Anda di halaman 1dari 5

Adab dalam majelis Al-Qur’an INDIKATOR CAPAIAN :

Menerapkan adab dalam majelis Al-Quran.

Kisi – kisi Materi :


1. Ikhlash
2.Menjaga adab majlis
3.Bersungguh-sungguh
4.Santun dalam belajar
firman Allah pada surat at-Tahrim ayat 6, yang artinya: “Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.”

al-Maraghi ketika menafsirkan surat at-Tahrim ayat 6. bahwa


ayat tersebut merupakan seruan untuk melindungi keluarga dari
neraka dengan cara menyerunya untuk meninggalkan maksiat.
Hal tersebut bisa dicapai dengan cara menasihati
dan mendidiknya (ta’dib).

Hal yang senada juga disampaikan oleh Mujahid dengan


tambahan untuk menyeru kepada keluarga kalian agar bertaqwa
kepada Allah.

Abdurrahman Nashir as-Sa’di menafsirkan ayat itu sebagai Ia


menyatakan “wa wiqayah al-ahli wa al-aulad bi ta`dibihim wa
ta’limihim wa ijbarihim ‘ala amrillah” [Dan penjagaan istri dan
anak-anak itu dengan cara mengajari mereka “ta`dib”/
pendidikan adab dan “ta’lim” atau dengan kata lain memelihara
diri dan keluarga adalah ajarilah mereka adab dan ilmu
(addibuhum wa ‘allimuhum).
1. Niat Ikhlas karena Allah

Karena belajar itu ibadah, maka menurut Imam Ja’far as-Shadiq, belajar
itu harus dimulai dengan thaharah (pembersihan diri) dan berwudhu .

Imam Syafi’i (150- 204 H) pernah “curhat” kepada gurunya, Waqi’


mengenai hafalannya yang buruk. Sang guru menasihatinya agar
meninggalkan maksiat. Kata sang guru, ilmu itu cahaya, dan cahaya Allah
itu tidak akan diberikan kepada orang yang berbuat maksiat. Dengan
demikian, belajar harus jauh dari perbuatan maksiat agar apa yang
dipelajari menjadi “cahaya” yang dapat menerangi jalan hidup si
pembelajar.

2. Menjaga Adab Majelis

Diantara Menjaga Adab dalam majelis adalah


a. Memberi salam
Abu Hurairah ra telah meriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda, “Bila salah
seorang kamu sampai di suatu majlis, maka hendaklah memberi salam,
lalu jika dilihat layak baginya duduk maka duduklah ia. Kemudian jika
bangkit (akan keluar) dari majlis hendaklah memberi salam pula. Bukanlah
yang pertama lebih berhak daripada yang selanjutnya.” (HR. Abu Daud
dan At-Tirmidzi)
b. Tidak berbisik berduaan
Dalam sebuah majelis tentu akan terdapat banyak orang di dalamnya. Maka dari
itu, tidak seharusnya kita saling berbisik-bisik hanya dengan satu orang saja. Hal
ini dapat melukai perasaan orang lain sehingga kurang pantas dilakukan. Ibnu
Mas`ud Radhiallaahu ‘anhu menuturkan : Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa
sallam telah bersabda, “Bila kamu tiga orang, maka dua orang tidak boleh
berbisik-bisik tanpa melibatkan yang ketiga sehingga kalian bercampur baur
dengan orang banyak, karena hal tersebut dapat membuatnya
sedih.” (Muttafaq’alaih).

c. Tidak banyak tertawa


Majelis ilmu merupakan tempat kita mencari ilmu dan sudah seharusnya kita
tidak banyak berbicara apalagi tertawa. Bahkan Rasul sendiri pernah
memperingatkan bahwa tertawa yang berlebihan dapat menyebabkan matinya
hati.

d. Saling menghormati
Berkumpulnya banyak orang dalam sebuah majelis harusnya menimbulkan rasa
saling menghormati dan menghargai. Terutama pada guru atau ustadz yang
memberikan ilmu, hendaknya kita menghormati dengan mendengarkan
pemaparan yang diberikan.

Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang lebih tua
dan menyayangi yang lebih muda serta yang tidak mengerti hak ulama. [Riwayat
Ahmad dan dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jami’].
3. Bersungguh-sungguh dalam belajar dan selalu merasa haus ilmu

Dalam menuntut ilmu diperlukan kesungguhan. Tidak layak para penuntut ilmu bermalas-
malasan dalam mencarinya. Kita akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat dengan izin Allah
apabila kita bersungguh-sungguh dalam menuntutnya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam barsabda, “ Dua orang yang rakus yang tidak pernah
kenyang: yaitu (1) orang yang rakus terhdap ilmu dan tidak pernah kenyang dengannya dan
(2) orang yang rakus terhadap dunia dan tidak pernah kenyang dengannya.” (HR. Al-Baihaqi

4. Santun :
a.Tidak boleh sombong dan tidak boleh malu dalam menuntut ilmu
Sombong dan malu menyebabkan pelakunya tidak akan mendapatkan ilmu selama kedua
sifat itu masih ada dalam dirinya.
Imam Mujahid mengatakan,
‫الَ َيت َ َعلَّ ُم ْال ِع ْل َم ُم ْست َ ْح ٍى َوالَ ُم ْست َ ْك ِبر‬
“Dua orang yang tidak belajar ilmu: orang pemalu dan orang yang sombong” (HR. Bukhari
secara muallaq)

b.Mendengarkan baik-baik pelajaran yang disampaikan ustadz, syaikh atau guru


Allah Ta’ala berfirman, “… sebab itu sampaikanlah berita gembira itu kepada hamba-
hambaKu, (yaitu) mereka yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling
baik diantaranya. Mereka itulah orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan merekalah
orang-orang yang mempunyai akal sehat.” (QS. Az-Zumar: 17-18)

Anda mungkin juga menyukai