Bertakwalah kepada Allah. Ketahuilah kehidupan dunia ini hakikatnya adalah sebuah perjalanan menuju
Allah. Dunia adalah jalan lewat menuju tempat kembali. Orang yang berbahagia adalah mereka yang
menjadikan dunia jembatan menuju akhirat. Dia tidak menjadikan dunia sebagai tempat yang kekal.
Bahkan ia mengumpamakan dirinya sebagai orang asing yang tengah melewati suatu jalan. Atau umpama
seseorang yang bernaung di teduhnya pohon, kemudian ia pergi melanjutkan perjalanan.
﴾ار ْالقَ َر ِار ٌ ﴿يَا قَ ْو ِم ِإنَّ َما َه ِذ ِه ْال َحيَاة ُ ال ُّد ْنيَا َمت َا
َ ع َو ِإ َّن ْاْل ِخ َرةَ ه
ُ ِي َد
Yaa kaumi innama hadjihil hayatuddunya mata’un wainnal aakhirata hiya darul karar
“Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya
akhirat itulah negeri yang kekal.” (QS:Al-Mu’min | Ayat: 39).
Ayyuhal muslimun,
Segala puji bagi Allah yang telah mengerjakan Al-Quran kepada manusia, menjadikan sebagai sumber
penetapan hukum, mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama kebenaran agar menjadi
yang terbaik dari seluruh agama yang ada, meskipun orang-orang musyrik membencinya dan telah
menurunkan kepadanya. Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik yaitu Al-Qur’an yang serupa
mutu ayat-ayatnya lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya.
Kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah, itulah petunjuk Allah dengan
kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka tidak
ada seorang pun pemberi petunjuk baginya. (Az-Zumar [39]: 23)
Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada seorang manusia yang kedudukannya diperkuat oleh
Allah dengan Al-Quran, diberi tugas untuk menjelaskan hukum-hukumnya dan menerangkan peraturan-
peraturannya. Begitu pula kepada segenap keluarga dan shabat menyampaikan Al-Quran kepada kita
serta kepada semua yang mengikuti jejak mereka hingga hari kiamat.
Dalam kesempata khutbah kali ini, kita akan membahas tentang zikir yang paling utama, yakni mengingat
Allah dengan cara membaca Al-Quran yang diturunkan pada bulan Ramadhan yang penuh berkah ini
Sejarah manusia tidak pernah mencatat sebuah kitab yang diperlukan secara istimewa, diagungkan, dikaji,
dan diteliti seperti Al-Quranul Karim yang mendapat perlakuan seperti itu sejak diturunkan hingga hari ini.
Sementara para ulama terus berlomba-lomba menafsirkan keutamaan-keutamaan, menyimpulkan makna-
maknanya, menelaah sisi-sisi kemukjizatannya, dan masih banyak lagi bentuk interaksi dengan Al-
Qurannul Karim.
Al-Quran merupakan simpul syariah, pokok agama sebuah sebuah kitab yang menjadi ruh untuk membuka
sekian banyak negeri membuat musuh bertekuk lutut, menjadi sumber rujukan pada ulama, sumber
inspirasi para sastrawan, banyak hati yang terpaut, selalu dibaca oleh para ahli ibadah, dan orang-orang
rajin mengerjakan shalat. Manusia yang paling baik adalah belajar Al-Quran dan mengerjakannya seperti
yang dinyatakan oleh Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan lainnya.
Beliau bersabda Sebaik-baiknya orang di antara kamu adalah yang belajar Al-Quran dan mengerjakannya.
(HR. Bukhari, Abu Dawud, dan Tirmidzi)
Allah Azza wa Jalla menyebut Al-Quran dengan berbagai sifat. Setiap muslim dituntut untuk merenungkan
keagungan Al-Quran dari sifat-sifat yang diselamatkan oleh Allah kepadanya, sambil memikirkan
kandungan ayat-ayat karena di dalam Al-Quran terkandung banyak manfaat dan petunjuNya;
Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab
itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti kerendhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan dengan
kitab itu pula Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang
dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus. (Al-Maidah [5]: 15-16)
Membaca Al-Quran termasuk ibadah yang paling utama dan ketaatan yang paling besar. Apalagi bila
dilakukan di bulan Ramadhan, mengingat pahala kebaikan di bulan Ramadhan akan
dilipatgandakan.terlebih juga dengan bulan2 lain hendaknya kita semakin terbiasa degan Alquran sebab
Allah SWT menyediakan pahala yang sangat besar bagi orang yang membaca Al-Qur’annul Karim.
Karena al-Qur’an adalah penyembuh hati yang sempit, Wanunazilu minal qur’ani mahuwa syifa’
warahmatun lilmu’minin “Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman”. (QS. al-Isra’ [17]: 82). Al-Qur’an akan menjadi penolong di hari kiamat,
saat anak dan harta tidak lagi berguna, aqraul quran fainnahu ya’tiy yaumalqiyamati syafiy aa’n
liasyhabih “Bacalah al-Qur’an, karena sesungguhnya al-Qur’an akan datang pada hari kiamat sebagai
pemberi syafaat bagi orang-orang yang membacanya”. (HR. Muslim).
melalui mimbar ini kami mewasiatkan pada diri khotib sendiri maupun untuk umat muslim semuanya, kita
harus menjaga interaksi dengan Al-Qur’an senyediakan waktu dan tempat, sempatlah ketika duduk dalam
suasana santai membuka iped lalu dibuka quran digital yaitu dengan cara membacanya, menghayati,
menghafal maupun memahaminya serta mengamalkan dan mengajarkanya. sebelum terlambat, sebelum
Al quran itu diangkat kembali oleh Allah SWT. Karena Al-Quran adalah ucapan Allah yang agung, jalan
rahmat yang lurus, syariat yang penuh kebijaksanaan, misi yang abadi, mukjizat yang lurus, mukjizat yang
kekal, dan nikmat yang melimpah. Manusia tidak akan selamat tanpa membawa Al-Quran. Al-Qur’an
adalah kitab terakhir dari kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi terakhir pula semoga shalawat dan
salam dilimpahkan kepada seluruh para nabi terlebih Nabi Muhammad SAW sbg rahmat bagi seluruh
alam.
Mudah-mudahan Allah SWT tanamkan keimanan yang kuat terhadap Alquran kita termasuk golongan
orang yang mencintai alquran walaupun disaat orang2 jahil terus menerus menistakannya.
Khutbah Kedua: