Anda di halaman 1dari 5

Menyelam dalam Lautan Ilmu Ibnul Qayyem Al-Jauziyah

Oleh: Ilham Kadir

Salah seorang sahabat Nabi bernama Sepotong digunakan untuk menutupi bagian
Abdullah bin Abdi Nuhn dengan nama bawah tubuhnya, dan lainnya untuk bagian
panggilan Dzul Bijadain seorang anak yatim atas. Setelah berjumpa Rasulullah, seruan
yang diasuh oleh pamannya. Suatu ketika, jihad pun dikumandangkan, Dzul Bijadain
jiwanya tergerak untuk mengikuti ajaran ikut berperang, berada pada barisan
Nabi Muhammad. Maka ia pun berusaha mujahidin. Dalam jihad, ia pun mati syahid,
bangkit, karena sakitnya, ia hanya bisa itu semua diraih setelah melalui perjalanan
duduk mengamati pamannya. Sewaktu berat dan jauhnya proses menemukan cinta.
kesehatannya sudah benar-benar pulih, Rasulullah yang dicintainya itu
kesabarannya benar-benar sudah habis. Ia mempersiapkan sendiri liang lahad sang
pun menyampaikan isi hatinya pada syahid, lalu berdoa, Allahumma inni
pamannya, Wahai pamanku, lama kunanti amsaytu 'anhu radhiyan fardha 'anhu. Ya
engkau masuk Islam, namun aku tak melihat Allah, sesungguhnya aku ridha kepadanya,
engkau memiliki semangat untuk itu". maka ridhahilah ia.

Pamannya muntab lalu berkata, Demi Mendengar doa Nabi yang


Allah, jika kamu memeluk Islam, maka akan dipersembahkan khusus tuk Dzul Bijadain,
kuambil lagi semua yang telah kuberikan Ibnu Ma'ud pun berseru, "Aduhai,
padamu!". Mendengar ucapan pamannya, seandainya saja aku yang menghuni kubur
kerinduannya pada Rasulullah telah ini!" Kisah ini menunjukkan bahwa, siapa
membuncah, "Melihat Muhammad lebih aku pun dapat menjadi orang paling mulia di sisi
cintai dari dunia dan seisinya!". Dalam Nabi, tanpa melihat kasta dan status sosial.
sebuah syair dikatakan : Seandainya Majnun Pelajaran ini saya petik dari karya Ibnul
ditanya, apakah bersatu dengan Laila yang Qayyim Al-Jauziyah, Fawaidul Fawaid, Cet.
kamu inginkan, ataukan dunia dan seisinya? II; Jakarta: Pustaka Imam Syafi'I, 2013.
Tentu ia menjawab, debu sandalnya lebih Buku yang ditahqiq Syaikh 'Ali bin Hasan
aku sukai daripada duka karena al-Halabi ini, memuat 13 Bab yang terdiri
kehilangannya. Begitulah cinta sejati, tak dari 700 halaman.
bisa diukur dengan apa pun, tak terkecuali
cinta Dzul Bijadain pada Rasulullah. Maka Calon Penghuni Surga Terlalu banyak
ia pun bersikukuh untuk berangkat menemui pelajaran dapat diambil dari buku ini,
Nabi Muhammad, maka pamannya yang antaranya. Setidaknya ada empat sifat calon
selama ini merawat dan membesarkan penghuni surga:
dirinya, melucuti semua pakaian yang Pertama. Awwab, yaitu orang --orang
dimiliknya. yang senantiasa bertaubat kepada Allah dari
maksiat menuju ketaatan, dari lalai menjadi
Maka, Ibunya memberinya sehelai ingat kepada Allah. Ubaid bin Umair
kain, yang kemudian dipotong menjadi dua berkata, Istilah awwab pada dasarnya
bagian untuk dipakai mengarungi perjalanan ditujukan kepada seseorang yang mengingat
jauh demi bertemu sang kekasih, Rasulullah. dosa-dosanya lalu beristigfar memohon

1
ampun kepada Allah. Ada pun Sa'id bin al- bertaubat. Ibnu Abbas berpendat, Yakni
Musayyib menjelaskan, Awwab artinya, kembali kepada Allah dari perbuatan-
orang yang berbuat dosa kemudian perbuatan maksiat, lantas melakukan
bertaubat, lalu berbuat dosa lagi, dan ketaatan, menunjukkan kecintaan, dan
diakhiri dengan taubat! bersimpuh kepada-Nya. Keempat tipe
Kedua. Hafizh, menurut Ibnu Abbas penghuni surga di atas akan mendapat
adalah orang yang pandai menjaga amanat tawaran, Udkhuluha bisalam dzalika yaumul
Allah yang dititipkan padanya. Qatadah khulud. Lahum ma yasya'una fiha wa
berpendapat, Pandai menjaga hak dan ladaina mazid. Masuklah ke dalam surga
nikmat Allah yang dititipkan padanya. Pada dengan aman dan damai. Itulah hari yang
hakikatnya, dalam jiwa setiap insan terdapat abadi. Mereka di dalamnnya memperoleh
dua kekuatan: kekuatan meminta dan apa yang mereka kehendaki, dan pada Kami
kekutan menahan diri. Orang yang bersifat ada tambahannya. Secara detail, ciri-ciri
awwab adalah yang menggunakan kekuatan penghuni surga di atas terdapat dalam Al-
meminta tatkala kembali pada Allah, Qur'an Surah Qaf, ayat 31-35, (hlm. 193-
mengharap ridha dan mentaati-Nya. Sedang 195). Kafir Penghuni Neraka Ibnul Qayyim
orang yang bersifat hafisz adalah orang yang memaparkan beberapa sifat orang kafir
menggunakan kekuatan menahan diri ketika dengan bersandar pada Al-Qur'an Surah Qaf
menghindari maksiat dan larangan-Nya. 25-30.
Jadi, seorang hafizh adalah orang yang
pandai menahan diri dari segala yang Allah menyebutkan beberapa sifat
diharamkan Allah, sementara seorang orang-orang yang akan dilempar ke dalam
awwab yang senantiasa kembali pada Allah api neraka. Setidaknya ada enam sifat
dengan ketaatan pada-Nya. sebagai beriku:
(1). Kufur terhadap nikmat Allah dan
Ketiga. Khaasyi ar-Rahman, adalah mengingkari hak-hak-Nya, kufur terhadap
orang yang takut dan tunduk kepada Allah agama, kufur dalam mengesakan-Nya, kufur
yang Maha Pengasih, sebagaimana friman terhadap asma dan sifat-sifat-Nya, kufur
Allah 'man khsyia ar-rahman bil ghaib'. terhadap para rasul dan Malaikat-Nya, serta
Orang-orang yang takut kepada Allah yang kufur terhadap kitab-kitab dan pertemuan
Maha Pengasih sekalipun tidak kelihatan. dengan-Nya (ayat 24);
Ayat ini mengandung pengakuan seseorang (2) Menentang yang haq (kebenaran
terhadap eksistensi Allah dan rububiyah- ilahi) dengan berbagai bentuk pengingkaran
Nya, kekuatan, dan ilmu-Nya secara dan pembangkangan (ayat 25);
terperinci. Terkandung pula pengakuan akan (3) Menghalangi kebaikan, baik
kitab-kitab Allah, para rasul-Nya, serta kebaikan untuk diri sendiri berupa ketaatan
perintah dan larangan-Nya, juga terkandung dan ibadah kepada Allah, maupun kebaikan
pengakuan terhadap janji Allah serta untuk orang lain. Maka itu, ia tidak
ancaman dan perjumpaan dengan-Nya. mempunyai kebaikan untuk diri sendiri
Karena itu, tidak sah pengakuan takut maupun untuk sesamanya, sebagaimana
seseorang pada Allah melainkan dengan prihal umat manusia pada umumnya (ayat
mengakui semua ini. 25);
(4) Di samping menghalangi kebaikan,
Keempat. Qalbun Munib. Ciri lainnya orang itu pun suka memusuhi orang lain,
penguni surga adalah "wa ja'a biqalbin menzhalimi sesama serta menyakiti mereka
munib". Dia datang dengan hati yang dengan perbuatan dan ucapannya (ayat 25);

2
(5) Bersikap skeptis, yaitu ragu-ragu mengampuni iblis karena meninggalkan
terhadap kebenaran. Tidak hanya sebatas itu, perintah-Nya untuk bersujud pada Adam.
bahkan ia juga selalu mendatangkan hal-hal
yang meragukan. Dalam bahasa Arab Buku Fawaidul Fawaid ini, banyak
diungkapkan, fulan murib, Fulan bersikap membahas tentang tafsir ayat-ayat tertentu,
ragu-ragun (ayat 25); dan terutama pada Bab II "Al-Qur'an dan
(6) Selain sifat-sifat di atas, orang Tafsir", Ibnul Qayyim menyusun untaian
musyrik yang menjadikan ilah--sesembahan- kata-kata ketika menggambarkan keagungan
-selain Allah. Termasuk bersumpah atas Al-Qur'an: Adalah Sumber penerang
namanya, memberi loyalitas untuknya, dst. kehidupan. Ibarat lentera ajaib bagi hati,
(Ayat 26). Lalu golongan kafir di atas yang tanpa perlu disulut api; minyaknya sudah
akan menghuni neraka berdebat dengan dapat menerangi kekelaman ruang kalbu.
setan yang selama ini menjadi pendamping Menyelami samudera hikmah di balik ke
dan penuntunnya di dunia dulu. dalaman makna ayat-ayatnya akan
membentuk kemampuan berfikir yang utuh
Namun, setan menimpakan seluruh dan kemampuan beramal secara sempurna
tangungjawab kepadanya, walaupun pada demi kebahagiaan hamba.
dasarnya setanlah yang menjerumuskan.
Setan bedoa, Ya Tuhan kami, aku tidak Semakin dalam ayat-ayat itu diselami,
menyesatkan tetapi dia sendiri yang berada semakin terlihat jelas tapak jalan yang harus
dalam kesesatan yang jauh. Dengan kata dilalui oleh setiap musafir akhirat jika ingin
lain, orang itu sendiri yang memilih mencapai tujuan dengan selamat. Bentangan
kesesatan. Pernyataan ini sesuai dalih yang kehidupan dari penciptaan dunia hingga
dikemukakan iblis kepada penghuni Neraka. hisab di akhirat terlihat nyata. Ada pun
"Tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, manusia, mereka tinggal memilih kemana ia
melainkan sekadar aku menyeru kamu, lalu hendak berpulang: ke pangkuan rahmat-Nya,
kamu mematuhi seruanku, (QS. Ibrahim: atau ke himpitan murka-Nya, (hlm 144).
22). Tauhid, juga menjadi pembahasan utama
dan pertama, banyak pelajaran yang dapat
Sebetulnya, Iblis dilaknat oleh Allah dipetik, nasihat-nasihat yang bermanfaat,
karena dia tidak mau melakukan satu kali seperti: Jika seorang hamba menjadikan
sujud kepada Adam sebagai penghormatan dirinya shalih secara lahir dan batin, niscaya
dan ketaatan pada Allah. Sementara, Adam ia akan mendapatkan kasih sayang Allah
alaihissalam dikeluarkan dari surga hanya secara lahir dan batin pula. Dengan kasih
karena sesuap makanan yang diharamkan sayang Allah secara batin, semua ujian dan
baginya. Oleh karena itu, jangan pernah musibah akan dapat ia lalui dengan penuh
berpikir bahwa Allah tidak akan ketegaran. Sebab, ia sadar benar bahwa
menghukum Anda atas dosa yang telah kasih sayang Allah di balik semua
Anda lakukan, (hlm. 578). musibahnya telah menyibukkan dirinya dari
kepedihan deritanya, (hlm. 27).
Salah satu alasan mengapa
meninggalkan perintah Allah lebih berdosa Ada pula nasihat ringan namun penuh
dibandingkan melanggar larangn-Nya bobot, ini dia: Sebenarnya, kita bisa
adalah, karena Allah masih bersedia memperbaiki waktu yang telah lewat
menerima taubat Nabi Adam setelah beliau maupun akan datang. Waktu yang telah
melanggar larangan-Nya. Tetapi, Allah tidak lewat dapat diperbaiki dengan taubat,

3
sedangkan waktu yang akan datang dapat oleh seorang lelaki saja tapi ia akan
diperbaiki dengan menjauhi segala membujuk setiap lelaki yang lemah imannya
kemaksiatan sejak dini. Yang penting, agar bersikap baik padanya. Karenanya,
bagimana memanfaatkan usia kita saat ini jangan biarkan diri Anda larut dalam
agar tidak menjadi sesuatu yang harus lemahnya iman sehingga Anda jatuh dalam
ditaubati nantinya. Dan menuntut kita untuk pelukan nista dunia, (hlm. 559).
melakukan sesuatu yang lebih baik, lebih
bermanfaat, dan lebih memberikan Kesenangan dunia bagaikan
kebahagiaan hakiki pada diri kita, (hlm. permainan sulap. Penglihatan orang awam
478). akan terfokus pada apa yang terlihat saja.
Sedangan pandangan orang berilmu akan
Atau nasihat ini: Melenyapkan gunung mampu menembus apa yang ada di balik
yang menjulang tinggi jauh lebih mudah ilusi sulap tersebut, (hlm. 652).
daripada melenyapkan sifat sombong,
dengki, marah, dan syahwat dalam hati. Dari Karena ibadah adalah bagian dari
keempat sifat buruk inilah semua bencana ilmu, maka syarat beribadah harus didahului
dunia dan akhirat bermula. Seandainya dengan ilmu, minimal syarat dan rukunnya.
hamba mengenal Tuhannya dengan segala Bagi yang beribadah tanpa ilmu ia tidak
sifat kesempurnaan dan keagungannya, dan akan mengenal jalan yang ditempuh,
dia mengenal dirinya sendiri dalam sifat rintangan yang ada, serta tidak mengetahui
kelemahan dan ketidak berdayaannya, maksud dan tujuannya, hanya melahirkan
niscaya jiwanya akan terjaga dari keempat keletihan dalam perjalanan. Maanfaat yang
sifat tersebut, (hlm. 421). diperoleh pun sangat minim.

Karena itu, Ibnul Qayyim menulis, di Itulah orang jahil. Selain itu, ada
antara tanda-tanda kebahagiaan seorang beberapa ciri khas orang jahil yang patut
hamba ialah semakin bertambah ilmunya diketahui: (1). Giat mengerjakan ibadah
maka semakin bertambah pula sunnah (nafilah) namun meninggalkan
ketawadhuannya; semakin bertambah ibadah fardhu; (2). Giat beribadah dengan
amalnya, makin besar pula rasa takutnya anggota tubuh saja, tanpa diiringi dengan
pada Allah; semakin bertambah usianya amalan hati; (3). Giat ibadah batin, tetapi
maka semakin berkurang ambisinya dalam pelaksanaan ketaatan yang lahir tidak
terhadap dunia; semakin bertambah hartanya sesuai dengan as-Sunnah; (4). Giat bercita-
maka semakin bertambah cita mengerjakan suatu amal tanpa
kedermawanannya; dan semakin tinggi mengetahui tujuan amal tersebut; (5). Giat
kedudukannya, maka semakin dekat dengan mengerjakan amal tanpa menghindari
sesama. Suatu ilmu akan menjadi bencana dampak-dampak yang bisa merusak
apabila ia tidak sejalan dengan kehendak amalnya, baik ketika melakukan maupun
Allah; entah karena subtansi ilmu itu atau setelahnya; (6). Giat mengerjakan suatu
memang tidak dicintai Allah, atau niat orang amal, namun melalaikan adanya manugerah
yang mempelajarinya bukan karena Allah, yang terdapat di dalamnya, padahal amal
(hlm. 357). ibadah terlaksana bukan karena faktor
perbuatan anggota badan saja; (7). Giat
Dunia ini--menurut Ibnul Qayyim-- mengerjakan amal tanpa menyadari
laksana seorang wanita penghibur. Ia tidak kekurangan dirinya terkait amal itu,
akan menyerahkan dirinya untuk dimiliki sehingga terluput dari meminta ampun

4
kepda-Nya setelah menyelesaikannya; dan
(8) Giat melakukan amal yang belum
terpenuhi haknya, berupa nasihat dan
berlaku baik, tetapi mengira telah memenuhi
kewajiban tersebut, (hlm. 579-580).

Saya tutup resensi ini dengan


mengutip, Hikmah dan nasihat ibarat resep
yang diberikan dokter kepada pasiennya.
Apabila resep itu ditukar dengan obat lalu
dikonsumsi sesuai petunjuk. Niscaya ia akan
membantu menyembuhkan penyakit.
Namun, apabila resep itu hanya sekadar
dibaca dan tidak pernah ditukarkan dengan
obat, apalagi dkonsumsi, niscaya ia tidak
akan berfungsi apa-apa, (627).

Seperti itulah hikmah dan nasihat yang


terangkum dalam buku "Fawadul Fawaid"
ini. Renungan-renungannya harus
diwujudkan dalam kehidupan nyata, dengan
cara demikian, Insya Allah, jarak perjalanan
kita menuju Allah akan semakin dekat.
Keletihan dan kepayahan di tengah
perjalanan akan menyingkir dengan
sendirinya. Dan, kita pun akan semakin
yakin bahwa hanya Dia satu-satunya tujuan
yang harus diraih pada saatnya nanti.
Wallahu A'lam!

Anda mungkin juga menyukai