Anda di halaman 1dari 13

MATERI BULAN 2

SIROH

PEKAN 1 (Dialog Dengan Raja Najasyi)

Mengetahui hijrahnya kaum muslimin, maka orang orang Quraisy menngirim Abdullah bin Abi
Rabi’ah dan AMru bin Al Ash kepada Raja An Najasyi untuk mengusir kaum muslimin.

An Najasyi berkata kepada Ja’far, “Apakah kamu membawa sesuatu yang datangnya dari Allah?”.
Ja’far berkata “Ya”. An Najasyi : “ Bacakan itu kepadaku”. Ja’far : “Kaf Yaa Ain Shod”

Ummu Salamah berkata, “Demi Allah, mendengar itu An Najasyi menangis hingga membasahi
jenggotnya. Begitu juga para uskup, mereka menangis hingga membasahi kitab-kitab mereka. An
Najasyi berkata kepada mereka, “Sungguh, (ayat) ini dan apa yang dibawa oleh Isa benar benar
berasal dari satu misykah (lentera)!. Kalian berdua pergilah. Sebab, demi Allah, aku tidak akan
menyerahkan mereka kepada kalian. Keduanya pun segera pergi.

Besoknya, mereka kembali mendatangi An Najasyi, dalam upayanya untuk mengembalikan kaum
muslimin yang hijrah ke Mekkah. Keduanya berkata kepada An Najasyi : “Wahai Tuan Raja,
sesungguhnya mereka berkata tentang Isa Bin Maryam dengan perkataan yang menggemparkan.
Untuk itu kirim orang kepada mereka, lalu tanyakan apa komentar mereka tentang Isa Bin Maryam?

Setelah mereka berada dihadapan An Najasyi, dia berkata “Apa pendapat kalian tentang Isa Bin
Maryam?”. Ja’far Bin Abu Thalib berkata “Tentang Isa Bin Maryam, kami katakakan sebagaimana
yang disabdakan nabi SAW, Beliau bersabda : “Isa adalah hamba Allah, utusan Allah, ruh Allah dan
kalimat Allah yang dikaruniakan kepada Maryam, gadis suci yang belum pernah tersentuh laki laki
sama sekali”.

Lalu An Najasyi memukulkan tangannya ke tanah, dan dari tanah dia mengambl sebatang kayu, lalu
berkata “Demi Allah. Selain Isa Bin Maryam, aku tidak pernah menilai dengan kayu ini. Mendengar
perjataan An Najasyi, para panglima perang yang berada disekitarnya mendengus.

An Najasyi berkata : “Kalian tidak perlu mendengus. Sekarang pergilah kalian kaum muslimin, kalian
bebas dan aman tinggal di wilyahku ini. Siapa saja yang menghina kalian celaka! Aku tidak akan
merasa senang meski aku memiliki gunung emas, jika aku menyakiti seseorang saja diantara kalian”.

Perhatikanlah nak, dari dialog Raja An Najasyi dan Ja’far diatas jelaslah bahwa da’wah adalah
aktivitas para Nabi. Apa yang dilakukan oleh Nabi Isa terdahulu dan Nabi Muhammad adalah sama
serta bersumber dari perintah Allah yang sama agar mendakwahi manusia. Disini pentingnya kita
memiliki kekuatan hujjah dalam berargumentasi untuk meyakinkan mad’u da’wah kita, maka ananda
harus semangat belajar tsaqofah termasuk siroh serta menghapalkan dalil2 penguat da’wah
PEKAN 2 (Delegasi Habasyi menemui Rasulullah)

Dalam kisah ini disebutkan bahwa mereka yang hijrah ke Habsyah itu tidak menyianyiakan
sedikitpun toleransi yang diberikan kepada mereka kecuali mereka gunakan untuk menjelaskan
tentang ideology islam. Nah inilah yang membuat penduduk Habasyi mengirim delegasi untuk
bertemu secara langsung dengan Rasululah SAW guna memperkuat apa yang mereka dengar dari
kaum muslimin yang hijrah

Ishaq berkata : Ketika Rasulullah SAW beradaa di Mekkah datang kurang lebih dua puluh orang
diantara orang orang Nasrani menemui Rasulullah SAW. Mereka mendengar berita tentang
Muhammad dari kaum muslimin yang hijrah ke Habasyi. Mereka menemukan Rasulullah di masjid.
Setelah mereka berada di dekat Rasulullah SAW, mereka berbicara dan bertanya kepada rasulullah
SAW. Sedang orang orang Quraisy berada di tempat tempat berkumpulnya mereka disekitar Ka’bah.

Setelah mereka selesai menanyakan apa saja yang mereka inginkan kepada Rasulullah SAW, maka
Rasulullah SAW menyeru mereka dan membacakan AL Qur’an kepada mereka. Ketika mereka
mendengar bacaan Al Qur’an, mereka menangis hingga air matanya mengalir. Kemudian mereka
pun memenuhi seruan Rasuullah, mengimnainya dan membenarkannya.

Dari Rasulullah SAW mereka mengetahui perkara yang juga mereka ketahui dalam kitab mereka.
Ketika mereka telah meninggalkan Rasulullah, maka Abu Jahal Bin Hisyam yang berada ditengah
tengah rombongan kaum Qurasy mendekati mereka lalu dia berkata “Kalian rombongan yang
dirugikan Allah. Kalian diutus orang2 yang ahli agama diantara kalian, agar kalian pulang dengan
membawa kabar tentang orang ini. Namun setelah kalian puas dengan pertemuan kalian dengannya,
akhirnya kalian memisahkan diri dari agama kalian dan kalian membenarkan apa yang dia katakan.
Kami belum pernah melihat rombongan yang lebih tolol dan idiot dari kalian”.

Mereka berkata “Semoga keselamatan atas kalian, Kami tidak bodoh sebagaimana kalian. Kami
memiliki apa yang dimilikinya, sedangkan kalian tidak. Oleh karena itu, darinya kami mendapatkan
kebaikan untuk diri kami”

🕋 *Step 3*

Maa syaa Allah ya nak, resonansi da’wah Rasulullah. Dari Rasulullah di Mekkah, para sahabat di
Habasyi, lalu balik lagi para delegasi menemui Rasulullah di Mekkah. Risalah langit yang dibawa
Rasulullah, getar kasih sayangnya dapat dirasakan oleh orang2 Habasyi pada saat itu. Sebab sejatinya
da'wah yang dibawa Rasulullah adalah bentuk kasih sayang pada orang lain. Ini dapat dirasakan oleh
orang yang berpikir.

Jadi ketika umi mengingatkan ananda untuk solat tepat waktu, menutup aurat, solat tahajud, shoum
sunnah dll, itu adalah bagian dari kasih sayang nak. Maka da’wah ananda kepada teman2 juga
merupakan bentuk kasih sayang. Jadi terus semangat da’wah nak, semoga kelak Allah pertemukan
kita disebaik-baik tempat bersama rasulullah SAW.

PEKAN 3 (Pembatalan Pemboikotan)

*Pemboikotan* bermakna suatu wujud protes sekelompok orang terhadap seseorang atau
organisasi tertentu dengan cara menolak untuk menggunakan, membeli, atau berurusan dengan
pihak yang diboikot.

Dalam hal ini, *para pembesar Quraisy bersepakat melakukan pemboikotan terhadap Rasulullah dan
dan para pembelanya dari bani hasyim dan Bani Muthalib. Dengan cara, kaum Quraisy dilarang
melakukan transaksi jual beli dan menikah atau dinikahkan dari mereka* Ini mereka lakukan karena
gagal mengembalikan para sahabat yang hijrah di Habasy dan sulitnya menyakiti Rsulullah karena
Belia dilindungi oleh keluarganya dari Bani Hasyim dan Bani Muthalib.

Atas izin Allah pemboikotan berhasil dibatalkan, justru oleh orang beberapa orang Quraisy sendiri,
yuk simak kisahnya..

Akhirnya, beberapa orang Quroisy yg tidak setuju pemboikotan berjanji untuk bertemu pada malam
hari di suatu tempat di Gunung berada di dataran tinggi Mekah. Mereka adalah Zuhair Bin Abi
Umayyah, Mu'thim Bin Adi, Abu Al Bakhtariy dan Zam'ah Bin Al Aswad bin Al Mutholib. Setelah
semua berkumpul di sana, mereka membuat konsensus untuk bersama-sama melakukan tindakan
yang dapat mengakhiri pemboikotan sebagaimana yang tercantum dalam lembaran yang digantung
di dinding Ka'bah.

Zuhair berkata, "Aku yang akan mulai terlebih dahulu, sehingga akulah orang pertama yang akan
bicara." Ketika pagi tiba, maka mereka segera pergi ke tempat mereka biasa berkumpul. Zuhair bin
Abi Umayyahh pergi pagi-pagi sekali. Setelah melakukan tawaf sebanyak tujuh kali lalu dia berdiri
dan berbicara di hadapan banyak orang.

"Wahai penduduk Mekkah, kami dapat menikmati makanan dan memakai pakaian, sedang Bani
Hasyim menghadapi penderitaan, sebab dilarang melakukan transaksi jual-beli dengan mereka.
Demi Allah, saya tidak akan berdiam diri sampai aku bisa merobek lembaran yang berisi perintah
pemboikotan yang tidak manusiawi ini"

Abu Jahal, yang berada di pojok masjid berkata, "Kamu pembohong, demi Allah, kamu jangan
mencoba merobeknya"

Zam'ah Bin Al Aswad berkata, "Wahai Abu Jahal, engkau lah sebenarnya yang paling Pembohong.
Kami tidak senang dengan tulisan lembaran itu, sebagaimana yang engkau tulis".

Abu Al Bakhtariy , Zam'ah benar, kami tidak senang dengan apa yang tertulis dalam lembaran itu
Dan kami tidak mengakuinya.
Mu'thim bin Adi berkata "keduanya benar dan bohong lah orang yang mengatakan Selain itu. Kami
berlepas diri di hadapan Allah dari kezaliman akibat tulisan yang ada dalam lembaran itu".

Hisyam bin Amru juga berkata seperti itu. Melihat kenyataan ini, Abu Jahal berkata, "Pasti hal ini
telah diputuskan semalam, dan mereka tepah merencanakannya tidak di tempat ini.

Sambil duduk di pojok Masjid, Abu Thalib menyaksikan hal itu. Kemudian Mu'thim mendekati
lembaran untuk merobek nya, namun dia mendapati lembaran itu telah dimakan rayap, kecuali
kalimat "Bismika allahumma"

Maa syaa Allah ya nak, kejadian di atas itu benar-benar mengagumkan.Bagaimana tidak,
permusuhan berubah menjadi Simpatik oleh pihak yang sama karena itu kehendak Allah yang Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana

"Mereka membuat tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas
tipu daya" (QS. Al Anfal : 30)

Pemboikotan yang diinstruksikan kaum Quraisy melalui lembaran yang tidak manusiawi telah
mendatangkan penderitaan yang sangat besar bagi Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dan kaum
dan kaumnya.

Namun bagi dakwah justru mendatangkan kebaikan yang sangat besar. Sungguh Allah telah
memperkuat posisi agama Islam ini melalui orang kafir tanpa disadarinya. Dengan adanya
pemboikotan ini telah tercegah masuknya orang-orang yang memiliki tujuan kotor kedalam agama
ini. Sebab tidak mungkin masuk ke agama ini orang yang sangat rakus dengan gemeelapnya dunia.

Dengan berakhirnya pemboikotan itu, Rasulullah dan para sahabat sangat bersyukur pada Allah dan
semakin meningkatkan semangat da’wah. Mereka semakin yakin bahwa pertolongan Allah sangat
dekat. Ini pula yang harus kita yakini nak, berda’wah dengan ikhlas dan selalu bersyukur

PEKAN 4 (Masuk Islamnya Hamzah)

TAFSIR

PEKAN 1 Tafsir QS. An Nisa:165


InsyaAllah materi Tafsir kita hari ini adalah tentang Tafsir QS. An Nisa:165

Yuk kita baca ayatnya:

‫ُرُس اًل ُمَبِّش ِريَن َوُم ْنِذ ِريَن ِلَئاَّل َيُك وَن ِللَّناِس َع َلى ِهَّللا ُحَّج ٌة َبْع َد الُّر ُس ِل َو َك اَن ُهَّللا َع ِزيًز ا َح ِكيًم ا‬

Artinya:

*(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan supaya
tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah
Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.*

Ananda di dalam QS. An Nisa:165, Allah menjelaskan aktivitas Rasul-Rasul Allah adalah

*1.Membawa berita gembira kepada orang-orang yang taat kepada Allah*

*2.Memberikan peringatan kepada orang yang menentang perintah-Nya dan mendustakan rasul-
rasul-Nya dengan siksaan dan azab*

Ananda sunggh besar nikmat Allah kepada kita dengan diutusnya Rasul.

Lalu bagaimana nak sikap kita kepada apa yang dibawa oleh Rasul?

(explore jawaban ananda)

Lalu siapakah Rasul Allah yang wajib kita taati dan teladani?

Betul nanda.

Kita wajib meneladani Rasulullah SAW termasuk dalam perkara dakwah sebagaimana yang
disampaikan pada ayat ini.

Yuk kita ajak teman, saudara dan umat manusia untuk sabar dalam ketaatan kepada Allah dengan
menyampaikan kabar gembira bahwa kelak Allah akan memberikan surga yang abadi.

Serta sabar menjauhi larangan Allah dan Rasulnya agar terhindar dari azab yang pedih.

Siaap ananda??
PEKAN 2 Tafsir QS. At Tahrim:6

InsyaAllah materi Tafsir kita hari ini adalah tentang Tafsir QS. At Tahrim:6

Yuk kita baca bersama ayatnya:

‫َٰٓل‬
‫َٰٓي َأُّيَه ا ٱَّلِذيَن َء اَم ُنو۟ا ُقٓو ۟ا َأنُفَس ُك ْم َو َأْه ِليُك ْم َن اًر ا َو ُقوُد َه ا ٱلَّن اُس َو ٱْلِحَج اَر ُة َع َلْي َه ا َم ِئَك ٌة ِغ اَل ٌظ ِش َد اٌد اَّل َي ْع ُصوَن ٱَهَّلل َم ٓا َأَمَر ُه ْم َو َي ْف َع ُلوَن َم ا‬
‫ُيْؤ َم ُروَن‬

Artinya:

*Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan
bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan.*

Sufyan As-Sauri telah meriwayatkan dari Mansur, dari seorang lelaki, dari Ali ibnu Abu Talib r.a.
sehubungan dengan makna firman-Nya: peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka. (At-
Tahrim: 6) Makna yang dimaksud ialah didiklah mereka dan ajarilah mereka.

Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya:
peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka. (At-Tahrim: 6) Yakni amalkanlah ketaatan kepada
Allah dan hindarilah perbuatan-perbuatan durhaka kepada Allah, serta perintahkanlah kepada
keluargamu untuk berzikir, niscaya Allah akan menyelamatkan kamu dari api neraka.

Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka. (At-Tahrim: 6) Yaitu bertakwalah kamu kepada Allah dan perintahkanlah kepada
keluargamu untuk bertakwa kepada Allah.

Qatadah mengatakan bahwa engkau perintahkan mereka untuk taat kepada Allah dan engkau cegah
mereka dari perbuatan durhaka terhadapNya. Dan hendaklah engkau tegakkan terhadap mereka
perintah Allah dan engkau anjurkan mereka untuk mengerjakannya serta engkau bantu mereka
untuk mengamalkannya. Dan apabila engkau melihat di kalangan mereka terdapat suatu perbuatan
maksiat terhadap Allah, maka engkau harus cegah mereka darinya dan engkau larang mereka
melakukannya. Hal yang sama telah dikatakan oleh Ad-Dahhak dan Muqatil, bahwa sudah
merupakan suatu kewajiban bagi seorang muslim mengajarkan kepada keluarganya—baik dari
kalangan kerabatnya ataupun budak-budaknya — hal-hal yang difardukan oleh Allah dan
mengajarkan kepada mereka hal-hal yang dilarang oleh Allah yang harus mereka jauhi.

Semakna dengan ayat ini adalah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Imam Abu Daud, dan
Imam Turmuzi melalui hadis Abdul Malik ibnur Rabi' ibnu Sabrah, dari ayahnya, dari kakeknya yang
mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:

"‫ َفِإَذ ا َبَلَغ َع ْش َر ِس ِنيَن َفاْض ِرُبوُه َع َلْيَها‬، ‫"ُم ُروا الَّص ِبَّي ِبالَّص اَل ِة ِإَذ ا َبَلَغ َس ْبَع ِس ِنيَن‬
Perintahkanlah kepada anak untuk mengerjakan salat bila usianya mencapai tujuh tahun; dan
apabila usianya mencapai sepuluh tahun, maka pukullah dia karena meninggalkannya.

Ini menurut lafaz Abu Daud. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan. Imam Abu Daud
telah meriwayatkan pula melalui hadis Amr ibnu Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya, dari Rasulullah
Saw. hal yang semisal. Ulama fiqih mengatakan bahwa hal yang sama diberlakukan terhadap anak
dalam masalah puasa, agar hal tersebut menjadi latihan baginya dalam ibadah, dan bila ia sampai
pada usia balig sudah terbiasa untuk mengerjakan ibadah, ketaatan, dan menjauhi maksiat serta
meninggalkan perkara yang mungkar.

*******************

Firman Allah Swt.:

{‫}َو ُقوُدَها الَّناُس َو اْلِحَج اَر ُة‬

yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. (At-Tahrim: 6)

Waqud artinya bahan bakarnya yang dimasukkan ke dalamnya, yaitu tubuh-tubuh anak Adam.

{‫}َو اْلِح َج اَر ُة‬

dan batu. (At-Tahrim: 6)

Menurut suatu pendapat, yang dimaksud dengan batu adalah berhala-berhala yang dahulunya
dijadikan sesembahan, karena ada firman Allah Swt. yang mengatakan:

{ ‫}ِإَّنُك ْم َوَم ا َتْعُبُد وَن ِم ْن ُدوِن ِهَّللا َح َص ُب َج َهَّنَم‬

Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah adalah umpan Jahanam. (Al-Anbiya:
98)

Ibnu Mas'ud, Mujahid, Abu Ja'far Al-Baqir, dan As-Saddi mengatakan bahwa batu yang dimaksud
adalah batu kibrit (fosfor).

Mujahid mengatakan bahwa batu itu lebih busuk baunya daripada bangkai.

Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkan hal ini, dia mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami
ayahku, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnu Sinan Al-Minqari, telah menceritakan
kepada kami Abdul Aziz (yakni Ibnu Abu Daud) yang mengatakan bahwa telah sampai kepadaku
bahwa Rasulullah Saw. membaca ayat ini, yaitu firman-Nya: Hai orang-orang yang beriman,
peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.
(At-Tahrim: 6) sedangkan di hadapan beliau terdapat para sahabatnya yang di antara mereka
terdapat seorang yang sudah lanjut usianya, lalu orang tua itu bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah
batu Jahanam sama dengan batu dunia?"Nabi Saw. menjawab:

"‫ َلَص خرة ِم ْن َص ْخ ِر َج َهَّنَم أعظُم ِم ْن جَبال الُّد ْنَيا ُك ِّلَها‬،‫"َو اَّلِذ ي َنْفِس ي ِبَيِدِه‬.

Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman-Nya, sesungguhnya sebuah batu Jahanam
lebih besar daripada semua gunung yang ada di dunia.
Lalu orang tua itu jatuh pingsan karena mendengarnya, maka Nabi Saw. meletakkan tangannya di
jantung orang tua itu dan ternyata masih berdegup, berarti dia masih hidup. Maka beliau Saw.
menyerunya (menyadarkannya) seraya bersabda, "Hai orang tua, katakanlah, 'Tidak ada Tuhan yang
berhak disembah selain Allah'." Maka orang tua itu membacanya sepuluh kali, dan Nabi Saw.
menyampaikan berita gembira masuk surga kepadanya. Maka para sahabat bertanya, "Wahai
Rasulullah, apakah di antara kita?" Rasulullah Saw. mengiakan dan beliau membaca firman-Nya:

{ ‫}َذ ِلَك ِلَم ْن َخ اَف َم َقاِم ي َو َخ اَف َوِع يِد‬

Yang demikian itu (adalah untuk) orang-orang yang takut (akan menghadap) kehadirat-Ku dan takut
kepada ancaman-Ku. (Ibrahim: 14)

Hadis ini mursal lagi garib.

*******************

Firman Allah Swt.:

{ ‫}َع َلْيَها َم الِئَك ٌة ِغ الٌظ ِش َداٌد‬

penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras. (At-Tahrim: 6)

Yakni watak mereka kasar dan telah dicabut dari hati mereka rasa belas kasihan terhadap orang-
orang yang kafir kepada Allah. Merekajuga keras, yakni bentuk rupa mereka sangat keras, bengis,
dan berpenampilan sangat mengerikan.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada
kami Salamah ibnu Syabib, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnul Hakam ibnu Aban, telah
menceritakan kepada kami ayahku, dari Ikrimah yang mengatakan bahwa apabila permulaan ahli
neraka sampai ke neraka, maka mereka menjumpai pada pintunya empat ratus ribu malaikat
penjaganya, yang muka mereka tampak hitam dan taring mereka kelihatan hitam legam. Allah telah
mencabut dari hati mereka rasa kasih sayang; tiada kasih sayang dalam hati seorang pun dari mereka
barang sebesar zarrah pun. Seandainya diterbangkan seekor burung dari pundak seseorang dari
mereka selama dua bulan terus-menerus, maka masih belum mencapai pundak yang lainnya.
Kemudian di pintu itu mereka menjumpai sembilan belas malaikat lainnya, yang lebar dada
seseorang dari mereka sama dengan perjalanan tujuh puluh musim gugur. Kemudian mereka
dijerumuskan dari satu pintu ke pintu lainnya selama lima ratus tahun, dan pada tiap-tiap pintu
neraka Jahanam mereka menjumpai hal yang semisal dengan apa yang telah mereka jumpai pada
pintu pertama, hingga akhirnya sampailah mereka ke dasar neraka.

Firman Allah Swt.:

{ ‫}اَل َيْع ُصوَن َهَّللا َم ا َأَم َر ُهْم َو َيْفَع ُلوَن َم ا ُيْؤ َم ُروَن‬

yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan. (At-Tahrim: 6)

Maksudnya, apa pun yang diperintahkan oleh Allah kepada mereka, maka mereka segera
mengerjakannya tanpa terlambat barang sekejap pun, dan mereka memiliki kemampuan untuk
mengerjakannya: tugas apa pun yang dibebankan kepada mereka, mereka tidak mempunyai
kelemahan. Itulah Malaikat Zabaniyah atau juru siksa, semoga Allah melindungi kita dari mereka.

Sumber : Tafsir Ibn Katsir

Apa yang akan ananda lakukan jika melihat adik belum shalat?. Atau kakak/adik perempuannya
keluar rumah tapi tidak menutup aurat dengan jilbab dan kerudung?

(explore jawabana ananda)

Mengapa ananda menasehati mereka?

Alhamdulilah nanda sangat sayang ya pada saudaranya.

Ananda seperti inilah wujud kasih sayang yang benar. *Di dalam QS. At tahrim yang kita pelajari hari
ini Allah memerintahkan kepada kita untuk menjaga diri dan keluarga kita dari api neraka. Caranya
dengan saling mengingatkan dalam kebaikan dan takwa. Kemudian mencegah anggota keluarga kita
untuk tidak melakukan perbuatan dosa.*

*Di dalam ayat ini juga Allah menyatakan bahwa bahan bakar neraka adalah manusia dan batu serta
pejaganya adalah malaikat yang kasar, keras dan tidak mendurhakai Allah.*

Semoga selalu menjadi pengiat bagi kita untuk menjauhi perbuatan-perbuatan dosa

Inilah nak wujud kasih sayang yang sesungguhnya yaitu dakwah. Dakwah yang menyelamatkan kita
dari siksa api neraka.

PEKAN 3 Tafsir QS. Al Baqarah:151-152

InsyaAllah materi Tafsir kita hari ini adalah tentang Tafsir QS. Al Baqarah:151-152

‫) َفاْذ ُك ُروِني‬151( ‫َك َم ا َأْر َس ْلَن ا ِفيُك ْم َر ُسوال ِم ْنُك ْم َي ْتُلو َع َلْي ُك ْم آَياِتَن ا َو ُيَز ِّك يُك ْم َو ُيَع ِّلُم ُك ُم اْلِك َت اَب َو اْلِح ْك َم َة َو ُيَع ِّلُم ُك ْم َم ا َلْم َت ُك وُنوا َت ْع َلُموَن‬
)152( ‫َأْذ ُك ْر ُك ْم َو اْشُك ُروا ِلي َو ال َت ْك ُفُروِن‬

Artinya:

*Sebagaimana Kami telah mengutus kepada kalian Rasul di antara kalian yang membacakan ayat-
ayat Kami kepada kalian dan menyucikan kalian dan mengajarkan kepada kalian Al-Kitab dan
hikmah, serta mengajarkan kepada kalian apa yang belum kalian ketahui. Karena itu, ingatlah kalian
kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepada kalian; dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah
kalian mengingkari (nikmat-Ku)*
Allah Swt. mengingatkan hamba-hamba-Nya yang mukmin akan nikmat yang telah dilimpahkan-Nya
kepada mereka, yaitu diutus-Nya seorang Rasul —yakni Nabi Muhammad Saw.— untuk
membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah yang jelas; menyucikan serta membersihkan mereka
dari akhlak-akhlak yang rendah, jiwa-jiwa yang kotor, dan perbuatan-perbuatan Jahiliah;
mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya, mengajarkan kepada mereka Al-Qur'an dan
sunnah, serta mengajarkan kepada mereka banyak hal yang sebelumnya tidak mereka ketahui. Di
zaman Jahiliah mereka hidup dalam kebodohan yang menyesatkan. Akhirnya berkat barakah risalah
Nabi Saw. dan misi yang diembannya, mereka menjadi orang-orang yang dikasihi oleh Allah,
berwatak sebagai ulama, dan menjadi orang-orang yang berilmu paling mendalam, memiliki hati
yang suci, paling sedikit bebannya, dan paling jujur ungkapannya.

Allah Swt. berfirman:

‫َلَقْد َمَّن ُهَّللا َع َلى اْلُمْؤ ِمِنيَن ِإْذ َبَع َث ِفيِه ْم َر ُسواًل ِمْن َأْنُفِس ِه ْم َي ْتُلوا َع َلْي ِه ْم آياِتِه َو ُيَز ِّك يِه ْم‬
Sesungguhnya Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah
mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada
mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka. (Ali Imran: 164), hingga akhir ayat.

Allah Swt. mencela orang yang tidak menghargai nikmat ini. Untuk itu Allah Swt. berfirman:
‫َأ‬ ‫َأ‬
‫َلْم َت َر ِإَلى اَّلِذيَن َب َّد ُلوا ِنْع َم َت ِهَّللا ُكْف رًا َو َح ُّلوا َق ْو َم ُهْم داَر اْلَب واِر‬
Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran dan
menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan? (Ibrahim: 28)

Ibnu Abbas mengatakan, yang dimaksud dengan nikmat ini ialah nikmat yang berupa diutus-Nya
Nabi Muhammad Saw. kepada mereka. Karena itulah maka Allah menyerukan kepada orang-orang
mukmin agar mengakui nikmat ini dan membalasnya dengan banyak berzikir menyebut asma-Nya
dan bersyukur kepada-Nya, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya: Karena itu, ingatlah kamu
kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepada kalian; dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah
kalian mengingkari (nikmat)-Ku. (Al-Baqarah: 152)

Mujahid mengatakan sehubungan dengan takwil firman-Nya: Sebagaimana Kami telah mengutus
kepada kalian Rasul di antara kalian. (Al-Baqarah: 151) Yakni sebagaimana Aku telah melimpahkan
nikmat kepada kalian, maka ingatlah kalian kepada-Ku.

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah menceritakan
kepada kami Ma'mar, dari Qatadah, dari Anas yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah
bersabda: Allah Swt. berfirman, "Hai anak Adam, jika kamu ingat kepada-Ku di dalam dirimu, niscaya
Aku ingat pula kepadamu di dalam diri-Ku. Dan jika kamu mengingat-Ku di dalam suatu golongan,
niscaya Aku ingat pula kepadamu di dalam golongan dari kalangan para malaikat -atau beliau Saw.
bersabda, 'Di dalam golongan yang lebih baik dari golonganmu'-. Dan jika kamu mendekat kepada-
Ku satu jengkal, niscaya Aku mendekat kepadamu satu hasta. Dan jika kamu mendekat kepada-Ku
satu hasta, niscaya Aku mendekat kepadamu satu depa. Dan jika kamu datang kepada-Ku jalan kaki,
niscaya Aku datang kepadamu dengan berlari kecil.
Sanad hadis ini sahih, diketengahkan oleh Imam Bukhari melalui hadis Qatadah yang di dalamnya
disebutkan bahwa Qatadah mengatakan, "Makna yang dimaksud dari keseluruhannya ialah rahmat
Allah lebih dekat kepadanya."

************

Firman Allah Swt.:

{ ‫}َو اْشُك ُروا ِلي َو ال َت ْك ُفُروِن‬

Dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kalian mengingkari (nikmat)-Ku. (Al-Baqarah: 152)

Allah Swt. memerintahkan bersyukur dan menjanjikan pahala bersyukur berupa tambahan kebaikan
dari-Nya. Seperti yang disebutkan di dalam ayat lain, yaitu firman-Nya:
‫َو ِإْذ َت َأَّذ َن َر ُّبُك ْم َلِئْن َشَك ْر ُتْم َأَلِز يَد َّنُك ْم َو َلِئْن َكَف ْر ُتْم ِإَّن َع ذاِبي َلَش ِديٌد‬

Dan (ingatlah) tatkala Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kalian bersyukur, pasti Kami
akan menambah (nikmat) kepada kalian; dan jika kalian mengingkari (nikmat)-Ku, maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (Ibrahim: 7)

‫ َخ َر َج َع َلْي َن ا‬: ‫ َق اَل‬، ‫ َح َّد َث َن ا َأُبو َر َج اٍء اْلُع َط اِر ِدُّي‬- ‫َر ُج ٍل ِمْن َق ْي ٍس‬- ‫ َع ِن اْلُفَض ْي ِل ْب ِن َف َض اَلَة‬، ‫ َح َّد َث َن ا ُشْع َب ُة‬،‫ َح َّد َث َن ا َر ْو ٌح‬:‫َق اَل اِإْلَم اُم َأْح َم ُد‬
‫ "َم ْن َأْن َع َم ُهَّللا‬: ‫ ِإَّن َر ُسوَل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َق اَل‬: ‫ َفَقاَل‬،‫ِع ْم َر اُن ْبُن ُح َص ْي ٍن َو َع َلْيِه مْط رف ِمْن َخ ٍّز َلْم َن َر ُه َع َلْيِه َق ْب َل َذ ِلَك َو اَل َب ْع َدُه‬
‫ "َع َلى َع ْبِدِه‬: ‫ َو َق اَل َر ْو ٌح َمَّر ًة‬."‫"َع َلْيِه ِنْع َم ًة َف ِإَّن َهَّللا ُيِحُّب َأْن َيَر ى َأَث َر ِنْع َمِتِه َع َلى َخ ْلِقِه‬

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Rauh, telah menceritakan kepada kami
Syu'bah, dari Al-Fudail ibnu Fudalah (seorang lelaki dari kalangan Bani Qais), telah menceritakan
kepada kami Abu Raja Al-Ataridi yang mengatakan bahwa Imran Ibnu Husain keluar menemui kami
memakai jubah kain sutra campuran yang belum pernah kami lihat dia memakainya, baik sebelum
itu ataupun sesudahnya. Lalu ia mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Barang siapa
dianugerahi suatu nikmat oleh Allah, maka sesungguhnya Allah menyukai bila melihat penampilan
dari nikmat yang telah Dia berikan kepada makhluk-Nya. Dan adakalanya Rauh mengatakan 'kepada
hamba-Nya".

Sumber : Tafsir Ibn Katsir

Ananda Alhamdulillah sejak lahir kita telah beragama Islam. Nak mengapa Islam yang berasal dari
Allah dapat sampai ke kita?

(explore jawabana ananda)

Syukur Alhamdulillah ya nak nikmat yang telah dilimpahkan Allah kepada kita, yaitu diutus-Nya
seorang Rasul —yakni Nabi Muhammad Saw.— untuk membacakan kepada manusia ayat-ayat Allah
yang jelas. Dengannya kita memiliki petunjuk dalam menjalani kehidupan ini.

Lalu bagaimana nanda wujud syukur kita kepada Allah?

(explore jawaban ananda)


Di dalam tafsir ayat yang kita pelajari hari ini nanda dijelaskan bahwa cara kita bersyukur atas nikmat
diutusnya Rasul adalah dengan taat kepada Allah, menjaalankan kewajiban-kewajiban yang
diperintahkan Allah. Dan Allah melarang kita mengingkari nikmat ini.

Yuk nanda giat belajar agar faham kewajiban yang diperintahkan Allah dan bersabar dalam dakwah
mengajak orang lain untuk taat juga kepadA Allah

PEKAN 4 Tafsir QS. Muhammad: 7

Ananda hari ini kita akan belajar tafsir QS. Muhammad: 7.

Yuk kita baca bersama ayatnya!

‫ٰٓي َاُّيَه ا اَّلِذْي َن ٰا َم ُنْٓو ا ِاْن َت ْن ُصُروا َهّٰللا َي ْن ُصْر ُك ْم َو ُيَث ِّبْت َاْق َد اَم ُك ْم‬
Artinya:

*Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan
menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu*

Tafsir Kementerian Agama menerangkan, ayat ini mengandung makna, wahai orang-orang yang
beriman, yang percaya kepada Allah dan Rasul-Nya dan mengamalkan tuntunan-Nya. Jika kamu
menolong agama Allah dengan berjihad memperjuangkan kebenaran di jalan Allah, niscaya Dia akan
menolongmu menghadapi berbagai kesulitan, dan niscaya Dia akan menolongmu menghadapi
berbagai kesulitan serta meneguhkan kedudukanmu, sehingga kamu dapat mengalahkan musuh-
musuhmu. Itulah janji Allah untuk mendorong mereka yang beriman agar tidak segan dalam berjihad
di jalan Allah.

Melalui ayat ini, Allah menyeru orang Mukmin, jika mereka membela dan menolong agama-Nya
dengan mengorbankan harta dan jiwa, niscaya Ia akan menolong mereka dari musuh-musuhnya.
Allah akan menguatkan hati dan barisan mereka dalam melaksanakan kewajiban mempertahankan
agama Islam dengan memerangi orang-orang kafir yang hendak meruntuhkannya sehingga agama
Allah itu tegak dan kokoh.

Ananda di dalam QS.Muhammad: 7, *Allah swt berjanji akan senantiasa menolong orang-orang yang
menolong-Nya (agamaNya)*.
Nak sesungguhnyta Allah tidaklah membutuhkan pertolongan sedikitpun dari hamba maupun
makhluk-Nya karena Dia adalah Yang maha Kuat lagi Maha Perkasa. Namun Allah swt ingin menguji
diantara hamba-hamba-Nya mana yang memang layak untuk mendapatkan pertolongan dari-Nya.

Lalu pertolongan apa nak yang seharusnya kita lakukan?.

Pertolongan yang Allah inginkan terhadap hamba-hamba-Nya yang beriman adalah :

1. Menolong Rasul-Nya dalam menyebarkan dan meneguhkan agama dan risalah yang dibawanya
ditengah-tengah manusia sehingga ia berada diatas seluruh agama yang ada di muka bumi ini.

2. Menolong agamanya dengan berjuang menerapkan syariat Islam secara kaffah

Dengan demikian, tiada pilihan lain selain kita berdakwah dengan sungguh-sungguh untuk
menolong agama Allah. Mengajak manusia untuk memahami Islam dan menjadikannya sebagai
hukum pengatur dalam semua aspek kehidupan.

Lalu apa yang akan ananda lakukan untuk menolong agama Allah?

(explore jawaban ananda)

Yuk nanda kita sambut kabar gembira ini dengan sungguh-sungguh belajar tsaqofah Islam, berlatih
berdakwah dengan berbagai sarana baik di dunia nyata maupun maya semata-mata ikhlas karena
Allah.

BAHASA ARAB

PEKAN 1

Anda mungkin juga menyukai