Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH

Firkoh Syiah, Qodariyah Dan Jabariyah

Dosen Pembimbing :

muhammad yakub M.E.I

Disusun Oleh:

Muhammad Irfan Hakim: 2106060139

Rohimin : 2106060136

JURUSAN EKONOMI ISLAM

UNIVERSITAS NAHDATUL ULAMA

NTB

2021

1
KATA PENGANTAR

‫بسم هللا الرحمان الرحيم‬

kami memulai penulisan makalah ini dengannya, yaitu dengan lafazh basmalah
sebagaimana sabda nabi :

‫ُكل امرئ ذى بال ال يبدأ ببسم هللا الرحمان الرحيم فهو أقطع‬
Artinya : setiap perbuatan yang memiliki nilai kebaikan tidak didahului dengan basmalah maka
perbuatan tersebut terputus (hilang keberkahan)1

Segala puji milik Allah SWT. Tuhan semesta alam, yang maha ada yang mengadakan segala
yang tiada, yang maha terdahulu yang tiada awal baginya yang maha kekal tiada ahir
baginya, yang maha bersifat dengan segala sifat yang sempurna.

Salawat dan salam tidak lupa pula kita haturkan buat junjungan nabi besar kita
sayyidina muhammad SAW. yang telah menuntun kita ke jalan yang benar yakni agama
islam, agama yang diridai allah SWT.

Allah swt. Menciptakan nur muhammad dari cahayanya, dia pula yang memberikan
nama muhammad, dan dari nur muammad tersebut diciptakannya seluruh makhluk. dan allah
swt. menjadikan nabi muhammad penutup daripada para rasulnya.

Nabi muhammad saw. Adalah nabi rasul yang allah utus untuk menyampaian hukum-
hukum syari’at agama, yang memimpin umat menuju tuhan yang maha esa tiada sekutu
baginya.

lafazd islam adalah bentuk masdar dari kata aslama yang berarti ketundukan dan
kepatuhan , dalam arti bahwasanya islam menuntut umatnya untuk tunduk kepada allah swt
2

dan mentaati perintahnnya serta menjauhi larangan-larangannya.

1 Syarh madarijus shu’ud hal 2 oleh syaih muhammad nawawi al-bantani


2 Kamus al;munawwir

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................II

DAFTAR ISI.............................................................................................................III

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

1.1 Latar belakang................................................................................................1

1.2 Rumusan masalah...........................................................................................2

1.3 Tujuan............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3
2.1 Aliran syiah....................................................................................................3
2.1.1 Sejarah Syi’ah.......................................................................................4
2.1.2 Golongan-Golongaan Syi’ah.................................................................5
2.1.3 Ajaran-Ajaran Syi’ah..................................................................................7
2.2 Aliran Qadariyah............................................................................................8
1 Sejarah Qodariyah.......................................................................................8
2 golongan-golongan Qadariyah....................................................................9
3 Ajaran-Ajaran Qadariyah............................................................................9
2.3 Aliran Jabariyah...........................................................................................10
1. Sejarah Aliran Jabariyah............................................................................10
2. Ajaran-Ajaran Jabariyah............................................................................11
3. Golongan-Golongan Jabariyah...................................................................11
BAB III......................................................................................................................13
A. Kesimpulan....................................................................................................13
B.Saran...............................................................................................................13
C. Daftar Pustaka...............................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Islam adalah satu-satunya agama yang diridoi oleh Allah swt. yang Allah turunkan
kepada hambanya melalui lisan baginda nabi saw. Allah SWT. berfirman didalam kitabnya :

‫ان الدين عند هللا االسالم‬.


Artinya : sesungguhnya agama yang allah swt. ridhai adalah agama islam, QS.ali imron ayat 19.

Allah swt. mengutus rasulullah saw. untuk menyampaikan kabar gembira,


menyampaikan ancaman, dan mengajak kita kepada kebenaran hukum-hukum syari’at islam
dan sebagai pelita yang menerangi, allah swt. pertama kali menurunkan wahyu kepada nabi
muhammad saw. melalui mimpinya, ketika beliau bangun apa yang diimpikannya benar-
benar terjadi, kemudian setelah wafatnya beliau, islam mengalami perpecahan yang terlahir
entah dari paktor politik dan sebagainya, ada empat perpecahan besar didalam islam yaitu :
qodariyah, shifatiyyah, khawarij dan syi’ah, dan dari empat perpecahan tersebut lahir
perpecahan-perpecahan lain, diantara perpecahan tersebut hanya satu yang akan masuk surga
yaitu al-jama’ah, Allah swt. berfirman:

‫يوم تبيض وجوه وتسود وجوه‬.


Artinya :pada hari itu ada wajah yang putih berseri, ada pula wajah yang hitam muram. Qs.ali imran
106
Abdullah ibnu abbas mengatakan didalam tafsirnya, yakni maksud ayat ini adalah bahwa
besok pada hari kiamat akan menjadi putih bersinar wajah-wajah ahlusunnah wal jama’ah dan akan
menjadi hitam muram wajah-wajah ahlu bid’ah dan perpecahan . 3

Adapun perpecahan tersebut terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan,


sebagaimana sabda rasulullah saw. :
‫ ثنتان‬: ‫أال ان من قبلكم من أهل الكتاب افترقوا على سنتين وسبعين ملة وان هذه الملة ستفترق علي ثالث وسبعين‬
‫وسبعون فى النار وواحدة فى الجنة وهي الجماعة‬
Artinya : ketahuilah, umat-umat sebelum kalian terpecah belah menjadi tujuh puluh dua golongan
dan bahwa islam ini akan terpecah-belah menjadi tujuh puluh tiga golongan, tujuh puluh dua masuk
neraka dan satu golongan yang akan masuk surga dan ialah al-jama’ah.

3 Tafsir ibnu katsir surat ali imran ayat 106 hal 43

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian aliran syi;ah, qadariyah dan jabariyah?
2. kapan timbulnya firkoh syi’ah, qodariyah dan jabariyah?
3. apakah aliran syi’ah, qodariyah dan jabariyah didalam dirinya juga mengalami
perpecahan?

C. Tujuan
1. mengetahui pengertian aliran syi’ah, qadariyah dan jabariyah
2. mengetahui timbulnya aliran syiah, qadariyah dan jabariyah
3. mengetahui perpecahan didalam aliran syi’ah, qadariyah dan jabariyah

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Aliran Syi’ah

Secara bahasa lafazd syi’ah didalam bahasa arab bermakna pengikut atau kelompok,
Allah swt berfirman didalam kitabnya:
‫ وان من شيعته البراهيم‬,‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬
Artinya : dan sungguh, ibrahim termasuk golongannya ( nuh as. ) QS. As-saffat ayat 83.

Adapun syi’ah secara termenilogi bermakna, sebuah firqoh atau golongan yang mengikuti
sayyidina ali karramallahu wajhah dan mereka yang mengatakan bahwa kepemimpinan sayyidina ali
atas dasar nash dan wasiat nabi, baik secara jelas maupun samar-samar dan mereka mengatakan imam
harus dari keturunan sayyidina ali ra. Apabila ada imam yang bukan dari keturunan ali maka imam
tersebut atas unzur kezaliman atau karna unsur kepura-puraan dari orang-orang yang berada
disamping imam tersebut.4
Salah seorang ulama juga mengatakan definisi syi’ah memiliki perbedaan pendapat
dikalangan ulama, diantaranya ada yang mengatakan syi’ah adalah setiap orang yang mengikuti
sayyidina ali ra. dan ahlu bait, definisi ini beliau katakan tidak tepat karna ahlussunnah wal-jama’ah
juga mengakui serta mengikuti sayyidina ali beserta ahlu bait, dan dikatakan pula syi’ah adalah setiap
orang yang mengikuti sayyidina ali ra. dan meyakini kepemimpinan ali sudah ditentukan berdasarkan
nash dan bahwa kepemimpinan sebelumnya dari khulafaur rasyidin telah mengambil hak dan zalim
terhadap sayyidina ali ra. maka ucapan ini pula rusak atau kacau karna bahwasanya ada sebagian
orang dari kelompok syi’ah yang tetep mengakui kekhalifahan sayyidina abu bakr dan umar bin
khattab ra.
Adapun yang tepat menurut beliau bahwasanya syi’ah adalah sebuah nama bagi setiap orang
yang lebih mengutamakan sayyidina ali ra. daripada khalifah sebelumnya dan berpendapat bahwa
ahlu bait yang paling berhak atas ke khalifahan5.
Syi’ah awalnya adalah sebuah kelompok yang hendak menempatkan sayyidina ali
karramallahu wajhah Sebagai pengganti daripada rasulullah SAW. setelah wafatnya, dan
sebagai khalifah pertama setelahnya, namun kebanyakan para sahabat tidak mencalonkannya
hingga sayyidina abu bakar ra. lah yang menjadi khalifah pertama.

4 Al-milal wa an nihal oleh abil fatah muhammad bin abdil karim bin abi bakrin ahmad asysahrastani yang ditahkiq oleh ali hasan faur hal
169
5 Al-adyanu wa alfiraqu wal mazahibul muasirah oleh abdul qadir syaibatul hamdi hal 209

3
Kelompok tersebut pada dasarnya tidak terdapat perbedaan dan penyimpangan
didalamnya, namun beriringinan dengan berjalannya waktu syi’ah terbentuk sebagai suatu
firkoh didalam islam yang lambat laun pemahaman dan ajarannya menjadi menyimpang dari
pendapat dan pandangan masyarakat islam pada umumnya atau ahlussunnah , dan dikatan 6

syiah berkembang pada tahun-tahun terahir dari pemerintahan usman bin affan ra.

Syi’ah berarti pengikut atau partai. Suatu nama yang diberikan kepada segolongan
umat islam yang menjadi pendukung atau pengikut sayyidina ali sebagai khalifah setelah
wafatnya rasulallah saw. kaum syi’ah yakin bahwasanya rasulallah saw. telah menunjuk ali
sebagai penggantinya sebelum beliau wafat . 7

Syi’ah tersendiri terpecah-belah menjadi beberapa kelompok diantaranya : golongan


Zaidiyah, golongan Ismailiyah dan golongan Itsna ‘asyariyyah, secara husus mereka adalah
pengikut sayyidina ali yang mengatakan kepemimpinan ali karramallahu wajhah berdasarkan
nas dan pemilihan langsung oleh baginda nabi muhammad saw. 8

2.1.1 Sejarah Syi’ah

Meletusnya perang antar sahabat ali karramallahu wajhah dan muawiyah ra.
Menyebabkan perpecahan antar para sahabat, dan dari sanalah mulai timbul golongan syiah
setelah gagalnya perundingan yang lazim disebut dengan peristiwa tahkim, didalam peristiwa
tahkim tersebut diutus dua juru runding ( hakamain ), dari pihak ali karramallahu wajhah
diutus abu musa al-asy’ari dan dari pihak muawiyah ra. Diutus amr bin al-ash . 9

Sejak masa pertama syi’ah digunakan sebagai tempat berlindung dan selubung orang-
orang yang ingin mengembalikan kekuasaan kerajaannya dari bangsa arab yang telah
mengalahkannya, mereka tidak bisa melawan bangsa arab secara pisik oleh sebab itu mereka
menyerang melalui dalam dengan memperalat sahabat pendukung ali dan menyiarkan hadits-
hadist palsu menafsirkan al-quran menurut kehendak mereka sendiri dan memasukkan

6 Sejarah dan filsafat pendidikan islam oleh drs. H. Soekarno, drs. Ahmad supardi
7 Sejarah dan filsafat pendidikan islam oleh drs. H. Soekarno, drs. Ahamad supardi hal 94
8 Al-milal wa an nihal jilid 1 oleh syaih abil fath muhammad bin abdil karim abi bakr ahmad as-syahrastani hal-169
9 Kamus istilah teologi islam oleh drs. Rosihon anwar, m.Ag., drs. Abdul rozak, m. Ag. Hal-49

4
kepercayaan dan pandangan hidup lama yang bersumber dari agama mereka sehingga
terjadilah penyelewengan atas umat-umat islam. 10

Syi’ah meyakini didalam hati mereka bahwasanya tiga bulan sebelum rasulallah saw.
wafat yaitu bulan dzul hijjah tahun kesepuluh hijriyaah rasulallah saw. menunjuk sayyidina
ali sebagai pengganti beliau, penunjukan ini terjadi setelah turun ayat al-qur’an:
‫يا ايها الرسول بلغ ما انزل اليك وان لم تفعل فما بلغت رسالته وهللا يعصمك من الناس ان هللا ال يهدي قوم الكافرين‬
Artinya : hai rasul, sampaikanlah apa yang telah ditunkan kepadamu dari tuhanmu, dan jika
kau tidak laksanakan, maka kau tidak menyampaikan amanatnya, dan allah akan melindungimu dari
gangguan manusia, sesungguhnya allah tidak memberi petunjuk bagi kaum kafir.Qs.al-maidah 5 :
67.
Mereka menafsirkan kalimat ‘menyampaikan amanatnya’ dengan menunjuk sayyidina
ali sebagai imam penggantinya, setelah amanat allah disampaikan maka turunlah ayat :
‫اليوم اكملت لكم دينكم واتممت عليكم نعمتي ورضيت لكم االسالم دينا‬.
Artinya : pada hari ini telah aku sempurnakan untukmu agamamu dan, dan telahku
lengkapkan nikmatku untukmu, dan telah ku ridhoi islam ini sebagai agamamu qs.al-maidah ayat 3
Mereka juga menafsirkan kalimat ”kesempurnaan agama dan kelengkapan nikmat
dengan penunjukan ali ra. sebagai imam , didalam paham ini golongan syi’ah tidak dapat
11

mempertahankan kesatuan paham dan pendapat mereka dalam masalah keyakinan dan
imamahnya, sehingga terpecah-belah menjadi berbagai aliran diantaranya zaidiyah,
ismailiyah, dan itsna ‘asyariyah.

2.2.1 Golongan zaidiyah


Golongan ini adalah salah satu subaliran didalam syi’ah, mereka disebut aliran
zaidiyah karna mereka mengakui zaid bin ali sebagai imam kelima, putra imam keempat ‘ali
zainal abidin , dan dari nama zaid inilah nama zaidiyah diambil, zaidiyah merupakan
12

subaliran yang moderat bahkan abu zahrah mengatakan syi’ah zaidiyah merupakan subaliran
yang paling dekat pemahamannya dengan sunni.

Mengenai imamah, subaliran ini berbeda pandangan dalam doktrin imamah dari
aliran syi’ah secara umum, mereka menolak pandangan bahwa imam sudah ditentukan nama
dan orangnya oleh nabi melainkan ditentukan hanya sifat-sifatnya saja,

10 Sejarah dan filsafat pendidikan islam hal 94


11 Sejarah dan filsafat pendidikan islam oleh drs. H. Soekarno, drs. Ahmad supardi
12 Kamus istilah teologi islam hal-221

5
Diantara pokok-pokok pendiriannya :
a. imam seharusnya dari keturunan sayyidina ali dan fatimah binti rasulillah,
tetapi tidak menolak jabatan tersebut apabila diduduki orang lain.
b. imam tidak ma’sum, dia dapat saja berbuat dosa seperti manusia lain,
c. tidak ada imam dalam kegelapan/persembunyian yang diliputi oleh berbagai
misteri.

2.2.2 golongan Ismailiyah

Syi’ah ismailiyah juga dikenal dengan syi’ah sab’iah (Syi’ah tujuh), subaliran ini
hanya mengakui tujuh imam yaitu : sayyidina ‘ali, sayyidina hasan, sayyidina husain, ‘ali
zainal abidin, muhammad al-baqir, ja’far al-shadiq, dan ismail bin ja’far al-shadiq.

Bagi sub aliran ismailiyah, setelah imam ismail sebagai imam ketujuh, maka datang
silih berganti imam-imam yang bersembunyi, menurut mereka imam boleh bersembunyi bila
ia tidak kuat menentang lawan, ketika imam mereka kuat, ubaidullah al-mahdi,
menampakkan diri dan mendirikan kerajaan fatimiyyah di mesir, tunis dan maroko pada
tahun 969 M. Kelompok ismailiyah biasa dinamakan bathiniyah karena banyak imam mereka
bersembunyi. 13

Para pengikut syi’ah sab’iah meyakini bahwa islam dibangun oleh tujuh pilar, tujuh
pilar tersebut ialah : iman, taharah, shalat, zakat, puasa, menunaikan haji dan jihat.
Mengenai konsep iman didalam ajaran syi’ah ismailiyah yaitu iman kepada allah,
iman kepada nabi muhammad bahwa beliau adalah utusannya, iman kepada surga, iman
kepada neraka, iman kepada hari kebangkitan, iman kepada hari pengadilan, iman kepada
para nabi dan rasul, iman kepada imam, percaya, mengetahui, dan membenarkan imam
zaman.

2.2.3 golongan itsna ‘asyariyah

Syi’ah ini kiranya merupakan kelompok syiah yang paling besar pengikutnya,
golongan syi’ah yang berada di irak, iran dan sekitar teluk itu hampir seluruhnya dari itsna
asyariyah. Sejak awal abad XVI M, sewaktu ismail shafawi berkuasa di iran, islam syi’ah

13 Islam dan tata negara hal-213-214

6
itsna ‘asyariyah dijadikan agama resmi negara, pokok-pokok pendirian itsna asyariyyah
sebagai berikut :
a. abu bakar dan umar telah merampas jabatan khalifah dari pemiliknya.
b. kedudukan ali satu tingkat lebih tinggi dari manusia biasa, dan dia merupakan
perantara antara manusia dan tuhan.
c. imam itu ma’sum, terjaga dari kesalahan baik kecil maupun besar.
d. ijma’ atau kesepakatan ulama islam baru dianggap salah satu dari dasar hukum
islam bila direstui oleh imam.
e. imam mereka yang kedua belas, menghilang pada usia empat atau lima tahun dan
nanti akan muncul kembali di dunia pada ahir zaman untuk menegakkan dan
meratakan keadilan serta memberantas kezaliman 14

Para ahli umumnya membagi sekte Syi’ah ke dalam empat golongan besar, yaitu
Kaisaniyah, Zaidiyah, Imamiyah, dan Kaum Ghulat. Golongan Imamiyah pecah menjadi
beberapa golongan. Yang terbesar adalah golongan Itsna ‘Asyariyah atau Syi’ah Dua belas.
Golongan lainnya adalah golongan Isma’iliyah.
.

2.1.3 Ajaran-ajaran Syi’ah


1. Ahlulbait.
Secara harfiah ahlulbait berarti keluarga atau kerabat dekat. Dalam sejarah Islam,
istilah itu secara khusus dimaksudkan kepada keluarga atau kerabat Nabi Muhammad
saw. Ada tiga bentuk pengertian Ahlulbait. Pertama, mencakup istri-istri Nabi
Muhammad saw dan seluruh Bani Hasyim. Kedua, hanya Bani Hasyim. Ketiga, terbatas
hanya pada Nabi sendiri, ‘Ali, Fathimah, Hasan, Husain, dan imam-imam dari keturunan
‘Ali bin Abi Thalib. Dalam Syi’ah bentuk terakhirlah yang lebih populer.
2. Al-Badâ’. 
Doktrin al-badâ’ adalah keyakinan bahwa Allah swt mampu mengubah suatu
peraturan atau keputusan yang telah ditetapkan-Nya dengan peraturan atau keputusan
baru.
3. Asyura. 
Maksudnya adalah hari kesepuluh dalam bulan Muharram yang diperingati kaum
Syi’ah sebagai hari berkabung umum untuk memperingati wafatnya Imam Husain bin
14 Islam dan tata negara hal-214

7
‘Ali dan keluarganya di tangan pasukan Yazid bin Mu’awiyah bin Abu Sufyan pada
tahun 61 H di Karbala, Irak.
4. Imamah (kepemimpinan).
Imamah adalah keyakinan bahwa setelah Nabi saw wafat harus ada pemimpin-
pemimpin Islam yang melanjutkan misi atau risalah Nabi.
5. Ishmah. 
‘Ishmah ialah kepercayaan bahwa para imam itu, termasuk Nabi Muhammad, telah
dijamin oleh Allah dari segala bentuk perbuatan salah atau lupa.
6. Mahdawiyah.
Berasal dari kata mahdi, yang berarti keyakinan akan datangnya seorang juru selamat
pada akhir zaman yang akan menyelamatkan kehidupan manusia di muka bumi ini. Juru
selamat itu disebut Imam Mahdi.

2.2 Aliran Qadariyah

Qadariyah berasal dari kata bahasa arab yaitu qodara yang berarti kemampuan atau
kekuatan, menurut pengertian terminologi, qadariyah adalah suatu aliran yang percaya segala
perbuatan manusia tidak ada sangkut paut oleh tuhan, tiap-tiap orang adalah pencipta bagi
segala perbuatannya, ia dapat berbuat sesuatu atau meninggalkannya, manusia mempunyai
kebebasan dalam mewujudkan perbuatannya.

2.2 Sejarah Aliran Qodariyah

Sejarah lahirnya aliran Qadariyah tidak dapat diketahui secara pasti dan masih
merupakan sebuah perdebatan. Akan tetepi menurut Ahmad Amin, ada sebagian pakar
teologi yang mengatakan bahwa Qadariyah pertama kali dimunculkan oleh Ma’bad al-
Jauhani dan Ghilan ad-Dimasyqi sekitar tahun 70 H/689M.
Ibnu Nabatah menjelaskan dalam kitabnya, sebagaimana yang dikemukakan oleh
Ahmad Amin, aliran Qadariyah pertama kali dimunculkan oleh orang Irak yang pada
mulanya beragama Kristen, kemudian masuk Islam dan kembali lagi ke agama Kristen.
Namanya adalah Susan, demikian juga pendapat Muhammad Ibnu Syu’ib.

Paham qadariyah mendapat tantangan keras oleh umat islam ketika itu, ada beberapa
hal yang mengakibatkan reaksi keras terhadap paham qadariyah ini.

Pertama, masyarakat iran sebelum islam dipengaruhi oleh paham fatalis, mereka
hidup dengan serba sederhana, mereka selalu tepaksa mengalah kepada keganasan alam,
panas yang menyengat, serta tanah dan gunungnya yang gundul, mereka menganggap dirinya
lemah dan tak mampu menghadapi kesukaran hidup yang di timbulkan sekelilingnya

8
sehingga ketika islam masuk pada mereka dan aliran qadariyah dikebangkan mereka tidak
dapat menerimanya

Kedua, tantangan dari pemerintah ketika itu, tantangan ini sangat mungkin terjadi
karna pejabat pemerintah saat itu menganut paham jabariyah yang bertolak belakang dari
ajaran qadariyah,

Harun nasution menjelaskan pendapat ghailan tentang doktrin qadariyah bahwa


manusia berkuasa atas perbuatan-perbuatannya, manusia sendirilah yang melakukan
perbuatannya dan ia sendiri juga yang melakukan atau menjauhi perbuatan jahat atas
kemauan dan dayanya sendiri, annazzam mengemukakan selagi hidup manusia mempunyai
daya, sehingga ia berkuasa atas segala perbuatannya15

2. Ajaran-Ajaran Qadariyah

Harun Nasution menjelaskan pendapat Ghalian tentang ajaran Qadariyah bahwa


manusia berkuasa atas perbuatan-perbutannya. Manusia sendirilah yang melakukan perbuatan
baik atas kehendak dan kekuasaan sendiri dan manusia sendiri pula yang melakukan atau
menjauhi perbuatan-perbutan jahat atas kemauan dan dayanya sendiri. Tokoh an-Nazzam
menyatakan bahwa manusia hidup mempunyai daya, dan dengan daya itu ia dapat berkuasa
atas segala perbuatannya.

Secara terperinci asas-asas ajaran Qadariyah adalah sebagai berikut:


a. Mengingkari takdir Allah Taala dengan maksud ilmuNya.
b. Melampau di dalam menetapkan kemampuan manusia dengan menganggap mereka
bebas berkehendak (iradah).
c. Mereka berpendapat bahawa Allah tidak bersifat dengan suatu sifat yang ada pada
makhluknya. Kerana ini akan membawa kepada penyerupaan (tasybih).
d. Mereka berpendapat bahawa al-Quran itu adalah makhluk. Ini disebabkan
pengingkaran mereka terhadap sifat Allah.
e. Mengenal Allah wajib menurut akal, dan iman itu ialah mengenal Allah.
f. Mereka mengingkari melihat Allah (rukyah), kerana ini akan membawa kepada
penyerupaan (tasybih).
g. Mereka mengemukakan pendapat tentang syurga dan neraka akan musnah (fana'),
selepas ahli syurga mengecap nikmat dan ali neraka menerima azab siksa.

3. Sekte-Sekte aliran Qodariyah

15 Kamus istilah teologi islam hal-165

9
a. Golongan Qadariyah yang pertama adalah mereka yang mengetahui qadha dan qadar
serta mengakui bahwa hal itu selaras dengan perintah dan larangan, mereka berkata
jika Allah berkehendak, tentu kami dan bapak-bapak kami tidak
mempersekutukanNya, dan kami tidak mengharamkan apapun.
b. Qadariyah majusiah, adalah mereka yang menjadikan Allah berserikat dalam
penciptaan-penciptaan-Nya, sebagai mana golongan-golongan pertama menjadikan
sekutu-sekutu bagi Allah dalam beribadat kepadanya, sesungguhnya dosa-dosa
yangterjadi pada seseorang bukanlah menurut kehendak Allah, kadang kala mereka
berkata Allah juga tidak mengetahuinya.
c. Qadariyah Iblisiyah, mereka membenarkan bahwa Alah merupakan sumber terjadinya
kedua perkara (pahala dan dosa) Adapun yang menjadikan kelebihan dari paham ini
membuat manusia menjadi kreatif dan dinamis, tidak mudah putus asa, ingin maju
dan berkembang sesuai dengan tuntutan zaman, namun demikian mengeliminasi
kekuasaan Allah juga tidak dapat dibenarkan oleh paham lainnya (Ahlussunah wal
jamaah).

C. Pengertian Aliran jabariyah


Secara bahasa jabariyah berasal dari kata jabara yang mengandung pengertian
memaksa. Di dalam kamus Munjid dijelaskan bahwa nama Jabariyah berasal dari
kata jabara yang mengandung arti memaksa dan mengharuskannya melakukan sesuatu. Salah
satu sifat dari Allah adalah al-Jabbar yang berarti Allah Maha Memaksa. Sedangkan secara
istilah Jabariyah adalah menolak adanya perbuatan dari manusia dan menyandarkan semua
perbuatan kepada Allah. Dengan kata lain adalah manusia mengerjakan perbuatan dalam
keadaan terpaksa (majbur). Dan segala tingkah laku tidak timbul darinya tapi atas ciptataan
tuhan.
            Menurut Harun Nasution Jabariyah adalah paham yang menyebutkan bahwa segala
perbuatan manusia telah ditentukan dari semula oleh Qadha dan Qadar Allah. Maksudnya
adalah bahwa setiap perbuatan yang dikerjakan manusia tidak berdasarkan kehendak
manusia, tapi diciptakan oleh Tuhan dan dengan kehendak-Nya, di sini manusia tidak
mempunyai kebebasan dalam berbuat, dalam kata lain manusia adalah wayang yang
ditentukan arahnya oleh dalang didalam pentas semesta alam ini.
1. Sejarah aliran jabariyah
latar belakang lahirnya aliran jabariyah tidak ada penjelasan yang jelas. Abu Zahra
menuturkan bahwa faham ini muncul sejak zaman sahabat dan masa bani Umayyah. Ketika
10
itu para ulama membicarakan tentang masalah qadar dan kekuasaan manusia ketika
berhadapan dengan kekuasaan mutlak Tuhan .
Pendapat lain mengatakan bahwa paham ini diduga telah muncul sejak sebelum
agama Islam datang ke masyarakat Arab. Kehidupan bangsa Arab yang diliputi oleh gurun
pasir sahara telah memberikan pengaruh besar dalam cara hidup mereka. Di tengah bumi
yang disinari terik matahari dengan air yang sangat sedikit dan udara yang panas ternyata
tidak dapat memberikan kesempatan bagi tumbuhnya pepohonan dan suburnya tanaman, tapi
yang tumbuh hanya rumput yang kering dan beberapa pohon kuat untuk menghadapi
panasnya musim serta keringnya udara.

Sebenarnya benih-benih paham al-jabbar sudah muncul jauh sebelum tokoh-tokoh


diatas, benih-benih itu terlihat dalam peristiwa-peristiwa sejarah ini.

Pertama, suatu ketika nabi menjumpai sahabatnya yang memperdebatkan masalah


takdir tuhan, nabi melarang mereka untuk memperdebatkan persoalan tersebut agar terhindar
dari kekeliruan penafsiran ayat-ayat tuhan mengenai takdir.
Kedua, khalifah umar bin khattab pernah menangkap seseoarang yang ketahuan
mencuri, ketikaa diintrogasi, pencuri tersebut mengatakan tuhan telah menentukan aku
mencuri, ketika umar mendengar ucapan tersebut umar marah sekali dan menggapnya dia
telah mendustakan tuhan, umar memberika dua jenis hukuman terhadap pencuri tersebut:
1. hukuman potong tangan karna mencuri.
2. hukuman dera karna menggunakan dalil takdit tuhan.

2. Ajaran-Ajaran Jabariyah
Diantara ajaran Jabariyah adalah:
a. Bahwa manusia tidak mempunyai kebebasan dan ikhtiar apapun, setiap perbuatannya
baik yang jahat, buruk atau baik semata Allah semata yang menentukannya.
b. Bahwa Allah tidak mengetahui sesuatu apapun sebelum terjadi.
c. Ilmu Allah bersifat Huduts (baru)
d. Iman cukup dalam hati saja tanpa harus dilafadhkan.
e. Bahwa Allah tidak mempunyai sifat yang sama dengan makhluk ciptaanNya.
f. Bahwa surga dan neraka tidak kekal, dan akan hancur dan musnah bersama
penghuninya, karena yang kekal dan abadi hanyalah Allah semata.
g. Bahwa Allah tidak dapat dilihat di surga oleh penduduk surga.
11
h. Bahwa Alqur’an adalah makhluk dan bukan kalamullah

3. Sekte-Sekte Aliran jabariyah


Menurut Syahrastani, terdapat tiga golongan dalam Jabariyah, yaitu:
a. Jahmiyah
mereka adalah golongan jaham bin sofwan, mereka berpendapat bahwa, manusia tidak
berkuasa atas perbuatannya, tidak mempunyai kehendak dan tidak mempunyai pilihan, dalam
keadaannya itu manusia itu dalam keadaan terpaksa, tuhanlah yang menentukan segala
perbuatan manusia, al-qur’an itu makhluk atau diciptakan, allah tidak bisa disifati dengan
sifat-sifat yang bisa disifatkan kepada mahluk, sebab bisa menyebabkan tasybih yang bisa
menyebabkan musyrik, surga dan neraka itu tidak kekal atau fana, keduanya akan
menghilang setelah penghuninya mendapatkan siksa atau nikmat, kekekalan yang disebutkan
al-qur’an hanya menunjukkan lama saja, tidak secara hakiki.
b. najjariyah
Sekte ini dipimpin oleh Al Husain bin Muhammad an Najjar (w. 230 H / 845 M). Ajaran
yang dikemukakan bahwa Allah memiliki kehendak terhadap diri-Nya sendiri, sebagaimana
Allah mengetahui diri-Nya. Tuhan menghendaki kebaikan dan kejelekan, sebagaimana ia
menghendaki manfaat dan mudharat. Manusia memiliki bagian untuk mewujudkannya,
tenaga yang allah ciptakanmempunyai akibat untuk mewujudkan akibatnya, kalamullah itu
bila di baca adalah sifat, bila ditulis maka adalah jisim, iman itu penegasan dari sikap
membenarkan, orang yang melakukan dosa besar bila dia mati sebelum bertobat ia akan
dimasukkan api neraka, akan tetapi bila akan dikeluarkan kembali, karna mereka
berpandangan tidaklah adil azabnya itu disamakan dengan orang kafir yang azabnya itu kekal
didalam neraka.
c.       Dhirariyah
sekte ini dipimpin oleh dirar ibnu amru dan hafaz al-fardi. Kedua pemimpin tersebut
sepakat meniadakan sifat-sifat Tuhan dan keduanya juga  berpendirian bahwa Allah SWT itu
Maha Mengetahui dan Maha Kuasa, dalam pengertian bahwa Allah itu tidak jahil (bodoh)
dan tidak pula ajiz (lemah), mereka menetapkan bahwa manusia akan melihat allah dengan
inderanya.

12
BAB III

PENUTUP
KESIMPULAN

1. Aliran syi’ah adalah aliran yang mengikuti sayyidina ali dan lebih mengutamakannya
ketimbang para khilafah sebelumnya, dan didalam dirinya juga terpecah belah, diantara
perpecahan tersebut ialah aliran: zaidiyah yang diambil dari imam mereka yaitu zaid,
ismailiyah dan juga itsna asyariyah.
2. aliran qadariyah adalah aliran yang menafikan sifat-sifat tuhan dalam arti aliran ini
berfaham bahwasanya segala perbuatan baik, buruknya atas kehendak manusia sendiri tuhan
tidak ikut andil dalam urusan tersebut.
3. jabariyah adalah lawanan dari aliran qadariyah dalam arti aliran ini menafikan seluruh
peran manusia dan mengatakan manusia laksana wayang yang digerakkan oleh si dalang.
4. firkoh-firkoh ini timbul setelah wafatnya baginda nabi atas dasar fitnah dan politik.

13
     

DAFTAR PUSTAKA

1. soekarno. Supardi, ahmad. 1985. sejarah dan filsafat pendidikan islam. Bandung:
ANGKASA bandung.
2. sjadzali,munawwir. 1990. islam dan tata negara: ajaran,sejarah dan pemikiran. Jakarta:
universitas indonesia (UI)
3. anwar,rosihon. Rozak,abdul. 2002. kamus istilah teologi islam. Bandung: cv pustaka setia.
4. syaikh ahmad abi bakar as-syahrastani. 479-548 H. al-milal wa an nihal. Lebanon: darul
ma’rifah
5. abdul qadir syaibah hamdi.1433 H. Al-adyanu wal firoq wal mazahibil muasirah. Riyad:
maktabah fahdul wathniyah.
6.

14

Anda mungkin juga menyukai