Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum.wr.wb

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini
dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikan dengan baik.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui tentang khianat. Makalah ini di
susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun
yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Makalah ini memuat tentang “khianat” . Penyusun juga mengucapkan terima kasih
kepada guru yang telah banyak membantu penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun
makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya.
Terima kasih.

Wassalamualaikum.wr.wb
BAB II
PEMBAHASAN

I. Pengertian
Kata khianat berasal dari bahasa arab yang berupa bentuk verban noun atau masdar dari
kata kerja “‫ يخون‬-‫ ”خان‬selain “‫ ”خيانة‬bentuk masdarnya bisa berupa ‘‫ة – ومخانة‬33‫ا – وخاون‬33‫" خون‬
yang semuanya berarti “‫ ” ان يؤتمن اال نسان فال ينصخ‬sikap tidak bagusnya seseorang ketika diberi
kepercayaan.

Secara bahasa, khianat bermakna curang, culas, tidak jujur. Menurut istilah, khianat
adalah sikap mental atau perilaku tidak jujur, baik terhadap diri sendiri, orang lain
maupun terhadap Allah SWT dan Rasul-Nya. Ahli bahasa Ragib Al-Isfahani
berpendapat, khianat punya pengertian yang hampir sama dengankata nifak (munafik).
Bedanya, khianat punya konotasi curang terhadap janji dan amanat, sedang nifak
berkonotasi pada ajaran agama.

Khianat adalah sikap tidak bertanggungjawab atau mangkir atas amanat atau kepercayaan
yang telah dilimpahkan kepadanya. Khianat biasanya disertai bohong dengan mengobral
janji. Khianat adalah ciri-ciri orang munafik. Orang yang telah berkhianat akan dibenci orang
disekitarnya dan kemungkinan besar tidak akan dipercaya lagi untuk mengemban suatu
tanggung jawab di kemudian hari.

Sementara kata khianat disebutkan 2x di dalam ayat al Quran yaitu di QS Al Mukmin :19
dan An Nisaa’ : 105

Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran,


supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu,
dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela)
orang-orang yang khianat, (QS An Nisaa’ :105)---Dia mengetahui (pandangan) mata yang
khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati. (QS Al Mukmin :19)
Nabi Muhammad saw bersabda :

“Tsalaatsun man kunna fiihi fa huwa munaafiqun wa in shaama wa shallaa wa za’ama


annahu muslimun:idzaa haddatsa kadzaba wa idzaa wa’ada akhlafa wa idza’tumina khaana”

Artinya :“Tiga perkara, barangsiapa ada pada tiga perkara itu, maka dia itu orang munafiq,
walaupun ia berpuasa, mengerjakan sholat dan mendakwakan bahwa ia muslim. Yaitu :
apabila berbicara, ia berdusta, apabila berjanji, ia menyalahi janji dan apabila dipercayai, ia
berkhianat” (HR Bukhari-Muslim-dari Abu Hurairah)

Nabi Muhammad saw bersabda: “Laisal khulfu an ja’idar rajulur rajula wa fii niyyatihi an
yafia”

Artinya: “Tidaklah menyalahi janji, bahwa seseorang berjanji dengan seseorang dan pada
niatnya akan menepatinya”.

II. Larangan Berbuat Khianat

Khianat terhadap diri sendiri adalah sikap mentaati atau perilaku tidak jujur terhadap diri

sendiri dengan melanggar aturan agama yang telah ditenukan. Pengertian khianat

terhadap orang lain adalah sikap mental atau atau perbuatan curang yang dilakukan

terhadap orang atau kelompok lain. Akibatnya, seseorang bisa kehilangan kepercayaan.

Khianat terhadap Allah, menurut Ibnu Abbas RA, ialah meninggalkan apa yang
disyariatkan oleh Allah. Khianat tidak hanya dikutuk sebagai dosa dalam hukum agama,
tetapi juga mengandung bahaya bagi masyarakat dan pribadi pendukung si pengkhianat. Bahaya
khianat di antaranya: (1) Menghancurkan sendi-sendi masyarakat, (2) menimbulkan permusuhan
antara penghianat dan orang yang dikhianati. (3) menimbulkan sikap saling curiga. Akibatnya,
hubungan antarindividu menjadi retak dan terjadi kekacauan di masyarakat. Bahaya khianat
dapat dilihat pada kasus Abdullah bin Ubayy. Menjelang Perang Uhud, dia melakukan
pengkhianatan dengan keluar dari barisan Islam sambil menghasut yang lain agar keluar dan kembali
ke Madinah. Pasukan Muslim kala itu berkurang sampai 300 orang, dan kemenangan perang yang
sudah di depan mata akhirnya batal diraih. Sementara bagi pribadi pengkhianat, khianat
menimbulkan hilangnya kepercayaan masyarakat, penderitaan batin dan hancurnya kehidupan
ekonomi yang bersangkutan karena dia terisolir.

َ‫سو َل َوت َُخونُوا أَ َمانَاتِ ُك ْم َوأَ ْنتُ ْم تَ ْعلَ ُمون‬


ُ ‫يَا أَ ُّي َها الَّ ِذينَ آَ َمنُوا اَل ت َُخونُوا هَّللا َ َوال َّر‬
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Alloh dan Rasul
(Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan
kepadamu, sedang kamu mengetahui." (Surat Al Anfaal, ayat 27).

Sebab Turunnya Ayat

َ ‫اَل تَ ُخونُوا هَّللا َ َوال َّرس‬ ) Ibnul Jauzi menyebutkan ada empat pendapat tentang
Mengenai ayat (‫ُول‬
kepada siapa ayat ini turun, diantarannya pendapat tersebut adalah :

bahwasanya ayat ini turun kapada Abu Lubabah Ibnu ‘Abdil Mundzir, ketika itu
Nabi r mengepung Bani Quroidzoh, lalu mereka (Bani Quroidzoh) meminta perdamaian
dengan beliau sebagaimana beliau berdamai dengan Bani Nadhir, agar mereka boleh keluar
ke Negeri Syam. Akan tetapi Nabi r tidak menyetujuinya kecuali mereka mau tunduk di
bawah perintah Sa’ad ibnu Mu’adz. Merekapun enggan, lantas mereka
mengatakan : “Kirimkanlah kepada kami Abu Lubabah,.”, dia (Abu Lubabah) adalah orang
yang bisa memberikan nasehat kepada mereka, dikarenakan anak dan keluarganya ada
bersama mereka, maka Nabi mengutusnya. Mereka lantas mengatakan kepada Abu
Lubabah :“Bagaimanakah menurutmu, apakah kami harus tunduk di bawah perintah Sa’ad
ibnu Mu’adz,.?” Maka Abu Lubabah memberi isyarat dengan menunjuk lehernya dengan
tangannya, bahwasannya itu berarti di sembelih, lantas mereka mentaatinya. Maka itu
merupakan pengkhianatannya, Abu Lubabah lalu mengatakan : “Kedua kakiku tidak akan
beranjak dari tempatku hingga aku mengetahui bahwa aku telah mengkhianati Alloh dan
Rosulnya,.”, maka turunlah ayat ini. Ini adalah pendapat Ibnu Abbas dan kebanyakan ulama.
Dan diriwayatkan bahwasannya Abu Lubabah mengikatkan dirinya pada pilar masjid seraya
mengatakan : “Demi Alloh, aku tidak akan makan dan minum hingga aku mati atau Alloh
menerima taubatku,.”, kemudian dia tinggal selama enam hari dalam keadaan yang demikian.
Kemudian Alloh menerima taubatnya, lantas dia mengatakan : “Demi Alloh, aku tidak akan
melepaskan diriku hingga Rosululloh r melepaskanku,.”, maka datanglah
Rosululloh r melepaskannya dengan tangan beliau, lalu Abu Lubabah
mengatakan : “Sesungguhnya dari kesempurnaan taubatku aku akan meninggalkan kampung
kaumku dimana disitu aku melakukan dosa, dan aku akan menyedekahkan
hartaku,.”,Rosululloh r mengatakan kepadannya : “Cukup bagimu sepertigannya,.”. [Lihat
Zaadul Masiir (III/100) Maktabah Syamilah

Penjelasan Ayat

Pada ayat yang mulia ini, As-Sudiy menjelaskan :

“Pada perkataan khianat kepada Alloh ada dua pendapat, yang pertamaadalah meninggalkan
kewajiban-kewajiban yang diwajibkan oleh Alloh, danyang kedua adalah bermaksiat kepada
Rosul Alloh. Dan pada perkataan khianat kepada Rosul ada dua pendapat pula, yang
pertama adalah menyelisihi beliau secara diam-diam setelah ketaatan kepada beliau secara
dhohir, yang kedua adalah meninggalkan sunnah beliau. Dan yang di maksud dengan amanat
ada tiga pendapat, yang pertama adalah kewajiban-kewajiban (yang di bebankan Alloh pada
seorang hamba), ini adalah pendapat Ibnu Abbas, dan khianat pada kewajiban-kewajiban di
sini ada dua pendapat pula, yang pertama adalah tidak menyempurnakannya, yang kedua
adalah meninggalkannya. Pendapat yang kedua dari makna amanat adalah agama, ini adalah
pendapat Ibnu Zaid, maka maknanya menjadi “Janganlah kalian menampakkan keimanan
sedangkan kalian menyembunyikan kekufuran,”. Adapun pendapat yang ke tiga dari makna
amanat adalah makna umum yang mencakup khianat pada semua yang diamanahkan, dan ini
di kuatkan dengan turunnya ayat ini pada apa yang dialami oleh Abu Lubabah. [Masih pada
Zaadul Masiir (III/100) Maktabah Syamilah

Dan Ibnu Katsir mengatakan :

“Aku mengatakan : Yang benar bahwasannya ayat ini bersifat umum, meskipun ayat ini
turun berdasarkan sebab khusus, maka lebih tepat diambil keumuman lafadz bukan
kekhususan sebab menurut jumhur ulama,.”. [Tafsir Ibnu Katsir (IV/41) Maktabah Syamilah

Berdasarkan penjelasan As-Sudiy dan Ibnu Katsir diatas dapat kita ketahui bahwa ayat ini
bersifat umum. Dan sifat khianat sebagaimana yang disebutkan pada ayat ini mencakup
banyak hal, dan tidak hanya mencakup khianat pada amanah yang diberikan orang lain
kepada kita, akan tetapi tercakup pula khianat pada apa-apa yang diwajibkan Alloh Ikepada
hamba-Nya.
Diantara bentuk khianat kepada Alloh adalah meninggalkan kewajiban-kewajiban yang di
bebankan Alloh kepada kita, dan menerjang larangan-larangan Alloh yang di peruntukkan
kepada kita. Hal ini bisa dengan meninggalkan salah satu dari rukun yang lima (Rukun
Islam), atau melanggar larangan-larangan yang terdapat dalam Al-Qur’an ataupun Sunnah,
seperti minum khomr, makan daging yang disembelih tidak dengan nama Alloh, atau yang
lainnya. Termasuk pula di dalamnya seseorang yang tidak membulatkan keikhlasannya
kepada Alloh I ketika beramal, atau dia melakukannya tidak karena Alloh.

Adapun bentuk khianat kepada Rosululloh r adalah dengan meninggalkan sunnah-sunnah


beliau yang beliau ajarkan kepada kita, membencinya meskipun kita mengetahui secara jelas
kebenarannya, seperti meninggalkan kewajiban sholat berjamaah lima waktu di masjid,
mencukur jenggot secara sengaja padahal dia tahu bahwa Nabi melarang perbuatan tersebut,
juga sunnah-sunnah lain yang beliau ajarkan.

Sifat khianat ini juga berkaitan dengan keimanan, dikarenakan iman juga merupakan
amanah, maka barang siapa yang berkhianat dan menyia-nyiakan amanah berarti dia telah
menyia-nyiakan iman. Ini di isyaratkan oleh Nabi r lewat sabda beliau yang diriwayatkan
dari Anas bin Malik -semoga Alloh meridhoi beliau-, beliau berkata ; "Suatu ketika
Rosulullohr berkhutbah di hadapan kami, dalam khutbahnya beliau berkata, :

'Tidak ada iman bagi yang tidak memiliki sifat amanah. Dan, tidak ada agama bagi yang
tidak menepati perjanjian'." [Shahih, Ahmad (III/135, 154, 210 dan 251), al-Baghawi
dalam Syarhus Sunnah (38), Ibnu Hibban (194), al-Baihaqi (IV/97, VI/288 dan IX/231), al-
Qudha'i dalam Musnad asy-Syihaab (848, 849 dan 850]

Faedah

 Seorang mukmin wajib menjauhi sifat khianat, baik itu khianat kepada Alloh dengan
tidak menunaikan amanah yang di berikan kepadannya berupa kewajiban-kewajiban yang
harus di jalankan seorang hamba, dan dengan melanggar larangan-Nya, atau khianat pada apa
yang diamanahkan orang lain kepadannya berupa jabatan, pekerjaan, ataupun barang atau
benda yang harus di jaga.
 Anjuran agar kita berlindung dari sifat khianat dengan berdoa kepada Alloh agar di
jauhkan, di karenakan sifat ini merupakan seburuk-buruk perangai, sebagaimana Nabi pernah
berdo’a :
'Ya Alloh, aku berlindung kepada-Mu dari rasa lapar, karena lapar merupakan seburuk-buruk
pendamping. Dan aku berlindung kepada-Mu dari sifat khianat (yaitu tidak menunaikan
amanat Alloh dan manusia), karena khianat merupakan seburuk-buruk perangai'." [Shahih,
Abu Dawud no. 1547, dan Ibnu Majah no. 3354]
 Khianat merupakan pintu masuk segala kejelekan, dan tempat tumbuhnya segala
keburukan dan kejahatan, apabila sifat ini telah menyebar di tengah-tengah masyarakat maka
akan rusaklah tatanan yang ada dalam masyarakat tersebut. Maka munculah penguasa-
penguasa yang dholim, pejabat-pejabat yang korup, yang akan menghancurkan semua sendi-
sendi keadilan dalam masyarakat. Allohu al-Musta’an.

III. Daftar Hadits Larangan Berbuat Khianat

Hadits No.3265

‫إذا جمع هللا األولين واآلخرين يوم القيامة يرفع لكل‬

Apabila Allah mengumpulkan orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang terakhir kelak
di hari Kiamat, maka akan dikibarkan bendera bagi setiap pengkhianat, lalu dikatakan, 'Ini adalah
bendera si fulan bin fulan'. Telah menceritakan kepada kami Abu Ar Rabi' Aal 'Ataki telah
menceritakan kepada kami Hammad telah menceritakan kepada kami Ayyub. (dalam riwayat
lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Abdurrahman Ad darimi telah
menceritakan kepada kami Affan telah menceritakan kepada kami Shahr bin Juwairiyah
keduanya dari Nafi' dari Ibnu Umar dari Nabi dengan hadits ini.

 
Hadits No.3266

‫إن الغادر ينصب هللا له لواء يوم القيامة فيقال أال‬

Sesungguhnya Allah akan mengibarkan bendera untuk para pengkhianat, dan dikatakan
kepadanya, 'Ini adalah bendera pengkhianatan si fulan'.

Hadits No.3268

‫لكل غادر لواء يوم القيامة يقال هذه غدرة فالن إسحق‬

Di hari Kiamat kelak setiap pengkhianat akan senantiasa mengibarkan benderanya masing-
masing, dikatakan, 'Ini adalah bendera pengkhianatan fulan'. Dan telah menceritakan kepada
kami Ishaq bin Ibrahim telah mengabarkan kepada kami An Nadlr bin Syumail. (dalam riwayat
lain disebutkan) Telah menceritakan kepadaku Ubaidullah bin Sa'id telah menceritakan kepada
kami Abdurrahman semuanya dari Syu'bah dengan isnad ini, namun dalam hadits Abdurrahman
tidak disebutkan, 'Ini adalah bendera pengkhianatan si fulan'.

Hadits No.3269

‫لكل غادر لواء يوم القيامة يعرف به يقال هذه غدرة‬

Setiap pengkhianat akan membawa bendera yang mudah untuk dikenali, dikatakan, 'Ini adalah
bendera pengkhianatan si fulan'.

Hadits No.3271

‫لكل غادر لواء عند استه يوم القيامة‬

Setiap pengkhianat akan membawa bendera di belakangnya di hari Kiamat kelak.

 
Hadits No.3272

‫لكل غادر لواء يوم القيامة يرفع له بقدر غدره أال‬

Di hari Kiamat kelak setiap pengkhianat akan membawa bendera yang dikibarkannya tinggi-
tinggi sesuai dengan pengkhianatannya. Ketahuilah, tidak ada pengkhianatan yang lebih besar
daripada pengkhianatan seorang penguasa terhadap rakyatnya.

Hadits No.3267

‫لكل غادر لواء يوم القيامة‬

Setiap pengkhianat akan membawa benderanya masing-masing di hari Kiamat kelak.

Hadits No.3270

‫لكل غادر لواء يوم القيامة يعرف به‬

Setiap pengkhianat akan membawa bendera yang mudah dikenali di hari Kiamat kelak'.
SUMBER :

http://aburuqoyyah.blogspot.co.id/2012/02/larangan-sifat-khianat.html

http://santriuniversitas.blogspot.co.id/2010/11/khianat-pengertian-dan-sanksinya.html

http://dokumen.tips/documents/makalah-qurdist.html

http://contohmakalah4.blogspot.co.id/2013/03/pengertian-amanat-dan-khianat.html

http://hadits.stiba.ac.id/?type=hadits&imam=muslim&bab=857

Anda mungkin juga menyukai