Anda di halaman 1dari 52

ANALISIS PENGARUH CURRENT RATIO, EARNING PER SHARE DAN

DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP RETURN SAHAM SYARIAH

(Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di

Jakarta Islamic Index Periode 2012-2020)

Proposal Oleh :

WINDARTI APRIANI

01031181823203

AKUNTANSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

FAKULTAS EKONOMI

2021
Daftar Isi

Halaman Sampul......................................................................................................1

Daftar Isi...................................................................................................................2

1. Judul.....................................................................................................................4

2. Latar Belakang.....................................................................................................4

3. Rumusan Masalah..............................................................................................10

4. Tujuan Penelitian...............................................................................................11

5. Manfaat Penelitian.............................................................................................11

6. Studi Kepustakaan..............................................................................................12

6.1 Landasan Teori............................................................................................12

6.1.1 Signaling Theory....................................................................................12

6.1.2 Return Saham Syariah............................................................................14

6.1.3 Rasio Keuangan.....................................................................................15

6.1.4 Pasar Modal Syariah..............................................................................19

6.2 Penelitian Terdahulu....................................................................................28

6.3 Alur Pikir.....................................................................................................32

6.4 Hipotesis......................................................................................................33

6.4.1 Pengaruh Current Ratio terhadap Return Saham Syariah.....................33

6.4.2 Pengaruh Earning per Share terhadap Return Saham Syariah..............34

6.4.3 Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Return Saham Syariah...........35

6.4.4 Pengaruh Current Ratio, Earning per Share dan Debt to Equity Ratio
terhadap Return Saham Syariah......................................................................36

7. Metode Penelitian...............................................................................................37

7.1 Ruang Lingkup Penelitian...........................................................................37

7.2 Rancangan Penelitian..................................................................................37

7.3 Jenis dan Sumber Data ...............................................................................38

2
7.4 Teknik Pengumpulan Data..........................................................................38

7.5 Populasi dan Sampel....................................................................................39

7.6 Teknik Analisis............................................................................................41

7.7 Definisi Operasional dan Pengukuran Varibel............................................45

Daftar Pustaka........................................................................................................48

3
1. Judul

Analisis Pengaruh Current Ratio, Earning per Share dan Debt to Equity

Ratio terhadap Return Saham Syariah (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di

Jakarta Islamic Index Periode 2012-2020).

2. Latar Belakang

Perkembangan pasar modal syariah pada awalnya belum memperlihatkan

peran penting bagi perekonomian negara Indonesia. Hal ini dikarenakan

kurangnya minat masyarakat untuk melakukan investasi di pasar modal syariah.

Masyarakat Indonesia belum memahami terkait pasar modal syariah. Namun

seiring perkembangan zaman pengetahuan masyarakat semakin maju, di era

sekarang masyarakat menjadikan investasi sebagai suatu kebutuhan hidup.

Investasi di pasar modal saat ini telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat

modern, seolah-olah kebutuhan mereka itu untuk mempertahankan atau

menaikkan nilai aset mereka (Prasetyo, 2018). Di lain sisi pemerintah juga mulai

menerapkan berbagai kebijakan terkait pasar modal syariah. Data Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) menunjukan perkembangan pasar modal syariah mulai mencapai

tonggak sejarah baru sejak disahkannya UU Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat

Berharga Syariah Negara (SBSN) tanggal 7 Mei 2008. Dimana undang-undang ini

sebagai landasan hukum penerbitan surat berharga syariah negara (sukuk negara).

Perkembangan pasar modal syariah berbanding lurus dengan peningkatan

jumlah investor syariah. Berdasarkan laporan perkembangan keuangan syariah

tahun 2020 yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bahwasannya

ditengah kondisi ekonomi yang tidak pasti karena pandemi COVID-19, investor

pengguna Shariah Online Trading Sysem (SOTS) mencapai 85.891 investor

4
dengan peningkatan 25,21% dari tahun 2019 yang hanya sebanyak 68.599

investor. Sebelumnya pada tahun 2018 pengguna SOTS sebanyak 44.536 investor

sedangkan di tahun 2017 sebanyak 23.207 investor. SOTS sendiri merupakan

suatu sistem transaksi saham syariah disertifikasi DSN-MUI yang dilakukan

secara online serta memenuhi prinsip syariah di pasar modal. Anggota bursa yang

menyediakan layanan SOTS seperti PT Indo Premier Sekuritas, PT Mirae Asset

Sekuritas, PT MNC Sekuritas, PT RHB Sekuritas, Philip Sekuritas Indonesia dan

beberapa sekuritas lainnya. Tingginya angka investor syariah ini menjadikan

negara Indonesia sebagai negara dengan jumlah transaksi investasi syariah

terbanyak pada sektor ekonomi syariah.

Grafik 1. Negara dengan Jumlah Transaksi Investasi Terbanyak pada Sektor


Ekonomi Syariah

Indonesia

Malaysia

Uni Emirat Arab 2019/20


2018/19
Mesir

Kuwait

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Sumber: State of the Global Islamic Economic Report 2020/21-DinardStandard

Kilas balik perkembangan pasar modal syariah yang terus berkembang di

Indonesia pada era modern sekarang yaitu diawali dengan penerbitan reksa dana

pertama ditahun 1997 lalu diluncurkannya Jakarta Islamic Index (JII) pada 3 Juli

2000 yang merupakan indeks saham syariah pertama. Indeks JII menjadi pemandu

awal para investor yang sangat ingin melakukan investasi namun terbebas dari

unsur ribawi. Diantara indeks saham syariah lainnya yang ada di era sekarang,

5
konstituen Jakarta Islamic Index hanya terdapat 30 saham syariah terkuat,

terlikuid dan memiliki kapitalisasi pasar tertinggi yang tercatat di BEI sehingga

saham yang termasuk didalamnya dapat benar-benar mencerminkan saham yang

sesuai prinsip syariah. Saham syariah yang termasuk dalam indeks JII adalah

saham-saham terpilih yang memiliki likuiditas dan kapitalisasi pasar yang tinggi

(Zulfikar & Mayvita, 2017). Berikut kapitalisasi pasar Jakarta Islamic Index

periode 2012-2020:

Tabel 1. Kapitalisasi Pasar Jakarta Islamic Index di BEI Periode 2012-2020


(Rp Miliar)
Tahun Nilai Kapitalisai Pasar
2012 1.671.004,23
2013 1.672.099,91
2014 1.944.531,70
2015 1.737.290,98
2016 2..035.189,92
2017 2.288.015,67
2018 2.239.507,78
2019 2.318.565,69
2020 2.058.772,65
Sumber: Statistik Pasar Modal Syariah (Direktorat Pasar Modal Syariah – OJK)

Pada tahun 2021 Jakarta Islamic Index telah menjadi indeks saham

syariah di Indonesia selama 21 tahun. Selama 21 tahun ini telah banyak

perusahaan terdaftar di Jakarta Islamic Index karena berdasarkan data Otoritas

Jasa Keuangan bahwasannya saham syariah yang terdaftar di Jakarta Islamic

Index direview sebanyak dua kali dalam setahun yaitu pada bulan Mei dan

November mengikuti jadwal review DES oleh OJK. Perusahaan yang bisnisnya

tidak lagi sesuai dengan prinsip syariah akan dikeluarkan dari indeks JII lalu

digantikan dengan emiten lain yang sesuai dengan prinsip syariah.

Perusahan-perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index menjadi

daya tarik bagi investor untuk dapat melakukan investasi dan dapat terhindar dari

6
unsur riba. Akan tetapi, besarnya tingkat return yang akan didapatkan oleh

seorang investor dari proses investasi pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta

Islamic Index masih menyimpan tanda tanya. Hal ini dikarenakan setiap investor

yang melakukan investasi tentu akan berharap memperoleh imbalan hasil dari

proses investasinya. Investor yang berinvestasi di suatu perusahaan bertujuan

untuk mendapatkan keuntungan dari investasi dan hak kepemilikannya di

perusahaan (Christiana et al., 2019). Untuk dapat memperoleh return yang tinggi

seorang investor haruslah melakukan pertimbangan dan analisis yang baik

sebelum melakukan investasi. Hasil analisis yang baik pada sebuah perusahaan

dapat menjadikan investor berani menginvestasikan dana yang besar

keperusahaan tersebut. Begitu juga sebaliknya hasil investasi yang buruk pada

sebuah perusahaan akan membuat informasi tidak tertarik dan tidak berani untuk

menginvestasikan dana ke perusahaan tersebut. Analisis yang dapat dilakukan

dengan membaca dan melihat laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang

termasuk dalam Bursa Efek Indonesia.

Laporan keuangan dapat berguna bagi para investor untuk memperoleh

informasi dalam mengambil keputusan investasi (Hawu & Amanah, 2016). Untuk

mengetahui laporan keuangan dapat memberikan informasi terhadap return saham

syariah dan keadaan suatu perusahaan dimasa depan maka digunakan analisis

rasio keuangan. Rasio keuangan dapat memudahkan mengukur kinerja keuangan

suatu perusahaan selama data-data yang digunakan untuk pengukuran tersebut

lengkap dan tersedia. Rasio keuangan menjadi salah satu faktor yang perlu

dipertimbangkan oleh investor sebelum memutuskan pembelian saham, rasio

7
keuangan suatu perusahaan dapat berubah-ubah dari waktu ke waktu (Wardani et

al., 2017).

Komponen penting dalam melakukan analisis keuangan perusahan yaitu

Current Ratio, Earning per Share dan Debt to Equity Ratio serta komponen-

komponen lainnya. Current Ratio sebagai bagian dari rasio likuiditas suatu

perusahaan yang dapat menunjukan seberapa besar kemampun bidang usaha

dalam memenuhi kewajiban atau liabilitas yang bersifat jangka pendek. Beberapa

penelitian terkait pengaruh Current Ratio terhadap return saham syariah

diantaranya adalah (Fitri, 2018) menyatakan Current Ratio berpengaruh positif

terhadap return saham syariah pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic

Index periode 2008-2019, hal ini sejalan dengan penelitian (Anugrah & Syaichu,

2017) yang menyebutkan Current Ratio berpengaruh positif terhadap return

saham syariah pada 14 perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index periode

2011-2015 yang menjadi sampel penelitian. Sedangkan (Puspitasari et al., 2017)

menyatakan Current Ratio tidak berpengaruh terhadap return saham syariah pada

44 perusahaan perdagangan, jasa dan investasi yang terdaftar di Indeks Saham

Syariah Indonesia periode 2012-2015 yang menjadi sampel penelitian.

Selain Current Ratio, rasio keuangan untuk melakukan analisis keuangan

sebuah perusahaan yaitu Earning per Share. Earning per Share sebagai bagian

dari rasio pasar yang menghitung bagaimana kemampuan manajemen dalam suatu

perusahaan memperoleh keuntungan untuk pihak yang memiliki perusahaan

seperti pemegang saham. Beberapa peneliti sebelumnya telah melakukan analisis

mengenai pengaruh Earning per Share terhadap return saham syariah. Penelitian

(Erzad & Erzad, 2017) menunjukan bahwa Earning Per Share berpengaruh positif

8
tetapi tidak signifikan secara parsial terhadap return saham syariah dengan total

sampel penelitian sebanyak 12 perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index

periode 2011-2015. Sedangkan pada penelitian (Maulita & Arifin, 2018)

menemukan bahwa Earning Per Share tidak berpengaruh terhadap return saham

syariah pada 9 perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang

terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia tahun 2012-2016 yang menjadi

sampel penelitian, hal ini sejalan dengan penelitian (Firmansyah, 2016) yang

menyebutkan Earning Per Share tidak berpengaruh terhadap return saham syariah

di 51 perusahaan yang terdaftar dalam Jakarta Islamic Index periode 2013-2014

yang menjadi sampel penelitian.

Debt to Equity Ratio adalah rasio yang dilihat dari struktur modal

perusahaan, didapatkan dari perbandingan hutang dengan modal yang digunakan

untuk membiayai suatu perusahaan (Rahmatul & Aliamin, 2018). Angka Debt to

Equity Ratio yang besar pada suatu perusahaan dapat memberikan pengaruh bagi

para investor terkait proses investasi, sehingga dengan mengetahui besar kecilnya

DER seorang investor dapat mengambil keputusan untuk berinvestasi.

(Firmansyah, 2016) menyebutkan Debt To Equity Ratio berpengaruh positif

terhadap return saham syariah. Pada penelitian (Ibrahim, 2019) menunjukan

bahwa tidak terdapat pengaruh Debt To Equity Ratio terhadap return saham

syariah. Sementara (Erzad & Erzad, 2017) menyebutkan Debt To Equity Ratio

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham syariah sejalan dengan

penelitian (Rahmatul & Aliamin, 2018) yang menyatakan Debt To Equity Ratio

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham syariah.

9
Berdasarkan riset sebelumnya, penulis menemukan bahwa masih terdapat

inkonsistensi hasil penelitian mengenai pengaruh Current Ratio, Earning Per

Share dan Debt to Equity Ratio terhadap return saham syariah sehingga masih

perlu dilakukan penelitian kembali untuk memperkuat dan membuktikan

penelitian yang telah ada sebelumnya. Peneliti melakukan penelitian ini disertai

dengan tinjauan yang lebih mendalam serta memberikan perbedaan pada

penelitian yang sudah ada. Penelitian ini memiliki rentang waktu yang lebih lama

yaitu 9 tahun, dimana periode penelitian dari tahun 2012-2020. Selain itu indeks

saham dan kombinasi antar variabel independen yang berupa rasio-rasio keuangan

berbeda dengan kombinasi variabel pada penelitian sebelumnya. Dalam penelitian

ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index yang

merupakan indeks saham syariah terlikuid dan memiliki kapitalisasi pasar

tertinggi di Bursa Efek Indonesia.

Berdasarkan keterangan-keterangan tersebut maka peneliti mengambil

judul penelitian mengenai “Analisis Pengaruh Current Ratio, Earning per

Share dan Debt to Equity Ratio terhadap Return Saham Syariah (Studi pada

Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index Periode 2012-2020)”.

3. Rumusan Masalah

1. Apakah Current Ratio dapat memberikan pengaruh positif pada return

saham syariah perusahaan yang terdaftar Jakarta Islamic Index periode

2012-2020?

2. Apakah Earning per Share dapat memberikan pengaruh positif pada

return saham syariah perusahaan yang terdaftar Jakarta Islamic Index

periode 2012-2020?

10
3. Apakah Debt to Equity Ratio dapat memberikan pengaruh negatif pada

return saham syariah perusahaan yang terdaftar Jakarta Islamic Index

periode 2012-2020?

4. Apakah Current Ratio, Earning per Share serta Debt to Equity Ratio

secara simultan memberikan pengaruh pada return saham syariah

perusahaan yang terdaftar Jakarta Islamic Index periode 2012-2020?

4. Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis dan mengetahui apakah Current Ratio memberikan

pengaruh positif pada return saham syariah perusahaan yang terdaftar

Jakarta Islamic Index periode 2012-2020

2. Untuk menganalisis dan mengetahui apakah Earning per Share dapat

memberikan pengaruh positif pada return saham syariah perusahaan yang

terdaftar Jakarta Islamic Index periode 2012-2020

3. Untuk menganalisis dan mengetahui apakah Debt to Equity Ratio dapat

memberikan pengaruh negatif pada return saham syariah perusahaan

yang terdaftar Jakarta Islamic Index periode 2012-2020

4. Untuk menganalisis dan mengetahui apakah Current Ratio, Earning per

Share serta Debt to Equity Ratio secara simultan memberikan pengaruh

pada return saham syariah perusahaan yang terdaftar Jakarta Islamic

Index periode 2012-2020

5. Manfaat Penelitian

Manfaat dilakukan penelitian ini terdiri dari tiga sasaran antara lain:

1. Bagi akademisi, melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu

pengetahuan dan gambaran baik secara umum atau mendetail tentang

11
investasi saham syariah dan bagaimana agar mendapatkan return yang

tinggi ketika melakukan investasi saham syariah di pasar modal syariah

melalui analisis rasio keuangan.

2. Bagi investor, penelitian ini dapat memberikan manfaat agar para

investor dapat menyikapi dengan bijak keadaan yang ada seperti prospek

return saham syariah dapat dianalisis sesuai rasio keuangan yang dikaji

peneliti.

3. Peneliti selanjutnya, melalui penelitian ini diperoleh manfaat

pengetahuan dan wawasan serta gambaran sehingga para peneliti

selanjutnya lebih mudah memahami dan mencermati pengaruh dari rasio

keuangan pada return saham syariah.

6. Studi Kepustakaan

6.1 Landasan Teori

6.1.1 Signaling Theory (Teori Sinyal)

Signaling Theory (Teori Sinyal) pertama kali dikemukakan oleh Michael

Spence, seorang ekonom yang dilahirkan di Amerika Serikat pada 7 November

1943. Michael Spence sebagai peraih hadiah nobel ekonomi pada tahun 2001

dengan karya “Dinamika Arus Informasi dan Perkembangan Pasar” bersama dua

rekannya George Akerlof dan Joseph Stiglitz.

Signaling Theory (Teori Sinyal) merupakan teori yang memberikan

sinyal informasi dari pemilik informasi kepada penerima informasi terkait

keberhasilan dan kegagalan manajemen perusahaan. Suatu pengungkapan

mengandung informasi jika pengungkapan tersebut mempengaruhi penerima

informasi dalam mengambil suatu keputusan, seperti melalui sinyal informasi

12
penerima informasi akan dipicu untuk mengambil keputusan sesuai kondisi yang

disampaikan. Sinyal informasi diberikan untuk mengurangi informasi asimetri

yang diakibatkan jika manajemen tidak menyampaikan informasi perusahaan

secara penuh dan menyeluruh yang nantinya dapat mempengaruhi keadaan suatu

perusahaan. Meminimalkan asimetri informasi diperlukan untuk perusahaan yang

go public agar dapat memberikan informasi perusahaan secara transparan kepada

para investor dan pihak-pihak lainnya.

Teori sinyal juga merupakan sinyal informasi yang dibutuhkan oleh para

investor untuk menentukan apakah investor tersebut akan menanamkan sahamnya

pada perusahaan yang bersangkutan atau tidak (Rahmatul & Aliamin, 2018).

Seorang investor dapat melihat dividen suatu perusahaan sebelum berinvestasi di

perusahaan tersebut. Pemberian dividen dalam jangka panjang ke pasar sebagai

sinyal positif yang menandakan bahwa perusahaan dapat memberikan prospek

return kepada para investor dimasa depan. Kemudian sinyal kenaikan dividen

yang diberikan perusahaan memberikan informasi kepada investor bahwa kondisi

keuangan perusahaan dalam keadaan yang baik.

Current Ratio, Earning per Share dan Debt to Equity Ratio memiliki

keterkaitan pada teori sinyal dikarenakan rasio-rasio keuangan ini dapat

memberikan sinyal informasi baik positif maupun negatif kepada investor yang

nantinya dapat membantu investor dalam mengambil keputusan untuk

berinvestasi atau tidak pada perusahaan tersebut. (Widyarini & Ridha, 2019) dan

(Rahmatul & Aliamin, 2018) menggunakan teori sinyal dalam meneliti pengaruh

Current Ratio, Earnings Per Share dan Debt To Equity Ratio terhadap return

saham syariah.

13
6.1.2 Return Saham Syariah

Return saham syariah sebagai imbal hasil seorang investor dari proses

penanaman investasi di suatu perusahaan yang menjalankan bisnisnya sesuai

prinsip syariah. Return saham menjadi faktor yang memberikan motivasi kepada

masyarakat (investor) sebagai keuntungan dari investasi yang dilakukan di pasar

modal dan keberanian mengambil risiko investasi yang dipilih. Menurut (Hosen &

Masih, 2017) mengidentifikasi tingkat return perusahaan syariah dan

konvensional penting dilakukan bagi seorang investor. Ketepatan metode dalam

menghitung return portofolio saham juga perlu diperhatikan oleh seorang investor

(Munawaroh & Sunarsih, 2020). Imbalan hasil atas investasi terbagi menjadi dua

jenis antara lain:

1. Return realisasi atau Realized Return, yaitu imbalan hasil yang sudah

direalisasi dan dihitung menggunakan data-data yang telah ada atau data

historis. Investor dapat menghitung return realisasi dan memperkirakan

prospek return yang akan didapatkan dimasa mendatang. Return realisasi

dapat digunakan dalam menentukan return ekspektasi dan risiko di masa

depan (Rini et al., 2020).

2. Return ekspektasi atau Expected Return, yaitu return yang belum

direalisasikan dan masih menjadi harapan serta ekspektasi investor

dimasa depan. Return ekspektasi menjadi tolak ukur investor dalam

berinvestasi, dimana sebelum berinvestasi seorang investor akan terlebih

dahulu mempertimbangkan tingkat return ekspektasi agar memperoleh

prospek return yang tinggi dimasa mendatang.

14
Menurut Fatwa DSN-MUI No: 135/DSN-MUI/V/2020 tentang Saham

bahwasannya bagi hasil untuk para pemegang saham dalam Syirkah Musahamad

wajib bersumber dari laba usaha perusahaan. Fatwa ini menyebutkan perusahaan

mempunyai kewajiban untuk melakukan pembagian laba usaha (jika ada) untuk

para pemegang saham berupa hasil/dividen yang didesuaikan dengan:

a. Jumlah modal (hishshah) atau saham yang dimiliki oleh pemegang

saham

b. Nisbah yang telah disepakati di awal, kecuali jika ada keputusan lainnya

yang didasarkan pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dengan

mekanisme musyawarah mufakat. Rapat Umum Pemegang Saham

(RUPS) merupakan organ perseroan memiliki kewenangan yang tidak

dapat dialihkan pada direksi ataupun dewan komisaris dalam batas yang

telah ditentukan berdasarkan peraturan perundang-undangan atau

anggaran dasar.

Dividen atau bagi hasil inilah sebagai bentuk dari return saham syariah.

Dividen yang diperoleh oleh pemegang saham ini dapat dialihkan dengan hibah,

infak, wakaf, zakat, hadiah atau cara lain yang tidak bertentangan dengan prinsip

syariah.

6.1.3 Rasio Keuangan

Rasio keuangan sebagai rasio yang berisi data-data dan dapat

memberikan gambaran bagaimana hubungan antara berbagai jenis akun dalam

laporan keuangan dan digunakan untuk mencerminkan kinerja suatu bidang usaha

dan keadaan operasionalnya. Rasio keuangan menjadi salah satu faktor yang perlu

dipertimbangkan oleh investor sebelum memutuskan pembelian saham, rasio

15
keuangan suatu perusahaan dapat berubah- ubah dari waktu ke waktu (Wardani et

al., 2017). Rasio keuangan biasanya dilakukan analisis sebagai suatu studi yang

mengkaji rasio keuangan pada suatu perusahaan tersebut.

Proses analisis pada laporan keuangan untuk melihat seberapa besar

keberhasilan suatu usaha dengan menggunakan rasio keuangan. Menurut

(Lukiana, 2013) analisis rasio keuangan terdiri dari lima jenis antara lain:

1. Rasio Likuiditas

Rasio Likuiditas adalah rasio yang menunjukkan untuk mengukur

kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang harus

segera dipenuhi (likuiditas perusahaan), rasio tersebut antara lain Current Ratio

dan Quick Ratio (Grace et al., 2019). Pada penelitian ini akan melihat bagaimana

Current Ratio mengukur kinerja suatu perusahaan. Current Ratio merupakan

perbandingan antara aktiva lancar (current assets) dengan hutang lancarnya

(current liabilities), rasio ini biasanya di gunakan untuk mengukur keadaan

likuiditas suatu perusahaan (Anugrah & Syaichu, 2017).

Current Ratio sebagai rasio yang dapat membantu melihat bagaimana

keberhasilan suatu usaha dalam memenuhi pembayaran liabilitas untuk jangka

pendek atau hutang yang akan jatuh tempo dalam penagihan yang dilakukan

secara keseluruhan dengan kepemilikan asset lancar dimiliki. Sebagai bagian dari

rasio likuiditas, Current Ratio dapat menampilkan bagaimana aktiva lancar

sebagai kepemilikan perusahaan menanggapi situasi suhu bisnis dan

perekonomian sehingga mampu untuk melanjutkan aktivitas perekonomian baik

yang bersifat harian, tahunan atau aktivitas perekonomian jangka panjang.

16
Menurut (Puspitasari et al., 2017) Current Ratio yang tinggi menujukan

bahwa perusahaan mampu dan berhasil memenuhi liabilitasyang bersifat jangka

pendek, akan tetapi nilai Current Ratio yang telalu besar harus diperhatikan oleh

perusahaan karena dapat menyebabkan kelebihan dana atas aktiva lancar

perusahaan yang seharusnya dapat digunakan untuk berinvestasi agar dapat

memperoleh return bagi perusahaan.

2. Rasio Nilai Pasar

Rasio nilai pasar yaitu rasio yang menggambarkan kondisi yang terjadi di

pasar (Lukiana, 2013). Rasio nilai pasar terdiri dari Price Earning Ratio, Book

Value per Share dan Price Book Value (Grace et al., 2019). Rasio-rasio nilai pasar

ini memiliki tujuan dan cara penghitungannya masing-masing. Penelitian ini

menggunakan salah satu rasio nilai pasar yaitu Earning per Share untuk

mengukur kinerja perusahaan.

Earning per Share menjadi salah satu rasio yang perlu dianalisis oleh

seorang investor sebelum melakukan proses investasi pada suatu perusahaan.

Earning Per Share atau laba per lembar saham adalah indikator fundamental

bagiinvestor sebagai dasar pengambilan keputusan dalam berinvestasi (Hawu &

Amanah, 2016). Tinggi atau rendahnya angka Earning per Share dapat diketahui

dengan melihat laporan tahunan dan laporan interim perusahaan. Earning per

Share yang tinggi menunjukan tingkat keuntungan tinggi serta adanya

peningkatan dividen untuk para pihak yang menanamkan saham pada suatu

perusahaan (Maulita & Arifin, 2018).

17
3. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas merupakan rasio untuk mengukur sejauhmana

perusahaan mendanai usahanya dengan membandingkan antara dana sendiri yang

telah disetorkan dengan jumlah pinjaman dari para kreditur (Lukiana, 2013).

Rasio solvabilitas terdiri dari Debt Ratio, Debt to Equity Ratio, Time Interest

Earned, Long Term Debt to EquityRatiodan Fixed Charge Coverage (Shintia,

2017). Pada penelitian ini akan membahas lebih lanjut mengenai Debt to Equity

Ratio dalam menilai dan mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan.

Debt to Equity Ratio adalah suatu rasio yang dilihat dari struktur modal

perusahaan, didapatkan dari perbandingan hutang dengan modal yang digunakan

untuk membiayai suatu perusahaan (Rahmatul & Aliamin, 2018). Debt to Equity

Ratio sebagai suatu rasio keuangan menunjukan besar ketergantungan suatu

bidang usaha terhadap liabilitas yang meliputi liabillitas jangka pendek dan

liabilitas jangka panjang.

4. Rasio Aktivitas

Rasio Aktivitas adalah rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai

seberapa efektivitas perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam

kegiatan penjualan, pembelian, dan kegiatan lainnya, rasio tersebut antara lain

Total Asset Turnover (Grace et al., 2019). Rasio aktivitas akan menampilkan lebih

detail mengenai aktivitas pada suatu perusahaan yang nantinya dapat digunakan

oleh pihak-pihak tertentu dalam pengambilan keputusan.

5. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan

perusahaan mendapatkan laba dan sumber daya yang ada (Grace et al., 2019).

18
Laba menjadi hal yang sangat diprioritaskan oleh suatu perusahaan karena

menjadi faktor untuk keberlangsungan perusahaan tersebut. Selain itu, dengan

mengetahui tingkat laba yang tinggi pada perusahaan dengan analisis rasio

profitabilitas dapat mendorong pihak pemilik dana untu menanamkan dana pada

perusahaan tersebut. Rasio profitabilitas terdiri Net Profit Margin dan Gross

Profit Margin (Grace et al., 2019).

6.1.4 Pasar Modal Syariah

Pasar modal syariah sebagai pasar yang mempertemukan penjual dan

pembeli berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang berasal dari modal

sendiri ataupun dari pihak lain melalui hutang, dimana dalam prosesnya

didasarkan pada norma dan kajian islam. Landasan hukum pasar modal syariah

pada dasarnya adalah Al-Qur’an dan Hadis di pertegas dengan Fatwa Dewan

Syariah Nasinonal (DSN) (Fadilla, 2018). Perdagangan pada pasar modal

konvensional maupun syariah memiliki tingkat return dan resiko yang berbeda,

perkembangan investasi pasar modal syariah menunjukan peningkatan yang

signifikan, seiring perkembangan indeks yang ditunjukan dalam JII (Jakarta

Islamic Index) (Yusfiarto & Pambekti, 2020). Pada pelaksanaannya pasar modal

syariah berbeda dengan pasar modal konvensional, perbedaan tersebut tampak

pada tabel sebagai berikut.

Tabel 2. Perbedaan Pasar Modal Syariah dengan Pasar Modal Konvensional

Pasar Modal
No Faktor Pasar Modal Syariah
Konvensional

1 Indeks saham Saham yang Seluruh saham yang

dimasukan apabila tercatat di BEI

19
sesuai kriteria syariah dimasukan tanpa

memperhatikan kriteria

halal dan haram

2 Instrumen Saham syariah, Saham, reksadana,

reksadana syariah dan obligasi, opsi, warrant,

obligasi syariah right dan instrumen

turunannya

3 Mekanisme Tidak mengandung Transaksi mengandung

transaksi unsur gharar, unsur gharar, bunga

transaksi ribawi serta serta perusahaan yang

perusahaannya belum tentu halal

dibidang halal

Sumber: (Khasanah & Worokinasih, 2018) (data diolah)

Beradasarkan kriteria diatas pasar modal syariah dan konvensional

menunjukan perbedaan baik dari sisi indeks saham, instrumen ataupun

mekanismen transaksinya. Pasar modal syariah apabila dibandingkan dengan

konvensional dapat dikatakan memiliki berbagai perbedaan, namun secara umum

baik pasar modal syariah ataupun konvensional menjadi indikator bagi kemajuan

ekonomi dalam suatu negara selain itu juga dapat menjadi penunjang untuk

perkembangan ekonomi kearah yang lebih baik bagi suatu negara. Beberapa

instrumen lainnya yang juga terkait dengan pasar modal syariah sebagai berikut:

1. Investasi Syariah

Investasi Syariah sebagai kebutuhan yang banyak dilakukan oleh

masyarakat di era 20-an sekarang. Investasi dilakukan oleh masyarakat muslim

20
yang juga sebagai pelaku ekonomi di era 20-an. Aktivitas investasi umat muslim

disesuaikan dengan kajian islam yang termasuk dalam Al-Quran, Al-Hadis

maupun ijtihad para ulama.

Anjuran untuk melakukan kegiatan investasi tidak termuat secara

langsung dalam syariat islam, namun apabila ditelaah secara mendalam terdapat

ayat-ayat Al-Quran yang secara tersirat menganjurkan kegiatan investasi. Salah

satunya yaitu Q.S Yusuf ayat 47-49, dalam ayat-ayat ini berisi anjuran

bahwasannya hasil panen dapat disimpan dan tidak langsung dihabiskan untuk

dimakan. Pada ayat ini apabila ditelaah maka masyarakat muslim dapat

melakukan investasi dari hasil panen dan tidak menghabiskannya secara langsung

untuk hal yang dapat bersifat konsumtif.

Investasi syariah merupakan proses menyimpan atau menanamkan modal

yang dimiliki dimasa sekarang pada suatu tempat agar dimasa mendatang dapat

menghasilkan keuntungan yang bersifat halal. Investasi syariah berpedoman pada

kehalalan proses investasinya dengan norma dan kajian syariat islam. Dalam islam

cakupan investasi sangat luas tidak hanya tentang seberapa besar keuntungan yang

didapatkan oleh seorang investor. Menurut (Hayati, 2016) beberapa perspektif

investasi dalam ekonomi islam antara lain: (1) Mekanisme dalam perzakatan,

bahwa aset produktif yang dimiliki seorang muslim apabila telah mencapai jumlah

tertentu (Nishab) maka akan dikenai pembayaran zakat. Maka seorang muslim

akan mengelola aset produktifnya melalui proses investasi. (2) Proses investasi

sebagai kegiatan berbagi dengan sesama umat, dimana pihak yang tidak atau

kekurangan modal namun memiliki keahlian dapat mencukupi modalnya sehingga

21
dapat menjalankan usaha, pengembalian (return) investasi ini dapat berupa akad

mudharabah.

Pada dasarnya investasi dalam islam didorong oleh empat prinsip yaitu

halal, berkah, bertambah dan realistis (Prasetyo, 2018). (1) Kehalalan investasi

dalam islam dilihat dari tempat dan proses investasi tersebut. (2) Keberkahan

investasi dalam islam bahwasannya proses investasi tidak hanya soal return yang

tinggi akan tetapi ketenangan dan kepuasaan secara rohani dalam mengelola aset

produktif yang memperoleh imbal hasil untuk diri sendiri dan dapat dimanfaatkan

untuk orang lain. (3) Makna bertambah dalam islam yaitu bagaimana aset

produktif dapat menghasilkan keuntungan dimasa depan namun tetap berpedoman

pada norma dan syariat islam. (4) Realistis, hasil yang akan didapatkan dalam

berinvestasi tidak hanya sekedar mimpi dan perjanjian yang tertulis di atas kertas

tapi didasarkan pada kenyataan.

Investasi syariah pada dasarnya memberikan kepuasaan tersendiri bagi

seorang investor yang dapat dirasakan secara rohaniah. Investasi syariah

memberikan keuntungan kepada investor saham pada hal-hal berikut ini:

a. Investasi syariah bebas dari unsur riba

Umat muslim menghindari investasi dikarenakan salah satu faktor yaitu

adanya unsur riba, dimana unsur ini merupakan hal yang diharamkan dalam islam.

Melalui investasi syariah yang disesuaikan dengan prinsip dan ajaran sesuai

syariat islam seorang investor dapat berinvestasi dan menghindari unsur riba

tersebut.

22
b. Proses investasi lebih aman

Pada investasi syariah dalam prosesnya terhindar dari gharar atau

pemberian informasi disajikan secara tidak lengkap. Gharar sering terjadi pada

proses investasi non syariah dimana pihak perusahaan sebagai pemberi sinyal

informasi memberikan informasi yang menyesatkan para investor khususnya

pihak-pihak yang baru bergabung pada dunia investasi.

c. Mendapat pengawasan dari DSN MUI dan perlindungan hukum dari

peraturan perundang-undangan

Peraturan terkait investasi syariah seperti UU Nomor 19 tahun 2008

tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan POJK Nomor

30/POJK.04/2016 tentang Dana Investasi Real Estate Syariah Berbentuk Kontrak

Investasi Syariah. Selain itu, praktik investasi syariah dilakukan pengawasan oleh

DSN-MUI.

d. Memberikan kepuasan rohaniah bagi individu melalui manfaat sosial

Proses investasi syariah tidak hanya menghasilkan tingkat return yang

tinggi bagi investor, namun memiliki makna yang lebih luas. Investasi syariah

sebagai upaya untuk membantu pihak-pihak yang membutuhkan dana seperti

pengusaha yang kekurangan dana untuk dapat mengembangkan usahanya,

investasi syariah hadir dan berperan untuk mengurangi pengangguran dikarenakan

pendanaan yang kurang kepada masyarakat. Oleh karena itu, berinvestasi secara

syariah tidak hanya memperoleh keuntungan finansial namun memperoleh pahala

bagi umat muslim.

23
2. Saham Syariah

Saham syariah sebagai saham dari penerbitan perusahaan yang bidang-

bidangnya sesuai dengan prinsip syariah. Saham syariah merupakan saham-saham

perusahaan yang dalam operasionalnya tidak bertentangan dengan syariat Islam,

baik mengenai produk maupun manajemennya (Fadlilatul & Sukmaningati, 2017).

Pada saham syariah dikenal konsep penyertaan modal seperti akad pembiayaan

musyarakah dan syirkah. (Huda & Haykal, 2015) menyatakan bahwa saham

syariah yang lebih dulu yang dipublikasikan di pasar modal Indonesia adalah

saham perusahaan yang terdaftar di JII.

Saham syariah diatur dalam Fatwa DSN-MUI, berdasarkan Fatwa DSN-

MUI No: 135/DSN-MUI/V/2020 tentang Saham disebutkan bahwasannya saham

syariah yaitu “saham yang memenuhi ketentuan dan kriteria berdasarkan prinsip

syariah”. Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa tidak semua saham yang

tercatat dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) termasuk saham syariah. Apabila suatu

emiten ingin menjadi saham syariah ada kriteria-kriteria tertentu yang harus

dipenuhi.

Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bahwa efek dapat

dimasukan dalam Daftar Efek Syariah dan dilakukan penetapan sebagai saham

syariah aktif dan pasif. Peraturan terkait saham syariah aktif diatur dalam

Peraturan OJK Nomor 17/POJK.04/2015. Saham syariah dikategorikan aktif jika

emiten secara sukarela atas dasar keinginan sendiri menjadikan perusahaan

mereka sesuai dengan aturan syariat islam dan tata kelola perusahaan sesuai

prinsip dan norma syariah pada pasar modal.

24
Saham syariah pasif merupakan efek yang terdiri dari saham, warrant,

Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) yang diterbitkan oleh emiten atau

perusahaan publik yang tidak menyatakan bahwa kegiatan usaha serta cara

pengelolaannya usahanya dilakukan berdasarkan prinsip Syariah, tetapi emiten ini

sesuai kriteria saham syariah yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (Prasetyo,

2018). Saham syariah jenis ini disebut pasif karena sejak awal berdiri emiten tidak

pernah menyatakan dan mengumumkan sebagai emiten syariah, namun ketika

proses seleksi, emiten ini lulus seleksi dan memenuhi prinsip syariah yang

ditentukan dari Otoritas Jasa Keuangan.

Pada tahun 2017 Otoritas Jasa Keuangan mengeluarkan peraturan OJK

Nomor 35/POJK.04/2017 terkait kriteria suatu emiten dapat menjadi saham

syariah pasif. Kriteria ini mencakup dua jenis yaitu jenis kriteria kualitatif

(bussines screening) dan kuantitatif (financial screening). Untuk kriteria

kualitatif, suatu perusahaan dijalankan dengan tidak bertentangan pada norma dan

prinsip syariah. Kegiatan usaha suatu perusahaan yang yang tidak sesuai dengan

prinsip syariah sebagai berikut:

a. Melakukan judi dan sejenisnya yang dipersamakan dengan ini

b. Perdagangan tanpa adanya penyertaan barang/jasa serta sistem

penawaran dan permintaan pada perdagangan mengandung unsur palsu

dan penipuan

c. Menggunakan transaksi keuangan ribawi yang mengandung unsur bunga

d. Sistem jual beli yang mengandung unsur gharar dan maisir

25
e. Proses produksi, distribusi dan perdagangan untuk barang yang

mengandung unsur haram baik zatnya atau barang/jasa yang dapat

menyebabkan kerusakan moral dan mengandung mudarat.

f. Transaksi mengandung unsur suap (risywah)

Menurut peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kriteria kuantitatif

suatu perusahaan dianggap syariah apabila memenuhi hal-hal sebagai berikut:

a. Perbandingan total uang yang memiliki bunga atau dihasilkan dari

aktivitas tidak sesuai prinsip syariah pada total aset apabila

dipersentasekan maka persentasentasenya tidak melebihi angka 45%

b. Perbandingan pendapatan total yang memiliki bunga ditambah

pendapatan lainnya yang prosesnya dilakukan tidak sesuai prinsip

syariah terhadap total revenue usaha ditambah pendapatan lain-lain

apabila dipersentasekan maka persentasentasenya tidak melebihi angka

10%.

Berdasarkan uraian-uraian tersebut, proses seleksi suatu emiten menjadi

saham syariah pasif digambarkan seperti berikut:

Gambar 1. Proses Seleksi Saham Syariah Pasif

Saham Syariah Pasif


Kriteria Kualitatif Kriteria Kuantitatif

Sumber: Peraturan Otoritas Jasa Keuangan, data diolah

3. Jakarta Islamic Index

Jakarta Islamic Index sebagai indeks saham di Indonesia yang

diluncurkan oleh BEI yang bekerja sama dengan PT. Danareksa Invesment

Management pada 3 Juli 2000. Jakarta Islamic index diluncurkan dengan maksud

26
untuk mengukur kinerja pada saham-saham syariah sebagai upaya untuk

meningkatkan pengembangan pada pasar modal syariah dan meningkatkan

kepercayaan diri para investor agar dapat berinvestasi dengan berdasarkan pada

prinsip syariah. Saham yang terdaftar di bawah JII adalah mereka yang berasal

dari perusahaan yang tidak melibatkan diri dalam aktivitas terkait perjudian,

spekulasi, dan perbankan dan pembiayaan tradisional, JII tidak termasuk daftar

stok yang memproduksi atau mendistribusikan makanan, minuman, atau barang

yang berbahaya secara moral berdiri bertentangan dengan nilai-nilai Islam (Yani

et al,. 2020).

Indeks JII merupakan indeks saham syariah yang memasukan 30 saham-

saham yang telah diseleksi serta didasarkan dengan prinsip dan norma syariah,

dievaluasi sebanyak dua kali dalam setahuan biasanya dilakukan pada bulan Mei

dan November. Penentuan saham-saham yang tergabung dalam Jakarta Islamic

Index dilakukan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui rangkaian seleksi

sebagai berikut:

1. Dipilih saham syariah yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia

(ISSI) selama 6 bulan terakhir

2. Diambil 60 saham sesuai urutan rata-rata kapitalisasi pasar tertinggi

dalam jangka waktu satu tahun terakhir

3. Dari 60 saham yang telah terpilih, lalu diambil 30 saham sesuai rata-rata

nilai transaksi harian pada pasar regular tertinggi

4. 30 saham terpilih merupakan saham-saham yang termasuk dalam Jakarta

Islamic Index

27
JII sebagai indeks saham syariah yang dapat menampilkan gambaran

tentang saham syariah yang terdaftar serta listing di BEI, karena dapat memenuhi

kriteria saham syariah sesuai peraturan yang dikeluarkan oleh OJK. Saham

syariah yang termasuk dalam indeks JII adalah saham-saham terpilih yang

memiliki likuiditas dan kapitalisasi pasar yang tinggi (Zulfikar & Mayvita, 2017).

6.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 3. Penelitian Terdahulu

Nama, Tahun Judul


No Variabel Hasil Penelitian
dan Jurnal Penelitian
1 (Yani et al., What Variabel Profitabilitas
2020) Determines dependen yaitu berpengaruh
Jurnal Islamic Stock return saham signifikan terhadap
Ekonomi dan Returns In syariah di return saham syariah
Keuangan Indonesia ? Indonesia. sedangkan likuiditas,
Islam Variabel solvabilitas, dan
independen ukuran perusahaan
yaitu memberikan
profitabilitas, pengaruh dengan
likuiditas, arah yang positif
solvabilitas pada return saham
dan ukuran syariah.
perusahaan.
2 (Salisu & Predicting Variabel Model yang
Vinh, 2020) Stock Returns dependen yaitu menggabungkan
in The return saham indeks berita
Presence of syariah dan kesehatan
COVID-19 variabel mengungguli model
Pandemic : independen rata-rata historis
The Role of yaitu pandemi bencmark,
Health News COVID-19. menunjukan
pentingnya
pencarian berita
kesehatan sebagai
prediktor yang baik
dari return saham
sejak munculnya
pandemi. Hasil
lainnya juga
menunjukan bahwa
memperhitungkan
efek "asimetri",

28
menyesuaikan faktor
ekonomi makro dan
memasukan berita
keuangan
meningkatkan
kinerja perkiraan
model berbasis
berita kesehatan.
3 (Safitri, 2020) Analisis Faktor Variabel Asset tidak
Jurnal Kajian yang dependen yaitu berpengaruh
Ekonomi Mempengaruhi return saham signifikan terhadap
Islam Return Saham dan variabel return saham, CR
dalam Indeks independen tidak berpengaruh
Saham Syariah yaitu asset, signifikan terhadap
(ISSI) Sektor Current Rtio, return saham, DER
Consumer Debt to Equity berpengaruh
Good Industry Ratio, Net terhadap return
Profit Margin, saham, NPM
Return on berpengaruh
Asset dan Total signifikan terhadap
Aset Turnover return saham, ROA
berpengaruh
signifikan terhadap
return saham,
TATO tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
return saham. Asset,
CR, DER, NPM,
ROA, TATO secara
simultan
berpengaruh
signifikan terhadap
return saham.
4 (Christiana et Effect of Variabel Dalam penelitian ini
al., 2019) Market Value dependen yaitu PER dan PBVR
ICEMAB Ratios on return saham tidak berpengaruh
Journal Stock Return syariah dan terhadap return
The Islamic variabel saham syariah.
Stock independen
Exchange yaitu Price
Earning Ratio
(PER) dan
Price to Book
Value Ratio
(PBVR).
5 (Yuniati, The Effect Of Variabel Inflasi dan Debt To
2018) Inflation And dependen yaitu Equity Ratio (DER)

29
Jurnal Sosial Debt To Equity return saham tidak berpengaruh
dan Ratio (DER) syariah. signifikan terhadap
Pembangunan On Sharia Variabel Return Saham
Return Stock independen Syariah di Indonesia.
Registered In yaitu Inflasi
Jakarta dan Debt to
Islamic Index Equity Ratio.
6 (Fitri, 2018) Analisis Variabel ROA, CR, EPS
Jurnal Faktor-Faktor dependen yaitu beserta TATO
Ekonomi dan Fundamental return saham berpengaruh positif
Bisnis yang syariah. terhadap return
Berpengaruh Variabel saham syariah
terhadap independen sedangkan DER
Return Saham antara lain tidak berpengaruh
Syariah pada ROA, CR, terhadap return
Perusahaan EPS, TATO saham syariah.
yang dan DER.
Tergabung
dalam Jakarta
Islamic Index
(JII)
8 (Maulita & Pengaruh Varibel Dalam penelitian ini
Arifin, 2018) Return on dependen EPS dan ROI tidak
Jurnal Investment yakni return berpengaruh
Manajemen (ROI) dan saham syariah signifikan terhadap
Earning per dan variabel return saham
Share (EPS) independen syariah.
terhadap antara lain
Return Saham Return on
Syariah Investment dan
Earning per
Share.
9 (Rahmatul & Pengaruh Debt Variabel EPS beserta ukuran
Aliamin, to Equity dependen yaitu perusahaan
2018) Ratio, Earning return saham memberikan
Jurnal Ilmiah per Share, dan syariah, pengaruh yang
Mahasiswa Ukuran variabel bersifat positif dan
Ekonomi Perusahaan independen signifikan atas return
Akuntansi Terhadap yaitu DER dan saham syariah. DER
Return Saham ukuran berpengaruh negatif
Syariah pada perusahaan. pada return saham
Perusahaan syariah.
yang Terdaftar
di Jakarta
Islamic Index
(JII) Tahun
2011-2015

30
10 (Erzad & The Effect of Variabel Dalam penelitian ini
Erzad, 2017) Financial dependen yaitu ROA memberikan
Qudus Ratios Toward rturn saham pengaruh yang
International Sharia Stock syariah dan mengarah pada
Journal of Return in variabel positif dan signifikan
Islamic Jakarta independen pada return syariah.
Studies Islamic Index yaitu ROA, EPS memberikan
(JII) EPS dan DER. pengaruh yang
mengarah positif dan
tidak signifikan pada
return saham
syariah. DER
memberikan
pengaruh negatif dan
signifikan terhadap
return saham
syariah.
11 (Mohamed & Shariah Variabel ISSI berdampak
Devi, 2017) Compliant dependen yaitu positif terhadap
Investments return saham return saham. Bukti
and Stock syariah dan juga menunjukkan
Returns : variabel bahwa investasi etis
Evidence from independen mempunyai
the Indonesian yaitu Indeks pengaruh yang
Stock Market Saham Syariah signifikan terhadap
Indonesia. kinerja pasar modal.
12 (Anugrah & Analis Variabel Dalam penelitian ini
Syaichu, Pengaruh dependen yaitu PBV memiliki
2017) Return on return saham pengaruh yang
Diponegoro Equity, Debt to syariah. menunjukan arah
Journal of Equity Ratio, Variabel positif serta
Management Current Ratio, independen signifikan pada
dan Price to yaitu ROE, return saham
Book DER, CR dan syariah. DER beserta
Valueterhadap PBV. CR memberikan
Return Saham pengaruh yang
Syriah (Studi menunjukan arah
Kasus pada positif tidak
Perusahaan signifikan atas return
yang Terdaftar saham syariah. ROE
dalam Jakarta memberikan
Islamic pengaruh negatif
IndexPeriode tidak signifikan pada
2011-2015) return saham
syariah.
13 (Puspitasari et Pengaruh Variabel EPS dan ROA sama-
al., 2017) Ukuran dependen yaitu sama memberikan
Perusahaan, return saham pengaruh pada return

31
Total Asset syariah di saham syariah.
Turnover, Indonesia dan Untuk variabel
Return on variabel Ukuran Perusahaan,
Asset, Current independen TAT, CR dan DER
Ratio, Debt to yaitu ukuran tidak memberikan
Equity Ratio, perusahaan, pengaruh pada return
dan Earning TAT, ROA, saham syariah.
per Share CR, DER dan
terhadap EPS.
Return Saham
Syariah pada
Perusahaan
Perdagangan,
Jasa, dan
Investasi yang
Terdaftar di
Indonesia
Sharia Stock
Index (ISSI)
Periode 2012-
2015

Penelitian terkait return saham syariah dilakukan pada perusahaan yang

terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) dan Jakarta Islamic Index

(JII). Berdasarkan riset sebelumnya, penelitian terkait return saham syariah

dilakukan dengan periode tahun 2012-2015. Variabel independen yang banyak

diteliti yaitu Total Assets Turnover, Debt to Equity Ratio, Earning per Share,

Price to Book Value Ratio dan Current Ratio. Peneliti akan meneliti tentang

pengaruh Earning per Share, Debt to Equity Ratio dan Current Ratio terhadap

return saham syariah pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII)

tahun 2012-2020 dengan pendekatan kuantitatif.

6.3 Alur Pikir

Alur pikir ini menampilkan bagaimana hubungan antara variabel

independen terhadap variabel dependen yang diteliti yaitu terkait pendekatan

kuantitatif uji pengaruh Current Ratio, Earning per Share dan Debt to Equity

32
Ratio terhadap return saham syariah. Ketiga rasio tersebut diukur dengan

menggunakan rumus. Current Ratio diukur dengan membagi Current Assets

terhadap Current Liabilities. Earning per Share diukur dengan membagi laba

bersih setlah pajak dengan jumlah saham beredar. Sedangkan Debt to Equity Ratio

diukur dengan membagi total hutang terhadap total modal sendiri.

Gambar 2. Alur Pikir

Variabel Independen Variabel Dependen

CR
(X1) H1 (+)

EPS Return Saham


H2 (+)
(X2) Syariah (Y)
H3 (-)

DER
(X3) H4

6.4 Hipotesis

Berdasarkan landasan teori dan alur pikir, hipotesis yang akan diuji

sebagai berikut:

6.4.1 Pengaruh Current Ratio terhadap Return Saham Syariah

Perusahaan yang memiliki nilai Current Ratio yang tinggi maka kinerja

perusahaan akan baik, hal ini dilihat pada aktiva lancar yang dimiliki

dibandingkan dengan kewajibannya. Ketika aktiva lancar lebih besar daripada

hutang perusahaan maka perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang lebih

besar, hal ini akan meningkatkan return yang dibagikan kepada investor. Current

33
Ratio yang tinggi dapat menarik minat investor untuk berinvestasi karena tingkat

likuiditas perusahaan yang tinggi dan dapat memenuhi tingkat return yang besar

yang dibutuhkan oleh investor (Puspitasari et al., 2017). CR yang tinggi sangat

berpengaruh terhadap return saham (Anugrah & Syaichu, 2017).

Berdasarkan teori sinyal, perusahaan akan menampilkan sinyal yang akan

mempengaruhi para pemilik modal untuk tertarik berinvestasi pada usaha tersebut.

Hal ini didukung oleh penelitian (Fitri, 2018) dan (Anugrah & Syaichu, 2017)

bahwa adanya pengaruh positif Current Ratio atas return saham syariah.

H1 : Current Ratio berpengaruh positif terhadap return saham syariah pada

perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index

6.4.2 Pengaruh Earning per Share terhadap Return Saham Syariah

Earning per Share sebagai rasio yang membagi pendapatan bersih

perusahaan dengan saham beredar. EPS perusahaan yang tinggi, dimungkinkan

akan dapat membuat investor tertarik untuk memiliki saham perusahaan, yang

akan mengakibatkan kenaikan harga saham, dan akanmenaikkan return saham

perusahaan tersebut (Hawu & Amanah, 2016).

Menurut teori sinyal (signaling theory) bahwa sinyal dari suatu

perusahaan dapat membantu pihak-pihak yang akan berinvestasi terutama investor

yang baru terjun di bidang investasi, bahwa dengan melihat sinyal positif dari

manajemen dapat mendorong investor untuk menanamkan dana. Seperti halnya

keadaan keuangan yang ditampilkan dalam peningkatan rasio Earning per

Shareyang dapat meningkatkan return saham syariah, maka juga akan

meningkatkan keinginan investor untuk menanamkan dananya pada perusahaan

tersebut. Hal ini diperkuat pada hasil penelitian yang dilakukan oleh (Rahmatul &

34
Aliamin, 2018) bahwa Earning per Share memberikan pengaruh dengan arah

positif pada return saham syariah.

H2: Earning per Share berpengaruh positif terhadap return saham syariah

pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index

6.4.3 Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Return Saham Syariah

Debt to Equity Ratio dapat menampilkan dua kondisi, menurut

(Puspitasari et al., 2017) semakin rendah angka rasionya maka risiko untuk

mengembalikan pokok pinjaman dan bunganya dalam jangka panjang semakin

kecil, sebaliknya jika angka rasio semakin tinggi maka risiko untuk

mengembalikan pokok pinjaman dan bunganya dalam jangka panjang semakin

besar. Ketika Debt to Equity Ratio menunjukan angka yang tinggi komposisi total

hutang yang dimiliki perusahaan baik yang bersifat jangka panjang atau jangka

pendek daripada total modal sendiri dan akibatkan beban perusahaan terhadap

pihak luar akan semakin tinggi. Semakin besar risiko suatu perusahaan

menyebabkan kinerja perusahaan yang tidak baik dapat menyebabkan harga

saham turun dan return saham pada perusahaan juga ikut turun karena investor

tidak tertarik untuk menanamkan dananya pada perusahaan tersebut.

Hal tersebut apabila disesuaikan dengan teori sinyal (signaling theory),

bahwa suatu perusahaan akan memberikan sinyal pada pihak investor terkait

informasi rasio Debt to Equity Ratio (DER) perusahaan yang nantinya akan

membantu investor dalam memutuskan akan berinvestasi atau tidak. Penelitian

oleh (Rahmatul & Aliamin, 2018) dan (Erzad & Erzad, 2017) yang menemukan

bahwa DER berpengaruh negatif signifikan pada return saham syariah.

35
H3: Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif terhadap return saham syariah

pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index

6.4.4 Pengaruh Current Ratio, Earning per Share dan Debt to Equity Ratio

Secara Simultan terhadap Return Saham Syariah

Beberapa hipotesis sebelumnya dari H1, H2 dan H3 terkait dengan

pengujian pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara

parsial. Pada H4 ini akan diuji pengaruh ketiga variabel independen

terhadapvariabel dependen secara bersama-sama. Penelitian akan dilakukan untuk

melihat bagaimana pengaruh Current Ratio, Earning per Share dan Debt to

Equity Ratio terhadap return saham syariah apabila dilakukan uji secara simultan.

Menurut (Puspitasari et al., 2017) Current Ratio tinggi menunjukan tingkat

likuiditas perusahaan juga tinggi dan mampu membagikan return yang tinggi

kepada investor, sementara angka Debt to Equity Ratio yang tinggi mengurangi

minat investor untuk berinvestasi sehingga angka return yang akan dibagikan pada

investor menurun. Menurut (Hawu & Amanah, 2016) Earning per Share

perusahaan yang tinggi mampu meningkatkan harga saham dari banyaknya

investor yang berinvestasi sehingga akan terjadi peningkatan return. Berdasarkan

penelitian sebelumnya yang dilakukan (Fitri, 2018) dengan menggunakan lima

variabel independen menunjukan bahwa ROA, DER, EPS, TATO dan CR

berpengaruh simultan terhadap return saham syariah dan kelima rasio tersebut

mampu menjelaskan variasi return saham syariah.

H4: Current Ratio, Earning per Share dan Debt to Equity Ratio secara

simultan berpengaruh terhadap return saham syariah pada perusahaan yang

terdaftar di Jakarta Islamic Index

36
7 Metode Penelitian

7.1 Ruang Lingkup Penelitian

Pada penelitian ini ruang lingkup penelitian yaitu melihat pengaruh dari

rasio-rasio keuangan seperti Current Ratio, Earning per Share serta Debt to

Equity Ratio pada return saham syariah untuk perusahaan yang terdaftar di

Jakarta Islamic Index periode 2012-2020.

7.2 Rancangan Penelitian

Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menguji

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Penelitian yang

menggunakan pendekatan kuantitatif dengan variabel yang memiliki keterkaitan

antara variabel yang satu dengan yang lainya serta telah melalui pengamatan

untuk dapat diukur dengan tepat (Hawu & Amanah, 2016). Sehingga dengan

menggunakan pendekatan kuantitatif diharapkan dapat memenuhi pengujian

variabel-variabel pada penelitian ini secara objektif. Dalam pendekatan kuantitatif

lebih mengarah pada pengujian hipotesis.

Pada penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh

hubungan rasio-rasio keuangan seperti Current Ratio, Earning per Share dan

Debt to Equity Ratio terhadap return saham syariah. Berdasarkan tujuannya jenis

penelitian ini yaitu penelitian korelasional. Penelitian korelasional merupakan

suatu penelitian yang dilakukan yang bertujuan untuk mengetahui tingkat

hubungan dari dua variabel ataupun lebih, tanpa melakukan perubahan terhadap

data yang sudah ada (Arikunto, 2010). Sebagaimana dalam penelitian ini, mencari

hubungan variabel-variabel independen yaitu CR, EPS dan DER terhadap variabel

dependen return saham syariah.

37
7.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu jenis data sekunder.

Data sekunder yaitu data yang bersumber dari catatan yang ada pada perusahaan

dan dari sumber lainnya yaitu dengan mengadakan studi kepustakaan dengan

mempelajari buku-buku yang ada hubungannya dengan objek penelitian atau

dapat dilakukan dengan menggunakan data yang didapat dari Bursa Efek

Indonesia (BEI) (Puspitasari et al., 2017).

Sumber data sekunder dari data tidak langsung atau diperoleh dari yang

bukan pihak pertama seperti dokumen, hasil jurnal terdahulu serta laporan yang

berasal dari luar peneliti. Pada penelitian ini data sekunder diperoleh dari data

laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam Jakarta Islamic

Index (JII) yang menjadi sampel penelitian. Data-data penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini antara lain data Current Ratio, Earning per Share dan Debt to

Equity Ratio.

7.4 Teknik Pengumpulan Data

Data pada penelitian ini bersumber dari data sekunder yaitu data laporan

keuangan perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam Jakarta Islamic Index

(JII). Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu studi

kepustakaan dan dokumentasi. Studi kepustakaan dilakukan dengan melihat,

membaca dan mempelajari literatur-literatur yang telah ada sebelumnya yang

dapat menunjang pada penelitian ini, seperti studi kepustakaan pada jurnal, buku

serta literatur-literatur lainnya. Dokumentasi yang dilakukan yaitu proses mencari

dan mengumpulkan data-data yang memiliki keterkaitan dan mendukung untuk

menganalisis variabel-variabel penelitian.

38
Penelitian ini menggunakan rasio keuangan sebagai variabel independen

maka mencari laporan-laporan keuangan yang akan dilakukan analisis keuangan.

Pengumpulan data dilakukan dengan cara mempelajari, meneliti, dan menelaah

laporan keuangan perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini

(Rahmatul & Aliamin, 2018). Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan

dengan mengumpulkan laporan keuangan perusahaan yang terdaftar dalam JII

periode 2012-2020 melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu

(www.idx.co.id).

7.5 Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan yang akan menjadi faktor yang akan diteliti

dilihat dari kejadian atau hal-hal menarik lainnya yang akan peneliti lakukan

investigasi. Penelitian ini mengambil populasi seluruh perusahaan yang tedaftar

dalam Jakarta Islamic Index periode 2012-2020. Populasi ini diambil karena

saham-saham yang masuk dalam indeks JII merupakan saham dengan likuiditas

dan kapitalisasi pasar tertinggi dan dipandang dapat mencerminkan saham

berdasarkan prinsip syariah.

Sampel penelitian ini ditentukan berdasarkan non probability sampling,

menggunakan metode purposive sampling agar mendapat sampel yang

representatif sesuai kriteria pada penelitian ini. Kriteria dalam pengambilan

sampel penelitian terdiri dari:

1. Perusahaan yang tergabung dalam JII secara berturut-turut untuk periode

2012-2020

2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan tahun 2012-2020

39
Tabel 4. Kriteria Sampel Penelitian

Kriteria Jumlah Perusahaan

Perusahaan yang tergabung dalam JII secara


9
berturut-turut tahun 2012-2020

Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan


0
keuangan tahun 2012-2020

Jumlah Sampel untuk Penelitian 9

Jumlah Data (9 X 9) 81

Berdasarkan kriteria diatas maka jumlah sampel dalam penelitian ini

yaitu 9 perusahaan yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index periode 2012-

2020 dan jumlah data sebanyak 81.

Tabel 5. Sampel Penelitian

No Kode Emiten Nama Perusahaan

1 ADRO Adaro Energy Tbk

2 AKRA PT AKR Corporindo Tbk.

3 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

4 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk

5 KLBF Kalbe Farma Tbk

6 PGAS PT Perusahaan Gas Negara Tbk.

7 TLKM PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk

8 UNTR United Tractors Tbk

9 UNVR Unilever Indonesia Tbk

40
7.6 Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak (Ghozali,

2013:160). Uji normalitas menggunakan grafik histogram mempunyai kelemahan

dan dapat menyesatkan apabila tidak berhati-hati, grafik yang secara visual

terlihat normal namun secara statistik bisa sebaliknya. Oleh karena itu dalam

penelitian ini untuk menguji normalitas data menggunakan uji statistik non-

parametrik Kolmogorof-Smirnof (K-S) dengan hipotesis sebagai berikut:

H0 : data residual berdistribusi normal

Ha : data residual berdistribusi tidak normal

Ketentuan uji normalitasnya adalah sebagai berikut: (1). Jika probabilitas > 0,05

maka H0 diterima. (2). Jika probabilitas ≤ 0,05 maka H0 ditolak (Puspitasari et al.,

2017).

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas merupakan pengujian untuk mengetahui dalam

model regresi terdapat varian residual yang memiliki ketidaksamaan antar

pengamatan satu dan yang lainnya. Jika varians dari pengamatan yang satu ke

pengamatan yang lain tetap, maka ini disebut Homoskedastisitas (Hawu &

Amanah, 2016). Model regresi yang baik yaitu homoskedastisitas atau tidak

terjadi heteroskedastisitas. Pada penelitian ini metode yang digunakan untuk uji

heteroskedastisitas adalah uji Park dengan hipotesis sebagai berikut:

H0 : tidak ada gejala heteroskedastisitas

41
Ha : ada gejala heteroskedastisitas

Ketentuan dalam uji Park adalah sebagai berikut: (1). Apabila nilai sig > 0,05

maka H0 diterima. (2) Apabila nilai sig < 0,05 maka H0 ditolak atau masih

terdapat gangguan heteroskedastisitas.

3. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas sebagai pengujian untuk mengetahui pada model

regresi apakah ada korelasi antara variabel independen yang satu dan yang lain.

Apabila terdapat korelasi antar variabel independen maka menunjukan model

regresi yang kurang baik. Untuk mengetahu adat tidaknya multikolinieritas pada

model regresi dengan tolerance value atau variance inflation factor (VIF).

(Ghozali, 2013:105) menyatakan bahwa tolerance mengukur variabilitas

variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen

lainnya, sehingga nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi

(karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cut off yang umum digunakan untuk

menunjukkan adanya multikolinearitas adalah: (1) Jika nilai toleranc e < 0,10 dan

VIF > 10, maka terdapat korelasi yang terlalu besar di antara salah satu variabel

bebas dengan variabel-variabel bebas yang lain (terjadi multikolinearitas). (2) Jika

nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinearitas (Hawu &

Amanah, 2016).

4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear

berganda ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya) (Hawu & Amanah, 2016). Jika pada

pengujian ini menunjukan ada korelasi maka terjadi problem autokrelasi, hal ini

42
menunjukan model regresi yang kurang baik dikarenakan model regresi yang baik

terbebas dari adanya autokorelasi. Pada penelitian ini untuk mendeteksi

autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin Watson (DW) pada SPSS versi 20

dengan ketentuan menurut Ghozali (2013:111) sebagai berikut:

Tabel 6. Ketentuan Autokorelasi

No Hipotesis Nol Keputusan Jika

1 Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0< d< dl

2 Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du

3 Tidak ada korelasi negatif Tolak 4−dl< d <4

4 Tidak ada korelasi positif No decision 4−du ≤ d ≤ 4−dl

5 Tidak ada autokorelasi positif atau Tidak ditolak du< d< 4−du
negatif

Sumber: Ghozali (2013:111)

Keterangan :

d = Durbin Watson

dl = Durbin Lower

du = Durbin Upper

Berdasarkan keterangan diatas, model regresi yang terbentuk tidak terjadi

autokorelasi jika du < d < 4-du.

5. Analisis Regresi Linier Berganda

Pada penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda

mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara Current Ratio (CR), Earning per

Share (EPS) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap return saham syariah.

Persamaan regresi linier berganda yang digunakan dalam penelitian ini sebagai

berikut:

43
RSS=α+ β 1CR + β 2 EPS + β 3 DER

Keterangan :

RSS = Return Saham Syariah

α = Konstanta

β1-β3 = Persamaan Koefisien Regresi

CR = Current Ratio

EPS = Earning per Share

DER = Debt to Equity Ratio

6. Uji Hipotesis dengan Uji t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel

dependen (Ghozali, 2013:98). Hal ini dilakukan dengan tujuan mengetahui

keterkaitan antara variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen.

Kriteria uji t adalah sebagai berikut: (1) Jika nilai signifikasi > 0,05, maka secara

parsial variabel independen berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel

dependen (2) Jika nilai signifikasi < 0,05, maka secara parsial variabel independen

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Hawu & Amanah, 2016).

7. Uji Kelayakan Model dengan Uji F

Pengujian persamaan menggunakan uji F yaitu uji yang digunakan untuk

mengetahui apakah variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen

secara simultan (Komara et al., 2020). Jadi uji kelayakan model atau uji goodness

of fit dengan uji F untuk megetahui berapa besarnya pengaruh variabel

independen yang secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen.

Kriteria uji goodness of fit dengan uji F adalah sebagai berikut: (1) Jika nilai

44
signifikasi > 0,05 maka model regresi linear berganda tidak layak digunakan. (2)

Jika nilai signifikasi < 0,05, maka model regresi linear berganda layak digunakan

(Hawu & Amanah, 2016).

8. Koefisien Determinasi Berganda (R2)

Analisis koefisien determinasi berganda (R2) menurut Ghozali (2013:97)

digunakan untuk mengukur bagaimana kemampuan model untuk dapat

menerangkan variasi variabel dependen. Koefisien determinasi memiliki angka

yang berkisar pada angka 0 dan 1. Jika nilai R 2 mendekati angka 1 maka hal ini

menunjukan bahwa pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen

semakin kuat. Begitupun sebaliknya jika nilai R2 mendekati angka 0 maka hal ini

menunjukan bahwa pengaruh variabel indpenden terhadap variabel dependen

semakin lemah.

7.7 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Tabel 7. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi
No Variabel Pengukuran Skala
Operasional

1 Return Return saham Pt −¿ P Rasio


Return saham= t−1
¿
Pt−1
Saham syariah

Syariah merupakan

(Y) imbal hasil yang

diperoleh

investor berupa

dividen dari

proses investasi

45
yang

dilakukannya

pada perusahaan

yang sesuai

prinsip syariah.

2 Curent Current Ratio Current Assets Rasio


CR=
Current Liabilities
Ratio merupakan rasio

(X1) yang mengukur

bagaimana

kemampuan

perusahaan

untuk membayar

liabilitas jangka

pendek atau

hutang yang

akan jatuh

tempo dalam

penagihan yang

dilakukan secara

keseluruhan

dengan aktiva

lancar yang

dimiliki.

46
3 Earning Earning per Laba Bersih Setelah Pajak Rasio
EPS=
Jumlah Saham Beredar
per Share Share

(X2) merupakan rasio

keuangan yang

menampilkan

pendapatan yang

diperoleh dari

setiap lembar

saham.

4 Debt to Debt to Equity Total Hutang Rasio


DER=
Total Modal Sendiri
Equity Ratio

Ratio merupakan rasio

(X3) yang

membandingkan

tingkat hutang

dan modal yang

dipakai dalam

pembiayaan

perusahaan.

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2021

8 Daftar Pustaka

Anugrah, A., & Syaichu, M. (2017). Analisis Pengaruh Return On Equity, Debt

To Equity Ratio, Current Ratio dan Price to Book Value Terhadap Return

47
Saham Syariah (Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar Dalam Jakarta

Islamic Index Periode 2011-2015). Diponegoro Journal Of Management,

6(1), 1–12. http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/managemen

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Pendidikan (Edisi

Kelima). Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

Christiana, I., Sembiring, M., & Febriaty, H. (2019). Effect of Market Value

Ratios on Stock Return The Islamic Stock Exchange. In ICEMAB Journal

(pp. 8–10). https://doi.org/10.4108/eai.8-10-2018.2288727

Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia. (2020). Fatwa DSN-MUI No:

135/DSN-MUI/V/2020 tentang Saham.

Erzad, A. M., & Erzad, A. M. (2017). The Effect of Financial Ratios Toward

Sharia Stock Return in Jakarta Islamic Index (JII). QIJIS (Qudus

International Journal of Islamic Studies), 5(1), 129.

https://doi.org/10.21043/qijis.v5i1.1971

Fadilla. (2018). Pasar Modal Syariah dan Konvensional (Vol. 3, pp. 45–56).

Fadlilatul, U., & Sukmaningati, V. (2017). Keuntungan Investasi di Saham

Syariah. Jurnal Investasi Islam, 5(1), 59–68.

Firmansyah, I. (2016). Determinan Return Saham Syariah dengan Risiko

Sistematis Sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Keuangan Dan Perbankan,

20(3), 358–368.

Fitri. (2018). Analisis Faktor-Faktor Fundamental Yang Berpengaruh Terhadap

Return Saham Syariah Pada Perusahaan Yang Tergabung Dalam Jakarta

Islamic Index (Jii). Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 5(2), 18–36.

https://doi.org/10.34308/eqien.v5i2.58

48
Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan

Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Grace, D. P. R., Tumbel, T. M., & Rogahang, J. J. (2019). Analisis Rasio

Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada PT. Indonesia Prima

Poperty Tbk Jakarta Pusat. Jurnal Administrasi Bisnis, 9(3), 122–130.

Hawu, S. A. A. H., & Amanah, L. (2016). Pengaruh Variabel Keuangan dan

Variabel Industri terhadap Return Saham Syariah. Jurnal Ilmu Dan Riset

Akuntansi, 5(2), 1–19.

Hayati, M. (2016). Investasi Menurut Perspektif Ekonomi Islam. Jurnal Ekonomi

Dan Bisnis Islam, 1(April), 66–78.

Hosen, M., & Masih, M. (2017). Are Islamic Risk Factors Blessings or Curse for

Stock Return? Evidence from Malaysia Based on Dynamic GMM and

Quantile Regression Approaches (pp. 1–25).

Huda, N., & Haykal, M. (2015). Lembaga Keuangan Islam. In Jakarta :

Prenadamedia Group.

Ibrahim, M. A. (2019). The Effect Of Inflation And Debt To Equity Ratio (DER)

On Sharia Return Stock Registered In Jakarta Islamic Index. MIMBAR :

Jurnal Sosial Dan Pembangunan, 35(1), 135–145.

https://doi.org/10.29313/mimbar.v35i1.4261

Khasanah, H. R., & Worokinasih, S. (2018). Analisis Perbandingan Return Dan

Risk Saham Syariah Dengan Saham Konvensional (Studi Pada Jakarta

Islamic Index dan IDX30 Periode 2014-2016). Jurnal Administrasi Bisnis,

58(2), 46–55.

Komara, E. F., Febrian, E., & Anwar, M. (2020). Analisis Three Factor Fama and

49
French Model terhadap Return pada Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

Periode 2011-2014. Jurnal Inspirasi Bisnis Dan Manajemen, 3(2), 105.

https://doi.org/10.33603/jibm.v3i2.2554

Lukiana, N. (2013). Implementasi Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja

Keuangan (Studi Kasus PT. Lamicitra Nusantara, Tbk Periode 2010-2012).

Jurnal WIGA, 3(2), 54–69.

Maulita, D., & Arifin, M. (2018). Pengaruh Return On Investment (ROI) Dan

Earning Per Share (EPS) Terhadap Return Saham Syariah (Studi Kasus

Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman Yang

Terdaftar Pada Indeks Saham Syariah Indonesia Periode 2012-2016). Jurnal

Manajemen, 8(1), 10–19.

Mohamed, S., & Devi, L. (2017). Shariah Compliant Investments and Stock

Returns : Evidence from the Indonesian Stock Market (Issue 3, pp. 1–24).

https://doi.org/10.1108/JIABR-10-2015-0052

Munawaroh, U., & Sunarsih. (2020). The Effects of Fama-French Five Factor and

Momentum Factor on Islamic. Jurnal Ekonomi Dan Keaungan Islam, 6(2),

119–133. https://doi.org/10.20885/JEKI.vol6.iss2.art4.

Otoritas Jasa Keuangan. (n.d). Indeks Saham Syariah.

Otoritas Jasa Keuangan. (n.d). Pasar Modal Syariah.

Otoritas Jasa Keuangan. (n.d). Produk Syariah.

Otoritas Jasa Keuangan. (2020). Laporan Perkembangan Keuangan Syariah

Indonesia 2020 (Ketahanan dan Daya Saing Keuangan Syariah di Masa

Pandemi).

Prasetyo, Y. (2018). Perbandingan Risiko Dan Return Investasi Pada Indeks Lq

50
45 Dengan Indeks Jakarta Islamic Index (JII). El-Jizya : Jurnal Ekonomi

Islam, 6(2), 287–310. https://doi.org/10.24090/ej.v6i2.2043

Puspitasari, P. D., Herawati, N. T., & Sulindawati, N. L. G. E. (2017). Pengaruh

Ukuran Perusahaan, Total Asset Turnover, Return On Asset, Current Ratio,

Debt To Equity Ratio dan Earning Per Share Terhadap Return Saham

Syariah Pada Perusahaan Perdagangan, Jasa dan Investasi yang Terdaftar di

Indonesia Sharia Stock Index. JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi

S1), 7(1). https://doi.org/10.23887/jimat.v7i1.10133

Rahmatul, C. M., & Aliamin. (2018). Pengaruh Debt to Equity Ratio, Earning per

Share, dan Ukuran Perusahaan Return Saham Syariah Pada Perusahaan

Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index (JII) Tahun 2011-2015. Jurnal

Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi, 3(4), 559–567.

Rini, S., Farrukhy, A. F., & Hana, K. F. (2020). Komparasi Risk dan Return

Saham dan Saham Syariah. Jurnal Ekonomi Manajemen Dan Akuntansi,

10(1), 83–97. https://doi.org/10.24252/assets.v10i1.14771

Safitri, I. (2020). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Return Saham dalam

Indeks Saham Syariah (ISSI) Sektor Consumer Good Industry. Jurnal

Kajian Ekonomi Islam, 5(2), 160–168.

Salisu, A. A., & Vinh, X. (2020). Predicting Stock Returns in The Presence of

COVID-19 Pandemic : The Role of Health News (pp. 1–10).

Shintia, N. (2017). Analisis Rasio Solvabilitas Untuk Menilai Kinerja Keuangan

Terhadap Asset Dan Equity Pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

Periode 2012-2015. Jurnal Ilmiah Manajemen, I(1), 41–63.

Wardani, S., Hermiyetti, & Yusuf, M. (2017). Profitabilitas, Likuiditas, Leverage,

51
Arus Kas Operasi dan Return Saham Syariah pada Perusahaan Jakarta

Islamic Index. Jurnal Riset Akuntansi Dan Perpajakan, 4(1), 1–12.

Widyarini, D. P., & Ridha, M. A. (2019). Rasio Keuangan dan Return Saham

Syariah. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Islam, 4(2), 139–153.

https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Yani, R. N., Arfan, M., & Majid, M. S. A. (2020). What Determines Islamic Stock

Returns In Indonesia ? Jurnal Ekonomi Dan Keuangan Islam, 9(1), 1–21.

https://doi.org/10.22373/share.v9i1.6259

Yuniati, H. (2018). Pengaruh Nilai Tukar (Kurs) Dan Tingkat Suku Bunga

Terhadap Return Saham Syariah Dengan Menggunakan Variabel

Intervening Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) (Studi Kasus Pada

Sektor Property dan Real Estate Periode Desember 2015-Mei 2016). Jurnal

Ekobis Dewantara, 1(5), 92–101.

Yusfiarto, R., & Pambekti, T. (2020). Analisis Pengaruh Variabel Makro terhadap

Return Indeks Saham Syariah di Indonesia: Studi pada Fenomena Perang

Dagang Global. Al-Mal: Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Islam Volume,

01(01), 71–85.

Zulfikar, R., & Mayvita, P. A. (2017). The Effects of Political Events Against

Abnormal Return and Total Volume Sharia Shares Activity That Listed in

Jakarta Islamic Index (JII). Jurnal Ilmiah Bidang Akuntansi Dan

Manajemen, 14(2), 93–100

52

Anda mungkin juga menyukai