Anda di halaman 1dari 14

Mengenal Kewalian Maulana Syaikh Hamzanwadi

Kelompok 1

1. M. Hibatillah Al Hasanin
2. Hamzani Sadami
3. M. Sahril Islami
4. Abdul Halik Fazwani
Kata Pengantar
Puji syukur ke hadirat Allah Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,

penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ‘’ Mengenal Kewalian


Maulana Syaikh Hamzanwadi ’’ dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk
memenuhi tugas Mata Pelajaran Ke NW an. Selain itu, makalah ini bertujuan
menambah wawasan tentang Kewalian Maulana Syaikh bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.Kami juga berterimakasih kepada semua pihak yang membantu
menyelesaikan makalah ini.
Daftar Isi

Kata Pengantar

Daftar isi

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

BAB II Pembahasan

2.1 Makna Wali dan Dalilnya

2.2 Perbedaan Mukjizat Karamah Maunah dan Irhas

2.3 Gambaran kewalian dan karamah Maulana Syaikh.

BAB III Penutup

3.1 Kesimpulan

Daftar Pustaka
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini banyak warga NW maupun yang bukan NW tidak mengetahui tentang
kewalian dan karamah Maulana Syaikh.Hal ini adalah hal yang tidak baik terutama
bagi warga NW.Oleh karena itu kami menyusun makalah ini agar warga NW
mengetahui kewalian dan karamah Maulana Syaikh

1.2 Rumusan masalah

Rumusan masalah yang ada di makalah ini yaitu: 1. Makna wali dan dalilnya; 2.
Makna karamah dan dalilnya; 3. Perbedaan mukjizat, karamah, maunah dan irhas;
dan 4. Gambaran kewalian dan karamah Maulana Syaikh.

1.3 Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk mengenal kewalian Maulana Syaikh Hamzanwadi


dan untuk mengetaui perbedaan mukjiazat,karamah, maunah, irhas serta dalil-
dalil tentang makna wali.
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Makna Wali dan Dalilnya


Wali Allah adalah orang-orang Islam yang dekat dengan Allah karena keimanan dan
ketakwaannya sempurna. Mereka tak pernah bersedih hati atas kesusahan dalam
kehidupan dunia, yang menjadi tujuan mereka hanyalah akhirat.

Al-Hafiz Ibnu Katsir seperti dikutip Abdurrahman Ahmad As-Sirbuny dalam


bukunya "198 Kisah Haji Wali-Wali Allah" berpendapat bahwa:"Wali-wali Allah adalah
setiap mereka yang beriman dan bertakwa sebagaimana telah dijelaskan Allah tentang
mereka, maka setiap orang yang bertakwa kepada Allah, dia adalah wali-Nya.
Sesungguhnya tidak ada kebimbangan atas mereka, yaitu dalam menghadapi hal ihwal
kiamat. Dan tidak pula mereka bersedih hati terhadap apa yang mereka tinggalkan di
dunia."

Ibnu Rajab Al Hambali dalam kitabnya Jasmi Al Ulum wa al-Hakim, mengatakan asal


makna 'al-wilayah' (kewalian) adalah dekat. Asal makna al-adawa (permusuhan) adalah
jauh. Maka para wali Allah adalah orang-orang yang mendekatkan diri kepada Allah
dengan amal-amal yang dapat mendekatkan diri kepada-Nya. Musuh-musuh Allah
adalah orang-orang yang dijauhkan dari-Nya dengan sebab amalan-amalan perbuatan
mereka yang menjadi mereka terusir dan terasing dari-Nya."

Ibu Hajar al-Asqalani dalam kitabnya 'Fathul Bari' mengatakan yang dimaksud


dengan wali Allah adalah orang-orang yang berilmu tentang Allah dan dia terus-
menerus berada dalam ketaatan kepada-Nya dengan mengikhlaskan hati di dalam
ibadahnya."

Rasulullah saw. Juga telah menyebutkan tentang wali-wali Allah dan karomah
karomahnya, seperti dalam hadits-hadits berikut:

Rasulullah bersabda: "Allah berfirman aku pasti balas dendam bagi wali wali-Ku seperti
balas dendamnya singa yang marah."

Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya Allah mempunyai orang-orang yang jika mereka


bersumpah dengan Allah, Allah pasti mengabulkan sumpahnya." (Mutafaqun Alaih).

Rasulullah bersabda: "Allah berfirman: Siapa memusuhi wali-Ku aku mengumkan


perang terhadapnya. Hamba-Ku tidak mendekat kepada-Ku dengan sesuatu yang
paling Aku cintai daripada apa yang Aku wajibkan kepadanya. Hamba-Ku tidak henti-
hentinya mendekatkan kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunnah hingga Aku
mencintainya. Jika Aku telah mencintainya Aku menjadi telinganya yang dia mendengar
dengannya; Aku menjadi matanya, yang dia melihat dengannya; Aku menjadi
tangannya, yang dia bertindak dengannya dan Aku menjadi kakinya, yang dia berjalan
dengannya. Jika dia minta sesuatu kepada-Ku, Aku pasti memberi permintaannya. Jika
dia meminta perlindungan kepada-Ku, Aku pasti melindunginya. (Shahih Al-Bukhari).

Abdurrahman Ahmad As-Sirbuny mengatakan, apabila hati seseorang telah terpenuhi


dengan tauhid yang benar dan sempurna, tidak akan tersisa lagi dalam hatinya
kecintaan kepada selain Allah, tiada lagi rasa nikmat melainkan dengan melaksanakan
apa-apa yang dicintai Allah dan kebenciannya adalah terhadap apa-apa yang dibenci
Allah."Apabila ini terealisasi, seluruh tubuhnya akan bergerak menaati Allah," katanya.
Artinya, tidak ada lagi ruang di hatinya untuk selain Allah. Semua perilaku,pendengaran
penglihatan, pembicaraan, dan seluruh gerak-geriknya berporos kepada Allah.

Jelaslah, kata Abdurrahman, demikian wali-wali Allah yaitu mukmin-mukmin yang taat
yang senantiasa melaksanakan perintahnya menjauhi segala larangannya.

Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya wali-wali Allah adalah orang-orang yang


saleh lagi beriman." (Shahih Al Bukhari dan Muslim).

Orang yang saleh di sisi sarak adalah orang yang melaksanakan kewajiban-
kewajibannya kepada Allah dan kepada sesama makhluk. Sedangkan musuh-musuh
Allah adalah mereka yang menjauhkan diri dari-Nya dengan amalan-amalan perbuatan
yang diharamkan serta seumpamanya.

Allah berfirman dalam surat Ali Imran ayat 31 yang artinya. "Katakanlah wahai
Muhammad:" jika benar kamu mencintai Allah ikutilah aku. Allah mencintaimu dan
mengampuni dosa-dosamu."Allah maha pengampun lagi maha penyayang."

Ibnu Taimiyah berkata: dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa orang yang mengikuti
Rasul akan dicintai Allah. Siapa saja yang mengaku cinta kepada Allah tetapi tidak
mengikuti Rasul dia bukanlah wali Allah sekalipun ramai sekali orang yang menyangka
bahwa mereka atau pada diri selain mereka adalah termasuk wali-wali Allah padahal
mereka bukanlah wali-wali Allah. Maka siapa yang beritikad bahwa ada seorang wali
yang dapat menuju kepada Allah tanpa mengikuti syariat yang dibawa Muhammad, dia
adalah kafir yang termasuk wali setan. (Ibnu Taimiyah, al-Furqon baina Awliya ar-
Rahman wa Auliya asy Syaithan).

Demikianlah sebagaimana yang dikatakan imam Syafi'i: "Apabila engkau melihat


seseorang berjalan di atas air dan terbang di udara, jangan engkau tertipu dengannya
sehingga engkau memastikan dia berada di atas Al-Kitab."(Tafsir Ibnu Katsir).
Abdurrahman Ahmad As-Sirbuny menegaskan, termasuk prinsip ahlussunnah wal
jamaah adalah membenarkan adanya karomah para wali dan kejadian kejadian luar
biasa yang Allah tunjukkan melalui mereka dalam berbagai segi ilmu dan mukasyafah,
dalam berbagai jenis kodrat dan pengaruh. Misalnya seperti yang diriwayatkan dari
umat-umat terdahulu dalam surat Al-Kahfi dan selainnya, dan dari generasi awal umat
ini yaitu para sahabat tabiin, serta generasi-generasi umat yang lain. " Karomah tetap
akan ada pada setiap umat hingga hari kiamat," katanya.

2.2 Perbedaan Mukjizat Karamah Maunah dan Irhas


Pengertian Mukjizat
Secara bahasa, mukjizat merupakan sesuatu yang melemahkan atau mengalahkan.
Adapun menurut istilah adalah suatu kejadian yang luar biasa yang terjadi pada diri
Nabi dan Rasul Allah SWT dalam rangka untuk membuktikan bahwa dirinya adalah
seorang nabi dan rasul.

Mukjizat adalah suatu kejadian luar biasa yang tidak dapat diterima dengan akal
manusia serta tidak dimiliki oleh siapapun karena Allah SWT hanya memberikannya
sebagai kelebihan kepada para utusan-Nya sebagai pembuktian kebenaran atas
kenabian dan kerasulannya.

Ciri-Ciri Mukjizat

 Berasal dari Allah SWT


 Kejadian luar biasa yang diluar nalar manusia
 Terjadi secara tiba-tiba
 Terjadi pada diri seorang Nabi dan Rasul
 Sebagai bukti kebesaran Allah SWT
 Berfungsi untuk melemahkan hujjah atau sanggahan bagi orang-orang kafir yang
mengingkarinya.

Contoh Mukjizat

 Nabi Ibrahim as. yakni  saat dibakar oleh raja Namrud. Api yang panas berubah
menjadi dingin.
 Nabi Musa as. yakni dapat membelah laut merah dengan memukulkan
tongkatnya diatas air laut.
 Nabi Sulaiman as.yakni dapat memahami serta berbicara bahasa hewan,
menguasai bangsa jin, menundukkan angin.
 Nabi Isa as. yakni bisa menghidupkan orang yang sudah meninggal atas izin
Allah, dapat menyembuhkan orang buta dan penyakit kusta.
 Nabi Muhammad SAW. yakni dapat membelah bulan menjadi dua bagian,
sehingga terlihat dari semua negara ketika peristiwa itu terjadi, bisa
mengeluarkan air dari celah-celah jarinya, peristiwa isra’ mi’raj dalam waktu
singkat (semalam).

Pengertian Karomah
Karomah secara bahasa berarti kemuliaan, kehormatan dan anugerah. Sedangkan
menurut istilah adalah kejadian luar biasa yang diberikan oleh Allah SWT kepada para
Waliyullah yakni hamba Allah SWT yang sholeh dan taat kepada-Nya.

Contoh Karomah
Suatu kejadian yang dialami oleh Sa’ad bin Abi Waqqash yaitu doanya yang selalu
dikabulkan oleh Allah SWT. Sama juga dengan Amir bin Fuhairah saat wafat, jasadnya
diangkat oleh para malaikat dan disaksikan oleh sahabatnya Amir bin Thufail, Maryam
binti Imran ra. yang selalu memperoleh makanan di mihrab. Sedangkan maryam tidak
pernah keluar dari Mihrab. Sebagaimana dalam Al-qur’an surat Al-Imran ayat 37
َ ‫َف َت َق َّب َل َها َر ُّب َها ب َق ُبول َح َسن َوَأ ْن َب َت َها َن َب ًاتا َح َس ًنا َو َك َّف َل َها َز َكر َّيا ۖ ُك َّل َما َد َخ َل َع َل ْي َها َز َكر َّيا امْل ِ ْح َر‬
‫اب‬ ِ ِ ٍ ٍ ِ
َّ َّ َّ ْ ْ َ ُ ْ َ َ َ َٰ َ ٰ َّ ‫َ َ َ ْ َ َ ْ ً َ َ َ َ ْ َ ُ َأ‬
ُ‫الل َه َي ْر ُز ُق َم ْن َي َشاء‬ ‫وجد ِعندها ِرزقا ۖ قال يا مريم نى ل ِك هذا ۖ قالت هو ِمن ِعن ِد الل ِه ۖ ِإ ن‬
‫اب‬ َ َْ
ٍ ‫ِبغي ِر ِحس‬
Artinya: “Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik,
dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya
pemeliharanya. Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati
makanan di sisinya. Zakariya berkata: “Hai Maryam dari mana kamu memperoleh
(makanan) ini?” Maryam menjawab: “Makanan itu dari sisi Allah”. Sesungguhnya Allah
memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.”

Pengertian Maunah
Menurut bahasa, maunah berarti pertolongan. Sedangkan menurut istilah adalah suatu
kemampuan yang diberikan oleh Allah SWT kepada seorang mukmin untuk mengatasi
kesulitan dalam hidupnya. Maunah ini Allah berikan kepada siapapun yang Ia
kehendaki-Nya. Baik itu nabi, para wali ataupun manusia biasa.

Contoh Maunah
Pertolongan Allah yang diberikan kepada sekumpulan orang  yang selamat dari
bencana alam, dan pada saat itu vila yang tempatnya di pantai anyer selamat, mereka
sedang membaca menghafal Al-Qur’an. Padahal disekelilingnya semua sudah hancur
terbawa air.

Pengertian Irhas
Irhas merupakan suatu kejadian luar biasa atau istimewa yang terjadi pada diri calon
nabi atau rasul ketika masih kecil.
Contoh Irhas
Irhas yang diberikan kepada nabi Isa As, yang ketika Beliau masih bayi dapat berbicara
kepada orang-orang yang melecehkan ibunya. Begitu juga dengan kejadian yang terjadi
pada Nabi Muhammad Saw ketika beliau masih kecil dan sedang bermain dengan
saudara sepersepupuannya, ada dua malaikat yang mendatanginya, kemudian
malaikat membelah dada Nabi Muhammad Saw untuk membersihkan hatinya dari
segala kotoran hati.

2.3 Gambaran kewalian dan karamah Maulana Syaikh.

A.Karamah Melipat Bumi Maulana Syaikh

Kisah para kyai atau wali yang dapat bepergian jauh dalam waktu singkat
agaknya bukan isapan jempol. Pasalnya, di blantika ilmu kanuragan dikenal
istilah Ilmu Melipat Bumi. Dengan ilmu tersebut seseorang dapat
mempersingkat waktu perjalanan ribuan kilometer dalam hitungan detik.
Dalam ilmu pengetahuan modern fenomena ini dikenal dengan
istilah TELEPORTASI. Sebuah kata yang pertama kali muncul di tahun 1931
dari penulis Amerika bernama Charles Fort.Kata ini ia gunakan untuk
menggambarkan  anomali (keanehan) suatu materi yang menghilang di satu
titik dan muncul di titik lain yang berjarak sangat jauh dalam waktu singkat.
Dikalangan Nahdiyyin(sebutan untuk jamaah NU dan NW-red), hal semacam
ini sudah lumrah dan menunjukkan kekeramatan seorang kiyai.
Cerita berikut ini merupakan kisah kekeramatan Maulanasyaikh Zainuddin
Abdul Majid.
Karomah Melipat Bumi dalam cerita ini disampaikan oleh salah seorang
murid Maulana Syaikh bemama Ustadz H. Ahmad Saleh, asal Montong Baan,
Lombok Timur. Dan contoh dalam kisah ini, disarikan dari buku yang
berjudul, “Orang Maroko Itu Sembuh Di Lombok”, sebagai berikut;

“Suatu ketika, pengajian umum Maulana Syaikh Tuan Guru Kyai Haji
Muhammad Zainuddin Abdul Madjid diselenggarakan di suatu tempat di
wilayah Kecamatan Keruak, Lombok Timur. Dan saat itu pengajian selesai
menjelang shalat Maghrib tiba. Sementara bagi Maulana Syaikh, merupakan
kebiasaan bagi diri beliau dalam Shalat Maghrib di awal waktu dan
bertempat di kediamannya di Bermi Pancor.
Oleh karena itu, setelah pengajian usai, beliau segera mengajak sopir
berangkat.

“Ayo kita berangkat !”, seru Maulana Syaikh kepada sopirnya.

Lalu, berangkatlah beliau beserta rombongannya. Dan suatu hal yang unik
terjadi adalah ketika berangkat dari wilayah Keruak sudah terdengar suara
Muadzzin di sebuah masjid yang saat itu baru memulai membaca
pendahuluan adzan Maghribnya, dengan membaca QS al-Ahdzab: 56, ayat
yang awalnya;

Innallaaha wa malaa ’ikatahu....dan seterusnya.

Begitu sampai di wilayah Rensing, Muadzzin di wilayah ini juga baru mulai
membaca pendahuluan adzan Maghrib, seperti di atas.

Selanjutnya, ketika rombongan sudah sampai di wilayah Sakra, kemudian


Rumbuk dan Songak, Muadzzin masih juga baru mulai membaca
pendahuluan adzan Maghrib, seperti dijelaskan di atas.

Demikian juga, setelah sampai di kediaman beliau di Pancor, ternyata


muadzzin masih baru mulai juga dengan membaca pendahuluan adzan
Maghrib.

Subhanallaah. Dengan memerhatikan sekelumit cerita di atas, maka kita


dapat menemukan sesuatu hal yang aneh dalam perjalanan Maulana Syaikh
tersebut. Dimana, perjalanan yang biasa ditempuh jika normal dengan tanpa
hambatan dari wilayah kecamatan Keruak sampai dengan Pancor itu adalah
tiga puluh menit dan bahkan lebih itu. Namun demikian, bagi Maulana
Syaikh Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid dan
rombongan yang mengikutinya, perjalanan tersebut ditempuh hanya dalam
hitungan beberapa detik, sehingga kebiasaan shalat Maghrib di awal waktu
di kediaman beliau, tetap seperti biasanya. Dan dapat kita bayangkan, jika
saja rombongan tersebut dengan tanpa Maulana Syaikh, maka bisa saja
Shalat maghribnya kebablasan alias terlambat, karena sampai di Pancor,
sudah adzan untuk shalat Isya. Dan inilah gambaran Karomah Melipat Bumi
yang ada pada pada diri beliau Maulana Syaikh. (TL/Red)

B.Kekhusyu’an Maulana Syaikh saat belajar sampai tidak sadar


sorbannya terbakar
Beliau bercerita, tentang belajarnya. Cerita ini bukan belajarnya di
Indonesia, tetapi belajar di Makkah, saat itu sang bunda menemaninya
belajar sambil wirid di rumah kontrakan sehabis shalat. Belajar itu
biasanya dilakukan sehabis shalat malam sekitar pukul 02:00 dan berakhir
menjelang fajar subuh. Beliau tidur malam sekitar dua jam. Sang ibu
menemani putranya tersebut belajar pada waktu larut malam itu. Sang ibu
tidak duduk di dekat putranya melainkan ibadah, duduk berzikir, berwirid
di ruang terpisah namun masih dapat memantau putranya.
Beliau belajar dalam posisi duduk bersila menghadap kiblat. Belajar
diterangi lampu pelita minyak tanah di dekatnya. Untuk mendapatkan
kenyamanan dalam kepenatan yang nikmat itu beliau sesekali mengubah
posisi duduknya secara bergantian yang kanan dan kiri memegang kitab
dan posisi badan kadang condong ke kiri kadang ke kanan. Dalam suasana
khusyuk belajar tersebut, tiba-tiba Zainuddin, pelajar remaja seumur anak
kelas tiga SMA itu mencium aroma sesuatu yang terbakar.
“Inaq, ape motong mambune?,” Tanya Zainuddin.

[Ibu, baunya seperti ada yang terbakar].

Sang ibu pun terhentak, bangun dan bergegas ke dapur untuk memeriksa
jika saja lupa mematikan kompor.
“Nderek, anakku,” jawab sang Ibu dari dapur.

[tidak ada, anakku]

Zainuddin pun melanjutkan belajar.


Beberapa saat kemudian Zainuddin berteriak lagi dalam belajarnya yang
tak putus itu.
“Inaq, ape gene motong tini pawon membune mne.”

[Ibu… mungkin ada yang terbakar di dapur, baunya keras sekali, ini].

Sang ibu pun bergegas lagi ke dapur. Tidak juga dijumpainya suatu apapun
yang terbakar. Dibukanya kamar lain, diperiksanya sudut-sudut ruang,
diperiksanya halamn belakang. Nihil. Tidak ada yang terbakar.saat kembali
berniat kembali menuju tempat belajar anaknya didengarnya lagi teriakan
ketiga: “ape motong keras ape mambune?” [apa yang gosong, keras sekali
baunya]. Dalam kebingungan yang nyaris itu sang Ibu lansung menuju
kamar anaknya dan betapa terperanjatnya Sang Ibu
“Anakkuuuu…. Motong sorban-meeeq, anakkuuuu…. Motong sorban-meeeq!!!!, teriak
agak tertahan.

[anakku sorbanmu terbakar, anakku sorbanmu terbakar].

Dengan sigap dan refleks Maulana membuang sorban itu dan


memadamkan api yang membakar sorbannya. Dalam bau gosong akibat
asap hitam pembakaran perapian lampu minyak tanah itu, ibu dan anak
itupun diam sejenak sambil membayangkan kemungkinan yang akan
terjadi. Sang ibu memikirkan anaknya yang mungkin saja terbakar jika
tidak segera diketahui sumber apinya. Juga dipikirkannya akibat kebakaran
kecil itu bisa membuat kampung tempat kosannya juga terbakar hebat.
Sang ibu memeluk putranya dalam sedih dan berbaur haru.
Beliau pun lanjut belajar dan belajar. Beliau bukan hanya belajar dan
khusyuk belajar, namun juga dengan memperhatikan adab belajar, etika
belajar. Beliau, hampir selalu belajar dengan menggunakan pakaian
lengkap. Lengkap dengan sorbannya. Saat belajar yang asyik itulah ujung
sorbannya menyentuh ujung panas cerobong lampu templok minyak tanah
dan membakar sorban itu secara perlahan. Sorban itu terbakar.
Sepertiganya tak terselamatkan. Sorban itu memberi kesaksian betapa
asyiknya pemilik sorban itu belajar.
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Maulana Syaikh adalah salah satu wali yang memiliki banyak karamah. Contohnya
seperti yang diatas yaitu bisa berpindah tempat dari tempat yang jauh dalam hitungan
detik.Selain contoh diatas Maulana Syaikh memiliki banyak sekali karamah seperti
wajahnya bercahaya, bisa mengeluarkan uang dari sorbannya, bisa melihat hal-hal
yang ghaib dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.republika.co.id/berita/qhidjj430/penjelasan-ulama-tentang-siapa-
itu-wali-allah

https://www.dutadakwah.co.id/mukjizat-karomah-maunah-irhas/
Buku "Membaca Kewalian dan Karomah Maulana Syaikh TGKH. Muhammad
Zainuddin Abdul Madjid, hal. 144-145, Penulis : Muslihan Habib"

Anda mungkin juga menyukai