Anda di halaman 1dari 33

BAIAH AQABAH KEDUA

Tonggak Awal Hijrah Rasulullah

PENDAHULUAN

Baiah Aqabah pertama berhasil dengan baik dan penuh berkah. Orang-orang yang masuk Islam jumlahnya memang tidak banyak. Akan tetapi, pengislamannya cukup dilakukan hanya oleh seorang sahabat Rasul saja. Dia adalah Mushab bin Umair. Dengan kelompok masyarakat yang telah diislamkannya, Mushab bin Umair berhasil mengubah Madinah dan membalik pola pikir jahiliyyah dan akhlak yang berkembang di tengah masyarakat.

Ketika datang musim haji, Mushab bin Umair kembali ke Makkah dan menceritakan pada Rasulullah tentang kabar kaum muslimin dan kekuatan mereka serta berita-berita Islam dan perkembangan penyebarannya. Dia menggambarkan kepada Rasul tentang masyarakat di Madinah hingga tidak ada pembicaraan kecuali tentang Rasul dan tidak ada apapun di segala penjurunya kecuali Islam.

Kekuatan kaum muslimin di sana memberikan pengaruh yang dapat menjadikan Islam memiliki kemampuan untuk mengalahkan segala hal. Tahun ini sebagian kaum muslimin itu akan datang. Mereka adalah orang-orang yang besar keimanannya pada Allah, siap mengemban risalah Allah dan mempertahankan agama-Nya Rombongan haji yang datang ke Makkah jumlahnya cukup banyak. Di antara mereka ada 75 orang muslim : 73 kaum pria dan dua orang wanita.

Dua wanita muslimah adalah Nusaibah binti Kaab Ummi Imarah, salah seorang wanita muslim dari bani Mazin bin An Najjar dan Asma binti Amru bin Adiy, salah seorang bani Salamah. Dia adalah Ummu Muni. Rasulullah Shollallohu alaihi wasallam bertemu mereka secara rahasia. Beliau berbicara kepada mereka pada baiah aqabah kedua. Pembicaraannya tidak sebatas masalah dakwah saja yang dituntut sabar dalam menghadapi semua gangguan, tapi juga menjangkau pada semua kekuatan yang memungkinkan mereka mampu mempertahankan kaum muslimin.

Bahkan lebih dari itu, baiat ini melahirkan kesepakatan untuk mewujudkan inti Islam yang menjadi batu pondasi dan pilar pertama pendirian Daulah Islam, yaitu suatu negara yang akan menerapkan Islam di masyarakat, membawa risalah dunia ke seluruh manusia, membawa kekuatan pemeliharaan alam, dan menghilangkan semua penghalang yang mengangkangi jalan penyebaran dan penerapan Islam.

Beliau membicarakan hal itu kepada mereka, dan beliau mengetahui kesiapan mereka yang baik. Karena itu, beliau berjanji pada mereka untuk bertemu di sebuah bukit di tengah malam pada pertengahan hari tasyriq. Beliau berpesan pada mereka, Janganlah membiarkan diri kalian tetap tidur dan jangan menunggu sesuatu yang tidak jelas!

PENJELASAN TANGGUNGJAWAB YANG AMAT PENTING OLEH ABBAS BIN ABDUL MUTHALIB

Di hari yang dijanjikan pada mereka dan setelah sepertiga malam pertama telah lewat, mereka keluar dari pemondokan mereka dengan cara menyusup dan sembunyi-sembunyi karena khawatir persoalan mereka terbongkar. Mereka kemudian menempati bukit sambil menunggu kedatangan Rasulullah Shollallohu alaihi wasallam. Tidak lama kemudian beliau dan pamannya, Abbas datang menemui mereka. Ketika itu Abbas belum masuk Islam. Dia datang hanya untuk mengawasi dan menjaga keselamatan keponakannya. Dialah orang pertama yang berbicara.

Abbas bin Abdul Muthallib berkata, Hai kaum Khazraj sesungguhnya Muhammad adalah dari golongan kami sebagaimana yang kalian ketahui. Kami telah menjaganya dari ancaman kaum kami. Dia dalam kemuliaan di bawah ancaman kaumnya dan memiliki kekuatan yang menancap di negarinya. Dia tidak suka kecuali meninggalkan [kaumnya] untuk pergi pada kalian dan bergabung dengan kalian.

Jika kalian melihat diri kalian mampu menjaminnya dengan apa yang kalian janjikan kepadanya dan mampu melindungi dirinya dari orang-orang yang menentangnya, maka kalian dan apa yang akan kalian bawa menjadi tanggung jawab kalian terhadap semua itu. Jika kalian melihat diri kalian akan menyerahkan dan menelantarkannya setelah dia keluar dari [kota ini] menuju kalian, maka sekarang juga tinggalkan dia.

Setelah mendengar pernyataan Abbas, rombongan dari Madinah berkata kepadanya, Kami mendengar katakan. apa yang telah kamu

Kemudian mereka berpaling pada Rasulullah Shollallohu alaihi wasallam seraya berkata : Bicaralah, wahai Rasulullah, lalu ambillah apa yang kamu sukai untuk dirimu dan Robbmu, lanjut mereka.

Setelah membaca beberapa ayat Al Quran untuk memompa ghirah dan kecintaan mereka kepada Islam, Rasulullah Shollallohu 'alaihi wasallam menjawab, Saya membaiat kalian untuk melindungi saya sebagaimana kalian melindungi istri-istri dan anak-anak kalian dari sesuatu itu. Lalu Al Barra mengulurkan tangan untuk memberikan baiatnya kepada Rasulullah Shollallohu 'alaihi wasallam seraya berkata, Kami membaiatmu, wahai Rasulullah. Demi Allah, kami adalah anak-anak perang dan penduduk yang berada di kancah peperangan. Kami mewarisinya dari orang besar dan dari orang besar.

Namun, belum menyelesaikan pernyataannya, Al Barra sudah disela (interupsi) oleh Abu Al Haitsam bin At Tayyahan dengan mengatakan, Ya Rasulullah, di antara kami dan orang-orang Yahudi ada tali perjanjian. Kami berniat memutuskannya. Jika kami melakukan itu, kemudian Allah memenangkanmu, apakah engkau akan kembali pada kaummu dan meninggalkan kami?

Sambil tersenyum Rasulullah Shollallohu 'alaihi wasallam menjawab :

(Itu tidak akan terjadi), Bahkan, darah dibalas darah, hantaman dibalas hantaman..!! Sesungguhnya aku bagian dari kalian dan kalian bagian dariku. Aku akan memerangi orang yang kalian sedang berperang dengannya dan berdamai dengan orang yang kalian berdamai dengannya.

MEMASTIKAN BEBAN TANGGUNGJAWAB BAIAH

Orang-orang Madinah pun sangat bersemangat untuk memberikan baiat. Namun, Abbas bin Ubadah segera berdiri dan berkata, Hai kaum Khajraj, apakah kalian menyadari tentang makna pemberian baiat pada laki-laki ini ? Sesungguhnya kamu berbaiat dengan beliau untuk memerangi orang berkulit merah atau yang berkulit hitam, sekiranya dalam perjuangan ini menyebabkan harta kamu akan habis tak tersisa, pembesarpembesar kamu habis mati di masa itu lalu kamu akan serahkan lelaki ini, maka dari sekarang ini tak usah kamu berbaiat karena demi Allah ini adalah sebesar-besar kehinaan di dunia dan di akhirat,

tetapi sekiranya kamu berupaya menunaikan janji kamu itu kepadanya tepat seperti mana kamu suarakan itu, hingga walau pun kamu kehabisan harta dan kehilangan pembesar-pembesar kamu, maka terimalah beliau ini, kerana itu adalah kemuliaan di dunia dan di akhirat

Mereka menjawab, : Sesungguhnya kami akan mengambilnya dengan resiko musnahnya harta benda dan terbunuhnya tokoh-tokoh kami. Kemudian mereka berpaling pada Rasulullah dan berkata, Wahai Rasulullah, jika kami memenuhi kamu dengan taruhan itu, maka apa [imbalan] bagi kami? Al Jannah (Surga) jawab beliau dengan tegas dan tenang.

POIN-POIN BAIAH

,Mereka pun beramai-ramai mengulurkan tangan membentangkan tangan, dan menjabat tangan ,untuk berbaiat seraya berkata


( - 6 / 3362)

Kami membaiatmu, ya Rasulullah. Kami akan tetap mendengarkan dan menaatimu meski dalam kesulitan, kemudahan, kegembiraan, kemalangan, dan musibah yang menimpa kami. Kami tidak akan mencabut urusan (kepemimpinan) dari yang berhak atasnya. Kami akan berkata benar di manapun kami berada di jalan Allah, kami tidak takut celaan orang yang mencela.

: Dalam riwayat lain disebutkan


( )

Nabi -shollallohu 'alaihi wa sallam- memanggil kami, lalu kami mengucapkan baiat kepada beliau dalam segala sesuatu yang diwajibkan kepada kami bahwa kami berbaiat kepada beliau untuk selalu mendengar dan taat [kepada Allah dan Rasul-Nya], baik dalam kesenangan dan ketidaksukaan kami, kesulitan dan kemudahan kami dan beliau juga menegaskan kepada kami untuk tidak mencabut suatu urusan dari ahlinya kecuali jika kalian (kita) melihat kekufuran secara nyata [dan] memiliki bukti yang kuat dari Allah. [HR. Bukhari]

Imam Ahmad telah meriwayatkan dari Jabir secara terperinci, kata Jabir, Wahai Rasulullah, di atas apakah kami berbaiat dengan engkau ? Jawab : Rasulullah, kamu berbaiat untuk


- ( 13 / 46)

1. Mendengar dan taat dalam keadaan semangat (suka) dan malas (duka). 2. Berinfaq semasa susah dan senang. 3. Menyuruh kepada yang maruf dan mencegah kemungkaran. 4. Menyatakan kebenaran di jalan Allah tanpa mempedulikan cacian orang-orang yang mencela. 5. Menolong dan mendukungku setibanya aku di Yatsrib nanti serta membelaku sebagaimana kalian membela diri dan anak isteri kalian, sebagai balasannya adalah syurga Allah di akhirat nanti.

MENUNJUK 12 NAQIB

Selesai mereka mengucapkan baiat, beliau berkata, Ajukanlah kepadaku 12 orang pemimpin di antara kalian agar mereka menjadi penanggung jawab segala urusan di tiap kaum mereka! Mereka kemudian memilih sembilan tokoh dari suku Khajraj dan tiga tokoh dari suku Aus. Kalian adalah tokoh-tokoh yang bertanggung jawab terhadap kaum kalian tentang apa yang terjadi pada diri mereka, kata Nabi Shollallohu 'alaihi wasallam. Tanggung jawab kalian seperti tanggung jawab kaum Hawariyyin pada Isa bin Maryam, sementara aku penanggung jawab kaumku. Ya, kami paham, jawab mereka singkat.

Naqib-nabib dari suku Al Khazraj 1. Asad bin Zurarah bin Ads 2. Sad bin al-Rabi bin Amru 3. Abdullah bin Rawahah bin Tsalabah. 4. Rafi bin Malik bin Al Ajlan 5. Al Bara bin Marur bin Sakhr 6. Abdullah bin Amru bin Hiram 7. Ubadah bin Al Shamit bin Qais 8. Sad bin Ubadah bin Dulaim 9. Al Munzhir bin Amru bin Khanis

Naqib-naqib dari suku Aus 1. Usaid bin Hudhair bin Simak 2. Sad bin Khaithamah bin Al Harith 3. Rifaah bin Abd Al Munzir bin Zubair

SYAITAN MEMBONGKAR PERJANJIAN RASULULLAH

: - : - : : : : : : :

Anda mungkin juga menyukai