(Jalan kisah Nabi saw dengan Abdullah bin Umi Maktum,Teguran Allah swt kepada Nabi saw,
‘Ibrah dari kisah Nabi saw dengan Abdullah bin Umi Maktum )
Makalah ini diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sirah Nabawiyah
Oleh :
MAETON SA’DIAH :
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Segala puji dan Syukur hanya bagi Allah SWT. Rabb semesta alam. Tidak ada daya dan
upaya selain dari Nya. Semoga kita selalu dilimpahkan rahmat dan karunia Nya dalam
mengarungi kehidupan ini. Sholawat dan salam selalu dilimpahan kepada Nabi Muhammad
SAW. Beserta keluarga, sahabat dan orang-orang yang mengikutinya sampai akhir zaman di
manapun merea berada.
Kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. H. Bustami Saladin, MA. Selaku dosen
Sirah Nabawiyah yang telah memberikan tugas makalah ini sehingga dapat memberikan
tambahan Ilmu bagi kami. Kemudian kami ucapkan terimakasih kepada teman-teman serta
pihak-pihak yang telah mendukung dalam pembuatan makalah ini.
Mengingat kami masih tahap pembelajaran, oleh karena itu kami minta maaf jika terdapat
benyak kesalahan dalam pembuatan ini. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk lebih menyempurnakan makalah ini agar makalah ini lebih sempurna pada
masa yang akan datang.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………..
A. Latar Belakang……………………………………………………………………
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………...
C. Tujuan Masalah…………………………………………………………………...
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………...
A. Kesimpulan……………………………………………………………………….
B. Saran……………………………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam konteks dakwah, setiap kita ingin agar semakin banyak orang yang
menerimanya, apalagi bila orang-orang yang berpengaruh di tengah-tengah masyarakat.
Bila seorang tokoh berpengaruh masuk Islam, akan banyak orang yang mengikutinya.
Rasulullah SAW sebagai manusia biasa juga memiliki perimbangan seperti itu.
Maka, ketika beliau sedang berdakwah kepada para tokoh Quraisy, tiba-tiba datang
seorang sahabat yang kedudukannya biasa-biasa saja, bahkan matanya juga buta. Bisa
jadi, Rasulullah saw merasa terganggu atas kehadirannya yang datang untuk meminta
nasihat dan petunjuk, karenanya beliau sampai bermuka masam. Sikap Rasulullah saw
yang demikian tidak baik, maka Allah swt menyampaikan teguran dengan turunnya surat
Abasa
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPRAN