Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KINERJA KOPERASI DI INDONESIA

ANGGOTA KELOMPOK 5 :

MUHAMMAD RIZKY KIAT (202128025)


WILLIAM TENTUA (202128363)
NURSENI (202128061)
HAFSA FAU (202128265)
SITI AINUN MARDIAN (202128407)
MUH NUR BANDA (202128271)
NUMALANY TALAOHU (202128303)
RANGGA SALDI SARIFUDIN (202128259)
FAIZ YUSRA SANGADJI (202128339)
NAILA SYAHDATI ABDULLAH (202128089)
MUH DWI ARIANTO (202128441)

DOSEN PENANGGUNG JAWAB :

AGNES SOUKOTTA, SE.,MM

MANAJEMEN
UNIVERSITAS PATTIMURA
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya sehingga makalah ini dapat terselesikan.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan penulis berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa
bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Ambon, 20 Oktober 2022

Penyusun
DAFTAR
ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................1


KATA PENGANTAR ......................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB I : PENDHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG ................................................................................................4

1.2 RUMUSAN MASALAH.............................................................................................4

1.3 TUJUAN .....................................................................................................................4

BAB II : PEMBAHASAN

2.1 DEFENISI KINERJA KOPERASI..............................................................................


2.2 TUJUAN PENILAIAN KINERJA..............................................................................
2.3 PROSES PENGUKURAN KINERJA.........................................................................
2.4 PENGEVALUASIAN KINERJA................................................................................
2.5 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KOPERASI................
BAB III : PENUTUP
3.1 KESIMPULAN............................................................................................................
3.2 SARAN........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kinerja adalah hasil Seseorang secara keseluruhan selama pertode tertentu didalam
melaksanakan tugas seperti standar hasil kerja. target atau sasaran kriteria yang telah
ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama, (Veithzal, 2005:97). Secara umum.
variabel kinerja koperasi yang diukur untuk melihat perkembangan atau pertumbuhan
(growth) koperasi di Indonesia terdiri dari kelembagaan (jumlah koperasi per provinsi,
jumlah per jenis / kelompok koperasi, jumlah koperasi aktif nonaktif), keanggotaan, volume
usaha, pemodalan, asset, dan Sisa hasil usaha. Variabel - variabel tersebut pada belumlah
dapat Secara tepat untuk dipakai melihat peranan atau pangsa (Share) koperasi terhadap
pembangunan ekonomi nasional. Demikian pula dampak dari koperasi (cooperative effect)
terhadap peningkatan kesejahteraan anggota atau masyarakat belum tercermin dari variabel-
variabel yang disajikan. Dengan demikian.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa defenisi dari kinerja koperasi ?


2. Apa tujuan dari penilaian kinerja ?
3. Bagaimana proses pengukuran kinerja ?
4. Apa manfaat dari pengevaluasian kinerja ?
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi kinerja koperasi ?

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengerti defenisi dari kinerja koperasi.


2. Untuk mengetahui tujuan dari penilaian kinerja koperasi.
3. Untuk mengetahui proses pengukuran kinerja.
4. Untuk mengetahui manfaat dari pengevaluasian kinerja.
5. Untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengarauhi kinerja koperasi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFENISI KINERJA KOPERASI


Pengertian kinerja dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sesuatu yang dicapai,
Sedangkan Siegel dan Shim (1994) memberikan batasan yang lebih rinci tentang kinerja
yaitu pernyataan yang menyajikan ukuran hasil yang sebenarnya dari beberapa
kegiatan pribadi atau kesatuan pada periodewaktu yang sama. Oleh karena itu dapat ditarik
suatu pengertian dari kinerja yaitu gambaran prestasi yang yang telah dicapai, selalu
dibandingkan dengan ukuran standar dan sifatnya relative tergantung pada tinggi rendahnya
standar yang digunakan. Di dalam lingkungan dunia usaha, secara umum masih beranggapan
bahwa laba merupakan salah satu tolak ukur dalam mengukur kinerja perusahaan.
Sehingga perusahan yang labanya kecil dianggap berkinerja rendah, padahal ada aspek lain
yang harus dinilai. Denga demikian laba bukanlah satu-satunya tolak ukur dalam
menilai kinerja.

Perlu dipahami bahwa suatu perusahaan mempunyai tujuan utama dalam


berusaha, oleh karena itu untuk menilai keberhasilan usaha perlu mengukur mengetahui
apa yang diinginkan oleh perusahaan. Koperasi merupakan salah satu bentuk badan
usaha di Indonesia yang memiliki perbedaan dibandingkan degan badan usaha lain yang
berorientasi ada keuntungan (profit oriented), dimana tujuan koperasi adalah memajukan
kesejahteraan anggota melalui upaya-upaya kelompok secara mandiri dengan menerapkan
sejumlah nilai, norma dan prinsip-prinsip koperasi. Pengukuran kinerja koperasi mengacu
harus pada tujuan pokoknya sekaligus juga harus mencerminkan berlakunya nilai, norma
dan prinsip prinsip yang mengikatnya. Secara universal tujuan koperasi yaitu meningkatkan
dan meng-embangkan kondisi perekonomian rumah tangga anggota atau memajukan
kesejahteraan anggota. Artinya tujuan operasional organisasi koperasi merupakan akumulasi
dar tujuan ekonomi seluruh anggotanya. Semakin heterogen kepentingan dan aktivitas
ekonomi anggotanya akan menjadi semakin kompleks tugas-tugas yang harus
dijalankan oleh koperasi. Dengan demikian tujuan ekonomi koperasi dapat
2.2 TUJUAN PENILAIAN KINERJA
Tujuan pokok dari penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam usaha
untuk mencapai sasaran organisasi dan mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan agar
membuahkan tindakan dan hasil seperti yang diinginkan (Mulyadi, 2001:416). Standar
perilaku tersebut bisa berupa kebijakan manajemen ataupun rencana formal yang nantinya
dituangkan dalam anggaran yang ditetapkan Oleh perusahaan. Penilaian kinerja tersebut
dilakukan untuk menilai perilaku yang tidak semestinya dilakukan dan untuk merangsang
timbulnya perilaku yang semestinya dilakukan. Rangsangan timbulnya perilaku yang
semestinya dapat dilakukan dengan memberikan reward atas hasil kinerja yang baik.
Penilaian kinerja dapat dilaksanakan Oleh pihak manajemen perusahaan sendiri (intern) atau
pihak luar (ekstern). Sistem pengukuran kinerja mempunyai peranan penting dalam fungsi-
fungsi manajemen organisasi seperti pengendalian mamajemen, manajemen aktivitas, dan
sistem motivasi (Atkinson Antony A, 1995:235).
Sistem pengukuran kinerja berperan pula dalam usaha-usaha pencapaian keselarasan
tujuan (goal congruence) dalam konteks wewenang dan tanggung jawab. Pengembangan
lebih lanjut dalam manajemen berbasis aktivitas, pengukuran kinerja dirancang untuk
mengurangi kegiatan yang tidak mempunyai nilai tambah dan mengoptimalkan kegiatan yang
mempunyai nilai tambah. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang penting
untuk menilai keberhasilan perusahaan, penilaian kinerja juga sebagai dasar untuk
menentukan sistem imbalan dalam perusahaan, misalnya penentuan tingkat gaji karyawan
maupunreward yang layak. Seorang manajer juga bisa menggunakan penilaian kinerja
perusahaan sebagai evaluasi kerja dari periode yang lalu (Hansen & Mowen, 1995:386-387).

2.3 PROSES PENGUKURAN KINERJA


Proses pengukuran kinerja dilaksanakan dalam dua tahap utama, yaitu tahap persiapan dan
tahap penilaian (Mulyadi, 2001: 418), Tahap persiapan terdiri dari tiga tahap rinci, yaitu :

1. Tanggung jawab yang jelas


penentuan daerah pertanggungiawaban dan manajer yang bertanggung jawab,
Perbaikan kinerja harus diawali dengan penetapan garis batas tanggung jawab yang
jelas bagi manajer yang akan dinilai kinerjanya. Batas penanggung jawaban yang
jelas ini dipakai sebagai dasar untuk menetapkan sasaran atau standar yang harus
dicapai oleh manajer yang akan diukur kinerjanya. Tiga hal yang berkaitan dengan
daerah pertanggung jawaban dan manajer yang bcrtanggung jawab, yaitu kriteria
penetapan tanggung jawab, tipe pusat pertanggung jawaban, karakteristik pusat
pertanggung jawaban.

2. Penetapan kriteria yang dipakai untuk mengukur kinerja


Penetapan kriteria kinerja manajer perlu dipertimbangkan beberapa faktor antara
lain:

a) Dapat diukur atau tidaknya sesuai kriteria.

b) Rentang waktu sumber daya dan biaya

c) Bobot yang diperhitungkan atas kriteria.

d) Tipe kriteria yang digunakan dan aspek yang di timbulkan.

3. Melakukan kinerja bagian atas aktivitas sesungguhnya.


Pengukuran kinerja sesungguhnya Langkah berikutnya dalam pengukuran kinerja
adalah melakukan kinerja bagian atas aktivitas sesungguhnya, yang menjadi daerah
wewenang manajer tersebut. Pengukuran kinerja tampak obyektif dan merupakan
kegiatan yang rutin, namun seringkali memicu timbulnya perilaku yang tidak
semestinya ataupun menyimpang yaitu perataan (smoothing), pencondongan
(biasing), permainan (gaming), penonjolan dan pelanggaran aturan (focusing and
illegal act). Tahap Penilaian terdiri dari tiga tahap rinci
a) Pembandingan kinerja sesungguhnya dengan sasaran.
Pembandingan kinerja sesungguhnya dengan sasaran yang telah ditetapkan
sebelumnya, penilaian kinerja tersebut dijelaskan, hasil pengukuran kinerja secara
periodik kemudian dibandingkan dengan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
b) Identifikasi penyebab timbulnya penyimpangan kinerja.
Penentuan penyebab timbulnya penyimpangan kinerja sesungguhnya dari
yang ditetapkan dalam standar, Penyimpangan kinerja sesungguhnya dari sasaran
yang telah ditetapkan perlu dianalisis untuk menentukan penyebab terjadinya
penyimpangan, sehingga dapat direncanakan tindakan untuk mengatasinya.

c) Proses Controling kinerja.


Penegakan perilaku yang diinginkan dan tindakan yang digunakan untuk
mencegah perilaku yang tidak dinginkan Tahap terakhir dalam pengukuran kinerja
adalah tindakan koreksi untuk menegakkan perilaku yang dinginkan dan mencegah
terulangnya tindakan/perilaku yang tidak diinginkan. Penilaian kinerja ditujukan
untuk menegakkan perilaku tertentu dalam pencapaian sasaran yang telah ditetapkan.
Sayangnya, cita-cita yang mulia tersebut belum termanifestasi dalam tataran praktis.
Beberapa penyimpangan, disadari atau tidak disadari, justru sering dilakukan oleh
para pengurus dan pengelola yang semestinya membangun dan mengembangkan
koperasi. Berbagai kebijakan dan prosedur formal didesaian dengan sangat birokratik
sehingga justru mengurangi kinerja. Sebagai akibatnya, masyarakat yang menjadi
anggota koperasi menjadi apatis dan menilai keberadaan koperasi tidak menolong
kesulitan mereka. Pengurus diberi amanah (trusteeship) oleh para anggota untuk
mengelola koperasi sehingga tercapai

2.4 PENGEVALUASIAN KINERJA


Evaluasi kinerja dapat digunakan untuk menekan perilaku yang tidak semestinya
dan untuk merangsang serta menegakkan perilaku yang semestinya diinginkan melalui
umpan balik hasil kinerja pada waktunya serta pemberian penghargaan, baik yang
bersifat intrinsic maupun ekstrinsik.
Dengan adanya evaluasi kinerja, manajer puncak dapat memperoleh dasar yang obyektif
untuk memberikan kompensasi sesuai dengan prestasi yang disumbangkan masing-masing
pusat kepada perusahaan secara keseluruhan. Semua ini diharapkan dapat membentuk
motivasi dan rangsangan pada masing- masing bagian untuk bekerja lebih efektif dan efisien.
Menurut Mulyadi penilaian/evaluasi kinerja dapat dimanfaatkan oleh manajemen

1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian


karyawan secara maksimum.

2. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawannya seperti


promosi, pemberhentian, mutasi.
3. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan untuk
menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan.

4. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka


menilai kinerja mereka.

5. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.

2.5 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KOPERASI


Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2001 : 82) faktor-faktor yang
memengaruhi kinerja individu tenaga kerja, yaitu:
1) Kemampuan mereka,
2) Motivasi,
3) Dukungan yang diterima,
4) Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan
5) Hubungan mereka dengan organisasi.
Berdasarkaan pengertian di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa kinerja merupakan
kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output) individu maupun kelompok dalam suatu
aktivitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh
dari proses belajar serta keinginan untuk berprestasi.
menurut Mangkunegara (2000) menyatakan bahwa faktor yang memengaruhi kinerja
antara lain :
a. Faktor kemampuan Secara psikologis, kemampuan (ability) pegawai terdiri dari
kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realita (pendidikan). Oleh karena itu
pegawai perlu dtempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahlihannya.
b. Faktor motivasi, Motivasi terbentuk dari sikap (attiude) seorang pegawai dalam
menghadapi situasi (situasion) kerja.
BAB III
KESIMPULAN

3.1 KESIMPULAN
kinerja koperasi yang diukur untuk melihat perkembangan atau pertumbuhan (growth)
koperasi di Indonesia terdiri dari kelembagaan (jumlah koperasi per provinsi, jumlah
koperasi per jenis / kelompok koperasi, jumblah koperasi aktif dan nonaktif),
keanggotaan, volume usaha, permodalan, asset, dan sisa hasil usaha. Variabel – variabel
tersebut pada dasarnya belumlah dapat mencerminkan secara tepat untuk dipakai melihat
peranan atau pangsa (share) koperasi terhadap pembangunan ekonomi nasional.
Demikian pula dampak dari koperasi (cooperative effect) terhadap peningkatan
kesejahteraan anggota atau masyarakat belum tercermin dari variabel-variabel yang
disajikan.

3.2 SARAN
Kepada para kepala manajemen dalam badan koperasi untuk semakin meningkatkan
kualitas koperasi dari berbagai badan koperasi, mengingat kita baru saja terlepas dari
pandemi covid-19 sehingga inilah saatnya untuk mengembalikan keadaan
perekenomian Indonesia menjadi stabil dengan membantu pelaku UMKM untuk
berkembang.
DAFTAR PUSTAKA

Maulana, Arman; Rosmayati, Siti. 2020. Manajemen koperasi : Teori dan Latihan
Pengelolaan Organisasi Koperasi. Bogor: Guepedia. (Husaini, 2017)

Husaini, A. (2017). analisa kinerja koperasi unit desa (KUD) desa sanglar kecamatan reteh
kabupaten indra giri hilir. analisa kinerja koperasi unit desa (KUD) desa sanglar ke-
camatan reteh kabupaten indra giri hilir, 75.

Siregar, A. P. (2020). KINERJA KOPERASI DI INDONESIA. KINERJA KOPERASI DI IN-


DONESIA, 38.

Anda mungkin juga menyukai