilai, dan oleh karena itu diperlukan pelatihan, umpan balik, dan insentif agar dapat
mengurangi kinerja yang kurang optimal.Proses penilaian kinerja biasanya mencakup 3 hal,
yaitu :
1) Menetapkan standar kinerja
2) Menilai kinerja aktual seorang karyawan berdasarkan standar yang telah
ditetapkan (biasanya menggunakan rating)
3) Menyediakan umpan balik untuk membantu karyawan mengurangi
kurangoptimalnya kinerja atau meneruskan kinerja yang sudah baik.
7
2.3. Manajemen Kinerja
1. Direction Sharing
2. Goal Alignment
4. Ongoing Feedback
8
Termasuk umpan balik baik secara langsung maupun terkomputerisasi
mengenai pencapaian tujuan perusahaan.
1. Peer Appraisals
Penilaian kinerja yang dilakukan oleh rekan kerja yang berada di level yang sama
dengan karyawan yang bersangkutan.
2. Rating Committees
3. Self-Ratings
Hal ini dapat membawa hasil yang baik bagi perusahaan karena survey
menunjukkan manajer yang dinilai buruk olehbawahannya cenderung mengalami
perubahan signifikan ke arah yang lebih baik setelahnya.
Informasi penilaian dikumpulkan dari berbagai pihak, mulai dari supervisor, peer,
bawahan, bahkan pelanggan jika posisi karyawan yang akan dinilai relevan untuk
dinilai pelanggan. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efetivitas
metode penilaian ini :
Memberikan dimensi penilaian yang lebih spesifik
Melatih dengan hati-hati pihak yang akan memberikan penilaian
9
Memastikan bahwa umpan balik dari berbagai pihak berorientasipada
pengembangan, produktif, dan tidak bias
Mengurangi biaya administratif, misalnya dengan pemberian lembar
penilaian kinerja melaluiinternet untuk mengurangi biaya kertas dan
pencetakan.
Mekanisme penilaian kinerja dengan metode ini yaitu pihak yang melakukan
penilaian kinerja menentukan dimensi-dimensi kinerja yang akan dinilai dan kategori
penilaian yang akan dilakukan. Kategori penilaian ini menggunakan angka 5 untuk
yang terbaik dan angka 1 untuk yang terburuk. Setelah menentukan kedua hal tersebut,
pihak penilai dapat menilai kinerja dari masing-masing individu maupun tim dan
seluruh nilai dari dimensi-dimensi kinerja yang dihasilkan akan dijumlahkan. Individu
dengan nilai yang tertinggi merupakan individu dengan kinerja yang terbaik dan
individu dengan nilai yang terendah merupakan individu dengan kinerja terburuk.
2. Alternation Ranking
3. Paired Comparison
4.
10
berapa kali masing-masing individu terpilih sebagai yang lebih baik dari pasangannya
dalam penilaian kinerja.
5. Forced Distribution
6. Critical Incident
Metode ini mengharuskan pihak penilai untuk mencatat apa yang akan dilakukan
oleh karyawan apabila pada suatu waktu terjadi suatu kejadian yang berbeda dengan
yang biasa dia alami. Penilai melihat respon dari karyawan yang dinilai, apakah
karyawan tersebut dapat tetap fokus dan mendukung sasaran yang telah ditetapkan atau
justru menghambat pencapaian sasaran yang telah ditetapkan.Keuntungan yang dapat
diperoleh dari metode ini yaitu perusahaan dapat memberikan contoh nyata akan kinerja
yang baik dan yang buruk sehingga dapat digunakan oleh penyelia untuk menjelaskan
hasil penilaian kepada karyawan dan dapat digunakan oleh karyawan untuk mengurangi
tingkat kesalahannya.
7. Narrative Forms
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam metode ini adalah mengumpulkan
kejadian-kejadian yang menggambarkan perilaku yang baik, rata-rata, dan buruk untuk
11
masing-masing kategori jabatan. Kejadian-kejadian inilah yang akan digunakan
sebagai dasar penilaian yang akan dilakukan, kemudian kejadian-kejadian tersebut
diberi nilai sesuai dengan kontribusinya pada kinerjanya.Keuntungan dari penggunaan
metode ini yaitu ukuran penilaian yang lebih akurat karena biasanya pihak penilai
adalah orang yang sangat memahami tentang suatu pekerjaan tertentu dan bagaimana
seharusnya pekerjaan tersebut dilakukan.
Dalam metode ini, pihak penilai adalah orang-orang yang berpengalaman dan
berkinerja tinggi yang dapat mengembangkan strategi mereka sendiri. Cara kerja dari
metode ini adalah bagaimana suatu sasaran dapat tercapai dengan mengurangi
ambiguitas dan juga hambatan yang mungkin dapat menghalangi tercapainya sasaran.
Penilaian dapat dilakukan secara sederhana maupun secara rumit, tergantung
kebutuhan sasaran yang ingin dicapai. Atasan dan bawahan akan sama-sama melakukan
evaluasi atas kegagalan yang mungkin terjadi dankemudian memutuskan sasaran-
sasaran baru yang dimungkinkan bagi sasaran yang belum tercapai sebelumnya.
12
11. Computerized and Web-Based Performance Appraisal
2. Halo Effect
Bias ini terjadi karena pihak penilai mempersepsikan satu faktor sebagai kriteria
yang paling penting dan memberikan penilaian akan kinerja yang baik atau buruk.
3. Central Tendency
Kecenderungan memberi nilai yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah
untuk menghindari kontroversi atau kritik.
4. Leniency
13
yang sangat tinggi terhadap kinerja seseorang sehingga memberikan nilai yang lebih
rendah dari yang seharusnya.
Perilaku atau kinerja yang terbaru akan lebih mudah diingat daripada perilaku
lama. Pihak penilai cenderung lebih banyak menilai kinerja yang terlihat tidak lama
sebelum proses penilaian dilakukan atau yang terlihat pada saat proses penilaian
dilakukan.
Jenis lain dari wawancara penilaian yaitu wawancara dengan karyawan berkinerja tidak
memuaskan yang juga dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan kemungkinan perbaikan
kinerja karyawan tersebut. Wawancara dengan karyawan yang kinerjanya masih dapat
diperbaiki bertujuan untuk menetapkan rencana tindak lanjut untuk mengoreksi kinerja yang
14
tidak memuaskan. Sedangkan wawancara dengan karyawan yang sudah tidak
memungkinkan untuk memperbaiki kinerjanya bertujuan untuk memberikan peringatan atau
pemecatan terhadap karyawan yang bersangkutan.
15
BAB III
PROFIL PERUSAHAAN
Menyediakan potensi besar serta pendapatan yang stabil di seluruh siklus bisnis dengan
mengelola sebuah portofolio yang didiversifikasi oleh model bisnis, industri, pasar, dan
geografi.
16
3.4. Struktur Organisasi Perusahaan
17
BAB IV
PEMBAHASAN
Penilaian kinerja di PT. Mitsubishi Corporation Indonesia dilakukan sebanyak dua kali
dalam satu tahun. Untuk melakukan penilaian kinerja, tahapan awal yang dilakukan oleh PT.
Mitsubishi Corporation Indonesiaadalah menetapkan standar kinerja
kemudianmembandingkan kinerja karyawan dengan standar tersebut. Jika kinerja karyawan
masih belum memenuhi standar yang telah ditetapkan maka manajer akan memberikan
umpan balik berupa masukan-masukan bagi karyawan untuk memperbaiki kinerjanya.
Jika kinerja karyawan sudah mencapai standar yang ditetapkan, maka karyawan dengan
kinerja yang sudah baik diberikan masukan-masukan agar dapat mempertahankan dan
semakin meningkatkan kinerjanya untuk mencapai perolehan mutu SDM unggul yang secara
langsung mempengaruhi kinerja perusahaan dalam pencapaian profit yang ditargetkan.
18
4.3. Manajemen Kinerja
Teknik yang digunakan oleh PT. Mitsubishi Corporation Indonesia untuk melakukan
penilaian kinerja terhadap para karyawannyayaitu dengan metode graphic rating scale.
Komponen penilaian karyawan yang diterapkan oleh PT. Mitsubishi Corporation
Indonesiameliputipencapaian target, bobot pekerjaan, dan inisiatif karyawan. Dalam
penggunaan metodegraphic rating scale ini, PT. Mitsubishi Corporation Indonesia
memberikan 6 skala yang diurutkan dariunsatisfactory(nilai bagi kinerja yang paling
rendah),satisfactory 1,satisfactory 2, satisfactory 3, satisfactory 4, hingga satisfactory 5 (nilai
bagi kinerja yang paling baik).
19
BAB V
PENUTUP
1.1. Kesimpulan
PT. Mitsubishi Corporation Indonesia menggunakan teknik graphic rating scale dalam
melakukan penilaian kinerja. Metode ini memiliki beberapa kelemahan seperti hasil
yang diberikan kurang akurat karena standar yang digunakan seringkali tidak jelas.
Masalah lain yang dapat muncul dan mempengaruhi akurasi penilaian ini adalah central
tendency, karena terdapat kecenderungantinggi dari pihak penilai untuk menghindari
menilai kinerjaseseorang dengan nilai tertinggi (satisfactory 5) atau nilai terendah
(unsatisfactory).
Pihak yang melakukan penilaian kinerja di PT. Mitsubishi Corporation Indonesia adalah
manajer SDM perrusahaan. Hal ini belum ideal jika dikaitkan dengan teori yang telah
penulis pelajari, karena penilaian kinerja karyawan suatu perusahaan idealnya dilakukan
oleh pihak-pihak yang mengetahui dengan baik bagaimana kinerja sehari-hari dari
karyawan bersangkutan, sehingga jika penilaian kinerja dilakukan oleh manajer SDM
perusahaan maka penilaian kinerja yang dihasilkan menjadi kurang akurat karena tidak
didasarkan pada pengamatan kinerja sehari-hari dari karyawan bersangkutan.
Penerapan manajemen kinerja pada PT. Mitsubishi Corporation Indonesia sudah baik
karena telah memberikan umpan balik yang berkelanjutan bagi seluruh karyawan.
20
1.2. Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
S, Satrio Tegar, dkk. 2014. Performance Management and Appraisal. Malang : Universitas
Brawijaya.
Rivai, Veithzal dan Ahmad Fawzi Mohd. Basri. 2005. Performance Appraisal. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada
Rival, Veithzal. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia dari Teori ke Praktik.
Jakarta : Rajawali Pers.
22