Anda di halaman 1dari 12

RIYADHUSH SHALIHIN BAB 10:

BERSEGERA MELAKUKAN KEBAIKAN

Wapena, 30 Juni 2019 (27 Syawwal 1440 H)


Firman Allah Swt

‫ٱ‬ ‫ٱ‬
‌ِۚ َ ‫فَ ۡست َ ِب ُقو ْا لۡ َخرۡي‬
‫ٲت‬
„…Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan…“ (Al Baqarah 2:148)

ِ ۡ ِ ِ ‫َأۡل‬‫ٱ‬
‫ٲت َو ۡر ُض ُأعد َّۡت لل ُمتَّق َني‬ ‫ٱ‬
ُ ‫َو َس ِار ُع ٓو ْا ىَل ٰ َم ۡغ ِف َر ٍ۬ة ِ ّمن َّرِب ّڪ ُۡم َو َجن َّ ٍة َع ۡرضُ هَا ل َّس َم ٰـ َو‬
‫ِإ‬
„Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya
seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.“ (Ali Imran 3:133)
Hadits 1/87

Dari Abu Hurairah r.a. bahwasannya Rasulullah s.a.w. bersabda:


"Bersegeralah engkau sekalian untuk melakukan amalan-amalan
- yang bagus-bagus (shalih) - sebelum datangnya bermacam-
macam fitnah yang diumpamakan sebagai potongan-potongan
dari malam yang gelap gulita.„ Berpagi-pagi seseorang itu
menjadi orang mu'min dan bersore-sore menjadi orang kafir, ada
lagi yang bersore-sore masih sebagai seorang mu'min, tetapi
berpagi-pagi telah menjadi seorang kafir. Orang itu menjual
agamanya dengan harta dari keduniaan." (Riwayat Muslim)
Pelajaran-pelajaran hadits

1. Seorang mukmin harus berpegang teguh dengan ajaran


agamanya dan bersegera melakukan kebaikan, sebelum
datang keadaan yang menghalanginya untuk berbuat baik. 
2. Di akhir zaman, akan ada kerusakan dan cobaan yang
datang silih berganti. Semoga Allah melindungi kita dari
kerusakan dan cobaan tersebut.
Hadits 2/88

Dari Abu Sirwa'ah (dengan kasrahnya sin yang muhmalah dan boleh pula dengan
difathahkannya), yaitu 'Uqbah bin al-Harits r.a., katanya: "Saya shalat di belakang Nabi
s.a.w. di Madinah yakni shalat 'ashar. Kemudian setelah bersalam ia lalu berdiri bergegas-
gegas, terus melangkahi leher orang-orang banyak untuk menuju ke salah satu bilik
isterinya. Orang banyak yang terkejut karena melihat bergegas-gegasnya beliau itu.
Selanjutnya Nabi s.a.w. keluar lagi menemui sahabat-sahabatnya itu lalu mengetahui bahwa
mereka itu benar-benar terheran-heran karena bergegas-gegasnya tadi. Beliau s.a.w. lalu
bersabda:
"Saya ingat pada sepotong emas yang ada di tempatku, maka saya tidak senang kalau benda
itu mengganggu fikiranku - untuk menghadap Allah Ta'ala. Oleh sebab itu saya menyuruh
supaya benda tadi dibagi-bagikan." (Riwayat Bukhari)
Dan disebutkan dalam riwayat Imam Bukhari yang lain demikian: "Saya meninggalkan di
rumah sepotong emas dari hasil sedekah, maka saya tidak senang kalau sampai
menginapkannya."
At-tibru, artinya ialah potongan-potongan emas atau perak.
Pelajaran-pelajaran hadits

1. Di dalam hadits tersebut terdapat seruan untuk menjauhi


perkara-perkara yang memalingkan kita dari Allah, dan
seruan untuk segera melakukan kebaikan.
2. Kita diperbolehkan mewakilkan pembagian shadaqah
kepada orang lain, meskipun kita mampu melakukannya
sendiri.
Hadits 3/89

Dari Jabir r.a., katanya: Ada seorang lelaki berkata kepada


Nabi s.a.w. pada hari perang Uhud: "Bagaimanakah pendapat
Tuan jikalau saya terbunuh, dimanakah tempatku?" Nabi
s.a.w. bersabda: "Dalam syurga.„ Orang tersebut lalu
melemparkan beberapa buah kurma yang masih di tangannya
kemudian berperang sehingga ia terbunuh - mati syahid."
(Muttafaq 'alaih).
Pelajaran-pelajaran hadits

1. Seperti hadits sebelumnya, hadits ini juga memotivasi kita


untuk segera melakukan kebaikan.
2. Orang yang terbunuh ketika menegakkan agama Allah,
akan masuk surga.
3. Kita dianjurkan untuk menanyakan hal-hal yang belum
kita mengerti.
Hadits 4/90

Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Ada seorang lelaki datang


kepada Nabi s.a.w. lalu berkata: "Ya Rasulullah, sedekah
manakah yang teragung pahalanya?" Beliau s.a.w. bersabda:
"Yaitu jikalau engkau bersedekah, sedangkan engkau itu
masih sehat dan sebenarnya engkau kikir - merasa sayang
mengeluarkan sedekah itu, karena takut menjadi fakir dan
engkau ingin menjadi kaya. Tetapi janganlah engkau
menunda-nunda sehingga apabila nyawamu telah sampai di
tenggorokan lalu berkata: "Untuk si Fulan itu, yang ini dan
untuk si Fulan ini, yang itu, padahal itu sudah menjadi
haknya." (Muttafaq 'alaih)
Pelajaran-pelajaran hadits

1. Bersedekah di waktu sehat lebih besar pahalanya daripada


di waktu sakit, karena biasanya orang cenderung bakhil di
waktu sehat. Jadi bersedekah di waktu sehat merupakan
bukti kecintaan seseorang kepada Allah dan ketulusan
niatnya. Berbeda dengan orang yang sedang sakit, apalagi
ketika sekarat, saat ia merasakan bahwa harta yang
dimilikinya sudah tidak berguna lagi untuk dirinya.
2. Melalui haditsnya, Rasulullah saw menganjurkan umatnya
untuk bersegera melakukan kebaikan dan bersedekah
sebelum kematian datang menjemput.
Hadits 5/91

Dari Anas r.a. bahwasannya Rasulullah s.a.w. mengambil pedangnya


pada hari perang Uhud, kemudian bersabda: "Siapakah yang suka
mengambil pedang ini daripadaku?„ Orang-orang sama mengacungkan
tangannya masing-masing, yakni setiap orang dari sahabat-sahabat itu
berbuat demikian sambil berkata: "Saya, saya." Beliau berkata lagi:
"Siapakah yang dapat mengambilnya dengan menunaikan haknya?"
Orang-orang semuanya berdiam diri. Selanjutnya Abu Dujanah -
namanya sendiri Simak bin Kharsah - berkata: "Saya dapat mengambil
pedang itu dengan menunaikan haknya." Pedang itu lalu digunakan oleh
Abu Dujanah untuk memenggal kepala-kepala kaum musyrikin."
(Riwayat Muslim)
Pelajaran-pelajaran hadits

1. Hadits ini menjadi bukti keberanian, pengorbanan dan


kesungguhan Abu Dujanah ra dalam berperang di jalan
Allah. Meskipun demikian, hadits ini tidak dapat dijadikan
bukti kepengecutan para sahabat yang lain. Mereka tidak
mau mengambil pedang tersebut karena mereka takut
tidak dapat menunaikan haknya. Mereka berebutan untuk
menerima pedang itu, karena ingin segera berjuang tanpa
diiringi dengan syarat-syarat lain yang menjadi hak
pedang itu.
2. Rasulullah menyerukan umatnya agar berkorban untuk
menegakkan ajaran Allah.

Anda mungkin juga menyukai