Judul Asli:
At-Tibyaan fii Aadaabi Hamalatil Quran
Karya:
Abu Zakariya Yahya Muhyiddin bin Syaraf bin Hizam An-Nawawi
(IMAM NAWAWI)
Penerjemah:
Sudarmaji, SPd.
www.hermesgroups.com
sudarmaji@hermesgroups.com
==
(COVER BELAKANG)
Alif,
laam
raa.
(Ini
adalah)
Kitab
yang
Kami
turunkan
cahaya
(yaitu)
menuju
terang
jalan
benderang
Tuhan
dengan
Yang
Maha
izin
Tuhan
Perkasa
mereka,
lagi
Maha
Terpuji.
(QS Ibrahim 14:1)
mengamalkan
kandungan
Al-Quran
sudah
menjadi
fardlu
ain
Imam Nawawi adalah ulama dan pemikir besar Islam. Dia lahir dan
meninggal
di
Nawa
(631-676H).
Kitab-kitab
besar
yang
ditulis
dan
Al-Manaasik
Al-Kubra,
Minhajut
Taalibin,
Bustaanul
DAFTAR ISI
PENGANTAR PENERBIT
PENDAHULUAN
RIWAYAT IMAM NAWAWI
MUKADIMAH
BAGIAN I: KEUTAMAAN MEMBACA DAN MENGKAJI AL-QURAN
BAGIAN II: KELEBIHAN ORANG YANG MEMBACA AL-QURAN
BAGIAN III: MENGHORMATI DAN MEMULIAKAN GOLONGAN AL-QURAN
BAGIAN IV: PANDUAN MENGAJAR DAN BELAJAR AL-QURAN
PENGANTAR PENERBIT
ALQURAN ADALAH KITAB SAMAWI TERAKHIR
KEISTIMEWAAN ALQURAN
Kitab
suci
Alquran
memiliki
keistimewaan-keistimewaan
yang
wasiat.
Alquran
terkandung
juga
dalam
mengokohkan
kitab-kitab
perihal
suci
kebenaran
terdahulu
yang
yang
pernah
berhubungan
dengan peribadatan kepada Allah Yang Maha Esa, beriman kepada para
rasul,
membenarkan
adanya
balasan
pada
hari
akhir,
keharusan
sesama
mereka
Jangan
engkau
ikuti
menurut
nafsu
apa
yang
mereka
yang
diturunkan
oleh
membelokkan
Allah.
engkau
dari
yang
diturunkan
oleh
Allah
Taala
sebelum
Alquran
sendiri
saw.
dari semuanya.
tanpa
Bahkan
ragu-ragu
menjelaskan
sebagai
menetapkan
mana
yang
pemeriksa,
peneliti,
Alquran dengan
mana
yang
merupakan
penyelidik
benar,
tetapi
pengubahan,
juga
pergantian,
memerintahkan
kepada
nabi
supaya
dalam
memutuskan
segala
hukum
dari
Alquran,
baik
orang-orang
yang
beragama
Islam atau pun golongan ahlul kitab (kaum Nasrani dan Yahudi) dan
jangan sampai mengikuti hawa nafsu mereka sendiri saja.
Dijelaskan pula bahwa setiap umat oleh Allah swt. diberikan
syariat dan jalan dalam hukum-hukum amaliah yang sesuai dengan
persiapan serta kemampuan mereka.
ada hubungannya
dengan sesuatu yang tidak akan berbeda karena perubahan masa dan
tempat,
maka
sebagaimana
semuanya
yang
dijadikan
tertera
dalam
seragam
dan
agama-agama
hanya
lain
satu
yang
macam,
bersumber
serupa
benar
saja)
dan
yakni
hendaklah
janganlah
kamu
kamu
sekalian
semua
menegakkan
agama
yang
berpecah-belah.
(Q.S.
Asy-
Syura:13)
Seterusnya lalu dibuang beberapa hukum yang berhubungan dengan
amaliah
yang
merupakan
dahulu
syariat
dan
diganti
terakhir
yang
dengan
kekal
syariat
serta
Islam
sesuai
yang
untuk
diterapkan dalam segala waktu dan tempat. Oleh sebab itu, maka
akidah
pun
menjadi
satu
macam,
sedangkan
syariat
berbeda
umat
manusia,
inilah
yang
dikehendaki
oleh
Allah
Taala
Allah
Taala
menurunkan
berfirman
peringatan
pula,
Sesungguhnya
(Alquran)
dan
Kami
sesungguhnya
(Allah)
Kami
pasti
suatu
ilmu
pengetahuan
akan
mencapai
titik
hakikat
yang
tidak
lain
karena
Alquran
adalah
firman
Allah
Taala,
dalam
Alquran.
memperkokoh
dan
merealisir
Jadi
apa
yang
ditemukan
kebenaran
dari
apa
adalah
yang
sudah
hal
ini
baiklah
kita
ambil
firman-Nya,
Akan
Kami
jelas
cukupkah
kepada
bahwa
mereka
Tuhanmu
Maha
bahwa
Alquran
Menyaksikan
adalah
segala
benar.
Belum
sesuatu?
(Q.S.
Fushshilat:53)
4.
Allah
swt.
berkehendak
supaya
kalimat-Nya
disiarkan
dan
mudah
Alquran
diingat,
sengaja
dihafal
diturunkan
serta
oleh
dipahami.
Allah
Taala
Oleh
dengan
dan
tidak
sukar
pula
karena
suatu
itu
gaya
mengamalkannya,
asal
disertai
telah
membuat
Taala
berfirman,
Sungguh
Kami
(Allah)
mudah pada Alquran untuk diingat dan dipahami. Tetapi adakah orang
yang mengambil pelajaran? (Q.S. Al-Qamar:17)
Di antara bukti kemudahan bahasa yang digunakan oleh Alquran
ialah banyak sekali orang-orang yang hafal di luar kepala, baik
dari kaum lelaki, wanita, anak-anak, orang-orang tua, orang kaya
atau
miskin
dan
lain-lain
sebagainya.
Mereka
mengulang-ulangi
bacaannya di rumah atau mesjid. Tidak henti-hentinya suara orangorang yang mencintai Alquran berkumandang di seluruh penjuru bumi.
Sudah
barang
tentu
tidak
ada
satu
kitab
pun
yang
mendapatkan
dengan
berbagai
keistimewaan
di
atas,
jelas
Alquran
pimpinan
dicarikan
tujuannya.
Oleh
dan
cara
memberikan
petunjuknya,
persamaan
dalam
hal
sebab
dapat
diyakini
itu
kandungan
bahwa
juga
serta
tidak
kemuliaan
Alquran
adalah
sangat
penting
Kitab
ini
ini
membahas
perkara-perkara
yang
sebuah
belakang
dan
mukadimah
kandungan
yang
kitab
menjelaskan
ini
secara
secara
ringkas
keseluruhan.
latarKemudian
PENDAHULUAN
Segala puji dan dan puja patut kita haturkan hanya kepada
Allah swt. Kita semua sudah selayaknya memuji Dia serta memohon
pertolongan
dan
ampunan
kepada-Nya.
Kita
memohon
perlindungan
yang
dapat
menyesatkannya.
Dan
Barangsiapa
yang
disesatkan oleh Allah swt, maka tidak ada kekuatan pun yang dapat
memberi petunjuk kepadanya.
Saya
sekutu
bersaksi
bagi-Nya
bahwa
dan
saya
tidak
ada
bersaksi
Tuhan
bahwa
selain
Allah,
tiada
Muhammad
adalah
hamba
dengan
Al-Quran
yang
berisi
khabar
umat-umat
sebelumnya
adalah
pemisah
antara
yang
haq
dan
yang
batil.
tidak
menjadi
usang
meskipun
diulang-ulang,
keajaibannya tidak pernah habis. Begitu hebatnya Al-Quran sampaisampai bangsa jin ketika mendengarnya mengatakan, Sesungguhnya
kami
telah
mendengar
Al-Quran
yang
menakjubkan,
yang
memberi
benar.
yang
berkata
Barangsiapa
berdasarkan
mengamalkannya,
Al-Quran,
maka
dia
maka
pasti
dia
akan
adil
dan
memutuskan
perkara
Barangsiapa
dengannya,
menyeru
kepadanya,
maka
maka
dia
dia
telah
akan
secara
mendalam.
Kemudian
datang
Imam
An-Nawawi
bagi
murid
dan
ustadz,
panduan
mengamalkan
dan
kata-kata
menyinggung
asing
sejumlah
yang
kaedah
terdapat
dan
dalam
Al-Quran,
faedahnya.
Maka
penuntut ilmu
serta
jadilah,
ini
dan pengkaji
Al-
seluruh
muslimin
dan
muslimah
dan
mudah-mudahan
Allah swt memasukkan sang Imam dan kita ke dalam golongan ahli AlQuran dan yang mendapat keistimewaan darinya.
penulisan
yang
baik
serta
naskah
terbaik
yang
pernah
itu
sendiri
telah
mengalami
berbagai
kerusakan
para
ulama.
Di
bagian
tepi
halamannya,
terdapat
koreksi-
Sejarah Penyesuaian
Saya
naskah
berusahan
yang
mentashih
bertuliskan
teks
tangan.
dan
Saya
menyesuaikannya
berusaha
sekuat
dengan
tenaga
hadits-haditsnya
serta
menunjukkan
tempat-tempat
nomor-nomor
diterangkan
pengarang
pada
nama-nama
aslinya
di
dan
akhir
kata-kata
kitab
untuk
asing
yang
memudahkan
kitab-kitab
aslinya.
Semua
dan
itu
obyek-obyeknya
untuk
yang
memudahkan
disebutkan
pembaca
merujuk
ada
tujuan
lain
semata-mata
untuk
mendapat
ridha-Nya.
Al-Faqih,
pejuang
Al-Muhaddith,
ilmu-ilmu
pembela
agama.
Nama
As-Sunnah,
lengkapnya
penentang
adalah
Abu
Zakariya bin Syaraf bin Mari bin Hasan bin Husain bin Muhammad bin
Jumah bin Hizam An-Nawawi Ad-Dimasyqi.
Beliau dilahirkan di desa Nawa yang termasuk wilayah Hauran
pada tahun 631H. Kakek tertuanya Hizam singgah di Golan menurut
adat
Arab,
kemudian
tinggal
di
sana
dan
Allah
swt
memberikan
terkemuka
kepandaian
memintanya
mendorong
Nawawi
orang
agar
sang
mulai
terkemuka
dan
di
sana
kecerdasan.
memperhatikannya
Imam
dengan
Mereka
menemui
lebih
Al-Quran
Al-Quran
pengorbanan
melihat
dengan
menghafazkan
menghafaz
yang
dan
harus
ilmu.
oleh
meninggalkan
kecil
ayahnya
seksama.
dan
dididik
anak
dan
Ayahnya
Maka
An-
orang-orang
masa
bermain-
memintanya
diantara
bermain
mereka,
dia
bersama-sama.
lari
Karena
meninggalakn
sesuatu
terjadi
sambil
menangis
mereka
karena merasa dipaksa. Dalam keadaan yang demikian itu dia tetap
membaca Al-Quran.
Demikianlah, sang Imam tetap terus membaca Al-Quran sampai
dia
mampu
menghafaznya
ketika
mendekati
usia
baligh.
Ketika
lebih
dalam
lagi.
Maka
tinggallah
dia
di
Madrasah
Ar-
Rawahiyah pada tahun 649H. Dia hafal kitab At-Tanbiih dalam tempo
empat
setengah
Syirazi
dalam
menuntaskan ini
bulan
tempo
dan
belajar
delapan
bulan
Al-Muhadzdzab
pada
tahun
karangan
yang
sama.
AsyDia
dalam
ilmu
fiqh
dan
sungguh-sungguh. Dia
menaruh
memperhatikan
muridnya
ini
dengan
Aziz
Imaduddin
bin
bin
Muhammad
Abdul
Al-Ashari,
Karim
Zainuddin
Al-Harastani,
bin
Zainuddin
Abdud
Daim,
Abul
Baqa,
Khalid bin Yusuf Al-Maqdisi An-Nabalusi dan Jamaluddin Ibn AshShairafi, Taqiyyuddin bin Abul Yusri, Syamsuddin bin Abu Umar. Dia
belajar
fighul
hadits
pada
Asy-Syeikh
Al-Muhaqqiq
Abu
Ishaq
Ishaq
bin
Ahmad
bin
usman
Al-Maghribi
Al-Maqdisi,
Syamsuddin Abdurrahman bin Nuh dan Izzuddin Al-Arbili serta guruguru lainnya.
Imam
Nawawi
tekun
menuntut
ilmu-ilmu
agama,
mengarang,
mereka
adalah
Al-Katib
Shadrudin
Sulaiman
Al-Jafari,
hari
sang
imam
harus
membaca
dan
mempelajari
12
Satu
pelajaran
berkenaan
dengan
Al-Muhadzdzab
oleh
Asy-
Syirazi.
Satu
pelajaran
berkenaan
dengan
Al-Jamu
baina
Ash-
ke
rumah,
bacaan-bacaannya.
beliau
Beliau
sibuk
mengulangi
bermujadalah
dan
hafalan-hafalan
mengamalkan
dan
ilmunya
dan
Ushuludin.
Beliau
telah
mencapai
puncak
pengetahuan
mengumpulkan
kitab-kitab
yang
digunakan
untuk
Imam
Nawawi
sungguh
amat
beruntung
memiliki
semua
itu
Imam
Malik,
Musnad
Asy-Syafii,
musnad
Ahma
bin
juga,
Amalul
Yaumi
Wallailah
oleh
Ibnu
As-Sunni,
Al-
Nawawi
mempunyai
penguasaan
ilmu
yang
luas,
derajat
kesederhana
dikenal
mempunyai
hidupnya.
Pada
kesungguhan
waktu
yang
yang
sama,
luar-biasa
beliau
dan
juga
berbagai
kehidupannya
tanpa
ketaatan
kepada
Rabnya.
Beliau
mengandalkan
kehidupan dari sumbangan atau amal jariyah yang diberikan orangorang kepada madrasah Ar-Rawahiyah yang dipimpinnya dan dari apa
yang
diwariskan
oleh
ibu
bapaknya.
Sekalipun
demikian,
kadang-
seorang
penegak
kebenaran,
beliau
dengan
gagah
menulis
media
surat-surat
dakwahnya.
kewibawaan
ketika
yang
Beliau
ditujukan
senantiasa
membahas
kepada
diliputi
masalah-masalah
mereka
sebagai
ketenangan
agama
dan
bersama
para
ulama dengan mengikuti warisan Salafus Sholeh dan Ahli Sunnah wal
Jamaah.
Tidak perlu disinggung lagi kalau beliau amat rajin membaca
Al-Quran,
Husna),
berdzikir
berpaling
dengan
dari
nama-nama
dunia
dan
Allah
Yang
memusatkan
Agung
perhatian
(Asmaul
dalam
Al-Kubra,
Minhajut
khulaasahtul
Ahkaam
Muhimmaaatis
Raudhatut
Taalibiin
fi
fii
Taalibin,
Umdatil
Sunan
Bustaanul
wa
Muftiin,
Arifiin,
Qawaaidil
Hulyatul
Islam,
Abrar
wa
dengan
nama
Al-Adzkaar
lin
Nawawi
dan
At-Tibyaan
fii
penghujung
kelahirannya
dan
usianya,
berziarah
ke
Imam
Nawawi
Al-Quds
bertolak
dan
ke
Al-Khalil.
negeri
Kemudian
dan
selalu
diziarahi
orang-orang
yang
mengagumi
sang
Imam
telah
menyebabkan
kesedihan
tiada
MUKADIMAH
Islam
dibanding
agama-agama
lainnya
dan
memberi
kita
perantara
terhadap
kekasih-Nya
berhala-hala
ini,
tak
Dia
berdaya.
menghapuskan
Allah
swt
teguh.
Saya
memohon
kepada-Nya
agar
selalu
mencurahkan
sekutu
bagi-Nya,
dengan
kesaksian
yang
semoga
diberikan
ampunan dan yang sanggup menyelamatkan saya dari api neraka serta
mengantarkan saya ke tempat tinggal yang mulia dalam syurga.
Sesungguhnya, Allah swt telah menganugerahkan kepada umat ini
- mudah-mudahan Allah swt menambah kemuliaan pad umat ini - agama
Islam yang diridhai-Nya dan mengutus manusia terbaikNya - Muhammad
saw - kepada mereka sebagai penerang jalan. Mudah-mudahan Allah
swt melimpahkan kepadanya sholawat, berkat dan salam yang paling
utama.
Allah swt memuliakan umat ini dengan kitab Al-Quran sebagai
kalam terbaik dan Allah swt mengumpulkan di dalamnya segala yang
diperlukan
berupa
kabar
orang-orang
yang
terdahulu
dan
yang
serta
hujah-hujah
yang
kuat
dan
jelas
sebagai
bukti
oleh
rasul-rasul-Nya.
Mudah-mudahan
sholawat
dan
salam
Allah swt tetap atas mereka dan dapat mengalahkan orang-orang yang
mulhid, sesat dan jahil.
Allah swt pasti akan melipatgandakan pahala bagi orang-orang
yang membaca Al-Quran dan pada waktu yang sama memerintahkan kita
memperhatikan,
mengamalkannya,
mematuhi
adab
serta
mencurahkan
mereka.
Dengan
demikian,
Al-Quran
tidak
akan
pernah
melihat
penduduk
kota
kami,
Damsyiq
mudah-mudahan
dengan
cara
belajar,
mengajar,
membahas
dan
mengkajinya
tidak
peduli
malam
ataupun
siang,
mudah-mudahan
mendorong
dengan
saya
Al-Quran
mengumpulkan
dan
ringkasan
sifat-sifat
adab-adab
penghafal
dan
dan
termasuk
perlakuan
ini
ialah
menjelaskan
adab-adab
dan
memendekkannya
untuk
menghindari
pembahasan
yang
menjelaskan
asalnya
dan
dalam
pembahasan
itu
saya
Itu
terpaksa
harus
saya
ambil,
mengingat
suatu
bahasan dalam bentuk ringkas akan lebih membekas dalam ingatan dan
mudah dihafal, diambil manfaat dan gampang disebarkan.
Kemudian
saya
jelaskan
hadits-hadits
shahih
dan
dhaif,
tahu
hadits
bahwa
dhaif
para
ulama
berkenaan
ahli
dengan
hadits
keutamaan
mengharuskan
amalan
dan
fadilatnya. Meskipun begitu, saya rasa sudah cukup bila saya hanya
memasukkan
hadits-hadits
yang
shahih
saja
sehingga
saya
tidak
dan
terpelihara
dari
orang-orang
yang
menyimpang
dan
Saya mohon pula kepada Allah swt agar memudahkan bagi saya
setiap
bentuk
perbuatan
kebaikan
baik
dan
dan
membantu
menetapkan
saya
saya
dalam
melakukan
keadaan
berbagai
seperti
itu
sampai ajal kematian menjemput saya dan juga melakukan hal yang
sama terhadap semua orang yang saya cintai serta kaum muslimin dan
muslimat sekalian.
Cukuplah
Allah
swt
sebagai
penolong
saya,
tiada
daya
dan
BAB I:
KEUTAMAAN MEMBACA DAN MENGKAJI AL-QURAN
Terjemahan:
Sesungguhnya
kitab
swt
Allah
dan
orang-orang
mendirikan
yang
sembahyang
selalu
dan
membaca
menafkahkan
sebagian
dengaan
dari
rizki
diam-diam
yang
dan
mengharapkan perniagaan
Kami
anugerahkan
terang-terangan,
kepada
mereka
mereka
itu
Telah saya sebut dari Usman bin Affan ra, katanya: rasulullah
saw bersabda:
Terjemahan: Sebaik-baik kamu ialah orang yang belajar AlQuran dan mengajarkannya.
(Riwayat Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim
Al-Bukhari dalam shaihnya)
Diriwayatkan
daripada
Aisyah
ra,
katanya:
Rasulullah
saw
bersabda:
akan
mendapat
dua
pahala.
(Riwayat
Bukhari
dan
Abul
Perumpamaan
adalah
seperti
orang
raihanah
munafik
yang
yang
baunya
membaca
harum
Al-Quran
sedang
rasanya
adalah
seperti
hanzhalah
yang
tidak
berbau
sedang
rasanya pahit.
(Riwayat Bukhari & Muslim)
Diriwayatkan
dari
Umar
bin
Al-Kattab
ra,
bahwa
Nabi
saw
bersabda:
Terjemahan:
Sesunggunya
Allah
swt
mengangkat
derajat
Diriwayatkan
daipada
Abu
Umamah
ra,
katanya:
Aku
medengar
(Riwayat Muslim)
Diriwayatkan
dari
pada
Ibnu
Umar
ra,
dari
pada
Nabi
saw
Baginda Bersabda:
lelaki
kemudian
yang
dia
dianugerahi
memutuskan
Allah
swt
perkara
hikmah
(Ilmu),
dengannya
dan
mengajarkannya.
Diriwayatkan
daripada
Abdullah
bin
Masud
ra,
katanya:
mendapat
pahala
satu
kebaikan
sedangkan
satu
kebaikan
dibalas sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim
satu huruf, tetapi Alif, satu huruf dan Lam satu huruf serta
Mim satu huruf.
(Riwayat Abu Isa Muhammad bin Isa At-Tirmidzi dan katanya:
hadits Hasan Shahih)
Diriayatkan
dari
Ibnu
Abbas
ra,
katanya:
Rasulullah
saw
bersabda:
Terjemahan:
Sesungguhnya
orang
yang
tidak
terdapat
dalam
dunia
karena
kedudukanmu
adalah
pada
akhir
ayat
yang
engkau baca.
(Riwayat Abu Dawud, Tirmidzi dan NasaI, Tirmidzi
berkata, hadits hasan sahaih)
Terjemahan:
isinya,
kiamat
sinar
Barangsiapa
Allah
suatu
membaca
memakaikan
mahkota
matahari
di
yang
pada
Al-Quran
kedua
sinarnya
rumah-rumah
di
orang
lebih
dunia.
dan
mengamalkan
tuanya
bagus
Maka
di
hari
dari
pada
bagaimana
Ad-Darimi
meriwayatkan
dengan
isnadnya
dari
Abdullah
bin
kepada
Sufyan
Ath-Thauri,
manakah
yang
lebih
engkau
menjawab:
Membaca
Al-Quran.
Karena
Nabi
saw
bersabda.
Orang yang terbaik di antara kamu adalah orang yang belajar AlQuran dan mengajarkannya.
==
BAB II:
KELEBIHAN ORANG YANG MEMBACA AL-QURAN
Ibnu
Masud
Al-Anshari
Al-Badri
ra
meriwayatkan
dari
Nabi
saw, sabdanya:
Diriwayatkan
pembaca
dari
Al-Quran
Ibnu
hadir
Abbas
di
raa,
majelis
katanya
Umar
ra
adalah
para
bermusyawarah
Setelah
ini
insya-Allah
saya
akan
mengemukakan
hadits-
Ingatlah
bahwa
madzhab
yang
shahih
dan
terpilih
yang
BAB III:
MENGHORMATI DAN MEMULIAKAN GOLONGAN AL-QURAN
Allah berfirman:
Terjemahan:
Demikianlah
(perintah
Allah).
Dan
barangsiapa
Allah
berfirman:
orang
yang
Dan
rendahkanlah
mengikutimu,
yaitu
terhadap
orang-orang
Allah berfirman:
dirimu
yang
orangberiman
Terjemahan:
Dan
orang-orang
yang
menyakiti
orang-orang
swt
pengkaji
adalah
Al-Quran
memuliakan
yang
orang
tidak
tua
melampau
yang
batas
muslim
dan
dan
tidak
Terjemahan:
Diriwayatkan
dari
Aisyah
ra
bahwa
beliau
hafal
Al-Quran
di
antara
keduanya,
beliau
Siapa
yang
yang
mengganggu
wali-Ku,
maka
Aku
Diriwayatkan dari duam imam yang agung yaitu Imam Abu Hanifah
dan Imam Asy-Syafii ra, keduanya berkata: Jika para ulama bukan
wali Allah swt, maka Allah swt tidak punya wali.
para
ulama
itu
beracun,
kebiasaan
Allah
swt
dalam
Allah berfirman:
Terjemahan:
Maka
perintah-Nya,
hendaklah
takut
akan
orang-orang
ditimpa
cobaan
yang
atau
menyalahi
ditimpa
azab
yang pedih.
(QS An-Nur 24:63)
==
BAB IV:
PANDUAN MENGAJAR DAN BELAJAR AL-QURAN
Saya
telah
berusaha
menyajikan
tujuan-tujuannya
secara
Masalah ke-1:
Pertama-tama
yang
mesti
dilakukan
oleh
guru
dan
pembaca
Allah berfirman:
Terjemahan:
menyembah
Padahal
Allah
swt
mereka
dengan
tidak
disuruh
memurnikan
kecuali
ketaatan
supaya
kepada-Nya
dalam
(menjalankan)
agama
dengan
lurus
dan
supaya
mereka
Diriwayatkan
dalam
Shahihain
(Bukhari
dan
Muslim)
dari
tergantung
pada
Rasulullah saw:
Terjemahan:
Sesungguhnya
amal-amal
niatnya
sessungguhnya
setiap
dan
itu
orang
mendapat
apa
yang
diniatkannya.
Telah
kami
terima
riwayat
dari
Ibnu
Abbas
ra,
katanya:
Telah
kami
terima
riwayat
dari
Al-ustadz
Abu
Qasim
Al-
perbuatan
atau
mendekatkan
pujian
diri
baik
dari
kepada
kepad
orang
manusia
Allah
banyak
atau
swt.
Dan
atau
sesuatu
dia
mengharap
makna
berkata:
selain
Bisa
Diriwayatkan
dari
Dzin
Nun
Rahimahullah,
katanya:
Tiga
syirik,
sedangkan
ikhlas
adalah
jika
Allah
swt
Diriwayatkan
dari
Sahl
At-Tustari
rahimahullah,
katanya:
sesuatu
karena
mengharap
pujian
orang
banyak,
jangan
Diriwayatkan
dari
Al-Qusyairi,
katanya:
Kebenaran
yang
Diriwayatakan
dari
Al-Harith
Al-Muhasibi
rahimahullah,
katanya: Orang yang benar tidak peduli, meskipun dia keluar dari
segala apa yang ditetapkan dalam hati makhluk terhadapnya untuk
kebaikan
hatinya.
Dan
dia
tidak
suka
orang-orang
mengetahui
Masalah ke-2:
Hendaknya seseorang tidak memiliki tujuan dengan ilmu yang
dimilikinya
ketenaran.
untuk
mencapai
Kedudukan,
kesenangan
keunggulan
atas
dunia
berupa
orang-orang
harta
lain,
atau
pujian
yang
dperlukan
harta
atau
dari
murid-muridnya,
pelayanan,
meskipun
baik
sedikit
itu
dan
berupa
sekalipun
berupa hadiah yang seandainya dia tidak mengajarinya membaca AlQuran, tentulah dia tidak diberi hadiah. Allah berfirman:
Terjemahan:
Barangsiapa
yang
menghendaki
keuntungan
di
Allah berfirman:
Terjemahan:
Barangsiapa
menghendaki
kehidupan
sekarang
Diriwayatkan
dari
Anas,
Hudzaifah
dan
Kaab
bin
Malik
ra
berdebat
dengan
orang-orang
yang
lemah
(bodoh)
atau
membanggakan
diri
kepada
para
ulama
atau
memalingkan
Masalah ke-3:
Hendaklah dia waspada agar tidak memaksakan banyak orang yang
belajar
dan
membenci
orang
yang
murid-muridnya
datang
yang
kepadanya,
belajar
hendaklah
kepada
orang
dia
lain
tidak
selain
dirinya. Ini musibah yang menimpa sebagian pengajar yang lemah dan
itu
bukti
jelas
dari
pelakunya
atas
niatnya
yang
buruk
dan
batinnya yang rusak. Bahkan itu adalah hujah yang meyakinkan bahwa
dia tidak menginginkan keridhaan Allah Yang Maha Pemurah dengan
pengajarannya itu. Karena jika dia menginginkan keridhaan Allah
swt
tetapi
dia
akan
mengatakan
kepada
dirinya:
Aku
menginginkan
ingin
menambah
ilmu,
maka
tidak
ada
yang
salah
dengan
yang
diakui
dirinya.
Telah
kami
keafsahannya
terima
dan
riwayat
dalam
kepemimpinannya
Musnad
Abu
Imam
Muhammad
Ad-Daarimi
rahimahullah dari Ali bin Abu Thalib ra, katanya: Wahai orangorang berilmu! Amalkanlah ilmumu karena orang alim itu ialah orang
yang mengamalkan apa yang diketahuinya dan ilmunya sesuai dengan
amalnya. Akan muncul orang-orang yang mempunyai ilmu dan tidak
melampaui
tenggorokan
mereka
dan
perbuatan
mereka
bertentangan
duduknya
karena
belajar
kepada
orang
lain
dan
dia
Telah
sah
riwayat
dari
Imam
Asy-Syafii
ra
bahwa
beliau
dan
kitab-kitabnya
agar
kiranya
dia
tidak
menisbahkan
baik
sebagaimana
Masalah ke-4:
Pengajar
mesti
memiliki
akhlak
yang
Allah
swt,
sedikit
seperti
zuhud
terhadap
keduniaan
daripadanya,
tidak
mempedulikan
dunia
dan
dan
warak,
khusyuk,
tenang,
berwibawa,
rendah
hati
dan
mengerjakan
kotoran
dan
rambut
amalan-amalan
yang
disuruh
syariyah
seperti
menghilangkannya
membersihkan
oleh
syarak,
Sudah
sepatutnya
dia
menggunakan
hadits-hadits
yang
dzikir-dzikir dan
dan
hendaklah
bersandar
kepada
Allah
swt
dalam
semua
urusannya.
Masalah ke-5:
Seorang
pengajar
sudah
sepatutnya
bersikap
lemah-lembut
Kami
telah
meriwayatkan
dari
Abu
Harun
Al-Abdi,
katanya:
dengan
wasiat
Rasulullah
saw,
sesungguhnya
Nabi
saw
bersabda:
Terjemahan:
Sesungguhnya
Rasulullah
saw
bersabda:
Orang-
orang akan mengikuti kamu dan ada orang-orang yang datang kepada
kamu dari berbagai penjuru bumi belajar ilmu agama. Jika mereka
datang kepadamu, berwasiatlah kamu kepada mereka dengan baik.
(Riwayat Tirnidzi dan Ibnu Majah dan lainnya)
Masalah ke-6:
Seorang
guru
mesti
memberikan
nasihat
bagi
mereka
karena
Termasuk
nasihat
bagi
Allah
swt
dan
Kitab-Nya
ialah
bersikap
lemah-lembut
kepadanya
dan
membantunya
samping
bersikap
mudah
ketika
mengajarinya,
bersikap
lemah-
kegiatannya
dan
menambah
kecintaanya,
membuatnya
Seorang
menyibukkan
guru
diri
hendaklah
dengan
mengingatkan
mengkaji
dia
akan
keutamaan
Al-Quran
dan
ilmu-ilmu
seperti
perhatiannya
terhadap
mesti
disayangi
dan
diperhatikan
akan
kebaikannya,
sabar
yang
kurang
baik
dalam
sutu
waktu
karena
manusia
secara
mutlak
sebagaiamana
dia
tidak
menyukai
bagi
dirinya.
Terjemahan:
hingga
dia
Tidaklah
mencintai
sempurna
iman
saudaranya
seseorang
sebagaimana
dari
dia
kamu
mencintai
dirinya sendiri.
Diriwayatkan
dari
Ibnu
Abbas
ra,
katanya:
Orang
yang
manusia
hingga
sanggup
mencegah
dia
lalat
duduk
menghadapku.
hinggap
diwajahnya,
Seandainya
aku
niscaya
aku
melakukannya.
Masalah ke-7:
Sudah sepatutnya guru tidak menyombongkan diri kepada para
pelajar,
tetapi
bersikap
lemah-lembut
dan
rendah
hati
terhadap
mereka.
hak
pergaulannya
pada
mereka
dan
keseringan
mereka
datang
kepadanya.
Diriwayatkan
katanya:
Patutlah
dari
orang
Abu
Ayub
yang
alim
As-Sakhtiyani
meletakkan
rahimahullah,
tanah
di
atas
Masalah ke-8:
Sudah
sepatutnya
pelajar
dididik
secara
berangsur-angsur
dengan adab-adab yang luhur dan perilaku yang baik serta dilatih
dirinya atas perkara-perkara kecil yang terpuji.
yang
perkataan
batin
dan
dan
terang
perbuatan
di
yang
samping
mendorongnya
berulangkali
untu
dengan
menunjukkan
keikhlasan dan berlaku benar serta memiliki niat yang baik serta
memperhatikan Allah swt pada setiap saat.
akan
memberikan
berkat
pada
ilmu
dan
perbuatannya
dan
Masalah ke-9:
Mengajari para pelajar adalah fardu kifayah. Jika tidak ada
orang yang mampu kecuali seorang maka wajiblah ke atasnya. Jika
ada beberapa orang yang setengah dari mereka bisa mengajar tetapi
mereka menolak, maka mereka berdosa. Jika setengah dari mereka
mengerjakannya, gugurlah tanggung jawab dari yang selainnya. Jika
salah
seorang
pendapat
yang
dari
lebih
mereka
tepat
diminta
ialah
sedang
dia
dia
tidak
menolak,
berdosa,
maka
tetapi
Masalah ke-10:
Diutamakan bagi pengajar agar mementingkan pengajaran mereka
dengan melebihkannya di atas kemaslahatan dirinya yang bersifat
duniawi
Hendaklah
yang
dia
bukan
keperluan
mengosongkan
utama/asas
hatinya
yang
dari
amat
segala
mendesak.
hal
yang
semala
tidak
dibimbingkan
akan
terjadi
fitnah
ke
dengki
kepada
salah
seorang
dari
mereka
karena
pelajar
yang
memiliki
kedudukan
seperti
anak.
Masalah ke-11:
Jika
kemudian
jumlah
yang
mendahulukan
menunjukkan
mereka
banyak,
berikutnya.
lainnya,
maka
kegembiraan
dan
Jika
bisa
muka
maka
yang
dahulukan
yang
pertama,
pertama
rela
gurunya
mendahulukannya.
yang
Patutlah
berseri-seri,
guru
memeriksa
keadaan mereka dan keadaan mereka dan menanyakan siapa yang tidak
hadir dari mereka.
Masalah ke-12:
Para
ulama
berkata:
Janganlah
guru
menolak
mengajari
Sufyan dan yang kain bertanya berkenaan dengan niat muridmurid yang menuntut ilmu kepadanya. Mereka berkata: Kami belajar
ilmu untuk selain Allah swt, maka Sufyan enggan mengajar mereka
dan
berharap
agar
tidak
melakukannya
kecuali
untuk
Allah
swt.
Masalah ke-13:
Termasuk adab seorang guru yang amat ditekankan dan perlu
diperhatikan
mengajar
ilaha
dari
guru
mestinya
bermain-maian
menjaga
dan
kedua
menjaga
tanganya
kedua
ketika
matanya
dari
lebih
di
tekankan
karena
dihukumkan
makruh
duduk
di
situ
sebelum sembahyang dua rakaat. Dia bisa duduk bersila atau dengan
cara lainnya.
Masalah ke-14:
Termasuk
diperhatikan
adab
ialah
guru
tidak
yang
amat
ditekankan
dan
perlu
diperkenankan
merendahkan
ilmu
dengan
pelajar
Bagaimanapun
dia
itu
mesti
Khalifah
menjaga
atau
ilmu
di
dari
bawah
hal
kedudukannya.
itu
sebagaimana
Masalah ke-15:
Hendaklah dia mempunyai majelis atau ruang kelas yang luas
supaya murid-murid bisa duduk di situ. Dalam hadits dari Nabi saw
sabdanya:
Hadits
itu
telah
disebutkan
di
awal
kitab
Al-Adab
dengan
Masalah ke-16:
Adab
pelajar
dan
penuntut
ilmu.
Semua
yang
saya
sebutkan
Termasuk
menyibukkan
belajar,
Hendaklah
adab
sehingga
kecuali
dia
hal
pelajar
tidak
bisa
yang
mesti
membersihkan
ialah
menjalani
memusatkan
dilakukan
hatinya
dari
hal-hal
perhatian
karena
yang
untuk
keperluan.
kotoran-kotoran
dosa
Sungguh
menjadi
baik
baik
perkataan
dengan
ilmu
orang
yang
sebagaimana
mengatakan:
bumi
menjadi
Hati
baik
itu
karena
dijadikan pertanian.
urusan-urusannya.
Dia
terima
perkataannya
seperti
orang
Masalah ke-17:
Janganlah
keahliannya,
dia
belajar
menonjol
kecuali
keagamaanya,
dari
nyata
orang
yang
lengkap
pengetahuannya
dan
Muhammad bin Sirin dan Malik bin Anas serta para ulama salaf
lainnya berkata: Ilmu ini adalah agama, maka lihatlah dari siapa
kamu mengambil agama kamu.
tidak
berani
minum
air
sementara
Asy-Syafii
memandang
Jika
tidak
mampu
menolaknya,
hendaklah
dia
tinggalkan
majelis itu.
Masalah ke-18:
Hendaklah
pelajar
keadaan
memiliki
sebutkan
perlu
masuk
sifat-sifat
ada
pada
ke
ruang/majelis
sempurna
guru.
Antara
gurunya
sebagaimana
lain
dalam
yang
dengan
saya
bersuci
menggunakan
siwak
dan
menggosokkan
hati
dari
hal-hal
yang
mengkhususkan
gurunya
dengan
penghormatan
tertentu.
Dia
memberi salam kepada gurunya dan kepada mereka ketika dia pergi
sebagaimana disebut di dalam hadits:
duduk
di
mengizinkan
mana
tempat
baginya
untuk
majelis
maju
berakhir,
atau
dai
kecuali
ketahui
jika
dari
guru
keadaan
mereka bahwa mereka lebih menyukai hal itu. Janganlah dia menyuruh
seseorang berdiri dari tempatnya. Jika orang lain mengutamakannya,
jangan diterima, sesuai dengan sikap Umar ra kecuali jika dengan
mengikutinya terdapat maslahat bagi orang-orang yang hadir atau
guru menyuruhnya berbuat demikian. Janganlah dia duduk di tengah
halaqah
siantara
(majelis),
dua
melapangkan
kecuali
kawan
tempat
tanpa
jika
izin
untuknya,
ada
keperluan.
keduanya.
dia
pun
Janganlah
Tetapi
bisalah
jika
duduk
duduk
keduanya
merapatkan
dirinya.
Masalah ke-19:
Hendaklah dia menunjukkan adab terhadap kawan-kawannya dan
orang-orang yang menghadiri majelis guru itu. Hal itu merupakan
sikap sopan terhadap guru dan pemeliharaan terhadap majelisnya.
Dia
duduk
pelajar,
dihadapan
bukan
cara
guru
dengan
duduknya
cara
guru.
duduk
sebagai
Janganlah
dia
seorang
menguatkan
keperluan,
jangan
bermain-main
dengan
tangannya
ataupun
lainnya.
Jangan
menoleh
ke
kanan
dan
kekiri
tanpa
keperluan,
Masalah ke-20:
Perkara
kepada
guru
lain
yang
dalam
perlu
keadaan
diperhatikan
hati
guru
ialah
sedang
tidak
sibuk
belajar
dan
dilanda
keburukan
akhlaknya.
menzaliminya
dan
mentakwilkan
Janganlah
meyakini
hal
itu
menghalangnya
kesempurnaannya.
perbuatan-perbuatan
dan
untuk
Hendaklah
dia
perkataan-perkataan
zahir
atau
tidak
mendapatnya.
Jika
gurunya
berlaku
kasar;
kepada
dipersalahkan.
guru
Hal
dan
itu
menujukkan
lebih
bahwa
bermanfaat
dialah
baginya
yang
didunia
patut
dan
yang
sabar
menghadapinya,
maka
dia
akan
mendapat
Masalah ke-21:
Termasuk adab pelajar yang amat ditekankan ialah gemar dan
tekun menuntut ilmu pada setiap waktu yang dapat dimanfaatkannya
dan tidak puas
dilakukannya
diperolehnya.
Ini
supaya
berbeda
tidak
sesuai
jemu
dan
dengan
hilang
perbedaan
apa
yang
manusia
dan
mesti
menunggu
meninggalkan
dan
tetap
tugasnya,
kecuali
tinggal
jika
di
dia
pintunya.
takut
Janganlah
gurunya
tidak
penting,
janganlah
dia
minta
izin
untuk
masuk,
tetapi
lainnya.
Hendaklah
dia
mendorong
dirinya
dengan
berijtihad
dalam menuntut ilmu ketika lapang, dalam keadaan giat dan kuat,
cerdas pikiran dan sedikit kesibukkan sebelum nampak tanda-tanda
ketidak-mampuan dan sebelum mencapai kedudukan yang tinggi.
sebelum
kamu
menjadi
pemimpin.
Yakni
berijtihadlah
dengan
yang
diakui,
kamu
enggan
belajar
lantaran
kedudukanmu
menjadi
pemimpin,
maka
tiada
lagi
waktu
untuk
menuntut
ilmu.
Masalah ke-22:
Hendaklah dia pergi kepada gurunya untuk belajar di pagi hari
berdasarkan hadits Nabi saw:
Terjemahan:
Ya
Allah,
berkatilah
umatku
pada
waktu
pagi
hari.
Hendaklah
dia
memelihara
bacaan
hafalannya
dan
tidak
menasihatinya
agar
berbuat
sedemikian,
maka
dia
perlu
mematuhi perintahnya.
dirinya
atas
sesuatu
yang
diistemewakan
Allah
swt
bahwa
dia
tidak
mencapai
hal
itu
dengan
daya
dan
Cara
bahwa
hikmah
tertentu
tidak
untuk
menghilangkan
Allah
kepada
swt,
orang
menyanggahnya
iri
hati
menghendaki
yang
dan
ialah
untuk
dengan
menyadari
memberikan
keutamaan
dikehendaki-Nya.
tidak
membenci
Maka
patutlah
hikmah
yang
dia
sudah
BAB V:
PANDUAN MENGHAFAZ AL-QURAN
Sebenarnya
adab-adab
ini
sudah
saya
kemukakan
sebagiannya
Diantara
adab-adab
menghafaz
Al-Quran
ialah:
Dia
mesti
Diriwayatkan
berkata:
Wahai
daripada
para
qari
Umar
bin
(yang
Al-Khattab
mahir
ra
membaca)
bahwa
dia
Al-Quran,
berbuat
kebaikan
dan
janganlah
kamu
menggantungkan
diri
sedang
berbuka.
Hendaklah
dia
bersedih
ketika
orang
lain
orang
lain
bercakap
dan
menunjukkan
kekhusyukkan
ketika
Diriwayatkan
dari
Al-Fudhai
juga,
katanya:
Penghafaz
Al-
Masalah ke-23:
Hal yang perlu diberi penekanan dari apa yang diperintahkan
kepada
penghafaz
perbuatan
Al-Quran
menjadikan
ialah
Al-Quran
agar
sebagai
menghindarkan
sumber
diri
dari
penghasilan
atau
Terjemahan:
untuk
Bacalah
mencari
makan,
Al-Quran
dan
jangan
mencari
jangan
menggunakannya
kekayaan
dengannya,
panah
dengan
terburu-buru
dan
mereka
tidak
mengharapkan
Dia
meriwayatkannya
dengan
maknanya
dari
riwayat
Sahl
bin
Aku
mendengar
Rasulullah
saw
bersabda:
Akan
datang
suatu
kaum yang meminta upah karena membaca Al-Quran. Maka siapa yang
meminta upah karena membaca Al-Quran, janganlah kamu memberinya.
jika
Syabi
dan
tidak
mesyaratkannya,
lainnya
berpendaapat
yaitu
bisa
pendapat
Hasan
mengambil
Bashri,
upah.
Jika
menyinggung dan dengan akad yang benar, ada hadits sahih yang
Ulama
Shamit
yang
bahwa
melarangnya
dia
berhujah
mengajarkan
dengan
Al-Quran
hadits
kepada
Ubadah
seorang
bin
lelaki
ulama Salaf.
Para
ulama
yang
mengharuskan
bisa
mengambil
upah
tadi
tidak
berhak
mendapat
apa-apa.
Kemudian
dia
diberi
Masalah ke-24:
Hendaklah dia memelihara bacaan Al-Quran dan memperbanyak
bacaanya. Ulama salaf mempunyai kebiasaan-kebiasaan yang berlainan
tentang tempo dan jangka masa mengkhatamkan Al-Quran. Ibnu Abi
Dawud
meriwayatkan
dari
sebagian
ulama
Salaf
bahwa
mereka
mengkhatamkannya
dalam
setiap
enam
malam.
Dsan
ada
Sedangkan
setengah
dari
mereka
ada
yang
mengkhatamkannya
dalam setiap empat malam, setiap tiga malam atau setiap dua malam.
bahkan setengah dari mereka mengkhatamkannya sekali dalam sehari
semalam.
Diantara
orang-orang
mengkhatamkan
Al-Quran
sekali
dalam
sehari semalam ialah Usman bin Affan raTamim Ad-Daariy, Said bin
Jubair, Mujahid, Asy-Syafii dan lainnya.
Diantara
sehari
semalam
orang-orang
ialah
Sali
yang
bin
mengkhatamkan
umar
ra
Qadhi
tiga
Mesir
kali
pada
dalam
masa
pemerintahan Muawiyyah.
Aku
Ibnu
mendengar
Khatib
ra
Asy-Syeikh
mengkhatamkan
Abu
Usman
Al-Quran
Al-Maghribi
empat
kali
berkata,
pada
waktu
Diriwayatkan
dari
Manshur,
katanya:
Ali
Al-Azadi
Sedangkan
orang
yang
mengkhatamkannya
dalam
satu
rakaat
banyak sekali hingga tidak terhitung jumlahnya. Diantara orangorang yang terdahulu ialah Usman bin Affan, Tamim Ad-Daariy dan
Said
bin
Jubair
ra
yang
mengkhatamkan
dalam
setiap
rakaat
di
Kaabah.
Barangsiapa
yang
ingin
merenungkan
dan
mempelajari
dengan
Jika kita belum termasuk ke peringkat yang di capai orangorang yang disebut ini, maka bisalah kita memperbanyak membaca AlQuran
sedapat
mungkin
tanpa
menimbulakan
kejemuan
dan
tidak
sehari
semalam.
Mereka
bertolak
dari
hadits
sahih
yang
Terjemahan: Tidaklah orang yang membaca (mengkhatamkan) AlQuran dalam waktu kurang dari tiga hari.
(Riwayat Adu Dawud, Tirmidzi, NasaI dan lainnya)
Al-Quran
dalam
seminggu,
maka
telah
diriwayatkan
oleh Abu Dawud bahwa Usman bin Affan ra memulai membaca Al-Quran
pada malam jumat dam mengkhatamkannya pada malam Khamis.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abu Dawud dari Umar bin Murrah AtTabiI, katanya: Mereka suka mengkhatamkan Al-Quran dari awal
malam atau dari awal siang.
Diriwayatkan dari Thalhah bin Musharif seorang At-TabiI AlJalil, katanya: Barangsiapa mengkhatamkan Al-Quran pada waktu
manapun pada waktu siang, maka para malaikat mendoakan baginya
sampai petang. Dan siapa yang mengkhatamkan Al-Quran pada waktu
manapun dari waktu malam, maka para malaikat mendoakan baginya
sampai pagi. Diriwayatkan juga dari Mujahid hadits seperti itu.
Abi Waqqash ra
katanya: Jika
pengkhataman Al-
Al-Quran
sebelum
rukuk.
Ibnu
Abi
Dawud
berkata,
Selanjutnya
fasal
ini
berikutnya, insya-Allah .
akan
dikemukakan
lagi
pada
bagian
Masalah ke-25:
Memelihara
membaca
Al-Quran
pada
waktu
malam.
Hendaklah
Terjemahan:
berlaku
diantara
lurus,
mereka
ahli
kitab
membaca
itu
ada
ayat-ayat
golongan
Allah
swt
yang
pada
Mereka
beriman
kepada
Allah
swt
dan
hari
Diriwayatkan
dalam
kitab
Shahih
Bukhari
dan
Muslim
dari
fulan;
dia
meninggalkannya.
kerjakan
sembahyang
malam,
kemudian
Banyak
hadits
dan
athar
diriwayatkan
berkenaan
dengan
hal
seperti
dengungan
lebah.
Katanya:
Kenapa
mereka
Diriwayatkan
dari
Bacalah
Al-Quran
memerah
susu
Ibrahim
pada
kambing.
waktu
An-NakhaI
malam,
Diriwayatkan
bahwa
walaupun
dari
dia
berkata:
lamanya
Yazid
seperti
Ar-Raqasyi,
Saya katakan: Sesungguhnya sembahyang malam dan membaca AlQuran ketika itu amat diutamakan karena ia lebih menyatukan hati
dan lebih jauh dari hal-hal yang menyibukkan dan melalaikan. Di
samping itu ia lebih mampu menjaga dari riya dan hal-hal lain yang
sia-sia.
Dan
ia
menjadi
sebab
timbulnya
kebaikan-kebaikan
pada
waktu malam.
Terjemahan:
Tuhanmu
turun
setiap
malam
ke
langit
dunia
Diriwayatkan
oleh
penulis
Bahjatul
Asraar
dengan
isnadnya
dari Sulaiman Al-Anmathi, katanya: Aku pernah melihat Ali bin Abu
Thalib ra dalam mimpi berkata:
puasa
pada
waktu
siang.
Niscaya
bumimu
telah
Ingatlah
bahwa
keutamaan
sembahyang
malam
dan
membaca
Al-
yang
lalai.
Barangsiapa
yang
sembahyang
dengan
membaca
seratus ayat, dia ditulis dalam golongan orang yang taat. Dan
barangsiapa yang sembahyang membaca seribu ayat, dia ditulis
ke dalam golongan orang yang berlaku adil.
(Riwayat Abu Dawud dan lainnya)
Ath-Thalabi
Barangsiapa
menceritakan
sembahyang
dua
dari
rakaat
Ibnu
pada
Abbas
waktu
ra,
malam,
katanya:
lalu
dia
Masalah ke-26:
Perintah
memelihara
Al-Quran
dan
peringatan
agar
tidak
Terjemahan:
Sesungguhnya
perumpamaan
penghafaz
Al-Quran
dia
bisa
menahannya.
Dan
jika
dilepaskan,
ia
akan
pergi.
(Riwayat Bukhari & Muslim)
Terjemahan:
Barangsiapa
membaca
Al-Quran,
kemudian
Masalah ke-27:
Orang yang tertidur sebelum membaca wiridnya. Diriwayatkan
dari Umar bin Al-Khatab ra, katanya: Rasulullah saw bersabda:
Terjemahan:
pada
waktu
Barangsiapa
malam
atau
tertidur
sebagian
sebelum
dari
membaca
padanya,
hizibnya
kemudian
wa
Baqarah.
innaa
ilaihi
Kemudian
raajiuun).
aku
bermimpi
Wiridku
adalah
seolah-oleh
surah
seekor
Al-
lembu
menandukku.
(Riwayat Ibnu Abi Dawud)
Diriwayatkan
oleh
Ibnu
Abid
Dunya
dari
salah
seorang
hizibnya
kemudian
dia
bermimpi
seolah-olah
ada
orang
berkata kepadanya:
BAB VI:
ADAB DAN ETIKA MEMBACA Al-Quran
teliti
dan
mendetail
untuk
memperoleh
kejelasan
yang
Sebab
orang
yang
membaca
Al-Quran
sudah
sepatutnya
menjaga
adab
terhadap
Al-Quran.
Maka
patutlah
dia
Masalah ke-28:
Jika
mulut
hendak
dengan
berkenan
dengan
membaca
siwak
dengan
kayu-kayu
atau
siwak
Al-Quran,
lainnya.
ialah
lainnya
hendaklah
Pendapat
menggunakan
atau
yang
kayu
dengan
dia
membersihkan
lebih
Arak.
sesuatu
terpilih
Bisa
yang
juga
dapat
kalangan
pengikut
Asy-Syafii.
Pendapat
yang
lebih
masyur
berniat
menjalankan
sunahnya.
Salah
seorang
ulama
berkata,
serta
bagian
atasnya
dengan
lembut.
Mereka
berkata:
atau
lainnya,
maka
tidaklah
disukai
baginya
membaca
Al-
ayahnya:
Terdapat
dua
pendapat.
Pendapat
yang
lebih
Masalah ke-29:
Diutamakan bagi orang yang membaca Al-Quran dalam keadaan
suci. Jika membaca Al-Quran dalam keadaan berhadas, maka hukumnya
harus berdasar ijmaul muslimin. Hadits-hadits berkenaan dengan
perkara
tersebut
sudah
dimaklumi.
Immamul
Haramain
berkata:
yang
bertayamum.
lebih
Wanita
utama.
mustahadhah
Jika
tidak
dalam
waktu
menemukan
yang
air,
dianggap
dia
suci
Sementara
orang
yang
berjunub
dan
wanita
yang
haid,
maka
haram atas keduanya membaca Al-Quran, sama saja satu ayat atau
kurang dari satu ayat. Bagi keduanya diharuskan membaca Al-Quran
di dalam hati tanpa mengucapkannya dan bisa memandang ke dalam
mushaf. Ijmak muslim mengharuskan bagi yang berjunub dan yang haid
mengucapkan tasbih, tahlil, tahmid, takbir dan membaca shalawat
atas Nabi saw serta dzikir-dzikir lainnya.
Para
sahabat
kami
berkata,
jika
orang
yang
berjunub
dan
mendapat
sahabat
musibah,
kami
jika
dari
tidak
Khurasan
bermaksud
berkata,
membaca
ketika
Al-Quran.
menaiki
Para
kendaraan,
kebaikan
di
akhirat
dan
lindungilah
kami
dari
siksa
neraka.
(QS Al-Baqarah 2:102)
Hukum
membaca
tersebut
Al-Quran.
berlaku
Imamul
selagi
Haramain
keduanya
berkata,
tidak
apabila
bermaksud
orang
yang
membaca
Al-Quran,
dia
durhaka.
Jika
dia
bermaksud
diharuskan
bagi
keduanya
membaca
ayat
yang
telah
dihapus
tilawahnya seperti:
Masalah ke-30:
Jika
orang
yang
berjunub
atau
perempuan
yang
haid
tidak
sembahyang
serta
lainnya.
Jika
dia
berhadas,
haram
dalam
masji
atau
lainnya
yang
tidak
haram
atas
orang
yang
tidak
membaca
Al-Quran
sesudahnya
atau
duduk
di
masjid.
saya
kemukakan.
Sekiranya
dia
bertayamum,
kemudian
atau
untuk
mengerjakan
sembahyang
fardhu
lainnya
maka
Terdapat
pendapat
dari
sebagian
pengikut
Asy-Syafii
yang
mengatakan hal itu tidak bisa. Pendapat yang lebih terkenal adalah
pendapat
pertama.
Jika
orang
yang
berjunub
tidak
menukan
air
Apakah
haram
atasnya
membaca
Al-Fatihah?
Terdapat
dua
membaca
keadaan
Al-Fatihah.
darurat,
dalam
Manakala
keadaan
diharuskan
janabah,
sembahyang
maka
dalam
diharuskan
juga
membaca Al-Quran.
yang
saya
sebutkan
ini
diperlukan
olehnya.
Oleh
Kalau
ingin
lebih
lengkap,
maka
ada
dalil-dalil
dan
Masalah ke-31:
Membaca
Al-Quran
disunahkan
di
tempat
yang
bersih
dan
Bahkan
pada
awal
masuknya
ke
masjid
sepatutnya
dia
oleh
anak-anak
ataupun
orang
awam
karena
ia
selalu
diabaikan.
berlainan
pendapat
berkenaan
dengan
makruhnya.
Sahabat-
Beberapa
jamaah
diantaranya
Ali
bin
Abu
Thalib
ra
Ibnu
Mundzir
menceritakan
dari
sejumlah
tabiin,
diantaranya Abu Wail Syaqiq bin Salamah, Asy-Syabi, Hasan AlBashri, Makhul dan Qabishah bin Dzuaib. Kami meriwayatkannya pula
dari Ibrahim An-Nakhai. Para sahabat kami meriwayatkannya dari
Abu Hanifah ra
disebut
nama
Allah
membaca
Al-Quran
swt,
kecuali
di
tempat
yang
pendapat
yang
baik.
Sementara
terpilih
adalah
bisa
dan
tidak
di
jalan,
makruh,
maka
jika
pembacanya
tidak
rahimahullah
bahwa
dia
mengizinkan
membaca
Al-Quran
di
jalan.
Ibnu
ArRabi,
Abi
Dawud
katanya:
berkata,
Diberitahukan
diceritakan
kepada
kepadaku
kami
oleh
oleh
Ibnu
Abu
Wahab,
tahu pembacaan yang berlangsung di jalan. Hal itu makruh dan ini
adalah isnad yang sahih dari Malik rahimahullah.
Masalah ke-32:
Diutamakan bagi pembaca Al-Quran di luar sembahyang supaya
menghadap
kiblat.
Hal
ini
telah
banyak
disebut
dalam
beberapa
hadits:
Sebaik-baik
Hendaklah
majelis
dia
duduk
adalah
dengan
yang
menghadap
khusyuk
dan
kiblat.
tenang
sambil
seperti
duduknya
di
hadapan
gurunya,
inilah
yang
yang
mengingat
duduk
dalam
keadaan
atau
Allah
swt
berbaring
sambil
dan
berdiri
mereka
atau
memikirkan
Terjemahan:
Bahwa
Rasulullah
saw
bersandar
di
pangkuanku
Dalam
suatu
riwayat:
Beliau
membaca
Al-Quran
sedang
Diriwayatkan
dari
Abu
Musa
Al-Asyari
ra,
katanya:
Aku
Diriwayatkan
dari
Aisyah
r.a,
katanya:
Sungguh
aku
Masalah ke-33:
Jika
hendak
perlindungan
mulai
dengan
membaca
Al-Quran,
mengucapkan:
Auudzu
maka
dia
billaahi
memohon
minasy-
terkutuk).
sepatutnya
Sebagian
dibaca
sesudah
ulama
membaca
salaf
berkata:
Al-Quran
Taawwudz
berdasarkan
itu
firman
Allah swt:
Terjemahan:
meminta
Jika
kamu
perlindungan
membaca
kepada
Al-Quran,
Allah
swt
dari
hendaklah
kamu
syaitan
yang
terkutuk.
(QS An-Nahl 16:98)
Maksud ayat ini menurut mayoritas ulama, apabila kamu ingin
membaca
Al-Quran,
maka
mohonlah
perlindungan
kepada
Allah
swt
Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dari syaitan yang
terkutuk). Tidaklah mengapa jika mengucapkan perkataan ini.
Bagaimanapun
pertama.
yang
Kemudian,
terpilih
adalah
sesungguhnya
bentuk
taawwudz
taawwudz
itu
yang
mustahab
dalam
sembahyang
diutamakan
membacanya
dalam
setiap
rakaat
Diutamakan
pula
membaca
taawwudz
dalam
takbir
pertama
Masalah ke-34:
Hendaklah
orang
yang
membaca
Al-Quran
selalu
membaca
kecuali
Baraah.
Jika
tidak
membaca
basmalah,
maka
dia
maka
dia
tidak
mendapat
sesuatu
karena
waqaf,
Masalah ke-35:
Jika
mulai
membaca,
hendaklah
bersikap
khusyuk
dan
maksud
yang
menjadi lapang
dikehendaki
dan
dengan
demikian
itu
dada
berfirman:
Allah berfirman:
Terjemahan:
kepadamu
Ini
penuh
adalah
dengan
suatu
berkat
Kitab
supaya
yang
Kami
mereka
turunkan
memperhatikan
ayat-ayatnya
(QS Shaad 38:29)
Banyak
hadits
yang
diriwayatkan
berkenaan
dengan
perkara
Telah kami terima riwayat dari Bahzin bin Hakim bahwa Zurarah
bin Aufa seorang tabiin yang mulia mengimami sejumlah orang dalam
sembahyang fajar. Dia membaca Al-Quran sehingga ayat:
Terjemahan:
Jika
ditiup
sangkakala
maka
waktu
itu
adalah
Ahmad
bin
sebagaimana
Abul
dikatakan
Hawari
ra
yang
oleh
Abul
Qasim
dijuluki
Raihanatus
Al-Junaidi
Syam
rahimahullah,
Ibnu
Abi
Dawud
berkata,
Al-Qasim
Ibnu
Usman
Al-Jaui
Saya
katakan,
yang
benar
ialah
tidak
adanya
keingkaran,
kecuali siapa yang mengaku bahwa dia lakukan itu dengan berpurapura. Wallahualam.
As-Sayyid
yang
mulia
dan
pemilik
berbagai
anugerah
serta
Masalah ke-36:
Anjuran mengulang-ulang ayat untuk direnungkan. Telah kami
kemukakan
dalam
menjelaskan
fasal
pengaruhnya
sebelumnya
serta
anjuran
peninggalan
untuk
merenungkan
tradisi
ulama
dan
Salaf.
Terjemahan:
Nabi
saw
mengulang-ulangi
satu
ayat
sehingga
pagi."
Maka
saya
berhenti
di
sampingnya
dan
Asma
terus
Terjemahan:
Kelak
mereka
akan
mengetahui
belenmggu
dan
Masalah ke-37:
Menangis ketika membaca Al-Quran. Telah diterangkan dalam
dua fasal yang terdahulu berkaitan dengan hal-hal yang menimbulkan
tangis ketika membaca Al-Quran. Menangis ketika membaca Al-Quran
merupaan sifat orang-orang yang arif dan syiar hamba-hamba Allah
Yang shaleh. Allah berfirman:
Terjemahan:
Dan
mereka
menyukur
atas
muka
mereka
sambil
Terjemahan:
Bacalah
Al-Quran
dan
menangislah.
Jika
kamu
sembahyang
Subuh
dan
membaca
Surat
Yusuf.
Dia
menangis
hal
itu
menunjukkan
berlakunya
pengulangan
bacaan.
Dalam
belakang
shaf-shaf.
Diriwayatkan
dari
Abu
Raja,
katanya:
dan
mereka
menangis.
Kemudian
Abu
Bakar
berkata:
Muhammad
bin
Sirin
pada
waktu
malam
ketika
dia
sedang
sembahyang.
menghitungnya.
Apa
yang
telah
saya
kemukakan
dan
saya
waktu
membaca
Al-Quran.
Cara
dapat
menangis
adalah
Masalah ke-38:
Hendaklah membaca Al-Quran dengan tartil. Para ulama telah
sependapat atas anjuran melakukan tartil. Allah berfirman:
Diriwayatkan
dari
Ummi
Salamah
ra
bahwa
dia
menggambarkan
bacaan Rasulullah saw sebagai bacaan yang jelas huruf demi huruf.
(Riwayat Abu Dawud, NasaI dan Tirmidzi. Tirmidzi berkata: hadits
hasan sahih)
satu
surat
secara
tartil
daripada
membaca
Al-Quran
seluruhnya.
Diriwayatkan
dari
Mujahid
bahwa
dia
ditanya
tentang
dua
Dilarang
membaca
Al-Quran
secara
asal
jadi
dengan
cepat
Sesungguhnya
ada
orang
yang
membaca
Al-Quran
dan
tidak
Para
ulama
berkata:
Membaca
Al-Quran
dengan
tartil
itu
karena
hal
itu
lebih
dekat
kepada
pengagungan
dan
Masalah ke-39:
Diutamakan
memohon
kepada
jika
Allah
melalui
swt
dan
ayat
yang
apabila
mengandung
melalui
rahmat
yang
agar
mengandung
keselamatan
dari
setiap
bencana.
Jika
melalui
ayat
yang
mengandung tanzih (penyucian) Allah swt maka dia sucikan Allah swt
dengan ucapan, Subhanalahi wa Taala atau Tabaroka wa Taala atau
Jallat Azhamatu Rabbina.
Al-Baqarah,
kemudian
beliau
meneruskan.
Maka
rukuk
ketika
saya
mencapai
katakan,
seratus
ayat,
rukuk
dengan
beliau
sahabat
kami
rahimahullah
berkata,
memohon,
meminta
perlindungan dan bertasbih itu disunahkan bagi setiap pembaca AlQuran, sama saja di dalam sembahyang atau di
luarnya. Mereka
adalah
doa
maka
merea
semnua
sama
dalam
hal
itu,
seperti
tersebut
adalah
menurut
madzhab
Asy-Syafii
ra
dan
Masalah ke-40:
Hal
memuliakan
yang
perlu
Al-Quran
diperhatikan
dari
hal-hal
dan
amat
ditekankan
yang
kadang-kadang
adalah
diabaikan
oleh
sebagian
orang
yang
lalai
ketika
membaca
bersama-sama.
Terjemahan:
Dan
apabila
dibacakan
Al-Quran,
maka
Ibnu
Umar
ra
bahwa
apabila
membaca
Al-Quran
dia
tidak
dalam
shahihnya
dan
dia
berkata:
Tidak
bercakap-cakap
Termasuk
lainnya
perbuatan
karena
dia
tercela
sedang
adalah
bermunajat
mempermainkan
kepada
Allah
swt.
tangan
Maka
tidak
bisa
dipandang,
seperti
orang
lelaki
yang
mulus
atau
tidak
aman.
Ini
adalah
madzhab
yang
shahih
dan
saja
jumlahnya.
yang
Para
memperingatkan
ulama
terhadap
menanamkan
mereka
banyak
sekali
orang
busuk
karena
mereka
memberi,
berobat
dan
mengajar
serta
hal-hal
lain
yang
diharuskan
memandang
sesuatu
yang
diperlukannya
dan
haram
orang,
sama
saja
lelaki
ataupun
perempuan.
Sama
saja
perempuan itu masih mahramnya atau bukan, kecuali istri atau hamba
perempuan
yang
Diharamkan
bisa
memandang
digalauli.
dengan
Bahkan
syahwat
sahabat
kepada
kami
mengatakan:
mahramnya
seperti
jika
melihat
sesuatu
kemungkaran-kemungkaran
tersebut
tidak
sanggup
dengan
semua
itu,
maka
dengan
hatinya
Masalah ke-41:
Tidak bisa membaca Al-Quran dengan selain bahasa Arab, sama
saja dia bisa berbahasa Arab dengan baik atau tidak bisa, sama
saja di dalam sembahyang ataupun di luar sembahyang. Jika dia
membaca Al-Quran dalam sembahyang dengan selain bahasa Arab, maka
sembahyangnya tidak sah. Ini adalah madzhab kami dan madzhab Imam
Malik, Ahmad, Dawud dan Abu Bakar Ibnul Mundzir. Sedangkan Abu
Hanifah berkata: Diharuskan membaca dengan selain bahasa Arab dan
sembahyangnya sah.
Abu Yusuf dan Muhammad berkata: Boleh bagi orang yang tidak
baik bahasa Arabnya dan tidak bisa bagi orang yang bisa membaca
bahasa Arab dengan baik.
Masalah ke-42:
Diharuskan
membaca
Al-Quran
dengan
tujuh
qiraat
seperti
bacaan yang disetujui. Dan tidak bisa dengan selain yang tujuh
bacaan
itu
dan
tidak
pula
dengan
riwayat-riwayat
asing
yang
Akan
dijelaskan
dalam
bagian
ketujuh
Insya
Allah
swt
Sahabat
kami
dan
lainnya
berkata:
Sekiranya
membaca
dia
mengetahui.
Jika
tidak
mengetahui,
maka
tidak
batal
Imam Abu Umar bin Andul Bar Al-Hafizh telah menukil jimaul
muslimin.
Bahwa
tidak
bisa
membaca
dengan
bacaan
yang
asing
bacaan
syadz.
dengan
bacaan
syadz
Para
ulama
sedang
dia
berkata:
tidak
Barangsiapa
mengetahuinya
membaca
atau
tidak
Setiap
orang
yang
sanggup
menegur
dan
mencegahnya
wajib
Masalah ke-43:
Jika dia memulai dengan bacaan salah seorang ahli qiraah,
maka
hendaknya
dia
tetap
dalam
qiraah
itu
selama
bacaannya
Masalah ke-44:
Para
ulama
berkata:
Pendapat
yang
lebih
terpilih
adalah
kemudian
Ali-Imran,
kemudian
surat-surat
sesudahnya
patutlah
ditentukan
dia
dalam
memeliharanya,
syarak
yang
kecuali
merupakan
sesuatu
yang
pengecualian,
telah
seperti
Rakaat
pertama
dalam
sembahyang
Subuh
membaca
surat
As-
Sajadah dan rakaat kedua surat Al-Insan. Dan sembahyang Hari Raya
pada rakaat pertama membaca surat Qaaf dan rakaat kedua membaca
surat Iqtarabatis saaatu.
pertama,
membaca
surat
Al-Alaa
dan
pada
rakaat
kedua
membaca surat Qul yaa ayyuhal Kaafiruun dan pada rakaat ketiga
membaca, Qul Huwallahtu Ahad dan Al-Muawwidzatain.
membaca
surat
sebelumnya,
hal
itu
diharuskan.
Banyak
Umar
Ibnul
Khattab
ra.
telah
membaca
surat
Al-Kahfi
pada
rakaat pertama sembahyang Subuh dan surat Yusuf pada rakaat kedua.
Bagaimanapun, sejumlah ulama tidak menyukai jika menyalahi tertib
Mushaf.
suka
Mushaf.
membaca
Dan
Abdullah
dia
bin
Al-Quran
meriwayatkan
Masud
ra
kecuali
dengan
bahwa
menurut
isnadnya
dikatakan
tertibnya
yang
dalam
shahih
dari
Si
fulan
kepadanya:
Sementara
dilarang
membaca
dengan
berbagai-bagai
surat
tegas.
Ijaaz
mulai
Karena
dan
dari
akhir
perbuatan
hikmah
dari
hingga
itu
awalnya,
menghilangkan
tertibnya
ayat-ayat.
maka
itu
adalah
baik
dan
bukan
termasuk
bagian
ini.
Masalah ke-45:
Membaca
membacanya
Al-Quran
dengan
dari
hafalan
Mushaf
karena
lebih
memandang
utama
dalam
dari
Mushaf
pada
adalah
bahwa
Mereka
banyak
tidak
suka
sahabat
Nabi
saw
keluar
suatu
hari
dulu
membaca
tanpa
dari
memandang
Mushaf.
ke
dalam
Seandainya dikatakan: Hal itu berbeda-beda menurut orangorangnya, maka dipilihlah pembacaan dalam Mushaf bagi orang yang
sama
kekhusyukan
dan
perenungannya
dalam
kedua
keadaan
yaitu
ulama
Salaf
dan
perbuatan
mereka
diartikan
menurut
perincian ini.
Masalah ke-46:
Anjuran membaca Al-Quran oleh jamaah secara bersama-sama dan
keutamaan
bagi
orang-orang
yang
membaca
bersama-sama
dan
yang
Terjemahan:
Tidaklah
suatu
kaum
menyebut
nama
Allah
swt
rumah
mengkajinya
Allah
di
swt
antara
dengan
mereka,
membaca
kecuali
Kitabullah
turun
dan
ketenangan
di
dan
Allah
swt
menyebut
mereka
di
antara
para
malaikat di sisi-Nya.
(Riwayat Muslim dan Abu Dawud dengan isnad shahih berdasarkan
syarat Bukhari dan Muslim)
Terjemahan:
sekelompok
duduk?
Sesungguhnya
sahabatnya.
Mereka
Rasulullah
Beliau
menjawab
Kami
saw
berkata,
duduk
keluar
Untuk
untuk
menemui
apa
kamu
menyebut
nama
Islam
kepada
kami.
Kemudian
Nabi
saw
Hadits-hadits
berkenaan
dengan
perkara
tersebut
banyak
yang
tadarrus
membaca
bersama-sama.
Al-Quran
bersama-sama
Ibnu
Abi
secara
Dawud
meriwayatkan
berjamaah
merupakan
bahwa
keduanya
berkata:
Orang
yang
pertama-tama
Diriwayatkan
oleh
Ibnu
Abi
Dawud
dari
Adh-Dhahak
bin
telah
mendapati
para
sahabat
Rasulullah
saw
yakni
tidak
engkau
pernah
melihat
orang-orang
yang
berkumpul
dan
mengingkari
dan
berkata:
Bukanlah
demikian
yang
dilakukan
Pengingkaran
kedua
orang
itu
bertentangan
dengan
apa
yang
diyakini bersama oleh ulama Salaf dan Khalaf dan berdasarkan dalil
yang mendukungnya. Maka anggapan itu ditinggalkan dan yang diambil
kira adalah pendapat yang menganjurkannya. Bagiamanapun membaca
Al-Quran
secara
berjamaah
(dalam
keadaan
berkumpul)
mempunyai
Sementara
keutamaan
orang
yang
mengumpulkan
mereka
untuk
Dan
hendaklah
kamu
saling
menolong
dalam
kebaikan
dan
ketaqwaan.
(QS Al-Maidah 5:2)
Tidak
ada
keraguan
berkenaan
dengan
besarnya
pahala
orang
Masalah ke-47:
Membaca
Al-Quran
sambung-menyambung
secara
bergantian.
dilakukan
dan
baik.
Malik
Rahimahullah
telah
ditanya
dan
dia
Masalah ke-48:
Membaca Al-Quran dengan suara kuat. Ini merupakan fasal yang
penting dan patut diperhatikan. Ingatlah bahwa banyak hadits dalam
kitab
shahih
dan
lainnya
menunjukkan
anjuran
menguatkan
suara
(merendahkan)
suara,
di
antaranya
akan
saya
sebutkan, insya-Allah .
antara
hadits-hadits
dan
athar-athar
berkenaan
dengan ini ialah bahwa memperlahankan suara lebih jauh dari riya.
Merendahkan suara lebih utama bagi orang yang takut berbuat riya.
Jika tidak takut berbuat riya, maka menguatkan suara lebih baik
karena lebih banyak diamalkan dan berfaedah meluas kepada orang
lain.
pembaca
mengarahkan
dan
menyatukan
pendengarannya
keinginannnya
kepadanya,
untuk
mengusir
memikirkan
tidur,
dan
manambah
kegiatan dan menggugah orang lain yang tidur dan orang yang lalai
serta menggiatkannya.
Membaca
di
dalam
Mushaf
lebih
baik,
ini
adalah
hukum
masalahnya.
Diriwayatkan
dari
Abu
Musa
Al-Asyari
ra
bahwa
Terjemahan:
Engkau
telah
diberi
seruling
dari
seruling-
dengan
suara
yang
merdu
daripada
pemilik
hamba
Diriwayatkan
dari
Abu
Musa
pula,
katanya:
Rasulullah
saw
rombongan
Al-
bersabda:
Terjemahan:
Sungguh
aku
mengenal
suara
mereka
dari
suara
mereka
ketika
membaca
Al-
Diriwayatkan
mendengar
suara
oleh
Ibnu
orang-orang
Abi
Dawud
membaca
dari
Ali
Al-Quran
ra
di
bahwa
dalam
dia
masjid,
Terdapat
dengan
suara
banyak
kuat.
hadits
Manakala
berkenaan
dengan
athar-athar
membaca
tentang
Al-Quran
perkataan
dan
takut
riya
dan
tiak
takut
menyombongkan
diri
ataupun
Diriwayatkan
Ibrahim
yang
dari
sedang
Al-AMasy,
membaca
katanya:
Mushaf
Aku
Al-Quran.
masuk
ke
Kemudian
rumah
seorang
Dia berdalil kepada mereka ini dengan hadits Uqbah bin Amir
ra, katanya: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda:
Tirmidzi
hasan,
menyatakan
katanya:
bahwa
Maksudnya
hadits
ialah
tersebut
orang
yang
adalah
membaca
hadits
Al-Quran
berdasarkan
alasan
yang
kemudian
dan
karena
cara
itu
Masalah ke-49:
Sunah mengindahkan suara pada waktu membaca Al-Quran. Para
ulama Salaf dan Khalaf daripada sahabat dan tabiin serta para
ulama Anshar (Baghdad, Bashrah dan Madinah) dan imam-imam muslimin
sependapat dengan sunahnya mengindahkan suara ketika membaca AlQuran. Perkataan dan perbuatan mereka berkenaan dengan perkara
tersebut amat mansyur, maka kami tidak perlu memetik sesuatu pun
satu-persatunya.
Dalil-dalil
berkenaan
dengan
perkara
tersebut
Atau
hadits
yang
artinya:
Tidak
Allah
mendengar.
dan
Dan
seperti
hadits
Saad
bin
Abi
Waqqash
dan
Mayoritas
ulama
berkata:
Tidak
melagukan
artinya
tidak
mengindahkan suaranya.
Para
ulama
berkata:
Sunah
membaca
Al-Quran
dengan
suara
yang bagus dan tertib selama tidak melampaui batas. Jika sampai
malampui
maka
batas
hingga
perbuatan
menambah
itu
atau
haram.
menyembunyikan
Manakala
membaca
satu
huruf,
dengn
lahn
perincian
berkenaan
dengannya.
Jika
keterlaluan
sehingga
Imam
Membaca
Al-Mawardi
dengan
mengeluarkan
lahn
lafaz
harakat-harakat
berkata
dalam
kitabnya
(irama/pelat)
yang
Al-Haawi
dibuat-buat,
Al-Quran
dari
bentuknya
dalamnya
atau
mengeluarkan
di
berkata:
dengan
jika
memasukkan
harakat-harakat
fasik
serta
orang
yang
mendengarnya
pun
ikut
berdosa.
Allah berfirman:
Terjemahan:
Al-Quran
dalam
bahasa
Arab
yang
tidak
AlMawardi
berkata:
Jika
tidak
sampai
terjadi
lahn
yang
karena
lahnnya
itu
menambah
kebagusannya.
Ini
adalah
pendapat
Qadhil Qudrat.
dan
di
sebagian
majelis.
Ini
adalah
bidah
haram
dan
jugalah
setiap
orang
yang
sanggup
menghilangkan
atau
Asy-Syafii
berkata
dalam
Mukhtasar
Al-Muzani,
bahwa
dia
ra
bahwa
dia
membaca
Idzasy-syamsu
kuwwirat
dengan
Malasah ke-50:
Sunah mencari guru Al-Quran yang baik dan bagus suaranya.
Ingatlah bahwa para jamaah ulama Salaf, meminta para pembaca AlQuran
yang
bersuara
bagus
agar
membacanya
sedang
mereka
hamba
Allah
Yang
sholeh.
Perbuatan
itu
adalah
sunnah
dari
Rasulullah saw.
Diriwayatkan
dari
Abdullah
bin
Masud
ra,
katanya:
sedang
kepadamu
ia
diberitakan?
Nabi
saw
menjawab,
ini
sudah
dimaklumi.
Telah
meninggal
dunia
sejumlah
orang
sholeh dengan sebab membaca Al-Quran oleh orng yang mereka minta
untuk membacakannnya. Wallahualam.
Para
ulama
telah
menganjurkan
agar
memulai
majelis
hadits
ayat-ayat
menimbulkan
rasa
takut,
mengandung
nasihat-nasihat,
dan
persiapan
untuknya
serta
pendek
angan-angan
dan
Masalah ke-51:
Jika
tempat
pembaca
yang
bukan
memulai
dari
akhirnya,
tengah
agar
surat
memulai
atau
berhenti
permulaan
kalam
di
yang
saling berkaitan antara satu sama lain (dan berhenti pada kalam
berkenaan),
bisa
serta
terjadi
di
tidak
terikat
tengah
kalam
dengan
yang
bagian-bagiannya
berhubungan
seperti
karena
bagian
Terjemahan:
Dan
aku
tidak
membebaskan
driku
(dari
kesalahan)
(QS Yusuf 12:53)
Terjemahan: Dan barangsiapa di antara kamu sekalian (istriistri Nabi) tetap taat kepada Allah swt dan Rasul-Nya.
(QS Al-Ahzab 33:31)
Terjemahan:
Kepada-Nyalah
dikembalikan
pengetahuan
tentang
kiamat.
(QS Fushshilat 41:47)
Terjemahan:
Dan
berdzikirlah
(dengan
menyebut)
Allah
swt
Maka semua itu dan yang seumpanya, sepatutnya pembaca AlQuran tidak memulai dengannya dan tidak berhenti di situ karena
itu
berkaitan
dengan
yang
sebelumnya.
Janganlah
keliru
karena
Ikutilah
pendapat
yang
diriwayatkan
oleh
Al-Hakim
Abu
yang
rusak
dan
janganlah
mengganggumu
karena
kurangnya
Diriwayatkan
oleh
Ibnu
Abi
Dawud
dengan
isnadnya
dari
Mereka
tidak
suka
membaca
sebagian
ayat
dan
meninggalkan
sebagiannya.
Masalah ke-52:
Makruh
membaca
Al-Quran
dalam
beberapa
keadaan.
Ingatlah
yang
tertentu
saya
ingat
dilarang
oleh
syarak.
Saya
sebutkan
secara
ringkas
tanpa
menyebut
dalil-
Makruh
membaca
Al-Quran
dalam
keadaan
rukuk,
sujud
dan
mambacanya
jika
menemui
kesukaran,
demikian
pula
dalam
Tidaklah
dihukumkan
makruh
bagi
orang
yang
tidak
Tidak
madzhab
maktuh
kami
dan
membaca
Al-Quran
ketika
madzhab
sebagian
besar
thawaf.
ulama.
Ini
Ibnu
adalah
Mundzir
Masalah ke-53:
Termasuk
bidah-bidah
apa
yang
dilakukan
oleh
orang-orng
Maka
mereka
menyakininya
beranggapan
kumpulkn
sebagai
seperti
hal-hal
mustahab
itu.
Di
yang
dan
antara
lain
menyebabkan
orang
awam
menjadikan
rakaat
kedua
antaranya
tercela,
Diantaranya
memanjangkan
sembahyang
terhadap
para
makmum.
Masalah ke-54:
Masalah-masalah aneh yang perlu diketahui. Di antaranya ialah
apabila membaca surat, kemudian anging mengganggunya
maka
hendaklah
dia
menghentikan
bacaanya
hingga
(menguap),
sempurna
Diantaranya
bacaannya
ialah
hingga
apabila
selesai
seseorang
menguap,
menguap,
kemudian
dia
meneruskan
hentikan
bacaan.
Terjemahan:
Dan
kaum
Yahudi
berkata:
Tangan
Allah
swt
terbelnggu.
(QS Al-Maidah 5:64)
Terjemahan:
Dan
mereka
berkata:
Tuhan
Yang
Maha
Pemurah
Dan
ayat-ayat
memperlahankan
lain
yang
suaranya
seumpama
ketika
itu.
Maka
membacanya.
hendaklah
Demikianlah
dia
yang
Di
antaranya
ialah
yang
diriwayatkan
oleh
Ibnu
Abu
Dawud
Terjemahan:
Sesungguhnya
Allah
swt
dan
para
malaikat-Nya
Dia
pun
mengucapkan
sholawat
untuk
Nabi
saw
Asy-Syabi
menjawab: Ya.
Diantaranya
ialah
disunahkan
baginya
mengucapkan
apa
yang
pada
dia
(Alaisa
Allah
mengucapkan:
swtu
Balaa
bi
ahkamil
wa
ana
haakimiin),
alaa
dzaalika
minays-syaahidiin.
(Riwayat Abu Dawud dan Tirmidzi, dengan isnad dhaif)
diriwayatkan
dengan
isnad
ini,
dari
orang
badui
dari
Abu
Terjemahan:
(Alaisa
Barangsiapa
dzaalika
hendaklah
dia
bi
membaca
qaadirin
mengucapkan:
akhir
surat
Al-Qiyamah,
al-nautaa),
alaa
an
yuhyiya
Balaa
wa
ana
asyhadu.
Dan
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, Ibnu Zubair dan Abu Musa AlAsyarira bahwa apabila seseorang dari mereka membaca: Sabbihisma
rabbikal
Suci
alaa
Tuhanku
mereka
Yang
mengucapkan
Maha
Tinggi).
Subhaan
Rabbiyal
Diriwayatkan
Alaa
dari
(Maha
Umar
Ibnu
Salah
seorang
sahabat
kami
telah
menyebut
bahwa
sunah
hadits
Demikian
Abu
jugalah
Huarairah
disunahkan
berkenaan
dengan
mengucapkan
ketiga
lainnya
surat
itu.
yang
kami
dari
Masalah ke-55:
Bacaan
Al-Quran
yang
dimaksudkan
sebagai
Kalam.
Ibnu
Abi
Diriwayatkan
dari
Ibrahim
An-NakhaI
ra
bahwa
dia
tidak
suka
Diriwayatkan
dalam
sembahyang
menguatkan
dari
Umar
Maghrib
suaranya
dan
Ibnu
di
Khattab
Mekah,
berkata,
ra
(Wattini
(Wa
bahwa
waz
haadzal
dia
membaca
zaituuni)
baladil
dan
amiini).
Diriwayatkan dari Hukaim bin Saad bahwa seorang lelaki dari AlMuhakkamati datang kepada Ali yanbg sedang menunaikan sembahyang
Subuh, kemudian berkata, Lain asyrakta layahbathanna amaluka (jika
kamu mempersekutukan-Tuhan- niscaya akan sia-sialah amalmu. (QS
Ar-Ruum 30:60). Maka Ali menjawabnya dalam sembahyang:
meyakini
(kebenaran
ayat-ayat
Allah
swt
itu
menggelisahkan kamu).
(QS Ar-Ruum 30:60)
Masalah ke-56:
Jika dia membaca sambil berjalan, kemudian melalui sejumlah
manusia,
diutamakan
mereka,
kemudian
memutuskan
melanjutkan
bacaan
dan
bacaannya.
memberi
Jika
salam
dia
kepada
mengulangi
ingin
menjawab
dengan
lafaz
salam,
dia
bisa
menjawabnya
masuk
berkhutbah,
maka
memberi
salam
sedangkan
wajiblah
ke
kami
atasnya
pada
hari
mengatakan
menjawab
Jumaat
bahwa
salam
dalam
diam
menurut
keadaan
adalah
imam
sunah,
pendapat
yang
lebih sahih di antara dua pendapat. Jika mereka katakan bahwa ini
adalah
dalam
keadaan
Khutbah,
sedangkan
terdapat
perselisihan
Sekiranya
pembaca
Al-Quran
mendengar
Adzan,
dia
hentikan
bacaannya dan menjawabnya dengan mengikutinya mengucapkan lafazlafaz adzan dan iqamat, kemudian dia kembali kepada bacaannya. Ini
disetujui oleh para sahabat kami.
bahwa
mengganggu
hal
itu
hubungan
tidak
mengecewakan
antara
keduanya,
hatinya
maka
dan
tidak
sebaiknya
dia
Masalah ke-57:
Jika datang kepada pembaca Al-Quran orabg yang berilmu atau
terhormat
atau
orang
tua
yang
terpandang
atau
mereka
miliki
para
sahabatnya
di
hadapan
beliau
dan
dengan
Telah
sebutkan
dengan
saya
di
kumpulkan
dalamnya
sunahnya
dan
sebagian
hadits-hadits
yang
tentang
dan
melarangnya.
berdiri
athar-athar
Saya
jelaskan
dan
saya
berkenaan
kelemahan
Saya jelaskan semua itu dengan memuji Allah maka siapa yang
meragukan
sesuatu
dari
hadits-haditsnya,
hendaklah
dia
Masalah ke-58:
sembahyang.
Saya
sampaikan
pembahasan
ini
secara
ringkas
Malik,
Imam
Asy-Syafii,
Ahmad
dan
mayoritas
ulama
Hanifah
dan
jamaah
berkata,
Tidak
diwajibkan
membaca
Al-
dalam
dua
rakaat
terakhir.
Pendapat
yang
lebih
benar
Mereka
sependapat
atas
sunahnya
membaca
surat
sesudah
Al-
Fatihah dalam dua rakaat sembahyang Subuh dan dua rakaat pertama
dari
sembahyang-sembahyang
tentang
anjuran
membacanya
lainnya.
pada
Mereka
rakaat
ke
berlainan
pendapat
tiga
keempat.
dan
Menurut Imam Asy-Syafii ada dua pendapat tentang hal itu. Menurut
madzhab
baru
(aqaul
jadid)
ialah
tidak
disunahkan
dan
menurut
Para sahabat kami mengatakan, jika kami katakan bahwa ahl itu
disunahkan, maka tiada perselisihan bahwa pembacaannya tidak lebih
dari pembacaan dalam dua rakaat pertama. Mereka berpendapat bahwa
pembacaan
pada
rakaat
ketiga
dan
rakaat
keempat
adalah
sama.
yang
lebih
kuat
(sahih)
diantara
keduanya
menurut
Imam
Asy-Syafii
rahimahullah
mengatakan,
apabila
makmum
diutamakan
berkata
baginya
demikian
ini
membaca
atas
dua
Surat.
Mayoritas
pendapat.
Setengah
sahabat
dari
kami
mereka
dua
rakaat
diutamakan.
terakhir.
Pendapat
yang
Manakala
lebih
menurut
benar
adalah
lainnya
tidaklah
pendapat
pertama
maka
jika
membaca
Al-Fatihah
sembahyangnya
dan
pelan
diutamakan
bacaannya,
baginya
membaca
wajiblah
surat.
dia
Jika
wajib
membaca
Al-Fatihah
dan
diutamakan
membaca
surat.
Manakala
mesti
membaca
dilakukan.
Al-Fatihah
Para
dalam
sembahyang
nafilah,
kami
berlainan
pendapat
sahabat
dinamakan
kewajiban.
Kawannya
Qadhi
Husain
berkata,
dia
dinamakan syarat.
hendaklah
dia
menggantinya
dengan
membaca
ayat-ayat
yang
berdiri
sekedar
lamanya
bacaan
Al-Fatihah
kemudian
rukuk.
Wallahualam.
Masalah ke-59:
Tidaklah
mengapa
jika
menggabungkan
dua
surat
dalam
satu
mengetahui
surat-surat
dimana
pernah
Rasulullah
saw
Masalah ke-60:
Para
Ulam
muslim
sependapat
atas
sunahnya
membaca
dengan
suara kuat dalam sembahyang Subuh, Jumaat, dua hari raya dan dua
rakaat dari sembahyang Maghrib dan Isyak, sembahyang Tarawih dan
Witir sesudahnya. Ini adalah mustahab bagi imam dan orang yang
sesuai
dengan
ijmak.
Sunah
dalam
sembahyang
gerhana
bulan
dan
dalam
sembahyang
gerhana
Matahari,
membaca
tidak
dengan
membaca
membaca
dengan
suara
kuat
dengan
keras
keras
dalam
Tidak
membaca
dengan
suara
kuat
dalam
sembahyang
nawafil
siang hari kecuali sembahyang Hari Raya dan Istisqa. Para sahabat
kami berlainan pendapat berkenaan dengan sembahyang nawafil(sunah)
di malam hari.
dengan
suara
kuat.
Pendapat
kedua
membaca
dengan
suara
kuat.
Pendapt ketiga, yaitu yang lebih sahih dan didukung bersama oleh
Al-Qadhi
Husain
dan
Al-Baghawi
ialah
membaca
antara
kuat
dan
pelan.
dan
dzikir-dzikir
lainnya
adalah
dengan
mengucapkannya
sehingga
terdengar
pendengarannya
tidak
oleh
sehat
mendengar
dan
dirinya
tidak
bacaannya,
dan
ada
maka
mesti
diucapkan
penghalangnya.
tidak
sah
kalau
Jika
dirinya
bacaannya
ataupun
Masalah ke-61:
Para
sahabat
kami
berkata,
disunahkan
bagi
imam
dalam
sembahyang yang kuat bacaannya agar diam empat kali dalam keadaan
berdiri.
Al-Fatihah
dan
diam
uacapanm
sebentar
Aamiin
saja
supaya
antara
tidak
akhir
timbul
Al-
sangkaan
membaca
surat
untuk
memisahkan
dengannya
antara
Masalah ke-62:
Disunahkan bagi setiap pembaca, sama saja dalam sembahyang
atau
di
luar
menguacapkan
tersebut
sembahyang,
Aamiin.
banyak
dan
jika
selesai
Hadits-hadits
mansyur.
membaca
berkenaan
Telah
kami
Al-Fatihah
dengan
kemukakan
agar
perkara
dalam
bab
Ada
orang
yang
berpendapat,
lakukanlah.
Ada
orang
yang
Tidak
Jangan
dinafikan
sia-siakan
memang
harapan
ada
orang
kami.
yang
Ada
berpendapat
orang
yang
artinya
berpendapat,
Terdapat
berkata,
Hamzah
beberapa
yang
dan
paling
cara
fasih
meringankan
mengucapkan
adalah
mim,
cara
Aamiin.
Aamiin
kedua
dengan
dengan
Para
ulama
memanjangkan
memendekkannya.
keempat
dengan
tasydid
pada
mim
disertai
mad.
Al-Wahidi
Katanya:
itu
ditegaskan
oleh
apa
yang
diriwayatkan
dari
Jaafar Ash-Shidiq ra, katanya: Artinya adalah kami menuju kepadaMu sedang Engkau Maha Pemurah hingga tidak menyia-nyiakan orang
yang
menuju.
sekali.
Ini
pendapat
Kebanyakan
ahli
Al-Wahidi.
bahasa
Cara
menganggapnya
keempat
ini
sebagai
asing
kesalahan
Sebagian
dari
sahabat
kami
berpendapat,
barangsiapa
seperti
suara.
Jika
disambung,
huruf
nuun
diberi
diberi
harakat
fathah
pada
Aina
dan
Kaifa,
maka
tidak
diberi
Saya
telah
menjelaskan
hal
itu
dengan
banyak
bukti
dan
Para
ulama
berkata,
diutamakan
mengucapkan
Aamiin
dalam
ialah
membaca
dengan
suara
kuat.
Pendapat
kedua
tidak
oleh
imam,
tidak
sebelumnya
ataupun
sesudahnya
sesuai
Terjemahan:
Jika
imam
ucapkanlah
Aamiin
mengucapkan
karena
Wa
barangsiapa
ladhdhaalliin,
yang
ucapan
Manakala
sabda
Nabi
saw
dalam
hadits
sahih:
Jika
imam
Masalah ke-63:
Sujud Tilawah. Para ulama sependapat atas perintah melakukan
Sujud Tilawah. Mereka berlainan pendapat sama saja perintah itu
merupakan sunah atau wajib?
Mayoritas
ulama
mengatakan,
tidak
wajib,
tetapi
mustahab
(sunah). Ini pendapat Umar Ibnu Al-Khattab ra, Ibnu Abbas, Imran
bin
Hushairi,
Malik,
Al-Auzai,
Asy-Syafii,
Ahmad,
Ishaq,
Abu
Abu
Hanifah
rahimahullah
berkata,
hukumnya
wajib.
Dia
Terjemahan: Mengapa mereka tidak beriman. Dan apabila AlQuran dibacakan kepada mereka, mereka tidak bersujud.
(QS Al-Insyiqaaq 84:20-21)
Mayoritas ulam berhujah dengan hadsi sahih dari Umar Ibnu AlKhattab ra, Bahwa dia membaca di atas mimbar pada hari Jumaat
surat An-Naml hingga sampai ayat sajadah, dia turun kemudian sujud
dan orang lain pun sujud. Sehingga pada hari Jumaat berikutnya dia
membacanya hingga tiba pada ayat sajadah, katanya: Wahai para
manusia. Sesungguhnya kita melalui tempat sujud, maka barangsiapa
yang sujud, dia telah melakukan sesuatu yang benar. Dan siapa yang
tidak sujud, dia tidak berdosa, dan Umar tidak sujud.
(Riwayat Bukhari)
yang
meninggalkan
sujud
sebagai
ungkapan
pendustaan,
membca
di
hadapan
Nabi
saw.
Wa-Najmi
dan
beliau
saw
sujud
tidak
sujud.
Diriwayatkan
dalam
Shahihain
bahwa
Nabi
ketika
Masalah ke-64:
Penjelasan
Manakala
tentang
jumlahnya
jumlah
sebagaimana
Sujud
Tilawah
dikatakan
oleh
dan
tempatnya.
Imam
Asy-Syafii
tidak
ditekankan
untuk
melakukan
sujud.
Diriwayatkan
dalah
Shahih Muslim dari Ibnu Abbas ra, katanya: Sajadah dalam surat
Shaad bukanlah sujud yang ditekankan dan aku telah melihat Nabi
saw sujud pada ayat itu. Ini adalah madzhab AsyAsy-Syafii dan
orang yang berpendapat seperti dia.
surat
Shaad
serta
menjadikannya
sebagai
sajadah
yang
Ini
adalah
adalh
apa
pendapat
yang
kami
lama
dari
Asy-Syafii
kemukakan.
dan
Hadits-hadits
yang
sahih
yang
sahih
merasa
enggan
menyembah
Allah
swt
dan
mereka
4. Dalam Al-Israa:
maka
mereka
menyungkur
dengan
bersujud
dan
menangsis.
(QS Maryam 19:58)
Terjemahan:
Sesungguhnya
Allah
swt
berbuat
apa
yang
dia
kehendaki.
(QS Al-Hajj 22: 18)
Terjemahan:
berbutlah
kebajikan
supaya
kamu
mendapat
kemenangan.
(QS Al-Hajj 22:77)
Terjemahan:
dan
(perintah
sujud
itu)
menambah
mereka
jauh
dari (iman).
(QS Al-Furqan 25:60)
Terjemahan:
Sekali-kali
jangan,
janganlah
kamu
patuh
Tidak
ada
perselisihan
yang
berarti
berkenaan
dengan
suatu
dan
para
pengikutnya
adalah
yang
kami
sebutkan,
apa
berpendapat
yaitu
sesudah
bahwa
tempatnya
yas-amuuna.
Ini
adalah madzhab Said Ibnu Musayyab, Muhammad bin Sirin, Abu Waail
Syaqiq
Ishaq
bin
bin
sesudah
Salamah,
Sufyan
Rahaqaih.
Orang
firman
Fushshilat: 37).
Allah
swt
Ath-Thauri,
lainnya
In
Abu
Hanifah,
berpendapat
Kuntum
iyyaahu
Ahmad
bahwa
ta
dan
tempatnya
buduun
(QS
Ibny Nundzir menceritakannya dari Umar Ibnul Khattab, Hasan AlBashri dan para pengikut Abdullah bin Masud, Ibrahim An-NakhaI,
Abu Shahih, Thalhah bin Masharif, Zubaid Ibnul Harith, Malik bin
Anas dan Al-Laith bin Saad. Ini adalah pendapat sebagian pengikut
Asy-Syafii, Al-Baghawi menceritakannya dalam At-Tahdziib.
Semenatara
pendapat
Abul
Hasan
Ali
bin
Said
Al-Abdi
salah
ayat
maayukhfuuna
25,
adalah
wamaa
pada
yulinuun,
firman
berkata
Allah
bahwa
swt,
Wa
yalamu
iniadalah
madzhab
ini
besar
merupakan
yang
fuqaha
dipetik
yang
kesalahan
dari
tidak
yang
madzhab
dikenal
nyata.
kami
dan
Inilah
dan
tidak
madzhab
diterima,
kitab-kitab
para
sahabat kami yang menegaskan bahwa sajadah itu pada firman Allah
swt, Rabbul arsyil Azhiim.
Masalah ke-65:
Hukum
Sujud
Tilawah
sama
dengan
hukum
sembahyang,
nafilah
dalam pensyaratan suci dari hadas dan najis, menghadap kiblat dan
menutup aurat. Maka haram Sujud Tilawah pada orang yang di badan
atau bajunya terdapat najis yang tidak dapat dimaafkan. Dan haram
atas orang yang berhadas, kecuali jika dia bertayamum di suatu
tempat yang diharuskan bertayamum.
Diharamkan
pula
menghadap
selain
kiblat,
kecuali
dalam
Masalah ke-66:
Jika
membaca
sajadah
(dalam
Surat
Shaad),
orang
yang
di
dalam
sajadah-sajadah
sembahyang
lainnya.
atau
Manakala
di
luarnya
Asy-Syafii
sebagaimana
dan
lainnya
Jika
sujud,
membacanya
sedang
sembahyangnya,
dalam
dia
tidak
tetapi
dia
sembahyang,
tahu
dia
atau
lakukan
tidak
lupa,
sujud
sujud.
Jika
tidaklah
Sahwi.
batal
Jika
dia
sujud
syukur,
maka
sujud
itu
membatalkan
sembahyangnya
Pendapat
kedua
adalah
tidak
batal
karena
berkaitan
dengan
dia
meyakininya
termasuk
sajadah
yang
ditekankan
untuk
Jika
menunggunya,
Berkenaan
dengan
apakah
perkara
makmum
tersebut
itu
melakukan
ada
dua
sujud
pendapat.
Masalah ke-67:
Berkenaan dengan orang yang disunahkan untuk Sujud Tilawah.
Ingatlah bahwa disunahkan melakukan Sujud Tilawah bagi pembaca AlQuran
yang
bersuci
dengan
air
atau
tanah,
sama
saja
dalam
sembahyang
mendengar
atau
dan
di
luarnya.
orang
yang
Disunahkan
mendengar
pula
tanpa
bagi
sengaja.
orang
yang
Bagaimanapun
saya
tekankan
bagi
orang
yang
mendengar.
Inilah
Imamul
Haramain
sahabat
kami
berkata,
bahwa
orang
yang
Asy-Syafii
menyatakan,
bahwa
orang
yang
mendengar
Ash-Shaidalani
disunahkan
sujud,
sahabat
kecuali
Asy-Syafii
jika
pembacanya
berkata,
bahwa
tidak
sujud.
Pendapat
yang
lebih benar adalah pendapat pertama. Tidak ada bedanya sama saja
pembacanya seorang muslim laki-laki yang sudah baligh dan bersuci
atau
sorang
kafir
atau
anak
kecil
atau
berhadas
atau
seorang
Masalah ke-68:
Masalah ke-69:
Jika
dirinya
sembahyang
sendiri.
sendirian,
Seandainya
dia
dia
bisa
sujud
meninggalkan
untuk
Sujud
bacaan
Tilawah
dan
batas
lakukan
rukuk,
dengan
maka
bisa
melakukan
mengetahuinya,
Sujud
batallah
Tilawah.
Jika
dia
sembahyangnya.
Jika
dia
Sementara
jika
orang
yang
sembahyang
sendirian
mendengar
bisa
sujud
karena
mendengarnya.
Jika
dia
sujud
dengan
batallah
sembahyangnya.
Bagaimanapun
diutamakan
baginya
kepalanya
ketertinggalannya
dan
dari
dia
sujud,
tidak
maka
bisa
dia
sujud.
dimaafkan
Sekiranya
atas
dia
Demikian
orang
lemah
yang
merebahkan
untuk
sujud
bersama
imam, apabila imam bangkit dari sujud sebelum orang yang lemah itu
sampai ke tempat sujud lantaran cepatnya imam dan lambatnya makmum
yang
lemah
itu,
maka
dia
kembali
bersamanya
dan
tidak
bisa
meneruskan sujud.
tidak
bisa
sujud
karena
bacaannya
sendiri
ataupun
karena
baginya
membaca
ayat
sajadah
dan
mendengar
pada
bacaan
selain imamnya.
Masalah ke-70:
Waktu sujud Tilawah. Para Ulama berkata, bahwa sujud Tilawah
itu
mesti
dilakukan
sesudah
ayat
sajadah
yang
dibaca
atau
sujudnya
tidak
perlu
mengqadha
menurut
madzhab
yang
di
pendapat
qadha.
lemah
Salah
yang
seorang
sahabat
kami
mengatakan
bahwa
sujud
berkata,
itu
bahwa
bisa
di
ada
qadha
Kalau
pembaca
atau
pendengarnya
berhadas
ketika
membaca
sajadah, kemudian bersuci dalam waktu yang tidak lama, dia bisa
sujud. Jika bersucinya terlambat hingga lama selang waktunya, maka
Ada orang yang berpendapat bahwa dia bisa sujud. Ini adalah
pilihan Al-Baghawi sahabat kami. Dia pun bisa menjawab muadzin
(orang
yang
azan)
setelah
selesai
sembahyang.
Hal
yang
dikira
berkenaan dengan lamanya selang waktu dalam hal ini adalah menurut
kebiasaan sebagai madzhab terpilih. Wallahualam.
Masalah ke-71:
Jika seluruh ayat sajadah atau beberapa sajadah dibaca dalam
suatu
majelis,
maka
dia
sujud
pada
setiap
sajadah
tanpa
ada
maka
dia
sujud
untuk
setiap
kali
sajadah
tanpa
ada
karena
adanya
sebab
baru
setelah
memenuhi
hukum
yang
pertama.
yang
difatwakan.
Asy-Syeikh
Nashr
Al-Maqdisi
Az-Zaahid
pertama.
Jika
satu
ayat
dibaca
dalam
sembahyang dan kalau hal itu dilakukan dalam satu rakaat, maka
seperti satu majelis. Kalau berlangsung dalam dua rakaat, maka dia
seperti
dua
majelis
hingga
dia
ulangi
sujudnya
tanpa
ada
perselisihan.
Masalah ke-72:
Jika
membaca
perjalanan,
dia
sajadah
bisa
sujud
sambil
dangan
menaiki
memberi
kendaraan
isyarat.
Ini
dalam
adalah
madzhab kami, Imam Malik, Abu Hanifah, Abu Yusuf, Muhammad, Ahmad,
Zufar, Dawud dan lainnya. Seorang sahabat Abu Hanifah berkata dia,
tidak
perlu
sujud.
Pendapat
yang
lebih
banar
adalah
madzhab
Masalah ke-73:
Jika dia membaca ayat sajadah dalam sembahyang sebelum AlFatihah, maka dia bisa sujud. Lain halnya jia dia membaca dalam
rukuk atau sujud, maka dia tidak bisa sujud. Karena berarti adalah
tempat membaca. Sekiranya dia membaca sajadah, kemudian merebahkan
diri untuk sujud, kemudian dia ragu sama saja membaca Al-Fatihah
atau
belum,
maka
dia
bisa
sujud
untuk
tilawah.
Kemudian
dia
Masalah ke-74:
Jika
seseorang
membaca
sajadah
dengan
bahasa
Parsi,
maka
Masalah ke-75:
Jika
pembaca,
orang
dia
yang
mendengar
tidak
terikat
ayat
sajadah
dengannya
itu
dan
sujud
tidak
Masalah ke-76:
bersama
berniat
Tidaklah
makruh
pembacaan
ayat
sajadah
oleh
imam,
menurut
Dalam
hal
ini
Imam
Malik
berpendapat,
bahwa
sujud
tidak
Masalah ke-77:
Menurut pendapat kami tidak makruh Sujud Tilawah dalam waktuwaktu yang dilarang sembahyang. Ini juga merupakan pendapat AsySyabi,
Hasan
Al-Bashri,
Salim
bin
Abdullah,
Al-Qasim,
Atha,
Ikrimah, Abu Hanifah, Ashabur Rayi dan Malik dalam salah satu
dari dua riwayat. Sejumlah ulama tidak menyukai hal itu. Diantara
mereka adalah Abdullah bin Umar, Said, Ibnul Musayyab dan Malik
dalam riwayat lain, Ishaq bin Rahawaih dan Abu Thaur.
Masalah ke-78:
Rukuk tidak bisa manggantikan kedudukan sujud Tilawah dalam
keadaan ikhtiar. Ini mazhab kami dan madzhab mayoritas Ulama Salaf
dan
Kalaf.
Abu
menggantikannya.
Hanifah
Dalil
rahimahullah
yang
dipakai
berpendapat,
oleh
rukuk
mayoritas
bisa
adalah
Masalah ke-79:
Tentang
sujud
sifat
Tilawah
sujud.
mempunyai
Ingatlah
dua
bahwa
keadaan.
orang
Yang
yang
pertama,
melakukan
di
luar
Manakala
niatkan
keadaan
Sujud
pertama,
Tilawah
dan
maka
jika
melakukan
dia
ingin
takbiratul
sujud,
dia
ihram
dan
melakukan
takbiratul
ihram
untuk
sembahyang.
Kemudian
dia
Pendapat
pertama
adalah
yang
paling
tepat
yaitu
pendapat
merupakan
rukun
dan
tidak
sah
sujud
Tilawah
kecuali
dengannya.
Pendapat
kedua
adalah
mustahab.
Sekiranya
takbir
itu
Kemudian,
berdiri,
dia
jika
pun
orang
yang
mengucapkan
ingin
sujud
takbiratul
itu
ihram,
dalam
kemudian
keadaan
takbir
baginya
berdiri,
kemudian
takbiratul
Ihram
dalam
dalam
imam-imam
sembahyang.
sahabat
kami
Orang
yang
Asy-Syeikh
menetapkan
Abu
Muhammad
ini
antara
Al-Juwaini
lain
dan
Haramainini
adalah
benar.
Tidak
ada
riwayat
yang
sahih
berkenaan dengan hal ini dari pada Nabi saw dan tidak pula dari
ulama Salaf yang bisa dibuat sandaran. Mayoritas dari sahabat kami
tidak ada yang menyebutnya. Wallahualam.
bentuk
(haiah)
dan
tasbihnya.
Manakala
berkenaan
dengan
arah
kiblat
sebagaimana
dan
orang
membentangkan
yang
jari-jemarinya
melakukan
sujud
dalam
dari
genggaman
sembahyang.
Dia
kedua
perempuan,
pahanya
maka
kalau
dia
tidak
seorang
lelaki.
menjauhkannya.
Jika
Orang
dia
seorang
yang
sujud
Sementara
berpendapat,
tasbih
dia
di
dalam
bertasbih
sujud,
seperti
maka
para
bertasbih
sahabat
dalam
kami
sujud
sembahyang. Dia ucapkan tiga kali Subhana Rabbiyal Ala tiga kali.
Terjemahan:
Ya
Allah,
kapada-Mu
aku
sujud,
kepada-Mu
aku
Tuhan
yang
menciptakannya
dan
membentuk
rupanya,
membuat
Semia
ketika
ini
diucapkan
sembahyang.
Para
orang
yang
sahabat
kami
sembahyang
juga
dalam
berkata,
sujudnya
diutamakan
mengucapkan:
Terjemahan:
Ya
Allah,
tulislah
bagiku
dengan
sujud
ini
Doa ini khusus bagi sujud ini (Sujud Tilawah), maka patutlah
dia selalu dibaca.
pilihan
Asy-Syafii
ra
dalam
doa
sujud
Tilawah
adalah
mengucapkan:
cukup
bacaan
tasbihnya.
Sekiranya
tidak
bertasbih
dengan
mayoritas
memerlukan
sahabatnya
takbiratul
ihram
ialah
dia
dan
memerlukan
menjadi
salam
seperti
karena
sembahyang
1.
Pendapat
yang
lebih
sahih
ialah
mesti
memberi
salam
tanpa
membaca tasyahud.
2.
3.
Mereka
yang
berpendapat
harus
memberi
salam,
antara
lain
sembahyang.
Keadaan
sembahyang,
maka
kedua,
dia
yaitu
tidak
melakukan
perlu
Sujud
mengucapkan
Tilawah
takbiratul
yang
sahih
dan
masyhur
yang
didukung
bersama
oleh
mayoritas ulama.
Abu Ali bin Abu Huarirah salah seorang sahabat kami berkata,
dia tidak perlu bertakbir untuk sujud ataupun untuk bangkit dari
sujud. Pendapat yang terkenal adalah pendapat pertama.
untuk
diam
sejenak
tanpa
ada
perselisihan.
Ini
adalah
Pendapat
yang
sahih
dan
disebutkan
oleh
Asy-Syafii
dan
yang kedua dari rakaat pertama dalam setiap sembahyang dan pada
rakaat ketiga dalam sembahyang yang rakaatnya empat.
Kemudian,
berdiri
apabila
tegak.
bangkit
Disunahkan
dari
ketika
Sujud
berdiri
Tilawah,
tegak
maka
adalah
harus
membaca
Masalah ke-80:
Waktu-waktu
terpilih
membaca
Al-Quran.
Ingatlah
bahwa
Sementara
membaca
Al-Quran
di
luar
sembahyang,
maka
yang
paling utama adalah pada waktu malam dan dalam separuh terakhir
dari waktu malam lebih baik daripada separuh pertama. Membacanya
di antara Maghrib dan Isyak disukai. Manakala pembacaan pada waktu
siang, maka yang paling utama adalah setelah sembahyang Subuh dan
tidak
ada
makruhnya
membaca
Al-Quran
pada
waktu-waktu
yang
mengandung makan.
Masalah ke-81:
Jika
pembaca
merasa
bingung
dan
tidak
mengetahui
tempat
kemudian
diam
dan
tidak
mengatakan
bagaimana
bisa
Masalah ke-82:
Jika ingin berdalil dengan suatu ayat, maka dia bisa berkata,
Qaalallahu Taala kadza (Allah telah berfirman demikian) dan dia
bisa
berkata,
Allaahu
Taala
Yaquulu
kadza
(Allah
berfirman
adalah pendapat yang sahih dan yang terpilih yang didukung bersama
oleh ulama Salaf dan Kalaf.
katakan,
InnAllah
swta
Innallaaha
Taala
Taala
qaala.
Apa
Yaquulu,
yang
tetapi
diingkari
katakanlah,
oleh
Mutharif
rahimahullah ini bertentangan dengan apa yang disebut di dalam AlQuran dan As-Sunnah dan dilakukan oleh para sahabat serta para
ulama setelah mereka-mudah-mudahan Allah swt meridhaoi mereka.
Allah berfirman:
Terjemahan:
Dan
Allah
mengatakan
yang
sebenarnya
dan
Dia
Terjemahan:
Barangsiapa
berbuat
baik,
maka
dia
mendapat
Diriwayatkan
dalam
hadits
sahih
dari
Masruq
rahimahullah,
Terjemahan:
Hai
Rasul,
sampaikanlah
apa
yang
diturunkan
Pendapat
ini
lebih
banyak
ditemukan
dalam
pandangan
ulama
Masalah ke-83:
Adab-adab
berkhatam
Al-Quran
dan
segala
yang
berkaitan
pengkhataman
oleh
pembaca
sendirian
disunahkan
untuk
mengkhatamkan
bersama-sama,
maka
disunahkan
pengkhataman
Masalah
ketiga,
pengkhataman Al-Quran.
diutamakan
sekali
menghadiri
majelis
Terjemahan:
Bahwa
Rasulullah
saw
menyuruh
perempuan-
Diriwayatkan
isnadnya
dari
memperhatikan
oleh
ibnu
Ad-Daarimi
Abbas
seorang
yang
ra
dan
bahwa
membaca
Ibnu
dia
Abi
Dawud
menyuruh
Al-Quran.
Jika
dengan
seseorang
pembaca
Al-
Katanya:
Mujahid
dan
Utbah
bin
Lubabah
mengutus
orang
ingin
mengkhatamkan
mengkhatamkan
Al-Quran.
Al-Quran.
Dalam
Doa
sangat
suatu
mustajab
riwayat
ketika
yang
sahih
Diriwayatkan
katanya:
Mereka
dengan
isnadnya
berkumpul
ketika
yang
sahih
mengkhatamkan
dari
mujahid,
Al-Quran
dan
berdasarkan
Diriwayatkan
apa
yang
oleh
kami
sebutkan
Ad-Daarimi
dengan
dalam
masalah
isnadnya
dari
dan
mukminat.
Pada
waktu
yang
sama
dia
muslimin,
juga
berkata
seperti itu. Maka hendaklah orang yang berdoa memilih doa-doa yang
menyeluruh, seperti:
kami
dengan
ketaqwaan,
kumpulkanlah
bagi
kami
jauhkanlah
keburukan
kami
diri
dari
kami
kesukaran,
dan
lindungilah
amal-amal
kami
kami
yang
dari
buruk,
hidup
dan
sesudah
mati
serta
fitnah
Al-Masih
mohon
kepada-Mu
Ad-
Dajjal.
Terjemahan:
Ya
Allah,
kami
petunjuk,
Terjemahan:
Ya
keselamatan
dalam
antara
kami
Allah,
dan
agama,
kami
mohon
dunia
orang-orang
dan
yang
kepada-Mu
akhirat.
kami
maaf
dan
Kumpulkanlah
cintai
di
negeri
baik
kepada
lemah-lembut
mereka,
menunjukkan
kepada
mereka
kasih
serta
sayang
dan
memperhatikan
akhirat.
Jadikanlah
dia
mencintai
rakyatnya
dan
Jadikanlah
iman
dan
hikmah
dalam
hati
mereka,
tetapkanlah
Terjemahan:
Ya
Allah,
jadikanlah
mereka
menyuruh
berbuat
menjauhinya,
memelihara
batas-batas-Mu,
melakukan
Orang
yang
berdoa
hendaklah
memulai
dan
mengakhiri
doanya
dengan ucapan:
Terjemahan:
dengan
Segala
pujian
Puji
yang
bagi
memadai
Allah
dengan
Tuhan
sekalian
alam
nikmat-nikmat-Nya
dan
(Penghulu
Kami)
Muhammad
sebagaimana
Engkau
Berkatilah
(Penghulu
kami)
sebagaimana
Engkau
berkati
seluruh
alam,
sesungguhnya
Muhammad
dan
Ibrahim
Engkau
dan
Maha
keluarga
Muhammad
keluarganya.
Terpuji
dan
Di
Maha
Mulia.
membaca
Al-Quran
sesudahnya.
Para
Ulama
Salaf
dan
Kalaf
BAB VII:
ADAB BERINTERAKSI DENGAN AL-QURAN
Diriwayatkan
dalam
Shahih
Muslim
dari
Tamim
Ad-Daariy
ra,
huruf-hurufnya
yang
tepat,
membelanya
dari
penakwilan
ilmu-ilmu
dan
perumpamaan-perumpamaannya,
memperhatikan
(samar)
mencari
menyebarkan
menyeri kepadanya.
keumuman
keumuman
dan
dan
kekhususan,
kekhususan
nasikh
dan
ilmu-ilmunya,
Masalah ke-84:
Kaum muslimin sependapat atas wajibnya mengagungkan Al-Quran
yang mulia secara mutlak, menyucikan dan menjaganya. Dan mereka
sependapat
bahwa
siapa
yang
mengingkari
satu
huruf
daripadanya
yang telah disetujui atau menambah satu huruf yang tidak pernah
dibaca oleh seorang pun sedang dia mengetahui hal itu, maka dia
kafir.
Imam
berkata,
Al-Hafizh
Ingatlah
Abul
bahwa
Fadhl
siapa
Al-Qadhi
yang
Iyadh
meremehkan
rahimahullah
Al-Quran
atau
atau
mendustakan
sesuatu
hukum
atau
kabar
yang
Allah
Yang
diberitakan
atau
kafir
dengannya
atau
Al-Hamdulillahi
birabbin
naas
adalah
rabbil
aalamiin
Kalamullah
dan
hingga
akhir
wahyu-Nya
yang
Qul
Auudzu
diberitakan
benar
dan
barangsiapa
yang
menguranginya
dengan
sengaja
itu serta menyatakan dengan sengaja bahwa ia bukan termasuk AlQuran, maka dia telah kafir.
Fuqaha
Baghadad
sependapat
untuk
menyuruh
bertaubat
Ibnu
bersama
Ibnu
Mujahid
karena
membaca
dan
mengajarkan
Mereka
menyuruh
membuat
pernyataan
untuk
berhenti
dan
tahun
323
H.
Muhammad
bin
Abu
Zaid
berfatwa
berkenaan
Allah
swt
mengutuk
gurumu
dan
apa
yang
diajarkannya
kepadamu?
Katanya: Aku maksudkan adab yang tidak baik dan tidak saya
maksudkan Al-Quran. Muhammad berkata: Orang yang mengatakan itu
perlu
dihukum.
Sementara
yang
mengutuk
Mushaf,
maka
dia
bisa
Masalah ke-85:
Diharamkan
tentang
menafsirkan
makna-maknanya
hadits
berkenaan
Al-Quran
bagi
dengan
siapa
perkara
tanpa
yang
ilmu
bukan
dan
berbicara
ahlinya.
tersebut
dan
ijmak
ulama,
itu
Banyak
berlaku
atasnya.
Sedangkan
penafsirannya
oleh
sesuatu
yang
diharuskan dan baik. Dan ijmak telah menetapkan atas hal itu. Maka
siapa
yang
mengetahui
ahli
maknanya
menafsirkan
dan
benar
dan
mempunyai
sangkaannya
alat-alat
terhadap
apa
untuk
yang
samar,
tentang
keumuman
dan
kakhususan
serta
Iraab
dan
lainnya.
yang
jalannya
bahasa,
maka
adalah
tidak
menukil
bisa
dan
menafsirkan
berbicara
berkenaang
diambil
kira.
Sementara
orang
yang
bukan
ahlinya
karena
Bagaimanapun
dia
bisa
menukil
tafsirnya
dari
ahlinya
yang layak.
Di
antara
mereka
ada
yang
berhujah
dengan
ayat
untuk
ayat
tanpa
mengetahui
petunjuk
atas
apa
yang
dikatakannya.
Bahkan
ada
memahami
yang
menafsirkan
makna-makna
dari
lafaz-lafaz
ahlinya,
padahal
Arabnya
tanpa
hal
tidak
itu
ahli
Irabnya,
tafsir,
hadzaf,
seperti
penjelasan
ringkasan,
idhmaar,
makna.
hakekat
lafaz
dan
dan
majaz,
Kadang-kadang
atau
mereka
mendatangkan
bersepakat
kekususannya
atau
untuk
meninggalkan
yang
idhmaar
dan
Apabila
lafaznya
mempunyai
beberapa
makna,
kemudian
dia
dari
menafsirkan
beberapa
dengan
makna
yang
dimaksudnya.
yang
datang
kepadanya,
apa
Kemudian
maka
ini
dia
semua
Masalah ke-86:
Diharamkan mira dalam Al-Quran dan berbantah-bantah tentang
Al-Quran tanpa alasan yang benar. Misalnya dia melihat petunjuk
ayat
itu
atas
mengandung
sesuatu
kemungkinan
yang
berlawanan
yang
lemah
dengan
sesuai
madzhabnya
dengan
dan
madzhabnya,
ternyata
berlawanan
dengan
apa
yang
dikatakannya.
Terjemahan:
Berbantah-bantahan
berkenaan
dengan
Al-Quran
adalah kufur.
Al-Khattabi
keraguan.
ada
menimbulkan
berkata:
orang
keraguan.
yang
Ada
Maksud
perkataan
berpendapat,
orang
yang
al-Miraau
adalah
berbantah-bantahan
berpendapat,
yang
berbanrah-
Masalah ke-87:
Siapa yang ingin mengetahui tentang pendahuluan suatu ayat
sebelum
ayat
ditempat
ini
lainnya
dan
di
dalam
Mushaf
seumpamanya,
atau
kedudukan
sepatutnya
dia
ayat
bertanya:
ini
Apa
hikmahnya ini?
Masalah ke-88:
Dihukumkan makruh seseorang yang mengatakan, aku lupa ayat
ini. Bagaimanapun dia katakan, Aku dilupakan terhadapnya atau aku
menggugurkannya.
Mengikut
riwayat
yang
terdapat
di
dalam
begini
dan
begini.
Tetapi
ia
adalah
sesuatu
yang
dilupakan.
Terjemahan:
Sungguh
buruk
seseorang
dari
kamu
yang
Sementara
Abdirrahman
yang
diriwayatkan
As-Salami
seorang
oleh
Ibnu
tabiin
Abi
yang
Dawud
mulia,
dari
Abu
katanya:
sahih.
Justru,
yang
diambil
kira
adalah
hadits
yang
Masalah ke-89:
Tidak
Imran,
ada
surat
halangan
An-Nisa,
menyebut
surat
surat
Al-Maidah
Al-Baqarah,
dan
surat
surat
Ali
Al-Anaam.
perkara
disebut
seperti,
Al-Baqarah
di
sebaliknya
dalamnya
dan
mereka
yang
berkata:
disebut
Surat
yang
Ali-Imran
di
saw
katanya,
Surat
Al-Baqarah,
surat
Al-Kahfi
dan
Berkenaan dengan surat itu ada dua ucapan, dengan hamzah dan
tanpa
hamzah,
sedangkan
dimuat
dalam
Al-Quran.
tanpa
hamzah
Diantara
lebih
yang
fasih.
menyebutkan
Itulah
dua
yang
ucapan
Masalah ke-89:
Tidaklah
dihukumkan
makruh
jika
dikatakan,
ini
bacaan
Abu
Amrin atau bacaan Naafi atau Hamzah atau Al-KisaI atau lainnya.
Ini
adalah
pendapat
terpilih
yang
didukung
bersama
oleh
ulama
Ibrahim
An-NakhaI,
Diriwayatkan
oleh
Ibnu
Abi
Dawud
dari
bacaan
fulan. Pendapat yang lebih benar adalah apa yang kami kemukakan.
Masalah ke-90:
Orang
kafir
tidak
dilarang
mendengar
Al-Quran
berdasarkan
firman Allah:
mengajarinya
Al-Quran?
Para
sahabat
kami
berpendapat,
melihatnya
belajar,
apakah
dia
dilarang?
Berkenaan
dengan
Masalah ke-91:
Para ulama berlainan pendapat berkenaan dengan penulisan AlQuran dalam bejana, kemudian dicuci dan diberi minum kepada orang
sakit.
Al-Hasan,
Tidak
Mujahid,
ada
masalah
menyukainya.
Al-Qadhi
lainnya
(sejenis
berkata:
Abu
dengannya.
Husain,
Sekiranya
makanan)
Qulabah
dan
dan
Sedangkan
Al-Baghawi
Al-Quran
makanan
dan
Al-Auzai
An-Nakhai
para
ditulis
lainnya,
berkata:
di
tidak
sahabat
kami
atas
halwa
tidaklah
mengapa
memakannya.
Masalah ke-92:
Madzhab
nama-nama
kami
Allah
ialah
swt
di
tidak
atas
menyukai
dinding
penulisan
dan
baju.
Al-Quran
Atha
dan
berkata:
Sebagian
sahabat
kami
berpendapat,
apabila
ayat-ayat
Al-
Masalah ke-93:
Tentang
meniup
dengan
membca
Al-Quran
sebagai
ruqyah.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Dawud dari Abu Juhaifah seorang sahabat
Nabi saw dan namanya Wahb bin Abdullah atau lainnya, dari Hasan
Al-Bashri dan Ibrahim An-NakhaI bahwa mereka tidak menyukai itu.
Pendapat yang terpilih adalah tidak makruh, bahkan sunah muakkad.
Terjemahan:
Bahwa
Nabi
saw
apabila
hendak
tidur
setiap
Sebagiannya
kataanya:
sebagaimana
diriwayatkan
dari
Aisyah
ra,
Terjemahan:
Ketika
Nabi
saw
sakit,
beliau
menyuruhku
Aisyah
akulah
yang
ra
berkata:
meniup
Ketika
padanya
sakit
dengan
beliau
membaca
bertambah
tenat,
Al-Muawwidzaat
dan
BAB VIII:
AYAT DAN SURAT YANG DIUTAMAKAN MEMBACANYA PADA WAKTU-WAKTU
TERTENTU
diringkas.
dalamnya
telah
Sebagian
diketahui
besar
oleh
masalah
yang
orang-orang
saya
sebutkan
terkemuka
di
ataupun
Justru,
saya
tidak
menyebut
dalil-dalil
dalam
sebagian
di
bulan
Ramadhan
terutama
dalam
sepuluh
terakhir
dan
Masalah ke-94:
Sunah membaca dalam sembahyang Subuh pada hari Jumaat sesudah
Al-Fatihah
pada
selengkapnya.
rakaat
Dan
pada
pertama
rakaat
surat
kedua
Alif
Lam
membaca
Mim
surat
Tanziil
Al-Ihsaan
memanjangkan
bacaan.
Tetapi
membaca
keduanya
dengan
Sunah
surat
membaca
Al-Jumuah
dalam
sembahyang
selengkapnya
dan
Jumaat
pada
pada
rakaat
rakaat
kedua
pertama
surat
Al-
Keduanya
adalah
riwayat
yang
sahih
dari
rasulullah
saw
Sunah
dalam
sembahyang
Hari
Raya
membaca
Surat
Qaaf
pada
Masalah ke-95:
Dibaca dalam dua rakaat sembahyang sunah Fajar sesudah AlFatihah yang pertama Qul Yaa Ayyuhal kaafiruun dan pada rakaat
kedua Qul HuwAllah swtu Ahad. Jika mau, dia bisa membaca pada
rakaat pertama:
Terjemahan:
Katakanlah
(wahai
orang-orang
mukmin),
Kami
beriman kepada Allah swt dan apa yang diberitakan kepada kami
(QS Al-Baqarah 2:136)
Terjemahan:
Katakanlah,
Whai
ahli
kitab,
marilah
kepad
Dan
dalam
sembahyang
witir
tiga
rakaat,
rakaat
pertama
membaca Sabbihisma rabbikal alaa dan rakaat kedua Qul Yaa Ayyuhal
kaafiruun
serta
Muawwidzatain.
Masalah ke-96:
rakaat
ketiga
Qul
Huwallahtu
Ahad
dan
Al-
Sunah
membaca
surat
Al-Kahfi
pada
hari
Jumaat
berdasarkan
Dalil
ini
ialah
riwayat
Abu
Muhammad
Ad-Daarimi
dengan
Ad-Daarimi
Surat
Huud
menyebut
pada
hari
suatu
Jumaat.
hadits
yang
Diriwayatkan
menganjurkan
dari
Makhul
membac
seorang
tabiin yang mulia, bahwa sunah membaca Surat Ali-Imran pada hari
Jumaat.
Masalah ke-97:
Disunahkan memperbanyak membaca Ayat Kursi disemua tempat dan
membacanya
setiap
malam
ketika
hendak
tidur
dan
membaca
Al-
Terjemahan:
Rasulullah
saw
menyuruhku
membaca
Al-
Masalah ke-98:
Disunahkan ketika akan tidur membaca ayat Kursi, Qul huwAllah
swtu
Ahad,
Al-Muawwidzatain
dan
akhir
surat
Al-Baqarah.
Ini
suatu
alam
maka
kedua
yat
itu
mencakupinya
(melindungi)nya.
Sejumlah
pakar
mengatakan,
maksudnya
mencukupinya
dari
Terjemahan:
Bahwa
Nabi
saw
setiap
malam
membaca
Qul
Ali
ra,
katanya:
Saya
belum
pernah
melihat
orang
yang
berakal tidur sebelum membaca tiga ayat terakhir dari surat AlBaqarah. Isnadnya sahih berdasarkan syarat Bukhari dan Muslim.
membaca
Muawwidzatain.
di
dalamnya
Maka
Qul
tidaklah
huwallaahu
tiba
suatu
Ahad
malam
dan
Al-
kepadaku
Diriwayatkan
dari
Ibrahim
An-NakhaI,
katanya:
Mereka
Nabi saw tidak tidur hingga membaca surat Az-Zumar dan Bani
Israil.
(Riwayat Tirmdizi dan dia berkata: Hadits Hasan)
Masalah ke-99:
Jika bangun setiap malam sunah membaca akhir Surat Ali-Imran
dari
firman
Allah
swt:
Inna
fii
khalqis
samaawaati
wal
ardhi
Masalah ke-100:
Tentang apa yang dibacakan untuk orang sakit. Sunah membaca
Al-Fatihah di samping orang sakit berdasarkan sabda Nabi saw dalam
hadits sahih berkenaan dengan perkara tersebut: Dari mana engkau
tahu bahwa Al-Fatihah adalah ruqtah (sejenis obat dan mantera)?
Sunah
membaca
Qul
Huwallaahu
Ahad,
Qul
Auudzu
bi
rabbil
falaq dan Qul Auudzu bi rabbin Naas uantuk orang sakit dengan
meniup pada kedua telapak tangan.
Hal
tersebut
diriwayatkan
dalam
Shahihain
dari
perbuatan
Diriwayatkan dari Thalhah bin Mutharif, katanya: Jika AlQuran dibaca di dekat orang sakit, dia merasa lebih ringan. Pada
suatu hari aku memasuki khemah seseorang yang sedang sakit. Aku
berkata: Aku melihatmu hari ini dalam keadaan baik. Dia berkata:
Telah dibacakan Al-Quran di dekatku.
Diriwayatkan
oleh
Al-Khatib
Abu
Bakar
Al-Baghdadi
Masalah ke-101:
Tentang apa yang dibacakan di dekat mayat. Para ulama sahabat
kami dan yang berkata, sunah membaca surat yasiin di dekatnya
berdasarkan hadits Maqil bin Yasar ra bahwa Nabi saw bersabda:
(Riwayat Abu dawud dan NasaI, dalam Amalul Yaum wal Lailah dan
Ibnu Majah dengan isnad dhaif)
BAB XI:
RIWAYAT PENULISAN MUSHAF AL-QURAN
Kemudian
Abu
Bakar
ra.
menyuruh
menulisnya
dalam
sebuah
takut
terjadi
perselisihan
yang
menyebabkan
tertinggalkan
ke
berbagai
negeri
serta
menyuruh
melenyapkan
terjadinya
pertambahan
dan
penghapusan
sebagian
ulama
mengatakan
bahwa
Usman
menulis
empat
naskhah.
Dia
kirimkan
sebuah
Mushaf
ke
Mekah,
sebuiah
Mushaf
ke
Syam,
Berkenaan
membaca
dengan
Mushaf,
ada
cara
yang
menyebut
membaca
kata
Mishaf
Al-Mushaf
dan
ada
ada
yang
yang
membaca
Masalah ke-101:
Para ulama sependapat atas anjuran menulis Muahaf-mushaf dan
mengindahkan
tulisannya,
lalu
menjelaskannya
serta
memastikan
baik
sehingga
tidak
dilarang
seperti
mengarang
ilmu,
membina
Masalah ke-102:
Tidak bisa menulis Al-Quran dengan sesuatu yang najis dan
dihukumkan makruh menulisnya di atas dinding menurut madzhab kami.
Ini adalah madzhab Atha yang kami kemukakan. Telah kami kemukakan
bahwa
apabila
di
tulis
di
atas
sepotong
kayu,
wajibnya
menjaga
maka
makruh
membakarnya.
Masalah ke-103:
Kaum
Muslimin
sependapat
atas
Muahaf
dan
bantal
adalah
haram.
Sunah
berdiri
menyambut
Mushaf
apabila diserahkan kepadanya karena berdiri untuk menyambut orangorang terkemuka seperti para ulama dan orang-orang sholeh adalah
mustahab.
Maka
sudah
tentulah
Mushaf
lebih
utama.
Saya
telah
Telah
kami
terima
riwayat
dalam
Musnad
Ad-Daarimi
dengan
isnad sahih dari Ibnu Abi Mulaikah bahwa Ikrimah bin Abu Jahal ra.
meletakkan Mushaf di atas wajahnya dan berkata: Kitab Tuhanku,
Kitab Tuhanku.
Masalah ke-103:
Diharamkan
pergi
membawa
Mushaf
ke
negeri
musuh
jika
Terjemahan:
Sesungghunya
Rasulullah
saw
melarang
pergi
Diharamkan
menjualnya,
maka
menjual
ada
Mushaf
dua
kepada
pendapat
orang
Dzimmi.
Asy-Syafii
Jika
berkenaan
dia
dengan
perkara tersebut. Pendapat yang lebih sahih adalah tidak sah jual
belinya, sedang pendapat kedua jual belinya sah. Dalam keadaan itu
diperintahkan menghilangkan pemilikan daripadanya. Orang gila dan
anak kecil yang belum
Masalah ke-104:
Diharamkan
membawanya,
sama
atas
saja
seorang
berhadas
membawanya
dengan
menyentuh
cara
Mushaf
dan
memegangnya
atau
Masalah ke-104:
Jika
membuka
orang
yang
berhadas
lembaran-lembaran
atau
Mushaf
junub
dengan
atau
perempuan
sepotong
kayu
haid
atau
seumpanya, maka ada dua pendapat dari para sahabat kami tentang
keharusannya. Pendapat yang lebih jelas adalah bisa. Pendapat ini
kami
karena dia
Pendapat
kertas
dan
kedua
kertas
adalah
itu
haram
seperti
karena
dia
seluruhnya.
dianggap
Jika
dia
membawa
mnggulung
adanya
dua
pendapat
berkenaan
dengan
perkara
Masalah ke-105:
Jika orang yang berjunub berhadas menulis Mushaf, sedangkan
dia
membawa
kertasnya
atau
menyentuhnya
ketika
menulis,
maka
berjunub.
Masalah ke-106:
Jika
orang
yang
berhadas
atau junub
atau
perempuan
haid
menyentuh atau membawa sebuah kitab fiqh atau kitab ilmu lain yang
berisi ayat-ayat Al-Quran atau bersulam ayat Al-Quran atau yang
uang dirham atau uang dinar berukiranayat Al-Quran atau membawa
barang-barang
yang
di
antaranya
terdapat
Mushaf
atau
menyentuh
dinding atau makanan kuil atau roti yang berukiran Al-Quran, maka
madzhab yang sahih adalah bisa melakukan semua ini karena ia bukan
Mushaf. Terdapat satu pendapat yang mengatakan haram. Qadhi besar
Abu
Hasan
Al-Mawardi
dalam
kitabnya
Al-Haawi
berkata,
bisa
tidak
seorang
pun
yang
berpendapat
seperti
itu
menurut
menegaskan
keharusan
memakainya.
Inilah
pendapat
yang
Al-Quran
yang
benar. Wallahualam.
Manakala
Kitab
tafsir
Al-Quran,
apabila
membawanya.
Kalau
lainnya
lebih
banyak
sebagaimana
pada
umumnya, maka ada tiga pendapat. Pedapat yang lebih shahih tidak
haram. Pendapat kedua, haram. Pendapat ketiga, kalau Al-Quran di
tulis dengan huruf yang kelas karena tebal atau dengan huruf merah
atau lainnya, maka haram. Jika tulisannya tidak jelas, maka tidak
haram.
Saya
katakan:
Dan
haram
menyentuhnya
apabila
sama
antara
keduanya.
Al-Quran
di
dalamnya,
tidaklah
haram
menyentuhnya.
Sedangkan
ayat
yang
dinasakh
tilawahnya
seperti
rejam
dan
Masalah ke-107:
Jika pada suatu tempat dari badan yang bersuci terdapat najis
yang tidak dimaafkan, haram atasnya menyentuh Mushaf dengan tempat
yang bernajis itu tanpa ada perselisihan dan tidak haram dengan
lainnya menurut madzhab yang sahih dan yang masyhur yang dikatakan
oleh sebagian besar sahabat kami dan para ulama lainnya. Abdul
Qasim Ash-Shaimari salah seorang sahabat kami berkata, haram. AlQadhi Abui Thayyib berkata, pendapat ini tertolak menurut ijmak.
Kemudian
menurut
pendapat
yang
masyhur,
sebagian
sahabat
kami
Masalah ke-108:
Barangsiapa
sebagaimana
menyentuh
dia
tidak
menemukan
dibenarkan
Mushaf,
sama
air,
melakukan
saja
tayamum
kemudian
tayamum,
itu
maka
untuk
bertayamum
dia
bisa
sembahyang
atau
Sekiranya
yang
bisa
ada
bersamanya
diamanahkannya
Mushaf
sedang
dan
dia
tidak
tidak
menemukan
dapat
orang
berwudhu,
Masalah ke-109:
Apakah wali dan guru wajib memaksa anak kecil yang sudah bisa
membedakan (sudah mumayyiz) bersuci untuk membawa Mushaf. Terdapat
dua
pendapat
Pendapat
yang
yang
masyhur
lebih
kuat
berkenaan
(sahih)
dengan
adalah
perkara
tersebut.
tidak
wajib
karena
dan
tidak
makruh
memberatkan.
Masalah ke-110:
Bisa
menjual
Mushaf
dan
membelinya
Pendapat
tidak
ini
menyukai
menceritakannya
diriwayatkan
penjualan
dari
dari
dan
Alqamah,
Ibnu
Abbas.
pembeliannya.
Ibnu
Sirin,
Sebagian
ulam
Ibnu
Mundzir
An-NakhI,
Syuraih,
Masruq dan Abdullah bin Zaid. Diriwayatkan dari Umar bin Abu Musa
Al-Asyari adanya larangan keras menjualnya.
Wassalam
==TAMAT==