Anda di halaman 1dari 12

PERANG HUNAIN DAN PERANG TABUK DALAM BUKU

FIQH SIRAH KARYA SAID MUHAMMAD AL-BUTHI

Resume:
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah
Sirah Nabawiyah

Oleh:

FACHRY BAGUS R. (E93219085)

RIZA RIZKIYAH (E93219117)

Dosen Pengampu:

H. MOH. AL-FAIZ, LC, M.AG

PROGRAM STUDI ILMU ALQURAN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UIN SUNAN AMPEL SURABAYA

SURABAYA
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang memberikan rahmat, hidayah,
serta inayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan resume ini dengan tepat
waktu. Tidak lupa shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada junjungan
Baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing dari jalan yang gelap
menuju jalan yang terang benderang.
Penulis mengucapkan syukur yang kedua kalinya karena dengan karunia
sehat yang telah diberikan Allah SWT. Penulis dapat mempersembahkan resume
yang berjudul “Perang Hunain dan Perang Tabuk dalam Buku Fiqh Sirah Karya
Said Muhammad al-Buthy”, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih pada
dosen pembimbing, Bapak Faiz, yang telah membimbing penulis sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Tentunya sebagai manusia biasa, penulis tidak akan terlepas dari kesalahan
dan kekeliruan. Untuk itu penulis dengan segala hormat memohon kritik dan saran
pembaca. Dengan adanya hal tersebut, tentu dapat membantu kepenulisan pada
makalah berikutnya sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya. Demikian yang
dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini bermanfaat, terima kasih.

Sidoarjo, 01 Mei 2020

Penulis

ii
1

ISI RESUME
PERANG HUNAIN DAN TABUK

A. Perang Hunain
1. Sejarah Singkat
Perang Hunain merupakan perang yang terjadi setelah terjadi peristiwa
Fathul Makkah yang terjadi pada bulan Syawal tahun kedelapan Hijriyah. Kaum
Quraish yang dahulunya membenci Rasulallah berubah menjadi seseorang yang
ingin dekat dengan Rasulallah. Sementara itu dipihak lain, yakni kabilah
Hawazin dan Tsaqif berkumpul untuk membahas masalah mereka, untuk
menyerang Rasulullah. Dibawah komando Malik ibn Auf, salah satu pimpinan
dari kabilah Hawazin itu. Mereka membawa semua harta benda serta anak dan
kaum wanita untuk bergerak menuju daerah yang bernama Authas (Sebuah
tempat yang terletak di antara Makkah dan Thaif).
Rasulallah yang mengetahui pergerakan musuh yang semakin mendekat.
Maka pada tanggal 6 Syawal Rasulallah bersama dengan dua belas ribu pasukan
islam berangkat menuju tempat pertempuran. Pasukan muslim sendiri berjumlah
sepuluh ribu orang penduduk Madinah dan dua ribu penduduk Makkah.
Rasulallah SAW juga mengutus Abdullah ibn Abu Hadrad Al-Aslami untuk
menyusup ke pihak lawan. Abdullah sendiri diperintahkan untuk tinggal
bersama orang-orang musrik dalam beberapa waktu, guna untuk mengetahui
kondisi mereka. Kemudian kembali lagi pada Rasulallah SAW.
Abdullah memberi kabar kepada Rasulallah bahwa Shafwan bin
Umayyah memiliki perlengkapan perang yang banyak. Sehingga Abdullah
segera diutus oleh beliau untuk menemui Shafwan yang saat itu belum masuk
islam. Adapun Shafwan setelah dijelaskan oleh Abdullah, ia memberikan seratus
baju besi dan berbagai macam persenjataan yang dibutuhkan.
Dari pihak musuh, telah menyiapkan rencana untuk menyerang dengan
cara bersembunyi. Ketika Rasulallah SAW bersama para sahabat sampai di
lembah Hunain. Munculah musuh-musuh yang keluar dari tempat
persembunyian di balik lembah. Karena serangan mendadak tersebut, banyak
2

pasukan muslim yang terpaksa mundur. Kuda-kuda perang pun berlarian kesana-
kemari.
Rasulallah SAW yang melihat kejadian itu, segera menyingkir ke sisi
kanan seraya berseru kepada pasukan Muslimin untuk mendekat pada
Rasulallah. Akhirnya dengan segala penyerangan brutal dan mendadak yang
dilakukan oleh kaum kafir. Membuat Rasulallah SAW dan para sahabatnya
terpaksa mundur dari medan pertempuran.
Rasulallah SAW lalu berseru “Panggil semua Ashhab as-Samrah!” yang
maksudnya adalah para peserta Baiat Ridhwan. Saat itu, Abbas r.a lah yang
memanggil dengan suara keras yang dimilikinya. Mereka kemudian menjawab
‘Labbaik….labbaik…!’ dan kemudian mereka langsung berbalik arah dan
menyerang kaum kafir. Kemudian terdengar seruan ‘Wahai Anshar’, sementara
Rasulallah melihat kehebatan yang ditunjukkan oleh mereka para sahabat
anshar. Beliau langsung berseru “Inilah saatnya perang yang sengit!” kemudian
beliau mengambil beberapa kerikil dan dilemparkan ke arah kaum kafir. Seraya
berkata “Mereka akan kalah, demi Tuhannya Muhammad”
Atas berkat bantuan Allah kaum kafir yang semula terlihat akan menang.
Ternyata dapat dikalahkan, hal ini karena rasa takut yang Allah berikan ke dalam
hati orang-orang musyrik. Adapun setelah peperangan Rasulallah SAW
bersabda “Siapa saja membunuh seorang kafir dan memiliki bukti akan itu, harta
(salb) yang ada pada si terbunuh menjadi milikinya” Muttafaq ‘alaih.
Dalam sebuah hadis diceritakan bahwa Rasulallah SAW melewati
seorang wanita yang telah meninggal akibat di bunuh Khalid bin Walid. Melihat
hal tersebut Rasulallah berkata kepada orang-orang yang ada dalam kerumunan
untuk melihat wanita itu, “Temui Khalid dan katakana kepadanya, Rasulallah
SAW melarangmu untuk membunuh anak kecil, wanita dan budak”.
Dari Hunain Rasullah SAW beserta pasukan bergerak menuju Thaif dan
mengepung daerah tersebut. Melihat hal itu, orang-orang Thaif menghujani
Rasulallah dan pasukan dengan anak panah. Namun, beliau dan sahabat tetap
meneruskan pengepungannya terhadap kota tersebut sampai belasan hari.
Setelah pengepungan tersebut. Rasulallah pun terlihat akan meninggalkan Thaif.
3

Melihat hal tersebut, sebagaian sahabat bertanya kepada Rasulallah


mengenai kepulangan tersebut. Padahal sudah jelas mereka belum menaklukan
kota tersebut. Rasulallah SAW menjawab, “Berperanglah, jika kalian
menghendakinya”. Mendengar hal itu, bergegaslah para sahabt berperang.
Namun, banyak umat islam yang terluka. Sehingga sekali lagi Rasulallah
mengajak pasukan muslim untuk pulang. Rasulallah berkata “Kita akan pulang
besok”. Para sahabat pun terkejut mendengar hal itu. Sementara Rasulallah
tersenyum.
Dalam perjalan, Sebagian sahabat berkata kepada Rasulallah SAW
“Wahai Rasulallah, memohonlah kepada Allah untuk kehancuran kabilah
Tsaqif”. Akan tetapi Rasulallah justru berdoa, “Ya Allah berilah kabilah Tsaqif
petunjuk”. Dan ternyata, tidak lam kemudian Allah mengabulkan doa Rasulallah
dan memberikan hidayah kepada kabilah Tsaqif. Mereka mengutus utusan
datang ke Madinah untuk menemui Rasulallah SAW dan menyatakan keislaman
kabilah tersebut.

2. Ihwal harta rampasan perang dan aturan pembagiannya menurut Rasulallah


SAW.
Setelah perang Hunain usai. Rasulallah SAW kembali ke Ji’ranah yang
merupakan tempat penampungan para budak dan semua harta rampasan dari
kabilah Hawazin saat perang Hunain. Di kota tersebut, Rasulallah SAW telah
membagi budak-budak itu. Namun, beberapa saat kemudian datanglah utusan
dari kabilah Hawazin yang telah memeluk agama islam. Mereka menginginkan
harta dan budak-budak yang telah diambil. Dikembalikan kepada mereka.
Rasulallah kemudian berkata “Seperti yang kalian lihat, aku sedang bersama
orang-orang ini, dan ucapan yang amat kusukai adalah yang palin benar. Pilihlah
satu diantara dua pilihan, budak atau harta. Aku memang sengaja menunda
pembagian budak dan harta rampasan perang, karena aku mengharapkan kalian
memeluk islam”. Saat itu, Rasulallah SAW telah menunggu belasan malam,
yaitu setelah kembali dari Thaif.
Singkat cerita, semua tawanan yang telah ada di tangan pasukan islam
dikembalikan kepada pihak kabilah Hawazin. Setelah selesai dengan hal
4

tersebut, Rasulallah kemudian bertanya mengenai Malik bin Auf. Para utusan
tersebut berkata jika Malik bin Auf berada di Thaif bersama kabilah Tsaqif.
Mendengar hal tersebut, Rulallah berpesan pada utusan tersebut untuk
memberi tahu Malik. Jika ia datang dengan niatan masuk islam. Maka Rasulallah
akan mengembalikan keluarga, harta serta akan diberikan seratus ekor unta
kepadanya. Tak lam setelah hal tersebut, Malik pun memutuskan untuk menjadi
muslim dan menjadi penganut agama islam yang baik.
Selain hal-hal tersebut, Rasulallah juga mngistimewakan para Mualaf
yakni orang-orang Makkah yang baru masuk islam. Dengan memberi harta
rampasan perang dan pemberian lainnya.
Setelah berbagai kejadian Panjang. Rasulallah kemudian berangkat dari
Ji’ranah untuk menunaikan umrah. Dan setelahnya beliau kembali ke Madinah.
Dan sebelum itu, Rasulallah telah menetapkan seorang pemimpin yang akan
mengurus Makkah, yakni sahabat yang bernama ‘Athab bin Usaid r.a

B. Perang Tabuk
1. Sejarah singkat
Perang tabuk merupakan perang yang disebabkan ketika adanya
Saudagar yang melakukan perjalanan antara Syam dan Madinah menyampaikan
sebuah berita. Berita tersebut mengenai bangsa Romawi yang telah
mengumpulkan pasukan-pasukannya untuk memerangi umat islam. Pasukan
tersebut terdiri dari puak Lakhm dan Jadzam beserta seluruh sekutu arab yang
berada dibawah kekuasaan Romawi. Dengan adanya hal ini bahkan menyebar
pula desas desus yang menyebutkan jika mata-mata Romawi telah sampai di
daerah Balqa’.
Mengetahui hal tersebut Rasulallah menyeru kepada kaum muslim untuk
bersiap-siap menyambut mereka. Hal ini tidak biasa dilakukan Rasulallah,
karena biasanya Rasulallah baru akan merahasiakan perang dari orang lain
sampai perang tersebut benar-benar terjadi.
Rasulallah SAW berperang saat cuaca sedang amat panas, yakni pada
musim kemarau yang benar-benat terik panasnya. Meskipun begitu, beliau tetap
5

melanjutkan dan menyuntikkan semangat kepada kaum Muslimin sehingga


mereka siap berperang.
Saat-saat inilah umat islam benar-benar diuji. Melalui kepayahan
melawan hawa panas yang menyengat keseluruh tubuh. Wajah-wajah orang
munafik mulai terlihat. Mereka berbicara satu sama lain, agar tidak perlu
berangkat ke medan perang dengan kondisi cuaca panas seperti ini. Selain itu,
untuk mereka yang bersungguh-sungguh ingin menegakkan agama Allah dan
mencari ridho-Nya juga semakin terlihat melalui semangat mereka yang tidak
terkalahkan meskipun dengan kondisi yang dapat saja membuat mereka
kepayahan.
Pada saat itu, seseorang bernama Jadd bin Qais berkata kepada
Rasulallah SAW. “Wahai Rasulallah SAW, apakah engkau mengizinkan aku
tinggal di Madinah saja dan tidak ikut berangkat berperang? Namun, aku
berharap engkau jangan timpakan fitnah kepadaku. Demi Allah, aku
mengajukan permohonan ini karena seluruh kaumku telah mengetahui bahwa
aku mudah terpikat oleh wanita. Oleh karena itu, aku khawatir jika aku melihat
perempuan Bani Ashfar, diriku tidak tahan”. Rasulallah kemudian memenuhi
permohonan Jadd bin Qais tadi. Hal ini terdapat dalam hadis Riwayat Ibnu Ishaq.
Dalam peperangan ini, banyak sahabat-sahabat Rasulallah menyumbang
Sebagian hartanya untuk keperluan berperang. Contohnya Utsman bin Affan,
beliau menyumbangkan tiga ratus ekor unta lengkap dengan pelana dan
peralatan lainnya. Selain itu, beliau juga menyumbang uang tunai sebanyak
seribu dinar.
Umar bin Khattab juga menyumbang setengah hartanya untuk perang ini,
dan setengah lagi untuk keluarganya. Beliau juga merasa bahwa apa yang telah
ia berikan akan melebihi apa yang akan diberikan oleh Abu Bakar as-Shiddiq.
Namun, ternyata Abu bakar malah memberikan seluruh hartanya untuk
keperluan perang dan yang ia tinggalkan untuk keluarganya adalah Allah dan
Rasul-Nya.
Pada saat itu, Rasulallah SAW berangkat bersama tiga puluh ribu
pasukan muslim. Diantara puluhan ribu tersebut, terdapat beberapa kaum
6

Muslimin yang tidak bisa ikut berperang. Tetapi keimanan mereka lurus dan
tidak ada sedikitpun keraguan pada mereka.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan para ulama lainnya, bahwa pada
saat perang tabuk berkecamuk. Kaum Muslimin benar-benar dalam keadaan
lapar. Mereka meminta izin kepada Rasulallah untuk menyembelih unta mereka,
sehingga mereka dapat memakan daging dan mengambil lemaknya. Rasulallah
kemudian mengizinkan. Namun, tiba-tiba Umar datang kemudian berkata bahwa
jika hewan-hewan ini disembelih, maka akan semakin sedikit hewan
tunggangan. Sehingga, Umar meminta kepada Rasulallah untuk berdoa agar
Allah melebihkan dan menjadikan banyak perbekalan kaum Muslimin.
Rasulallah kemudian meminta diambilkan tikar dan dihamparkannya. Kemudian
ditaruhlah dalam tikar tersebut makanan-makanan yang telah disediakan namun
sedikit. Setelah itu, Rasulallah menyuruh kepada kaum Muslimin untuk
mengambil makanan dengan wadah masing-masing. Hal ajaib pun terjadi,
sampai semua pasukan telah mengabil jatah makanannya. Makanan tersebut
masih tetap ada, padahal seharusnya jika dilihat seharusnya tidak cukup dan
sudah habis. Namun inilah kuasa Allah SWT.
Setelah pasukan muslim sampai di Tabuk, mereka tidak melihat tanda-
tanda adanya kehadiran musuh. Ternyata, musuh telah bersembunyi secara
terpisah. Beberapa saat kemudian, datanglah pengusa daerah Ailah yakni
Yohana menghadap kepada Rasulallah dan menyatakan siap membayar jizyah.
Tak lama kemudian datang pula penduduk Jarba dan Adzrah yang juga
menyerahkan jizyah. Mengetahui hal ini, Rasulallah kemudian mengikat
perjanjian dengan membuat surat lalu diserahkan kepada pihak musuh.
Dalam perjalanan, Rasulallah SAW dan pasukan muslim melewati
daerah yang bernama Al-Hijr. Disinilah rumah-rumah orang Tsamud berdiri.
Kemudian Rasulallah SAW berkata kepada para sahabatnya. “Janganlah kalian
memasuki tempat tinggal orang-orang yang dulu pernah mendzalimi diri mereka
sendiri, agar kalian tidak akan tertimpa musibah sebagai mana mereka alami.
Terkecuali jika kalian masuk ke daerah itu dalam keadaan menangis.”
7

2. Ihwal mereka yang tidak ikut berperang


Setelah kembali dari perang tabuk. Banyak sahabat-sahabat Rasulallah
mendatangi beliau dan mengatakan berbagai uzur yang membuat mereka tidak
bisa mengikuti perang. Bahkan diantara mereka sampai ada yang bersumpah.
Hal ini ternyata diterima oleh Rasulallah SAW.
Namun, berbeda dengan Ka’b bin Malik. Ia mengatakan kepada
Rasulallah SAW bahwa sebenarnya ia mampu mengikuti perang dan tidak
memiliki uzur. Hal ini ia utarakan secara jujur terhadap Rasulallah meskipun
sebenarnya istrinya menyuruhnya untuk mengatakan adanya uzur. Rasulallah
SAW kemudian menyuruh Ka’b untuk berdiri dan menunggu ketentuan yang
diputuskan Allah untuknya. Setelah itu, Rasulallah SAW meminta kepada
seluruh umat muslim untuk tidak berbicara dengan Ka’b dan kedua sahabat
lainnya yang juga sama denganya. Hal ini akan berlangsung selama 50 malam.
Hari-hari kian berlalu, dan Ka’b merasa bahwa seluruh penduduk telah
menjauhinya. Hingga akhirnya sampai sebuah surat dari Raja Negri Ghassan
yang menyuruh Ka’b untuk menemuinya dan akan menolongnya. Namun, Ka’b
jelas tidak melakukannya.
Hingga akhirnya telah 40 malam ia lalui bersama sahabat lainnya.
Kemudian Rasulallah mengutus seseorang untuk memberitahukan kepada Ka’b
untuk tidak berhubungan dan dekat-dekat dengan istinya terlibih dahulu. Hal itu
pun dilakukan sampai akhir masa hukuman. Kemudian Rasulallah membawa
kabar gembira bahwa tobatnya telah diterima dan masyarakat muslimpun ikut
bergembira dan mengucapkan selamat kepada Ka’b. Dengan adanya hal ini
Allah SWT menurunkan ayat Alquran yakni QS. Al-Taubah ayat 117-119.
8

HIKMAH PERANG HUNAIN DAN TABUK

Hikmah Perang Hunain


a. Jumlah pasukan banyak yang dimiliki oleh sebuah kubu. Tidak ada artinya
ketika mereka tidak bersabar dan bertaqwa. Hal ini juga harus ditunjang
dengan keimanan yang kuat dan semangat pantang menyerah.
b. Seberapa banyak persiapan yang dilakukan dalam sebuah perang. Tidak
menjanjikan keberhasilan. Apalagi ketika dunia dan hawa nafsu
menggerogoti jiwa dan hati mereka.
c. Seorang pemimpin, yang melihat semangat pasukannya menciut. Sudah
sepatutnya untuk mengembalikan semangat mereka. Karena peran pemimpin
sangatlah penting. Apalagi di saat-saat yang penting seperti peperangan.
d. Melalui sejarah tersebut, dapat menjadikan contoh mengenai bolehnya
menyebar mata-mata untuk mengetahui kondisi dan keadaan dari musuh.
e. Seorang penguasa mukmin, diperbolehkan meminjam persenjataan dari kaum
musyrikin untuk memerangi musuh-musuh kaum muslim.
f. Hukum keikutsertaan wanita dalam jihad bersama kaum pria. Keikutsertaan
ini terjadi apabila negeri islam diserang atau dijajah. Adapun hal tersebut,
digunakan dalam rangka mempertahankan diri. Sehingga tidak ada hukum
syariat bagi wanita untuk berperang. Hal ini dijelaskan pada materi berikut.
Karena pada saat perang hunain terdapat Riwayat yang menjelaskan bahwa
Ummu Sulaim pernah menusuk seorang kaum musyrik dengan pisau
belatinya untuk mempertahankan diri.
g. Adanya pelarangan untuk membunuh kaum wanita, anak-anak dan budak
dalam jihad. Meskipun hal ini dilarang namun ada sebab-sebab yang dapat
menjadikan hal tersebut diperbolehkan. Yakni ketika musuh menggunkan
wanita dan anak-anak tersebut untuk perisai kehidupannya. Meskipun
demikian, hal tersebut harus ditetapkan oleh pimpinan kaum muslimin,
apakah akan mengambil Langkah itu atau tidak.
9

h. Hukum rampasan perang (salb) milik korban. Adapun mengenai masalah ini
ada berbedaan-berbedaan dikalangan ulama. Imam syafi’I menganggap
bahwa maklumat Rasulallah untuk membagi kepada pasukan adalah hukum
Allah. Sehingga pasukan dapat memperolehnya. Di lain sisi, Imam Abu
Hanifah dan Maliki berpendapat bahwa hukumnya berdasarkan pemimpin
atau panglima saja.
i. Jihad bukan bentuk kedengkian orang kafir. Hal ini dapat diketahui melalui
kejadian pengepuangan di kota Thaif.
j. Pasukan muslim, baru bisa mendapatkan ganimah, ketika pemimpin telah
membagikannya.
k. Strategi umat muslim untuk menundukkan para mualaf. Dengan berbuat baik
kepada mereka.
l. Keutamaan dari kaum ashar dan kecintaan Rasulallah terhadap mereka.

Hikmah Perang Tabuk


a. Perang tabuk yang merupakan perang yang memiliki ujian berat karena
kondisi pada masa itu. Menjadikan bukti atas kesungguhan orang-orang
mukmin yang benar-benar menegakkan agama Allah.
b. Dengan berbagai pengorbanan yang dilakukan oleh kaum muslimin. Allah
memberika pertolongan dengan menghujam rasa takut kepada musuh.
c. Dari peristiwa perang ini, dapat diketahui dengan jelas mengenai pentingnya
jihad dengan harta.
d. Adanya hadist yang memuat cerita Abu Bakar yang menginfakkan seluruh
hartanya untu perang tabuk. Sebagian ulama perbedapat mengenai masalah
lafal tambahan. Lafal tersebut berbunyi “Rasulallah SAW bertanya ‘Wahai
Abu Bakar! Allah ridha kepadamu, Apakah engkau ridha kepada-Nya?” Abu
Bakar begitu gembira dengan kabar ini. Dia berdiri, menari dihadapan
Rasulallah SAW sambal berkata, “Bagaimana mungkin aku tidak ridha
kepada Allah”
Lafal yang masih diperdepatkan inilah yang menjadi dalil diperbolehkannya
menari dalam majelis dzikir. Namun, perlu diketahui bahwa dalil tersebut
mengarah dalam hadis dhaif.
10

e. Mengetahui orang-orang Madinah yang munafik.


f. Perang tabuk merupakan dalil disyariatkannya jizyah dari ahli kitab untuk
menjaga keamanan mereka.
g. Dengan melewati bekas wilayah umat yang terdahulu pernah dimusnahkan
Allah karena kekufurannya. Mejadikan pelajaran berharga kepada kaum
muslim untuk tidak melakukan hal yang sama.
h. Adapun hikmah dari peristiwa ka’b adalah Pertama, umat islam disyariatkan
untuk menjauhi umat muslim lainnya dengan alasan yang disyariatkan islam.
Kedua, keteguhan hati Ka’b menghadapi hukuman bahkan ketika diuji
dengan hadirnya bantuan yang sebenarnya dapat ia peroleh dari Raja
Ghassan. Ketiga, sujud syukur merupakan ibadah yang disyariatkan.

Anda mungkin juga menyukai