keberanian untuk menghadangnya dengan segala kekuatan yang ada padaku. Kemudian, ya Allah, biarkanlah
musuhku itu membunuhku, dan biarkanlah musuhku itu memotong hidung dan telingaku. Sehingga pada hari
kiamat kelak, saat aku berdiri di hadapanMu untuk diadili, Engkau akan bertanya, 'Wahai Abdullah, mengapa
hidung dan telingamu terpotong?' Maka aku akan menjawab, 'Hidung dan telinga saya telah terpotong karena
berjuang di jalanMu dan jalan RasulMu..' Maka Engkau akan berkata, 'Benar, semuanya terpotong karena
berjuang di jalanKu',. ya Allah, kabulkanlah doaku ini!!"
"Amin!" Kata Sa'ad, mengaminkan doa yang dipanjatkan Abdullah bin Jahsy, yang tampak aneh dan
mengherankan. Tetapi, itulah wujud kecintaannya kepada Allah dan kerinduannya akan alam akhirat yang
kekal abadi.
Esok harinya, pertempuran berlangsung sengit, dan doa keduanya dikabulkan oleh Allah. Sa'ad
memperoleh kemenangan dan ghanimah yang banyak, sedang Abdullah menemui syahidnya dengan hidung
dan telinga terpotong, sehingga untuk menempelkannya diikat dengan benang, tubuhnyapun luka tercincang
tak karuan, seperti keadaan jasad pamannya, Hamzah bin Abdul Muthalib RA.
Melihat keadaannya tersebut, Sa'ad berkata, "Doa Ibnu Jahsy lebih mulia daripada
doaku!"
http://percikkisahsahabat.blogspot.co.id/2012/02/abdullah-bin-jahsy-ra.html