Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan p-ISSN: 2407-1935, e-ISSN: 2502-1508. Vol. 7 No.

5
Mei 2020: 886-900; DOI: 10.20473/vol7iss20205pp886-900

THE EFFECT OF FINANCIAL AND NON-FINANCIAL VARIABLES ON STOCK UNDERPRICING IN THE


SERVICE COMPANIES WHEN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) IN INDONESIA STOCK EXCHANGE
(BEI): A CASE STUDY IN SHARIAH AND NON-SHARIAH STOCKS FOR 2012-2017 PERIOD1

PENGARUH VARIABEL KEUANGAN DAN NON-KEUANGAN TERHADAP UNDERPRICING SAHAM


PADA PERUSAHAAN JASA SAAT INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA
(BEI): STUDI KASUS PADA SAHAM SYARIAH DAN NON SYARIAH PERIODE 2012-2017

Vabila Ananta Setya, Bayu Arie Fianto


Departemen Ekonomi Syariah - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Airlangga
vabilaananta@gmail.com*, bayu.fianto@feb.unair.ac.id

ABSTRAK Informasi artikel


Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki faktor-faktor yang Diterima: 05-03-2020
mempengaruhi underpricing saham di perusahaan jasa selama Direview: 20-04-2020
penawaran umum perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Diterbitkan: 18-05-2020
untuk periode 2012-2017 (Perbandingan saham Syariah dan non- *)Korespondensi
syariah). Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 20 (Correspondence):
saham yang mengalami underpricing dari total 44 IPO Vabila Ananta Setya

perusahaan jasa yang sesuai syariah dan 19 saham yang Open access under Creative
mengalami underpricing dari total 32 IPO perusahaan jasa yang Commons Attribution-Non
Commercial-Share A like 4.0
tidak sesuai syariah. Pendekatan penelitian yang digunakan International Licence
adalah pendekatan kuantitatif dengan teknik analisis regresi linier (CC-BY-NC-SA)
berganda. Penelitian ini mengungkapkan bahwa reputasi
penjamin emisi dan reputasi auditor memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap underpricing pada IPO di Bursa Efek Indonesia
(BEI) untuk periode 2012-2017.
Kata kunci: underpricing, reputasi penjamin emisi, reputasi
auditor, leverage keuangan, Return on Asset, Initial Public Offering
(IPO)

ABSTRACT
This study aims to investigate the factors that influence the
underpricing of stocks in service companies during an initial public
offering (IPO) on Bursa Efek Indonesia (BEI) for the period 2012-
2017 (Comparison of Sharia and non-sharia stocks). The data used
in this study consist of 20 stocks that experienced the underpricing
from a total of 44 IPOs of sharia-compliant service companies and
19 stocks that experienced the underpricing from a total of 32 IPOs
of non-shariah-compliant service companies. The research
approach used is a quantitative approach with multiple linear
regression analysis techniques. This research reveals that the
underwriter reputation and auditor reputation have a significant
effect on the underpricing at the IPO on Bursa Efek Indonesia (BEI)
for the period 2012-2017.
Keyword: Underpricing, Underwriter Reputation, Auditor
Reputation, Financial Leverage, Return on Assets, Initial Public
Offering (IPO)

1
Artikel ini merupakan bagian dari skripsi dari Vabila Ananta Setya, NIM: 041411433044, yang
EHUMXGXO ´Faktor-faktor yang Mempengaruhi Underpricing Saham pada Perusahaan SASA
Saat Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (Studi kasus pada saham syariah-non
syariah) Periode 2011-2017 µ

886
Setya, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 7 No. 5 Mei 2020: 886-900

I. PENDAHULUAN menciptakan harga efek yang wajar


Berinvestasi pada instrumen melalui mekanisme permintaan dan
keuangan atau financial assets menjadi penawaran.
sebuah cara yang banyak digemari oleh Pasar modal syariah di Indonesia
para pemilik saham beberapa periode diatur oleh Fatwa Dewan Syariah Nasional
terakhir (R. Nugroho dan Nanda, 2016). Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) Nomor
Hal ini menunjukkan masyarakat semakin 40/DSN-MUI/X2003. Secara mendasar,
paham akan pengelolaan keuangan dan pasar modal tidak bertentangan dengan
investasi. Saat ini, banyak masyarakat syariah. Pasar modal juga merupakan
memilih untuk berinvestasi pada produk pasar sebagaimana pasar pada
investasi di pasar modal yang dianggap umumnya, yang melibatkan penjualan
ideal karena tingkat keuntungan yang dan pembelian di dalamnya. Jual-beli
ditawarkan relatif cukup tinggi (Nugroho dalam syariah merupakan hal yang tidak
dan Nanda 2016). dilarang.
Dalam keuangan syariah terdapat Pertumbuhan saham syariah dari
dua kaidah fiqh yang terkait dengan risiko, tahun ketahun terus berkembang secara
yakni al kharaj bi al dhaman dan al signifikan seperti pada statistik saham di
ghummu bi al ghurm. Kedua kaidah fiqh situs resmi OJK (Otoritas Jasa Keuangan)
ini memiliki arti bahwa setiap return yang yang dapat dilihat pada tabel 1.
didapatkan dari asset, secara intrinsik Tabel 1.
Perkembangan Kapitalisasi Pasar Di BEI (Rp Trilliun)
terkait dengan tanggung jawab atas 2012-2017
Tahun IHSG LQ45 JII ISSI
kerugian yang muncul dari asset tersebut.
2011 3,537.29 2,339.18 1,414.98 1,968.09
Jadi dalam dunia keuangan syariah dari 2012 4,126.99 2,559.44 1,671.00 2,451.33

asset yang didapatkan pasti adanya risiko 2013 4,219.02 2,547.06 1,672.10 2,557.84
2014 5,288.04 3,337.43 1,944.53 2,946.89
dan pihak yang terkait siap menanggung
2015 4,872.70 2,953.11 1,737.29 2,600.85
apabila adanya kerugian (Khan & 2016 5,723.61 3,796.30 2,035.19 3,256.32
Ahmed, 2008). 2017 6,889.49 4,577.57 2,242.12 3,510.10

Menurut Siamat (2005), pasar Sumber: Data Statistik Saham Syariah OJK

Perusahaan-perusahaan yang
modal dalam arti sempit adalah suatu
beroperasi secara syariah dan
tempat yang terorganisasi di mana efek-
mengeluarkan produk-produk syariah kini
efek diperdagangkan yang disebut Bursa
kian bertambah dan berkembang.
Efek. Bursa efek atau stock exchange
Dimana mereka menawarkan saham
adalah suatu sistem yang terorganisasi
syariah sehingga nama perusahaan
yang mempertemukan penjual dan
mereka tercatat di dalam Daftar Efek
pembeli efek yang dilakukan baik secara
Syariah (Jannah, 2016). Hal tersebut
langsung maupun melalui wakil-wakilnya.
berakibat pada semakin banyaknya
Fungsi Bursa Efek ini antara lain adalah
menjaga kontinuitas pasar dan

887
Setya, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 7 No. 5 Mei 2020: 886-900

perusahaan syariah yang melakukan IPO Dari gambar 1 di atas, dapat


di BEI. dilihat data statistik pasar modal selama
Menurut Anwar (2010), bahwa empat tahun belakangan dari tahun 2014-
suatu perusahaan yang berkembang 2017, menunjukkan bahwa sektor jasa
umumnya melakukan ekspansi usaha selalu menempati peringkat pertama
melalui pengembangan produk maupun terbanyak dari perusahaan yang
usaha baru. Untuk itu, alternatif melakukan penawaran perdana
pembiayaan yang terbaik harus dipilih. dibandingkan dengan perusahaan pada
Sesuai dengan prinsip keuangan korporasi, sektor lainnya. Hal ini menunjukkan
salah satu pilihannya adalah go public perkembangan yang bagus di sektor
yakni membagi kepemilikan saham perusahaan jasa.
dengan publik dan sebagai Kaitannya dengan go public,
kompensasinya perusahaan memperoleh setelah sebuah perusahaan memutuskan
tambahan modal yang diperlukan. untuk menjadi perusahaan yang go
Perusahaan yang go public di BEI public, maka harus diawali melalui
tergolong menjadi tiga sektor yaitu penawaran saham perdana yang disebut
(Jannah, 2016): IPO (Initial Public Offering). Handayani
1. Sektor Utama: Sektor Pertanian & (2008) menyatakan bahwa Initial Public
Pertambangan. Offering (IPO) merupakan kegiatan
2. Sektor Manufaktur: Sekor Industri Dasar perusahaan untuk menjual sahamnya
dan Bahan Kimia, Aneka Industri & kepada publik melalui pasar modal untuk
Industri Barang Konsumsi. pertama kalinya. Tahapan IPO antara lain
3. Sektor Jasa: Sektor Property Real menyusun perencanaan, persiapan,
Estate, Sektor Infrastruktur, Sektor Utility mendapatkan pernyataan pendaftaran
dan Transportasi, Sektor Keuangan & dari OJK, penawaran umum, seta
Sektor Perdagangan, Jasa dan melaksanakan semua kewajiban sebagai
Investasi. emiten setelah sah dinyatakan go public

25 (Muhamad, 2006).

20 Kegiatan IPO di dalam suatu

15 perusahaan banyak diwarnai dengan

10
adanya suatu fenomena yang disebut
underpricing (Chastina dan Martani,
5
2005). Underpricing adalah peristiwa
0
2014 2015 2016 2017 ketika harga saham yang ditawarkan di
Utama Manufaktur Jasa pasar perdana lebih rendah
dibandingkan harga saham di pasar
Gambar 1.
Grafik Perkembangan Penawaran Umum Perdana sekunder (Safithri, Setyaningsih, Tarman,
Suptijah dan Yuhendri, 2018). Fenomena

888
Setya, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 7 No. 5 Mei 2020: 886-900

ini dapat merugikan perusahaan karena penawaran). Menurut Fahmi (2012),


perusahaan tidak mendapatkan dana Underwriter DGDODK ´SHQMDPLn emisi bagi
yang optimal dari IPO. Sedangkan bagi setiap perusahaan yang akan
investor, hal ini akan menguntungkan PHQHUELWNDQ VDKDPQ\D GL SDVDU PRGDOµ
karena investor mendapatkan initial return Tugas pokok dari underwriter adalah untuk
(keuntungan awal). menjualkan efek yang diterbitkan
Kondisi underpricing akan perusahaan kepada masyarakat umum.
merugikan perusahaan yang melakukan Selain underwriter faktor reputasi
go public atau biasa disebut perusahaan auditor juga harus diperhatikan karena
emiten, karena dana yang diperoleh dari Menurut Kadek, Raditya dan Yasa (2017),
investor tidak maksimum (Retnowati, reputasi auditor juga berpengaruh negatif
2013). Menurut Suyatmi dan Sujadi (2006), terhadap underpricing. Dimana reputasi
Underpricing dapat dianalisis melalui auditor merupakan salah satu informasi
beberapa faktor yaitu variabel keuangan non-keuangan yang terdapat dalam
(Ukuran Perusahaan, Return on prospectus yang sering dijadikan
Investment, Financial leverage, EPS, Return pertimbangan oleh investor dalam
on assets, Proceeds, dan Current Ratio) pengambilan keputusan invetasi. Emiten
dan variabel non-keuangan (Umur yang menggunakan auditor bereputasi
Perusahaan, Reputasi Underwriter, tinggi dapat memberikan sinyal positif
Reputasi Auditor, dan Jenis Industri). Oleh kepada investor.
karena itu perlu diketahui faktor-faktor Dalam membuat keputusan untuk
yang menyebabkan fenomena ini agar berinvestasi, investor akan
underpricing dapat ditekan dan mempertimbangkan salah satu informasi
kedepannya nanti tidak merugikan baik tentang financial leverage, dimana
dari pihak perusahaan maupun dari pihak financial leverage menyajikan penilaian
investor. terhadap harga saham perdana, harga
Dalam proses go public, sebelum saham perdana yang terlalu tinggi
saham diperdagangkan di pasar sekunder menyebabkan terjadinya underpricing.
(bursa efek), terlebih dahulu saham Financial leverage sangat berpengaruh
perusahaan yang akan go public dijual di secara signifikan terhadap underpricing
pasar perdana (Daljono, 2000). Harga dengan tingkat signifikasi 10% (Ghozali
saham pada penawaran perdana dan Mansur, 2002). Semakin besar tingkat
ditentukan berdasarkan kesepakatan kepemilikan yang ditahan (atau semakin
antara perusahaan emiten dengan kecil presentase saham yang ditawarkan)
underwriter (penjamin emisi efek), dapat memperkecil tingkat ketidakpastian
sedangkan harga saham di pasar pada masa yang akan datang.
sekunder ditentukan oleh mekanisme Selain beberapa faktor
pasar (berdasarkan permintaan dan underpricing diatas ada satu faktor yang

889
Setya, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 7 No. 5 Mei 2020: 886-900

dapat mempengaruhi underpridicng yaitu adanya selisih positif antara harga saham
ROA. ROA merupakan salah satu rasio di pasar sekunder dengan harga saham di
keuangan yang dapat digunakan oleh pasar perdana atau saat IPO.
pemegang saham dalam mengukur Underpricing disebabkan oleh perbedaan
profitabilitas perusahaan secara kepentingan dari pihakpihak yang terkait
keseluruhan. ROA menggambarkan dalam penawaran saham perdana.
kemampuan perusahaan mendapatkan Harga saham yang dijual di pasar
laba denagn asset yang dimilikinya perdana ditentukan berdasarkan
(Kasmir, 2010). kesepakatan antara penjamin emisi
Berdasarakan latar belakang yang (underwriter) dan emiten (issuers),
telah dikemukakan diatas, maka peneliti sedangkan harga di pasar sekunder
tertarik untuk melakukan kajian dengan ditentukan oleh mekanisme permintaan
beberapa faktor (reputasi dan penawaran.
underwriter,reputasi auditor, financial Underpricing terbentuk atas suatu
leverage, ROA) yang mempengaruhi kondisi dimana secara rata-rata harga
underpricing dengan judul, ´Pengaruh saham perusahaan yang baru go public,
Variabel Keuangan Dan Non Keuangan biasanya harga pada penawaran
Terhadap Underpricing Saham Pada perdana lebih rendah daripada harga
Perusahaan Jasa Saat Initial Public saham di pasar sekunder. Underpriced
Offering (IPO) Di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang tinggi, akan merugikan jika dilihat
(Studi Kasus Pada Saham Syariah Dan Non dari sisi emiten karena perusahaan tidak
Syariah) Periode 2012-2017.µ dapat memperoleh dana secara
II. LANDASARAN TEORI maksimal. Hal ini disebabkan karena
Underpricing underwiter mengurangi tingkat risiko yang
Pengertian Underpricing Ketika harus ditanggungnya karena fungsi
perusahaan pertama kali melakukan penjaminannya. Sehingga perusahaan
penawaran sahamnya ke pasar modal, dinilai lebih rendah dari kondisi yang
masalah yang dihadapi adalah sebenarnya. Dalam mengembangkan
penentuan harga di pasar perdana pasar modal yang baik dan jika tidak ada
tersebut. Di satu pihak pemegang saham pembatasan pada berapa banyak harga
lama tidak ingin menawarkan saham baru diperbolehkan untuk berfluktuasi oleh dari
dengan harga yang terlalu murah kepada hari ke hari, tingkat penuh underpricing
investor baru, tetapi disisi lain investor cukup jelas, tentunya dengan akhir hari
menginginkan untuk memperoleh capital pertama perdagangan, dan sebagainya
gains dari pembelian saham di pasar kebanyakan studi menggunakan hari
perdana tersebut (Allen and Faulhaber, pertama harga penutupan saat
1989). Menurut Yolana dan Martani (2005) menghitung kembali underpricing awal.
menjelaskan bahwa underpricing adalah Menggunakan harga kemudian,

890
Setya, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 7 No. 5 Mei 2020: 886-900

mengatakan pada akhir minggu pertama BAPEPAM-LK memberikan Pernyataan


perdagangan, biasanya membuat sedikit Efektif.
perbedaan. Emiten yang mendapatkan
Go Public Pernyataan Efektif telah bisa melakukan
Pengertian Go Public initial public offering (IPO) atau
Pengertian go public dalam penawaran umum perdana. Tahapan ini
konteks pasar modal adalah istilah yang merupakan tahapan utama, karena pada
ditujukan pada perusahaan yang menjual waktu inilah emiten menawarkan saham
sebagian sahamnya ke masyarakat dan kepada investor di pasar perdana.
mencatat sahamnya di bursa efek. Go Penawaran umum ini dilakukan oleh
public juga biasa disebut sebagai penjamin emisi (underwriter) dan agen
penawaran umum perdana atau Initial penjualan. Underwriter bersama emiten
Public Offering (IPO). Penawaran Perdana pada tahapan ini melakukan penjatahan
Saham atau Initial Public Offering (IPO) hingga distribusi efek kepada investor
merupakan suatu mekanisme di mana secara elektronik.
perusahaan untuk pertama kalinya Emiten yang telah memperoleh
mengeluarkan saham baru yang dana melalui penawaran umum di pasar
kemudian ditawarkan kepada publik perdana, kemudian mencatatkan
Fakhruddin (2008:76). sahamnya di Bursa Efek. Perdagangan
Proses Go Public antar investor di pasar sekunder terjadi di
Pihak intern perusahaan atau tahapan ini, dimana harga saham akan
calon emiten sebelum emisi di pasar bergantung pada mekanisme pasar atau
perdana perlu melaksanakan Rapat pada hukum penawaran dan permintaan.
Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk Perusahaan publik selanjutnya sebagai
menyetujui rencana go public yang bentuk tanggung jawabnya kepada
diajukan manajemen perusahaan. investor harus melakukan keterbukaan
Perusahaan lalu menunjuk profesi dan informasi melalui penerbitan laporan
lembaga penunjang untuk membantu berkala atau laporan kejadian penting
menyiapkan kelengkapan dokumen emisi lainnya.
yang digunakan untuk menyampaikan Reputasi Underwriter
pendaftaran kepada BAPEPAM-LK. Bursa Fungsi penjamin emisi (underwriter)
Efek sebelumnya memberikan di dalam proses go public berdasarkan UU
persetujuannya melalui Kontrak No. 8 tahun 1995 adalah menjadi pihak
Pendahuluan. BAPEPAM-LK kemudian yang membuat kontrak dengan emiten
memproses dokumen calon emiten untuk untuk melakukan penawaran umum bagi
melakukan IPO, mulai dari tahap kepentingan emiten dengan atau tanpa
dokumen Pernyataan Pendaftaran yang kewajiban untuk membeli sisa efek yang
diajukan emiten hingga akhirnya tidak terjual, oleh karena itu underwriter

891
Setya, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 7 No. 5 Mei 2020: 886-900

merupakan lembaga penunjang yang untuk setiap underwriter dalam suatu IPO
berperan besar bagi kelangsungan go tidak tersedia.
public emiten. Hal ini dikarenakan selain Reputasi Auditor
menjadi lembaga yang membantu Auditor mempunyai tugas utama
emiten dalam penyiapan semua untuk melaksanakan audit atas laporan
dokumen yang diperlukan dalam seluruh keuangan perusahaan menurut standar
proses go public, underwriter juga turut audit yang ditetapkan Ikatan Akuntan
berupaya agar pemasaran penawaran Indonesia. Berdasarkan Keputusan Menteri
umum perdana oleh emiten berjalan Keuangan RI No.859/KMK.01/1987, salah
dengan sukses. satu persyataran dalam proses go public
Reputasi underwriter telah banyak adalah laporan keuangan yang telah
digunakan sebagai variabel independen diaudit oleh kantor akuntan publik.
yang menjelaskan penyebab underpricing Perusahaan yang akan go public harus
pada IPO. Kiymaz (2000) menyatakan memenuhi persyaratan bahwa laporan
setidaknya terdapat tiga macam keuangan dua tahun terakhir adalah
pengukuran reputasi underwriter dalam unqualified opinion.
banyak literatur, yaitu teknik yang Audit tersebut diperlukan agar
digunakan Carter dan Manaster (1990), publik memperoleh suatu keyakinan
Johnson dan Miller (1988), dan teknik yang bahwa laporan keuangan tersebut bebas
digunakan oleh Megginson dan Weiss dari salah saji yang material, sehingga hal
(1991). Teknik pemeringkatan reputasi ini dapat dijadikan sebagai informasi yang
underwriter pada penelitian ini diperlukan dalam rangka pengambilan
menggunakan teknik Megginson dan keputusan oleh calon investor. Penelitian
Weiss. Megginson dan Weiss mengukur ini menentukan reputasi auditor dengan
reputasi suatu underwriter dengan mengkategorikan pemeringkatan auditor
menggunakan rasio penjumlahan total sesuai dengan frekuensi auditor dalam
dollar atau total nilai penawaran saham melakukan audit pada perusahaan yang
yang dikeluarkan ke pasar melalui semua IPO. Sampel penelitian membagi nilai
IPO yang dilakukan oleh underwriter menjadi 6 kategori. Nilai 6 diberikan untuk
tersebut, dibagi dengan keseluruhan total auditor yang mengaudit klien paling
dollar yang dikeluarkan atau total nilai banyak, sedangkan nilai 1 diberikan untuk
penawaran saham dari seluruh IPO dalam auditor yang mengaudit klien paling
sampel. Total nilai penawaran saham sedikit.
pada IPO yang memiliki lebih dari satu Financial Leverage
underwriter akan dibagi sama rata untuk Financial leverage menunjukkan
menghitung market share dari setiap kemampuan perusahaan dalam
underwriter dalam IPO tersebut. Hal ini membayar hutangnya dengan equity
dikarenakan informasi mengenai proporsi yang dimilikinya. Apabila financial

892
Setya, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 7 No. 5 Mei 2020: 886-900

leverage tinggi, hal ini menunjukkan risiko *5 ã Reputasi underwriter berpengaruh


suatu perusahaan tinggi pula. Sehingga, terhadap underpricing saham
para investor dalam melakukan keputusan perusahaan jasa saat IPO.
investasi, tentu akan mempertimbangkan *6 ÷ Reputasi auditor berpengaruh
informasi financial leverage (Daljono, terhadap underpricing saham
2000). Dengan demikian, untuk perusahaan jasa saat IPO.
menghindarkan penilaian harga saham *7 ÷ Financial Leverage berpengaruh
perdana terlalu tinggi yang terhadap underpricing saham
menyebabkan terjadinya underpricing. perusahaan jasa saat IPO.
Return on assets (ROA) *8 ÷ ROA (Return on assets) berpengaruh
Return on assets (ROA) merupakan terhadap besarnya tingkat underpricing
suatu rasio penting yang dapat saham perusahaan jasa saat IPO.
dipergunakan untuk mengukur III. METODE PENELITIAN
kemampuan perusahaan dengan Pendekatan Penelitian
investasi yang telah ditanamkan (asset Penelitian ini menggunakan
yang dimilikinya) untuk mendapatkan pendekatan kuantitatif yang bertujuan
laba. ROA menjadi salah satu untuk mengidentifikasi hubungan antar
pertimbangan investor di dalam variabel dan pengujian hipotesis dengan
melakukan investasi terhadap saham- menggunakan alat analisis statistik
saham di lantai bursa (Ghozali dan (Sugiyono, 2014). Pendekatan penelitian
Mansur, 2002). Selain itu ROA merupakan adalah analisis regresi linier berganda.
ukuran profitabilitas perusahaan. Variabel Dependen
Profotablitas perusahaan memberikan Variabel dependen dalam
informasi kepada pihak luar mengenai penelitian ini adalah tingkat kolektabilitas
efektifitas operasional perusahaan. pembiayaan. Variabel dependen dalam
Profitabilitas yang tinggi menunjukkan penelitian yaitu underpricing yang terjadi
kemampuan perusahaan menghasilkan saat IPO di BEI.
laba di masa yang akan datang dan laba Variabel Independen
merupakan informasi yang pentig bag 1. Reputasi Underwriter
investor sebagai pertimbangan untuk Penelitian ini menggunakan kategori
menanamkan modalnya (Misnen, 2004). (dummy). Apabila perusahaan jasa
Hipotesis tersebut masuk dalam peringkat 50
Hipotesis dapat ditarik penjamin emisi yang teraktif.
bedasarakan rumusan masalah, tujuan 2. Reputasi Auditor
penelitian, dan landasan teori yang telah Semakin baik sebuah reputasi auditor
di paparkan sebelumnya. Hipotesis dari maka akan semakin baik pula kualitas
penelitian terdahulu ini adalah sebagai audit yang diperoleh. Variabel ini
berikut: menggunakan kategori (dummy),

893
Setya, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 7 No. 5 Mei 2020: 886-900

KAP (auditor) yang bereputasi adalah Populasi dan Sampel


KAP yang bermitra dengan the big Populasi dalam penelitian ini yaitu
four KAP dunia. perusahaan yang melakukan IPO yang
3. Financial Leverage sudah terctat di BEI pada periode 2012-
Financial leverage merupakan 2017. Metode pemilihan sampel yang
penggunaan dana yang gunakan dalam penelitian ini adalah
menyebabkan perusahaan purposive sampling.
menanggung beban tetap berupa Teknik Analisis
bunga dan diharapkan penghasilan Teknik analisis dalam penelitian ini
akan lebih besar disbanding biaya menggunakan analisis regresi linier
bunga. Formula Financial Leverage berganda. Dimana untuk mengetahui
dapat dirumuskan: apakah ada pengaruh yang signifikan
6KP=H *QP=JC dari beberpa variabel independen
(. L
6KP=H /K@=H 5AJ@ENE
terhadap variabel dependen. Maka
4. Return on Assets (ROA)
model regresi linier berganda yang
ROA merupakan salah satu rasio
dirumuskan sebagai berikut:
keuangan yang dapat dugunakan
; L = E >5 T5 E >6 T6 E >7 T7 E >8 T8
oleh pemegang saham dalam
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
mengukur profitabilitas perusahaan
Bagian ini menjelaskan hasil analisis
secara keseluruhan. Formula return on
model dan pengujian hipotesis dari regresi
assets dapat dirumuskan:
linier berganda. Hasil analisis ini
ÉåâÙÜç ºÙçØå ÍÔë
41# L × 100%
ÍâçÔß ºææØç menggunakan dua regresi linier berganda
Jenis dan Sumber Data maka diperoleh hasil persamaan sebagai
Jenis data dalam penelitian ini berikut:
menggunakan data sekunder dengan
mengumpulkan data.
Tabel 2.
Hasil Estimasi Variabel yang Mempengaruhi Underpricing saat IPO di BEI Periode 2012-2017 (Saham Syariah)
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model t sig
B Std. Error Beta

(Constant) 22.828 4.086 5.587 .000


Underwriter -18.927 8.725 .496 2.169 .047*
Auditor -20.381 7.205 -.513 -2.829 .013*

FinancialLeverage -.703 1.738 -.202 -.405 .691


ROA -.616 .542 -.607 -1.349 .273

Dependent Variable: Underpricing


6LJQLILNDQ SDGD Â 5%
Sumber: Data diolah
Underpricing = 22.828 - 18.927(Underwriter)
Dari tabel 2 Diperoleh persamaan sebagai
² 20,381(Auditor) ² 0,703
berikut:

894
Setya, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 7 No. 5 Mei 2020: 886-900

(Financial Leverage) ² 3. Jika variabel independen lainnya


0.616(ROA) tetap dan financial leverage
Artinya Dependent Variable: Underpricing mengalami kenaikan 1% maka tingkat
1. Nilai koefisien regresi reputasi underpricing akan mengaalmi
underwriter diperoleh sebesar -18.927 penurunan sebesar 70,3%. Koefisien ini
hal ini menunjukkan bahwa bernilai negatif artinya terjadi
perusahaan yang menggunakan hubungan negatif antara financial
underwriter yang bereputasi tinggi leverage terhadap tingkat
cenderung tingkat underpricing yang underpricing, semakin naik financial
terjadi pada perusahaan tersebut leverage maka semakin turun tingkat
akan lebih rendah sebesar 18.927 underpricing yang terjadi pada saat
dibandingkan dengan perusahaaan IPO.
yang menggunakan undewriter yang 4. Jika variabel independen lainnya
tidak memiliki reputasi tinggi. tetap dan Return on assets (ROA)
2. Nilai koefisien regresi reputasi auditor mengalami kenaikan 1%, maka
diperoleh sebesar -20.381. Hasil ini tingkat underpricing akan mengalami
menunjukkan apabila reputasi auditor penurunan sebesar 61,6 %. Koefisien
yang digunakan bereputasi baik, ini bernilai negatif artinya terjadi
maka nilai underpricing akan turun hubungan negative antara return on
sebesar 20.381. hasil menunjukkan assets terhadap tingkat underpricing,
bahwa KAP big four akan semakin naik return on assets maka
menurunkan tingkat underpricing. semakin turun tingkat underpricing
yang terjadi pasa saat IPO.
Tabel 3.
Hasil Estimasi Variabel yang Memperngaruhi Underpricing saat IPO di BEI Periode 2012-2017 (Saham Non Syariah)
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta T sig

(Constant) 27.966 11.354 2.463 .027


Underwriter -28.739 10.221 -.601 -2.812 .014*
Auditor -36.881 12.505 -.651 -2.949 .011*
FinancialLeverage 3.136 2.784 .275 1.126 .279
ROA .515 2.169 .052 .237 .816
Dependent Variable: Underpricing
6LJQLILNDQ SDGD Â 5%
Sumber: Data diolah
1. Nilai koefisien regresi reputasi
Dari tabel 3 Diperoleh persamaan sebagai
underwriter diperoleh sebesar -28.739
berikut:
hal ini menunjukkan bahwa
Underpricing = 27.966 ² 28,739(Underwriter)
perusahaan yang menggunakan
² 36.881(Auditor) + 3,136
underwriter yang bereputasi tinggi
(Financial Leverage) +
cenderung tingkat underpricing yang
0,515(ROA)
terjadi pada perusahaan tersebut
Artinya:
akan lebih rendah sebesar 28.739

895
Setya, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 7 No. 5 Mei 2020: 886-900

dibandingkan dengan perushaaan reputasi underwriter secara parsial


yang menggunakan undewriter yang berpengaruh positif pada saham syariah
tidak memiliki reputasi tinggi. dan berpengaruh negative pada saham
2. Nilai koefisien regresi reputasi auditor non syariah dan signifikan terhadap
diperoleh sebesar -36.881. hasil ini underpricing dengan nilai signifikan 0,047
menunjukkan apabila reputasi auditor pada saham syariah, 0,014 pada saham
yang digunakan bereputasi baik, non syariah. Hal ini mendukung hasil
maka nilai underpricing akan turun penelitian sebelumnya yang dilakukan
sebsar 36.881. hasil menunjukkan oleh Daljono (2000), Beatty & Ritter (1986),
bahwa KAP big four akan Carter & Manaster, (1990), Kristiantari
menurunkan tingkat underpricing. (2013).
3. Jika variabel independen lainnya Alasan yang mendasari hasil
tetap dan financial leverage penelitian ini adalah underwriter yang
mengalami kenaikan 1% maka tingkat memiliki reputasi akan lebih berani
underpricing akan mengalami menghadapi risiko dengan menetapkan
peningkatan sebesar 313,6%. Koefisien harga saham IPO yang relative tinggi
ini bernilai positif artinya terjadi karena konsekuensi kualitas penjamin
hubungan positif antara financial yang dimilikinya. Dengan demikian,
leverage terhadap tingkat reputasi penjamin emisi dapat dipakai
underpricing, semakin naik financial sebagai sinyal untuk mengurangi
leverage maka semakin naik tingkat ketidakpastian yang tidak dapat
underpricing yang terjadi pada saat diungkapkan oleh informasi yang terdapat
IPO. dalam prospectus dan memberi sinyal
4. Jika variabel independen lainnya bahwa informasi privat dari emiten
tetap dan Return on assets (ROA) mengenai prospek perusahaan di masa
mengalami kenaikan 1%, maka akan datang.
tingkat underpricing akan mengalami Pengaruh Reputasi Auditor Terhadap
penurunan sebesar 51,5%. Koefisien ini Underpricing saat IPO
bernilai positif artinya terjadi Hasil perhitungan statistik
hubungan positif antara return on menunjukkan bahwa variabel reputasi
assets terhadap tingkat underpricing, auditor secara parsial memiliki pengaruh
semakin naik return on assets maka negatif dan signifikan terhadap
semakin naik tingkat underpricing underpricing dengan nilai signifikan 0,013
yang terjadi pada saat IPO. pada saham syariah, 0,011 pada saham
Pengaruh Reputasi Underwriter Terhadap non syariah. Nilai koefisien yang negatif
Underpricing saat IPO menunjukkan semakin tinggi reputasi
Hasil perhitungan statistic auditor maka tingkat underpricing pada
menunjukkan bahwa bahwa variabel IPO akan semakin rendah. Hal ini

896
Setya, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 7 No. 5 Mei 2020: 886-900

mendukung hasil penelitin sebelumnya terhadap underpricing. Namun temuan ini


yang dilakukan oleh Hapsari (2012), mendukung hasil penelitian yang
Lestari et al. (2015). dilakukan oleh durukan (2002)
Hasil penelitian ini berarti bahwa yangmenyatakn bahwa financial
reputasi auditor mempengaruhi tinggi- leverage tidak berpengaruh secara
rendahnya tingkat underpricing di pasar signifikan terhadap underpricing.
perdana. Berkaitan dengan penjelasan Variabel financial leverage
pada hasil hipotesis pertama sebelumnya, menunjukkan tidak berpengaruh signifikan
yaitu kemungkinan tingkat underpricing terhadap tingkat underpricing . Alasan
lebih dipengaruhi oleh variabel-variabel mengapa financial leverage tidak
keuangan lainnya. Auditor adalah pihak berpengaruh terhadap underpricing
yang menilai layak tidaknya suatu laporan adalah karena rasio yang menunjukkan
keuangan yang diterbitkan oleh rasio hutang ini lebih mencerminkan resiko
perusahaan. Auditor memiliki peranan perusahaan yang relatif tinggi sehingga
yang penting dalam membuat publik megakibatkan ketidakpastian harga
yakin bahwa laporan keuangan tersebut saham dan berdampak pada return
bebas dari salah saji yang material. saham yang nantinya akan diterima
Perusahaan dengan auditor bereputasi investor, akibatnya investor cenderung
baik dapat membuat publik merasa yakin menghindari saham-saham yang memiliki
atas kebenaran laporan keuangan financial leverage tinggi.
perusahaan, sehingga informasi akuntansi Pengaruh Return on assets (ROA) Terhadap
yang dibutuhkan publik untuk menilai Underpricing IPO
perusahaan dinilai lebih terpercaya, maka Hasil perhitungan statistik
tingkat underpricing dapat lebih menunjukkan bahwa variabel return on
diminimalisir. assets (ROA) tidak berpengaruh secara
Pengaruh Financial leverage Terhadap signifikan terhadap underpricing dengan
Underpricing saat IPO nilai signifikan 0,273 pada saham syariah,
Hasil perhitungan statsitik 0,816 pada saham non syariah dimana
menunjukkan bahwa variabel financial nilai signifikan lebih besar dari 0,05. Hal ini
leverage tidak berpengaruh secara dapat diartikan bahwa besar kecilnya
signifikan terhadap underpricing dengan ROA tidak akan mempengaruhi
nilai signifikan 0,691 pada saham syariah underpricing pada perusahaan yang
0,279 pada saham non syariah dimana melakukakn IPO. Hal ini mendukung hasil
nilai signifikan lebih besar dari 0,05. penelitian sebelumnya yang dilakukan
Temuan ini tidak didukung oleh hasil oleh Kristiantari (2013), Y. O. Lestari (2011).
penelitian yang dilakukan Daljono (2000), Tidak berpengaruhnya ROA pada
yang menyatakan adanya hubungan underpricing dapat diakibatkan oleh
siignifikan antara financial leverage ketidakpercayaan investor atas informasi

897
Setya, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 7 No. 5 Mei 2020: 886-900

keuangan yang disajikan oleh emiten syariah dan saham non syariah di
selain itu pera investor tidak hanya perusahaan jasa.
memperhatikan ROA dalam prospectus, Saran
tetapi mungkin investor juga Berdasarkan hasil penelitian ini,
memperhatikan ROA untuk beberapa saran yang bisa diberikan sebagai
tahun sebelum perusahaan mewakukan berikut:
IPO. Dengan demikian investor 1. Bagi emiten yang akan melakukan
mengetahui apakah laporan keuangan IPO hendaknya memilih auditor yang
tersebut di mark-up atau tidak. berupasi baik guna untuk
V. SIMPULAN meminimalisir terjadinya underpricing.
Penelitian ini meneliti tentang Selain itu emiten juga harus memilih
faktor-faktor yang mempengaruhi jasa underwriter yang beruputasi baik,
Underpricing pada saat terjadi IPO tahun dimana hal agar tercipta harga yang
2012-2017 pada perusahaan jasa yang saling menguntungkan satu sama lain
terdaftar di BEI. Anaisis dilakukan dengan serta jika terjadi underpricing, maka
menggunakan analisis regresi berganda tidak akan tercipta underpricing yang
dengan program Statistical Package for terlalu tinggi.
Social Science (SPSS) versi 16. Data 2. Bagi para investor yang ingin
sampel perusahaan terbagi menjai dua menanamkan modalnya pada saat
yaitu perusahaan jasa saham syariah IPO, dengan beracuan pada hasil
sebanyak 20 dan perusahaan jasa saham penelitian ini diharapkan para investor
non syariah sebanyak 19 selama periode dapat melihat informasi reputasi
2012-2017. auditor. Hal tersebut dikarenakan hasil
Hasil pegujian dan pembahasan penelitian ini menunjukkan bahwa
pada bagian sebelumnya menjelaskan reputasi auditor berpengaruh secara
bahwa Variabel yang dapat siginifikan pada saham syariah
mempengaruhi underpricing saat IPO maupun non syariah. Reputasi auditor
terjadi periode 2012-2017 hanya dua yang bereputasi baik dalam hal ini
variabel yang memepengaruhi yaitu Kap big four yang menghasilkan
variabel reputasi underwriter dan variabel kualitas audit yang independen dan
reputasi auditor hal ini terjadi pada terbebas dari salah saji material.
saham syariah dan saham non syariah di Setidaknya auditor diharapkan dapat
perushaan jasa. Sedangkan dua variabel memberikan hasil audit yang
lagi yaitu financial leverage dan return on independen sehingga menjadi acuan
assets tidak berpengaruh terhadap bagi investor untuk berinvestasi di
underpricing pada saat IPO, hal ini terjadi perusahaan yang melakukan IPO.
pada kedua jenis saham yaitu saham Oleh karena itu reputasi auditor
dapat menghilangkan keraguan

898
Setya, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 7 No. 5 Mei 2020: 886-900

investor untuk menanamkan (2017). Reputasi auditor sebagai


pemoderasi pengaruh informasi
modalnya pada saham IPO.
keuangan dalam prospektus pada
DAFTAR PUSTAKA tingkat underpricing penawaran
saham perdana. E-Jurnal
Anwar, Y. (2010). Pasar modal sebagai
Akuntansi, 21(3), 1963-1992.
sarana pembiayaan dan investasi.
Kasmir. (2010). Pengantar manajemen
Bandung: Alumni.
keuangan. Jakarta: Kencana
Beatty, R. P., & Ritter, J. R. (1986).
Prenada Media Group.
Investment banking, reputation,
Khan, T., & Ahmed, H. (2008). Manajemen
and the underpricing of initial
risiko: Lembaga keuangan syariah.
public offerings. Financial
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Economics, 15(1), 213²232.
Kristiantari, I. D. (2013). Analisis faktor-
Carter, R., & Manaster, S. (1990). American
faktor yang mempengaruhi
finance association initial public
underpricing saham pada
offerings and underwriter
penawaran saham perdana di
reputation author (s): Richard
Bursa Efek Indonesia. Ilmiah
Carter and Steven Manaster. The
Akuntansi Dan Humanika, 2(2), 785-
Journal of Finance, 45(4). 1045-
811.
1067.
Lestari, A. H., Hidayat, R. H., & Sulasmiyati,
Chastina, Y., & Martani, D. (2005).
S. (2015). Analisis faktor-faktor yang
Variabel-variabel yang
mempengaruhi underpricing
Memperngaruhi Underpricing
saham pada penawaran umun
pada penawaran saham perdana
perdana di BEI periode 2012-2014
di BEJ Tahun 1994-2001. SNA, 8.
(Studi pada perusahaan yang
Daljono. (2000). Analisis faktor-faktor yang
Melaksanakan IPO di Bursa Efek
mempengaruho initial return
Indonesia periode 2012-2014).
saham yang listing di BEJ tahun
Administrasi Bisnis, 25(1), 1-9.
1990-1997. SNA, 3.
Lestari, Y. O. (2011). Pengaruh informasi
Fahmi, I. (2012). Pengantar pasar modal
keuangan dan non keuangan
panduan bagi para akademis dan
terhadap return saham di pasar
praktisi bsinis dalam memahami
perdana. Akuntansi Aktual, 1(1), 1²
pasar modal Indonesia. Bandung:
10.
Alfabeta CV.
Muhamad, S. (2006). Pasar modal dan
Ghozali, I., & Mansur, M. al. (2002). Analisis
manajemen portofolio. Surabaya:
faktor-faktor yang mempengaruhi
Erlangga.
tingkat underpricing di bursa efek
Nugroho, R., & Nanda, R. (2016). Analisis
Indonesia. Bisnis dan Akuntansi,
investasi atau penanaman modal
4(1).
dalam konsep ekonomi Islam.
Handayani, S. R. (2008). Analisis faktor-
Universitas Islam Indonesia
faktor yang mempengaruhi
Yogyakarta.
underpricing saham pada
Retnowati, E. (2013). Penyebab
penawaran umum perdana (Studi
underpricing pada penawaran
kasus pada perusahaan keuangan
saham perdana di Indonesia.
yang Go Public di Bursa Efek
Accounting Anlysis Journal, 1(4),
Jakarta Tahun 2000-2006). Skripsi
173²192.
tidak diterbitkan. Semarang:
Safithri, M., Setyaningsih, I., Tarman, K.,
Universitas Diponegoro.
Suptijah, P., & Yuhendri, V. M.
Hapsari, V. A. (2012). Analisis faktor-faktor
(2018). Potensi kolagen teripang
yang mempengaruhi underpricing
emas sebagai inhibitor tirosinase.
saham pada penawaran umum
JPHPI, 21(2), 295-303.
perdana di BEI Periode 20082010.
Siamat, D. (2005). Manajemen lembaga
Diponegoro Journal of
keuangan, kebijakan moneter dan
Management, 1(1), 1²9.
perbankan. edisi pertama. Jakarta:
Jannah, K. M. (2016). Peluang investasi di
Fakultas Ekonomi Universittas
pasar modal syariah.
Indonesia.
Kadek, P., Raditya, A., & Yasa, G. W.

899
Setya, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 7 No. 5 Mei 2020: 886-900

Sugiyono. (2014). Metode penelitian yang mempengaruhi underpricing


kuantitatif, kualitatif, dan R&D. pada penawaran umum perdana
Bandung: Alfabeta CV. di Bursa Efek Jakarta. Jurnal
Suyatmi, & Sujadi. (2006). Faktor-faktor Benefit, 10(1), 11²32.

900

Anda mungkin juga menyukai